Chapter V
Act 28
PACO PACO MAMA Pt2
By : Marucil
Keesokan Harinya.
Setelah Papa dan Mama berangkat aku segera sarapan dan Mandi. Kupakai baju yang rapi dan kusemprotkan wewangian yang tidak begitu mencolok. Setelah merasa siap aku segera keluar dari kamarku. Tak lupa aku membawa Tas Kameraku, siapa tahu Mba Melanie gak keberatan aku foto nanti.
Aku segera menuju Rumah Mba Melanie. Kuketuk pintu depanya dan tak lama ia segera membukanya. Ia tersenyum sangat manis kepadaku ketika membukakan pintu. Kubalas senyumanya dan segera aku masuk kedalam rumahnya.
"Tumben Pagi betul?" Mba aja belum Mandi." Sahutnya sambil menutup dan mengunci pintu depan.
"Hehe. Kan semakin pagi semakin enak Mba."
"Huh dasar kamu, Nakal, yaudah kebelakang dulu yuk mba mau bikin minuman dulu, kamu mau apa Kopi atau Teh?" Katanya.
"Aku Kopi aja deh Mba."
" Yaudah tunggu yah."
Akupun duduk dimeja makan sembari menunggu Mba Melanie membuatkan kopi untuku. Tak lama Mba Melanie datang membawa secangkir kopi untukku dan segelas susu untuk dirinya. Sambil mengaduk - ngaduk minuman kamipun saling bercakap.
"Mba ini yakin gak akan kejadian kaya kemaren?" Tanyaku memastikan.
"Enggak, tenag aja deh. Soalnya kemaren Mba dah minta tolong sama kakak ipar Mba untuk jemput Bryan disekolah sekaligus nitipin Bryan sampe besok" Jelasnya.
"Oh gituuu. Terus Mba bilangnya apa?"
"Yah Mba bilang aja kalau hari ini Mba kepengen istirahat total. Jadi Kaka Ipar Mba mau deh." Lanjutnya.
"Terus si Melly gimana Mba?"
"Lah dia mah kalau sabtu gini pulangnya sore bahkan kadang malem. Kan hari sabtu disekolahnya ada ektra kullikuler. Terus tadi pagi dia udah Izin katanya nanti sore mau langsung nonton film sama temen - temennya." Jelasnya panjang.
"Wah jadi Aman nih yah Mba" kelakarku.
"Hehe iya, ih Bastian udah gak sabaar yaaah?"
"Hmm yang dah gak sabar, aku apa Mba Melanie nih."
"Ah kamu, ngeledek aja nih."
"Eh itu apa Bas?" Tanya Mba Melani sambil menunjuk tas Kameraku.
"Kamera Mba?" Jawabku perlahan.
"Buat apaan?"
"Hehe, yah Buat foto Mba? Mba mau kan jadi model Foto aku?"
"Hah jadi model Foto, ah ada ada aja kamu."
"Yah sekali kali Mba, lagian kan bisa buat dokumentasi masa kehamilan Mba kan?" Rajukku.
"Oh iya juga yah, Iya deh kalau gitu. Tapi fotonya yang bagus yaah."
"Beres mbaaa.." Jawabku bersemangat.
Setelah itu kami terus melanjutkan obrolan sambil menghabiskan minuman kami berdua. Lalu kamipun memutuskan untuk sarapan. Kini aku yang berusaha memasakan sesuatu untuknya. Eit jangan salah gini - gini aku juga memiliki bakat memasak juga.
Selesai bersarapan aku membantu Mba Melanie membersihkan piring sementara dirinya aku minta untuk menunggu saja dikamarnya. Semuanya sudah kubersihkan dan dan kuletakan kembali pada tempatnya. Lalu aku bergegas menuju kamar Mba Melanie. Kubawa serta tas kameraku.
Didalam kamar Mba Melanie sedang duduk diatas tempat tidur. Pakaiannya sudah setengah ia lososkan. Aku dapat melihat payudaranya yang masih terbungkus BH putih berenda serta perut buncit yang mengkilap kini mulai mengintip dibalik daster yang mulai semakin tersingkap kebawah.
Aku meletakan Tas kameraku diatas meja lalu mengeluarkan body kameraku. Aku mulai memasang lensa wide segera mengatur pencahayaan. Setelah itu kuminta Mba Melanie berdiri, iapun memenuhi permintaanku lalu dengan sendirinya daster yang ia kenakan melorot kebawah hingga kini ia hanya mengenakan CD dan BH berwarna putih saja.
"Uhhh Mba sexy banget sih Mba" pujiku melihat tubuhnya yang hampir sepenuhnya telanjang itu.
Ia hanya tersenyum sembari membelai lembut perutnya sendiri. Melihat momen yang sangat indah ini langsung saja aku mengarahkan kameraku kearahnya dan langsung saja kuabadikan keindahan tubuh seorang wanita hamil. Beberapa kali aku jepret kameraku mengambil beberapa gambar yang terbaik.
Setelah itu aku menuju kearahnya untuk memperlihatkan hasil fotoku kepadanya. Aku duduk disampingnya dan ia terus melihat tubuhnya sendiri di layar kecil kameraku. Mba Melani nampak senang akan hasil fotoku. Katanya
"Lucu juga yah Bas, hihihi."
"Tuh kan Mba pasti suka." Jawabku sambil meletakan kamera di sampingku.
Tanganku mulai menjalar kepunggungnya dan mengusap lembut punggungnya. Dengan sigap aku langsung membuka kait di Bhnya dan pertahanan payudaranya kini terbuka.
"Ihh nakal yah Kamu main asal buka" protes Mba Melanie dengan manja.
"Habis baru kali ini Mba aku lihat wanita Hamil kaya Mba gini.
"Dasar kamu, jangan buru - buru ah, kan waktu kita banyak." Jawabnya semakin centil sembari melepas BHnya.
"Iya dehh, Aku juga gak suka yang buru - buru kok" jawabku tersenyum.
"Ih pentilnya lucu deh Mba. Kalau sekarang udah keluar air susunya belum Mba?" Sahutku sambil mencubit lembut puting susunya.
"Ihh gelii. Yah belum Bas, mungkin nanti kalau udah masuk umur 8 biasanya baru keluar. Kenapa kamu kepengen ngerasain air susu Mba?"
"Yah gak juga sih, kan cuma tanya Mbaaa." Jawabku sambil sedikit meremas payudara kirinya.
"Achhhhhh."
"Yah udah nanti kalau anak Mba sudah lahir kamu boleh cobain deh air susu Mba yah"
"Serius Mba?"
"Heeh."
"Bastian buka Baju dong, Mba kepengen lihat badan kamu."
Akupun langsung melepaskan kaos sekaligus dengan celana pendek yang kukenakan. Namun aku masih menyisakan celana dalam hitamku, karena aku malu penisku belum kunjung tegang dan masih meringkuk dengan imutnya. Memang saat ini aku belum begitu bernafsu. Biarlah nanti permainan yang mengaturnya.
"Hmmm. Badan kamu bagus yah, kamu fitnes yah Bas?" Tanya Mba Melanie memuji tubuhku.
"Iya Mba aku dah lama Fitnes sih, tapi gak sering2 banget ya paling seminggu sekali." Jawabku.
"Tapi bagus kok Bas, sudah mulai kebentuk, Mba suka sama cowok yang badannya keker"
"Emang Mas Hendrik gimana Mba?"
"Dulu sih Badannya keker, tapi sejak punya anak jadi agak gendutan deh sekarang." Jawabnya sambil cemberut.
"Dah dong gak usah cemberut kaya gitu. Hehe" Timpalku seraya mendekatkan wajahku kearah lehernya.
"Achhhhh, gelii Bas..." Rintihnya.
"Hmm baru digitu aja dah geli."
"Ini beneran geli Bas Mba kalau ditiup disitu udah aahhh"
"Ihihi. Ah mba Payah nih"
"Biariin. Weee"
"Eh Mba, Mba Melan pernah ngulum kontolnya mas Hendrik kan?"
"Hmmmm... Pernah sih. Kenapa kontol kamu mau Mba Emut juga?" Tanya Mba Melan sambil meletakan tangannya didepan CD hitamku.
"Hehehehe... Katanya biar gak buru - buru Hiiii..."
"Iya deh sini, " " Loh kok masih Bobo sih dedenya."
"Hehe iya Mba aku memang agak lama buat bangunya. Tapi kalau udah bangun susah lagi disuruh Bobo hehe."
Aku langsung naik dan berdiri keatas tempat tidur. Dan Mba Melanie segera menyusulku. Ia berdiri dihadapanku rupanya tinggi badan kami hampir sejajar. Akhirnya baru kali ini ada wanita yang sejajar denganku. Aku senang mengetahuinya.
Tanpa basa basi Mba Melanie langsung menyerbuku. Ia menjilati seluruh dadaku dengan lidah basahnya. Lidahnya terus meliuk dan terus mempermainkan puting susuku. Sedikit aku dibuatnya menggelinjang. Jilatanya semakin liar dan semakin menuju arah kejantananku. Ia menciumi penisku dari luar CDku dengan begitu manjanya. Ia ciumi bahkan terkadang ia menjilati hingga membuat CDku sedikit basah oleh air liurnya.
Tak tahan diperlakukan seperti itu, aku segera melorotkan celana dalamku dan segera melepasnya. Mba Melanie langsung menggenggam penisku. Ia menatap kearahku sembari tersenyum dengan manisnya. Perlahan ia mulai mendekatkan bibirnya didepan batang penisku yang masih setengah tegang itu.
Kembali lidah panasnya meliuk - liuk dikepala penisku. Ia basahi seluruh permukaan penisku dengan liurnya. Ia tak kunjung mengulum penisku, hanya memainkanya saja dengan bibirnya yang tipis itu. Ia gigit dengan bibirnya kepala penisku hingg membuat sensasi geli yang sungguh luar biasa.
Perlahan seraya dengan semakin kerasnya batangku, ia mulai memasukan penisku kedalam mulutnya hingga batangku hampir tak terlihat lagi. Ia memasukan sepenuhnya kedalam mulutnya, namun tidak sampai menyentuh tenggorokannya karena penisku belum pada titik yang sempurna.
Lalu ketika penisku sudah berada pada ketegangan yang maksimal. Mba Melani semakin kencang mengulum penisku. Seluruh permukaanya menjadi bahan permaianan lidahnya.
"Sluurrrppp"
"Slruuupp"
"Leeeelllleeeeel"
Ia terus menjilat dan menghisap seperti sudah begitu lama ia tidak melakukannya. Ia seperti kelaparan dan hanya ada penisku saja yang bisa ia santap begitu lahapnya.
Kulepas penisku dari kuluman Mba Melani lalu kubaringkan tubuhnya diatas kasur. Setelah itu kulepas celana dalamnya dan mulai menyibak bulu - bulu halus miliknya. Kulihat bagian dalam vaginanya sudah sangat basah oleh cairan pelumasnya. Kumasukan satu jariku dan mulai mengocoknya perlahan, lalu kumainkan juga Itilnya yang mulai mengeras seperti sebutir kacang itu.
Puas bermain dengan vagina miliknya aku masukan kembali penisku kedalam mulut Mba Melanie. Kali ini aku berjongkok diatas dadanya dan penisku tepat menghadap mulutnya yang terus menganga dengan begitu sexynya.
Mba Melanie kembali memainkan lidahnya, memilin setiap inchi batang kemaluanku. Ia terus mengulum hingga kedua pipinya ia kempotkan.
"Pruuuuuffftttt"
"Achhhhhhhh"
Lalu tak lama aku merasa hendak ada yang akan keluar dari dalam liangku. Lalu aku menaikan sedikit pinggulku dengan kepala penisku masih tetap berada di mulutnya. Ia berusaha meraih kepala penisku seolah tak mau lepas darinya.
Akhirnya aku tumpahkan seluruh Spermaku masuk kedalam mulut Mba Melanie. Kucabut penisku dari mulutnya, aku berjongkok diatas kepalanya. Lalu kukocok kembali penisku untuk mengeluarkan sisa mani didalam penisku.
"Crooot"
Mani terakhir keluar tepat mengenai wajahnya. Aku cukup senang akan permulaan yang luar biasa ini. Mba Melanie hanya tersenyum sembari memainkan lidahnya disepanjang bibirnya. Menghisap seluruh maniku. Setelah itu ia bangkit dan mani dari dalam mulutnya kini menetes mengenai payudara sebelah kanan. Mba Melanie mencoba menadah mani tersebut dan memasukannya kembali kedalam mulut.
"Maaf yah Mba, aku kalau yang pertama memang suka cepet keluar." Sahutku sambil mengelus rambut halusnya.
"Iya gak apa - apa" jawabnya sambil menyapih sisa mani yang menempel dibibirnya.
"Bas, temenin Mba Mandi yuk?"
"Dengan senang hati Mba."
Akhirnya aku menemani Mba Melani masuk kedalam kamar mandi dikamarnya. Ia segera masuk kedalam Bathup dan berdiri disana. Lalu aku keluar dari kamar mandi sejenak untuk mengambil kameraku. Setelahnya kuabadikan seluruh kegiatan Mba Melanie didalam kamar Mandi.
Tubuhnya dari seorang wanita hamil memang sungguh indah. Tidak namun benar benar Indah dan mengagumkan. Puas mengabadikan seluruh tubuh Mba Melanie dengan beragam sudut keindahan, aku letakan kameraku diatas meja wastafel. Lalu segera menggosok tubuh Mba Melanie dengan busa - busa lembut.
Kubasuh seluruh tubuh Mba Melanie dengan air tanpa membasahi rambutnya. Kogosok punggungnya dan juga kugosok vaginanya agar bersih dan wangi. Setelahnya aku juga menggosok penisku sendiri dengan tujuan yang sama. Cukup lama kami didalam kamar Mandi. Mba Melanie segera menarik tubuhku keluar kamar mandi. Rupanya ia sudah tidak sabar ingin merasakan kejantananku.
Akhirnya tubuh kami berdua sudah ada diatas tempat tidur. Mba Melanie terlentang lalu kulebarkan kedua kakinya dan kuletakan diatas pundakku. Setelah itu segera kutekan penisku hingga melesak kedalam Vaginanya. Liangnya sudah basah oleh cairan pelumas alaminya hingga membuat penisku dengan mudahnya keluar masuk dari sana.
"Achhhhh"
"Memek Mba enak Mba.. "
"Achhhhhh"
Desahku sambil terus menggoyangkan pinggulku.
"Ahhhhhhhh"
"Achhhhhhhhhhh"
"Terus Basss, enaaaak banget Basss..."
"Mba udah lama gak ngerasain ini Bass..."Achhhhh"
"Sodok terus Memek Mba Basss.. Aahhh.. Pelan pelan Basss.."
"Achhhhh"
"Aiiicchhhhh"