Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Bimabet
Bab VII:
Demon who Brings Calamity











Pondok Indah – Jakarta Selatan, 2021

Anak kecil berambut keemasan itu tampak lihai saat memutar-mutar gagang pedangnya. Perlahan, dia maju ke arah Akoman. Ada rasa takut, percaya diri dan bergairah yang bercampur aduk dalam sorot matanya, saat memandangi sang iblis. Dia sadar betul, bahwa iblis itu adalah alasan utama dari keringat dingin yang terus menetes dari pelipisnya, juga bulu-bulu yang meremang di seluruh kulit tubuhnya. Rasa ngeri dan intimidasi dari aura Akoman mampu mempengaruhi mentalnya.

Tapi anak itu tahu, kalau Akoman juga lah yang menghadirkan rasa gairah dan ekspektasi tinggi akan pertarungan hebat yang bergejolak dalam dirinya. Entah bisa dikatakan beruntung atau sial, anak itu belum pernah berhadapan dengan iblis sebelumnya. Tapi justru pertarungan pertamanya malah berhadapan dengan iblis kuno yang sudah hidup ratusan ribu tahun sebelum dirinya lahir. Tidak setiap Einherjar bisa mendapatkan kesempatan selangka ini, pikirnya.

Seakan bisa membaca pikiran anak itu, si pemuda menepuk-nepuk bahu anak kecil itu. “Selama tidak ada Dewa Ahriman yang membantunya, kemungkinan besar kita menang, kok. Jangan terlalu khawatir begitu,” ucapnya.

“Berhenti masuk ke kepalaku dan membaca isi pikiranku, Morning Star!”

“Membaca apa?” pemuda itu mengernyit, “kelihatan jelas dari ekspresi muka, kok.”

“Sejelas itu?”

Pemuda itu pun mengangguk. “Sejelas itu. Tapi, akan kuberitahu kabar baiknya. Meski statusnya iblis kuno, tapi Akoman tidak sekuat dulu.”

“Kenapa?”

“Panjang ceritanya. Kalau kamu bisa bertahan dari Akoman, akan kuceritakan.”

Anak kecil itu lalu menyodorkan jari kelingkingnya pada si pemuda, membuat pemuda itu tersenyum. Meski menyandang gelar seorang Einherjar, tapi di dalam dirinya, anak itu tetap seorang anak kecil yang polos. Pemuda itu pun menyambut kelingking si anak kecil. Kelingking mereka bertautan, membuat janji.

“Lucifer sang Bintang Fajar¹ tidak pernah ingkar janji,” ucap si pemuda, tegas dan lantang. “Oh, iya. Loki bilang kamu tidak punya nama, ya?”

Anak itu menggeleng. “Kami para Einherjar kehilangan identitas individu kami saat dibawa ke Valhalla². Nama ga penting buat kami.”

Pemuda itu, Lucifer, memegang kepala anak itu, lalu menepuknya. “Ein. Mulai sekarang, namamu Ein,” ucapnya.

Ada aliran energi aneh yang masuk secara tiba-tiba dan mengalir deras di setiap bagian tubuh anak itu, saat Lucifer memberinya nama. Energi itu terasa mengalir bersama dengan darah, membuat sekujur tubuhnya bergetar karena tak mampu menahan lonjakan energi yang meluap-luap. Sebaliknya, Lucifer merasa lumayan lemas setelah memberi anak itu sebuah nama. Seakan, ada sebagian energinya yang berpindah ke tubuh anak itu.

Loki ternyata benar! Ada alasan khusus kenapa para Valkyrie dilarang oleh dewa mereka untuk memberi nama kepada Einherjar. Memberi mereka nama berarti memberi mereka kekuatan dan identitas, dan syarat pemberian kekuatan ini dibebankan kepada yang memberi mereka nama. Tapi tidak aku sangka, energi yang terkuras bisa sebanyak ini.

Di sisi lain, Akoman yang sedari tadi melihat percakapan antara Ein dan Lucifer, mulai merasa bosan. Dirinya mencibir kelakuan mereka yang bisa-bisanya membuat drama sebelum pertarungan. Maka, tubuhnya memutar, menghadap ratusan jin di sisi kirinya, yang sudah siap sepenuhnya untuk menyerang. Akoman pun menyeringai lebar, dan sebuah seringai darinya cukup untuk mengantarkan intimidasi hebat ke barisan pasukan jin tersebut.

Selain Mbah Bramasta dan keempat pengawalnya, siapapun yang melihat seringai itu diserang oleh rasa takut hebat di hatinya. Termasuk Rea. Dia bahkan sampai jatuh terduduk, karena kedua lutut lemasnya tak mampu menahan bobot tubuhnya. Rea tergagap, kehilangan kata-kata.

Saat itu, Rea seperti diingatkan lagi kepada aura gelap yang menakutkan dari iblis yang dilihatnya tiga tahun lalu, di rumahnya. Sekarang, iblis yang sama sedang berdiri beberapa meter di depannya, dalam posisi siap tempur. Menghadapi aura iblis tersebut saja Rea tidak mampu, maka tak heran jika Rea langsung pesimis bahwa dia bisa pergi ke rumah untuk menyelamatkan kakaknya.

“Fokus, bocah! Kalau kau gentar, usaha kami jadi sia-sia!” Mbah Bramasta mengaum seraya berseru kencang, yang suaranya terdengar jelas di kepala Rea. “Kami bertaruh nyawa disini! Kau tidak boleh takut, dan berusaha mencari celah supaya bisa masuk ke rumah!”

Andai Rea bisa sesakti Mbah Bramasta, maka niscaya tidak akan ada rasa takut yang muncul di batinnya. Tapi Rea hanya manusia biasa yang kebetulan bisa melihat hantu. Pun tidak sakti sama sekali. Di situasi seperti ini, adalah wajar jika seseorang merasa takut kepada hal-hal mengerikan yang tak bisa dimengerti.

“Iblis itu yang sudah membunuh Narto dan Ningsih, bocah. Setidaknya, jadikan itu alasan untuk mengusir rasa takut di hatimu,” tambah Mbah Bramasta, lirih.

Rea tahu itu. Saat pertama kali melihat iblis itu tadi, Rea tahu bahwa iblis itu yang sudah membunuh paman dan bibinya. Tapi rasa takut yang muncul tetap mendominasi. Dari awal, Rea bukan sosok pemberani. Baginya yang tiba-tiba bisa melihat hantu saja, butuh waktu bertahun-tahun agar terbiasa. Apalagi iblis seperti ini?

Tiba-tiba, Akoman mengeluarkan tawa cekikikan keras yang menciutkan hati pendengarnya. Iblis itu tertawa cukup lama, sampai perlahan berhenti. Lalu keadaan jadi sunyi. Terlalu sunyi. Tidak ada satu pun yang berani membuat gerakan, sekecil apapun. Kecuali Akoman. Dia menyeringai lagi, lalu menyapukan lidah basahnya ke bibirnya sendiri.

Mbah Bramasta bisa merasakan ada bahaya yang datang. Maka, dia pun berseru ke seluruh pasukannya di belakang. “Pasukanku, bersiap! Dia dat—”

Tiba-tiba, Akoman sudah berada di depan Mbah Bramasta. Dia kembali menyeringai, sambil mengayunkan kedua cakar panjang dan bergeriginya. Mbah Bramasta terlambat mengantisipasi. Dia hanya bisa menyaksikan cakar itu bergerak dengan cepat menuju ke arahnya.

Suara seperti logam beradu pun terdengar. Ein berhasil menangkis serangan cakar Akoman dengan pedangnya. Kemunculan Ein yang tiba-tiba tidak mampu diantisipasi oleh Akoman. Iblis itu spontan menjaga jarak. Untungnya, Ein tidak langsung menyerang, padahal pertahanan Akoman sedang terbuka. Ein sedang merasakan efek getaran pada kedua tangannya akibat menahan serangan Akoman barusan.

Ga sekuat dulu apanya! Ein tertawa miris karena menyadari perbedaan kekuatan di antara mereka.

“Heh, macan tua! Lihat kemana, sih?” protes Ein pada Mbah Bramasta. Harimau putih itu hanya mendengus kesal karena tidak terima telah ditolong oleh anak kecil asing.

Sekilas, Rea menganalisis anak kecil berambut kuning keemasan yang saat ini tengah berdiri di sampingnya. Rea merasa pernah melihat anak itu, sebelumnya. Tapi dia gagal mengingat kapan dan dimana.

Sementara itu, Akoman kembali pada sikap siaga. “Sihir manipulasi ruang ini betul-betul sialan, ya,” Akoman terkekeh, lalu menengok ke belakang.

Di belakang sana, Lucifer sedang merentangkan kedua tangannya, sambil menatap Akoman dengan pandangan mengejek dan alis terangkat. Baginya, mudah saja memindahkan Ein dengan cepat ke tempat mana saja selama itu masih ada dalam jangkauan area sihirnya. Sihir manipulasi ruang adalah salah satu kemampuan Lucifer yang paling ditakuti oleh siapa pun yang mengenal dan berhadapan dengannya.

Dengan memanfaatkan kesempatan lengahnya sang iblis, Mbah Bramasta melesat cepat ke arahnya. Cakar harimaunya merentang, bersiap mencakar. Pergerakan Mbah Bramasta lalu diikuti oleh ratusan anak buahnya. Serentak, mereka mengepung Akoman sambil menyerang bersamaan.

Sang iblis yang telah berhasil mempertahankan keseimbangannya lagi, langsung bersiap menyambut serangan yang datang. Beberapa jin langsung lenyap akibat terkena ayunan cakar Akoman. Serangannya terasa begitu kuat, sehingga mampu membunuh jin-jin itu hanya dengan sekali ayun.

Tapi jumlah jin yang mati itu tidak sebanding dengan pasukan yang tersisa. Sekuat apapun Akoman, dia tidak mampu menghadapi semuanya sekaligus secara langsung. Maka, dia pun melesat ke belakang untuk mengatur jarak. Tapi Lucifer tidak membiarkan itu. Dia memindahkan Ein sehingga dalam sekejap anak itu telah berada di belakang Akoman. Pedangnya terayun kencang ke leher sang iblis.

Kalau saja Akoman tidak merunduk, tebasan pedang Ein akan telak memenggal lehernya. Imbasnya, terdapat luka sayatan lebar di punggung Akoman sebagai hasil dari menghindari tebasan musuhnya pada area fatal. Darah hitam pun bercipratan dari luka Akoman.

Iblis itu menggeram kesal. Dia dengan cepat memutar badan sambil mengayunkan cakar kirinya ke Ein, tapi berhasil dihindari dengan merunduk. Ein menggigit gagang pedangnya, lalu menggunakan kedua tangan dan kakinya sebagai media lonjakan untuk melesatkan tubuhnya ke arah Akoman. Dengan cepat, Ein menebas sisi kiri perut iblis itu.

Akoman kembali menyerang Ein, tapi sedetik sebelumnya Ein sudah melemparkan pedangnya ke udara, dan saat cakar Akoman hampir mengenai anak itu, dia pun lenyap. Cakar Akoman menghantam aspal. Lalu, Ein kembali muncul pada posisi dimana pedangnya sedang berputar di udara. Ein memutar tubuhnya kuat-kuat, menghasilkan tebasan memutar yang menyayat bahu kanan Akoman.

Iblis itu sudah tak tahan lagi. Dia tak mempedulikan luka di sekujur tubuhnya, malah mengayunkan cakar kirinya lagi dengan lebih cepat ke arah Ein yang masih berada di udara. Ein tak punya pilihan selain menangkis serangan tersebut, yang meski berhasil dia tangkis dengan pedangnya, tapi kekuatan ayunan itu sanggup melempar tubuh Ein jauh ke belakang. Tubuh Ein melesat dengan cepat, melewati Lucifer, lalu membentur dan berguling-guling di atas aspal.

Lengahnya Akoman justru dimanfaatkan dengan baik oleh pasukan Mbah Bramasta. Mereka menyerang serentak, memberi luka-luka kecil setara goresan pada tubuh Akoman. Perbedaan kekuatan serangan dan pertahanan di antara mereka, membuat luka yang dihasilkan tak begitu berarti.

Akoman jadi semakin kesal. Iblis itu meraung keras. Raungannya menyerang langsung ke mental pasukan Mbah Bramasta, sehingga membuat mereka terdiam sebentar, dan dengan tubuh gemetar. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Akoman untuk menyerang balik. Dia mengayunkan cakar-cakarnya, dan dalam sekejap berhasil membunuh belasan jin dalam sekali serang. Tubuh-tubuh jin tersebut lenyap seketika.

“Bocah, sekarang kesempatanmu! Pergi ke rumahmu dan temukan benda terakhir yang dipakai ibumu sebelum kematiannya. Benda itu lah yang mengikat ibumu di rumah itu, sekaligus sebagai bukti kontrak terakhir antara ibumu dengan iblis Akoman! Bakar benda itu, dan Akoman akan lenyap dari dunia ini!” seru Mbah Bramasta pada Rea, yang masih terpaku menyaksikan pertarungan intens di hadapannya.

Rea langsung menoleh ke Mbah Bramasta. Raut kebingungan tampak jelas di wajahnya. “Tapi, Mbah... bendanya itu apa? Baju dasternya? Kalau baju, semua udah disimpen sama Papa barengan dengan....”

Mbah Bramasta tersenyum. Anak ini pintar dan mampu berpikir cepat, pujinya dalam hati. “Benda itu tidak harus baju, bocah.”

Rea buru-buru bangkit berdiri. Dia berusaha melawan gemetar pada lututnya sendiri, dan rasa takut yang dari tadi bersemayam di hatinya. Maka, Rea mulai menganalisis keadaan. Akoman saat ini masih sibuk menghadapi pasukan Mbah Bramasta. Tapi di setiap tebasan Akoman, jumlah pasukan Mbah Bramasta berkurang secara signifikan. Namun Rea mengestimasikan, jumlah itu tetap cukup untuk mendistraksi Akoman dari Rea.

Rea pun berlari, diiringi Mbah Bramasta yang menjaganya di sisi kirinya. Saat Rea sudah hampir mencapai gerbang rumahnya, Rea melihat energi berwarna merah pekat terkumpul dan berpusat di mata yang berada di kening Akoman. Lalu dengan cepat, energi itu berubah menjadi seperti sinar laser besar yang menembak ke sekitar Akoman.

Kekacauan dahsyat pun terjadi. Tembakan energi itu tidak hanya memusnahkan sebagian besar pasukan jin, tapi juga melenyapkan barisan pohon, mobil dan bangunan yang terkena dampak sinarnya. Pada akhir tembakan sinar itu bahkan membuat ledakan besar yang menghancurkan jalan, rumah, kendaraan dan manusia yang berada di area ledakan tersebut. Api dengan cepat berkobar di area ledakan, disusul asap yang membumbung tinggi. Langit pun berubah jadi jingga, diiringi suara teriakan, tangis dan kepanikan masal dari orang-orang yang terdampak.

Beberapa penghuni rumah di sekitar Rea mendadak keluar dari rumahnya setelah mendengar bunyi ledakan keras. Lalu mereka pun syok saat melihat rumah-rumah di sekitar mereka telah lenyap dalam sekejap. Kepanikan mereka bertambah, ketika melihat banyak makhluk-makhluk berwujud aneh dalam jumlah banyak sedang berdiri dan melayang di jalan depan rumah mereka. Pekatnya kumpulan energi negatif yang berpusat di rumah Rea membuat makhluk-makhluk tersebut bisa terlihat oleh mata manusia, selama makhluk-makhluk itu berada di area rumah Rea.

Rea kembali jatuh lemas saat menyaksikan pertunjukan kekuatan Akoman. Serangan iblis itu punya dampak langsung ke dimensi manusia. Bahkan, Rea baru menyadari, bahwa Akoman juga bisa mewujud ke dimensi manusia, jadi masuk akal jika serangannya punya dampak langsung ke dimensi ini. Tapi Mbah Bramasta tidak membiarkan Rea syok terlalu lama. Semakin lama Rea terpaku, semakin banyak pasukan Mbah Bramasta yang mati. Dia pun berubah wujud menjadi manusia harimau putih, lalu menyuruh Rea cepat masuk ke rumah, sementara dia menahan Akoman semampunya.

Sementara itu, Ein tampak susah payah berdiri sambil memegangi bahu kanannya. Tangan kanannya yang patah tergantung lemas. Ein berpikir, hanya menahan satu serangan Akoman saja bisa membuat tangannya patah, bagaimana mungkin dia bisa menang melawan iblis itu?

“Apa kubilang, punya tubuh fisik itu ide buruk!” keluh Ein pada Lucifer.

“Kalau bukan karena tubuh fisikmu, sekarang jiwamu sudah lenyap,” Lucifer menunjuk barisan pasukan Mbah Bramasta, “seperti para jin-jin itu.”

Ein terdiam. Perkataan pemuda itu memang benar. Bagi Einherjar sepertinya yang sudah pernah mati dan cuma punya jiwa, mempunyai tubuh fisik lagi seperti jadi asuransi. Jika tubuh fisik barunya rusak, Ein bisa tetap hidup lewat medium jiwa dan tetap mempunyai kesadaran penuh. Berbeda dengan manusia biasa yang jika tubuh fisiknya mati, maka hanya akan tersisa jiwa yang tidak mempunyai kesadaran berarti. Itulah mengapa mereka jadi arwah penasaran dan menghantui area tempat mereka mati, karena kesadaran mereka hanya sebatas tentang kondisi terakhir sebelum mati.

“Meski begitu, sakitnya tetap berasa,” keluh Ein lagi.

“Mau kusembuhkan?”

“Bisa?”

“Tidak,” jawab Lucifer, enteng. “Kita bagi tugas. Aku akan menahan iblis itu, sementara kamu ke anak itu,” Lucifer menunjuk Rea, “lalu lumpuhkan dia. Tidak perlu bicara, karena pasti akan sia-sia. Setelah anak itu dilumpuhkan, teriak saja. Aku akan menteleportasi kita bertiga dari sini.”

“Iblisnya gimana?”

“Bukan urusan kita,” balas Lucifer, dingin.

“Akan ada lebih banyak korban, Morning Star. Kita harus menghentikan Akoman di sini, sekarang juga.”

“Dengan kekuatanku yang sekarang, itu tidak mungkin. Lagipula, dari awal, nasib manusia bukan urusan kita.”

Ein menghela nafas panjang. “Di Valhalla, kami para Einherjar diberi tugas sebagai pasukan perang saat Ragnarök³ tiba. Tugas kami hanya mengalahkan para raksasa, bukan melindungi Midgard. Aku selalu menentang itu. Padahal, Ragnarök bertempat di Midgard. Kami, beserta para dewa-dewi dan raksasa, melakukan kerusakan di sini, tapi kami bahkan disuruh untuk tidak mempedulikan nyawa penghuninya. Hal yang sama, terjadi lagi sekarang,” keluh Ein, ada getir dalam tiap nada bicaranya.

“Empati tidak membuat kita langsung memenangkan pertarungan, Ein.”

“Aku tahu,” Ein menatap Rea, “tapi anak itu pasti tahu caranya. Bukannya aneh, anak manusia dikawal ratusan jin hanya untuk dia bisa masuk ke rumahnya?”

Kali ini, giliran Lucifer yang menghela nafas. Dia, lagi-lagi, memijat keningnya. “Sepuluh menit. Itu adalah batas aku bisa menahan Akoman dengan kekuatan penuhku yang sekarang. Jika dalam sepuluh menit urusanmu belum beres, lumpuhkan anak itu, dan kita pergi dari sini,” ucapnya, sambil merentangkan satu tangan ke Ein, dan tangan satunya ke arah Rea.

Lalu tangan yang terentang itu seketika menjentikkan jarinya. Dalam sekejap, Ein telah hilang dari sisi Lucifer, dan berpindah ke samping Rea.

“Hai!”

Kemunculan Ein yang tiba-tiba membuat Rea kaget setengah mati. Dari udara kosong, Ein muncul sambil membawa pedang di tangan kirinya. Rea langsung menganggap Ein adalah ancaman, tapi terlalu tidak siap untuk menghadapinya.

“Aku bukan musuh! Tenang aja,” ucap Ein, tegas.

Saat melihat Ein lebih jelas, Rea semakin yakin bahwa pernah melihat anak itu sebelumnya. Tiba-tiba, dia teringat sesuatu. Anak itu yang pernah muncul tiba-tiba saat Rea sedang mengendarai motor dan membuatnya kecelakaan, hampir seminggu yang lalu. Tapi Rea yakin, bahwa saat itu yang dilihatnya adalah hantu. Berbanding terbalik dengan sekarang, dimana anak itu tampak nyata secara fisik. Bahkan luka-luka di tubuhnya juga nyata.

“Kamu bukannya yang waktu itu cegat saya di tengah jalan?” tanya Rea.

“Itu... nanti aja jelasinnya. Sekarang kita punya masalah yang lebih penting.” Ein menengok ke arah Akoman yang sedang mengamuk dan melawan Mbah Bramasta beserta pasukannya. “Kamu tahu cara menang dari iblis itu, kan?”

“Caranya agak ribet, tapi memungkinkan. Saya harus ke dalem rumah buat cari barang yang... aduh, gimana jelasinnya, ya?”

“Yang jelas, barang itu punya hubungan khusus dengan iblis itu, kan?”

Rea mengangguk. “Saya mau cari barangnya dulu.”

“Aku ikut. Kamu akan butuh pertolonganku nanti. Aku ngerasain ada aura jahat di dalem rumah ini. Tanpa aku, kamu pasti mati.”

Rea kembali mengangguk, lalu Ein mempersilahkan Rea untuk jalan terlebih dahulu. Berdua, mereka mendorong pintu kayu rumah Rea. Semilir angin dingin langsung menyeruak keluar saat pintu itu terbuka. Ruangan gelap dengan cahaya berpendar dari lilin-lilin kecil yang diletakkan di tengah ruangan menyambut mereka. Di tengah formasi lilin-lilin itu, Ratih sedang duduk santai di atas mayat-mayat pembantu rumah tangganya. Wajah dan tubuh telanjangnya dilumuri darah segar.

“Mama kembali, sayang. Kamu kangen Mama, ga?” tanya Ratih, dengan nada mengejek.

“Sayangnya engga, Ma,” balas Rea, dengan nada yang sama.












—Bersambung.



Catatan Kaki:


Lucifer adalah nama dari salah satu iblis dalam ajaran teologi Kristiani. Namanya berasal dari bahasa Ibrani, הֵילֵל‎,‎ dengan transliterasi ditulis hêylêl (pengucapannya: hay-lale) yang disebut di bagian Isaiah dalam injil versi Raja James, yang menjadi lucifer (tidak ditulis dalam huruf kapital pada awal huruf) setelah diterjemahkan ke bahasa Latin. Dalam bahasa Latin, Lucifer berarti berarti Bintang Fajar (julukan untuk planet Venus) atau secara harfiah berarti Pembawa Cahaya.

Dalam banyak demonologi, Lucifer merupakan malaikat jatuh yang menjadi salah satu dari tujuh penguasa neraka dan termasuk salah satu bentuk fisik yang mewakili tujuh dosa besar. Lucifer mewakili dosa pride (Indonesia: rasa bangga), karena dosa tersebut yang membuatnya berani duduk di takhta Tuhan saat Tuhan sedang pergi. Hal ini membuat malaikat lain menentangnya dan terjadi perang besar, yang berakhir dengan pengusiran Lucifer dari surga.

Menurut sebagian versi, nama Lucifer adalah julukannya saat masih berada di surga, karena dia kerap diasosiasikan dengan cahaya. Nama malaikatnya adalah Hebel.¹


Dalam mitologi Nordik, Valhalla merupakan aula raksasa yang berada di dalam Asgard, dan berada di bawah pengawasan dari Odin, pemimpin para dewa Nordik. Valhalla diperuntukan sebagai tempat tinggal dan latihan dari para penghuni Midgard yang mati di medan perang. Para penghuninya disebut dengan Einherjar.²


Ragnarök adalah peristiwa terbesar dalam mitologi Nordik, termasuk di dalamnya adalah perang besar antara para dewa-dewi Asgard, Valkyrie dan Einherjar melawan bangsa Jotun yang dipimpin Loki, di sebuah lembah bernama Vigrid. Dalam bahasa Latin, Ragnarök berarti 'takdir para dewa'. Bangsa Viking percaya, bahwa Ragnarök adalah akhir dari sembilan dunia, yang menyisakan hanya satu dunia, yaitu dunia manusia.³
 
Terakhir diubah:
makasih updatenya om @hellondre
salam tegang.. :remas:

Ke tukang urut coba, biar lemes...

Thanks update Bab IV @hellondre

Yoi, same-same sudah baca, ya.

gila crita ini gilaaa sihh, baru pernah baca crita kek gini, apalagi bacanya tengah malemm ada sensasi tersendiri, terimakasih suhu semoga berlanjut sampai tamat.

Saya kalo nulis bagian yang serem pas tengah malem (karena cuma bisanya jam segitu) juga suka banyak yang dateng di gang sebelah kamar. Suka ada bunyi orang jalan, atau bunyi anak ayam, tapi agak samar suaranya.

Justru itu sensaninya suhu. Ayo update lgi suhu hehehe

Tapi... tapi...

trima kasih updateny suhu

Macama, kak.

Absen dulu

Ikut.

titip sendall

Ada rak tersendirinya ya, kak.

Thanks updatenya masta...
Dari romance tukar seram....

Iya, nih. Saya mau coba bisa ga bikin cerita non romance.


Nunggu update berikutnya

Sudah update banyak kayaknya.

Mantap

Thanks update nya om

Hadeuh susah bgt buka situs

Iya ya, waktu itu udah beberapa hari susah bukanya.

Ane ikut baca ya om, baca cerita begini dari Ts rasanya beda banget sama cerita Mad Trip hahaha

Hahahaha makasih, ya. Seneng kalo sampe dibilang begitu.

Rada serem tp menariiik 😍
Izin ngikutin om suhu 😋

Wah, ada FM mampir ke cerita saya. Terima kasih sudah baca, ya.

Ditunggu updatenya hu

Baick.

keren om..

Terima kasih, ya.

Ayo om update. Mumpung dah tengah malam nih. Hehehe

Ga, ga gitu konsepnya.

Nah ini nih slh 1 ts cerbung yg gue tunggu ceritanya
Semoga sampe ada titel tamatnya lagi ya kali ini ceritanya @hellondre

Wah ada on moderator mampir. Terima kasih sudah mampir, ya. Semoga bisa tamat juga seperti yang sebelumnya.


Makasih sushu cerita nyaa bagus,,semoga bs tamat amiin

Aamiin.
 
Terimakasih atas update ceritanya suhu @hellondre ..
Penasaran barang apa yg buat ngikat Ratih dan Iblis?
Ditunggu update cerita berikutnya suhu..
 
Cerita nya menarik, tapi bikin parno..bikin parno tapi menarik...ane pilih manda tapi nya suhuu 😅

Manda ga ada di sini, suhu. Maaf, ya.

Bikin deg..deg..ser Nih

Suhu kenapa? Kebelet?

Welcome home, @hellondre
Sejauh apapun lo main ke platform lain, lo tetep bebas buat balik ke platform ini hehehe
Yang ini jangan sampe ga tamat. Kalo bisa, tamatnya jangan sampe tahunan juga kaya yang udah-udah
Cheers up, bre :beer:

Ga main juga, sih. Cuma karena kebutuhan pengen bikin yang non-eksplisit, jadinya main dua kaki. Tapi emang dari awal nulis, ga pernah kepengen buat monetize tulisan saya, sih. Karena:
1. Nyadar diri kalo belum bagus.
2. Pindah ke platform lain cuma buat kebutuhan terbitin yang censored, bukan maksud pengen lupa daratan gitu dengan buka subscription atau PO buku.

Gimana pun juga, saya belajar nulis sampai bisa paham PUEBI dan EYD dari suhu-suhu lain di sini, jadi ga akan pernah lupa. Tapi terima kasih atas sambutan hangatnya, ya.

Dengan tulisan anda, imaginasi saya membayangkan scene nya.. kemudian jantung saya berdegup kencang, bulu kuduk saya merinding.. badan bergetar.. saya kedapur lalu makan.. ya saya lapar.. tapi meneruskan membaca cerita ini setelahnya.. its evoke my nightmare.. a very good job.. stay safe brother..

Makan, suhu. Saya takut banget kehilangan pembaca gara-gara kena angin duduk, nanti. Stay safe juga, suhu.

Patut ditunggu ceritanya, masih menanti pendalaman karakternya biar bisa lebih mendalami feel cerita misterinya

Kalo boleh spoiler, karakter utama ini masih di case prolog. Jadi memang sengaja dibikin belum matang, suhu. Semoga development nya nanti bisa sesuai ekspektasi, ya.

Njir.. keren sangat ceritanya..
semoga sampai tamat..

Terima kasih, ya.

Seremmm...pnasarannn

Terima kasih sudah membaca.

Monggo dilanjut...

Ini sedang, suhu.

Menarik nih .. :baca:

Cara pakai emoji sekarang gimana, suhu? Saya lupa.

Wah, sayang banget kalo dihapus. Cuma beberapa episode tapi salah satu yg terbaik kubaca. Seingatku adegan episode terakhir itu Ebi kena tabok gara2 bales ngisengin Manda kan? Kalo dihapus ya...... ya....... gimana ya?!!
Krik krik krik krik

Iya, cuma ada 6 episode + 1 episode yang urung saya update karena berbagai alasan pribadi waktu itu. 2016 akhir kalo ga salah, ya.

Makasih banyak abdetnya suhu, makin nagih rasanya

Wah, makasih, ya. Seneng kalo bisa bikin nagih. Padahal bukan genre populer.

pantau suhu

John, suhu.

Serem banget hu ceritanya

Ini... saya merasa ga begitu, suhu.
 
Mantul neh ceritanya,
Ijin bikin patok di mari suhu @hellondre
Walau klo baca beraninya pas siang2 ajah, hehe
Ditunggu update cerita berikutnya suhu..

Saya juga terpaksa kalo nulisnya malam, ya karena cuma itu waktunya. Terus karena saya agak sensitif sama yang 'begituan' dan kadang bisa liat juga, ditambah saya itu sebenernya penakut banget, jadi ya makin nambah beban mental untuk nulisnya.

ninggalin jejek dulu semoga ga macet di tengah jalan

Aamiin. Doakan, ya.

sepertinya menarik nih lanjut terus suhu sampe tamat

Aamiin, semoga bisa segera tamat.

Istimewa cerita nya
Long time no see Suhu,
Semoga selalu sehat,
Semoga cerita nya lancar sampai tamat.

:beer:

Wah, apa kabar? Udah lama ya kita ga ada interaksi. Terakhir itu pas di thread Mad Trip. Saya masih suka baca-bacain komentar dari pembaca, termasuk dari suhu. Komentarnya jadi mood booster banget.

Aamiin, semoga sehat juga ya, suhu. Apalagi di musim pandemi begini. Semoga kita terhindar dari penyakit dan cobaan lain, termasuk ekonomi.

Gila, kirain beneran kayak mad trip. Taunya serem banget. Eh sama ding, ada hantu2nya. Ditunggu up nya

Judulnya ga mencerminkan cerita misteri banget, ya? Maaf, maaf.

Mantap penulisannya bro, dilanjut atuh

Terima kasih banyak, ya.

Wah menarik nih

Wah, terima kasih sudah komen.

dari cerita kocak - penuh motivasi skrg ganti nulis cerita serem - penuh uji nyali, emang mantaf betul bang JAV ini.

well, ditunggu kelanjutannya yah bang...
dan semoga dilancarkan acara nikahannya nanti.

:ampun:

Terima kasih atas doanya, yaaaa! Semoga doa yang baik-baik berbalik ke suhu.

Oh iya, saya lupa. Asal Mula JAV ini dari mana ya?

Semangat Hu nulisnya

Terima kasih, ya.

Gila sih inih bikin nagih haha gas terus om

Wah, makasih banget, lho.
 
wah, semoga cepet pulih ndree, jaga stamina, santai aja nulis mah :kuat:

Ini udah pulih, yas. Separah-parahnya pengalaman efek samping vaksin, ga lebih parah dari pas kena covid desember kemarin. Gila itu sih, hampir mati.

Semoga lekas baikan badaannya suhu. Kita nantikan serial lanjutannya

Sudah sehat sekarang, suhu. Terima kasih atas doanya, ya.

Banyakin istirohat suhu, ama makan yg enak enak...

Saya istirahat terus, suhu. Lagi ga banyak kegiatan berprofit juga, tapi kegiatan sosial non profit banyak, termasuk kegiatan yang sebenernya ga mau dilakuin tapi terpaksa dilakuin karena paksaan lingkungan sekitar huhuhu

Jangan lupa minum parasetamol 1x3 sehari, jangan minum susu ya ntar netral lagi percuma vaksin

Saya minumnya 2x3 sehari, suhu. Ga nendang kalo 1x3 di saya.

Asyiikk...
Ada cerita misteri lagiii.,

Silahkan dibaca, suhu.

Absen dulu

Silahkan.

Lanjut trs hu

Baik, terima kasih, ya.

Moga cepet sembuh suhu, effect di vaksin bisa beberapa hari nyeri ama pegel nya

Saya vaksin dari Rabu, baru enakan Minggu. 4 hari lebih meriang kena AZ.

agak telat nemu cerita ini.
ijin meninggalkan jejak

Masih bisa kekejar kok, suhu.

Kereeeenn, ni bisa lanjut ke felem broo.

Itu... impian, sih. Tapi saya ga pede, suhu.

Trims update_nya bang @hellondre ..
:beer:

Terima kasih sudah baca, ya.

makasih updet lanjutannya @hellondre

Terima kasih sudah jadi pembaca setia.

Makasih updatenya om @hellondre :beer:

Terima kasih sudah mampir terus ke sini, ya.

Trims gan updatean nya

Sama-sama, suhu.

Siapa korban selanjutnya ayahnya atau kakaknya

Spoiler: banyak korbannya.
 
okee suhu, semoga cepat pulih kembali

Terima kasih doanya, saya sudah pulih sekarang.

wow mantabbbb..
makasih apdet nya @hellondre

Terima kasih sudah selalu baca, suhu.

Makasih updatenya suhu

Terima kasih sudah mampir terus, suhu.


Terima kasih atas kiriman rootbeernya, ya, suhu.

smoga lekas sembuh suhu..

Alhamdulillah, sudah suhu.

udah om @hellondre malem jumat ini... gak ada kompensasi yang menggairahkan apa yak?selain mendebarkan dan mengkusutkan bulukuduk... :remas:

jangan lupa antimo om... makasih updatenya....

Itu hari Jumat kemarin sudah terbit yang agak menggairahkannya, suhu. Tadinya mikir mau nunda buat adegan seksnya, tapi mumpung plotnya lagi ke arah sana dan bisa dimasukin, ya saya gas aja.

Terima kasih updatenya. Semoga cepet sembuh dan bisa update lgi suhu

Aamiin, terima kasih sudah mampir terus, ya.

Waduh ketinggalan cerita, karya nya master nya ebi emg jempol

Wah ada suhu. Apa kabar? Semoga sehat terus, ya. Maaf, ya, typing saya jadi lebih kalem, saya mau rubah imej jadi pria dewasa yang sebentar lagi melepas masa lajangnya fufufu.

Semangat sehat kembali bro hu..

Aamiin.

Makasih updatenya @hellondre, seru dan menarik.

Terima kasih sudah setia membaca, ya.

Makasih update Bab V-nya @hellondre

Iya, terima kasih juga sudah baca, ya.

Makasih updatenya

Wah bakalan perang ghaib nih

Ga segaib itu juga, suhu.

Semoga cepet sembuh ya.....
Menurut pengalaman saya vaksin pertama rasa nyerinya cuma sehari doank...
Baru pada vaksin kedua ras nyeri sdh gak terlalu kerasa bgt

Semoga nanti pas vaksin kedua, saya ga perlu ngerasa efek samping seperti yang di vaksin pertama ini. Ampun deh rasanya.

Makasih updatenya hu 👍
Saran aja hu kalo semisal ada bahasa luar (inggris, Norwegia, dsb) mending translatenya di taruh disamping aja, kalo catatan kaki bisa di pake kalo ada isltilah asing aja yang perlu di jelasin

Nah, kita diskusi, yuk.
Sebenernya, saat proofread, saya juga berpikir demikian. Saya coba utak-atik dialognya dengan menaruh terjemahan di samping. Misal:

Diambil dari prolog, bagian akhir:

Fant deg, Fucker.” (Kutemukan kau, Bangsat. (Norwegia))

Tapi saya merasa kalau peletakan terjemahan di samping dialog dapat mengurangi estetika tulisan, makanya saya lampirkan ke catatan kaki, seperti yang tertera di versi postingnya. Saya tetap memikirkan kenyamanan untuk pembaca juga, makanya saya ambil jalan tengah. Saya putuskan, untuk dialog menggunakan bahasa asing, saya taruh bagian tersebut di akhir bab, jadi berdekatan dengan catatan kaki.

Begitu penjelasan dari saya, suhu.

Jangan dulu nurunin Thor, suruh King Ragnar aja buat ladenin si Akoman mah. Hehehe.

Thor kan ga selamat waktu Ragnarök, suhu. Kan ada di mitologinya.

Sepertinya menarik, bikin tenda dl deh.

Ikut, suhu.

Thanks update Bab V @hellondre

Terima kasih kembali, ya.

Gua awalnya mau cari cerita seks, tapi malah nyangkut disini.

Maaf karena ini bukan cerita seks, suhu.

Ngehe lah malam Jum'at jumpa cerita beginian :takut:

Maaf, suhu.

lohe lohe, kokbaru tau bikin lapak baru
Ijin numpang dimari, suhu lejen :papi:

Saya kan gitu dari dulu, ngilang tiba-tiba, muncul juga tiba-tiba. Tukang parkir sekali, memang.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd