.
".Ahhhrghh..." desahku, ketika jemari itu menyentuh titik g-spotku..
"enaak..?" tanya nya.
"iyaahh..!" jawabku, karena ku tahu, pria ini suka jika merasa bisa membuatku menikmati permainannya...
Sambil terus menggerakan jarinya, tangan satunya mencopoti kancingku satu persatu..
Lalu meremasi payudaraku, aku hanya diam memandang ke langit-langit ruang anini, "akhhh..." desahku, aku tak peduli, jika ini yang suamiku mau, aku akan nikmati perlakuan pria ini, kubiarkan kelaminku dipermainkan jemarinya, dan kedua bulatan didadaku jadi sasaran remasan birahinya.
.
.
"akhh..ah..." aku kembali mendesah, aku bisa merasakan cairan nafsu sudah membasahi celah vaginaku..
"akh..basah juga.." ujarnya, sambil mempercepat gerakan jemarinya seolah mengocok celah vaginaku, dan menimbulkan bunyi kecipak akibat pergerakan itu.
Selang beberapa saat kemudian dia mencabut jemarinya, kedua tangannya menguak pahaku, lalu ia menundukan kepalanya, diantara kedua pahaku, bibirnya langsung mencucup belahan vagina yang kuyakin terbuka merekah, kerena kakiku dikuakan begitu lebar, "hhhmm aroma yang menggoda." ujarnya sesaat setelah menghirup aroma vaginaku.
.
Bibirnya, menjepit bibir kelaminku dan menarik-nariknya, sesekali berganti dengan ujung lidah yang berusaha menerobos masuk celah sempit nan basah itu.
.
.
Kedua tangannya kini berpindah menguak kedua bibir vaginaku, dan jilatannya semakin dalam menembus rongga vaginaku.
"akh..arghh..ahh.." desisku terbawa arus birahi dari permainan lidah pak Paul divaginaku, "arrgh..akh.." aku semakin tak mampu bertahan saat klitorisku turut menjadi sasaran sentuhan lidahnya..
.
Aku seperti tidak sadar jika saat ini kami berada dikantor, dirumah sakit, pak Paul terus mempermainkan vaginaku dengan lidahnya, aku hanya duduk pasrah menikmatinya, sesekali kubergerak agak maju, seperti ingin lidahnya menembus lebih dalam celah vagina yang sudah sangat becek itu.
.
Puas bermain divaginaku pak Paul berdiri, lalu melepas semua pakaiannya, aku pun melakukan hal sama melucuti pakaianku sendiri, setelah bugil, gantian aku yang berlutut dikaki pak.Paul yang masih berdiri, penisnya sudah tegang maksimal, aku pegang, ku kocok-kocok sebentar, lalu kujilati ujungnya sambil meremasi kedua buah zakar yang menggantung dipangkal kemaluannya itu.
"iya..ah..ah. Hisap terus.. Akhh..nikmati batangku yang pastinya lebih besar dari punya suamimu...yah..ah." ucapnya sambil menekan-nekan kepalaku, agar aku segera memasukan seluruh batang penisnya kedalam mulutku.
.
Aku masih menjilati batangnya, menyusuri urat-urat itu dengan ujung lidahku, memperbaikan lubang kecil diujung kepalanya, dan sesekali sambil menatapnya untuk melihat seringai kenikmatan diwajahnya.
.
.
"Akh..akh..nikmat sekali hisapanmu cantik..akh..." ucapnya sambil terus menjambaki rambutku, akhirnya kumasukan semua batang itu kedalam rongga mulutku, dan untuk sesaat pak Paul menahan kepalaku agar penisnya tetap terkulum olehku. Lalu perlahan ia menggerakan kepalaku maju mundur, mulutku menyusuri batang penisnya, mengikuti gerakannya.
.
"yah..akh, nikmatilah kejantananku ini dengan mulutmu yang mungil itu sayang.." ujarnya sambil terus menjambaki rambutku, disaat batangnya itu keluar masuk, aku pun menggunakan lidahku untuk mengulas lembut batang itu, cukup lama batang penis Pak Paul mengagahi mulutku, sebelum akhirnya ia mengangkat tubuhku dan memposisikan diriku menungging dengan tangan bertumpu pada sadaran sofa, sementara, kedua kaki terkangkang menapak lantai, aku yakin vaginaku terekspos bebas dihadapan pak Paul, yang berdiri tepat dibelakangku.
.
Aku merasakan gesekan ujung kepala penisnya dicelah bibir vaginaku, "siap sayang..akhhh..." ujarnya seraya menekan penisnya menembus lubang vaginaku.
''arggh,.akhh.." desahku ketika menerima sodokan penisnya.
.
"ahhh..sempit sekali..akhh..akh.." ujar Pak Paul, sambil bergerak maju mundur, mengocok lubang vaginaku dengan penisnya..
.
Kudiamkan tubuhku membiarkan batang penis itu bergerak keluar masuk dengan perlahan, menikmati setiap pergesekan urat-uratnya dengan dinding lembut bagian dalam vaginaku.. "ahhihh..akhh.." erangku terbawa birahi yang semakin meninggi. "plak..plak.." pak Paul memukul pantatku, "goyanglah jangan diam saja.." perintahnya, dengan nafas yang ngos-ngosan..
.
Aku gerakan pantatku kekiri kekanan setiap kali menerima sodokan penisnya.
"ya.. Seperti itu.. Akhhh...terus akh.." katanya, disertai gerakan yang semakin cepat, sementara aku juga merasakan, vaginaku semakin basah, suara kecipak dari cairan kelaminku terdengar menyertai gerakan menghujam penis Pak Paul, kedalam vaginaku.
.