Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Aku Indira : Istri Ustadz Yang Haus

Bimabet
Setelah lama kita berisitirahat dari perjuangan melampiaskan birahi, aku terbangun menuju ke pintu kamar mandi yang masih ada di dalam kamarnya Dewa, lelah rasanya setelah bercinta dengan Dewa. Tujuanku adalah ingin mengguyur tubuhku dengan air hangat agar kembali segar. Dalam guyuran shower air hangat, bayangan sodokan nikmat kontol dari Dewa mulai menari-nari mengajak birahiku naik. Aku melangkah keluar kamar mandi menuju dapur Dewa untuk membuatkan minuman segar sebelum Dewa bangun, aku buatkan nutrisari hangat saja pikirku saat melihat ada minuman serbuk yang tergantung di dekat lemar es.
Saat sudah selesai minuman yang aku buat, aku bergegas kembali ke kamar Dewa, kulihat Dewa sekarang terlentang dengan tubuh telanjang, dan yang membuatku takjub ukuran batang kontolnya yang meski tidak ereksi cukup besar dan panjang, dan tiba-tiba terbesit pikiran nakalku untuk menggoda Dewa.
"Mas..ayo bangun mas..." panggilku lirih dari pinggir ranjang, Dewa hanya menggeliat karena terganggu tidurnya. Kucoba membangunkannya lagi "Mas sudah sore, ayo bangun..", dan usahaku kali ini berhasil, Dewa mulai mengucek-ucek matanya dan berusaha mencari arah sumber suara.
"mas,ayo bangun..." kuulangi lagi kata-kataku untuk benar-benar membangunkan dia. Dewa yang masih setengah mengantuk menyapukan pandangannya kearahku.
"sudah sore lho" ulangku sekali lagi, bisa kulihat dia cukup terkejut karena ekspresinya yang tadi masih ngantuk, kini mendadak tegang, begitu pula dengan batang kontolnya yang tadi lemas kulihat mulai mengeras.
"cantik sekali sayang" puji Dewa melihat penampilanku, rupanya handuk putuh yang kukenakan berhasil menarik minatnya. Memang saat aku berjalan menuju ranjang tidurnya aku sempat melirik ke cermin, betapa seksi nya aku dengan anugerah payudara montok seakan tak sanggup bersembunyi di dalam belitan handuk yang aku kenakan. Kini aku berdiri berjalan menuju pintu untuk bersandar di kusen pintu, sengaja aku menarik sedikit ujung atas handuk sehingga bongkahan payuradaku semakin terpampang jelas. Aku ingin menggoda Dewa lebih nakal lagi, Dewa tersenyum ketika melihatku masuk dan menutup daun pintu.
"kangen kontolku ya?" goda Dewa
Tak kujawab pertanyaan Dewa dan aku mulai naik diatas kasurnya, kupegang terasa keras sekali batang kontol Dewa.
"keras sekali mas" candaku saat aku mulai mengocok batang kontolnya.
"kan kontol sehat nyai sayang, tapi kok berani banget kan, nyai sudah punya suami?" Tanya Dewa
"Mas Haris tidak bisa memuaskan aku, Mas" jawab ku binal dan kemudian mulai kukulum batang kontolnya.
"aahhh nyaaiiiii" desah Dewa, rambutku diremas-remas olehnya
Benar-benar besar batang penis kontol ini, kusedot-sedot kuat kepala kontolnya Dewa, kukocok batangnya, dan sesekali aku lumat dalam-dalam hingga hampir membuatku tersedak. Dewa menggapai handukku, menariknya turun, sehingga payudara besarku menggantung indah didepannya.
Dewa membalas seranganku, jari jarinya bergerak lincah dipayudaraku dan meremasnya, sesekali dipilinnya putting susuku yang membuatku semakin bersemangat mengoral batang kontolnya.
"mas, main sebentar yuk?" tawarku padanya
"aman ndak?" Dewa sedikit ragu-ragu
Namun bukannya menjawab pertanyaannya, aku bangkit dan kutarik kepalanya, lalu kucium bibirnya. Aku semakin terangsang dengan remasan dan rabaannya dibagian sensitive tubuhku. Dewa membalas ciumanku, dan memagut lidahku. Kami berciuman dengan panas, Dewa meremas-remas payudaraku, dan akupun melingkarkan kedua tanganku dipundakya.
Meskipun pagi tadi Dewa sudah memuaskanku, namun ketika aku melihat batang kontol Dewa yang besar dan panjang itu, membuatku kembali bergairah. Aku sudah terlena dengan kepuasan yang kudapat dari bercinta dengan pria selain suamiku, kini aku seperti petualang cinta, yang hanya mengejar kepuasan semata.
Sore yang sejuk terasa sangat gerah dikamar ini, peluh membasahi tubuh telanjang kami berdua yang tengah bercumbu saling memuaskan satu sama lainnya, berpacu dengan waktu menjelang maghrib.
"Ayo mas kita quicky sex" abaku pada Dewa.
Dewa yang mengerti maksudku, kemudian merebahkan tubuhku. Disingkapnya handukku kepinggang dan memperlihatkan liang senggamaku yang sudah sangat basah oleh ransangan kami tadi, bergegas Dewa mengarahkan batang kontolnya yang sudah tegang kebibir memekku.
"aasshhhhh" desahku pelan ketika Dewa memasukkan batang kontolnya.
"aahh ahhh ahhh..." aku mendesah menikmati setiap hujaman batang kontol Dewa, badankupun turut menghentak ketika Dewa mendorong masuk batang kontolnya.
"memekmu sempit banget mbak" racau Dewa ditengah genjotannya diliang senggamaku.
"ayoo cepettt masshh, sudah mau maghrib" tanganku berusaha menggapai ujung bantal diatasku dan meremasinya dengan belingsatan
'plok... plok... plok...' semakin lama genjotan Dewa semakin cepat, batang kontolnya menyusuri dinding liang senggamaku dengan sangat cepat pula, membuat memekku semain gatal dan memberikan kepuasan yang tidak dapat kuutarakan
aku merasakan jika batang Dewa mulai menegang dan bergetar seiring dengan genjotannya itu, menandakan dia hendak berejakulasi, begitu juga aku rasa gatal dan geli yang menjalari liang senggamaku semakin kuat, yang akan mengahantarkan gelombang orgasmeku.
"ooohhhhhh oohhhh massshhhh aahhhhhh" aku mengeluh dan mendesah kencang. Aku sudah mendapatkan orgasmeku, bersamaan dengan itu cairan cintaku menyirami batang penis Dewa yang masih mengganjal didalam memekku, Dewa memepercepat genjotannya karena dia juga akan sampai.
"aahhhh" Dewa memegang erat pinggulku dan menghujamkan kuat-kuat batang kontolku kedalam liang senggamaku, dapat kurasakan siraman sperma Dewa menyemprot banyak dan membanjiri rahimku. Dewa terkulai lemas diatas tubuhku, dapat kurasakan dengusan nafasnya membelai pipiku. Kurasa dia cukup kelelahan karena dari pagi tadi dia sudah beberapa kali menyetubuhiku, begitu juga aku, kurasakan persendianku sangat lemas setelah persetubuhan panjang ini. Aku terdiam sesaat menikmati orgasme yang kuraih barusan. "mass, aku pulang dulu ya, mau ambil makanan di rumah buat nanti malam. pintunya jangan dikunci" ujarku pada Dewa ketika bangkit dari pelukannya, Dewa pun ikut membantuku berdiri dan mengantarkanku kepintu kamarnya
"Terima kasih ya Nyai sayangnya orang buat kenikmatannya sepanjang hari ini" sahut Dewa dengan meremas payudaraku yang terlihat sangat kencang dibalik kaos satu tali yang kukenakan
"nakal kamu mas" balasku sambil tersenyum
Dewa kemudian bergegas mengantarkan aku ke pintu belakang, aku buru-buru berjalan pulang ke rumah untuk membersihkan diriku, karena cairan orgasmeku yang bercampur dengan sperma Dewa mulai merembes mengaliri pahaku yang belum sempat aku keringkan.
Sesampai di rumah, aku langsung menuju kamar mandi dan kututup kembali, kuambil air untuk membersihkan memekku yang barusan dihajar batang penis Dewa, benar-benar hari yang mendebarkan...

Matahari beranjak turun untuk beristirahat dari tugasnya menerangi belahan bumi yang ku pijak. Suara alam khas malam yang lembut menyapa.
"Ma, kamu lagi apa seharian tadi?" Suara suamiku dari ujung telepon.
"Di rumah saja sih, Pa. Malas kemana-mana. Handphone mama di charge, battery nya entah kenapa kok sering drop gitu ya Pa" bohongku ke suami sambil mulai memilih baju tugas malam ini untuk Dewa.
"Iya Ma, nanti Papa belikan. " sahut Mas Haris menjawab keluhanku yang bohong ini.
"Mama, beneran tidak apa-apa Papa tinggal terus?" Tanya suami tiba-tiba yang membuat perasaan dalam hati aku sedih atau bahagia.
"Iya Pa, yang penting untuk kepentingan umat. Iya gak apa-apa. Papa kemarin kan juga sudah bilang kalau ini untuk kepentingan umat" aku menjawab dengan berdiri cermin untuk melihat tubuhku yang hanya menggunakan celana dalam hitam berenda tipis.
"Memang istriku benar-benar istri solehah, mengerti sekali akan tanggung jawab suaminya" sahut suamiku.
"Ya sudah aku siap-siap dulu, Pa. Mau ke rumahnya Bu Rinda, arisan dasa wisma" aku berkata sambil tersenyum nakal dan mengucapkan salam ke suamiku.
"Waalaikumsalam" jawab Mas Haris disana.

-----‐------‐----------------------------------------------------------------------------------

Sesudah aku menutup telepon dari suamiku, aku lalu mengenakan daster 1 tali hitam tanpa BH. Kubiarkan susuku menggantung bebas. Harapanku agar Dewa langsung terangsang ketika melihat penampilanku seperti ini. Ku mantapkan melangkah ke rumah pejantanku yang akan membuatku berkeringat dan mendesah lagi. Hembusan angin yang sedikit dingin mengiringi tanganku untuk mendorong pagar belakang rumah Dewa. Lalu ku tutup kembali dan buru-buru masuk menuju pemilik rumah. Di ruang tengah, Dewa sedang tiduran di sofa sambil melihat tayangan televisi. Kulihat sorot matanya penuh bahagia. Seakan aku sedang mengalami jatuh cinta lagi.
"Mas, maaf ya aku tidak sempat masak tadi. Jadi aku tidak bawa makanan. Maaf ya sayang" rengekku kepada Dewa.
"Iya sayang santai saja. Lagian aku sudah pesan nasi ayam bakar buat kita berdua. Makan sekarang yuks, biar kamu tidak lapar" jawab Dewa padaku.
"Uhhh sayangggg makasih ya sudah perhatian banget sama aku" lirihku manja sambil ku kecup pipinya.
Malam ini kami makan malam bersama dengan iringan tawa canda dan cerita tentang betapa aku dan Dewa ternyata sudah lama saling memendam perasaan kagum dan saling terpesona. Tak jarang Dewa memberikan suapan mesra dengan tangannya saat makan. Sangat elegan gayanya dia. Pantas aku dibuat kagum lahir batin olehnya.
Setelah makan malam, aku menuju ke dapur untuk mencuci piring. Tak lupa aku buatkan nutrisari hangat lagi untuk persiapan kami berdua dalam menghabiskan malam ini. Kubawa dua gelas nutrisari ke meja samping Dewa yang sedang selonjoran kaki di sofa kasur yang menghadap televisi. Lalu aku ikut duduk di belakangnya, lalu mengelus punggungnya untuk menyandarkan kepalaku.
"Mas....terima kasih ya telah membuat aku menemukan gairah hidup lagi. Aku baru kali ini, Mas bisa kelojotan sepaniang hari ini dengan kamu.
Dewa diam saja masih fokus dengan televisi di depannya. Lalu aku berinisiatif untuk membuka kaos nya. Dewa menurut saja. Kini Dewa bertelanjang dada di. Aku semakin terpesona. Dengan melihat kekar nya tubuh Dewa, aku menjadi sangat haus. Kupeluk dia dari belakang. Kulingkarkan tanganku di pinggangnya. Aku berbisik lirih padanya. "Buat aku semakin jatuh cinta sama kamu, Mas"
"Iya sayang pasti" dengan jawaban yang lalu berbalik ke arahku. Dewa dengan sigap langsung menggendongku ke ranjang kenikmatan lagi. Dengan digendong kami saling berciuman. Kurasakan betapa otot-otot tangannya sangatlah perkasa berurat. Ditaruh pelan tubuhku olehnya. Dewa lalu melepaskan celana nya. Kini dihadapanku kembali terlihat betapa besar mempesona kontolnya Dewa.
Dewa perlahan mulai naik ke atas tubuhku. Di ciumnya bibirku, disedotnya lalu tak lupa disedotnya leherku yang putih mulus ini. Lalu dia membalikkan tbuh sintalku. Kini leherku yang dibelakang menjadi sasarannya. Tanganku di taruh samping atas kepalaku. Dia pegang tanganku dengan tangannya, dengan bibir nya yang menelusuri punggung *******. Tak lupa Dewa juga menciumi bokongku. Kini kedua tangannya meremas bokongku sambil bibir nya mengendus bongkahan bokongku. Adem panas tubuhku diberlakukan seperti ini. Sangat pandai Dewa merangsangku seperti ini. Dengan tiba-tiba kini aku di telentangkan lagi, kembali di ciumi bibirku dengan tangannya yang sekarang bergerukya di payuradaku. Diremas-remas susuku tanpa ampun, begitu kasar penuh nafsu yang sangat aku suka. Tangan kanannya kini memilin pentil susuku, dan bibir nya kini sedang mengulum pentil susuku sebelah kanan. Saat aku didera birahi yang penuh sensasi ini. Dewa lalu melepaskan celana dalamku. Kini posisi Dewa siap tempur untuk memberikan kepuasan batin padaku.
"Eemmhhpp,,," eranganku tertahan ketika liang memekku mulai menerima batang kontol Dewa, cukup sulit memang bagi Dewa untuk melesakkan batang penisnya ke dalam liang senggamaku yang sempit. Apalagi posisi Dewa yang tengah memelukku telungkup diatas ranjang. Dewa bertumpu dengan lututnya dan kemudian menarik keatas bongkahan pantatku yang menungging indah memamerkan liang memekku yang merekah basah.
"ahhhhh,...maassss", aku terpekik ketika Dewa mulai mengayunkan pinggulnya, membuat batang kontolnya yang tengah terbenam dalam-dalam diliang memekku bergerak memompa dan menarik. Aku memejamkan mataku, menikmati gesekan batang penis Dewa yang semakin lama semakin terasa keras, dinding memekku menjepit erat kontol Dewa yang basah oleh cairan nikmatnya.
"masukin yang dalam mashhh...." Pintaku lirih ketika Dewa asyik memainkan batang kontolnya disekitar bibir itilku, "nanti keburu Mas Haris telepon" sambungku
Mas Haris yang malam ini tengah ada urusan untuk kepentingan umat, sementara istrinya yang cantik sedang memacu birahinya bersama Dewa. Juga untuk kepentingan umat.
 
Namun, bukannya Dewa bergegas meneruskan permainannya, tetapi justru dia mencabut batang kontolnya yang telah basah, "lho.. mas kok dicabut?" Tanyaku heran
"Sayang, aku ingin menikmati tubuhmu ini, bukan hanya sekedar permainan sesaat" bisik Dewa ditelingaku.
Untuk sesaat keduanya hanya terdiam, membuat suasana malam itu terasa hambar. Mataku terus menatap wajah Dewa dan sesekali melirik batang kontol Dewa yang berada tepat didepan bibir memekku.
"ayolah mass, setubuhi akuuuu..." rengekku lagi.
Dewa mencium bibirku dengan lembut. Dilumatnya kadang juga dia sedot lidahku. Dewa tiba-tiba memelintir puting susuku.
"masshhh" pekikku ketika putting susuku tengah dimainkan Dewa, yang masih asyik mencumbui payudara istri Pak Ustadz yang alim, menjilatinya dengan rakus dan sesekali menyedot kuat putting susuku hingga sama-samar terlihat bekas kemerahan.
Dengan tubuh yang telanjang, aku kembali merebahkan dirinya dan membuka selangkangku lebih lebar, memberi ruang supaya Dewa mengambil tempat diantara kedua pahanya yang sekal, dengan sedikit tidak sabaran aku memegang pinggul Dewa dan menekan kontol Dewa yang mengacung gagah diantara pahanya.
"ahhhh, terusss massshhh" racauku ketika Dewa kembali memasukkan batang kontolnya menyusuri dinding memekku, mataku sayu beradu pandang dengan tatapan Dewa yang tengah menikmati jepitan erat dari aku.
Dewa sendiri dapat melihat jelas bagaimana gairahku memuncak, tubuhku menggelinjang seiring dengan melesaknya batang kontolnya, sesekali lenguhan nikmat terucap dari bibirku.
"uuggghhhh.."
Setelah mendiamkan sejenak batang kontolnya, Dewa mengayunkan pinggulnya perlahan, gesekan kulit kontol Dewa dengan dinding memekku menimbulkan erangan dan desahan-desahan yang saling bersahutan. Dewa memagut bibirku, memasukkan lidahnya kedalam rongga mulutku, aku membalas pagutan Dewa dengan memberikan ciuman yang tidak kalah panasnya. Lidah kami saling membelit meredam erangan-erangan nikmat ditengah pompaan kontolnyanya itu. Kedua betis ku yang jenjang mengait erat pinggul Dewa seolah tidak ingin sumber kenikmatan itu lepas.
Dewa tanpa mengubah posisinya menarik keatas tubuhku dan membuat kami dalam posisi duduk, perlahan ganti Dewa yang merebahkan diri sehingga aku sekarang berada diatasnya tengah mengakangi batang kontolnya. Terus kupompa kontol Dewa membuat aku semakin merasakan geli diliang memekku, hingga tanpa kusadari pinggulku bergerak maju mundur mengimbangi sodokan kontol Dewa.
Aku tidak puas apabila aku tidak mengekspresikan kenikmatan yang kudapat saat itu, ditengah-tengah pagutannya, aku melepaskan ciumanku dan menarik tegak tubuhku yang sebelumnya telungkup memeluk Dewa.
"Ummghhh,,,,aaahhh,,aahhh,,,, Aaaahhh,,, aahhh,,," desahku lepas yang cukup keras, kondisi rumah yang sepi membuatnya berani mendesah dan meracau nikmat dengan bebas tanpa takut terganggu tetangga kanan kiri.
"maasshh, akuu mauu sampaiiii" racauku, mendapati gelombang orgasme yang akan aku dapatkan. Paha sekalku menjepit begitu kuat pinggul Dewa, kepalaku menengadah keatas dan tubuhku menegang.
"barengan nyai, aku juga mau keluar", sahut Dewa kembali mengehentakkan kontolnya.
"Uuggghh,,,, Aaahhh,,," pekikku saat gelombang orgasmenya tiba, kontol Dewa yang menegang didalamnya pun tersiram cairan orgasmeku yang cukup deras. Dan dengan sekali hentakan yang cukup dalam, batang kontol Dewa menyemprotkan cukup banyak sperma hingga tetesan terakhir dirahimku.
Kepuasan Nampak tersirat diwajahku yang cantik, melihat pasanganku bermandikan peluh dan kelelahan. Aku peluk Dewa dan kucium keningnya. Batang kontol Dewa masih menghujam didalam liang memekku, lelehan cairan orgasmeku dan sperma Dewa mengaliri paha kami berdua. sesekali cubitanku mampir ditubuh Dewa diiringi tawa kecilnya. Dewa benar-benar membuat Disha merasa nyaman dengan obrolan ringan yang dilontarkannya.
'Ping...ping..', smartphoneku berbunyi dan lampu indikatornya berkedip-kedip
"Mas, tolong raihkan hp ku di meja itu" pintaku.
Dewa dengan segera menggapai hp ku yang diatas meja tak jauh darinya. Rupanya bbm dari suamiku yang masuk ketika diriku tengah memacu birahi bersama Dewa tadi.

Mas Haris : 'Ma dirumah apa mati lampu?'
Aku : 'Tidak kok Pa, disini lampunya nyala, Papa memang tahu darimana kok bisa bilang mati lampu?' Aku membalas bbm suamiku
Typing message...
Tak lama kemudian whatsappku segera dibalas suamiku.
Mas Haris : 'Dari Pak Lurah tadi telepon Papa. Kok lampu rumahnya mati semua '
Aku : 'Oh iya Pa, tadi memang sengaja Mama matikan. Kan mama lagi arisan dasa wisma. Ini masih belum pulang'
Mas Haris : 'ok, pintunya dikunci saja dan segera pulang dan istirahat Ma'
Aku : peluk (sebuah emotion dikirim untuk suamiku)
"ini mas Haris tadi whatsapp tanya kenapa kok lampu rumah mati, dia dikasih tahu oleh Pak Lurah. Aku mau pulang rumah dulu ya mau hidupkan lampu dulu. Nanti banyak 6ang curiga" ujarku meletakkan smartphoneku.
"yah, sebentar lagi sudah pulang" gerutu Dewa.
"kan bisa dilanjut lagi di rumahku, Mas" ajakku mengecup kening Dewa.
"Asyik kita ngentot lagi ya, sayang" Dewa sangat antusias menyambut ajakanku
"Iya, Mas aku masih pengen lagi" sahutku yang kemudian melepaskan tubuhku dari pelukan Dewa. Lelehan cairan cinta kami mengalir cukup deras ketika batang kontol Dewa terlepas dari liang memekku.
"ups" aku menutup bibirku dan bergegas mengambil tisu.
Dewa tersenyum melihat polahku yang cantik kekanak-kanakan itu, dikaguminya tubuh ku. Aku sudah berkali-kali memberikan kepuasan kepadanya, namun entah kenapa masih saja pengen di kontolin lagi sama Dewa. Rupanya aku sudah terlanjur menikmati persetubuh ini dengan pria lain sehingga membuat aku menjadi istri yang binal, berpetualang meraih kenikmatan. Bagiku kini seks adalah sebuah kepuasan dan cintanya tetaplah untuk suamiku kalau bisa.
...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd