Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Alkisah Di Desa Permai

Cerita manakah yang akan diterbitkan selanjutnya

  • Majlis Budak ( MC Nur )

    Votes: 388 58,4%
  • Sekolah Budak ( MC Intan )

    Votes: 220 33,1%
  • Serikan Budak ( MC Syifa )

    Votes: 56 8,4%

  • Total voters
    664
Pameran

"Gimana jadi rencananya ?"tanyaku di dalam pos. Gunawan dan Rahmat yang sebelumnya sedang senang memainkan dada ketiga budakku agak terkejut mendengarnya.

"Tenang aja, kami sudah siapin rencana besar buat pamerin budak bapak."jawab Rahmat tangkas.

"Aman, gak ?"

"Amanlah pak. Kita kan petugas. Ngurus beginian mah gampang."Gunawan tergelak lepas seraya menepuk meja.

"Wah, kalau sama bapak mah kita percaya aja,"tukas Amir.

"Bereslah pokoknya,"ujar Gunawan tertawa. Tangan kirinya yang seperti kegatelan dengan tanpa basa-basi terus menggerayangi toked milik ibu yang besar.

"Jadi gimana rencananya ?"

"Oh, gampanglah nanti. Pokoknya bakalan keren lah."

"Em, kalau bisa mungkin sekarang aja kita lakuin. Nanti biar gak kesorean."

"Bener tuh. Sekarang aja."Rahmat berdiri dan tanpa basa-basi langsung menarik rambut Intan dan kakak yang masih terbungkus jilbab sehingga posisinya yang sebelumnya bersimpuh di kakinya terpaksa berdiri."Tapi sebelum itu, kita harus modifikasi dulu nih bajunya."

"Wah, bener juga. Masa lonte bajunya kayak ustazah."balas Gunawan sambil tertawa lepas. Tangannya segera menarik jilbab ibu hingga dia ikut berdiri.

"Hmm, boleh aja sih pak. Tapi, tolong jilbabnya jangan dilepas ya."

"Tenang. Jilbab bakalan jadi daya tarik buat nih budak. Atasnya ustazah bawahnya kayak lonte."

"Bukan lonte pak. Masa lonte dipamerin kayak piaraan."tukas Amir sambil tertawa lepas.

"Bener juga ya."Rahmat dan Gunawan tertawa lepas bersamaku dan Amir sementara ketiga budakku hanya diam.

"Ayo maju ke depan."Gunawan dengan cabulnya menarik puting ibu dan menariknya ke tengah ruangan.

Gunawan mengambil gunting kemudian mulai menggunting jahitan di sisi gamis ibu. Setelah itu Gunawan mulai menggunting lagi di bagian pangkal paha hingga seluruh paha kanan ibu yang berwarna putih dan sedikit besar terlihat jelas. Gunawan kemudian beralih ke bagian dada. Tangannya sebelum itu bermain sebentar dengan meremas toked ibu hingga ibu mendesah keenakan. Kemudian dia menyibak jilbab ibu ke depan dan membuat pola guntingan melingkar di bagian toked kiri ibu kemudian mengeluarkan toked ibu dari gamis hingga sekarang toked ibu yang seperti pepaya terlihat jelas.

Setelah itu giliran Kak Syifa. Kali ini Rahmat yang bersedia untuk memodifikasi bajunya. Pertama-tama bagian bawah gamis dari lutut kebawah dipotong hingga betis Kak Syifa dapat terlihat jelas. Kemudian Rahmat naik ke atas dan menyingkap jilbab Kak Syifa ke depan. Tangannya kemudian menggunting bagian belakang gamis Kak Syifa hingga sebagian besar punggungnya terlihat jelas. Tak cukup sampai di situ, gunting Rahmat terus turun hingga mengekspos sebagian pantat Kak Syifa.

Terakhir adalah giliran Intan. Kali ini Amir yang akan melakukannya. Amir dengan cepat membuat pola guntingan berbentuk segitiga di bagian memek Intan hingga keselurhan memek Intan yang merekah terlihat jelas. Jari-jemari Amir bermain sejenak dengan mencelupkannya ke memek Intan. Setelah itu Amir menarik lagi jarinya dan menyuruh Intan untuk menjilatinya sampai bersih.

"Wah, pak Amir ini, masa guntingnya segitu doang,"komentar Gunawan.

"Justru di situ seninya. Gamisnya masih tetap menutupi seluruh aurat lainnya. Tapi aurat yang paling penting untuk ditutup malah terekspos ,"jelas Amir seperti seorang desainer. Membuat kami bertiga hanya mangut-mangut mendengarkan.

"Ya sudah, ayo kita pemerkan ketiga budak ini."




Menjelang petang, pasar berangsur sepi. Para pedagang mulai membereskan dagangannya dan beranjak pulang. Begitupun pembeli yang malas berbelanja sesore itu. Biasanya jam segini hampir tak ada lagi yang berada di pasar. Namun masih ada yang memilih bertahan karena dijanjikan penampilan yang menakjubkan.

Dari pos, ketiga budakku berjalan dengan posisi mengakang dan kedua tangan yang diikat kebelakang kepala. Leher mereka dikalungkan dengan tali ke tulisan kertas yang berisi " entot yuk " "toilet pembuangan" "budak pengen peju ". Tentu saja kedatangan ketiga budakku membuatnya menjadi tontonan. Sebagian besar segera membuat kerumunan untuk melihat lebih jelas budak yang dengan tanpa malunya memakai baju yang begitu terbuka sambil membawa tulisan provokatif itu.

"Bapak-bapak, ibu-ibu sekalian, ayo diliat dulu nih budaknya yang lagi ngobral diri gratis. Silahkan dientot boleh, digrape boleh, diblowjob boleh, pokoknya semuanya boleh !"seru Rahmat seperti menjajakan barang dagangannya.

"Ayo bapak-bapak, ibu-ibu, jangan malu-malu. Silahkan dinikmati budaknya !"seru Gunawan menimpali.

"Ini benar budaknya bisa diapain aja ?"tanya seorang ibu-ibu dengan keranjang belanja mendekat kearah Intan..

"Bisa dong, bu."jawab Rahmat."Pokoknya gak usah kasihan sama nih budak."

"Coba saya cek memeknya."Ibu itu mengambil sebuah wortel dan mulai mencoloknya ke memek Intan. Intan seketika menggeleinjang. Pinggulnya dimaju mundurkan untuk menambah sensasi menusuk di memeknya.

"Lagi, lagi, ahhhh,"ujar Intan kenikmatan disambut tawa orang-orang.

Ibu itu sejenak mencabut wortelnya dan menyingkap bagian belakang baju Intan. Kemudian dengan keras wortel itu ditancapkan ke pantat Intan hingga Intan berteriak.

"Ahhhh ! masukin lagi !"ujar Intan kenikmatan. Tangan ibu itu memutar wortel itu hingga wortel itu mengobok-obok bagian dalam pantat Intan yang sempit. intan yang tak kuat berdiri kemudian jatuh tengkurap di jalan sambil terus bergetar oleh rasa nikmat akibat sodokan di pantatnya. Setelah puas bermain dengan wortelnya, ibu itu kembali mencabut wortel itu dan menyuruh intan untuk mengemutnya. Dengan senang hati lidah Intan menjilatinya seperti es krim dan sesekali mengemutnya seperti permen.

"Wah, adik ini kecil-kecil udah binal ya,"komentat ibu itu setelah melihat aksi Intan.

"Iya dong bu, Kan Intan ingin jadi budak binal yang memuaskan banyak orang."

"Bener tuh. Kamu harus lebih binal lagi."Ibu itu tertawa sambil menepuk-nepuk kepala Intan.

Di sisi lain, Kak Syifa sekarang sibuk melayani 3 orang kekar yang mengelilinginya. Kedua tangannya memainkan 2 kontol di sampingnya dengan sesekali diperas hingga kedua orang pemilik kontol itu merem melek kenikmatan. Sementara itu mulut kak Syifa bermain nakal menghisap penis dari pria di depannya dengan sesekali lidahnya bermain di buah zakar pria tersebut.

"Gila, nih cewek jilbab sepongannya mantep banget."ujar pria yang sedang mendapatkan servis blowjob dari Kak Syifa.

"Bener tuh. Tangannya alus lagi mijitin kontol gua,"timpal temannya.

Tak selang lama ketiga pria itu mencapai klimaknya dan memancarkan peju yang cukup banyak dan diarahkan ke kepala Kak Syifa. Dengan binalnya Kak Syifa mengelap peju yang ada ditubuhnya dan kemudian menjilatinya.

"Wah ni cewek emang binalnya gak ketulungan,"tukas seorang pria satunya lagi."Gak ada malunya."

"Tentu saja. Untuk melayani tuan-tuan sekalian, budak ini memang tidak boleh memiliki malu."ujar Kak Syifa tersenyum nakal."Ayo semuanya, jangan malu-malu. Semprotin semua peju kalian ke aku ya."

Di tempat lain, ibu sedang menjadi anjing untuk menghibur sekumpulan gadis remaja. Terlihat ibu begitu menikmati perannya sebagai anjing. Toked kirinya yang besar terlihat bergoyang kencang seiring dengan ibu yang merangkak ke sana kemari.

"Ayo ke sini doggy,"panggil seorang remaja perempuan itu. Ibu dengan semangat merangkak menghampirinya dengan lidah terjulur, nafas terengah-engah, dan pantat bergoyang. Persis seperti anjing yang ingin bermain dengan tuannya.

Gadis itu mengeluarkan sepotong tulang ayam bekas dan mengangkatnya tinggi-tinggi. Ibu kemudian dengan lidah yang masih terjulur mengangkat tubuhnya dengan posisi mengakang lebar. Gadis itu melemparkan tulang itu yang dengan tangkas ibu kejar dengan merangkak. Ibu kemudian menggigit tulang itu dan membawa kembali ke gadis itu untuk diletakan ke kaki gadis itu.

"Wah, anjing pinter."Gadis itu menepuk-nepuk kepala ibu yang masih tertutup jilbab.

"Guk, guk,"ibu menggonggong sebagai respon sambil terus menjulurkan lidahnya.

"Anjing haus kan ? Aku ada minum, nih."Teman gadis itu mengeluarkan sebotol air dan menuangkannya ke sepatunya. Ibu yang langsung mengerti tanpa malu lagi segera menjilati sepatu basah itu dengan pantat yang sengaja di angkat seperti minta disodok.

"Wah, kayaknya tuh anjing kehausan banget."komentar seorang pengunjung yang melihat tingkat ibu.

"Nih, sebagai terima kasih, jilatin juga dong bagian bawah sepatuku."Gadis itu mengangkat sepatunya dan spontan saja ibu menjilati bagian alas sepatu itu hingga bersih.

"Wih, nih anjing emang serba guna. Sepatu gua yang kayaknya bekas nginjek lumpur aja jadi bersih,"ujar gadis itu takjub sambil menepuk-nepuk kepala ibu.

"Guk, guk."

Aku takjub menyaksikan kelakuan ketiga budakku yang tanpa malu memperkenankan tubuhnya dipermainkan dan dipermalukan. Mereka terlihat begitu menikmati setiap kelakuan orang-orang yang sebenarnya sangat menghina harga diri manusia. Namun berkat ajian yang kugunakan, sekarang mereka seolah tak punya lagi harga diri.

"Ayo semuanya, waktunya kita ke acara puncak. Silahkan bagi bapak-bapak yang berminat bisa langsung entot aja budaknya di wc. Buat ibu-ibu, nanti bisa mainin lagi budaknya ya."ujar Amir kencang. Sontak saja bapak-bapak itu mengangkut tubuh ketiga budakku dan membawanya ke wc umum untuk dientot masal.

Sementara itu aku hanya memperhatikan saja ketika orang-orang yang jumlahnya puluhan berbondong-bondong untuk mencicipi lubang-lubang yang ada di tubuh budakku. Pikiranku melayang membayangkan rencana selanjutnya untuk menambah koleksi budakku.
 
Bimabet
Asliii ga sabar nungguin proses 1 desa menerima aturan ini wkwkw dari alim religius jadi budak.. Selera ane banget ini cerita
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd