Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Alkisah Di Desa Permai

Cerita manakah yang akan diterbitkan selanjutnya

  • Majlis Budak ( MC Nur )

    Votes: 388 58,4%
  • Sekolah Budak ( MC Intan )

    Votes: 220 33,1%
  • Serikan Budak ( MC Syifa )

    Votes: 56 8,4%

  • Total voters
    664
Mulai Beraksi

Sore itu, setelah lelah seharian berkebun, aku pulang ke rumah. Suasana di sekitar rumah sangat lenggang. Aku langsung masuk ke rumah dan masuk ke kamarku. Di kamar aku langsung membuka bungkusan yang kemarin diberikan oleh Tuk Siamang. Bungkusan dari daun jati itu berisi semacam gula namun berwarna agak keabu-abuan. Inilah ramuan yang akan memuluskan rencanaku.

Supaya aku dapat mensetubuhi keluargaku, Tuk Siamang memberiku sebuah ramuan perangsang. Itu bukan ramuan biasa. Tuk mengatakan kalau ramuan ini dapat membuat wanita manapun akan dikuasai nafsu yang sangat besar dan akan menyingkirkan akalnya. Jika dosisnya cukup banyak, maka wanita tersebut bahkan akan langsung melepas bajunya meski di tempat umum.

Aku segera membayangkan tubuh sekal ibuku yang telanjang sempurna. Ah, membayangkannya saja sudah membuat kontolku ngaceng maksimum. Dengan segera kuambil secuil gula itu dan kubawa keluar.

Aku segera ke dapur dan merebus air di kompor. Suasana rumah sedang sepi karena Intan dan Syifa tadi izin ikut membantu tetangga yang akan melakukan pernikahan sementara ibu sedang ke warung dan seharusnya sebentar lagi akan sampai. Setelah selesai merebus air, aku segera membuat teh dan memasukan gula yang sudah kusiapkan di dalamnya. Tuk bilang kalau efek dari gula ini hanya akan bertahan maksimal 2 jam jadi aku harus memaksimalkan momentum ini.

"Assalamualaikum."Terdengar suara salam dari ibu. Aku segera meletakkan gelas di meja makan dan segera menuju kamarku yang berbatasan dengan dapur.

Terdengar langkah ibu yang memasuki rumah. Aku berusaha mengintip dari celah pintu yang sengaja tidak kututup rapat. Dari sana bisa kulihat ibu yang begitu anggun dengan gamis biru tua dan jilbab lebar berwarna biru muda. Kulihat ibu sampai di dapur dan duduk di kursi dapur dan meletakkan belanjaannya di atas meja. Ibu terlihat lelah karena membawa belanjaan yang berat. Tanpa pikir panjang, ibu segera mengambil teh yang kusiapkan dan meminumnya dengan nikmat.

Setelah meminumnya ibu bangkit dan merapikan barang belanjaannya. 5 menit berlalu sejak ibu meminumnya tapi tidak terjadi apa-apa. Aku mulai kesal melihatnya. Jangan-jangan Tuk Siamang hanya mengerjaiku. Tapi kusingkirkan pikiran itu jauh-jauh. Tuk Siamang bukan orang abal-abal. Ilmunya tinggi. Tak mungkin ramuannya gagal

"Haris ! sini bantu ibu !" panggil ibu. Melihat kondisi ibu yang masih baik-baik saja membuat keyakinanku mulai goyah. Sepertinya aku harus menelan hasratku untuk menikmati tubuh ibu. Aku berusaha menelan kekesalanku dan keluar kamar.

"Iya bu."

"Ris, ini tolong sayurnya di cuci."Ibuku menunjuk sayur di meja. Aku segera mengambilnya dan kubawa ke dekat keran. Sementara ibu terlihat menyiapkan bahan-bahan untuk memasak.

Dari tempatku aku bisa melihat pantat ibuku yang meski tertutup gamis lebar, masih terlihat sedikit bergoyang mengundang nafsu. Jakunku naik turun membayangkan empuknya pantat ibuku yang semok. Ah, dasar Tuk sialan. Katanya jika memakan gula itu maka akan langsung terangsang hebat. Sekarang sudah hampir 15 menit dan tidak ada apa-apa.

"Ini bu sayurnya sudah kucuci."kataku sambil membawa sayur kearah ibu yang masih sibuk memasak.

"Ya, terima kasih."Jawab ibu tanpa menoleh. Saat itulah, aku tidak sengaja menyenggol tangan ibu yang sedang sibuk memasak. Dan tak kusangka itu mengaktifkan efek dari ramuan yang kuberikan.

"AAAAHHHH."Ibu berteriak kencang dengan tubuh yang bergetar hebat. Lututnya tak mampu lagi menopang tubuhnya dan membuat ibu tersungkur jatuh. Tangan ibu tanpa sadar memainkan toked dan memeknya di luar gamis biru yang dia kenakan. Kakinya mengakang membuatku sekilas dapat melihat celana dalamnya. Kancing ibu yang ada di depan dilepas beberapa agar tangan ibu dapat langsung menjamah tokednya. Nafasnya memburu karena nafsu. Keringat mulai bercucuran meski udara terasa sejuk. Matanya merem melek menahan gejolak nafsu. Dan hebatnya itu semua dilakukan di depanku. Rupanya Tuk Siamang tidak berdusta. Dia bisa membuat ibuku bermastrubasi di depanku.

Permainan tangan ibu semakin liar. Tangan ibu semakin masuk ke dalam bhnya untuk mencapai tokednya. Jilbab ibu tersingkap ke belakang membuatku dapat melihat belahan tokednya karena kancing depan gamis ibu terbuka. Sementara itu tangan ibu yang satunya sekarang menyingkap sepenuhnya gamis bawahnya dan meraih memeknya yang masih berbungkus dengan cd putih. Tanpa sadar ibu mengakangkan kakinya hingga membuatku leluasa melihat celana dalam ibu dan paha ibu yang berisi.

"Ibu kenapa ?"tanyaku pura-pura cemas.

"Gak tau nak. Tiba-tiba tubuh ibu panas dan...... AAAHHH."Ibu berteriak lagi. Tubuhnya menggelinjang hebat. Wajahnya terlihat kusut menahan nafsu yang tiba-tiba bergejolak. Kupikir ibu akan mencapai orgasme dan akan mengeluarkan cairan kenikmatannya. Tapi yang terjadi adalah tubuh ibu beranjak tenang meski masih bergetar. Aku teringat dengan kata Tuk kalau perempuan yang meminum ramuan itu tidak akan dapat mencapai orgasme sebelum disetubuhi oleh laki-laki.

Pandangan ibu tiba-tiba tertuju pada kontolku yang mulai ngaceng sejak melihat ibu yang sedang coli. Sontak tubuh ibu bergerak maju kearah celanaku dan berusaha membuka celanaku.

"Eh ibu mau ngapain ?"tanyaku pura-pura terkejut. Ini semakin menarik. Ibu yang sebelumnya terkenal alim sekarang tak lebih dari wanita yang haus kontol.Aku masih ingin mempermainkan ibu dan membuatnya lebih lama terangsang.

"Ibu...ibu.."jawab ibu terbata. Nafasnya naik turun. Dia sepertinya ingin menuntaskan nafsunya segera.

"Ibu mau apa ?"

"Ibu mau penismu nak."Tanpa sadar tangan ibu sudah memegang kontolku dari luar celanaku.

"Ini namanya kontol bu."kataku tersenyum polos.

"Iya Nak. Ibu pengen kontolmu."

"Kontolkmu mau diapain bu ?"

"Ibu pengen kontolmu ditancepen di vagina ibu. Vagina ibu gatel banget. Tolonglah ibu. Ibu udah gak kuat."cercau ibu yang tiba-tiba bergetar hebat. Sontak saja tangan ibu kembali bermain di memeknya dan kali ini lebih cepat.

"Tapi kita kan ibu anak. Mana boleh berhubungan."Kataku pura-pura polos.

"Ibu gak peduli. Ibu pengen berzina sekarang. Tolong ibu nak. Setubuhi ibumu ini."

"Mmm tetap aja gak boleh ibu. Ibu harus sadar, ibu itu perempuan baik-baik. Masa mau bersetubuh dengan anaknya sendiri."

"Setubuhi ibu nak !" ibu mencercau lantang. Tangannya mencengkram lututku." Ibu udah gak peduli lagi. Ibu cuma mau dipuaskan."

"Kalau begitu gimana kalau ibu jadi budakku aja."

"Budak ?"

"Iya. Artinya ibu adalah milikku sepenuhnya. Ibu harus menuruti semua perintahku. Ibu gak punya hak lagi bahkan pada tubuh ibu."

"Iya iya. Ibu akan jadi budakmu. Ibu akan mematuhimu mulai sekarang."

"Kalau begitu silahkan lepas baju ibu sampai telanjang bulat kemudian berlutut dan cium kakiku sambil memohon untuk disetubuhi."

Dengan tergesa-gesa ibu mencopot gamisnya dan jilbabnya dan memperlihatkan bh dan cdnya yang berwarna putih. Tangannya segera mencopot benda terakhir yang menutupi tubuhnya itu dan memperlihatkan pemandangan yang mempesona. Rambutnya yang agak bergelombang sampai ke pundak, 2 Buah dada besar seperti pepaya, perut yang agak gemuk, memek tembem dengan sedikit rambut serta sepasang paha besar. Dengan cepat ibu berlutut di depanku dan mencium kakiku serta berujar."Setubuhi budak ini Tuan Haris."

"Bagus-bagus."kataku penuh kemenangan sambil mengusap rambut hitam ibu. "Sekarang coba ibu lepas celanaku sama celana dalamku ."

Tangan ibu bergerak untuk membuka celanaku tapi segera kutepis tangan ibu."Pake mulutlah."

Dengan penuh nafsu mulut ibu bergerak menggigit celana training yang kupakai. Aku memutuskan berdiri untuk mempermudah pekerjaan ibu. Akhirnya celanaku lepas dan disusul dengan celana dalamku hingga menampakkan kontolku yang besar dan mengacung tegang. Mulut ibu dengan rakus berusaha menjilati kontolku tapi segera kuhentikan.

"Sebentar dulu. Sebelum ibu merasakan kontolku yang nikmat ini, coba ibu duduk di kursi sambil mengakang dan tangan ke belakang punggung. Jangan sampai ibu coli." Terlihat ekspresi kecewa dari ibu tapi akhirnya ibu duduk dikursi dengan posisi yang kuminta. Aku sengaja ingin membuat ibu tersiksa dengan nafsu birahinya. Aku beranjak berdiri tanpa menggunakan celanaku dan mengambil minum. Kulihat ibu tersiksa karena harus menahan nafsunya yang menggelora. Kulihat juga matanya tak terlepas dari kontolku yang masih tegang.

"Ibu jadi bener nih mau kontolku ?"tanyaku setelah duduk di depanku.

"Iya nak. Tolong cepet setubuhi ibu. Ibu udah gak kuat lagi."

"Meskipun ibu seorang wanita alim ?"

"Ibu gak peduli lagi nak. Ibu cuma pengen kontolmu."

"Ibu kayaknya udah tergila-gila banget sama kontolku. Emangnya ibu lonte apa ?"

"I..i..ya. Ibu lonte yang haus kontolmu."

"Tapi lonte kan dibayar. Ibu mau aku bayar berapa ?"

"Enggak usah nak. Cukup kamu masukan kontolmu ke vagina ibu."

"Berarti ibu lebih rendah dong dari pada lonte."Aku tertawa melihat ibu yang semakin frustasi nafsunya kupermainkan. Ibu yang sebelumnya seorang wanita alim sekarang menjadi wanita haus kontol yang lebih rendah dari lonte di pinggir jalan." Eh, itu namanya bukan vagina bu. Vagina itu cuma buat wanita baik-baik. Karena ibu sekarang lebih rendah dari lonte, ibu harusnya bilang memek."

"Ba..baik. Tolong masukan kontolmu ke memek ibu."cercau ibu. Terlihat kaki ibu yagn bergetar hebat berusaha menahan rangsangan yang begitu bergejolak sementara tangannya yang dibelakang tidak dapat berbuat apa-apa untuk memuaskan hasrat sexnya yang menggebu.

"Coba ibu berlutut di depanku. Aku pengen kencing." Bagai kerbau yang dicucuk hidungnya, ibu segera berlutut di depanku. Aku segera menyuruhnya membuka mulut dan seketika, syurrrr air kencingnku yang berwarna kuning pucat terpancar dan memasuki mulut ibu yang meminumnya dengan lahap. Beberapa tetes kencingku juga terciprat ke muka dan badan ibu.

"Gimana rasanya kencing punya tuanmu ?"

"Enak banget tuan." Ibu tersenyum puas. Tak cukup sampai di situ, mulut ibu menjilati ujung kontolku dari sisa kencingku. Ibu juga mengusap sisa kencing ditubuhnya dan menjilatinya dengan nikmat.

"Sekarang ayo ke kamar. Aku pengen main di sana aja."Dengan semangat ibu langsung masuk ke kamarnya diikuti olehku. Ibu langsung menghempaskan badannya dan membuka pahanya lebar-lebar.

Aku yang melihatnya tersenyum senang dan segera naik ke atas kasur. Lalu dengan penuh nafsu langsung kutusukkan kontolku yang sudah sangat tegang ini ke memek ibu.

"Aaaahhhhh"ibu menjerit penuh nikmat setelah kontolku masuk ke memeknya. Matanya merem melek menikmati setiap genjotan yang kulakukan. Aku yang melihat respon ibu semakin semangat menggenjot memek ibu.

"PLOK! PLOK! PLOK!"Suara kelamin kami yang beradu semakin terdengar keras. Tubuh ibu bergetar hebat oleh rangsangan hebat dari memeknya yang telah tertembus kontolku. Memek ibu meski terasa melar, namun tetap saja nikmat.

Tanganku yang menganggur segera meraih toked ibu yang sebesar pepaya dan meremasnya kuat membuat ibu semakin kenikmatan. Mulutku bertaut dengan bibir ibu dan mulai bermain.

"Ah memekmu emang mantap bu."cercauku. Aku tidak peduli lagi meski aku adalah anaknya dan hubungan ini diharamkan seluruh agama. Aku sudah dibutakan oleh nikmatnya memek ibuku.

"Ah tusuk lagi memek ibumu, ahhh, kontolmu mantap nak."Ibu juga meracau seperti orang gila kontol. Tangannnya mencengkram badanku yang masih mengenakan kaus.

"OUGHH ! AHHHHH ! Ibu sampai !"Tubuh ibu menggelinjang hebat menerima berbagai rangsangan yang kuberikan. Matanya terpejam rapat menikmati sensasi dari kontolku yang menembus memkenya, tanganku yang meremas toked besarnya, dan mulutku yang menghisap kuat bibirnya. Kombinasi dari sensasi itu ditambah dengan hasrat yang dibangkitkan obat perangsang membuat ibu melayang ke puncak kenikmatan yang tidak pernah dinikmatinya seumur hidup.

"AHHHHH ! Mantap sekali memekmu ! Rasakan spermaku bu !"

Persutubuhan kami tak berlangsung lama. Aku segera mengeluarkan spermaku ke dalam rahim ibu dan membuat tubuh ibu bergetar hebat disusul dengan cairan orgasem yang muncrat tak terbendung dari memeknya.

"Ah kamu memang hebat bu."kataku mendesah nikmat dan menyaksikan ibu yang terbaring kelelahan. Aku teringat kalau aku harus mengambil sehelai rambut ibu untuk ritual. Akupun dengan lembut mencabut 3 rambut ibu dan segera berpakaiaan lagi. Tak lupa kucium pipi ibu dengan penuh cinta.

"Selamat tidur bu. Sebentar lagi ibu akan sepenuhnya takluk padaku."
 
Mulai Beraksi

Sore itu, setelah lelah seharian berkebun, aku pulang ke rumah. Suasana di sekitar rumah sangat lenggang. Aku langsung masuk ke rumah dan masuk ke kamarku. Di kamar aku langsung membuka bungkusan yang kemarin diberikan oleh Tuk Siamang. Bungkusan dari daun jati itu berisi semacam gula namun berwarna agak keabu-abuan. Inilah ramuan yang akan memuluskan rencanaku.

Supaya aku dapat mensetubuhi keluargaku, Tuk Siamang memberiku sebuah ramuan perangsang. Itu bukan ramuan biasa. Tuk mengatakan kalau ramuan ini dapat membuat wanita manapun akan dikuasai nafsu yang sangat besar dan akan menyingkirkan akalnya. Jika dosisnya cukup banyak, maka wanita tersebut bahkan akan langsung melepas bajunya meski di tempat umum.

Aku segera membayangkan tubuh sekal ibuku yang telanjang sempurna. Ah, membayangkannya saja sudah membuat kontolku ngaceng maksimum. Dengan segera kuambil secuil gula itu dan kubawa keluar.

Aku segera ke dapur dan merebus air di kompor. Suasana rumah sedang sepi karena Intan dan Syifa tadi izin ikut membantu tetangga yang akan melakukan pernikahan sementara ibu sedang ke warung dan seharusnya sebentar lagi akan sampai. Setelah selesai merebus air, aku segera membuat teh dan memasukan gula yang sudah kusiapkan di dalamnya. Tuk bilang kalau efek dari gula ini hanya akan bertahan maksimal 2 jam jadi aku harus memaksimalkan momentum ini.

"Assalamualaikum."Terdengar suara salam dari ibu. Aku segera meletakkan gelas di meja makan dan segera menuju kamarku yang berbatasan dengan dapur.

Terdengar langkah ibu yang memasuki rumah. Aku berusaha mengintip dari celah pintu yang sengaja tidak kututup rapat. Dari sana bisa kulihat ibu yang begitu anggun dengan gamis biru tua dan jilbab lebar berwarna biru muda. Kulihat ibu sampai di dapur dan duduk di kursi dapur dan meletakkan belanjaannya di atas meja. Ibu terlihat lelah karena membawa belanjaan yang berat. Tanpa pikir panjang, ibu segera mengambil teh yang kusiapkan dan meminumnya dengan nikmat.

Setelah meminumnya ibu bangkit dan merapikan barang belanjaannya. 5 menit berlalu sejak ibu meminumnya tapi tidak terjadi apa-apa. Aku mulai kesal melihatnya. Jangan-jangan Tuk Siamang hanya mengerjaiku. Tapi kusingkirkan pikiran itu jauh-jauh. Tuk Siamang bukan orang abal-abal. Ilmunya tinggi. Tak mungkin ramuannya gagal

"Haris ! sini bantu ibu !" panggil ibu. Melihat kondisi ibu yang masih baik-baik saja membuat keyakinanku mulai goyah. Sepertinya aku harus menelan hasratku untuk menikmati tubuh ibu. Aku berusaha menelan kekesalanku dan keluar kamar.

"Iya bu."

"Ris, ini tolong sayurnya di cuci."Ibuku menunjuk sayur di meja. Aku segera mengambilnya dan kubawa ke dekat keran. Sementara ibu terlihat menyiapkan bahan-bahan untuk memasak.

Dari tempatku aku bisa melihat pantat ibuku yang meski tertutup gamis lebar, masih terlihat sedikit bergoyang mengundang nafsu. Jakunku naik turun membayangkan empuknya pantat ibuku yang semok. Ah, dasar Tuk sialan. Katanya jika memakan gula itu maka akan langsung terangsang hebat. Sekarang sudah hampir 15 menit dan tidak ada apa-apa.

"Ini bu sayurnya sudah kucuci."kataku sambil membawa sayur kearah ibu yang masih sibuk memasak.

"Ya, terima kasih."Jawab ibu tanpa menoleh. Saat itulah, aku tidak sengaja menyenggol tangan ibu yang sedang sibuk memasak. Dan tak kusangka itu mengaktifkan efek dari ramuan yang kuberikan.

"AAAAHHHH."Ibu berteriak kencang dengan tubuh yang bergetar hebat. Lututnya tak mampu lagi menopang tubuhnya dan membuat ibu tersungkur jatuh. Tangan ibu tanpa sadar memainkan toked dan memeknya di luar gamis biru yang dia kenakan. Kakinya mengakang membuatku sekilas dapat melihat celana dalamnya. Kancing ibu yang ada di depan dilepas beberapa agar tangan ibu dapat langsung menjamah tokednya. Nafasnya memburu karena nafsu. Keringat mulai bercucuran meski udara terasa sejuk. Matanya merem melek menahan gejolak nafsu. Dan hebatnya itu semua dilakukan di depanku. Rupanya Tuk Siamang tidak berdusta. Dia bisa membuat ibuku bermastrubasi di depanku.

Permainan tangan ibu semakin liar. Tangan ibu semakin masuk ke dalam bhnya untuk mencapai tokednya. Jilbab ibu tersingkap ke belakang membuatku dapat melihat belahan tokednya karena kancing depan gamis ibu terbuka. Sementara itu tangan ibu yang satunya sekarang menyingkap sepenuhnya gamis bawahnya dan meraih memeknya yang masih berbungkus dengan cd putih. Tanpa sadar ibu mengakangkan kakinya hingga membuatku leluasa melihat celana dalam ibu dan paha ibu yang berisi.

"Ibu kenapa ?"tanyaku pura-pura cemas.

"Gak tau nak. Tiba-tiba tubuh ibu panas dan...... AAAHHH."Ibu berteriak lagi. Tubuhnya menggelinjang hebat. Wajahnya terlihat kusut menahan nafsu yang tiba-tiba bergejolak. Kupikir ibu akan mencapai orgasme dan akan mengeluarkan cairan kenikmatannya. Tapi yang terjadi adalah tubuh ibu beranjak tenang meski masih bergetar. Aku teringat dengan kata Tuk kalau perempuan yang meminum ramuan itu tidak akan dapat mencapai orgasme sebelum disetubuhi oleh laki-laki.

Pandangan ibu tiba-tiba tertuju pada kontolku yang mulai ngaceng sejak melihat ibu yang sedang coli. Sontak tubuh ibu bergerak maju kearah celanaku dan berusaha membuka celanaku.

"Eh ibu mau ngapain ?"tanyaku pura-pura terkejut. Ini semakin menarik. Ibu yang sebelumnya terkenal alim sekarang tak lebih dari wanita yang haus kontol.Aku masih ingin mempermainkan ibu dan membuatnya lebih lama terangsang.

"Ibu...ibu.."jawab ibu terbata. Nafasnya naik turun. Dia sepertinya ingin menuntaskan nafsunya segera.

"Ibu mau apa ?"

"Ibu mau penismu nak."Tanpa sadar tangan ibu sudah memegang kontolku dari luar celanaku.

"Ini namanya kontol bu."kataku tersenyum polos.

"Iya Nak. Ibu pengen kontolmu."

"Kontolkmu mau diapain bu ?"

"Ibu pengen kontolmu ditancepen di vagina ibu. Vagina ibu gatel banget. Tolonglah ibu. Ibu udah gak kuat."cercau ibu yang tiba-tiba bergetar hebat. Sontak saja tangan ibu kembali bermain di memeknya dan kali ini lebih cepat.

"Tapi kita kan ibu anak. Mana boleh berhubungan."Kataku pura-pura polos.

"Ibu gak peduli. Ibu pengen berzina sekarang. Tolong ibu nak. Setubuhi ibumu ini."

"Mmm tetap aja gak boleh ibu. Ibu harus sadar, ibu itu perempuan baik-baik. Masa mau bersetubuh dengan anaknya sendiri."

"Setubuhi ibu nak !" ibu mencercau lantang. Tangannya mencengkram lututku." Ibu udah gak peduli lagi. Ibu cuma mau dipuaskan."

"Kalau begitu gimana kalau ibu jadi budakku aja."

"Budak ?"

"Iya. Artinya ibu adalah milikku sepenuhnya. Ibu harus menuruti semua perintahku. Ibu gak punya hak lagi bahkan pada tubuh ibu."

"Iya iya. Ibu akan jadi budakmu. Ibu akan mematuhimu mulai sekarang."

"Kalau begitu silahkan lepas baju ibu sampai telanjang bulat kemudian berlutut dan cium kakiku sambil memohon untuk disetubuhi."

Dengan tergesa-gesa ibu mencopot gamisnya dan jilbabnya dan memperlihatkan bh dan cdnya yang berwarna putih. Tangannya segera mencopot benda terakhir yang menutupi tubuhnya itu dan memperlihatkan pemandangan yang mempesona. Rambutnya yang agak bergelombang sampai ke pundak, 2 Buah dada besar seperti pepaya, perut yang agak gemuk, memek tembem dengan sedikit rambut serta sepasang paha besar. Dengan cepat ibu berlutut di depanku dan mencium kakiku serta berujar."Setubuhi budak ini Tuan Haris."

"Bagus-bagus."kataku penuh kemenangan sambil mengusap rambut hitam ibu. "Sekarang coba ibu lepas celanaku sama celana dalamku ."

Tangan ibu bergerak untuk membuka celanaku tapi segera kutepis tangan ibu."Pake mulutlah."

Dengan penuh nafsu mulut ibu bergerak menggigit celana training yang kupakai. Aku memutuskan berdiri untuk mempermudah pekerjaan ibu. Akhirnya celanaku lepas dan disusul dengan celana dalamku hingga menampakkan kontolku yang besar dan mengacung tegang. Mulut ibu dengan rakus berusaha menjilati kontolku tapi segera kuhentikan.

"Sebentar dulu. Sebelum ibu merasakan kontolku yang nikmat ini, coba ibu duduk di kursi sambil mengakang dan tangan ke belakang punggung. Jangan sampai ibu coli." Terlihat ekspresi kecewa dari ibu tapi akhirnya ibu duduk dikursi dengan posisi yang kuminta. Aku sengaja ingin membuat ibu tersiksa dengan nafsu birahinya. Aku beranjak berdiri tanpa menggunakan celanaku dan mengambil minum. Kulihat ibu tersiksa karena harus menahan nafsunya yang menggelora. Kulihat juga matanya tak terlepas dari kontolku yang masih tegang.

"Ibu jadi bener nih mau kontolku ?"tanyaku setelah duduk di depanku.

"Iya nak. Tolong cepet setubuhi ibu. Ibu udah gak kuat lagi."

"Meskipun ibu seorang wanita alim ?"

"Ibu gak peduli lagi nak. Ibu cuma pengen kontolmu."

"Ibu kayaknya udah tergila-gila banget sama kontolku. Emangnya ibu lonte apa ?"

"I..i..ya. Ibu lonte yang haus kontolmu."

"Tapi lonte kan dibayar. Ibu mau aku bayar berapa ?"

"Enggak usah nak. Cukup kamu masukan kontolmu ke vagina ibu."

"Berarti ibu lebih rendah dong dari pada lonte."Aku tertawa melihat ibu yang semakin frustasi nafsunya kupermainkan. Ibu yang sebelumnya seorang wanita alim sekarang menjadi wanita haus kontol yang lebih rendah dari lonte di pinggir jalan." Eh, itu namanya bukan vagina bu. Vagina itu cuma buat wanita baik-baik. Karena ibu sekarang lebih rendah dari lonte, ibu harusnya bilang memek."

"Ba..baik. Tolong masukan kontolmu ke memek ibu."cercau ibu. Terlihat kaki ibu yagn bergetar hebat berusaha menahan rangsangan yang begitu bergejolak sementara tangannya yang dibelakang tidak dapat berbuat apa-apa untuk memuaskan hasrat sexnya yang menggebu.

"Coba ibu berlutut di depanku. Aku pengen kencing." Bagai kerbau yang dicucuk hidungnya, ibu segera berlutut di depanku. Aku segera menyuruhnya membuka mulut dan seketika, syurrrr air kencingnku yang berwarna kuning pucat terpancar dan memasuki mulut ibu yang meminumnya dengan lahap. Beberapa tetes kencingku juga terciprat ke muka dan badan ibu.

"Gimana rasanya kencing punya tuanmu ?"

"Enak banget tuan." Ibu tersenyum puas. Tak cukup sampai di situ, mulut ibu menjilati ujung kontolku dari sisa kencingku. Ibu juga mengusap sisa kencing ditubuhnya dan menjilatinya dengan nikmat.

"Sekarang ayo ke kamar. Aku pengen main di sana aja."Dengan semangat ibu langsung masuk ke kamarnya diikuti olehku. Ibu langsung menghempaskan badannya dan membuka pahanya lebar-lebar.

Aku yang melihatnya tersenyum senang dan segera naik ke atas kasur. Lalu dengan penuh nafsu langsung kutusukkan kontolku yang sudah sangat tegang ini ke memek ibu.

"Aaaahhhhh"ibu menjerit penuh nikmat setelah kontolku masuk ke memeknya. Matanya merem melek menikmati setiap genjotan yang kulakukan. Aku yang melihat respon ibu semakin semangat menggenjot memek ibu.

"PLOK! PLOK! PLOK!"Suara kelamin kami yang beradu semakin terdengar keras. Tubuh ibu bergetar hebat oleh rangsangan hebat dari memeknya yang telah tertembus kontolku. Memek ibu meski terasa melar, namun tetap saja nikmat.

Tanganku yang menganggur segera meraih toked ibu yang sebesar pepaya dan meremasnya kuat membuat ibu semakin kenikmatan. Mulutku bertaut dengan bibir ibu dan mulai bermain.

"Ah memekmu emang mantap bu."cercauku. Aku tidak peduli lagi meski aku adalah anaknya dan hubungan ini diharamkan seluruh agama. Aku sudah dibutakan oleh nikmatnya memek ibuku.

"Ah tusuk lagi memek ibumu, ahhh, kontolmu mantap nak."Ibu juga meracau seperti orang gila kontol. Tangannnya mencengkram badanku yang masih mengenakan kaus.

"OUGHH ! AHHHHH ! Ibu sampai !"Tubuh ibu menggelinjang hebat menerima berbagai rangsangan yang kuberikan. Matanya terpejam rapat menikmati sensasi dari kontolku yang menembus memkenya, tanganku yang meremas toked besarnya, dan mulutku yang menghisap kuat bibirnya. Kombinasi dari sensasi itu ditambah dengan hasrat yang dibangkitkan obat perangsang membuat ibu melayang ke puncak kenikmatan yang tidak pernah dinikmatinya seumur hidup.

"AHHHHH ! Mantap sekali memekmu ! Rasakan spermaku bu !"

Persutubuhan kami tak berlangsung lama. Aku segera mengeluarkan spermaku ke dalam rahim ibu dan membuat tubuh ibu bergetar hebat disusul dengan cairan orgasem yang muncrat tak terbendung dari memeknya.

"Ah kamu memang hebat bu."kataku mendesah nikmat dan menyaksikan ibu yang terbaring kelelahan. Aku teringat kalau aku harus mengambil sehelai rambut ibu untuk ritual. Akupun dengan lembut mencabut 3 rambut ibu dan segera berpakaiaan lagi. Tak lupa kucium pipi ibu dengan penuh cinta.

"Selamat tidur bu. Sebentar lagi ibu akan sepenuhnya takluk padaku."
Anjir suka gue gan, di bagian cium kaki anak nya penegasan si tokoh utama itu berkuasa, kalo bisa dibuat baca ikrar janji atau surat kontrak mungkin seru gan.. Semangat gan jangan lama lama update nya hehe
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd