Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

--------------------------------------

4. Outward Adventure


Suatu malam.. sekitar jam delapan aku bertemu dengan Hanny sedang membeli makanan di warung depan sana.
Ketika penjaga warung mengatakan tidak ada uang kecil untuk kembalian belanjanya.. Hanny meminta biarlah kembaliannya dibelikan permen saja.
Kulihat ia mengambil permen rasa mint.

Ketika pulang dan melewatiku ia mengedipkan sebelah matanya.
Di depan perutnya kulihat jari tengah dan ibu jarinya membentuk lingkaran.. jari lainnya lurus.

Aku mengangguk. Aku tidak jadi beli alat tulis yang rencananya tadi akan kubeli.
Kubiarkan ia berjalan pulang duluan. Kutahan langkahku sambil ngobrol dengan tetangga sebelah lainnya di mulut gang.
Setelah berbasa-basi sebentar kemudian akupun pulang.

Perlahan-lahan kulewati rumah tetanggaku.. kuda binalku itu. Kulihat ia menunggu di pintu pagar depan rumahnya.
Ia berbisik dan memberi tanda dengan tangannya agar aku lewat pintu pagar samping dan ke teras belakang.

Kubuka pintu pagar samping rumahnya dan menuju teras belakangnya.
Teras belakangnya ini sangat terlindung dari pandangan orang yang lewat di gang.
Terlihat gelap karena lampunya dimatikan. Hanny sudah duduk di lantai teras belakang menungguku.

"Say.. Mau ya..? Aku sendirian sampai jam sepuluh malam ini.." katanya.
Aku hanya diam dan memberi isyarat dengan mukaku. Kuperhatikan lantai terasnya sudah dilapis dengan karpet tebal 2 X 1.. 4 m.

Hannyku memang luar biasa. Ia selalu cekatan untuk urusan bercinta.
Aku duduk di sampingnya dan ia menggeser duduknya lalu memelukku dari belakang.
Saat itu ia mengenakan baju tidur yang tipis.. sehingga lekuk-lekuk tubuh indahnya jelas membayang meskipun keadaan remang-remang.

Diciumnya tengkukku. Aku menggelinjang. Dadanya dirapatkan di punggungku. Buah dadanya yang padat menekan punggungku.
Tangannya memegang tanganku dan meremas-remas jariku. Ia menggigit pundakku yang masih tertutup kaus.

Ada sesuatu yang kupendam dari tadi tapi aku segan untuk mengatakannya. Akhirnya aku bertanya.. "Han.. Boleh aku bertanya..?”
"Kenapa tidak boleh. Jangankan bertanya. Menggenjotku di ranjangpun kuijinkan..” katanya dengan nada sedikit tak senang.

"Apakah kamu juga melakukan dengan pemuda lainnya..?” Kataku sambil menunduk.
Ia terdiam. Aku merasa serba salah dan menyesal bertanya begitu.

"Kenapa kau tanyakan itu..?” Katanya berbisik sambil mengetatkan pelukannya di tubuhku.
"Aku dengar biasanya.. wanita yang sudah agak berumur sering mencari pemuda untuk melampiaskan nafsunya..”

Ia kemudian tertawa kecil. "Maksudmu ini tentang tante girang dan gigolo..?” Aku mengangguk.
Akhirnya kamipun membahas tentang kehidupan antara tante girang dan gigolo.

Banyak sekali kutanyakan hal-hal tentang mereka kepadanya dan ia menjawabnya dengan fasih.
Aku semakin curiga kalau ia termasuk salahsatu tante girang dan kupancing lagi semakin jauh.

Justru ia yang bertanya padaku. "Aku jadi curiga padamu To. Kamu kok kelihatannya tertarik dengan tante-tante..?”
Aku jadi kikuk dan salah tingkah. "Ahh.. Eee .. Ee ng.. enggak kok..”

"Dari caramu menjawab saya ragu dengan jawabanmu tadi. Aku memang punya banyak kenalan dan sering berkumpul dengan tante-tante yang sering berkencan gonta-ganti pasangan dengan anak-anak muda.
Aku juga sering diajak untuk masuk ke dalam dunianya. Aku tidak mau karena aku sadar bahwa dunia itu tidak cocok untuk keadaanku.
Terlalu besar biayanya. Aku tak mampu. Aku juga mau ingatkan padamu.. jangan kamu masuk dalam dunia mereka..
karena sekali kamu masuk maka kamu akan terjerat dan akan diperbudak mereka.
Kamu tidak bisa keluar dari lingkaran itu. Ingat kata-kataku ini. Ini bukan masalah aku bermaksud mengekang atau menguasaimu.
Kukatakan ini karena aku tak mau kamu terjerumus..”

Aku menarik napas panjang. Tangannya meremas kejantananku.
Aku membalikkan tubuhku dan dalam posisi duduk di karpet kami akan mengawali pendakian malam ini.

Kulihat sekeliling kami. Gelap karena lampu teras dimatikan dan malam ini bulan akan muncul selewat tengah malam.
Hanya ada bintang bertaburan yang terlihat jelas karena cuaca cerah tak berawan. Kurasakan embusan angin malam.. dingin menusuk kulitku.

Kuperhatikan lagi bagian pekarangannya yang ditumbuhi rumput manila.
Cukup terlindung oleh rimbunnya daun perdu dari pandangan di jalan.

Kubisikkan padanya.. "Aku mau bercinta ditemani oleh bintang..” Ia belum paham dengan kata-kataku.

"Kamu lihat bagian pekarangan yang ada rumput manilanya..? Cukup gelap dan terlindung dari pandangan orang lewat..” kataku lagi.

Ia kelihatannya mulai mengerti dengan arah pembicaraanku. "Hmm. Kamu selalu penuh dengan ide gila dan liar. Tapi itu yang kusukai darimu..”

Karpet kami gulung dan kami bawa ke atas rerumputan.
Kuedarkan pandanganku sekali lagi untuk meyakinkan bahwa kami tidak terlihat oleh orang yang lewat di gang.
Kemudian segera karpet kami hamparkan di atas rumput manila. Terasa lebih empuk daripada ketika dihampar di lantai teras.

Kulucuti celana dalamnya terlebih dahulu. Demikian juga ia melepas celana pendek dan celana dalamku.
Tanganku mengusap pundaknya yang terbuka.

Kucium mesra dan kurasakan tidak ada tali di atas pundaknya. Kupikir dia tidak memakai bra.
Kususupkan tanganku dari bagian bawah gaun tidurnya hendak meremas payudaranya.
Ternyata masih ada penutup yang masih menghalangiku.

Hanny mengerti pikiranku. "Stripless.. Yang. Buka saja di punggung seperti biasa.." bisiknya lemah.
Tanganku ke punggungnya dan sebentar branya sudah kucampakkan ke atas karpet.
Kini kami sudah siap untuk mulai mendaki lereng-lereng kenikmatan.

Hanny duduk di sebelahku dan menatapku sejenak.
Ia merogoh kantung baju tidurnya dan mengambil sesuatu.. merobek lalu tangannya memasukkan sesuatu tadi ke mulutnya.
Ia mendekatkan mukanya ke mukaku dan menggerayangi pipi dan telinga dengan mesra.

Dari mulutnya tercium aroma mint yang segar. Rupanya ia makan permen.
Kucium jemari tangannya dan kukulum telunjuknya. Hanny terus mencumbuku.
Kupeluk dan kutarik tubuhnya menindihku. Kakinya membelit kakiku.

Tangannya merayap di atas dadaku yang tertutup kaus. Ia membelai-belai dadaku dengan lembut dan penuh perasaan.
Ia menindih tubuhku. Bibirnya mencium bibirku.. lidahnya mendorong permen mint tadi ke luar dan menjepit dengan bibirnya.

Kujilati bibir dan permen yang ada dimulutnya.
Didorongnya permen ke dalam mulutku dan gantian ia yang menjilati bibir dan mulutku.

Demikian aku dan dia saling berganti memainkan permen dalam mulut kami sampai akhirnya habis. Napas kami mulai memburu.
Payudara sebelah kanannya kuremas dengan tangan kiriku sementara tangan kiriku memainkan bulu halus di pahanya.

Hanny mengerang dan merintih ketika putingnya kugigit kuat dari luar baju tidurnya.
"Aduhh.. Sakit To.. Ououououhh.. Nghgghh..” Hanny mengusap rambutku dan menjilati lubang telingaku.

Aku sudah mulai terangsang. Senjataku mengeras ditindih oleh perutnya.
Bibirnya bergerak ke bawah.. ke perut dan terus ke bawah. Digigitnya meriamku yang sudah tegak.

Ia mengisap-isap buah zakarku dan menjilatinya sampai ke daerah perbatasan dengan anusku.
Aku tidak tahan dengan rasa nikmat yang menjalariku. Kugigit bibir bawahku.

Tiba-tiba meriamku bergerak refleks mengencang memberikan responnya ketika lidah Hanny menjilat kepalanya.
Kemudian kuatur gerakannya dengan mengendalikan otot Kegel yang sudah kulatih.

Kuangkat kepalaku sedikit.. kulihat Hanny dengan asyiknya menjilat.. mengisap dan mengulum meriamku.
Aku terpekik kecil setiap lidahnya yang merah menjilati lubang meriamku.

Kembali kepalanya ke atas dan bibirnya menyambar bibirku.
Kubalas dengan ganas dan kudorong lidahku ke dalam mulutnya.. menggelitik langit-langit mulutnya.

Lidahku kemudian disedotnya dengan kuat. Dia berjongkok di atas pahaku.
Tangannya kemudian meremas dan mengocok meriamku. Meriamku semakin kaku dan membatu.

"Ouououaahhkk.. Puaskan dahagaku.. Berikan aku.." ia mendesah.

Tidak lama kemudian kurasakan pantat dan pinggul Hanny bergerak-gerak menggesek meriamku.
Dan kemudian.. Blesshh. Kepala meriamku masuk ke dalam gua kenikmatannya.

Terasa lembab.. hangat namun tidak becek. Kurasakan dinding guanya berdenyut-denyut meremas kemaluanku.
Rupanya dia sudah berlatih senam Kegel dan mempraktekkannya saat ini. "Akhh.. Oukkhh..” kami saling merintih pelan.

Kami harus menahan suara kami agar jangan sampai ada orang yang kebetulan lewat di gang mendengarnya.
Hanny mendongakkan kepalanya dan kujilati lehernya.

Ia terus menggoyangkan pantat dan memainkan otot kemaluannya..
sehingga sedikit demi sedikit makin masuk dan akhirnya semua batang meriamku sudah ditelan oleh guanya.

Pantatnya bergerak naik-turun untuk mendapatkan kenikmatan.
Kadang gerakannya berubah menjadi maju-mundur atau berputar-putar.

Sesekali gerakannya menjadi pelan dan kontraksi ototnya dikuatkan mengurut-ngurut meriamku.

Kemudian ia mengangkat pantatnya.. lalu dengan pelan menggesek-gesekkan bibir guanya pada kepala meriamku beberapakali..
Kemudian.. slepp.. dengan cepat menurunkan pantatnya hingga seluruh batang meriamku tenggelam terisap dalam putaran pantatnya.

Ketika batang meriamku terbenam seluruhnya hingga mendesak dasar rahimnya.. ia bergetar dan kepalanya semakin mendongak.
Napasnya mulai terputus-putus.
Kusingkapkan gaun tidurnya dan kubuka lewat kepalanya. Kini ia telanjang bulat. Kuisap puting buah dadanya yang sudah membatu.

Tangannya tidak mau kalah dan tergesa-gesa melepaskan kausku. Gerakannya semakin liar. Tanganku memeluk punggungnya.
Badanku seolah-olah seperti menggantung pada badannya. Kuisap payudaranya yang bergoyang-goyang mengikuti gerakannya.

Ia memelukku dan merebahkan tubuhnya ke atas tubuhku.
Gantian dia mengeksplorasi area sekitar dadaku sampai dada dan bulu dadaku basah oleh jilatan ludahnya.

Kini gerakannya pelan namun bertenaga penuh.
Pantatnya naik ke atas sampai meriamku lepas.. kemudian ia menurunkan lagi dengan pelan dan kusambut dengan gerakan pantatku ke atas.

Kembali meriamku menembus guanya. Ketika meriamku mentok di rahimnya kami berdiam sebentar dan memainkan otot kemaluan seluruh batang meriamku mulai dari pangkal hingga ke ujung seperti diurut.
Mendesak dan didesak dinding vaginanya.

Tangannya meremas dan menjambak rambutku.. punggungnya melengkung menahan kenikmatan.
Mulutnya merintih dan mengerang agak keras. Kututup mulutnya dengan tanganku.

"Ssstt..!” Bisikku.. "Jangan sampai nanti kita jadi tontonan orang.."
"Anto.. Ouhh Anto.. aku mau.. aku mau kelu..arhh.."

"Sshh.. Shh.. Akupun.. Ju.. Ggghh.."
"Anto sekarang ouhh.. Sekarang..!" Ia memekik tertahan.

Kubalikkan tubuhnya. Hanny mengejang.. kakinya membelit kakiku.
Mulutnya mencari-cari bibirku dan kusambut agar ia tidak merintih-rintih.

Vaginanya berdenyut kuat sekali..
Pantatnya bergerak ke atas menyambut tusukan terakhirku setelah semua otot yang mendukung ketegangan penisku kukencangkan dan kutahan.
Pantatku bergerak ke bawah dengan keras hingga meriamku terasa sakit. Mungkin sampai lecet karena iapun mengencangkan otot vaginanya.

Crett.. crett.. crett.. crett.. crett.. Tembakanku memancar deras dan sebagian mengalir keluar ke pahanya.
Vaginanya terasa becek.. namun sempit. Kupeluk punggungnya dan kuusap dengan kuat dari leher sampai ke pinggangnya.

Tubuhku melemas di atas badannya. Kucabut penisku yang sudah mengecil dan berbaring di sampingya.
Kukecup lembut bibir dan keningnya. Tubuh kami yang basah oleh keringat terasa segar ketika angin bertiup agak kuat.

"Terimakasih Anto.. kuda arabku. Kau sungguh hebat sekali. Aku nggak tahan setiap bercinta denganmu. Tubuhku serasa remuk semua.."
Ia berbisik di telingaku.

"Akhirnya kita nggak jadi QQ.. malahan masuk dalam sebuah permainan yang baru..” katanya lagi.
Aku diam saja sambil mengelus-elus dan mencium rambutnya.

Akhirnya Hanny bangkit setelah napasnya teratur dan menghela napas dalam-dalam. Ia mengenakan kembali gaun tidurnya.
Akupun memakai celanaku dan sama-sama masuk ke dalam kamar mandi membersihan tubuh kami dari keringat dan ceceran sperma yang lengket di tubuh kami.

Setelah kembali ke pekarangan.. membereskan karpet arena pertempuran tadi.. Hanny kelihatan sedang memasak di dapur.
Kudekati dan kulihat lima butir ayam kampung di dalam panci. Begitu air mendidih segera ia mengangkat telur ayam tadi..
memecahkannya dalam sebuah gelas.. menaburi dengan lada dan kecap asin ia mengaduknya.
Diminumnya sebagian telur setengah matang tadi dan kemudian sisanya diberikan kepadaku dan segera kuminum sampai tandas.

Aku pulang setelah memberikan french kiss yang ganas. Aku duduk di atas karpet di dalam kamarku merapikan pakaian yang kupakai tadi.
Sebuah pengalaman yang baru. Kupikir tadinya kami akan melakukannya dengan cepat.. namun kini kami mempunyai sebuah pengalaman baru yang indah.

Bercinta di tempat terbuka. Wuuiihh.. dahsyat man..!! Kataku dalam hati.
-------------------------

Paginya kuintip dari jendela.. Hanny sedang menyapu. Ia dalam posisi membelakangi kamarku.. daster bagian belakangnya sedikit naik karena ia menyapu sambil membungkuk.
Kubayangkan sebentar kalau kami bercinta dalam posisi doggie style.

Kubuka kaca nako dan aku bersiul. Ia menoleh.. meleletkan lidahnya.. menggoyangkan pantatnya dan kembali melanjutkan menyapu.

Beberapa hari kemudian Hanny mengajakku berenang di Cisarua. Sebenarnya kalau aku disuruh berenang sendirian ke sana.. IHh.. sorry saja.
Aku bisa kedinginan. Namun karena ada bara yang akan menghangatkanku dengan senang hati kuikuti ajakannya.

Hanya ada beberapa orang yang berenang di sana. Kupikir karena hari ini bukan hari libur atau akhir minggu.
Jadi paling-paling hanya orang dari Bogor dan sekitarnya saja yang datang.

Selesai berenang kami tidak langsung pulang namun Hanny mengajakku jalan-jalan di kebun teh.
Kami menyusuri jalan setapak.. namun kemudian Hanny menyeretku masuk ke dalam kerimbunan rumpun teh agak jauh dari jalan setapak tadi.

Yang kelihatan dalam pandangan kami cuma daun dan pohon teh saja. Jalan raya dan jalan setapak sudah tidak kelihatan.

Kami berhenti dan tidak lama kedua tangannya menggayut manja di leherku.
Dikeluarkannya handuk besar yang dipakai mengeringkan tubuh seusai berenang tadi.
Dihamparkannya di atas rerumputan di antara pepohonan teh. Hmm.. Rupanya ia akan mengulangi peristiwa di pekarangan rumahnya.

Matahari sudah agak condong ke barat. Udara dingin menyapu tubuh kami.

"Ada orang lewat nanti Han..!” Kataku mengingatkan.

"Tidak ada. Pemetik teh tidak akan datang ke kebun sore-sore begini. Kalau nanti ada yang lewat pasti dia pasangan berbeda jenis seperti kita yang juga mencari tempat..” katanya sambil tertawa kecil.

Benar juga kupikir. Mungkin kalau hari libur banyak orang Jakarta yang mencari udara segar bisa saja tersesat sampai di tempat kami.. namun sekarang bukan hari libur.
Jadi kupikir aman saja. Risiko selalu ada.. namun masih imbang dengan keuntungannya.

Tidak lama kemudian kami berdua sudah berbaring berpelukan dalam keadaan bugil.
Kucium bibirnya dan kuremas buah dadanya. Ia merintih.. nafsunya mulai bangkit.

Kubalikkan tubuhnya.. sehingga membelakangiku. Kuciumi tengkuk.. cuping telinga.. leher dan punggungnya.

"Ouhh jangan kau siksa aku.. Ayo kita lanjutkan say.."

Kami kembali berbaring miring berhadapan. Kuremas dadanya dengan kuat.. kupilin putingnya. Kemaluanku cepat mengeras.
Mulutnya mencari bibirku ketika bibirku sedang menjilati lehernya.

Kuangkat sebelah kaki yang ada di atas dan kucoba memasukkan kemaluanku ke dalam vaginanya.
Beberapakali kucoba dan hanya kepala penisku yang bisa menyentuh bibir vaginanya.

Akhirnya Hanny memajukan pantatnya.. dada dan kepalanya menjauh dari tubuhku.
Dalam posisi demikian akhirnya dengan kerja keras aku bisa menembus guanya.
Kudorong pantatku maju-mundur dengan pelan. Agak sulit melakukannya dalam posisi miring.

Kuputar badannya.. tubuhku kini ada di atasnya. Kugenjot vaginanya.
Tak berapa lama kembali ia memainkan otot vaginanya.
Aku membiarkan ia bermain sendiri tanpa membalas kedutan ototnya.

Pantatku kunaik-turunkan dan rasa nikmat menjalar di sekujur tubuh kami.
Kadang pantatku kugantung dan ia menaikkan pantatnya.. menyongsong dari bawah.

Demikian dalam posisi ini kami bertahan beberapa saat sampai akhirnya aku merasakan denyutan yang kuat di ujung penis dan sualtu liran yang cepat mengalir dalam saluran kencingku.

Keringat sudah membanjir di tubuh kami. Dinginnya udara tidak terasa lagi.
Kupacu kudaku mendaki lereng terjal menuju ke puncak penuh kenikmatan.

Kami saling memagut.. mencium.. meremas dan menjilat bagian tubuh yang bisa kami capai dengan mulut dan tangan kami.

"Aku tidak tahan lagi. Hebat kamu To.. aku keluar.. Oukhh.."
"Eeahh.. Haahhnn .. Nnyyhh..!” Ia berteriak dan melengkungkan badannya.

Kuselesaikan permainan ini dengan sempurna. Kutekan kemaluanku sedalam yang aku bisa.
Tangannya mencengkeram handuk. Sunyi sejenak tanpa ada suara apapun kecuali napas kami yang hampir putus.

Hanny memutarkan tubuhnya tanpa melepaskan kemaluanku dalam posisi di atasku.

"Luar biasa kamu Anto.. aku.. Seperti.. Tidak mau melepaskanmu..”

"Akupun sangat puas.. permainanmu juga hebatth..” kataku sambil mengacungkan jempol.

Kami turun ke Bogor dan pulang ke rumah. Malamnya ia ke kamar kosku sambil membawa sekantung anggur hijau untukku.

Ia memberi kode jari tengah bertemu dengan ibu jari. Aku menggeleng.. kukatakan bahwa tenagaku sudah habis.. nanti malah kamu kecewa.

Luar biasa wanita ini.. seakan gairahnya tidak pernah padam.
Ia tersenyum.. mengerti dengan keadaanku yang memang sangat kelelahan.
Akhirnya ia pulang dan akupun tidur dengan memeluk guling erat-erat.

Pengalaman berikutnya terjadi setelah kami bergumul ria di sebuah bungalow di kawasan Puncak. Sengaja kami memilih bungalow yang paling ujung dan sudut.

Di belakang bungalow ada tanah kosong yang ditanami rerumputan selebar tiga meter dan kemudian dibatasi dengan tembok yang mengelilingi kompleks bungalow.
Keadaan di belakang bungalow ini tidak akan terlihat dari sudut manapun.

Satu babak permainan yang panjang dan liar sudah kami selesaikan dengan satu hentakan dan dengusan napas panjang.
Keadaan ranjang berantakan sekali. Sprei sudah terlepas dan tersingkap ke mana-mana. Bantal dan guling berjatuhan di lantai. Pakaian berceceran di lantai.

Setelah mandi bersama dengan air panas kubawa kursi plastik tanpa sandaran tangan yang ada di teras bungalow ke belakang.
Aku bertelanjang ada.. hanya mengenakan celana pendek tanpa celana dalam. Kupikir mengenakan celana dalampun percuma.
Tetanggaku yang binal ini masih minta extra show.

Aku duduk sambil mengamati bunga yang banyak tumbuh di sana. Sejuknya udara puncak membuatku berniat masuk ke kamar.
Tapi sebelum aku beranjak Hanny telah menyusulku dengan mengenakan jubah mandi.
Aku yakin 101%.. dia tidak mengenakan apa-apa lagi di baliknya.

"Enak juga duduk di sini.. sepi..” katanya sambil menjatuhkan pantatnya di pangkuanku. Tangannya langsung merangkul leherku.
Hhh.. Kami mengobrol sambil sementara tubuhnya masih berada dipangkuanku. Sejuknya udara hilang begitu saja karena panas tubuh kami yang saling menghangatkan.

Hanny mulai menggelitik telingaku dengan lidahnya, "Lagi dong.. Yang..!” Bisiknya lirih. Segera kuubah posisi duduknya.. sehingga ia kupangku dengan tubuh berhadapan.
Kutarik rambutnya ke belakang.. sehingga kepalanya menengadah dan lehernya yang putih mulus segera basah oleh jilatan dan kecupanku.

Perlahan-lahan kejantananku bangkit kembali. Kemudian kutarik tali jubah mandinya. Mataku tak berkedip. Buah dadanya yang montok putih mulus dengan puting yang coklat kemerahan terasa menantang untuk kulumat.
Kuremas-remas lembut payudaranya yang semakin mengeras.

"Ohh.. Teruss To.. Teruss..!” Desahnya.
Kuisap-isap putingnya yang keras seperti kelereng.. sementara tangan kiriku meremas pinggang dan buah pantatnya.
Desahan kenikmatan semakin keras terdengar dari mulutnya.

Kemudian ciumanku beralih ke ketiaknya. Hanny mengangkat lengannya untuk memberikan kesempatan padaku menciumi ketiaknya.
Ia kegelian sambil mendesah.. matanya terpejam dan kepalanya menengadah.

Ia mengikik ketika melihat kejantananku sudah setengah berdiri menempel pada perutnya. Tanpa basa-basi.. ia menyambar kejantananku serta meremas-remasnya.

"Oh.. ennaakk.. terussh..!” Desisanku ternyata mengundang gairahnya untuk berbuat lebih jauh.
Ia kemudian melepaskan pelukanku dan berjongkok.
Ditariknya celanaku hingga terlepas dan dengan serta merta melumat kepala kejantananku.

"Uf.. Sshh.. Auhh.. Nikmmaat.." Dikeluarkannya seluruh kemahirannya.
Ia tidak memberikan kesempatan kepadaku untuk berbuat banyak kecuali merintih dan memegang kepalanya.

Dengan semangat.. bibirnya mengulum dan tangannya mengurut kejantananku. Aku terbuai dengan sejuta kenikmatan.
Tangannya terus mengocok dan mulutnya terus melumat dan memaju-mundurkan kepalanya.

"Oh.. aduhh..!” teriakku dengan penuh kenikmatan.

Kuangkat lengannya.. kami berdiri.. kemudian berputar.. kududukkan dia di atas kursi. Ia mengerti maksudku.
Posisi duduknya agak maju.. kakinya dibuka lebar. Kusibakkan pahanya semaik lebar.
Aku melihat vaginanya yang berwarna merah muda dengan rumput hitam yang tebal tapi ditata rapi..

Aku berjongkok di depannya. Jari tengah dan ibu jariku membuka vaginanya.
Dengan penuh nafsu.. aku menciumi kemaluannya dan kujilati seluruh bibir luar dan sampai bibir dalamnya.
"Oh.. teruss.. An.. To.. Aduhh.. Nikmat..”

Aku terus mempermainkan klitorisnya yang sebesar biji kacang tanah.
Seperti orang yang sedang berciuman.. bibirku merapat di belahan vaginanya dan lidahku terus berputar-putar di dalamnya.

"Anto.. oh.. teruss sayamgg.. Oh.. Hhh..!!”

Desis kenikmatan yang keluar dari mulutnya.. semakin membuat gairahku berkobar. Kusibakkan bibir kemaluannya tanpa menghentikan aksi lidahku. "OOoh.. Nikmat.. Teruss.. Teruss..!" teriakannya semakin merintih.

Ia menekan kepalaku dan menjepit dengan pahanya. Ia mengangkat pinggul.. cairan lendir yang keluar dari dinding vaginanya semakin membanjir.

Sebagaimana yang ia lakukan kepadaku.. aku juga tidak memberikan kesempatan padanya untuk melepaskan kepalaku.
Vaginanya sudah basah terkena ludah bercampur lendirnya. Kujilat lagi.. terasa sedikit asin tapi nikmat.

"Sudah To.. Sudah.. Ayo kita..!!” Aku meraih tangannya dan kubaringkan di atas rumput. Rambutnya sudah awut-awutan.. jubah mandinya sudah melorot.

Dengan sedikit mengerakkan badan.. maka jubah mandinya pun terlepas.. menjadi alas tempat kami bergulat. Kemudian kami sama-sama berpagutan bibir.
Ternyata.. wanita cantik ini benar-benar sangat agresif dan ekspresif.

Kugulingkan badanku.. aku ingin untuk sementara ia yang mengendalikan kapal.
Ia menjilat leher kemudian dada dan putingku. Aku merasakan nikmat yang luar biasa.
Hanny tersenyum. Lalu kucium bibirnya.

Kami berciuman kembali. Lidahnya dimasukkan ke dalam mulutku.. menari dalam rongga mulutku dan menjilati langit-langit mulutku.
Aku membalas dengan mengulum dan mengisap lidahnya.

Gairah kami semakin bergelora dan kini saatnya untuk menimba kenikmatan.
Kutarik buah kejantananku.. sehingga kelihatan semakin tegak dan memanjang.
Pinggulnya naik dan bergerak di atas pahaku. Kumasukkan kejantananku ke dalam vaginanya yang basah.
Blesshh.. "Hhhahh!! Ooh.. enakk..”

Tanpa mengalami hambatan.. kejantananku terus menerjang ke dalam vaginanya.
"Oh.. Gimana.. Rasanya sayang.. Ouuh..!!” ia berbisik.

Batang penisku sepeti dipilin-pilin. Hanny terus menggoyangkan pinggulnya. "Oh.. Hannyku.. Terus.. Sayang.. Mmhhkk..”
Pinggulnya kuhujamkan lagi lebih dalam. Hanny dengan hentakan pinggulnya yang maju-mundur.. naik-turun dan berputar semakin menenggelamkan kontolku ke liang kenikmatannya.

"Oh.. Isap dadaku.. Sayaangg.. remass.. Terus.. Oh.. Uhhu..!” Erangan dan rintihan kenikmatan terus memancar dari mulutnya.

"Oh.. Hanny.. terus lebih cepat..” teriakku menambah semangatnya.

Goyangan pinggulnya semakin di percepat. Tangannya menekan kuat dadaku.
Aku menaikkan pinggulku dan bergerak melawan arah gerakan pinggulnya agar bisa saling memberikan kenikmatan.

"Ahh.. Ah.. aku.. Cepat.. Aku.. Maa.. Uu.. Keluuaarr.. Oh..!” ia mendesah.

"Jangan.. Ta.. Han dulu aku masih ingin menik.. Mati tu.. Buh.. Mu..!” Kataku terengah-engah. Aku tau wanita ini hampir mencapai puncak kulminasi kepuasannya.

Kemudian aku membalikkan tubuhnya.. sehingga posisinya di bawah. Kuputar dan kunaikturunkan pinggulku. Iapun membalasnya dengan gerakan berlawanan.

Kalau aku berputar ke kiri.. ia ke kanan. Kalau aku menaikkan pinggul ia menurunkannya dan ketika aku menurunkan pinggulku.. maka pinggulnya pun naik menyambut hantamanku sambil memekik kecil.

Kuberikan isyarat agar berhenti dulu sambil beristirahat sejenak. Kami hanya berdiam dengan saling memeluk. Kali ini tidak ada erangan atau pekikan.

Yang ada hanya desisan kecil dan desahan lembut. Otot kemaluan kami saling berkontraksi. Rasanya kejantananku seperti diisap oleh sesuatu yang lembut. Tangannya terus mengelus punggung dan pinggangku.

Setelah beberapa saat berdiam.. maka dengan perlahan aku mulai menggenjotnya lagi.
Kuberikan irama 7-1. Aku menggenjotnya dengan pelan tujuhkali dan berikutnya kuhempaskan seluruh berat tubuhku di atas tubuhnya.

"Hhgghhkk..!” Ia menahan napas menahan gempuranku.

Bibirnya mengejar putingku dan mengulumnya. "Ohh.. Hanny.. Geli.. Desahku lirih.

Namun Hanny tidak peduli. Ia terus mengecup.. mengulum putingku kanan kiri berganti-ganti.
Karena rangsangan pada putingku maka kupercepat genjotanku.. sehingga ia memekik-mekik kecil. "Oh.. Anto.. Nikmatnya.. Jantanku.. Kamu..!”

Ia diam hanya menunggu dan menikmati gerakanku. Beberapa saat ia hanya diam saja.. seolah-olah pasrah.
Aku menjadi gemas.. kutarik rambutnya kebelakang. Dadanya naik dan kugigit putingnya. Kukecup gundukan payudaranya kuat sampai memerah

"Ouhh.. Sakit.. Ped.. Dih. Ouhh..!” Kurasakan aku tidak akan kuat lagi menahan desakan dalam saluran kencingku.
Kutatap matanya dan kubisikkan.. ”Sekarang.. Yang.. Sekarang..”
Ia mengangguk lemah.. ”Yyachh.. Eghhkk..”

Begitu semprotan pertama kurasakan sudah diujung laras meriamku.. maka kembali kuhempaskan tubuhku ke bawah.
Hanny menyambutnya dengan menaikkan pinggulnya kemudian memutar dengan cepat dan kembali turun.
Tangannya menjambak rambutku dan kemudian memukul-mukul rerumputan.
Akupun menarik rambutnya dan kepalaku kutekan di lehernya.

"Oh.. To.. Anto.. kau begitu pintar memuaskanku. Gila.. Kau liar sekali kuda arabku..” ujarnya.

Denyutan-demi denyutan berlalu dan semakin melemah. Kukecup kening dan bibirnya dan menggelosor di sampingnya.

"Kalau begini terus rasanya aku tidak usah pakai pakaian saja To.." katanya mesra sambil mengusap-usap dadaku.

Setelah beberapa lamanya berpelukan dan beberapakali ciuman ringan.. udara dingin kembali terasa.
Kami masuk ke dalam. Mandi berpelukan berendam dalam air hangat dan memejamkan mata.

Setelah itu kami makan sate kambing dan minum air jahe untuk bekal pertempuran berikutnya.
Aku sebenarnya sudah puas dan cukup.. namun karena ia memintanya lagi maka aku harus bersiap lagi.
-------------------------------
 
Terakhir diubah:
:Peace: Nahh.. kalo karya penulis2 di atas kebanyakan Nubi baca novelnya, brada.
Kurang tau juga Nubi.. mungkin juga udah ada yang mosting di internet.
Dicoba aja dulu.
Hu karna rindu dan penasaran, ane tadi coba cari dan baca beberapa cerita itu, ternyata cukup aneh ya kalau dibaca sekarang :)
 
Cerita 1 - Nikmatnya Tetangga

Anty

Kisah ini dimulai ketika aku memutuskan untuk pindah dari rumah orangtuaku dan mengontrak sebuah rumah mungil di pinggiran Jakarta.

Kulakukan itu karena aku dan istriku ingin belajar mandiri.. apalagi kini sudah hadir si kecil anggota keluarga baru kami.

Kuakui.. aku bukanlah suami yang baik.. mengingat petualangan liarku ketika masih belum menikah. Sering aku bergonta ganti pacar yang ujung-ujungnya hanya untuk memuaskan libidoku yang cukup tinggi.

Setelah menikah.. kuredam keinginanku untuk berpetualang lagi. Di hadapan istri dan lingkunganku.. aku mencoba menampilkan sebagai sosok yang baik-baik. Tidak neko-neko. Rahasia masa laluku pun aku simpan rapat-rapat.

Namun setelah satu bulan aku tinggal di lingkungan ku yang baru.. tampaknya tabiat lamaku bisa kumat kembali.

Di sekitar rumahku.. banyak aku menemukan wanita yang menarik perhatianku.
Mulai dari ibu-ibu tetangga yang rata-rata tidak bekerja dan mahasiswi yang banyak kost di sekitar tempat tinggalku.

Satu sosok yang menarik perhatianku adalah Anty.. tetangga kontrakanku.. Namun tetangga-tetangga yang lain memanggilnya Mama Ryan sesuai dengan nama anaknya.

Ketika pertamakali bertemu.. ia terlihat berbeda dibanding ibu-ibu lain di sekitar situ.
Wajahnya cukup cantik dengan kulitnya yang kuning langsat..
Bodinya cukup montok.. namun tetap kencang walau usianya sudah di atas 37 tahun.

Payudaranya pun terlihat proporsional di balik kaus yang sering ia kenakan.
Ia berasal dari Garut.. jadi wajarlah kalo wajahnya cantik khas wanita priangan.
Namun segala pesonanya itu tertutupi oleh kehidupannya yang sederhana.

Suaminya hanya seorang supir pribadi yang penghasilannya cukup terbatas dan kedua anaknya sudah beranjak remaja yang tentu saja memerlukan biaya yang cukup besar.
Hubungan istriku dengan Anty cukup baik.. sering Anty berkunjung ke rumahku dan ngobrol dengan istriku.

Pada saat itu aku sering curi-curi pandang ke arahnya. Sering ia hanya mengenakan kaos longgar dan celana pendek kalau main ke rumah.. sehingga belahan dada dan sebagian pahanya yang putih mulus menjadi santapanku.

Dan kalo sudah begitu.. kontolku bisa ngaceng diam-diam. Kapan ya aku bisa menidurinya..?
Dari istriku pun akhirnya aku tahu kalo ternyata Anty bekerja paruh waktu sebagai pembantu.
Seminggu tigakali ia bekerja membersihkan apartemen seorang ekspatriat.

Apartemen ini sering kosong karena sering di tinggal pemiliknya berdinas ke luar negeri.. jadi ia di percaya untuk memegang kunci apartemen itu.

Namun kegiatannya itu tidak membantu banyak dalam masalah keuangan keluarga.. di tengah kebutuhan sehari-hari yang semakin mahal.. Dan ini kesempatanku untuk menjadi dewa penolong baginya.. walau ada udang di balik batu.. ingin merasakan bagaimana rasanya jepitan memek bini orang. hehehe..

Strategi untuk mendekatinya pun mulai aku jalankan.
Dia berangkat kerja selalu pagi hari pada hari Senin.. Rabu dan Jumat pada pukul 7 pagi.
Aku tahu karena dia selalu lewat depan rumahku ketika berangkat untuk menuju jalan raya.
Dia berangkat kerja menggunakan metro Mini.

Setelah tahu jadwalnya aku pun mulai mengatur siasat agar bisa berangkat bareng dengannya.
Kuatur waktu berangkat kerjaku yang biasanya jam 8 menjadi lebih pagi lagi.
Kebetulan arah apartemen tempatnya bekerja searah dengan kantorku di Sudirman.

Senin pagi itu kulihat dia sudah lewat depan rumahku untuk berangkat kerja.. Aku pun segera bersiap siap mengeluarkan mobilku dari garasi. Istriku sempat bertanya.. koq hari ini berangkat lebih pagi. Kujawab saja ada meeting mendadak.

Mobil kulajukan perlahan menuju jalan besar dan kulihat di ujung gang. Anty sedang menunggu Metro Mini yang akan membawanya ke Kampung Melayu.

Kuhampiri dia dan kubuka jendela mobil dan menyapanya.
“Berangkat kerja Mbak Anty?”
“Eh.. iya mas Bowo..” jawabnya agak kaget.

“Bareng saya aja yuk.. Mbak mau ke Kampung Melayu kan?’
“Iya mas.. tapi gak apa apa saya naik Metro aja..” Tolaknya dengan halus.

“Gak apa apa Mbak.. kita kan searah ini.. lagian metro mini kalo pagi pasti penuh..” ujarku coba membujuknya. Dia sedikit bimbang.. tapi akhirnya menyetujui ajakanku.

Dibukanya pintu depan mobilku dan masuklah dia.. Splashh..! Seketika aroma parfum nya pun menyeruak ke indera penciumanku.

“Terimakasih Mas Bowo. Maaf merepotkan..”
“Merepotkan apa sih mbak.. wong kita searah koq..” Ujarku sambil tertawa ringan.

Khas senin pagi.. lalulintas pagi itu sangat macet.
Di dalam mobil akupun menghabiskan waktu dengan ngobrol ringan dengannya.
Banyak hal yang kami perbincangkan.. mulai dari keluarganya.. anak-anaknya.. suaminya.. lingkungan kerjanya.
Intinya aku ingin lebih mendekatkan diri padanya agar tujuanku menidurinya bisa terlaksana.
Tapi aku tidak mau terburu-buru.

Akhirnya kami tiba di Apartemen tempatnya bekerja.. kuturunkan ia di pinggir jalan.
Aku pun kembali melajukan mobilku ke arah kantor.
***

Selama dua minggu aku intens melakukan pendekatan dengan mengajaknya berangkat bareng setiapkali ia berangkat kerja.

Untuk menghindari gunjingan tetangga.. ia hanya mau naik ke mobilku di ujung gang.

Semakin dekat hubungan kita.. ia semakin berani menceritakan hal-hal pribadinya.
Kami pun sering bercanda dan ia pun mulai berani mencubit lengan atau pinggangku ketika ku candai dia.
Obroloan pun kadang-kadang kubuat menjurus ke urusan ranjang.

Dan dari situ pula aku tahu kalau Anty sudah tidak berhubungan intim dengan suaminya sejak tiga bulan lalu.. dikarenakan suaminya sudah terlalu lelah bekerja.. dan sering pulang larut malam.
Wah kesempatan nih.. pikirku.

Pagi itu kembali kami berangkat bareng.. namun kulihat dia agak murung.. Aku pun memberanikan diri bertanya padanya.

“Ada apa mbak Anty.. saya lihat mbak agak murung pagi ini..?”
“Gak apa-apa koq mas.. biasa kali saya kayak gini..” ia berusaha menyangkalnya.

“Mbak gak usah bohong sama saya.. saya tahu mbak orangnya ceria.. Jadi kalau murung sedikit.. pasti saya tahu..”

Anty tersenyum mendengar perkataanku. “Enggak apa-apa mas. Ya namanya dalam hidup pasti ada aja masalahnya..”

“Kalo mbak gak keberatan.. cerita aja mbak.. siapa tahu saya bisa bantu..”
“Gimana ya Mas..” Anty memutus pembicaraan sepertinya ragu untuk melanjutkannya

Aku menoleh kepadanya dan kupandangi wajahnya dalam sambil membujuknya untuk terus bercerita.
“Ini mas.. si Ryan –anaknya yang bungsu– lagi butuh biaya untuk study tour ke Bandung.. Biayanya Rp500.000,-sedangkan aku sama bapaknya belum ada duit.. Karena sudah terpakai kakaknya untuk biaya praktikum kemarin. Sedangkan uangnya harus di kumpulkan besok. Study tour ini wajib karena sebagai syarat agar Ryan bisa lulus. Pusing saya mas..”

Aku tersenyum sambil menatap matanya. “Ah gampang itu mbak.. nanti saya bantu..”
“Tuh kan saya jadi merepotkan mas Bowo..”
“Gak apa-apa mbak.. namanya kita bertetangga.. kalau ada yang kesusahan.. apa salahnya kita bantu..”
“Iya sih mas.. ya udah.. kalo mas Bowo ada.. saya mau pinjam uang dulu sama mas Bowo..”
“Gampang itu mbak..”

Ketika sampai di depan apartemen tempatnya bekerja.. segera kubuka dompetku dan kuambil uang 1 jt dan kuberikan padanya.

Anty kaget dengan pemberianku yang sebanyak itu. “Koq banyak sekali Mas.. saya kan butuh nya cuma lima ratus ribu..?”
“Iya.. sisanya buat bekal Ryan di jalan.. atau buat Mamahnya juga ga apa-apa..” Anty tertawa mendengar ucapanku.

“Tapi saya belum bisa mengembalikan dalam waktu dekat mas..”
“Gak di kembalikan juga gak apa-apa mbak..”

“Lho koq gak dikembalikan....? Saya khan pinjem mas.. jadi harus kembali..”
“Ya udah gampang itu mbak.. kalo ada ya dikembalikan.. kalo ga ada ya dikembalikan dengan cara lain..” ujarku mencoba memancing di air bening. Hehehe..

“Lho cara lain apa sih mas..? Koq saya bingung jadinya..” Aku Cuma tertawa dan Anty semakin bingung dengan sikapku.

“Ya udah nanti mbak telat loh ke kantornya..” Ujarku sambil bercanda.
"Kantor apa sih Mas..? Bisa aja deh..” Anty tertawa sambil mencubit lenganku. Ya udah terimakasih ya Mas atas bantuannya..”
“Sama-sama Mbak”

Anty pun turun dari mobilku dan melangkah ke dalam area apartemen itu.
***

Siang itu.. tiba-tiba ada SMS masuk ke ponselku.. ternyata ada pesan dari Anty.
Setelah kubaca.. ia menyampaikan ucapan terimakasih sekali lagi padaku.. karena sudah dibantu.

Akupun membalasnya untuk tidak memikirkannya lagi.. sekaligus menanyakan posisinya sedang ada di mana saat ini. Ternyata dia masih ada di apartemen majikannya dan sedang beristirahat.. karena baru saja selesai mengerjakan tugas-tugasnya.

Kucoba iseng minta izin padanya untuk main ke apartemen tempatnya bekerja.. apabila majikannya sedang tidak ada di tempat. Anty mengizinkan karena Majikannya sedang keluar negeri selama seminggu.
Dia pun memberi tahu tower dan nomor unit apartemennya.

Aku pun segera bergegas membereskan pekerjaanku di kantor dan ijin pada temanku untuk ke luar dengan alasan bertemu klien. Karena aku sering dinas luar.. jadi gampang saja dapat ijinnya. Segera kupacu mobilku menuju apartemennya. Tapi sebelumnya aku mampir ke salahsatu restoran cepat saji dan membelikannya makan siang.

Mobilku kuparkir di basement apartemen.. aku pun menuju ke unit apartemen tempatnya bekerja. Kubunyikan Bel.. dan tak lama Anty pun mempersilakan aku masuk.
Akupun segera duduk di sofa yang cukup lebar dan empuk yang ada di ruangan itu.

Unit apartemen itu cukup luas.. ada dua kamar di dalamnya lengkap ada dapur dan minibarnya. Aku tebak majikannya seorang eksekutif di suatu perusahaan ternama.. dan apartemen ini disediakan oleh perusahannya.

“Mau minum apa mas..?” Tiba-tiba Anty menyadarkanku yang sedari tadi memperhatikan partemen beserta isinya.
“Eh.. air putih aja mbak..”
“Masak air putih sih.. aku bikinin sirup ya..”
“Boleh Mbak kalau gak merepotkan..”

Tak lama dia pun membawa dua gelas es sirup.. "Wah jadi seger nih.. siang-siang minum es sirup.. apalagi di temani Mbak Anty yang seger..”
“Iihh.. apaan sih Mas Bowo..” Dia tertawa sambil mencubit pinggangku. Wajahnya sudah kembali ceria tidak semuram pagi tadi

Kami pun lantas ngobrol sambil menyantap makanan yang aku bawa.
Setelah makan kami pun melanjutkan obrolan sambil menonton acara tv kabel

Aku mulai memberanikan diri mendekatkan posisi dudukku mendekat padanya.. dan Anty diam saja..
Kucoba pegang tangannya. Awalnya ia sepertinya canggung.. tapi akhirnya dapat kugenggam erat tangannya..

Kumulai membelai rambutnya yang panjang sebahu.. dan meniup tengkuknya.. tak lama bibir kami pun sudah saling bersilaturahmi. Berpagutan dengan bebasnya.

Bibirku dilumat habis oleh bibirnya.. nafasnya pun tersengal-sengal. Nampak birahinya mulai naik.
Wajar saja.. wong 3 bulan tidak disetubuhi suaminya.

Tanganku pun kuberanikan menelusup di balik kemeja yang dikenakannya.. ia pun diam saja.. Kuraih payudara kiri di balik branya dengan tangan kananku..

Kuremas-remas halus sambil kumainkan putingnya. Ia mengelinjang sambil melenguh tertahan. “Auhhh.. achhh..”

Sambil melumat bibirnya.. kucoba membuka kancing bajunya satu per satu dan ia pun mengikutinya dengan membuka kancing kemeja kerja yang aku kenakan.
Kemeja-kemeja itu pun akhirnya terhampar di lantai.

Terpampang jelas di hadapanku tubuh mulus Anty dengan payudara yang masih tertutup bra warna krem..
Walau perutnya sedikit berlipat karena lemak.. tetap saja tidak mengurangi keinginanku untuk menyetubuhinya.

Segera saja kubuka kait bra-nya dan bra itu pun jatuh di pangkuannya. Blubb..! Payudara Anty segera menyembul.
Cukup besar dengan warna puting coklat tua dengan areola berwarna lebih muda. Puting itu mencuat dengan tegaknya. Keras.

Segera saja kuisap putting susunya.. Anty melenguh lebih keras.
“Aaaccchhhh.. Maasss. Aahhh.. ouchhh..” Ia semakin terangsang dengan perbuatanku.

Terus kuisap puting susunya kanan dan kiri bergantian.. Ia pun menggelinjang makin keras.. kepala tengadah menatap langit-langit.
Matanya terpejam namun mulutnya meracau mengeluarkan suara desahan dan rintihan. Kedua tangannya menjambak-jambak rambut di kepalaku.

Cukup lama kumainkan kedua puting susunya. Setelah puas aku pun bangkit dari sofa.. dan segera berdiri.
Anty mengerti maksudku. Sambil tetap duduk di sofa.. ia membuka ikat pingang dan celana yang kukenakan.. tidak lupa celana dalamku pun ikut dipelorotkannya ke bawah.

Tuinkk..! Seketika itu juga kontolku yang cukup besar dan berurat.. mengacung ke depan dengan gagahnya.
Anty tersenyum sambil melirikku. Dipegang dan dibelainya kepala kontolku.. dikocok-kocoknya perlahan batang kontolku berulangkali.

Tak lama dimasukkanlah batang kontolku ke dalam mulutnya.. dikulumnya batang kontolku sampai ke pangkalnya.

Karena ukuran kontolku yang cukup besar ia sedikit tersedak.. aku pun tertawa geli. Tapi dengan usil.. digigitnya batang kontolku.. aku pun menjerit.
Dikocok lagi batang kontolku dengan gerakan yang lebih cepat sambil lidahnya dengan liar menjilat-jilat kantung zakarku.

Perlakuan Anty sungungguh luar biasa.. tidak tahan aku di buatnya. Aku pun ingin segera buru-buru menyetubuhinya.
Kupinta Anty bangkit berdiri dan melepaskan celana jeans yang masih di kenakannya. Kubalik badannya dan memintanya menungging.
Lututnya ditumpukan ke sofa.. dan ia menungging di hadapanku.. dengan tangannya menyangga tubuhnya pada sandaran sofa.

Segera saja belahan memeknya yang tertutup bulu jemput yang cukup lebat terlihat merekah di hadapanku.
Bibir vaginanya mulai berwarna kecoklatan.. namun liang vaginanya masih menampakkan warna kemerahan yang tampak berkilat dan basah oleh cairan kewanitaan yang terus keluar.. karena rangsanganku tadi.

Segera saja kupegang batang kontolku dan kuarahkan kepalanya ke arah liang kewanitaan Anty.

Segera kumajukan pinggulku.. Slebbhh.. "Nghhh.. mashhh.." erang nikmat Anty terdengar.

Bleehh..! Tak lama.. kepala dan batang kontolku pun amblas sampai ke pangkalnya. Terbenam sepenuhnya dalam memek tetanggaku ini.

Anty tercekat dan berteriak karena kontolku yang cukup besar memenuhi rongga kewanitaannya.
Ia menoleh padaku dengan mulut terbuka lebar sambil merintih.. “Aaaahhhh..”

Sambil tanganku memegang pantatnya yang cukup besar.. mulai kumaju-mundurkan pingulku dan batang kontolku pun keluar-masuk di liang vaginanya dengan tempo yang cukup cepat.
Clebb.. crebb.. crebb.. clebb.. clebb..

Anty terus merintih dengan riuhnya. “Acchhh.. ouuchhh.. achhh.. ouchhhh.. Uhhh.. masss..”
“Ouuhhh.. ouuchhh.. ouhhh.. ouchhhh..” Erangnya nikmat berkali-kali.. berselang-seling dengan deru napasku.

Sambil terus memaju-mundurkan pinggulku.. aku pun mulai meraih payudaranya yang mengantung dengan kedua tanganku.
Kumainkan puting susunya dengan kasar. Anty pun semakin keras merintih dan meracau..

Tak lama ia pun menjerit keras dan kurasakan ada kedutan di lubang memeknya. Otot vaginanya pun semakin mencengkram dengan erat batang kontolku. Kali ini Anty pun mengalami orgasme yang pertama.
Tubuhnya melemah.. tangannya tidak sanggup lagi menahan tubuhnya. Kepalanya jatuh terkulai di sofa dengan posisi tetap menungging.

Kupercepat permainanku.. tetapi tampaknya spermaku tidak ingin keluar cepat-cepat. Segera Kucabut batang kontolku dari liang kewanitaannya. Segera kubalik tubuh Anty menghadapku. Dengan posisi setengah duduk.. Punggungnya bersandar di sandaran sofa kuangkat dan kurenggangkan kedua kakinya. Terlihat liang vagina yang menganga cukup lebar..

Clebbh.. segera saja kuhujamkan lagi kepala kontoku ke liang vaginanya.
"Oughhh.. nghhh..!" Lagi-lagi Anty menjerit tertahan ketika batang kontolku menerobos liang vaginanya.

Kumaju-mundurkan pinggulku dan terlihat kontolku yang besar keluar-masuk dengan bebasnya di liang kewanitaan Anty.. menciptakan pemandangan yang indah.

Bibir vagina itu menguncup ketika kontolku menerobos masuk dan merekah ketika kontol itu kutarik. Kedua tungkai Anty kupegang dengan tanganku dan aku terus menyetubuhinya sambil tetap berdiri.

Payudara yang begitu menantang dengan puting yang mencuat sudah basah oleh keringat.
Payudara itu bergoyang-gotang dengan hebatnya mengikuti irama sodokan kontolku yang maju-mundur di liang vagina Anty.
Kepala Anty tergolek ke kanan dan kiri dengan mulut yang terus mendesis dan merintih.

Limabelas menit aku terus menyodok liang vagina Anty. Anty pun mengimbanginya dengan menggoyang pinggulnya ke kana ke kiri.
Setelah hampir duapuluh menit akupun tidak tahan lagi. Kupercepat sodokan batang kontolku di liang kewanitaannya dan.. Cratt.. cratt.. cratt..
Cairan spermaku pun meyemprot deras ke dalam rahimnya. Berbarengan dengan kedutan keras di vaginanya menandakan ia mengalami orgasme keduanya.

Kami pun terkulai lemas di atas sofa. Tubuhku menindih tubuhnya dengan batang kontolku masih tertanam di liang vaginanya. Nafas kami tersengal sengal karena pertempuran yang luar biasa nikmatnya.

Aku pun segera bangkit dan menarik kontolku yang mulai mengendur dari lubang memeknya.
Memeknya terlihat terngangga dan tampak carian putih meleleh keluar dari liang kewanitaannya.

Anty masih terkulai lemas di sofa. kakinya terjuntai ke lantai dan tangannya tergolek lemah di sebelah tubuhnya.. Segera kuhampiri dan kuciumi bibirnya.

“Enak mas.. kapan-kapan lagi ya..” Ujarnya sambil tersenyum..
“Siap.. kapan aja kamu butuh.. Aku siap melayani..” Candaku.

Dan diapun tertawa sambil mencubit pinggangku penuh arti..
Akhirnya kesampaian juga niatku menyetubuhi tetanggaku ini.

Setelah kejadian itu kami pun sering mencari-cari waktu untuk dapat bersetubuh kembali.
Tampaknya sentuhan dari suaminya tidak diperlukan lagi.. karena dia sudah mendapatkan kepuasan dariku sebagai penggantinya.
----------------------------------------------

Dengan Anty ada cerita baru lagi Ga neh?
 
Hu karna rindu dan penasaran, ane tadi coba cari dan baca beberapa cerita itu, ternyata cukup aneh ya kalau dibaca sekarang :)

:D Hehe.. iya ya brada..
Secara lebih 2 dasawarsa gitu..

Zaman belum ada hape.
Mo nelpon harus ke telepon umum.. sambil nyiapin koin dibatasi waktu 3 menit.
Haaaa..:Peace:
 
-----------------------------------

5. Beautiful Journey


Tak terasa sudah hampir setahun aku tinggal di sana dan berolah tubuh dengan Hanny.. tetangga kosku.
Selama menjalin hubungan dengan Hanny.. sempat kucicipi kehangatan tubuh beberapa wanita lain. Tentu saja tanpa sepengetahuan Hanny.

Ada Titin yang karyawan pabrik garment di Cibinong..
Ada Ida sang Wanita Penjaga Showroom dan Wiwik.. wanita bersuami yang menjadikan aku oase tempat pemuas dahaganya.

Rencana penelitian skripsiku sudah disetujui pembimbing dan seminggu lagi aku harus berangkat ke Banyuwangi selama dua bulan untuk melakukan penelitian tentang kehidupan masyarakat nelayan di sana. Akupun sudah memberitahu Hanny mengenai rencana keberangkatanku.

Aku sudah mulai 'bosan' dengan Hanny. Dalam arti begini.. setiapkali bertemu untuk bercinta rasanya sudah cukup sekali saja aku orgasme atau paling banyak duakali.
Terakhirkali bercinta seharian pada minggu lalu kubiarkan ia mengejang sampai empatkali.. sementara aku hanya duakali menembakkan amunisi senjata biologisku.

Tiga hari sebelum berangkat kami hanya sempat Quicky.. Quicky di atas sofa ruang tamunya.
Ia sebenarnya menginginkan permainan yang panjang dan lama.
Namun karena keadaan tidak memungkinkan.. dia hanya bisa membekaliku dengan beberapa gigitan memerah di bahu dan dadaku.

Selama di lokasi penelitian aku sempat merasakan kehangatan tubuh wanita di sana.
Duakali pada saat menyeberang ke Bali untuk mendapatkan data pembanding.. aku melakukannya dengan PSK.
Namun klimaks yang kucapai terasa hambar. Hanya sekedar ejakulasi untuk menumpahkan mani yang sudah penuh.
Namun secara emosional aku tidak terpuaskan.

Dua bulan berlalu dengan cepat.. Aku kembali di rumah menjelang tengah malam.
Badanku terasa remuk semua setelah melintasi pulau Jawa dari ujung timur sampai hampir di ujung baratnya.
Langsung aku tertidur sampai agak siang. Suara Hanny menyapu di pekarangannya tidak mampu membangunkanku.
Aku bangun setelah matahari sepenggalah. Setelah mandi dan membereskan pakaian kotor.. terasa perutku lapar sekali.

Hanny melambaikan tangannya ketika aku melintas di depan rumahnya. "Anto..!! Kapan kamu sampai..!?"
"Tadi malam Bu..?” Kataku agak kikuk setelah selama dua bulan tidak bertemu dia.
Juga kebetulan dari arah berlawanan ada tetangga yang juga lewat. Dia memandangiku dengan mata berbinar-binar.

"Kamu tambah hitam dan agak kurusan sedikit..” katanya setelah mengamatiku sesaat.
"Yahh.. selama dua bulan terus berjemur di panas matahari.. makan juga teratur. Sehari duakali.. pagi dan sore karena siang masih di lapangan..” kataku.
Diam sesaat.

"Ya sudah. Kamu istirahat dulu.. nanti kukirim air jahe agar tenagamu cepat pulih. Lusa aku berangkat ke Ciamis.. ada saudara yang mau menikah. Aku sudah bilang Pak Edi. Eka tidak ikut karena belum liburan. Karena kamu sudah tiba di sini.. maka jadwal perjalananku berubah.
Kita bisa merasakan asinnya air laut Pangandaran. Aku akan ngomong lagi sama Pak Edi sampai berapa hari berada di Ciamis..”

Kupikir dalam beberapa hari ke depan aku tidak sibuk.
Konsep laporan penelitianku sudah kusiapkan dari lapangan.. rencananya akan kubaca lagi dan kuserahkan ke dosen pembimbing seminggu lagi.
Huuhh..!! Rekreasi tapi sekaligus kerja keras lagi.

Lusanya kami berangkat pada malam hari.
Perjalanan ke Banjar tidak terasa lama.. karena di sepanjang perjalanan tangan kami sibuk bekerja menyatakan keinginan dan kerinduan kami masing-masing.
Dari Banjar kami melanjutkan perjalanan ke Pangandaran. Agak siang kami tiba di Pangandaran.

Kami masih merasakan lelah karena perjalanan tadi.
Sampai di kamar sebuah hotel kami langsung mandi berdua dengan melakukan sentuhan dan kecupan ringan sebagai pemanasan.
Kamar yang cukup indah.. terletak di lantai dua dengan pandangan sea view di bagian selatan.

Di bagian timur dan barat ada jendela kecil untuk memandang sunrise dan sunset.
Bed cover warna biru laut menambah sejuk dan menciptakan suasana santai.
Kami merencanakan untuk istirahat dulu dan nanti sore baru mulai menikmati indahnya Pangandaran.

Menjelang tengah hari kami bangun dan makan siang. Kami pilih restoran dengan menu sea food.
Setelah melihat-lihat menu aku putuskan untuk memesan udang dan kerang sekalian sebagai aphrodisiac.. makanan penambah tenaga seksual.

Setelah makan kami kembali lagi ke hotel dan duduk-duduk memandang ombak laut selatan yang berkejaran dan memecah di pantai.
Beberapa lama kemudian matahari sudah mulai condong ke barat. Cuaca sedikit berawan.. sehingga panas mataharipun agak tereduksi.. namun kuperkirakan tidak akan turun hujan.

Kuajak Hanny untuk jalan dan berenang di Pananjung sambil menunggu sunset.
Kubisikkan agar membawa pakaian ganti.. namun sekarang ini tidak usah mengenakan pakaian dalam.
Iapun mengerti kalau aku mengajaknya outward adventure di pantai.

Ia mengenakan baju lengan panjang yang agak tebal agar putingnya tidak membayang dari luar.. aku mengenakan kaus lengan pendek.
Kami sama-sama mengenakan celana pantai yang longgar. Pakaian ganti dan handuk kumasukkan ke dalam tas kecil dan kusandang di bahu.

Kamipun masuk ke Pananjung melalui gerbang Taman Wisatanya. Kami memilih jalan-jalan setapak yang jarang dilintasi orang.
Bahkan kadang-kadang menerobos semak-semak. Kalau keadaan sekitarnya kelihatan aman dan sepi.. maka kamipun dapat melakukan ciuman.. rabaan dan remasan ringan.

Ia sangat menikmati perjalanan pendek ke pantai Pananjung ini.
Perjalanan yang normalnya paling lama ditempuh tigapuluh menit.. kami lakukan dengan santai dan berbelok-belok..
sehingga setelah sejam lebih kami baru menginjakkan kaki di atas pasir.

Kami terus berjalan di pantai ke arah timur sampai agak jauh dan tidak ada orang lagi yang ada di sana.
Kusergap dia dari belakang dan kubanting pelan ke atas pasir. Kuterkam dan kamipun bergulingan di atas pasir yang basah.

Kami masih terus berpelukan.. berciuman dan berguling-guling.
Ketika ombak memecah di pantai.. maka tubuh dan pakaian kamipun menjadi basah.
Kami saling menatap dan tertawa bersama-sama dan kembali berpelukan lagi.

Kubopong tubuhnya dan kuceburkan di air. Ia berteriak-teriak lepas dan menarik tanganku.. sehingga akupun juga terjatuh di air.
Ia makin tertawa senang dan menekan bahuku. Kami terus bermain air sambil berciuman dan mengusap tubuh pasangan kami.

Bibir kami ikut basah oleh air laut yang asin.. sehingga ketika berciuman juga terasa sedikit asin.
Namun hal ini tidak mengurangi kenikmatannya.. bahkan terasa lebih nikmat karena ada rasa yang baru yang sebelumnya belum pernah dilakukan.

Ciuman dan remasanku semakin lama semakin ganas. Iapun mengerti kalau nafsuku sudah mulai bangkit. Ia mengajakku ke luar dari air.
Sambil tetap berciuman kami keluar dari air perlahan-lahan.

Handuk besar dari dalam tas kami keluarkan dan kuhamparkan di atas rumput yang terlindung semak-semak agak jauh dari bibir pantai. Beberapa detik kemudian kamipun sudah saling melepas pakaian.

Kubaringkan ia di atas handuk dan segera kupeluk dan kucium. Ia mendesah dan menggesek-gesekkan pipinya pada pipiku.
Bibirnya mengulum daun telingaku dan mendesah. "Ohh.. Anto. Dua bulan lebih aku menunggu saat-saat seperti ini..”

Kuciumi telinganya dan kubisikkan.. ”Hannyku.. akan kutumpahkan kerinduanku dan memuaskan penantianmu..”
"Pasti penuh dan kental manimu. Selama dua bulan lebih tidak dikeluarkan. Sirami milikku dengan airmu..” katanya.

Kepalaku kubenamkan ke dadanya dan beraksi mencium dadanya yang padat kemudian menggigit belahan dadanya dan menjilati putingnya.
Hmm.. Terasa Asin.. Masih ada sisa-sisa air laut. Hehe..

Kejantananku mulai bereaksi ketika tangannya menyusup di antara pahaku.
Pelan tapi pasti kejantananku mulai membesar.. sehingga terasa mulai mengganjal.

Kunaikkan pantatku untuk mengurangi rasa tekanan kejantananku pada perutnya.
Kemudian tangannya mengarahkan kejantananku.. sehingga kepalanya berada sedikit di bawah pusar.

Tangannya ke bawah.. kemudian meraba.. mengusap serta memainkan penisku.
Kini kepalaku bergerak ke leher.. dada.. menjilt putingnya dengan jilatan ringan kemudian terus ke bawah sampai di selangkangannya.

Aku mulai menjilati dan memainkan tonjolan daging kecil bi bagian depan vaginanya.
Bibir vaginanya yang berwarna kemerahan kuusap dengan bagian dalam telunjukku.

Kembali rasa asin menempel di lidahku.. namun kemudian berubah menjadi rasa air yang segar agak lengket.
Ia terhentak dan mengejang sesaat ketika clitnya kujilat dan kujepit dengan kedua bibirku.

Kulepas dan kujepit lagi. Ia merengek-rengek agar aku menhentikan aksiku dan segera melancarkan serangan terakhir..
namun aku sendiri masih ingin menikmati dan melakukan foreplay yang lama.

Beberapa saat aku masih dalam posisi itu. Tangan kirinya memegang kepalaku dan menekankannya ke celah pahanya.
Tangan kanannya meremas-remas payudaranya.

Kepalaku kulepas dari selangkanganku dan kemudian mulutku bermain dengan puting payudaranya.
Hanny kelihatannya tidak sabar lagi dan dengan sekali gerakan tangannya suda memegang kemudian mengocok penisku dan menggesekkannya pada bibir vaginanya.

Tanganku mengusap gundukan payudaranya dan meremas dengan pelan dan hati-hati. Ia menggelinjang.
Mulutku menyusuri leher dan bahunya kemudian mencari-cari bibirnya yang sudah setengah terbuka.
Penisku yang sudah mengeras mulai mencari sasarannya. Kuremas pantatnya yang padat dan kuangkat pantatku.

"Anto.. Kumohon.. Masukk..kan..!” Tangannya menarik penisku dan memasukkan ke dalam guanya yang sudah basah.

Aku tidak melawan dan segera kutancapkan penisku dalam-dalam ke dalam liang vaginanya. Slebb..
Hanny bergerak menentang arah gerakanku untuk menghasilkan kenikmatan yang semakin dalam.

Aku bergerak semakin cepat dan mulai kurasakan aliran yang tidak terkendali di tubuhku.
Aku ingin segera mengeluarkannya namun aku harus memuaskannya terlebih dahulu.

Aku menurunkan irama permainan. Kini ia yang bergerak-gerak liar. Gerakan demi gerakan..
Teriakan demi teriakan dan akhirnya Hanny sampai ke puncak sesaat kemudian setelah mengeluarkan teriakan keras dan panjang.
"Aachhkk.. Anto.. Ouhh..!” Tubuhnya mengejang dan pantatnya naik.

Untuk memaksimalkan kepuasannya maka kutekankan penisku ke dalam vaginanya.
Ketika dinding vaginanya berdenyut.. maka kubalas dengan gerakan otot Kegelku.
Iapun kembali mengejang setiapkali otot Kegelku kugerakkan.

Sejenak kubiarkan ia beristirahat tanpa mencabut penisku. Kami saling mengusap tubuh satu sama lain.
Kurasakan ada beberapa pasang mata yang mengintip di balik semak-semak.

"Ada yang ngintip Han..!” Kataku.

"Biar saja.. selagi mereka tidak mengganggu kita. Paling hanya anak-anak kampung atau sesama turis yang tersesat.
Aku malah merasa semakin nikmat kalau diintip..” katanya tenang.

Ketika gairahnya kembali bangkit..
Maka aku mengenjotnya lagi dengan perlahan untuk mengembalikan ketegangan penisku yang sudah mulai menurun karena ketika kami beristirahat tidak ada rangsangan kenikmatan.

Aku memeluknya kembali.. kemudian mengencangkan penisku dan menggenjotnya lagi.
Setelah kurasakan penisku mengeras kembali.. maka kuberikan isyarat untuk doggy style.

Ia mendorong tubuhku agar dapat mengambil posisi menungging.. namun kutahan.
Kuangkat kaki kirinya dan kuputar melewati kepalaku. Ia sudah membelakangiku dalam keadaan berbaring.

Pantatnya dinaikkan sedikit dan kugenjot lagi vaginanya. Kurebahkan badanku di atasnya.
Kami berciuman dalam posisi ia kunaiki tengkurap.. sementara kemaluan kami masih terus bertaut dan menjalankan kegiatannya.

Aku menusuk vaginanya berulang kali. Ia pun mendesah sambil meremas rumput di dekatnya.
Aku berdiri di atas lututku dan kutarik pinggangnya. Kini ia berada dalam posisi nungging dengan pantat yang disorongkan ke kemaluanku.

Setelah hampir dua puluh menit permainan kami yang kedua ini.. Hanny semakin keras berteriak dan sebentar-sebentar mengejang.
Vaginanya terasa semakin lembab dan hangat. Kuhentikan genjotanku dan kucabut penisku.

Hanny berbalik telentang dan sebentar kemudian aku naik ke atas tubuhnya dan kembali menggenjot liang vaginanya.
Akhirnya aku merasa hampir mencapai puncak dari kenikmatan ini. Kutarik buah zakarku.. sehingga penisku keliatan agak memanjang.

"Hanny.. kayaknya aku nggak tahan lagi.. aku mau keluar..!” Teriakku.

"Ouhh.. tunggu dulu.. sebentar lagi.. kita sama .. ahhh..” balasnya terengah.

Napas kami semakin terengah-engah. Kukendorkan sebentar otot Kegelku dan kemudian kukencangkan.. kutahan dan kugenjot lagi dengan cepat.

Deburan ombak di pantai juga seolah-olah menambah semangatku. Kupercepat gerakanku seakan berlomba dengan ombak yang berkejaran.
Akhirnya tak lama kemudian kami bersama mencapai titik trianggulasi tertinggi.
"Ergghh.." Crett.. crett.. crett.. crett.. Aku menyemprotkan spermaku terlebih dahulu.

Hanny semakin cepat menggerakkan tubuhnya agar tidak ketinggalan..
Tak lama.. Hannypun mendapatkan puncaknya ketika penisku masih menyemburkan sisa-sisa lahar kenikmatan.
Setelah itu kami terbaring lemas. Sekilas terlihat bayangan orang yang mengendap-endap menjauh.

Setelah mandi dan berenang lagi sebentar.. maka kamipun duduk menikmati sunset dan segera pulang ke hotel.
Dalam perjalanan ke hotel.. Hanny singgah sebentar di sebuah kios. "Kamu tunggu saja di sini.. ada yang mau kubeli..” katanya.

Aku tidak berpikir apa-apa.. paling dia beli air minum atau makanan kecil. Tiba-tiba aku melihat di samping kios tadi ada toko obat.
Entah bagaimana tiba-tiba timbul keinginanku untuk merasakan bersetubuh dengan menggunakan kondom.

Selama ini kami memang bersetubuh secara alami.. karena toh dia juga masih ikut KB suntik.
Selagi Hanny sibuk di kedai.. maka akupun membeli sekotak kondom dan kusimpan di saku celanaku.

Kami tiba di kamar hotel dan segera mandi untuk menghilangkan rasa lengket akibat air asin.
Setelah mandi.. badan terasa segar dan perut terasa lapar. Kami makan di sebuah rumah makan kecil di dekat hotel.
Rumah makan yang cukup bersih dan asri.. hanya berdinding anyaman bambu setinggi dada. Bau khas laut terbawa angin yang bertiup perlahan.

Setelah makan.. langit sudah mulai gelap. Bulan di arah timur sudah mulai muncul.
Kupikir-pikir malam ini belumlah purnama penuh.. paling tanggal 12-13 menurut kalender Jawa.
Kami berjalan menyusuri pantai sampai ke ujung dan kembali lagi ke arah hotel.

Sekitar jam sembilan kami sudah sampai di hotel dan duduk di teras hotel sambil memandang laut.
Hanny sudah berganti pakaian dengan baju yang bagian atasnya terbuka berwarna pink dan celana pendek dari jins.

Branya yang berwarna hitam dengan model tanpa tali di bahu terlihat tidak mampu menampung buah dadanya.
Ia duduk di atas pagar teras kamar dan aku memeluk dari samping.. sambil bibirku mulai bekerja memberikan pemanasan.. menciumi daerah leher.. pelipis dan sekitarnya.

Angin mulai bertiup agak kencang.. sehingga Hanny mulai menggigil. Tanganku dipegangnya dan didekapkan di dadanya.
Kubisikkan di telinganya.. "Daripada kita kedinginan lebih baik kita panaskan dulu suasana ini.."

Ia tidak menjawab.. namun tubuhnya turun merosot dari pagar teras tempat ia duduk dan kemudian tangannya menggelayut di leherku.
Kuangkat tubuhnya yang montok itu. Bibirnya menempel di leherku dan segera kami masuk ke dalam kamar.

Kumatikan lampu kamar.. sehingga cahaya bulan yang kuning keemasan menerangi kamar kami.
Ketika aku hendak menyalakan lampu tidur.. ia menahanku.. "Aku ingin bercinta dengan diterangi cahaya bulan malam ini..” katanya.

Tidak lama kami sudah berpelukan di atas ranjang.
Tak lama kemudian tubuh bagian bawahnya sudah telanjang.. sementara aku sudah telanjang bulat.
Aku sengaja belum membuka bajunya karena ingin menikmati pemandangan di depanku ini.

Tubuh yang putih mengenakan pakaian tipis terbuka di atas sedang berbaring di ranjang dengan bed cover biru laut diterpa sinar bulan kuning keemasan.
Sungguh suatu pemandangan yang luar biasa.

Sementara di bagian pangkal pahanya terbayang sejumlah rumput hitam yang rapi mengitari sebuah telaga.
Ia membuka pahanya.. sehingga telaganya yang berwarna kemerahan sangat menantang. Aku hanya diam dan mengelus-elus perutnya.

"Kamu cuma akan memandangi aku begini terus, atau ..” Belum habis kata-katanya kucium bibirnya dan aksiku pun segera berlanjut.
Kutindih dan kujelajahi sekujur tubuhnya dengan jariku.

Mulutnya mendekat ke telingaku dan berbisik. "Ouuhh.. Anto.. Jantanku.. Terserah kamu apapun yang akan kau lakukan..”

"Aku akan memuaskanmu sampai kamu tidak ingin berhenti.." kataku membalas bisikannya.

"Ouhh.. Apa.. sajahh. Akhh..!" Rintihnya penuh nikmat

Dari bibir lidahku turun ke dada dan ke samping.. mengecup pinggul dan pinggangnya.. kemudian ke arah pahanya.
Hidungku kutempelkan di bibir vaginanya. Tercium aroma harum dan segar.
Kulebarkan pahanya kuberikan rangsangan di sekitar pangkal pahanya tanpa menyentuh vaginanya.

Ketika kugigit pahanya sampai merah ia memekik. "Antoo.. Jangan..! Sudah To..!” Pekiknya.

Kepalaku kembali ke dadanya dan kuminta dia untuk berguling ke atas. Dengan cepat kami berguling.
Kuraih bagian bawah bajunya dan dengan cepat kulepaskan lewat kepalanya. Kukecup gundukan payudaranya yang keluar dari cupnya.

Bra-nya dengan sekali jentikan jariku kemudian terlepas.
Kusambut payudaranya dengan jilatan lidahku melingkari sekitar puting dan dengan sekali jilatan halus.

Hanny memencet pangkal payudaranya.. sehingga payudaranya seperti mengencang.
Hanny kemudian membawa payudaranya ke mulutku dan kusambut dengan rakus seperti bayi yang sedang kehausan susu ibunya.

Kugantikan posisi tangannya dan kuremas. Ujung putingnya kujilat dan kumainkan dengan gigitan lembut bibirku.
Ia semakin terangsang dan ingin segera mendaki lereng kenikmatan.

Tangannya mengocok penisku dengan lembut.
Dikecupnya kepala penisku.. diratakannya cairan bening yang sudah mulai keluar dari lubang kencingku dengan mulutnya.

Aku menahan napas ketika lidahnya menjilati lubang kencingku.
Kini ia jongkok di atas pahaku dan mulai mengarahkan penisku ke dalam liang vaginanya. Aku tiba-tiba ingat akan keinginanku.

Kuambil kondom yang tadi kusisipkan di bawah bantal. Hanny melihatnya dan menyatakan protes.
"Ihh.. ngapain pakai kondom..? Nggak nikmat. Nggak.. aku nggak mau..”

Aku menjelaskan bahwa aku ingin mencoba rasanya bersetubuh dengan menggunakan kondom.
Akhirnya kami bersepakat coba saja dulu.. kalau nanti kurang nyaman tinggal cabut saja.

Kini ia menyobek bungkus kondom tadi.
Dikocoknya penisku sebentar sampai menegang maksimal.. kemudian dipasangnya kondom tadi dengan hati-hati di ujung penisku dan dibuka gulungannya ke batang penisku.

Rasanya agak asing.. seperti ada permukaan licin dan sedikit berminyak.

Hanny segera mengarahkan penisku.. melanjutkan pekerjaan yang tertunda sebentar..
Blessep.. tak lama peniskupun masuk ke dalam liang vaginanya.

Hmm.. rasanya memang berbeda.. sepertinya penisku diselaputi lendir yang licin.. sehingga gesekan kulit penisku dengan dinding vaginanya kurang terasa.

Kukeraskan ototku sedikit dan Hannypun mulai menggerakkan pantatnya. Ia seperti penunggang kuda yang sedang memacu kudanya.
Pantatnya bergerak naik-turun dengan cepat. Aku mengimbangi dengan gerakan pinggulku serta meremas dan mengulum payudaranya.

Gerakannya semakin cepat dan erangannya makin sering. Aku mengubah posisiku menjadi duduk dan memeluk pinggangnya.
Kami berciuman dalam posisi Hanny duduk di pangkuanku.

Kueksplorasi seluruh tubuhnya dengan tangan dan bibirku. "Aaagghh..! Anto.. oghhh..!” Teriaknya melepas nikmat.

Kudorong dia ke arah yang berlawanan dengan posisi tidur kami semula. Kini aku berada di atasnya dan mulai mengatur irama permainan. Bibirku bergerak ke leher dan menjilatinya. Tangannya mengusap punggung dan pinggang sampai pantatku.

Tanganku meremas lembut payudaranya dari pangkal kemudian kutarik ke arah puting.
Kutarik putingnya sedikit dan kujilati sekitarnya yang juga berwarna kemerahan.

Kutekan payudaranya dengan telapak tangan dan kuputar-putar. Kususuri buah dadanya dengan bibirku tanpa mengenai putingnya.
Ia bergerak tidak menentu. Semakin ia bergerak maka payudaranya ikut bergoyang.
Jilatanku makin ganas mengitari tonjolan kemerahan itu.

"To.. aku.. Isep.. Isep dong.. yang..” pintanya.

Aku masih mempermainkan gairahnya dengan jilatan halus di putingnya itu.
Dia mendorong buah dadanya ke mulutku dan putingnya langsung masuk ke mulutku dan kukulum.. kugigit kecil serta kujilat bergantian.
Tanganku mulai bermain di vaginanya semakin basah oleh lendir yang mengalir.

Jariku tengah tangan kiriku kumasukkan ke dalam vaginanya dan kukocok keluar-masuk sambil menekan bagian atas dinding vaginanya.
Lumatan bibirku di puting Umi makin ganas. Ia semakin liar bergerak.

"Aaagh.. arghh.. oughhh..!" Ia memekik-mekik. Vagina Hanny makin lembab.. namun tidak sampai banjir.

Hanny langsung mendesis keras ketika merasakan hujaman penisku yang menyodoknya bertubi-tubi. Tangannya mencengkeram punggungku. Gerakan naik-turunku diimbangi dengan memutarkan pinggulnya. Semakin lama gerakan kami semakin cepat dan liar.

Ia semakin sering memekik dan mengerang. Kuku tangannya kadang mencakar punggungku.
Kutarik rambutnya dengan satu tarikan kuat.. kukecup lehernya dan kugigit bahunya.
"Ouhh.. Ehh.. Yyyeesshh..!" Desahnya riuh.

Kugenjot Hanny dengan cepat dan menghentak-hentak. Kuganti irama gerakanku.
Kumasukkan penisku setengahnya dan kucabut sampai tinggal kepalanya yang terbenam beberapa hitungan dan kemudian kuhempaskan pantatku dengan keras.

"Arghhhh..!!" Hanny menjerit tertahan dan wajahnya mendongak.

Pinggulnya yang tidak pernah berhenti untuk bergoyang dan berputar semakin menambah kenikmatan yang terjadi.
Jepitan vaginanya yang menyempit ditambah dengan gerakan pinggulnya membuatku semakin bergairah.

Aku menurunkan irama untuk mengurangi rasa nikmat yang meledak-ledak.
Penisku kubiarkan tertanam di dalam vaginanya dan kemudian aku menggerakkan otot kemaluanku.

Terasa penisku berkontraksi mendesak dinding vaginanya dan ketika aku melepaskan kontraksiku.. kurasakan dinding vaginanya menyempit meremas penisku.
Ia sudah sangat menguasai gerakan ini dengan latihan yang lama.

Hanya suara desahan yang terdengar di dalam kamar. Ia memberi isyarat untuk menyelesaikan permainan ini.
"Lepas kondomnya To. Aku ingin merasakan panasnya lahar gairahmu..” ia mendesah.

Plop..! Kucabut penisku.. slpert..! Dengan cepat ditariknya kondom yang terpasang di penisku. Slebb.. Jlebb..!
Tanpa membuang waktu.. langsung batang penisku menyeruak.. terbenam nikmat di liang vaginanya.

Kembali kami berpelukan dan bergerak liar tanpa menghiraukan tubuh kami yang basah oleh keringat kami.
Hanny semakin cepat menggerakkan pantatnya sampai penisku terasa disedot oleh satu pusaran yang sangat kuat.

Hanny meremas rambutku dan membenamkan kepalaku ke dadanya.. betisnya menjepit erat pinggulku.
Badannya meronta-ronta.. kepalanya bergoyang ke kiri dan ke kanan..
tangannya semakin kuat menjambak rambutku dan menekan kepalaku lebih keras lagi ke dadanya.

Aku pun semakin bergairah untuk menghujani kenikmatan kepada Hanny yang tidak berhenti mengerang.. merintih nikmat.
"Aaahh.. ssshh.. ssshh.. hhhh.."

Gerakan tubuh kami semakin liar dan cepat.
"Ouoohh.. nikmathh.. ak-khhu.. uhhh.. sam..ppai.. hhhh.."
Aku mengangguk.. dan iapun memekik panjang.. "Ya..!! Ayooo.. aaahhkk..!!"

Kukencangkan otot kemaluanku dan menghujamkan penisku ke dalam vaginanya.
Nafasnya tercekat sejenak dan kemudian keluarlah erangannya. Tubuhnya kami mengejang bersama-sama.

Kakinya memperketat jepitan di pinggulku. Sedetik kemudian.. crott.. crott.. crott.. crott.. spermaku memancar di dalam liang vaginanya.
Kami menjerit tertahan bersama.. "Awww.. Auuhhh.. Hggkk..!!"

Sunyi sejenak di dalam kamar. Hanya ada suara napas memburu yang kemudian berangsur-angsur menjadi tenang.
Sayup-sayup riuh deburan ombak terdengar berirama.

Sampai check out pada pagi harinya kami tidak sempat memakai pakaian lagi karena harus bergumul duakali lagi.
Terakhirkali aku mengejang di atas tubuhnya sudah tidak ada lagi cairan sperma yang memancar..
Hanya denyutan penisku saja yang menyisakan rasa nikmat.

Paginya kuantar ia sampai ke Ciamis.. lalu aku pulang sendirian ke Bogor dengan kenangan indah ombak Pangandaran yang bergelora. Ahh..
----------------------------------
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd