Episode 5
POV Ali
Klunting...
Kulihat smartphoneku ada 1 pesan masuk, aku biarkan saja karena saat ini aku sedang di dalam Gereja dan juga mungkin dari operator karena untuk jaman sekarang jika ada perlu pasti menghubungi lewat sosmed. Sekitar 30 menit kemudian setelah aku keluar dari Gereja aku baru membuka satu persatu chat yang masuk mulai dari chat pribadi sampe grup. Namun aku heran, tumben sekali Dea belum memberikan kabar, ah mungkin dia sedang asik ngobrol dengan Anggi. Kumasukkan kembali smartphoneku kedalam saku. Lalu aku kembali berkumpul bersama keluarga ngobrol sekalian dinner. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah 10 malam, kami sekeluarga kembali villa kami untuk istirahat.
Aku yang baru saja merebahkan diri dikasur melihat smartphoneku yang tadi kuletakkan di atas meja lampu notifikasinya menyala. Sebenarnya aku mager sih namun aku risih juga. Ku ambil smartphoneku dan aku melihat sms yang masuk.
“Mas Ali sedang sama pacarnyakan?” sebuah sms dari pak Raden penjaga Villaku.
Pikiranku langsung kacau mengingat tadi aku sempat merasakan perasaan yang kurang enak, ditambah lagi saat ini Dea sedang tidak bersamaku. Tapi kenapa pak Raden menanyakan hal ini? Pikiranku berkecambuk. sempat memutuskan untuk berangkat ke villaku namun aku terigat kalau ada CCTV, aku coba buka CCTV via smartphone dan hanya terlihat 5 orang lelaki sedang mengobrol, dan mereka semua telanjang. What? Ini villaku dipakai gay party? Tapi kenapa pak Raden menanyakan Dea?
Akhirnya aku yang penasaran langsung memutuskan untuk berangkat ke villaku yang satunya sama-sama di daerah atas hanya beda kota. Kusambar jaket, dan kunci mobilku. Ketika turun aku hanya bertemu dengan Omaku saja.
“mau kemana ko?” tanya Oma yang menyadari bahwa aku hendak pergi keluar.
“umm... anu.. oh ya, aku mau pulang karena besok pagi-pagi sekali ada janjian sama keluarganya Dea.” jawabku bohong kepada Oma supaya tidak menimbulkan kecurigaan.
setelah itu aku langung berangkat. Sempat aku ragu namun karena perasaan yang kurang nyaman dan berbagai macam pikiran buruk berkecambuk akhirnya aku nekat berangkat malam-malam.
Sekitar hampir 1jam perjalanan akhirnya aku sampe di kota tujuan namun aku belum sampe villa, aku mengendari mobilku perlahan sambil lihat kanan kiri siapa tau pak Raden hanya bertemu Dea ketika beli makan. Kulihat kanan dan kiri, belum ada tanda-tanda dari Dea sama sekali hingga aku sampe di depan villa. Kulihat villaku sudah terkunci. Ya menang sih karena sudah malam biasanya memang di kunci. Namun aku tau pintu masuk yang lain yang biasanya dipakai oleh pak Raden dan pak Joko supaya tidak mengganggu penyewa villa. Aku parkirkan mobilku di dekat warung yang letaknya agak jauh dari villaku supaya tidak ketahuan jika aku datang. Aku dorong pintunya dan untungnya tidak dikunci, aku masuk mengendap-endap seperti maling. Tapi inikan villaku, jadi jika disangka maling juga tidak mungkin.
Setelah didalam aku masuk kedalam kamar pak Raden dan pak Joko namun tidak ada orang satupun. Akhirya aku berjalan melewati taman sebelah yang cukup gelap hanya penerangan dari cahaya bulan saja.
Tidak seberapa jauh aku melangkah aku mendengar suara desahan seorang wanita. Aku yang penasaran langsung mendekati sumber suara tersebut. Aku mencari posisi yang cukup tersembunyi namun aku masih bisa melihat kedalam ruangan dari pinggiran jendela yang tentu saja mereka yang dari dalam tidak dapat meihatku karena gelap, namun lain cerita jika lampu taman dinyalakan.
Ddrrtt...Ddrrt...
Aku dikejutkan dengan samrtphoneku yang bergetar karena semenjak dari Gereja tadi masih ada mode getar.
“maaf sayang aku baru sempat ngasih kabar karena tadi lagi seru.” Ternyata chat dari Dea yang langsung membuat hatiku tenang.
“yaudah, aku kira lupa sama aku. Hehehe” balasku bercanda, karena aku tidak mau membuatnya merasa terbebani karena aku paham saat ini dia sedang liburan untuk menghilangkan penatnya karena urusan kegiatan di kampus.
“emang aku bisa lupa ya sama pacarku sendiri? Yaudah, selamat istirahat ya.” Balasnya berusaha mengakhiri pembicaraan.
“yaudah, kamu lagi capek ya, selamat istirahat... Oyasumi.” Balasku mengakhiri chat dengan Dea yang harusnya dibalas dengan “oyasumi juga” namun hanya di read saja. Aku yang sudah cukup tenang dengan balasan dari Dea berniat pulang. Baru saja aku memasukkan smartphoneku dan berbalik arah terdengar teriakan tapi lebih seperti desahan seorang wanita yang cukup familiar.
“AAARRRGGGHHHH.... UUUUDAAAHHHH.....”
Aku beranikan diri untuk megintip dan betapa terkejutnya ketika aku mendapati sosok wanita yang telanjang bulat hanya menggunakan hijab hitam satin sedang tidur terlentang dengan badan yang bergetar dan di vaginanya menancap vibrator yang masih bergerak.
Ya tidak salah lagi wanita itu adalah Anggi. Jika itu Anggi dimanakah Dea? bukankah dia pamit akan berlibur dengan Anggi? Aku yang penasaran akhirnya memuutuskan untuk tetap stay dan mengintip.
“memang hebat sekertarismu, tidak heran jika banyak perusahaan yang tidak bisa menolak bekerjasama dengan kamu Akira. Hahaha” puji salah satu orang jepang tersebut.
Lalu kulihat dia sambil mendekati Anggi dan lalu mencabut vibrator yang masih menancap di vaginanya. Dan cuurrrr.... keluarlah cairan bening dari vagina Anggi dan juga cairan putih kental. Anggi yang masih lemas sempat mendesah ketika vibrator tersebut diambil.
“Kimochi? (rasanya enak?)” tanya orang jepang tersebut dan hanya dijawab dengan anggukan lemah dan senyuman dari Anggi. Lalu kulihat ada orang lain yang mendekati Anggi dan aku kenal orang itu, ya dia adalah pak Terang.
“sekarang kamu bersihkan tubuhmu dan istirahat dulu karena kita pesta kita masih lama, aku tidak mau kamu pingsan, kita semua suka mendengar teriakanmu ketika kamu muncrat. Hahaha...” perintah pak Terang yang diikuti tawa keempat orang jepang yang lainnya.
Kulihat Anggi mulai duduk dan dia melepas hijabnya. Terpampanglah rambut hitam lurus sebahu dan tanpa sadar aku bergumam “cantik juga Anggi tanpa hijabnya.” Lalu setelah itu kulihat dia merangkak ke arah genangan cairan orgasmenya dan membersihkannya menggunakan hijabnya. Lalu setelah itu dia bediri dan menuju ke kamar.
“jika sudah siap suruh cepat kemari, kita sudah tidak sabar. Hahaha...” suara dari salah satu orang jepang yang ada di situ, namun aku tidak tahu suara siapakah itu karena aku tidak dapat melihat secara keseluruhan.
Aku sedikit menggeser tubuhku supaya bisa melihat lebih jelas seluruh ruangan tersebut dan betapa terkejutnya aku disana ada total 5 orang dan yg aku kenal hanya pak Terang dan ada Akira-san juga! Tidak heran jika ada Anggi juga karena mereka semua orang kantornya Anggi. Namun ada hal yang masih membebaniku, yaitu pacarku Dea.
Dea pamit kepadaku bahwa dia akan berlibur bersama dengan Anggi, namun saat ini aku melihat Anggi baru saja melayani kelima lelaki. Dimana Dea? apa dia membohongiku dan selingkuh? Ah tidak mungkin, aku kenal Dea sudah 4 tahun sejak pertama kali masuk kuliah dan kita juga sama-sama telah mengenal keluarga masing-masing.
“suit..suit...” kulihat salah satu orang bersiul
“cantiknya....” dan orang satunya lagi sambil mengocok penisnya
“wahhh... sudah tidak sabar...” dan orang ini juga sama, dia mengocok penisnya
“ayo sayang sini jangan malu” kata pak terang sambil berjalan menuju kearah kamar
Aku melihat Akira-san sedang memegang handycam dan mengarahkannya ke kamar. Lalu aku melihat sosok wanita di depan pintu kamar, aku belum dapat melihat jelas siapa wanita itu karena tertutup rak etalase. Saat ini yang terlihat hanyalah kakinya yang dibalut dengan kaos kaki putih dan sepatu wedges hitam dan rok span hitam. aku berpikir bahwa itu adalah Anggi atau mungkin teman kantornya Anggi. Kulihat wanita tersebut melangkah maju ke depan lalu...
“Dea...” ucapku lirih.
Aku yg semula berdiri akhirnya terduduk lemas bersandar di tembok. Aku tidak percaya dengan apa yang kulihat. Dea pacarku berada di dalam ruangan tersebut bersama dengan lima orang pria yang sudah telanjang bulat yang kapanpun siap untuk menerkamnya.
Apa yang Dea lakukan disana? Apa yang terjadi kenapa Dea bisa ada disitu? Apakah Dea juga akan menjadi pemuas mereka seperti yang Anggi lakukan? Pikiranku berkecambuk hatiku sakit, ingin rasanya aku masuk kedalam ruangan itu dan kuhajar semuanya. Tapi pada nyatanya aku hanya diam terpaku di luar vila terduduk lemas dan menahan amarah.
Kumantapkan hati dan aku mengintip lagi berharap aku salah lihat. Namun tetap saja itu adalah Dea pacarku. Aku sudah lemas dan sakit hati dengan apa yang kulihat. Aku berharap semua ini hanya mimpi namun ini adalah kenyataan. Dan semua menjadi semakin nyata ketika aku mendengar suara Akira-san.
“sini Dea, puasin kita semua... nanti saya jamin event kamu sukses. Hahaha”
“perlu pengunjung? Jangan khawatir.itu mudah buat kita. Hahaha” salah satu orang jepang menambahkan.
aku pun terduduk lagi, menyandarkan diriku ke tembok, tak terasa ari mataku menetes.
“andaikan waktu itu kamu tidak menyetujui untuk menjadikan perusahaan itu sebagai sponsor, mungkin nasibmu tidak akan seperti ini.” Gumamku.
Aku sudah tidak kuat untuk melihat semuanya, ingin rasanya aku pergi dari sini dan kembali ke vila, namun rasa penasaranku lebih besar. Setelah berkali-bekali memantapkan hati akhirnya aku beranikan untuk melihat kedalam lagi.
“apapun yang terjadi aku harus tetap tenang, suatu saat pasti akan aku bebaskan dirimu.” Ucapku dalam hati.
Kulihat saat ini pacarku Dea masih berdiri dihadapan kelima pria itu, kulihat wajah dea terlihat sangat cantik dengan balutan make up layaknya seorang pengantin. Dia sangat cantik apalagi tubuhnya yg proporsional dibalut hem putih dengan jas berwarna biru navy dengan dasi pita dan rok span hitam serta sepatu pantofel sudah seperti sekertaris para pimpinan itu. Tapi tunggu dulu, itukan jas almamater? Bukankah dia bilang kalo jas.nya dipinjam siapa dia lupa dan dia belum sempat beli baru lagi, lalu itu punya siapa? Apa mungkin punya Anggi? Atau jangan-jangan dia beli baru lagi? karena seingatku dia kemaren ketemuan di kampus dengan Anggi.
(Lebih kurang seperti ini, maaf klo mengecewakan, namanya juga googling. better pake foto bacolan masing-masing ya)
SIAAALLLL.... teriakku dalam hati. Lalu ketika pikiranku berkecambuk aku melihat Dea sudah duduk berjongkok dan di kelilingi kelima orang itu. Kulihat mereka memukul-mukulkan penisnya ke wajah Dea. ada juga yang memaksa Dea untuk mengocok penisnya dan yang membuatku shock adalah Dea mengoral penis..!!!
Selama denganku belum pernah sekalipun Dea mengoral penisku dan dia selalu menolak karena jijik, namun sekarang yang aku lihat Dea dengan santainya mengoral penis milik Akira-san tanpa ada perasaan jijik sama sekali dan kulihat sepertinya Dea menikmatinya terbukti dari dia memejamkan matanya.
Rasa emosi dan sakit hati yang aku rasakan sebelumnya hilang entah kemana, saat ini aku mendadak menjadi horny, penisku juga menjadi tegang. Sebagai lelaki normal pasti akan horny melihat seorang mahasiswi masih mengenakan pakaian lengkap seperti akan sidang skripsi lengkap dengan jas almamaternya sedang berjongkok dan dikelilingi oleh 5 orang pria telanjang bulat. Kedua tangannya mengocok penis kelima pria tersebut secara bergantian begitu pula dengan mulutnya.
“sayang, kamu harus melayani mereka.” Gumamku dan tanpa sadar aku mulai menggosok pelan penisku dari luar celana yang aku kenakan.
Kulihat Dea dengan telaten mengocok dan mengoral kelima penis tersebut. Tidak seberapa lama Akira-san sedikit menjauh dan kemabli mengambil handycamnya lalu mulai merekam lagi. Tiba-tiba saja Akira-san memberi kode kepada pak Terang dengan anggukan kepala dan sepertinya pak Terang memahami apa yang harus dilakukannya.
“baiklah semuanya, sekarang waktunya berpesta...” pak Terang memberikan kode kepada semuanya dan ketiga orang jepang tersebut langsung mundur mengambil posisi.
“Dea, kamu berdiri dan angkat rokmu.” Perintah Akira-san
“Jangan, aku gk mau di rekam...” kulihat Dea berdiri tapi tetap menundukkan kepalanya.
“Sudahlah, tidak apa-apa... kamu mau aku tuntut atas pelanggaran perjanjian? Huh” ancam Akira-san yang sebenarnya membuatku sedikit emosi.
Dea tetap tk bergeming lalu kulihat pak Terang mendekati Dea, setelah itu pak Terang menurunkan tangan Dea yang berusaha menutupi logo almamaternya, diangkat dagu Dea dan mencium bibir Dea. Ciumannya yang semula lembut menjadi agresif. Pak Terang berusaha memasukkan lidahnya namun Dea menutup rapat mulutnya. Pak Terang bukanlah anak kemaren sore yang baru mengenal seks, lalu dengan cepat pak Terang mulai meremas dada Dea secara kasar
“AAAUUCCHH…mmmppphhh” kulihat Dea yang memekik kesakita dan langsung saja bibir dea yang terbuka disambar oleh pak Terang.
“Terang sudah, kami sudah selesai.” Ucap salah satu orang jepang tersebut.
Karena terlalu fokus dengan Dea aku jadi tidak tau apa yang mereka rencanakan, namun setelah itu aku memahaminya bahwa mereka tadi sedang mengambil nomor urut untuk menikmati tubuh pacarku.
“Ahhhh…SIAALL…!!! pacarku akan di gilir.” Teriakku dalam hati. Bukan emosi yang aku rasakan tapi nafsuku yang semakin meninggi. Lalu ku keluarkan penisku dan mulai mengocoknya pelan.
“Baiklah Dea, perkenalakan namaku Taka. Aku yang dapat giliran pertama nih. Hehehe”
dan kulihat Taka mulai berjalan mengitari Dea yanag masih berdiri sambil menundukkan wajahnya seperti tadi dan tangannya menutupi logo almamaternya karena Dea masih sadar bahwa Akira-san masih merekamnya. Lalu Taka memeluk Dea dari belakang tangannya bermain di perutnya sambil mulutnya mengigit kecil telinga Dea. Perlahan tangan Taka berpindah ke selangkangan Dea dan satunya Bermain di dada Dea sebelah kanan.
“Ugghh…” lenguh Dea menahan Birahi.
“Kamu masih malu ya? Yaudah dilepas aja ya.” Tanya taka kepada Dea sambil tetap memberikan rangsangan kepada Dea dan sesekali menciumi leher Dea.
“mmmhhppp…” Desah Dea lalu kulihat Dea menganggukkan kepala tanda setuju.
Lalu kulihat tangan Taka yang semula bermain di dada Dea perlahan melepaskan kancing jas dea. Setelah ketiga kancingnya terbuka dengan sigap Dea langsung membuka jasnya dan melemparkannya. Kulihat mereka semua tertawa dan muka Dea memerah karena malu dan birahinya. Dibalikkan badan Dea sehingga mereka berdua berhadapan lalu mereka berdua berciuman dengan ganasnya.
Kulihat Taka melepaskan ciumannya dan kulihat Dea yang sepertinya sudah horny membuka matanya karena penasaran. Taka tersenyum dan BUK! Didorongnya pacarku hingga terjatuh. Dan entah kapan yang jelas disitu sudah ada kasur. Dea yang jatuh terlentang hendak berdiri namun langsung saja Taka menindihnya. Mereka berdua berciuman dengan ganas lalu tangan Taka perlahan meremas dada Dea dan tangan satunya memainkan selangkangan Dea dari luar roknya.
“ugghhhh…aahhh…” hanya desahan yang keluar dari mulut Dea
Dibukanya kancing hem putih Dea dan langsung keluar susu Dea. Ternyata Dea tidak memakai BH. Di hisapnya kedua pentil Dea secara bergantian membuat pacarku makin kelojotan dibuatnya karena pentilnya adalah Kelemahannya. Setelah puas menyusu Taka berisiap untuk tahap berikutnya.
“sudah siap Dea sayang?” tanya Taka sambil memainkan penisnya.
Kulihat Dea masih memejamkan matanya dengan nafas terengah-engah karena birahi yang dia rasakan. Dengan anggukan lemah Dea menyetujuinya.
“jika sudah siap, minta dong… masa harus saya yang intiatif? Saya pimpinan disini. Hahaha” ledek Taka kepada Dea.
“Onegaisimasu (aku mohon)…” ucap Dea lirih yang langsung membuatku mengocok penisku dengan cepat.
Harusnya aku marah karena Dea tidak pernah seperti itu kepadaku namun yang ada saat ini aku tambah horni. Lalu kudengar kelima orang yang ada di ruangan itu tertawa lepas. Tidak perlu berlama-lama Taka langsung mennyingkap rok span Dea yang ternyata Dea tidak memakai celana dalam. Pantas saja Akira-san ingin merekamnya untuk melecehkan Dea.
“Uggghhh… eeeennnnhhhaaak….. tttteeeeerrruusss…. Ah..ah..ah..” desah Dea ketika penis Taka sudah memasuki memek Dea dan mulai menggenjotnya.
“Kimochi?” tanya Taka kepada Dea sambil tetap memacu penisnya.
“ah..ah.. ah… kiiimoocchhh…..i…” jawab Dea yang dibarengi dengan Orgasme pertamanya.
“hahaha… dasar lacur…” ucap salah satu orang jepang.
“tadi nolak sekarang keenakan, hahaha.” Tambahnya lagi.
“gantian sekarang kamu yang diatas, jangan mau enaknya aja.” Perintah Taka sambil melepaskan penisnya dan mengangkat tubuh pacarku.
Taka merebahakn dirinya di kasur dan mengode Dea untuk segera melakukan tugasnya. Kulihat Dea berdiri tepat diatas penis Taka dan hendak memasukkan ke memeknya.
“lepas saja rokmu, mengganggu.” Perintah Akira-san sambil tetap merekam.
Kulihat Dea diam sejenak lalu dia melepaskan rok yang di kenakannya. Lalu Dea perlahan memegan penis Taka dan mengarahkannya ke memeknya.
“Ugghhh…” desah Dea ketika penis itu masuk di vaginanya.
Dea mulai menggerakkan tubuhnya naik turun diatas penis Taka. Desahan-desahan mulai terdengar. Tidak tinggal diam tangan Taka yang semula hanya memengangi pinggul Dea berpindah meremasi susu Dea.
“Hiro, Ryuji tuh anus dan mulutnya nganggur.” Ucap Akira-san kepada dua rekannya yang daritadi kulihat hanya memainkan penis mereka.
“jjjaaaa…ngggaannn…ugghh… ughh…” aku melihat Dea yang masih naik turun di atas tubuh Taka berusaha melarang kedua orang itu untuk bergabung denganya.
“Tadikan sudah coba bertiga, enakkan? Hahaha” ejek Akira-san kepada Dea.
“jaangan… aku mohon…” rengek pacarku dengan tetap melakukan WOT
Tiba-tiba saja dari belakang Ryuji mendorong tubuh Dea dan membuat posisi Dea saat ini menjadi menungging.
PLAK…PLAK…PLAK…
“Ugghhh…. Panas... mmphh…” desah Dea ketika Ryuji menampar bokong Dea dan menjadi sedikit kemerahan.
Lalu ku lihat Hiro menepuk-nepukkan penisnya ke wajah pacarku dan tangan satunya membelai rambut Dea. Diarahkannya penisnya ke mulut Dea, namun Dea yang memang pada dasarnya jijik dan tidak suka oral sex menutup rapat mulutnya. Hiro berusaha memaksakan penisnya ke mulut Dea tapi tetap saja gagal. Dan tiba-tiba kulihat Hiro menganggukkan kepala seperti memberi tanda ntah kepada siapa.
“MMMPPPHH….MMMPPHH….” kulihat Dea menggelengkan kepalanya pertanda dia protes dengan tetap menutup rapat mulutnya.
“AAAAGGGHHHH….. SSSAAA…KKKIIITTT… LEEEPASSSINN…. CAA…BUUTT… MMPPHHHH….” Teriakan Dea dan kesempatan itu tidak di sia-siakan oleh Hiro.
Aku pun menyadari bahwa tadi Hiro memberikan kode kepada Ryuji untuk memasukkan penisnya ke anus Dea dan sontak saja Dea menjerit kesakitan karena denganku saja dia pasti menolak karena takut sakit dan kotor. Pemandangan yang sungguh membuatku horny. Pacarku saat ini sedang di gangbang vagina, anus, dan mulutnya tersumpal penis. Hanya desahan dari mereka berempat yang terdengar serta sedikit tangisan dari Dea yang mungkin sedang menahan peroh di anusnya.
Kuliaht Dea memejamkan matanya, mungkin dia berusaha untuk menikmatinya karena terlihat air matanya mengalir di pipinya. Lalu ketika Hiro melepaskan penisnya terdengarlah desahan Dea dengan jelas.
“ah..ah…ah… saa..kiitt… eeennnaakk… peerrriihh… paaanass… sudah… sudah… ah.. ah…” Desahan dan protes dari Dea becampur menjadi satu.
Ryuji berusaha melepaskan hem putih yang masih melekat di tubuh Dea, dan saat ini terpampanglah tubuh indah Dea dengan payudara bergerak seirama dengan goyangan pada tubuhnya. Hanya menyisakan dasi pitanya dan kaos kaki putih serta sepatu pantofel saja. Setelah itu Hiro kembali memasukkan penisnya ke mulut Dea tanpa ada perlawanan lagi dari Dea. Dinginnya udara pagi ini dikalahkan oleh pemandangan eksotis ini. Aku yang dari tadi mengocok penisku merasakan akan muncrat.
“MMMMPPHHHH… AAHHHH…..!!!” teriakan dari Dea dibarengi dengan aku yang muncrat sekitar 4x semburan mengenai tembok.
Kumasukkan penisku ke tempatnya semula lalu mencari tau penyebab Dea sampe teriak begitu. Kulihat tubuh Dea sudah ambruk diatas tubuh Taka tapi vagina dan anusnya masih terisi penis hanya saja mulutnya sudah tidak lagi mengoral penis Hiro. Tubuh Dea bergetar tanda jika dia baru saja orgasme entah yang keberapa kalinya. Akira-san yang semula hanya duduk saja dan merekam lalu berdiri menghampiri Dea dan ketiga orang jepang itu.
“ugh..ugh… aku mau keluar… pantat orang indo memang lebih enak… ugh..ugh..” desah Ryuji lalu mencabut penisnya
“Aakkuu…juuugaa… ugh..ugh…” sambung Taka yang mendorong tubuh Dea sehingga tubuh Dea tidur terlentang.
“Sekarang aja Terang!!” Perintah Akira-san kepada pak Terang.
Kulihat pak Terang mendekati Dea yang masih tergeletak lemah dengan nafas yang masih memburu lalu diberdirikanya tubuh Pacarku.
“WHAT? Buat apa coba? Mereka melakukan itu terhadap pacarku?” protesku dalam hati ketika tau pacarku Dea yang sudah lemas dipakaikan kembali jas almamaternya, dirapihkan, lalu ditidurkan kembali oleh pak Terang.
“jangan, aku mohon…” protes Dea lemah tapi tidak ada perlawanan.
Setelah itu kulihat kelima orang itu berdiri di sekitar Dea yang terlentang di kasur sambil mengocok penis mereka masing-masing.
“aaaagghhh….” Desah Hrio yang lansung maju dan menyemprotkan spremanya di tubuh pacarku.
Setelah itu Taka, Ryuji, pak Terang dan terakhir Akira-san mereka berempat melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Hiro kepada pacarku.
“Vidio yang bagus… tapi sayang kenapa hanya universitasmu saja ya? Hahaha” ucap Akira-san sambil tetap merekam tubuh Dea dari bawah hingga atas.
“Anggi…!!! Kita mau istirahat, kamu berishkan dia dan siapkan buat nanti ya.” Teriak Akira-san memberikan perintah kepada Anggi.
Kulihat mereka berlima masuk ke kamar masing-masing dan meninggalkan pacarku yang saat ini tergeletak lemah dengan kondisi yang sangat mengenaskan sekaligus membuatku horny. Kondisi tubuh pacarku saat ini sedang terlentang sambil terisak dengan nafas tak beraturan seperti orang habis lari masih mengenakan sepatu pantofelnya berserta kaos kaki putihnya dan pada bagian atasnya hanya mengenakan jas almamaternya yang terdapat ceceran sprema kelima orang itu yang terlihat jelas. Mungkin jika aku disana aku juga akan melakukan hal yang sama.
Lalu kulihat Anggi yang hanya mengenakan kimono menghampiri Dea yang masih lemah dan memapahnya masuk kedalam kamar. Kulihat jam sudah menunjukkanpukul 3 pagi, dan sebentar lagi bakal banyak orang yang lewat untuk pergi ke pasar. Sebenarnya aku masih penasaran. Tapi aku juga harus mengistirahatkan tubuhku.
Aku teringat dengan pesan pak Raden yangingin meminjam handycam. Akupun menuju kamar pak Raden dan masih tidak ada orang begitu pula dengan pak Joko. Akhirnya aku kembali ke mobilku dan menuju salah satu hotel untuk menyewa kamar dan beristirahat.
Mohon maaf jika updatenya tidak sesuai dengan harapan begitupula dengan mulustrasinya…
Terimakasih sudah mau membaca, ditunggu ijo-ijonya ya…
Saran, usul, komentar akan diterima…
Selamat pagi… selamat CHOU LEE
POV Ali
Klunting...
Kulihat smartphoneku ada 1 pesan masuk, aku biarkan saja karena saat ini aku sedang di dalam Gereja dan juga mungkin dari operator karena untuk jaman sekarang jika ada perlu pasti menghubungi lewat sosmed. Sekitar 30 menit kemudian setelah aku keluar dari Gereja aku baru membuka satu persatu chat yang masuk mulai dari chat pribadi sampe grup. Namun aku heran, tumben sekali Dea belum memberikan kabar, ah mungkin dia sedang asik ngobrol dengan Anggi. Kumasukkan kembali smartphoneku kedalam saku. Lalu aku kembali berkumpul bersama keluarga ngobrol sekalian dinner. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah 10 malam, kami sekeluarga kembali villa kami untuk istirahat.
Aku yang baru saja merebahkan diri dikasur melihat smartphoneku yang tadi kuletakkan di atas meja lampu notifikasinya menyala. Sebenarnya aku mager sih namun aku risih juga. Ku ambil smartphoneku dan aku melihat sms yang masuk.
“Mas Ali sedang sama pacarnyakan?” sebuah sms dari pak Raden penjaga Villaku.
Pikiranku langsung kacau mengingat tadi aku sempat merasakan perasaan yang kurang enak, ditambah lagi saat ini Dea sedang tidak bersamaku. Tapi kenapa pak Raden menanyakan hal ini? Pikiranku berkecambuk. sempat memutuskan untuk berangkat ke villaku namun aku terigat kalau ada CCTV, aku coba buka CCTV via smartphone dan hanya terlihat 5 orang lelaki sedang mengobrol, dan mereka semua telanjang. What? Ini villaku dipakai gay party? Tapi kenapa pak Raden menanyakan Dea?
Akhirnya aku yang penasaran langsung memutuskan untuk berangkat ke villaku yang satunya sama-sama di daerah atas hanya beda kota. Kusambar jaket, dan kunci mobilku. Ketika turun aku hanya bertemu dengan Omaku saja.
“mau kemana ko?” tanya Oma yang menyadari bahwa aku hendak pergi keluar.
“umm... anu.. oh ya, aku mau pulang karena besok pagi-pagi sekali ada janjian sama keluarganya Dea.” jawabku bohong kepada Oma supaya tidak menimbulkan kecurigaan.
setelah itu aku langung berangkat. Sempat aku ragu namun karena perasaan yang kurang nyaman dan berbagai macam pikiran buruk berkecambuk akhirnya aku nekat berangkat malam-malam.
Sekitar hampir 1jam perjalanan akhirnya aku sampe di kota tujuan namun aku belum sampe villa, aku mengendari mobilku perlahan sambil lihat kanan kiri siapa tau pak Raden hanya bertemu Dea ketika beli makan. Kulihat kanan dan kiri, belum ada tanda-tanda dari Dea sama sekali hingga aku sampe di depan villa. Kulihat villaku sudah terkunci. Ya menang sih karena sudah malam biasanya memang di kunci. Namun aku tau pintu masuk yang lain yang biasanya dipakai oleh pak Raden dan pak Joko supaya tidak mengganggu penyewa villa. Aku parkirkan mobilku di dekat warung yang letaknya agak jauh dari villaku supaya tidak ketahuan jika aku datang. Aku dorong pintunya dan untungnya tidak dikunci, aku masuk mengendap-endap seperti maling. Tapi inikan villaku, jadi jika disangka maling juga tidak mungkin.
Setelah didalam aku masuk kedalam kamar pak Raden dan pak Joko namun tidak ada orang satupun. Akhirya aku berjalan melewati taman sebelah yang cukup gelap hanya penerangan dari cahaya bulan saja.
Tidak seberapa jauh aku melangkah aku mendengar suara desahan seorang wanita. Aku yang penasaran langsung mendekati sumber suara tersebut. Aku mencari posisi yang cukup tersembunyi namun aku masih bisa melihat kedalam ruangan dari pinggiran jendela yang tentu saja mereka yang dari dalam tidak dapat meihatku karena gelap, namun lain cerita jika lampu taman dinyalakan.
Ddrrtt...Ddrrt...
Aku dikejutkan dengan samrtphoneku yang bergetar karena semenjak dari Gereja tadi masih ada mode getar.
“maaf sayang aku baru sempat ngasih kabar karena tadi lagi seru.” Ternyata chat dari Dea yang langsung membuat hatiku tenang.
“yaudah, aku kira lupa sama aku. Hehehe” balasku bercanda, karena aku tidak mau membuatnya merasa terbebani karena aku paham saat ini dia sedang liburan untuk menghilangkan penatnya karena urusan kegiatan di kampus.
“emang aku bisa lupa ya sama pacarku sendiri? Yaudah, selamat istirahat ya.” Balasnya berusaha mengakhiri pembicaraan.
“yaudah, kamu lagi capek ya, selamat istirahat... Oyasumi.” Balasku mengakhiri chat dengan Dea yang harusnya dibalas dengan “oyasumi juga” namun hanya di read saja. Aku yang sudah cukup tenang dengan balasan dari Dea berniat pulang. Baru saja aku memasukkan smartphoneku dan berbalik arah terdengar teriakan tapi lebih seperti desahan seorang wanita yang cukup familiar.
“AAARRRGGGHHHH.... UUUUDAAAHHHH.....”
Aku beranikan diri untuk megintip dan betapa terkejutnya ketika aku mendapati sosok wanita yang telanjang bulat hanya menggunakan hijab hitam satin sedang tidur terlentang dengan badan yang bergetar dan di vaginanya menancap vibrator yang masih bergerak.
Ya tidak salah lagi wanita itu adalah Anggi. Jika itu Anggi dimanakah Dea? bukankah dia pamit akan berlibur dengan Anggi? Aku yang penasaran akhirnya memuutuskan untuk tetap stay dan mengintip.
“memang hebat sekertarismu, tidak heran jika banyak perusahaan yang tidak bisa menolak bekerjasama dengan kamu Akira. Hahaha” puji salah satu orang jepang tersebut.
Lalu kulihat dia sambil mendekati Anggi dan lalu mencabut vibrator yang masih menancap di vaginanya. Dan cuurrrr.... keluarlah cairan bening dari vagina Anggi dan juga cairan putih kental. Anggi yang masih lemas sempat mendesah ketika vibrator tersebut diambil.
“Kimochi? (rasanya enak?)” tanya orang jepang tersebut dan hanya dijawab dengan anggukan lemah dan senyuman dari Anggi. Lalu kulihat ada orang lain yang mendekati Anggi dan aku kenal orang itu, ya dia adalah pak Terang.
“sekarang kamu bersihkan tubuhmu dan istirahat dulu karena kita pesta kita masih lama, aku tidak mau kamu pingsan, kita semua suka mendengar teriakanmu ketika kamu muncrat. Hahaha...” perintah pak Terang yang diikuti tawa keempat orang jepang yang lainnya.
Kulihat Anggi mulai duduk dan dia melepas hijabnya. Terpampanglah rambut hitam lurus sebahu dan tanpa sadar aku bergumam “cantik juga Anggi tanpa hijabnya.” Lalu setelah itu kulihat dia merangkak ke arah genangan cairan orgasmenya dan membersihkannya menggunakan hijabnya. Lalu setelah itu dia bediri dan menuju ke kamar.
“jika sudah siap suruh cepat kemari, kita sudah tidak sabar. Hahaha...” suara dari salah satu orang jepang yang ada di situ, namun aku tidak tahu suara siapakah itu karena aku tidak dapat melihat secara keseluruhan.
Aku sedikit menggeser tubuhku supaya bisa melihat lebih jelas seluruh ruangan tersebut dan betapa terkejutnya aku disana ada total 5 orang dan yg aku kenal hanya pak Terang dan ada Akira-san juga! Tidak heran jika ada Anggi juga karena mereka semua orang kantornya Anggi. Namun ada hal yang masih membebaniku, yaitu pacarku Dea.
Dea pamit kepadaku bahwa dia akan berlibur bersama dengan Anggi, namun saat ini aku melihat Anggi baru saja melayani kelima lelaki. Dimana Dea? apa dia membohongiku dan selingkuh? Ah tidak mungkin, aku kenal Dea sudah 4 tahun sejak pertama kali masuk kuliah dan kita juga sama-sama telah mengenal keluarga masing-masing.
“suit..suit...” kulihat salah satu orang bersiul
“cantiknya....” dan orang satunya lagi sambil mengocok penisnya
“wahhh... sudah tidak sabar...” dan orang ini juga sama, dia mengocok penisnya
“ayo sayang sini jangan malu” kata pak terang sambil berjalan menuju kearah kamar
Aku melihat Akira-san sedang memegang handycam dan mengarahkannya ke kamar. Lalu aku melihat sosok wanita di depan pintu kamar, aku belum dapat melihat jelas siapa wanita itu karena tertutup rak etalase. Saat ini yang terlihat hanyalah kakinya yang dibalut dengan kaos kaki putih dan sepatu wedges hitam dan rok span hitam. aku berpikir bahwa itu adalah Anggi atau mungkin teman kantornya Anggi. Kulihat wanita tersebut melangkah maju ke depan lalu...
“Dea...” ucapku lirih.
Aku yg semula berdiri akhirnya terduduk lemas bersandar di tembok. Aku tidak percaya dengan apa yang kulihat. Dea pacarku berada di dalam ruangan tersebut bersama dengan lima orang pria yang sudah telanjang bulat yang kapanpun siap untuk menerkamnya.
Apa yang Dea lakukan disana? Apa yang terjadi kenapa Dea bisa ada disitu? Apakah Dea juga akan menjadi pemuas mereka seperti yang Anggi lakukan? Pikiranku berkecambuk hatiku sakit, ingin rasanya aku masuk kedalam ruangan itu dan kuhajar semuanya. Tapi pada nyatanya aku hanya diam terpaku di luar vila terduduk lemas dan menahan amarah.
Kumantapkan hati dan aku mengintip lagi berharap aku salah lihat. Namun tetap saja itu adalah Dea pacarku. Aku sudah lemas dan sakit hati dengan apa yang kulihat. Aku berharap semua ini hanya mimpi namun ini adalah kenyataan. Dan semua menjadi semakin nyata ketika aku mendengar suara Akira-san.
“sini Dea, puasin kita semua... nanti saya jamin event kamu sukses. Hahaha”
“perlu pengunjung? Jangan khawatir.itu mudah buat kita. Hahaha” salah satu orang jepang menambahkan.
aku pun terduduk lagi, menyandarkan diriku ke tembok, tak terasa ari mataku menetes.
“andaikan waktu itu kamu tidak menyetujui untuk menjadikan perusahaan itu sebagai sponsor, mungkin nasibmu tidak akan seperti ini.” Gumamku.
Aku sudah tidak kuat untuk melihat semuanya, ingin rasanya aku pergi dari sini dan kembali ke vila, namun rasa penasaranku lebih besar. Setelah berkali-bekali memantapkan hati akhirnya aku beranikan untuk melihat kedalam lagi.
“apapun yang terjadi aku harus tetap tenang, suatu saat pasti akan aku bebaskan dirimu.” Ucapku dalam hati.
Kulihat saat ini pacarku Dea masih berdiri dihadapan kelima pria itu, kulihat wajah dea terlihat sangat cantik dengan balutan make up layaknya seorang pengantin. Dia sangat cantik apalagi tubuhnya yg proporsional dibalut hem putih dengan jas berwarna biru navy dengan dasi pita dan rok span hitam serta sepatu pantofel sudah seperti sekertaris para pimpinan itu. Tapi tunggu dulu, itukan jas almamater? Bukankah dia bilang kalo jas.nya dipinjam siapa dia lupa dan dia belum sempat beli baru lagi, lalu itu punya siapa? Apa mungkin punya Anggi? Atau jangan-jangan dia beli baru lagi? karena seingatku dia kemaren ketemuan di kampus dengan Anggi.
(Lebih kurang seperti ini, maaf klo mengecewakan, namanya juga googling. better pake foto bacolan masing-masing ya)
SIAAALLLL.... teriakku dalam hati. Lalu ketika pikiranku berkecambuk aku melihat Dea sudah duduk berjongkok dan di kelilingi kelima orang itu. Kulihat mereka memukul-mukulkan penisnya ke wajah Dea. ada juga yang memaksa Dea untuk mengocok penisnya dan yang membuatku shock adalah Dea mengoral penis..!!!
Selama denganku belum pernah sekalipun Dea mengoral penisku dan dia selalu menolak karena jijik, namun sekarang yang aku lihat Dea dengan santainya mengoral penis milik Akira-san tanpa ada perasaan jijik sama sekali dan kulihat sepertinya Dea menikmatinya terbukti dari dia memejamkan matanya.
Rasa emosi dan sakit hati yang aku rasakan sebelumnya hilang entah kemana, saat ini aku mendadak menjadi horny, penisku juga menjadi tegang. Sebagai lelaki normal pasti akan horny melihat seorang mahasiswi masih mengenakan pakaian lengkap seperti akan sidang skripsi lengkap dengan jas almamaternya sedang berjongkok dan dikelilingi oleh 5 orang pria telanjang bulat. Kedua tangannya mengocok penis kelima pria tersebut secara bergantian begitu pula dengan mulutnya.
“sayang, kamu harus melayani mereka.” Gumamku dan tanpa sadar aku mulai menggosok pelan penisku dari luar celana yang aku kenakan.
Kulihat Dea dengan telaten mengocok dan mengoral kelima penis tersebut. Tidak seberapa lama Akira-san sedikit menjauh dan kemabli mengambil handycamnya lalu mulai merekam lagi. Tiba-tiba saja Akira-san memberi kode kepada pak Terang dengan anggukan kepala dan sepertinya pak Terang memahami apa yang harus dilakukannya.
“baiklah semuanya, sekarang waktunya berpesta...” pak Terang memberikan kode kepada semuanya dan ketiga orang jepang tersebut langsung mundur mengambil posisi.
“Dea, kamu berdiri dan angkat rokmu.” Perintah Akira-san
“Jangan, aku gk mau di rekam...” kulihat Dea berdiri tapi tetap menundukkan kepalanya.
“Sudahlah, tidak apa-apa... kamu mau aku tuntut atas pelanggaran perjanjian? Huh” ancam Akira-san yang sebenarnya membuatku sedikit emosi.
Dea tetap tk bergeming lalu kulihat pak Terang mendekati Dea, setelah itu pak Terang menurunkan tangan Dea yang berusaha menutupi logo almamaternya, diangkat dagu Dea dan mencium bibir Dea. Ciumannya yang semula lembut menjadi agresif. Pak Terang berusaha memasukkan lidahnya namun Dea menutup rapat mulutnya. Pak Terang bukanlah anak kemaren sore yang baru mengenal seks, lalu dengan cepat pak Terang mulai meremas dada Dea secara kasar
“AAAUUCCHH…mmmppphhh” kulihat Dea yang memekik kesakita dan langsung saja bibir dea yang terbuka disambar oleh pak Terang.
“Terang sudah, kami sudah selesai.” Ucap salah satu orang jepang tersebut.
Karena terlalu fokus dengan Dea aku jadi tidak tau apa yang mereka rencanakan, namun setelah itu aku memahaminya bahwa mereka tadi sedang mengambil nomor urut untuk menikmati tubuh pacarku.
“Ahhhh…SIAALL…!!! pacarku akan di gilir.” Teriakku dalam hati. Bukan emosi yang aku rasakan tapi nafsuku yang semakin meninggi. Lalu ku keluarkan penisku dan mulai mengocoknya pelan.
“Baiklah Dea, perkenalakan namaku Taka. Aku yang dapat giliran pertama nih. Hehehe”
dan kulihat Taka mulai berjalan mengitari Dea yanag masih berdiri sambil menundukkan wajahnya seperti tadi dan tangannya menutupi logo almamaternya karena Dea masih sadar bahwa Akira-san masih merekamnya. Lalu Taka memeluk Dea dari belakang tangannya bermain di perutnya sambil mulutnya mengigit kecil telinga Dea. Perlahan tangan Taka berpindah ke selangkangan Dea dan satunya Bermain di dada Dea sebelah kanan.
“Ugghh…” lenguh Dea menahan Birahi.
“Kamu masih malu ya? Yaudah dilepas aja ya.” Tanya taka kepada Dea sambil tetap memberikan rangsangan kepada Dea dan sesekali menciumi leher Dea.
“mmmhhppp…” Desah Dea lalu kulihat Dea menganggukkan kepala tanda setuju.
Lalu kulihat tangan Taka yang semula bermain di dada Dea perlahan melepaskan kancing jas dea. Setelah ketiga kancingnya terbuka dengan sigap Dea langsung membuka jasnya dan melemparkannya. Kulihat mereka semua tertawa dan muka Dea memerah karena malu dan birahinya. Dibalikkan badan Dea sehingga mereka berdua berhadapan lalu mereka berdua berciuman dengan ganasnya.
Kulihat Taka melepaskan ciumannya dan kulihat Dea yang sepertinya sudah horny membuka matanya karena penasaran. Taka tersenyum dan BUK! Didorongnya pacarku hingga terjatuh. Dan entah kapan yang jelas disitu sudah ada kasur. Dea yang jatuh terlentang hendak berdiri namun langsung saja Taka menindihnya. Mereka berdua berciuman dengan ganas lalu tangan Taka perlahan meremas dada Dea dan tangan satunya memainkan selangkangan Dea dari luar roknya.
“ugghhhh…aahhh…” hanya desahan yang keluar dari mulut Dea
Dibukanya kancing hem putih Dea dan langsung keluar susu Dea. Ternyata Dea tidak memakai BH. Di hisapnya kedua pentil Dea secara bergantian membuat pacarku makin kelojotan dibuatnya karena pentilnya adalah Kelemahannya. Setelah puas menyusu Taka berisiap untuk tahap berikutnya.
“sudah siap Dea sayang?” tanya Taka sambil memainkan penisnya.
Kulihat Dea masih memejamkan matanya dengan nafas terengah-engah karena birahi yang dia rasakan. Dengan anggukan lemah Dea menyetujuinya.
“jika sudah siap, minta dong… masa harus saya yang intiatif? Saya pimpinan disini. Hahaha” ledek Taka kepada Dea.
“Onegaisimasu (aku mohon)…” ucap Dea lirih yang langsung membuatku mengocok penisku dengan cepat.
Harusnya aku marah karena Dea tidak pernah seperti itu kepadaku namun yang ada saat ini aku tambah horni. Lalu kudengar kelima orang yang ada di ruangan itu tertawa lepas. Tidak perlu berlama-lama Taka langsung mennyingkap rok span Dea yang ternyata Dea tidak memakai celana dalam. Pantas saja Akira-san ingin merekamnya untuk melecehkan Dea.
“Uggghhh… eeeennnnhhhaaak….. tttteeeeerrruusss…. Ah..ah..ah..” desah Dea ketika penis Taka sudah memasuki memek Dea dan mulai menggenjotnya.
“Kimochi?” tanya Taka kepada Dea sambil tetap memacu penisnya.
“ah..ah.. ah… kiiimoocchhh…..i…” jawab Dea yang dibarengi dengan Orgasme pertamanya.
“hahaha… dasar lacur…” ucap salah satu orang jepang.
“tadi nolak sekarang keenakan, hahaha.” Tambahnya lagi.
“gantian sekarang kamu yang diatas, jangan mau enaknya aja.” Perintah Taka sambil melepaskan penisnya dan mengangkat tubuh pacarku.
Taka merebahakn dirinya di kasur dan mengode Dea untuk segera melakukan tugasnya. Kulihat Dea berdiri tepat diatas penis Taka dan hendak memasukkan ke memeknya.
“lepas saja rokmu, mengganggu.” Perintah Akira-san sambil tetap merekam.
Kulihat Dea diam sejenak lalu dia melepaskan rok yang di kenakannya. Lalu Dea perlahan memegan penis Taka dan mengarahkannya ke memeknya.
“Ugghhh…” desah Dea ketika penis itu masuk di vaginanya.
Dea mulai menggerakkan tubuhnya naik turun diatas penis Taka. Desahan-desahan mulai terdengar. Tidak tinggal diam tangan Taka yang semula hanya memengangi pinggul Dea berpindah meremasi susu Dea.
“Hiro, Ryuji tuh anus dan mulutnya nganggur.” Ucap Akira-san kepada dua rekannya yang daritadi kulihat hanya memainkan penis mereka.
“jjjaaaa…ngggaannn…ugghh… ughh…” aku melihat Dea yang masih naik turun di atas tubuh Taka berusaha melarang kedua orang itu untuk bergabung denganya.
“Tadikan sudah coba bertiga, enakkan? Hahaha” ejek Akira-san kepada Dea.
“jaangan… aku mohon…” rengek pacarku dengan tetap melakukan WOT
Tiba-tiba saja dari belakang Ryuji mendorong tubuh Dea dan membuat posisi Dea saat ini menjadi menungging.
PLAK…PLAK…PLAK…
“Ugghhh…. Panas... mmphh…” desah Dea ketika Ryuji menampar bokong Dea dan menjadi sedikit kemerahan.
Lalu ku lihat Hiro menepuk-nepukkan penisnya ke wajah pacarku dan tangan satunya membelai rambut Dea. Diarahkannya penisnya ke mulut Dea, namun Dea yang memang pada dasarnya jijik dan tidak suka oral sex menutup rapat mulutnya. Hiro berusaha memaksakan penisnya ke mulut Dea tapi tetap saja gagal. Dan tiba-tiba kulihat Hiro menganggukkan kepala seperti memberi tanda ntah kepada siapa.
“MMMPPPHH….MMMPPHH….” kulihat Dea menggelengkan kepalanya pertanda dia protes dengan tetap menutup rapat mulutnya.
“AAAAGGGHHHH….. SSSAAA…KKKIIITTT… LEEEPASSSINN…. CAA…BUUTT… MMPPHHHH….” Teriakan Dea dan kesempatan itu tidak di sia-siakan oleh Hiro.
Aku pun menyadari bahwa tadi Hiro memberikan kode kepada Ryuji untuk memasukkan penisnya ke anus Dea dan sontak saja Dea menjerit kesakitan karena denganku saja dia pasti menolak karena takut sakit dan kotor. Pemandangan yang sungguh membuatku horny. Pacarku saat ini sedang di gangbang vagina, anus, dan mulutnya tersumpal penis. Hanya desahan dari mereka berempat yang terdengar serta sedikit tangisan dari Dea yang mungkin sedang menahan peroh di anusnya.
Kuliaht Dea memejamkan matanya, mungkin dia berusaha untuk menikmatinya karena terlihat air matanya mengalir di pipinya. Lalu ketika Hiro melepaskan penisnya terdengarlah desahan Dea dengan jelas.
“ah..ah…ah… saa..kiitt… eeennnaakk… peerrriihh… paaanass… sudah… sudah… ah.. ah…” Desahan dan protes dari Dea becampur menjadi satu.
Ryuji berusaha melepaskan hem putih yang masih melekat di tubuh Dea, dan saat ini terpampanglah tubuh indah Dea dengan payudara bergerak seirama dengan goyangan pada tubuhnya. Hanya menyisakan dasi pitanya dan kaos kaki putih serta sepatu pantofel saja. Setelah itu Hiro kembali memasukkan penisnya ke mulut Dea tanpa ada perlawanan lagi dari Dea. Dinginnya udara pagi ini dikalahkan oleh pemandangan eksotis ini. Aku yang dari tadi mengocok penisku merasakan akan muncrat.
“MMMMPPHHHH… AAHHHH…..!!!” teriakan dari Dea dibarengi dengan aku yang muncrat sekitar 4x semburan mengenai tembok.
Kumasukkan penisku ke tempatnya semula lalu mencari tau penyebab Dea sampe teriak begitu. Kulihat tubuh Dea sudah ambruk diatas tubuh Taka tapi vagina dan anusnya masih terisi penis hanya saja mulutnya sudah tidak lagi mengoral penis Hiro. Tubuh Dea bergetar tanda jika dia baru saja orgasme entah yang keberapa kalinya. Akira-san yang semula hanya duduk saja dan merekam lalu berdiri menghampiri Dea dan ketiga orang jepang itu.
“ugh..ugh… aku mau keluar… pantat orang indo memang lebih enak… ugh..ugh..” desah Ryuji lalu mencabut penisnya
“Aakkuu…juuugaa… ugh..ugh…” sambung Taka yang mendorong tubuh Dea sehingga tubuh Dea tidur terlentang.
“Sekarang aja Terang!!” Perintah Akira-san kepada pak Terang.
Kulihat pak Terang mendekati Dea yang masih tergeletak lemah dengan nafas yang masih memburu lalu diberdirikanya tubuh Pacarku.
“WHAT? Buat apa coba? Mereka melakukan itu terhadap pacarku?” protesku dalam hati ketika tau pacarku Dea yang sudah lemas dipakaikan kembali jas almamaternya, dirapihkan, lalu ditidurkan kembali oleh pak Terang.
“jangan, aku mohon…” protes Dea lemah tapi tidak ada perlawanan.
Setelah itu kulihat kelima orang itu berdiri di sekitar Dea yang terlentang di kasur sambil mengocok penis mereka masing-masing.
“aaaagghhh….” Desah Hrio yang lansung maju dan menyemprotkan spremanya di tubuh pacarku.
Setelah itu Taka, Ryuji, pak Terang dan terakhir Akira-san mereka berempat melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Hiro kepada pacarku.
“Vidio yang bagus… tapi sayang kenapa hanya universitasmu saja ya? Hahaha” ucap Akira-san sambil tetap merekam tubuh Dea dari bawah hingga atas.
“Anggi…!!! Kita mau istirahat, kamu berishkan dia dan siapkan buat nanti ya.” Teriak Akira-san memberikan perintah kepada Anggi.
Kulihat mereka berlima masuk ke kamar masing-masing dan meninggalkan pacarku yang saat ini tergeletak lemah dengan kondisi yang sangat mengenaskan sekaligus membuatku horny. Kondisi tubuh pacarku saat ini sedang terlentang sambil terisak dengan nafas tak beraturan seperti orang habis lari masih mengenakan sepatu pantofelnya berserta kaos kaki putihnya dan pada bagian atasnya hanya mengenakan jas almamaternya yang terdapat ceceran sprema kelima orang itu yang terlihat jelas. Mungkin jika aku disana aku juga akan melakukan hal yang sama.
Lalu kulihat Anggi yang hanya mengenakan kimono menghampiri Dea yang masih lemah dan memapahnya masuk kedalam kamar. Kulihat jam sudah menunjukkanpukul 3 pagi, dan sebentar lagi bakal banyak orang yang lewat untuk pergi ke pasar. Sebenarnya aku masih penasaran. Tapi aku juga harus mengistirahatkan tubuhku.
Aku teringat dengan pesan pak Raden yangingin meminjam handycam. Akupun menuju kamar pak Raden dan masih tidak ada orang begitu pula dengan pak Joko. Akhirnya aku kembali ke mobilku dan menuju salah satu hotel untuk menyewa kamar dan beristirahat.
Mohon maaf jika updatenya tidak sesuai dengan harapan begitupula dengan mulustrasinya…
Terimakasih sudah mau membaca, ditunggu ijo-ijonya ya…
Saran, usul, komentar akan diterima…
Selamat pagi… selamat CHOU LEE
Terakhir diubah: