Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Sweet Potatos (Real Story)

Blind Date (2)

Match!!!

Highlight yang muncul di layar HP ane. Kali ini seorang wanita berusia 35 tahun, berhijab dengan body montok dengan pose wajah tersenyum terlihat sedikit genit. Jarak dari lokasi ane (rumah) saat itu hanya 2-3 km.

Sedikit ilustrasi, jadi jarak rumah ane sama Mrs. L sekitar 2 km. Bila digambarkan menggunakan peta, ane di sebelah barat, Mrs. L utara, dan TO ini sebut saja Mrs. W di sebelah timur, sehingga bila ketiga titik tersebut ditarik garis, membentuk sebuah segitiga bermuda 😃.

Awal match, kita sama sama slow respon. Paling sebatas say Hi, nanya tinggal dimana, dan kerja dimana. Kalau ane tidak salah ingat saat itu hari Minggu. Sore hingga malam hari, obrolan kita mulai berlangsung intens.

Di tengah percakapan, ane selingi dengan candaan receh, flirting, lama lama obrolan mulai menjurus hot. Gotcha..bisa sepertinya ini di SSI. Doi sempat menanyakan status ane, dan ane jawab saja apa adanya kalau ane sudah berkeluarga. Sedangkan Mrs. W sendiri berstatus Single Mom, dia sudah 5 tahun pisah dengan mantannya.





Hingga akhirnya dari candaan tersebut, doi malah berharap seandainya hal tersebut nyata (peluk and maybe kissing). Gelisah juga sepertinya ane godain seperti itu, ya maklum juga mungkin karena lama tidak mendapat belaian. Ane sebagai laki, merasa tertantang donk untuk "membantu" merealisasikannya 😀.

Namun, baiknya Mrs. W ini masih peduli dengan status ane, dan ingin yang penting ane tetap aman bila seandainya meet up tersebut terealisasi.

Mrs. W mengaku bekerja sebagai salah satu guru di sebuah TK tidak jauh dari rumahnya. Untungnya doi tidak pernah menanyakan posisi ane dan entah doi memperhatikan jarak kami yang sebenarnya tidak jauh, namun doi tidak pernah membahas hal tersebut.

Selanjutnya Ane mulai searching IG doi, dan ternyata tidak di private, sehingga ane bisa mengakses beberapa foto doi yang menurut ane oke sih. Ya sekedar memastikan lagi, jangan sampai kali kedua ane dapet Paus Macan lagi dah, 🥲. Di beberapa video yang terdapat di IG Galerinya, ternyata doi punya akun Tiktok juga, ane coba searching kemudian stalking video postingannya, ternyata doi terlihat lebih binal bila tidak berhijab. Followernya lumayanlah, sekitar 700an.

Ane kemudian mencoba DM IG nya, sehingga obrolan berlanjut di IG, dan ane menanyakan apakah doi menggunakan "wikipedia". Doi bilang tidak pakai, dan kuota terbatas buat install "wikipedia". Akhirnya ane iming imingi bakal isiin paket kuota supaya doi mau beralih ke "wikipedia". Ternyata doi pernah pakai, tak lama doi mengirim sebuah screenshoot profil wikipedianya, agar ane bisa searching ID Telenya.

Oke, obrolan pun pindah ke "wikipedia". Baru juga memulai chat, obrolan kami sudah mulai menjurus ke arah mesum. Doi membalas chat ane, berulang kali menggunakan Voice Note.

"Duh..kamu tu, bikin aku jadi pengen"

"Mmmhhh..Sange ni..udah donk (suara manja)

"Jadi pengen remes remes itu kamu, terus aku sepong deh, hehehehe"

Seperti itu kira kira beberapa Voice Note mesum yang dikirim doi ke ane.

Merasa mendapat lampu hijau, ane pun tak segan untuk meminta PAP TT doi..

"Image Received!!"

Sebuah penampakan payudara doi yang sekel dan montok tertangkap di layar HP ane, yang konon sesuai pengakuan doi biasa mengenakan Cup Bra Size 38D kalau ane tidak salah ingat.

Wow, kesukaan ane banget ini bentuknya, mana kulit payudaranya putih dengan puting berwarna pink merekah (ternyata gegara filter jahat 🤣).

Ane bolak balik puji payudara doi karena sesuai dengan kesukaan ane baik dari bentuk dan sizenya.

Hari berikutnya, kami masih melanjutkan obrolan, doi saat itu masuk kerja, menyiapkan bahan ajar untuk tahun ajaran baru yang akan berlangsung seminggu berikutnya. Selasa pagi, saat ane berangkat ke kantor, ane iseng Video Call doi. Kebetulan doi lagi bersiap dan dandan sebelum berangkat ke sekolah.

Doi saat itu hanya mengenakan handuk yang melilit tubuhnya sambil make up an, namun minim penerangan, karena lampu kamarnya dimatikan oleh doi. Ane sesekali mencoba fokus ke arah belahan dadanya sambil menyetir.

"Liat donk itu.." goda ane

"Apaan?" Tanya doi

"Nenennya..hehe" kata Ane

"Malu ah, kan semalem udah" kata doi

"Yeee..kan ini mau liat livenya..lagian tinggal pelorotin dikit handuknya hahaha" bujuk ane

Akhirnya doi menuruti keinginan ane dengan memelorotkan handuk di tubuhnya.
Rada kurang jelas karena gelap sih sebenarnya, tapi ya sudah ane hargain effort doilah.

Siang harinya, ane kembali iseng meminta PAP TT doi..

"Ihh..kamu mah..malu tau" kata doi

"Ya kan ke kamar mandi dulu atuh, terus foto deh" bujuk ane

Beberapa saat kemudian,

"Image received"

"Woooww..gede banget, pengen kukenyot" kata ane

"Kamu...ihh..nakal" balas doi

Malam harinya kita kembali berbincang, diawali basa basi dan kembali ane arahkan ke topik mesum. Doi kembali protes, karena kembali sange, bahkan masih sange sejak kemaren katanya.

"Emang setelah pisah, ga pernah begituan lagi ya?" Tanya ane penasaran

"Ya ga pernahlah..kan aku udah pisah, masak masih begitu" kata Doi via Voice Note

"Aku boleh nanya?" Kata doi

"Apa tu?" Balas ane
"Aku boleh minta sm kamu ga?" Tanya doi

"Minta apa? ML?" Tanya ane

"ML.." kata doi

"Boleh donk 😀" jawab ane (kamu ga minta aja, rencana malah aku ini lagi SSI mau ngajak, bathin ane)



"Emang ga pernah digodain diajak gitu sama cowok tinder gitu?" Tanya ane

"Ya pernah sih..tapi ga tau ga sreg aja sih" jawab doi

"Ga tau, aku liat kamu dari awal dah sange aja" tambah doi

Akhirnya kami pun mengatur jadwal meet up untuk Check In, dan akhirnya disepakati di hari Kamis siang, karena doi sibuk di hari lainnya.

Rabu sore saat dalam perjalanan pulang, tiba tiba ane kepikiran ingin meet up terlebih dahulu, khawatir zonk aja dan tidak sesuai ekspektasi ane.

Ane coba telpon doi, namun tidak diangkat. Ternyata doi tidur saat itu, dan baru membalas chat ane saat posisi ane sudah mau sampai rumah.

Rabu malam, ane kembali chat doi, untuk memastikan dan mematangkan rencana. Walau ane masih menimbang nimbang akan check in di hotel mana, dengan pertimbangan jarak, kemudahan akses, sikon lingkungan dan tidak merepotkan doi tentunya.

Kamis pagi, ane izin ngantor setengah hari. Sekitar jam 10an ane cabut dari kantor, kemudian singgah di cafe tidak jauh dari rumah ane. Ane kabarin Mrs. W untuk menyusul ane kesana setelah pulang kerja, sekitar jam 12an.

Beneran deh, ane ingin sekali meet up terlebih dahulu untuk memastikan doi seperti apa, pun demikian halnya buat doi kan. Siapa tau aja salah satu dari kami, tidak sreg 😃.

Ane shareloc lokasi cafe yang dimaksud, namun doi beralasan tidak tahu, walau sudah ane kasih patokan salah satu tempat makan yang doi tahu, malahan doi minta dijemput.

Tentu saja ane tolak secara halus, karena tetap ada rasa khawatir semobil dengan stranger, dan juga ane menjaga jangan sampai mobil ane di notice doi, karena hari hari ane suka melintas di jalan raya yang tidak jauh dari rumah kami masing masing.

"Mau ngapain sih pake ketemu dulu, kenapa ga sekalian aja ketemu di hotel?" Tanya doi penasaran

Kemudian ane jelasin, bahwa waktu check in hotel kan jam 2 siang, jadi masih ada waktu buat ketemu sambil makan siang dulu.

Saat itu doi malah memilih pulang ke rumah terlebih dahulu sambil menunggu waktu check in. Atau doi memberikan opsi lain, untuk menjemput doi untuk kemudian bersama sama ke hotel.

Ane mulai kesel sebenarnya saat itu, namun karena rasa penasaran ane lebih besar, sehingga ane mencoba bersabar. Kembali ane tolak permintaan doi, karena pertimbangan tadi dan juga lokasi jemput yang doi minta sangat riskan menurut ane. Khawatir aja bakalan ketemu bu Kapolda yang bisa jadi lalu lalang lewat jalan tersebut untuk membeli makan atau kebutuhan rumah misalnya.

Jam 12an selesai Adzan Dzuhur berkumandang, ane lalu menumpang sholat di cafe tersebut, membayar tagihan makan dan minum kemudian cabut menuju hotel. Ane sengaja memilih jalan sedikit memutar alih alih lewat jalan raya depan rumah untuk menghindari resiko yang tidak diinginkan.

Jam 1 siang ane tiba di Hotel yang akhirnya ane tetapkan untuk dipilih. Mrs. W juga sudah ane kabari hotel dan lokasi yang mesti dituju. Lagi lagi dia bilang ga tau lokasi hotel tersebut, walau ane sudah kasih gambaran detil. Kembali ane dibuat kesel, namun ane tahan...hufftt..

Ane kemudian menuju ruang resepsionis lewat pintu masuk parkiran, karena tidak menemukan lift yang biasanya letaknya memang suka tersembunyi.

Ane tanya rate dan juga apakah bisa early check in, ternyata ga bisa. So, ane mesti menunggu sejam lagi. Sengaja ane tidak pesan via aplikasi online sesuai SOP check in Bapack Bapack genit, dan juga tidak langsung reservasi sampai memastikan kedatangan Mrs. W, jaga jaga siapa tau doi tidak datang karena berubah pikiran atau berhalangan.

Ruangan smoking (outdoor) di sebelah resepsionis jadi pilihan ane untuk menunggu Mrs. W. Jam 13.30 ane coba chat Mrs. W, dan beberapa saat kemudian doi membalas kalau sedang bersiap siap. Hingga akhirnya jam 14.10 doi mengabarkan baru saja otewe dari rumah menggunakan Ojek Online.

Estimasi perjalanan berdasarkan hitungan ane sekitar 15 menitan. Sudah sejam lebih ane menunggu di smoking area samping, dari tempat ane ini bisa memantau orang yang hendak melewati lobby hotel.

Jam 14.35 akhirnya doi mengabari kalau sudah sampai dan turun di halte depan hotel.

"Ya udah langsung aja masuk, gerbangnya di samping, di depan salah satu restoran waralaba yang kebetulan bersebelahan dengan hotel" kata ane

"Aku ga tau dimana..kamu sini aja jemput" kata doi

"Yaelah tinggal masuk aja terus kesini, pake minta dijemput segala" kata ane







Akhirnya setelah sedikit berdebat, doi akhirnya menurut. Ane lihat dari kejauhan, seorang wanita berhijab orange mengenakan kemeja kotak kotak hitam putih dan celana jeans, celingukan seperti kebingungan, padahal posisinya sudah dekat dengan lobby hotel.

Ane coba lambaikan tangan, dan akhirnya doi mendekat menuju pintu lobby.

"Langsung ke area samping ya, kamu masuk dulu lewatin resepsionis" kata ane

"Dimana sih..kamu aja yang kesini" kata doi

"Yaelah, kamu udah di depan pintu tinggal masuk aja terus kesini" kata ane mulai kesal

"Ga mau ah..aku tunggu disini aja, malu aku" kata doi

"Sini dulu..ngobrol..masak disuruh kesini aja ga mau sih, aku dah jauh jauh dari kantor lho ini.." kata ane

Akhirnya setelah berdebat selama kurang lebih 15 menit karena sama sama tidak ada yang mau menghampiri, akhirnya doi mengalah dan menghampiri ane dengan sedikit ngambek.

Kali ini, doi sudah berada di hadapan ane. Namun jauh di luar ekspektasi ane, gegara filter jahanam...faakkklah!!! 🤪🙄

Di wajah doi terlihat bulir bulir keringat yang membuat bedak doi luntur 🤣🤣. Ditambah bulu mata badai palsunya, membuat mood ane turun seketika.

"Buka donk maskernya" pinta ane.. yakan, kali aja ternyata doi berkumis aslinya, who knows 🫠.

Doi hanya diam dan menggeleng, sambil sibuk memainkan hpnya. Ane yang sudah dibuat kesal daritadi ditambah tampilan doi yang di luar ekspektasi ane, sempat berpikir mau kabur sebenarnya 🤣.

"Kamu yang check in ya, ini duitnya. Klo lebih buat ganti transport kamu" kata ane

"Ihhh..aku ga tau caranya..kamu aja" elak doi

"Ya ampun, katrok banget dah" bathin ane 🥲

"Emang ga pernah gitu nginep di hotel?" Tanya ane

"Ya pernah..tapi kan diurusin sekolah, jadi tinggal masuk aja" kata doi

"Tinggal bilang aja mau reservasi, terus tunjukin ktp aja" jelas ane

"Ahh.*** tau lah..udah kamu aja emang kenapa?" Kata doi

"Ya ga enaklah..kan KTPku keterangannya kawin" jawab ane beralasan

"Ya udah pake KTPku aja, kamu yang reservasi" kata doi

"Ya ga bisa Malih..kan lo yang mesti tanda tangan" gerutu ane mulai kesal

"Mau ga ni? Kalo ga mau ya udah ga jadi ajalah ya" kata ane mencari peluang supaya batal

Akhirnya doi beranjak dari kursinya membawa beberapa lembar uang yang ane taruh di depan meja.

"Yah..malah jadi ini" bathin ane 🥲

"Ya udahlah misal ga ngaceng, paling ga bisa liat cewek telanjang" bathin ane lagi 🤣

Tak lama doi kembali ke hadapan ane dengan membawa amplop kecil berisi keycard, ane dengan berat hati terpaksa beranjak dari kursi dan menuju ke lift di sebelah meja resepsionis, diikuti doi.

Dengan sedikit malu, ane dengan tebal muka melewati meja resepsionis, dengan mengenakan masker. Kami pun naik lift bersama beberapa tamu lainnya.

"Tingg...!!" Pintu lift terbuka di lantai kamar kami berada.

Setelah memasuki kamar, ane lalu menaruh barang bawaan dan melepas pakaian kemeja ane. Doi langsung mengambil posisi berbaring di kasur sambil masih memainkan HPnya masih terlihat cuek dan ngambek.

Ane pun pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu lalu bersiap untuk menunaikan Ashar, saat itu sekitar jam 15.30 sore.

Selesai Ashar, ane lalu menyusul doi ke kasur dan berbaring di sebelah doi. Sebenernya dengan beberapa kejadian tadi dan sedikit di luar ekspektasi ane, membuat mood ane berangsur hilang. Namun demi konten..ehhh namun ibarat lauk sudah di depan mata, ane coba deh..siapa tau enak juga kan 🤣🤣

"Jadi kesini cuma mau main HP ya?" Ledek ane..

Dengan gestur sedikit sebal, doi lalu menaruh HPnya di meja samping tempat tidur. Ane berusaha menatap wajahnya, kali aja jadi menarik seperti di foto, namun sebelumnya lampu kamar ane matikan semuanya, walau masih sedikit terang karena cahaya dari luar jendela. Ane dekatkan wajah ane ke doi, untuk membuat jarak pandang serapat mungkin 😆😆.

"Buka donk bajunya..apa mau aku yang bukain?" Tanya ane

"Enggak kok..aku bisa sendiri" kata doi sambil melucuti pakaiannya satu persatu hingga benar benar bugil.

Teteknya lumayan gede dengan puting berwarna kecoklatan, walau tidak segede dan seputih di foto juga sih..dasar filter jahanam...😤😤

Tiba tiba saja doi langsung melumat bibir ane dengan sangat ganasnya, mulut ane sampai dicekokin lidahnya yang berulangkali masuk seolah mengajak duel lidah ane. Doi ini di awal chat memang pernah bercerita kalau dia suka dan jago berciuman. Namun ane tidak sangka bisa sampai seganas ini, bahkan ane sampai merasa eneg karena hampir tidak dikasih jeda sedikitpun.

Sambil terus meladeni ganasnya ciuman doi, ane selingi dengan meraba dan meremas remas payudaranya. Namun ternyata bukan disitu titik lemah doi, karena saat ane coba berpaling dari ciumannya, doi terlihat biasa saja saat mulut ane mulai melumat dan memainkan kedua payudaranya.

Doi lebih bernafsu saat diladeni ciumannya. Bahkan saat ane mainin Miss. V nya, dengan mengusap usap klitoris atau colok Miss V nya dengan jari, doi terlihat biasa saja. Tak terasa hampir 1 jam, ane terjebak dalam permainan lidahnya. Beberapa kali ane break, namun doi terus saja menyosor mulut ane. Seumur umur baru kali ini nemu yang doyan ciuman seperti ini. Jujur ane kurang menikmati atau mendapat chemistry dari ciuman ini, cuma karena dari awal doi ngebet pengen ciuman, ya sudah ane coba turuti kemauannya.

Kemudian kami berbaring sejenak untuk beristirahat, suasana sudah lumayan cair, tidak ada lagi perasaan ngambek di doi. Kami pun sedikit bertukar cerita kira kira sekitar 10 sd 15 menit.

"Hmm..kalau liat cara ciuman kamu kayak gitu, gimana rasanya disepong sama kamu ya? Hehe" kata ane

"Aku ga pinter nyepong lho..takut kena gigi" kata doi

"Ga lah..kalo kena gigi, aku pasti bilang" kata ane

Kami pun terdiam beberapa saat.

"Mau lanjut ga ni? Atau udah gini aja?" Tanya ane mencoba memecah keheningan

Doi tidak menjawab, namun mulai mengelus elus Mr. P ane yang sedari awal masih nganggur.

"Sepong donk.." pinta ane

"Kucoba ya..tapi takut kena gigi" kata doi

"Ya udah coba dulu.." kata ane

Doi lalu beranjak dari tidurnya, kemudian telungkup diatas perut ane, meraih Mr. P ane lalu mulai mengulumnya..

"Mmmhhh..not badlah" pikir ane

Tidak sampai 5 menit, karena Mr. P ane juga sudah On, ane minta doi untuk menghentikan Blow Jobnya..

"Mmm..udah, kamu naik gih.." kata ane

Doi pun lalu mengambil ancang ancang untuk melakukan WOT. Dipegangnya Mr. P ane, kemudian diarahkan ke liang vaginanya..

"Blesshhh..." kini Mr. P ane sudah tertanam di dalam Vaginanya basah.

Doi mulai bergerak maju mundur, naik turun secara perlahan dan teratur. Namun tidak berapa lama, doi justru merasa lelah dan menjatuhkan tubuhnya ke pelukan ane. Lagi lagi bibir ane yang menjadi sasarannya. Bibir ane dilumat, lidah ane disedot hingga dalam, sambil ane mulai bekerja menyodok vaginanya dari bawah..

"Mmmmhhhh..." desah doi sambil terus melumat bibir ane

Vaginanya terasa licin, namun ane tidak berani menggeber dengan RPM tinggi di awal..pelan pelan ane melakukan sodokan demi sodokan, hingga menemukan ritme yang konstan dan membuat ane merasa firm terlebih dahulu, karena khawatir keburu klimaks, mengingat liarnya doi.

Saat dirasa sperma ane sudah mendekati ujung, ane minta untuk berganti posisi menjadi MOT.

"Sleeebbhhh.." kali kedua Mr. P ane menerobos permukaan liang vaginanya. Sambil terus memompa perlahan, ane lumat kedua putingnya secara bergantian.. kemudian ane naikkan tempo sedikit demi sedikit, sambil meladeni ciuman liar doi, dan sesekali ane jilati leher dan telinga doi. Mrs. W yang masih menanti nanti bibir ane, akhirnya beralih ke telinga ane sebagai objek sasaran ciumannya.

"Sluurrppp..slurrrppp.." saat telinga ane dijilati dengan lidahnya

"Plok..plok..plok..."

Akhirnya setelah sekian lama..

"Kamu udah keluar belum?" Tanya ane

"Mmmhhh..udahhh..mmmhhh" kata Mrs. W sambil berusaha mencium bibir ane.

"Aku dah boleh keluarin?" Tanya ane berbisik di telinganya

"Iya..udah keluarin..mmmmhhh" kata doi

Ane lalu mempercepat gerakan penetrasi secara berulang untuk mendapatkan klimaks yang maksimal...


"Plokkk..plokk..plokk..mmhhh..aaaahhh...ahhh.."

Langsung buru buru ane cabut Mr. P ane, kemudian mengocoknya hingga memuncratkan sperma di perut doi..

"Croott..crrooott.." beberapa kali semburan sperma ane tumpah di atas perut doi..

Ane langsung beranjak dari tempat tidur, menghindari sperma yang tumpah di kasur. Mrs. W yang tubuhnya berlumur sperma ane, kebingungan karena tidak mendapati tissue di dekatnya, hingga akhirnya doi buru buru pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.



Tak lama, ane pun membilas tubuh dengan sabun sekaligus keramas, sedangkan doi mulai kembali berpakaian di sebelah tempat tidur.

Saat itu sudah hampir jam 6 sore, setelah rapi berpakaian, kami pun bergegas untuk pulang. Saat di lift, kami pun akhirnya berpisah, karena ane langsung turun menuju parkiran, sedangkan doi mampir ke meja resepsionis untuk checkout sekaligus mengambil KTP dan deposit.

Sengaja ane tidak menawarkan tumpangan, untuk menghindari segala resiko yang mungkin terjadi. Bahkan saat menuju rumah pun, ane sengaja mengambil jalan dengan rute memutar, khawatir diikuti atau tidak sengaja bertemu doi di jalan.

Dan setelahnya, ane sama sekali tidak ada kontak doi, begitu pula doi yang tidak berusaha menghubungi ane 🤣🤣.

Hingga 2 minggu kemudian..

"Hai..pap tetek donk" chat ane iseng, dikasih syukur, ga dikasih atau marah ya udah

"Hmm..kemana aja?" Tanya doi

"Disini sini aja kok.."kata ane

"Pap donk..kangen liat tetek kamu" rayu ane

"Ting...image received"

"Tamat"
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd