Van1999
Semprot Addict
- Daftar
- 10 Nov 2022
- Post
- 424
- Like diterima
- 1.554
Part-37 BDSM di Puncak 4
Di dini hari kedinginan melingkupi kami, segera kucari selimut tebal untuk menyelimuti doi, kudekap mesra doi dan tertidur lagi. Rada siangan kami baru terbangun dan ternyata dua koko itu sudah sediakan kami sarapan pagi. Kami santap tanpa sungkan karena sudah lapar berat. Mereka menikmati tubuh ceweku yang masih bugil itu, serasa tidak pernah puas melihat dan menikmati doi. Aku pun miliki perasaan yang sama, maunya menyantap kelegitan tubuh doi melulu, serasa ga pernah ada kata puas.
Selepas makan kami bersantai ria di jacuzzi sambil nikmati wine. Si dua berbisik padaku bahwa ada spot lain yang tidak ku ketahui. Ternyata dibelakang lapangan multi fungsi ada jalan setapak menuju sungai di belakang. Katanya biasanya sana sepi, mau ga mencoba bercinta disana? Kusuruh mereka kami berdua pergi meninggalkan si satu dan doi untuk survey lokasi. Wah ternyata tempatnya asyik sekali, sepi dan suara air di sunggai seakan membuat kami menyatu dialam. Kami sudah pikirkan apa saja yang hendak kami bawa seperti matras alas agar tubuh doi ga lecet kena batu disana, kasur tiup supaya nyaman bercinta, dan tidak lupa alat perang. Ku lihat ada pohon disana, kubilang sekalian bawa kain ya supaya mengalasi pohon itu sebelum mengikat doi disana. Mata si dua berbinar karena exciting dengan ide yang kutawarkan.
Sekembali kami dari survey kami lihat si satu tidak membiarkan waktu terbuang percuma, sedang minta jatah sama doi. Kampret juga dalam hati, aku aja pagi ini belum dapat jatah kok dia mendahului? Tidak lama dirinya sudah keluar, kami suruh bantu bawa perlengkapan dan aku ajak doi ikut kami setelah doi bersihkan diri. Kami berempat jalan bugil.ke arah sungai. Disana kami bertiga siapkan semua yang diperlukan sementara doi bermain air disungai, sungguh pemandangan yang sangat super duper indah, seperti dongeng tujuh Bidadari turun dari khayangan untuk mandi disungai, selendang yang satu disimpan Jaka Tarub sehingga Bidadari itu tidak bisa kembali ke khayangan. Aku si Jaka Tarub dan doiku Bidadari itu .
Kami bertiga terpaku melihat pemandangan doi super sexy bermain air. Doi malah sengaja cipratkan air kearah kami yang termenung melihatnya. Segera kami tersadar dan kembali bekerja.
Persiapan tiba, ku ajak doi memeluk pohon, doi pasrah saja disuruh ngapain juga karena rasa sayang doi mau agar aku senang. Sebelumnya kami semprot baygon supaya jangan ada semut dan serangga di pohon dan sekitar matras, juga sudah kami lilitkan seprei di batang pohon agar kulitnya yang mulus tidak tergores kulit kayu yang kasar dan keras. Sesudah itu si satu mengikat mata, si dua mengikat tangan, dan aku ambil peralatan perang. Kami bagi tugas dan tidak lama kemudian sudah kubenamkan burungku dalam mekinya. Ah sungguh nikmat bercinta dialam bebas, sungguh nikmat burungku dipijat dan diurut lembut oleh mekinya yang segera orgasme gara gara dirangsang dua cowo lainnya, ini salah satu kenikmatan gang bang, kita tidak perlu cape bekerja namun doi sudah orgasme duluan.
Setelahnya si dua mengambil alih dengan sigap karena sudah tidak tahan. Ada yang bingung dengan posisi doi? Doi kami ikat bukan dengan borgol melainkan tali panjang sehingga tangan doi saja yang menempel pohon itu sehingga doi bisa tetap dengan posisi doggy style. Jadi aku yang tidak diposisi meki maka aku menciumi dirinya, ugh sungguh nikmat karena dirinya sedang dilanda kenikmatan tiada tara membuat cumbuannya menjadi sangat panas. Si dua klimaks diganti si satu. Dalam hati kupret nih si satu jadi lebih banyak gauli doi ketimbang aku pacarnya. Selesai kami bertiga puas, kami lepas doi dan letakkan doi di matras angin yang sudah kami siapkan. Lepas itu aku main air sebentar, busyet dingin juga tuh air. Doi ngikut dan dua koko juga. Selepas bersih bersih doi ku ajak ke matras lagi, kami bercinta sekali lagi disana, sungguh nikmat sekali meski dengan posisi missionaries yang biasa itu, mungkin karena lokasi menentukan kenikmatan. Doi kembali digilir tiga kali di atas matras angin itu. Matras itu seketika menjadi kotor oleh pejuh yang belecetan serta oleh pasir yang mungkin berasal dari kaki kami. Kami bersantai ria menikmati alam terbuka ini. Tidak lama kemudian kulihat dari jauh ada anak anak berenang kearah kami mengikuti arus sungai ini. Celaka, kuberi kode ke doi, ku bawa lari doi meninggalkan dua koko yang bingung melihat kami lari kembali ke villanya. Dua koko itu pun akhirnya terlambat lari dan anak anak tadi sangka dua koko itu pasangan homo yang sedang bermesraan di tepi sungai . Hal itu ku ketahui dari cerita dua koko sehabis kembali ke villa. Mereka ngedumel karena mereka kutinggal pergi . Mungkin karena aku sudah terbiasa kena pergok membuat aku lebih expert menghindari ketangkap basah lagi.
Part-38 Make love di apartemen doi
Di dini hari kedinginan melingkupi kami, segera kucari selimut tebal untuk menyelimuti doi, kudekap mesra doi dan tertidur lagi. Rada siangan kami baru terbangun dan ternyata dua koko itu sudah sediakan kami sarapan pagi. Kami santap tanpa sungkan karena sudah lapar berat. Mereka menikmati tubuh ceweku yang masih bugil itu, serasa tidak pernah puas melihat dan menikmati doi. Aku pun miliki perasaan yang sama, maunya menyantap kelegitan tubuh doi melulu, serasa ga pernah ada kata puas.
Selepas makan kami bersantai ria di jacuzzi sambil nikmati wine. Si dua berbisik padaku bahwa ada spot lain yang tidak ku ketahui. Ternyata dibelakang lapangan multi fungsi ada jalan setapak menuju sungai di belakang. Katanya biasanya sana sepi, mau ga mencoba bercinta disana? Kusuruh mereka kami berdua pergi meninggalkan si satu dan doi untuk survey lokasi. Wah ternyata tempatnya asyik sekali, sepi dan suara air di sunggai seakan membuat kami menyatu dialam. Kami sudah pikirkan apa saja yang hendak kami bawa seperti matras alas agar tubuh doi ga lecet kena batu disana, kasur tiup supaya nyaman bercinta, dan tidak lupa alat perang. Ku lihat ada pohon disana, kubilang sekalian bawa kain ya supaya mengalasi pohon itu sebelum mengikat doi disana. Mata si dua berbinar karena exciting dengan ide yang kutawarkan.
Sekembali kami dari survey kami lihat si satu tidak membiarkan waktu terbuang percuma, sedang minta jatah sama doi. Kampret juga dalam hati, aku aja pagi ini belum dapat jatah kok dia mendahului? Tidak lama dirinya sudah keluar, kami suruh bantu bawa perlengkapan dan aku ajak doi ikut kami setelah doi bersihkan diri. Kami berempat jalan bugil.ke arah sungai. Disana kami bertiga siapkan semua yang diperlukan sementara doi bermain air disungai, sungguh pemandangan yang sangat super duper indah, seperti dongeng tujuh Bidadari turun dari khayangan untuk mandi disungai, selendang yang satu disimpan Jaka Tarub sehingga Bidadari itu tidak bisa kembali ke khayangan. Aku si Jaka Tarub dan doiku Bidadari itu .
Kami bertiga terpaku melihat pemandangan doi super sexy bermain air. Doi malah sengaja cipratkan air kearah kami yang termenung melihatnya. Segera kami tersadar dan kembali bekerja.
Persiapan tiba, ku ajak doi memeluk pohon, doi pasrah saja disuruh ngapain juga karena rasa sayang doi mau agar aku senang. Sebelumnya kami semprot baygon supaya jangan ada semut dan serangga di pohon dan sekitar matras, juga sudah kami lilitkan seprei di batang pohon agar kulitnya yang mulus tidak tergores kulit kayu yang kasar dan keras. Sesudah itu si satu mengikat mata, si dua mengikat tangan, dan aku ambil peralatan perang. Kami bagi tugas dan tidak lama kemudian sudah kubenamkan burungku dalam mekinya. Ah sungguh nikmat bercinta dialam bebas, sungguh nikmat burungku dipijat dan diurut lembut oleh mekinya yang segera orgasme gara gara dirangsang dua cowo lainnya, ini salah satu kenikmatan gang bang, kita tidak perlu cape bekerja namun doi sudah orgasme duluan.
Setelahnya si dua mengambil alih dengan sigap karena sudah tidak tahan. Ada yang bingung dengan posisi doi? Doi kami ikat bukan dengan borgol melainkan tali panjang sehingga tangan doi saja yang menempel pohon itu sehingga doi bisa tetap dengan posisi doggy style. Jadi aku yang tidak diposisi meki maka aku menciumi dirinya, ugh sungguh nikmat karena dirinya sedang dilanda kenikmatan tiada tara membuat cumbuannya menjadi sangat panas. Si dua klimaks diganti si satu. Dalam hati kupret nih si satu jadi lebih banyak gauli doi ketimbang aku pacarnya. Selesai kami bertiga puas, kami lepas doi dan letakkan doi di matras angin yang sudah kami siapkan. Lepas itu aku main air sebentar, busyet dingin juga tuh air. Doi ngikut dan dua koko juga. Selepas bersih bersih doi ku ajak ke matras lagi, kami bercinta sekali lagi disana, sungguh nikmat sekali meski dengan posisi missionaries yang biasa itu, mungkin karena lokasi menentukan kenikmatan. Doi kembali digilir tiga kali di atas matras angin itu. Matras itu seketika menjadi kotor oleh pejuh yang belecetan serta oleh pasir yang mungkin berasal dari kaki kami. Kami bersantai ria menikmati alam terbuka ini. Tidak lama kemudian kulihat dari jauh ada anak anak berenang kearah kami mengikuti arus sungai ini. Celaka, kuberi kode ke doi, ku bawa lari doi meninggalkan dua koko yang bingung melihat kami lari kembali ke villanya. Dua koko itu pun akhirnya terlambat lari dan anak anak tadi sangka dua koko itu pasangan homo yang sedang bermesraan di tepi sungai . Hal itu ku ketahui dari cerita dua koko sehabis kembali ke villa. Mereka ngedumel karena mereka kutinggal pergi . Mungkin karena aku sudah terbiasa kena pergok membuat aku lebih expert menghindari ketangkap basah lagi.
Part-38 Make love di apartemen doi
Terakhir diubah: