Part 10
Sudah seminggu sejak pertama kali hukuman ini berjalan. Dan kini riyani sudah "bebas" dari segala hukuman. Di sisa hari hari setelah kegiatan kemarin, aku dan riyani tidak melakukan hal yang unik yang layak untuk diingat. Kami hanya jalan jalan malam mengelilingi Jakarta dengan riyani hanya memakai dress tipis yang menerawang. Tentu saja setiap hari aku menjejalkan kontolku kedalam memek riyani hingga rahim riyani basah oleh semburan pejuku. Setiap hari kontolku harus bersarang didalam mem3k riyani, qgar ia menjadi semakin "nurut" kepadaku.
Waktu terus berlalu, tak terasa sudah hampir 3 bulan kami jadian. Dalam waktu 3 bulan ini semua bagian tubuh riyani telah kujamah. Tak ada satu jengkalpun bagian tubuhnya yang belum kusentuh apalagi kulihat. Mulai dari lipatan ketiak hingga lipatan memeknya sudah pernah kujamah. Hari ini adalah hari sabtu, aku berjanji untuk menemuinya dirumahnya. Aku berangkat pukul 8 pagi, dijalan aku sempat mampir ke toko jamu untuk membeli jamu kuat. Ya, tentu saja aku berniat mengentot riyani dirumahnya hari ini. Karena riyani libur dihari sabtu, sedang kedua orangtuanya bekerja dan adiknya satu diluarkota, satu lagi masih sekolah. Jadi aku bisa dengan bebas menggarap riyani dirumahnya setidaknya sampai adiknya pulang sekolah.
Aku tiba dirumah riyani jam 9 pagi, disana aku disambut oleh riyani yang baru bangun tidur dan belum mandi. Tapi meski baru bangun tidur, justru ia terlihat sangat cantik dan seksi. Dengan dress sleeveless (you can see, ketek keliatan) payudara sekalnya terlihat jelas terbentuk oleh baju itu. Membuat kontolku mulai konak perlahan membayangkan isi dibalik baju itu. Aku kemudian dipersilahkan masuk, saat kuyakin kami sudah ada disudut yang tidak terlihat, aku memeluknya sambil meremas kedua payudara riyani dengan gemas. Dibalik dress itu riyani sudah tidak memakai apa-apa lagi. Aku semakin ganas meremas kedua buah payudara itu. Riyani merem melek menikmati remasanku.
"Ayo yang, udah ngaceng nih kontol aku" ujarku pada riyani. Yang justru dibalas dengan gestur menempelkan jarindi bibirnya. Riyani lalu berkata "si riri (adik bungsunya) ngak sekolah, dia lagi tidur dikamar, tunggu sebentar ya". Aku tentu saja kaget. Bahkan sempat berpikir bahwa agenda ngentot hari ini kemungkinan besar akan batal. Tapi kemudian riyani keluar dari kamarnya dan mengatakan kalimat yang aku tunggu "ayo yang, tapi pelan-pelan ya, takut si riri bangun" dia tidak menutup rapat pintu kamar itu, disisakan sebagian untuk mengecek kondisi riri jika nanti ia tiba-tiba bangun.
Kemudian riyani merebahkan dirinya, dan tersenyum manja ke arahku. Diangkatnya dress yang ia gunakan hingga terpampang memek indahnya dihadapanku. Segera saja kugesekkan kontolku dimemek riyani. Dan ia melenguh pelan, menahan dorongan untuk mendesah keras karena takut riri bangun. Posisi tubuhku yang tegak menghadap pintu menjadikanku bisa melihat sebagian situasi didalam kamar. Disana riri masih terlihat terlelap.
Kuarahkan kontolku ke dalam lubang memek riyani. Masuklah kepala kontolku seutuhnya kedalam memeknya itu, dan riyani melenguh panjang sembari memejamkan matanya. Aku yang sedang menikmati momen kenikmatan ini tetap bersiaga melihat kondisi dikamar riri. Bila sedikit saja ada pergerakan, maka kenikmatan pagi ini harus disudahi. Aku mulai memompa kontolku keluar masuk dimemek riyani dengan perlahan dan penuh penghayatan. Tanganku juga tak mau kalan meremas kedua payudara riyani dengan lembut. Sesekali tanganku berhenti di pentil riyani untuk memilinnya perlahan. Riyani semakin mabuk dalam kenikmatan sesi morning seks pagi ini. Kukecup kenin riyani untuk menambah kehangatan dipagi ini.
Lama kelamaan aku mulai lupa tentang tugasku untuk menjaga dan memonitor keadaan sekitar. Aku dan riyani larut dalam kenikmatan seksual pagi hari yang mengesankan. Kukecup bibir riyani penuh nafsu dan kugigit pelan-pelan bibir bawahnya yang membuat riyani mendesah dan merintih. Tanganku juga semakin kencang meremas kedua payudara riyani. Kupacu kontolku secara konstan hanya agar kontolku masih berada didalam memeknya. Karena fokusku sudah ada dibibir dan payudara riyani. Melumat bibirnya menjadi semakin nikmat saat dikombinasikan dengan remasan penuh cinta dikedua payudaranya. Aku begitu larut dalam adu cumb yang sedang kami lakukan, tak ingat dan tak perduli akan kondisi sekitarku.
Semakin lama suara permainan seksual kami juga semakin kencang. Deru nafasku dan lenguhan kenikmatan riyani menjadi semakin mendominasi suara ruang tamu pagi itu. Bersaing dengan suara mesin pompa akuarium yang mengalirkan air segar ke dalam kotak kaca akuarium. Deru nafas dan lenguhan kami mengalirkan kenikmatan ke seluruh jaringan syaraf ditubuh kami. Kenikmatan yang kami rasakan pagi itu membuat kami dimabuk kepayang. Aku terus melumat bibir riyani. Tangan ini juga tak berhenti merayapi bagian tubuh riyani yang bisa kusentuh. Hangat tubuh kami terbagi, peluh kami membanjir, dan nafas kami memburu mengejar nafsu. Aku semakin gencar menggenjot kontolku dibawah sana, berpacu dengan birahi yang makin tinggi.
Ketika sedang memompa kontolku sekuat tenaga, aku dikagetkan dengan wajah riri yang sudah terbangun dan tercengang melihat apa yang aku dan kakaknya lakukan. Dibawah sana riyani sedang terpejam menikmati hubungan seksual kami. Akhirnya secara refleks aku mengarahkan jari telunjukku ke arah bibirku, pertanda meminta riri untuk diam dan tak bersuara. Riri tampak mengedipkan matanya seakan tak percaya, namun ia mengangguk perlahan. Akupun menjadi lega dan kembali berpacu mengejar nafsu, berusaha menghujamkan batang kemaluanku semakin dalam ke memek riyani. Sementara itu aku juga meminta riri untuk pindah posisi agar tak terlihat oleh riyani nantinya.
Akhirnya dengan perasaan lega dan nafsu yang sudah ada di ubun-ubun aku dan riyani mencapai orgasme kami bersama. Kusemburkan spermaku ke dalam memek riyani, kontolku berkedut-kedut sekian kali, yang setiap kedutannya menyemburkan spermaku dengan kencang ke rahim riyani. Kunikmati momen itu, saat kontolku memuncratkan peju dan serasa dijepit oleh memek riyani akibat orgasme yang dialaminya. Akupun ambruk diatas tubuh riyani. Kukecup keningnya sesaat sebelum aku akhirnya ambruk menindihnya. Sekitar 2 menit aku menindih dan memeluknya, sebelum akhirnya riyani berusaha bangkit dan menyingkirkanku.
Riyanipun merapikan bajunya, dan aku kembali memakai celanaku. Kemudian riyani mengecek keadaan riri, yang sepertinya riri pura-pura tertidur. Kemudian mengajakku ke dapur (kamar mandi) untuk bersih bersih. Sesampainya didapur, kutarik riyani dan kulumat lagi bibir indahnya itu, bibir yang sangat nikmat sekali. Bibir yang bahkan tak pernah lolos dari lumatan dan jamahan mantan-mantannya dulu. Yang kini ku kuasai dengan monopoli, yang hanya bisa dinikmati olehku seorang saja. Berbeda dengan saat menggarap memeknya tadi, kini aku dan riyani merasa "sah-sah" saja saling melumat, karena memang kami tidak akan merasa bersalah bila riri melihat perbuatan kami yang saling melumat ini. Meskipun pastinya kami akan menghentikan kegiatan saling melumat ini bila riri memergoki kami. Tapi kami rasa untuk sepasang sejoli, saling bercumbu mesra dengan penuh nafsu adalah hal yang wajar. Mungkin dulu riyani juga sudah pernah "dipergoki" saat sedang bercumbu dengan Angga atau mantannya yang lain, sehingga ia terasa tanpa beban.
Setelah cukup lumayan puas, kami lepaskan cumbuan kami, dan mulai membersihkan diri. Kemudian kami kembali mengobrol diruang tengah, disudut lain dari sudut dimana kami memacu birahi tadi. Kini aku duduk bersila dengan riyani tidur dan meletakkan kepalanya diatas pahaku. Aku sibuk bermain handphone sambil sesekali mengelus riyani, dan mencuri-curi kesempatan menyentuh memek dan kedua payudaranya. Ingin rasanya mengecup dan melumat bibir riyani lagi, tapi situasi tidak memungkinkan.
Tak lama kemudian riri keluar kamar, riyani membuka mata dan bertanya pada riri, "mau makan apa ri?" Yang dijawab ntar aja oleh riri. Kulihat tatapan riri saat itu agak berbeda. Tapi aku tak tau apa yang berbeda. Kemudian aku kembali sibuk dengan handphoneku. Sembari memikirkan bagaimana caranya untuk membuat riri tetap tutup mulut mengenai kejadian pagi ini.
Sudah seminggu sejak pertama kali hukuman ini berjalan. Dan kini riyani sudah "bebas" dari segala hukuman. Di sisa hari hari setelah kegiatan kemarin, aku dan riyani tidak melakukan hal yang unik yang layak untuk diingat. Kami hanya jalan jalan malam mengelilingi Jakarta dengan riyani hanya memakai dress tipis yang menerawang. Tentu saja setiap hari aku menjejalkan kontolku kedalam memek riyani hingga rahim riyani basah oleh semburan pejuku. Setiap hari kontolku harus bersarang didalam mem3k riyani, qgar ia menjadi semakin "nurut" kepadaku.
Waktu terus berlalu, tak terasa sudah hampir 3 bulan kami jadian. Dalam waktu 3 bulan ini semua bagian tubuh riyani telah kujamah. Tak ada satu jengkalpun bagian tubuhnya yang belum kusentuh apalagi kulihat. Mulai dari lipatan ketiak hingga lipatan memeknya sudah pernah kujamah. Hari ini adalah hari sabtu, aku berjanji untuk menemuinya dirumahnya. Aku berangkat pukul 8 pagi, dijalan aku sempat mampir ke toko jamu untuk membeli jamu kuat. Ya, tentu saja aku berniat mengentot riyani dirumahnya hari ini. Karena riyani libur dihari sabtu, sedang kedua orangtuanya bekerja dan adiknya satu diluarkota, satu lagi masih sekolah. Jadi aku bisa dengan bebas menggarap riyani dirumahnya setidaknya sampai adiknya pulang sekolah.
Aku tiba dirumah riyani jam 9 pagi, disana aku disambut oleh riyani yang baru bangun tidur dan belum mandi. Tapi meski baru bangun tidur, justru ia terlihat sangat cantik dan seksi. Dengan dress sleeveless (you can see, ketek keliatan) payudara sekalnya terlihat jelas terbentuk oleh baju itu. Membuat kontolku mulai konak perlahan membayangkan isi dibalik baju itu. Aku kemudian dipersilahkan masuk, saat kuyakin kami sudah ada disudut yang tidak terlihat, aku memeluknya sambil meremas kedua payudara riyani dengan gemas. Dibalik dress itu riyani sudah tidak memakai apa-apa lagi. Aku semakin ganas meremas kedua buah payudara itu. Riyani merem melek menikmati remasanku.
"Ayo yang, udah ngaceng nih kontol aku" ujarku pada riyani. Yang justru dibalas dengan gestur menempelkan jarindi bibirnya. Riyani lalu berkata "si riri (adik bungsunya) ngak sekolah, dia lagi tidur dikamar, tunggu sebentar ya". Aku tentu saja kaget. Bahkan sempat berpikir bahwa agenda ngentot hari ini kemungkinan besar akan batal. Tapi kemudian riyani keluar dari kamarnya dan mengatakan kalimat yang aku tunggu "ayo yang, tapi pelan-pelan ya, takut si riri bangun" dia tidak menutup rapat pintu kamar itu, disisakan sebagian untuk mengecek kondisi riri jika nanti ia tiba-tiba bangun.
Kemudian riyani merebahkan dirinya, dan tersenyum manja ke arahku. Diangkatnya dress yang ia gunakan hingga terpampang memek indahnya dihadapanku. Segera saja kugesekkan kontolku dimemek riyani. Dan ia melenguh pelan, menahan dorongan untuk mendesah keras karena takut riri bangun. Posisi tubuhku yang tegak menghadap pintu menjadikanku bisa melihat sebagian situasi didalam kamar. Disana riri masih terlihat terlelap.
Kuarahkan kontolku ke dalam lubang memek riyani. Masuklah kepala kontolku seutuhnya kedalam memeknya itu, dan riyani melenguh panjang sembari memejamkan matanya. Aku yang sedang menikmati momen kenikmatan ini tetap bersiaga melihat kondisi dikamar riri. Bila sedikit saja ada pergerakan, maka kenikmatan pagi ini harus disudahi. Aku mulai memompa kontolku keluar masuk dimemek riyani dengan perlahan dan penuh penghayatan. Tanganku juga tak mau kalan meremas kedua payudara riyani dengan lembut. Sesekali tanganku berhenti di pentil riyani untuk memilinnya perlahan. Riyani semakin mabuk dalam kenikmatan sesi morning seks pagi ini. Kukecup kenin riyani untuk menambah kehangatan dipagi ini.
Lama kelamaan aku mulai lupa tentang tugasku untuk menjaga dan memonitor keadaan sekitar. Aku dan riyani larut dalam kenikmatan seksual pagi hari yang mengesankan. Kukecup bibir riyani penuh nafsu dan kugigit pelan-pelan bibir bawahnya yang membuat riyani mendesah dan merintih. Tanganku juga semakin kencang meremas kedua payudara riyani. Kupacu kontolku secara konstan hanya agar kontolku masih berada didalam memeknya. Karena fokusku sudah ada dibibir dan payudara riyani. Melumat bibirnya menjadi semakin nikmat saat dikombinasikan dengan remasan penuh cinta dikedua payudaranya. Aku begitu larut dalam adu cumb yang sedang kami lakukan, tak ingat dan tak perduli akan kondisi sekitarku.
Semakin lama suara permainan seksual kami juga semakin kencang. Deru nafasku dan lenguhan kenikmatan riyani menjadi semakin mendominasi suara ruang tamu pagi itu. Bersaing dengan suara mesin pompa akuarium yang mengalirkan air segar ke dalam kotak kaca akuarium. Deru nafas dan lenguhan kami mengalirkan kenikmatan ke seluruh jaringan syaraf ditubuh kami. Kenikmatan yang kami rasakan pagi itu membuat kami dimabuk kepayang. Aku terus melumat bibir riyani. Tangan ini juga tak berhenti merayapi bagian tubuh riyani yang bisa kusentuh. Hangat tubuh kami terbagi, peluh kami membanjir, dan nafas kami memburu mengejar nafsu. Aku semakin gencar menggenjot kontolku dibawah sana, berpacu dengan birahi yang makin tinggi.
Ketika sedang memompa kontolku sekuat tenaga, aku dikagetkan dengan wajah riri yang sudah terbangun dan tercengang melihat apa yang aku dan kakaknya lakukan. Dibawah sana riyani sedang terpejam menikmati hubungan seksual kami. Akhirnya secara refleks aku mengarahkan jari telunjukku ke arah bibirku, pertanda meminta riri untuk diam dan tak bersuara. Riri tampak mengedipkan matanya seakan tak percaya, namun ia mengangguk perlahan. Akupun menjadi lega dan kembali berpacu mengejar nafsu, berusaha menghujamkan batang kemaluanku semakin dalam ke memek riyani. Sementara itu aku juga meminta riri untuk pindah posisi agar tak terlihat oleh riyani nantinya.
Akhirnya dengan perasaan lega dan nafsu yang sudah ada di ubun-ubun aku dan riyani mencapai orgasme kami bersama. Kusemburkan spermaku ke dalam memek riyani, kontolku berkedut-kedut sekian kali, yang setiap kedutannya menyemburkan spermaku dengan kencang ke rahim riyani. Kunikmati momen itu, saat kontolku memuncratkan peju dan serasa dijepit oleh memek riyani akibat orgasme yang dialaminya. Akupun ambruk diatas tubuh riyani. Kukecup keningnya sesaat sebelum aku akhirnya ambruk menindihnya. Sekitar 2 menit aku menindih dan memeluknya, sebelum akhirnya riyani berusaha bangkit dan menyingkirkanku.
Riyanipun merapikan bajunya, dan aku kembali memakai celanaku. Kemudian riyani mengecek keadaan riri, yang sepertinya riri pura-pura tertidur. Kemudian mengajakku ke dapur (kamar mandi) untuk bersih bersih. Sesampainya didapur, kutarik riyani dan kulumat lagi bibir indahnya itu, bibir yang sangat nikmat sekali. Bibir yang bahkan tak pernah lolos dari lumatan dan jamahan mantan-mantannya dulu. Yang kini ku kuasai dengan monopoli, yang hanya bisa dinikmati olehku seorang saja. Berbeda dengan saat menggarap memeknya tadi, kini aku dan riyani merasa "sah-sah" saja saling melumat, karena memang kami tidak akan merasa bersalah bila riri melihat perbuatan kami yang saling melumat ini. Meskipun pastinya kami akan menghentikan kegiatan saling melumat ini bila riri memergoki kami. Tapi kami rasa untuk sepasang sejoli, saling bercumbu mesra dengan penuh nafsu adalah hal yang wajar. Mungkin dulu riyani juga sudah pernah "dipergoki" saat sedang bercumbu dengan Angga atau mantannya yang lain, sehingga ia terasa tanpa beban.
Setelah cukup lumayan puas, kami lepaskan cumbuan kami, dan mulai membersihkan diri. Kemudian kami kembali mengobrol diruang tengah, disudut lain dari sudut dimana kami memacu birahi tadi. Kini aku duduk bersila dengan riyani tidur dan meletakkan kepalanya diatas pahaku. Aku sibuk bermain handphone sambil sesekali mengelus riyani, dan mencuri-curi kesempatan menyentuh memek dan kedua payudaranya. Ingin rasanya mengecup dan melumat bibir riyani lagi, tapi situasi tidak memungkinkan.
Tak lama kemudian riri keluar kamar, riyani membuka mata dan bertanya pada riri, "mau makan apa ri?" Yang dijawab ntar aja oleh riri. Kulihat tatapan riri saat itu agak berbeda. Tapi aku tak tau apa yang berbeda. Kemudian aku kembali sibuk dengan handphoneku. Sembari memikirkan bagaimana caranya untuk membuat riri tetap tutup mulut mengenai kejadian pagi ini.