Kesan pertama kali saat bertemu dengannya aku merasa sedikit kaget dan takut, aku sempat mengira dia adalah preman karena penampilannya. Berbeda ras dengan ku, kulitnya hitam terbakar, bajunya lusuh dengan warna yang sudah pudar, celana jeans yang sobek sobek, apalagi dengan wajahnya kurang enak dipandang.
Darimana anakku bisa mengenal sosok preman ini pikirku, tapi ternyata dia adalah temannya sewaktu SMPnya yang tidak lanjut sekolah karena biaya dan sekarang bekerja sebagai penjaga toko di ruko pusat alat teknik.
Tapi setelah mengobrol dengannya aku jadi paham kalau dia anak yang cepat bergaul, tidak pendiam seperti anakku, lalu aku juga mengetahui perjalanan kelamnya harus putus sekolah karena harus membantu ekonimi keluarga.
Aku jadi bersimpati kepadanya, harusnya di umurnya yang sekarang dia sudah harus mempersiapkan masuk kuliah seperti anakku, sungguh lelaki yang bertanggung jawab.
Aku menyadari kalau Adit sering memujiku dan memandangku dari atas ke bawah seperti sedang menilai sesuatu.
Saat anakku pergi kebelakang dan hanya kami berdua, Adit beberapakali mencoba menggodaku,
Kuperhatikan lagi Adit, kulit anak itu yang terbakar matahari, lengan anak itu yang memperlihatkan hasil kerja keras, tak ada otot yang terlihat sepeti binaraga tapi ada guratan khas pekerja keras disana, mengikuti alur urat menonjol di tangan pemuda tersebut yang mengarah dimana telapak tangannya yang masih betah mengelus seperti meminta diperhatikan oleh ku.
Aku tertegun, terpana depannya saat ini ada seorang pria muda yang terlihat sangat jantan.
Aku sungguh tak menyangka saat ini aku digoda secara seksual oleh pemuda seumuran dengan anakku.
Selama ini belum ada lelaki lagi yang pernah melakukan itu padaku. Tapi anehnya aku malah semakin memperhatikannya, caranya menggodaku terlihat jantan, mungkin ini khas seorang pribumi tam seperti suamiku dulu yang sakit sakitan.
Perlilakunya memang bukan seperti anak di umurnya, berbeda dengan anakku adit lebih percaya diri dan memancarkan aura yang dominan dan jantan.
Bersyukur anakku kembali ke meja tak terlalu lama setelah itu, aku sangat canggung dengan situasi tadi dan jujur bingung harus melakukan apa setelahnya.
Saat selesai makan anakku mengajak Adit ke kamarnya dan aku membereskan sisa makanan di meja.
Saat aku dengan membereskan makanan aku terkejut ketika mendengar kata kata Adit yang memuji ku cantik dan berencana mendekatiku.
Dari yang kudengar ternyata Adit ke sini untuk mencoba mendekatiku dan anakku menyetujuinya, apa apaan ini, apakah anakku dalam ancaman Adit.
Biasanya anak nakal pribumi suka membuli anak keturuan seperti kami, apakah anak kunterjebak dalam situasi seperti itu.
Setelah malam Adit sudah pulang, Jason anakku terlihat sedang asyk menonton series dari saluran digital.
Aku mendekatinya dan duduk di sampingnya, aku ingin mengkonfirmasi sesuatu.
"Jason, mamah boleh tanya sesuatu?" Tanyaku
"Mau tanya apa mah" jawab anak ku sambil tetap fokus ke arah tv
"Jujur ke mamah Jason kenal darimana anak tadi"
"Kan udah diceritain tadi, dia temen smp jason mah, kenapa memangnya?"
"Oh engga soalnya penampilannya begitu, seperti bukan temen temen jason kebanyakan"
"Jangan menilai seseorang dari penampilan mah, walau kaya preman dia orangnya baik kok, geng dia ga pernah bully siswa di sekolah dulu"
"Mamah mau tanya sesuatu lagi sama kamu, tapi kamu harus jawab jujur ya"
"Iya mah, kenapa" jawab jason dengan singkat
"Mamah denger tadi, apa benar kamu mau menjodohkan mamah dengan dia? Mamah ga salah denger kan"
Tiba tiba wajah anakku berubah tegang, tingkahnya menjadi aneh seperti maling yang tertangkap sedang mencuri
"Ee... Itu....."
"Jawab mamah jujur, mamah ga akan marah kok" kata ku lembut.
"I iya mahh, mamah ga marahkan?"
"Coba jelasin alasannya kenapa, supaya mamah bisa ngerti maksud kamu" jawabku lagi dengan lembut
"Jason sebenernya sedih lihat mamah sendirian terus, bahkan dari dulu ngerawat papah yang sakit sakitan, jadi Jason ingin mamah dapat cepat dapat pengganti papah yang lebih baik, yang bisa kasih mamah kasih sayang yang sesungguhnya"
"Okee, kalau gitu jelasin lagi kenapa Adit?"
"Kalau itu ga ada alasan khusus sih mah, cuma waktu kemarin Jason update story whatsapp dia respon bilang mamah cantik, dan dia juga minta dikenalin ke cewe single hehe"
"Aduhh kamu ini, kamu posting foto mamah yang gimana di story kamu"
"Yahh udah hilang statusnya mah"
"Tapi mamahkan udah tua, mana mau dia sama mamah"
"Kata Adit mamah cuantikkk banget, kaya bidadari, typenha memang yang keturunan kaya mamah hehe"
"Kamu ada ada aja sih, mamah jadi malu"
"Tapi Jason cuma mengarahkan aja, semua keputusan ada di tangan mamah"
"Makasih ya sayang kamu udah memperhatikan mamah, tapi jujur mamah belum ada rencana sejauh itu buat punya pengganti papah kamu"
"Iya aku dukung keputusan mamah, tp walau Adit orangnya kaya preman gitu dia baik kok, bisa jagain mamah. yang paling penting ga sakit sakitan kaya papah hehe"
"Ih kamu ini, walau gitu itu papah kamu, yaudah mamah tidur dulu ya kamu jangan sampe pagi nnton seriesnya"
"Siap nyonya"
Memasuki kamar ku baringkan tubuhku di kasur, hati ku gundah tak tenang dan kembali memikirkan mengenai hari aneh ini.
Masa iya ada anak remaja seumuran anakku tertarik dengan ku yang udah berumur ini.
Ku ingat kembali saat dia mencoba menggodaku dengan cara yang sanget vulgar, harusnya aku tersinggung dan menganggapnya pelecehan seksual tapi anehnya aku malah semakin memperhatikannya.
Pesonanya yang seperti preman dengan kesan sangar justru menarikku lebih dalam, apakah ini karena suamiku dulu lemah jadi ketika di depanku ada sesosok pria yang memancarkan aura pria kuat, aku malah terpesona.
Aku pasti akan dikutuk leluhurku jika sampai menyukai laki laki pribumi apalagi dia seumuran dengan anakku.