Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

-----------------------------------------------------------------------

Cerita 160 – Namaku Citra..!!

Episode Pak RT yang Nakal

Pertama-tama
perkenankan saya memperkenalkan diri dulu.
Biasa teman-temanku memanggilku Citra.. –nama lengkap/aslinya ga usah disebut yah..–


Aku kelahirin tahun 83. Tubuhku cukup jangkung untuk ukuran wanita.. terakhir kuukur 172 cm..
Dengan berat 50 kg dan tiga lingkar tubuh 86/60/90.

Rambutku lurus sebahu.. wajah lonjong dan kulit putih karena aku WNI keturunan.
Amoilah istilahnya.

Saat ini masih kuliah di fakultas sastra di salahsatu universitas swasta di Bandung..
Dan di sana aku ngekost tidak jauh dari kampusku.

Aku termasuk gadis yang sering ke salon dan modis.. maka aku sudah tidak asing dengan tatapan nakal..
cowok-cowok di kampus kalau aku memakai pakaian yang ketat atau agak seksi.
Apalagi ketika nge-Dugem.. di mana aku memakai pakaian yang lebih terbuka.

Dalam percintaan.. secara jujur kuakui aku bukan tipe yang setia.
Aku sudah mempunyai pacar yang sedang kuliah di Amerika.. sehingga kami jarang bertemu.

Kami sudah berjalan lebih dari tiga tahun dan aku mencintainya..
Tapi darah muda dalam diriku.. melibatkanku dalam beberapa hubungan one night stand..
dengan teman kuliah mau pun teman Dugem.

Bagiku semua itu hanya hubungan badan.. tanpa mengubah perasaanku pada pacarku.
-----oOo-----

Kisah ini
terjadi di kala aku sedang libur kuliah.. dan berada di rumah orangtuaku.
Pak Hambali adalah ketua RT di daerah tempat aku tinggal.

Ia sering datang ke rumahku untuk keperluan menagih iuran daerah dan biaya air ledeng.
Dia adalah seorang pria berusia sekitar 50 tahunan dan mempunyai dua istri.

Benar kata orang.. bahwa dia ini seorang bandot tua. Buktinya.. ketika di rumahku kalau aku melewat di depannya..
seringkali matanya jelalatan melihat padaku.. seolah-olah matanya tembus pandang ke balik pakaianku.

Bagiku sih tidak apa-apa, aku malah senang kalau tubuhku dikagumi laki-laki.
Terkadang aku memakai baju rumah yang seksi kalau melewat di depannya.
Aku yakin di dalam pikirannya pasti penuh hal-hal yang jorok tentangku.

Pada suatu hari aku sedang di rumah sendirian. Aku sedang melakukan fitness..
untuk menjaga bentuk dan stamina tubuhku di ruang belakang rumahku yang tersedia beberapa peralatan fitness.

Aku memakai pakaian yang enak dipakai.. dan menyerap keringat berupa sebuah kaus hitam tanpa lengan..
dengan belahan dada rendah.. sehingga buah dadaku yang montok itu agak tersembul keluar.

Terutama kalau sedang menunduk.. apalagi aku tidak memakai BH.
Ditambah juga sebuah celana pendek ketat yang mencetak pantatku yang padat berisi.

Waktu aku sedang melatih pahaku.. tiba-tiba terdengar bel berbunyi.
Segera saja kuambil handuk kecil dan mengelap keringatku sambil berjalan ke arah pintu.

Kulihat dari jendela, ternyata Pak Hambali yang datang..
pasti dia mau menagih biaya ledeng yang dititipkan ayah padaku tadi pagi.

Kubukakan pagar dan kupersilakan dia ke dalam.
“Silakan Pak duduk dulu ya.. sambil nunggu saya ambil uangnya..”
Senyumku dengan ramah mempersilakannya duduk di ruang tengah.

“Kok sepi sekali dik.. ke mana yang lain..?”
“Papa hari ini pulangnya malam.. tapi uangnya udah dititip ke saya kok.
Mama juga lagi arisan sama teman-temannya..” kataku sambil melangkah ke dalam.

Seperti biasa.. matanya selalu saja menatapi tubuhku.. terutama bagian dadaku yang agak terlihat itu.
Aku juga sadar kalau dadaku sempat diintip olehnya waktu menunduk.. ketika menaruh segelas teh untuknya.

“Minum Pak..” tawarku lalu aku duduk di depannya dengan menyilangkan kaki kananku..
sehingga pahaku yang jenjang dan putih itu makin terlihat.
Nuansa mesum mulai terasa di ruang tamuku yang nyaman itu

Dia menanya-nanyaiku sekitar masalah anak muda.. seperti kuliah.. hoby.. keluarga dan lain-lain..
Tapi matanya terus menelanjangiku.
“Dik Citra lagi olahraga yah..? Soalnya badannya keringatan gitu terus mukanya merah lagi..” katanya.

“Iya nih Pak.. biasa kan cewek kan harus jaga badan lah, cuma sekarang jadi pegel banget nih..
Pengen dipijat rasanya. Ngg.. bapak bisa bantu pijitin ga..?” Godaku sambil mengurut-ngurut pahaku.

Tanpa diminta lagi dia segera bangkit berdiri dan pindah ke sebelahku..
Waktu berdiri kuperhatikan ia melihat putingku yang menonjol dari balik kausku.
Juga kulihat penisnya ngaceng berat.. membuatku tidak sabar menggenggam benda itu.

“Mari Dik.. ke sinikan kakinya.. biar bapak pijat..” tawarnya ramah.
Aku lalu mengubah posisi dudukku menjadi menyamping.. kemudian menjulurkan kakiku ke arahnya.

Dia mulai mengurut paha hingga betisku. Uuuhh.. pijatannya benar-benar enak.
Telapak tangannya yang kasar itu membelai pahaku yang putih mulus.. membangkitkan birahiku.

Aku pun mendesah-desah sambil menggigit bibir bawahku.
“Pijatan bapak enak ya Dik..?” Tanyanya.

“Iya Pak, terus dong.. enak.. emmhh..” aku terus mendesah membangkitkan nafsu Pak Hambali.
Desahanku kadang kusertai dengan geliat tubuh.

Dia semakin berani mengelus paha dalamku.. bahkan menyentuh pangkal pahaku dan meremasnya.
“Enngghh.. Pak..” desahku lebih kuat lagi ketika kurasakan jari-jarinya mengelusi bagian itu.

Tubuhku makin menggelinjang.. sehingga nafsu Pak Hambali pun semakin naik dan tidak terbendung lagi.
Srattt..!! Celana sportku dipelorotkannya beserta celana dalamku.

“Aaww..!!” Aku berlagak kaget sambil menutupi kemaluanku dengan telapak tanganku.
Melihat reaksiku yang malu-malu kucing ini dia makin gemas saja.

Ditariknya celanaku yang sudah tertarik hingga lutut itu lalu dilemparnya ke belakang.
Tanganku yang menutupi kemaluan juga dibukanya..

Sehingga kemaluanku yang berambut lebat itu tampak olehnya.
Klistorisku yang merah merekah dan sudah becek siap dimasuki.

Pak Hambali tertegun beberapa saat memandangiku yang sudah bugil bagian bawah itu.
“Kamu memang sempurna Dik Citra.. dari dulu bapak sering membayangkan ngentotin kamu..
akhirnya hari ini kesampaian juga..” rayunya.

Dia mulai melepas kemejanya..
sehingga aku dapat melihat perutnya yang berlemak dan dadanya yang berbulu itu.

Lalu dia membuka sabuk dan celananya..
sehingga benda di baliknya kini dapat mengacung dengan gagah dan tegak.

Aku menatap takjub pada organ tubuh itu, begitu besar dan berurat..
Ufhh.. aku sudah tidak sabar lagi menggenggam dan mengulumnya.

Pak Hambali begitu membuka pahaku.. lalu membenamkan kepalanya di situ..
sehingga selangkanganku tepat menghadap ke mukanya.

“Ehmm.. wangi, pasti adik rajin merawat diri yah..?”
Godanya waktu menghirup kemaluanku yang kurawat dengan apik dengan sabun pembersih wanita.

Sesaat kemudian kurasakan benda yang lunak dan basah menggelitik vaginaku..
Oohh.. lidahnya menjilati klistorisku.. terkadang menyeruak ke dalam menjilati dinding kemaluanku.

Lidah tebal dan kumisnya itu terasa menggelitik bagiku.. aku benar-benar merasa geli di sana..
Sehingga aku mendesah tak tertahan sambil meremasi rambutnya.

Kedua tangannya menyusup ke bawah bajuku dan mulai meremas buah dadaku.
Jari-jarinya yang besar bermain dengan liar di sana..

Memencet putingku dan memelintirnya hingga benda itu terasa makin mengeras.
“Pak.. oohh..saya juga mau.. pak..” desahku tak tahan lagi ingin mengulum penis itu.

“Kalau begitu bapak di bawah saja ya dik..”
Katanya sambil mengatur posisi kami sedemikian rupa menjadi gaya 69.

Aku naik ke wajahnya dan membungkukkan tubuhku.. Ctapp..!! Kuraih benda kesukaanku itu.
Dalam genggamanku mulai kukocok perlahan sambil menjilatinya.

Kugerakkan lidahku menelusuri pelosok batang itu.. buah pelirnya kuemut sejenak.
Lalu jilatanku naik lagi ke ujungnya.. di mana aku mulai membuka mulut siap menelannya.

Oohh.. batang itu begitu gemuk dan berdiameter lebar.. persis seperti tubuh pemiliknya..
Sehingga membuatku harus membuka mulutku selebar-lebarnya agar bisa mamasukkannya.

Aku mulai mengisapnya dan memijati buah pelirnya dengan tanganku.
Pak Hambali mendesah-desah enak menikmati permainanku.

Sementara aku juga merasa geli di bawah sana.
Kurasakan ada gerakan memutar-mutar di dalam liang vaginaku oleh jarinya.

Jari-jari lain dari tangan yang sama.. mengelus-elus klistoris dan bibir vaginaku.
Bukan itu saja.. lidahnya juga turut menjilati baik anus mau pun vaginaku.

Sungguh suatu sensasi yang hebat sekali.. sampai pinggulku turut bergoyang menikmatinya.
Juga semakin bersemangat mengulum penisnya.

Selama 10 menitan kami menikmatinya..
sampai ada sedikit terganggu oleh berbunyinya HP Pak Hambali.

Plopp..!! Aku lepaskan penisnya dari mulutku dan menatap padanya.
Pak Hambali menyuruhku mengambil HP-nya di atas meja ruang tamu..

Lalu dia berkata.. “Ayo dik.. terusin dong karaokenya.. biar bapak ngomong dulu di telepon..”
Aku pun tanpa ragu-ragu menelan kembali penisnya.

Dia bicara di HP sambil penisnya dikulum olehku.
Tidak tau deh bicara dengan siapa.. emang gua pikirin..?
Yang pasti.. aku harus berusaha tidak mengeluarkan suara-suara aneh.

Tangan satunya yang tidak memegang HP terus bekerja di selangkanganku..
Kadang mencucuk-cucukkannya ke vagina dan anusku.. kadang meremas bongkahan pantatku.

Tiba-tiba dia menggeram sambil menepuk-nepuk pantatku.. sepertinya menyuruhku berhenti.
Tapi karena sudah tanggung.. aku malahan makin hebat mengocok dan mengisap penis itu..
sampai dia susah payah menahan geraman nikmatnya.. karena masih harus terus melayani pembicaraan.

Akhirnya.. crutt.. crutt.. crttt..!! Muncratlah cairan putih itu di mulutku.. yang langsung kutelan seperti kehausan.
Cairan yang menempel di penisnya juga tak lepas kujilati sampai tak bersisa.

“Ngga kok.. tidak apa-apa.. cuma tenggorokkan saya ada masalah dikit..” katanya di HP.
Tak lama kemudian dia pun menutup HP nya.. lalu bangkit duduk dan menaikkanku ke pangkuannya.

Tangan kirinya dia pakai menopang tubuhku. “Wah.. dik Citra ini bandel juga ya..
Tadi kan bapak udah suruh stop dulu.. eee.. malah dibikin keluar lagi.
Untung ga curiga tuh orang..” katanya sambil mencubit putingku.

“Hehehe.. sori deh pak. Kan tadi tanggung.. makanya saya terusin aja. Tapi bapak seneng kan..?”
Kataku dengan tersenyum nakal.

“Hmm.. kalo gitu awas ya.. sekarang bapak balas bikin kamu keluar nih..” seringainya.
Lalu dengan sigap tangannya bergerak menyelinap di antara kedua pangkal pahaku.

Jari tengah dan telunjuknya menyeruak dan mengorek-ngorek vaginaku..
Ughhh.. aku meringis ketika merasakan jari-jari itu bergerak semakin cepat mempermainkan nafsuku.

Pak Hambali menurunkan kaos tanpa lenganku dari bahu dan meloloskannya lewat lengan kananku..
sehingga kini payudara kananku yang putih montok itu tersembul keluar.

Dengan penuh nafsu langsung dia lumat benda itu dengan mulutnya.
“Kyyaaahh..!” Aku menjerit kecil waktu dia menggigit putingku dan juga mengisapnya kuat-kuat.

Bulatan mungil itu serasa makin menegang saja.
Dia membuka mulutnya lebar-lebar berusaha memasukkan seluruh payudaraku ke mulutnya.

Di dalam mulutnya payudaraku disedot.. dikulum dan dijilat..
Ahhhh.. rasanya seperti mau dimakan saja pentil milikku itu.

Sementara selangkanganku makin basah oleh permainan jarinya..
jari-jari itu menusuk makin cepat dan dalam saja.

Hingga suatu saat birahiku terasa sudah di puncak..
srrrr.. srrrr.. srrrr.. mengucurlah cairan cintaku dengan deras.

Ahhhh..!! Aku mengatupkan pahaku menahan rasa geli di bawahku..
sehingga tangannya terhimpit di antara kedua paha mulusku.

Setelah dia cabut tangannya dari kemaluanku..
nampak jari-jarinya sudah belepotan oleh cairan bening yang kukeluarkan.

Slrupp.. slrupp..!! Dia jilati cairanku dijarinya itu.
Aku juga ikutan menjilati jarinya merasakan cairan cintaku sendiri.

Kemudian dia cucukkan lagi tangannya ke kemaluanku..
Kali ini dia mengelus-ngelus daerah itu seperti sedang mengelapnya.

Telapak tangannya yang penuh sisa-sisa cairan itu dibalurinya pada payudaraku.
“Sayang kalo dibuang, kan mubazir..” ucapnya.

Kembali lidahnya menjilati payudaraku yang sudah basah itu..
sedangkan aku menjilati cairan pada tangannya yang disodorkan padaku.

Tanganku yang satu meraba-raba ke bawah dan meraih penisnya.
Ehmm.. terasa olehku batang itu kini sudah mengeras lagi.. siap memulai aksi berikutnya.

“Enggh.. masukin aja Pak.. udah kepingin nih..”
Pintaku mengajaknya untuk segera memulai pertempuran kelamin.

Dia membalik tubuhku.. tepat berhadapan dengannya..
tangan kanannya memegangi penisnya untuk diarahkan ke vaginaku.

Aku membukakan kedua bibir vaginaku.. menyambut masuknya benda itu.
Plepp..!! Setelah kurasakan pas.. aku mulai menurunkan tubuhku..

Slebbb.. secara perlahan tapi pasti penis itu mulai terbenam dalam kemaluanku.

"Ughhhh.. SShhhh.. oohhh.." erang dan desisku.. menyertai terbelahnya vaginaku
"Erghhhh.. ugghhhh.." sementara pak Hambali melenguh berat.. menikmati gelusuran penisnya.

Goyanganku yang liar membuat Pak Hambali mendesah-desah keenakan.
Untung dia tidak ada penyakit jantung.. kalau iya.. pasti sudah kumat.. hihihii..

Kaosku yang masih menyangkut di bahu sebelah kiri diturunkannya..
sehingga kaos itu menggantung di perutku dan payudara kiriku tersingkap.

Nampak sekali bedanya antara yang kiri yang masih bersih dengan bagian kanan..
yang daritadi menjadi bulan-bulanannya.. sehingga sudah basah dan memerah bekas cupangan.

Kedua tangannya meremas-remas kedua payudaraku.. ketika melumatnya..
terkadang kumisnya yang kasar itu menggesek putingku menimbulkan sensasi geli yang nikmat.

Lidahnya bergerak naik ke leherku dan mencupanginya..
sementara tangannya tetap memainkan payudaraku.

Birahiku sudah benar-benar tinggi.. nafasku juga sudah makin tak teratur..
Dia begitu lihai dalam bercinta. Kurasa bukan pertamakalinya dia berselingkuh seperti ini.

Aku merasa tidak dapat bertahan lebih lama lagi..
Frekuensi goyanganku kutambah.. lalu aku mencium bibirnya.

Tubuh kami terus berpacu sambil bermain lidah dengan liarnya..
sampai ludah kami menetes-netes di sekitar mulut. Eranganku teredam oleh ciumannya.

Mengetahui aku sudah mau keluar.. dia menekan-nekan bahuku ke bawah..
sehingga penisnya menghujam makin dalam dan vaginaku makin terasa sesak.

“Ohhhh.. hhhh..!!” Tubuhku bergetar hebat dan jeritanku tak tertahankan lagi terdengar dari mulutku.
Perasaan itu berlangsung selama beberapa saat.. sampai akhirnya aku terkulai lemas dalam pelukannya.

Dia menurunkanku dari pangkuannya.. penisnya terlihat berkilauan karena basah oleh cairan cinta.
Dibaringkannya tubuhku yang sudah lemas itu di sofa.. lalu dia sodorkan gelas yang berisi teh itu padaku.

Setelah minum beberapa teguk.. aku merasa sedikit lebih segar..
paling tidak pada tenggorokanku karena sudah kering waktu mendesah dan menjerit.

Kaosku yang masih menggantung di perut dia lepaskan.. sehingga kini aku bugil total.
Sebelum tenagaku benar-benar pulih.. Pak Hambali sudah menindih tubuhku.

Aku hanya bisa pasrah saja ditindih tubuh gemuknya.
Dengan lembut dia mengecup keningku.. dari sana kecupannya turun ke pipi.. hingga berhenti di bibir.

Mulut kami kembali saling berpagutan.
Saat berciuman itulah.. Pak Hambali menempelkan penisnya pada vaginaku.. lalu slebb..

Mendorongnya perlahan dan.. aahh..!!
Mataku yang terpejam menikmati ciuman.. tiba-tiba terbelalak waktu dia menghentakkan pinggulnya..
sehingga penis itu menusuk lebih dalam vaginaku.

Kenikmatan ini pun berlanjut, aku sangat menikmati gesekan-gesekan pada dinding vaginaku.
Buah dadaku saling bergesekan dengan dadanya yang sedikit berbulu..

Kedua paha rampingku kulingkarkan pada pinggangnya.
Aku mendesah tak karuan sambil mengigiti jariku sendiri.

Sementara pinggulnya dihentak-hentakkan di atasku.. mulutnya tak henti-hentinya melumat..
atau menjilati bibirku, wajahku jadi basah bukan saja oleh keringat, tapi juga oleh liurnya.

Telinga dan leherku pun tak luput dari jilatannya..
lalu dia angkat lengan kananku ke atas dan dia selipkan kepalanya di situ.

Aahh.. ternyata dia sapukan bibir dan lidahnya di ketiakku yang halus tak berbulu itu..
kumis kasar itu menggelitikku.. sehingga desahanku bercampur dengan ketawa geli.

“Uuuhh.. Pak.. aakkhh..!” Aku kembali mencapai orgasme.. vaginaku terasa semakin banjir.
Namun tak ada tanda-tanda dia akan segera keluar.

Dia terlihat sangat menikmati mimik wajahku yang sedang orgasme.
Bunyi kecipak cairan terdengar jelas setiapkali dia menghujamkan penisnya.

Cairanku sudah meleleh ke mana-mana sampai membasahi sofa.
Untung sofanya dari bahan kulit.. jadi mudah untuk membersihkan dan menghilangkan bekasnya.

Tanpa melepas penisnya.. Pak Hambali bangkit berlutut di antara kedua pahaku..
kemudian menaikkan kedua betisku ke pundaknya.

Tanpa memberiku istirahat dia meneruskan mengocok kemaluanku..
Aku sudah tidak kuat lagi mengerang karena leherku terasa pegal..
Aku cuma bisa mengap-mengap seperti ikan di luar air.

“Bapak udah mau.. dik.. Citra..!!” Desahnya dengan mempercepat kocokkannya.
“Di luar.. Pak.. ahh.. uuhh.. lagi subur..” aku berusaha ngomong walau suaraku sudah putus-putus.

Tak lama kemudian dia cabut penisnya dan menurunkan kakiku.
Dia naik ke wajahku.. lalu dia tempelkan penisnya yang masih tegak dan basah di bibirku.

Aku pun memulai ‘tugasku’..
Kukulum dan kukocok dengan gencar sampai dia mengerang keras dan menjambak rambutku.

Crott.. crott.. crott..!! Maninya menyemprot deras membasahi wajahku..
Aku membuka mulutku menerima semprotannya.

Setelah semprotannya mereda pun aku masih mengocok dan mengisap penisnya..
seolah tidak membiarkan setetes pun tersisa.

Batang itu kujilati hingga bersih.. benda itu mulai menyusut pelan-pelan di mulutku.
Kami berpelukan dengan tubuh lemas merenungi apa yang baru saja terjadi.

Sofa tempat aku berbaring tadi basah oleh keringat dan cairan cintaku yang menetes di sana.
Masih dalam keadaan bugil.. aku berjalan sempoyongan ke dapur mengambil kain lap dan segelas air putih.

Waktu aku kembali ke ruang tamu.. Pak Hambali sedang mengancingkan lagi bajunya..
Lalu meneguk air yang tersisa di gelasnya.

“Wah.. Dik Citra ini benar-benar hebat. Istri-istri bapak sekarang udah ga sekuat adik lagi..
Padahal mereka sering melayani bapak berdua sekaligus..”
Pujinya yang hanya kutanggapi dengan senyum manis.

Setelah berpakaian lagi, aku mengantarnya lagi ke pintu depan.
Sebelum keluar dari pagar dia melihat kiri kanan dulu..

Setelah yakin tidak ada siapa-siapa dia menepuk pantatku dan berpamitan.
“Lain kali kalo ada kesempatan kita main lagi yah Dik..”

Ihh.. Dasar bandot.. belum cukup punya istri dua.. masih ngembat anak orang..!
Kataku dalam hati.

Akhirnya aku pun mandi membersihkan tubuhku dari sperma, keringat dan liur.
Siraman air menyegarkan kembali tubuhku setelah seharian penuh berolahraga dan berolahsyahwat.

Beberapa menit sesudah aku selesai mandi, ibuku pun pulang.
Beliau bilang wangi ruang tamunya enak.. sehingga kepenatannya agak berkurang.

Aku senyum-senyum saja.. karena ruang itu terutama sekitar ‘medan laga’ kami tadi..
telah kusemprot pengharum ruangan.. untuk menutupi aroma bekas persenggamaan tadi. Hihihi.. (. ) ( .)
---------------------------------------oOo-----------------------------------

Author: Andini Citra.
 
Terakhir diubah:
:kopi: Ngupi.. ngupi..!!

:ciao: .. igaP dooG
Eperibadi..

Noh.. di atas Nubi posting Cerita 160..
Cerita Legend..!!
Karya salahsatu Maestro penulis CerPan..!!

Sialkan dikenyot.. :nenen: n KEEP SEMPROT..!!
 
------------------------------------------------------------------------------------

Cerita 160 – Namaku Citra..!!

Episode Tukang Air, Listrik dan Bangunan

Karena aku
adalah anak kuliahan yang memiliki gairah seksualitas yang tinggi.

Semenjak keperawananku direbut oleh kekasihku ketika SMA..
aku selalu ingin melakukannya lagi dan lagi.

Bahkan terkadang aku membayar orang untuk memuaskan nafsu seksualku ini.
Kadang aku suka membayangkan bagaimana rasanya bermain seks dengan para buruh kasar..

Hmm.. pasti akan sangat menyenangkan.. Karena mereka memiliki tenaga yang besar..
apalagi dibandingkan anak-anak orang kaya yang tidak pernah mengerjakan apa-apa.

Ada seorang tukang air yang selalu mengangkut air minum untuk keluargaku. Wahyu namanya.
Orangnya sangat gagah dan aku selalu menerka-nerka berapa ‘ukurannya’
setiapkali dia mengantarkan minuman ke rumahku..

Sehingga aku memikirkan sedikit ‘rencana jahat’ untuk ‘ngerjain’ dia.
Wahyu selalu datang jam 10:00 setiap hari selasa, hari itu aku sudah siap-siap dengan rencanaku.

Aku sudah menunggunya hanya dengan menggunakan handuk yang menutup tubuhku..
dari ketiak sampai pantat bawah.. benar-benar minim.

Dan aku juga tidak menggunakan apa-apa lagi di dalamnya.
Dia pasti akan tergoda melihat pahaku yang putih mulus ini dengan dadaku yang berukuran 34B.

Pas jam 10:00.. ada orang datang dengan mengetuk pintu..
aku berteriak tunggu berpura-pura bahwa aku sedang mandi.

Dengan tergesa-gesa dan handuk yang agak acak-acakan aku membukakan pintu untuk Wahyu.
Ternyata yang datang bukan Wahyu.. tetapi tukang listrik. Aku sedikit kaget..

Wah.. ada perubahan rencana nih.. pikirku. Tapi tak apalah.. yang ini juga sangatlah gagah.
Orang itu sedikit kaget karena aku hanya menggunakan handuk yang sangat minim.
Tetapi aku tau kalau ‘ade-nya’ yang di dalam celananya agak bangun melihat keadaanku.

Aku bersikap sangat biasa sambil minta maaf padanya karena lama membuka pintunya.
Orang itu terlihat agak gugup.. dan aku yakin dia pasti sangat ingin melihat di balik handukku ini.
Yess..!! Berarti rencana tahap pertamaku berhasil.

Aku melakukan rencana tahap keduaku.
Aku berpura-pura menjatuhkan bon yang dia berikan padaku..
Lalu aku mengambilnya dengan posisi membelakangi dia.

Aku sangat yakin sekali kalau dia akan melihat pantatku.
Dan seperti dugaanku.. dia langsung menarik handukku.

“Aihhhh..!!” Aku berpura-pura kaget sambil menutup payudaraku dan kemaluanku.
Dia hanya melihatku saja tanpa berkata apa-apa.

Tapi aku sangat yakin sekali dia sangat ingin menikmati tubuhku ini.
Dengan perlahan-lahan kedua tanganku ini diturunkan..
sehingga dia bisa menikmati tubuhku ini.

Setelah terdiam agak lama.. dia tidak bereaksi sama sekali.
Aku pikir.. Wah.. harus mulai duluan nih..!!

Tapi ini benar-benar menjadi tantangan buatku.
Aku mendekatinya.. tangan kananku mengelus-elus ‘senjatanya’ itu dari luar celana..
Sementara tangan kiriku memegang lehernya dan mendorong kepalanya ke arah payudaraku.

Ketika mulutnya mencapai puncak dari payudaraku.. uhhh.. rasanya sangat-sangatlah nikmat.
Aku mengerang keenakan.. dan tiba-tiba aku ingat kalau pembantuku ada di atas.

Dengan bisikan yang sangat menggoda..
"Mmmhh.. kita pindah.. mmmhh.. ke kamarku yuk..! Ada si bibi di atas.. eeeuuuhhh.. enak banget..”

Lalu dengan tiba-tiba dia mengangkatku dengan posisi kakiku di pinggangnya..
sedang kepalanya masih menikmati payudaraku.

Tiba-tiba pintu terbuka dan Wahyu menongol dari pintu.. sontak aku begitu kaget.
Hampir saja tukang listik itu menjatuhkan aku.

Wahyu masuk perlahan-lahan.
Sambil tersenyum.. dia berkata.. "Wah.. lagi asyik nih, ikutan boleh nggak..?"

Uhh.. lega rasanya. Aku tersenyum. Si tukang listrik itu selanjutnya berjalan perlahan-lahan..
takut menabrak tembok dan meja diikuti oleh Wahyu.

"Kamarnya di mana, Neng..?" Tanyanya padaku dengan mulutnya yang masih di payudaraku.
Ahhhh..!! Rasanya benar-benar menggetarkan hatiku.

"Itu.. aahhh.. di situ.. di sebelah kiri.. ahhhh..!”
Aku benar-benar sangat menikmatinya.. sambil membayangkan dua orang yang akan memuaskanku.

Setelah meletakkanku di atas tempat tidur.. Wahyu langsung menutup dan mengunci pintunya.
Kunyalakan musik keras-keras supaya si bibi tidak mendengar yang sedang terjadi di dalam kamarku.

Kemudian Wahyu dan tukang listrik itu langsung membuka bajunya dan celananya masing-masing.
Lalu terlihatlah batang kesukaanku yang sudah berdiri keras.

Batang kemaluan mereka sangatlah besar dan panjang..
Aku baru melihat kemaluan sebesar itu.. sampai terbengong-bengong melihatnya.

Secara tiba-tiba Wahyu langsung menyerbu kemaluanku yang sedari tadi sudah basah.
Dia langsung melumatnya dalam-dalam di dalam mulutnya..
Seketika aku berdesis keenakan.. "Aaahhh.. enaaakkk..!"

Sementara si tukang air kini melumat payudaraku..
dan tangannya yang satu lagi meremas-remas payudaraku yang lain.

Aku berteriak-teriak kecil menahan keenakan yang mereka perlakukan padaku.
"Wahyu.. aku tak tahan lagi, masukin sekarang juga Yu..!"

Tapi Wahyu tetap ngotot menikmati kemaluanku.
Kemudian tiba-tiba ada bunyi gedoran di jendela kamarku..

Ternyata di situ ada tukang bangunan yang sedang membangun rumahku.
Kemudian dia teriak.. "Wey.. ikutan donk..!!"

Wahyu langsung memberi tanda agar si tukang bangunan masuk ke dalam.
Si tukang listrik membukakan kunci pintu dan masuklah si tukang bangunan.

Sambil tertawa ia masuk ke kamarku..
"Wah.. sudah lama saya ingin menikmati tubuhnya si Neng ini.. akhirnya kesampean juga.."

Kemudian dia membuka baju dan kulihat batangnya lebih besar dari Wahyu dan tukang listrik.
Aku langsung berpikir.. Wah.. bisa lemas nih aku melayani ketiga batang yang besar-besar ini..!

Wahyu mengambil posisi di payudaraku yang kiri..
sedangkan tukang listrik di sebelah kanan dan tukang bangunan di kemaluanku.

Kemudian ketiga jagoan ini memulai aksinya.
Tukang bangunan itu sangatlah ahli dalam memainkan lidahnya.

Dia terus menyedot-nyedot kemaluanku kemudian menggigitnya..
kemudian memasukkan lidahnya ke lubang kemaluanku.

Wahyu melumat-lumatkan puncak payudaraku dan kadang-kadang menggigitnya.
Dan si tukang listrik juga melakukan hal yang sama..

Tetapi dia lebih ganas.. dia memasukkan seluruh payudaraku ke dalam mulutnya.
Aku tidak tahan menghadapi mereka semua, sangat enak sekali.

"Aaahhhh.. nggak tahan nih.. mau keluar.. ahhh..!!”
Akhirnya aku mencapai orgasme yang sempat tertunda tadi.

Wahyu dan kedua tukang itu berebut menjilati cairan yang keluar dari lubang kemaluanku.
Ahhhh.. benar-benar membuatku melayang di udara.

Dengan setengah merem-melek.. aku tak sadar kalau posisinya telah berubah sekarang.
Wahyu tiduran dan mukaku tepat di atas batangnya yang besar itu.

Si tukang bangunan di belakangku..
sudah siap memasukkan batang kemaluannya ke dalam lubang kemaluanku.
Sedangkan si tukang listrik siap menikmati payudaraku yang terjuntai ke bawah.

Permainan pun dimulai. Si tukang bangunan mulai menggenjot di belakangku.
Aku merasakan setiap gesekannya sangatlah nikmat karena batangnya yang besar itu.

Sementara mulutku menikmati batangnya si Wahyu yang sedari sudah tak sabar ingin kucoba.
Dan tukang listrik itu sangat menikmati payudaraku.

"Aaahhh.. ahhhh..” Wahyu dan tukang bangunan mengerang keenakan.
"Mmmhhhh.. nyam-nyam..” si tukang listrik menikmati setiap jengkal payudaraku.
Dan aku..!? Aku sampai tidak bisa berkata apa-apa saking enaknya.

Tiba-tiba genjotannya tukang bangunan makin cepat.
Aku rasa dia sudah mau keluar.. tapi aku masih belum mau keluar.. hingga kemudian..

Crooot.. croott.. diikuti erangan keenakan dari si tukang bangunan.
"Aaahhh..!” Kemudian dia mencabut batangnya dari lubangku.

Aku melepas emutanku pada batangnya Wahyu..
Lalu dengan sedikit berteriak kepada tukang listrik.. "Ayo cepat gantiin dia..!"

Si tukang listrik langsung menggantikan posisinya tukang bangunan.
Si tukang bangunan tergeletak di samping.. dan batangnya sekarang sudah terlihat layu.

Kemudian tak lama Wahyu pun orgasme.. tapi aku terus menyedot-nyedot batangnya.
Ternyata sodokannya tukang listrik lebih mantap dari tukang bangunan.

Tak lama kemudian aku orgasme yang kedua.
Melihat itu bukannya berhenti.. dia terus menggenjotnya sampai akhirnya dia pun orgasme.

Wahyu yang sudah mencapai orgasme tidak mau kalah dengan kedua tukang itu.
Dia langsung menyodokkan batangnya ke dalam lubang kemaluanku..
memaksaku untuk melayani nafsunya itu.

Dia masih terus menggenjot..
padahal aku sudah sangat capai dan hampir mencapai orgasme lagi.

Kedua tukang itu sekarang menonton kami sambil berteriak-teriak menyemangati..
"Ayo Yu.. terus.. terus..!" Aku benar-benar capai.

Dan secara tiba-tiba mereka bertiga menyerangku dan mulai menjilati..
mengulum.. menggigit seluruh tubuhku.

Aku tak tahan lagi.. hingga akhirnya aku orgasme lagi.. dan begitu juga Wahyu.
Dan mereka bertiga langsung menjilati kemaluanku yang sudah banyak cairan.
Baik itu sperma dan cairan dari kemaluanku.

Kemudian secara serentak mereka main kasar kepada tubuhku..
Si tukang bangunan duduk di perutku dan meremas-remas payudaraku..

Si tukang listrik menggigit-gigit kemaluanku..
dan memasukkan tangannya ke dalam lubang kemaluanku.
Dan Wahyu lagi-lagi minta agar batangnya dikocok olehku.

Mereka memaksaku. Tapi aku sangat menyukai gerakan brutal ini..
sampai akhirnya aku orgasme.
Ahhhh.. Benar-benar pengalaman yang memuaskan.

Mereka bertiga sudah akan memulai lagi..
tetapi dengan sangat terpaksa aku memberhentikannya.

"Jangan sekarang lagi donk..!
Aku dah capek ngelayanin kalian bertiga. Besok aja kita main lagi yah.."

Akhirnya mereka setuju dan masing-masing mengenakan pakaiannya lagi..
Kemudian mereka pamit pulang.. sambil mencium kemaluanku.

Aduh.. aku benar-benar puas.. dan aku menunggu besok datang.
Tapi sekarang aku mau tidur dulu.. buat persiapan besok. Ahhh.. (. ) ( .)
---------------------------------------oOo---------------------------------------
 
:beer: .. malaM dooG
Eperibadi..


Noh.. di atas Nubi posting Cerita 160..

Sialkan dikenyot.. :nenen: n KEEP SEMPROT..!!
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd