Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Alkisah Di Desa Permai

Cerita manakah yang akan diterbitkan selanjutnya

  • Majlis Budak ( MC Nur )

    Votes: 388 58,4%
  • Sekolah Budak ( MC Intan )

    Votes: 220 33,1%
  • Serikan Budak ( MC Syifa )

    Votes: 56 8,4%

  • Total voters
    664
BONUS : Ibu Amir

Siang telah beranjak naik ketika Bu Salma memasuki rumahnya yang terletak agak di pinggir desa dengan halaman luas yang ditanami dengan berbagai macam tanaman yang memenuhi kebutuhan dapurnya. Bu Salma hidup berdua saja dengan anak lelakinya yang kini beranjak dewasa bernama Amir setelah suaminya meninggal beberapa tahun yang lalu.

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Bu Salma berjualan aneka makanan kecil di dekat pasar sementara anaknya mengurusi kebun karet warisan dari suaminya. Meski hidup pas-pasan, Bu Salma cukup senang karena setidaknya anak kesayangannya dapat tumbuh dengan baik.

Di rumahnya, seperti biasa tidak ada orang. Amir pastilah masih ada di kebunnya. Perlahan Bu Salma meletakan sisa dagangannya dan melepas jilbabnya. Udara di luar sangat panas membuatnya begitu berkeringat. Tangannya menggapai teko yang ada di meja dapur dan menuangkan isinya ke sebuah gelas untuk kemudian dia minum dengan nikmat.

Usai beristirahat sejenak, Bu Salma mulai berjalan menelusuri rumah sambil membawa sapu untuk membersihkan lantai rumah karena di pagi hari dia pasti tak sempat untuk membesihkannya. Perlahan tangannya dengan telaten menyapu keseluruhan lantai rumah. Pantatnya yang semok terlihat bergoyang indah menggoda siapapun jika sempat melihatnya.

Hingga akhirnya Bu Salma sampai di kamar anaknya. Begitu dia masuk, Bu Salma seketika terkejut sebab matanya menangkap beberapa celana dalam miliknya yang berceran di ranjang anaknya.

"Apa-apaan ini !"benak Bu Salma melihat celana dalamnya yang sempat hilang beberapa hari yang lalu kini berserakan di atas ranjangnya. Pikirannya seketika mengambil kesimpulan kalau anaknyalah yang melakukan hal bejat itu.

Dengan perasaan marah Bu Salma meraup semua celana dalamnya. Namun sudut matanya menangkap noda aneh di hampir semua celana dalamnya. Hidungnya segera menangkap aroma yang familier meskipun sudah lama Bu Salma tidak menciumnya.

"sperma !"cetus Bu Salma dalam hati. Perlahan celana dalam itu didekatkan ke hidungnya untuk mencari sisa aroma sperma dan benar saja, aroma itu adalah bau sperma.

Begitu menciumnya lebih seksama, Bu Salma merasakan getaran aneh dari tubuhnya. Kepalanya serasa melayang dan tubuhnya bernagsur panas dibakar oleh nafsu yang tiba-tiba saja muncul. Benaknya segera dibanjiri dengan bayangan tubuh anaknya yang atletis dan juga fantasi akan kontol anaknya yang besar dan panjang.

Bu Salma merasakan rasa gatal di memeknya. Tangan kirinya bergerak spontat menggesek-gesek memeknya dari luar gamisnya. Sementara itu tangan kanannya yang memegang celana dalamnya sendiri terus membekap mulut dan hidungnya dan memaksanya untuk terus mencium sisa sperma dari anaknya.

Tak puas hanya bermain di luar jilbabnya, Bu Salma menyingkap gamisnya hingga sepinggang kemudian menurunkan celana dalamnya. Tangan kirinya kini bermain lebih ganas dengan memasukan jari jemarinya ke dalam belahan memeknya. Sementara itu matanya merem melek membayangkan kalau kontol anaknya menusuk dalam memeknya.

Entah kenapa muncul nafsu aneh di kepala Bu Salma. Dia tidak lagi memandang Amir sebagai anaknya melainkan sebagai sosok pejantan untuk memuasaknnya. Pikirannya hanya seputar bayangan mengenai kontol anaknya yang menyodok-nyodok memeknya.

Merasa tak puas dengan celana dalamnya, Bu Salma beranjak ke cucian. Di sana dia menciumi sepuasnya pakaian Amir yang dipenuhi keringat terutama celana dalamnya. Ketika melakukan kegiatan itu, keringat mengucur deras dari tubuhnya. Bu Salma merasa risih masih menggunakan gamis akhirnya menyingkap gamis itu beserta dengan bh nya. Kemudian tangan kirinya kembali beraksi mengaduk-aduk memeknya.




Malam beranjak datang menggantikan siang. Amir baru saja pulang dari kebun ketika azan maghrib berkumandang. Bu Salma yang biasanya akan menanyakan perihal dirinya yang datang terlambat sekarang bungkam. Pandangannya terpaku melihat tonjolan yang samar terlihat di balik celana yang Amir gunakan.

Malam itu, Amir memutuskan tak mandi jadi tubuhnya yang berkeringat masih terlihat jelas. Bu Salma yang biasanya akan uring-uringan jika anak lelakinya berlaku jorok kali in bungkam. Hidungnya sedang dimanjakan dengan bau keringat anaknya.

Malam itu mereka berdua makan dengan lahap. Tidak ada percakapan di antara mereka. Namun Bu Salma merasakan perasaan yang begitu aneh ketika menatap anaknya. Pikirannya dipenuhi dengan bayangan kotor mengani anaknya yang menuntun matanya untuk terus memperhatikan kontol anaknya yang masih tersembunyi rapi di balik celananya.

Semakin lama Bu Salma merasakan hawa panas keluar dari tubuhnya seiring dengan nafasnya yang berubah menjadi desahan. Perlahan tangan kirinya menyingkap gamisnya dan langsung mencolok memeknya yang tak terlindungi dengan celana dalam. Amir sekilas melihat kelakuan ibunya tapi memutuskan abai dan melanjutkan menyantap makanan di depannya.

"Aduh, Amir malah kebelet lagi nih,"cetus Amir terlihat menggeliat tak nyaman dikursinya. Bu Salma tak melepaskan pandangan terutama ketika Amir beranjak berdiri sehingga kontolnya terlihat lebih jelas.

"Eh, jangan kencing di kamar mandi,"kata Bu Salma dengan nafas yang tak teratur.

"Memang kenapa, bu ?"Tanya Amir bingung.

"Eh, to...iletnya lagi rusak."

"Terus Amir kencing dimana ?"

"Di....sini...a...ja..."cetus ibunya.

"Masa di sini. Malu lah !"protes Amir.

"To...long..nak..."Bu Salma yang sudah dikuasai nafsu kini menjatuhkan dirinya kemudian beranjak ke kaki Amir. Pikirannya sekarang dipenuh damba akan kontol anaknya sendiri.

"Gak mau lah !"Amir masih kukuh.

"Tolong, nak."Bu Salma kini berlutut mencium kaki Amir."Ibu ingin melihat kontolmu yang perkasa."

"Ibu gak punya malu apa. Masa mau lihat kontolku."

"Ibu gak butuh malu. Ibu cuma pengen kontolmu."Tanpa terasa air mata mulai menggenang di mata ibunya."Ibu mohon nak. Biarkan ibu melihat kontolmu. Ibu bersedia mencopot semua harga diri ibu. Kamu berhak memerintahkan ibu apa saja asalakan kamu menunjukkan ibu kontolmu yang perkasa."

Amir menyeringai senang melihat perubahan ibunya yang biasanya galak sekarang menjadi tak berdaya karena mendamba kontolnya. Sepertinya ramuan yang diberi sahabatnya benar-benar ampuh.

"Tapi, Amir gak mungkin memperlihatkan kontol Amir pada ibu sendiri."

"Tolonglah, nak,"bujuk ibunya lagi.

"Boleh saja. Asalkan ibu mau bersumpah akan menjadi budak yang akan melayani dan menuruti semua permintaan Amir. Jika ibu menjadi budak, maka ibu bukan ibu Amir lagi dan hanyalah alat pemuas bagi Amir."

"Baiklah. Asalkan bisa melihat kontolmu yang mulia."

"Kalau begitu, ibu bisa langsung sumpah untuk menjadi budakku abis itu cium kakiku.

"Aku, Salma, dengan ini akan menyerahkan segenap jiwa raga untuk melayani tuan saya, Amir. Saya akan menyerahkan tubuh saya untuk memenuhi hasrat tuan saya dan akan menuruti semua permintaannya."Perlahan Bu Salma yang sudah dikuasai nafsu semata mencopot gamisnya dan mencium kaki anaknya."Terimalah saya menjadi budakmu."

"Hahaha. Bagus, bagus,"Amir menepuk-nepuk kepala ibunya sambil tertawa lepas. "Nih, hadiah buatmu."

Amir meloloskan celananya hingga kontolnya yang panjang terlihat mencuat tegang. Kemudian seketika semburan air seni berawarna kekuningan menyembur kencang. Bu Salma seperti kehausan meminum semuanya termasuk yang berceceran di lantai. Amir-menepuk-nepuk kepala ibunya dengan senang sementara Bu Salma menjilati kontolnya untuk mencari sisa air seni.

Malam itu, satu budak baru kembali takluk oleh Gendhing Abira Abilasa. Hanya tinggal menunggu waktu hingga seluruh desa jatuh kedalam mantra yang sama




Pagi cerah menyapa desa permai. Hari itu aku datang ke rumah Amir usai mendapatkan kabar kalau ibunya kini telah takluk menjadi budaknya. Tentu saja ini menjadi kabar gembira karena mendapatkan budak baru diluar keluargaku.

"Selamat datang Tuan Haris."sambut Bu Salma yang sudah siap berdiri di belakang pintu. Dia sigap berlutut dan mencium kakiku dengan takzim. Aku tersenyum riang seraya menepuk-nepuk kepalanya.

"Eh, udah dateng,"ujar Amir melihat kedatanganku. Tapi dia tidak langsung menyalamiku melainkan langsung menghajar toked milik ibu dan Kak Syifa.

"Kau ini, bukannya sahabat di sambut malah langsung grape toked orang."

"Mau gimana lagi. Di rumah cuma ada satu budak yang bisa gua pake."

"Makanya hari ini spesial gua kasih ketiga budakku."Aku memberi isyarat yang disambut dengan ketiga budakku yang mencopot semua pakaian mereka kecuali jilbab."Tapi aku minta ganti loh."

"Tenang aja. Budakku budakmu juga."Amir memberi isyarat yang segera diterjamahkan dengan Bu Salma yang melepas semua bajunya kecuali jilbanya juga. Aku tersenyum senang melihat tuubuh Bu Salma yang berhias toked yang cukup untuk satu kepalan dan pantat yang begitu besar hingga terasa tak proposional. Memeknya sendiri terlihat cukup lebat ditumbuhi jembut dan agak melar.

Hari ini aku mulai langkah baru dalam menaklukkan wanita di desaku. Untuk selanjutnya, aku akan mengandalkan ketiga budakku dan Amir untuk merekrut budak baru. Aku jadi tak sabar melihat seluruh wanita di desaku berubah menjadi budak yang siap memuaskanku.
 
Pengumuman

Untuk season 1 tamat sampai sini. Season selanjutnya akan berfokus pada ketiga budak Haris yaitu Nur, Syifa, dan Intan dalam merekrut budak di lingkungan mereka. Saya akan membuka voting untuk menentukan cerita siapa yang akan dijadikan season selanjutnya
 
Kalo next chapternya sekolah budak, bisa nyambung ke prolog awal yang nyeritain fitri yang guru.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd