Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Unfaithfull

cak Juvon:haha: lagi on...
yuk, Cak! kita kemoon...
sahur bareng Anggun pake rawon..
 
Harap tinggal harap
menunggu hanya bisa menunggu

kapan kiranya end chapter diluncurkan

:sedih:
 
Kecil di surabaya, pernah mondok di jombang, gede di tangsel, nyari rejeki di jakarta..

Tua nya gak tau mau kemana, hahaha... :D


Ane juvon sesuai username, hehehe... :p


Kayak cowok pada umumnya.. mandi sehari sekali, rambut klimis kalo gawe, seneng mainan klakson kalo macet dan sering gedek kalau gak di kasih jatah ama bini.. :D


Santai aja, ane usaha'in kelar kok minggu ini.. minggu depannya mungkin bisa lanjut SVA dan bikin cerita perdana di wa**pat..

Hahahaha.... Asli Hu ane jadi penasaran. Kalo sama-sama jateng & ga jauh dari jangkauan asli tak purugi. Hahahaha.....
 
Jombang di tebu ireng ya hu?????
( nulis mbe mikir... Cah ndalem iso nganti jago nulis cermis... Padahal ndhisik sing diwaos kitab kuning )
 
Luar biasa ceritanya suhu..
bacanya saja sampai harus ninggalin kerjaan ane, karena sangat penasaran..

selama ini ane hanya menjadi silent reader, sampai gak tahan harus comment..;)
Selamat buat cerita-ceritanya yang menurut saya bagus sekali..
semoga muncul karya-karya nya yang lain..:semangat:

btw, kalau sudah ada cerita yang naik cetak, tolong dikabarin ya suhu..
 
Lanjutan Chapter 31


Sedikit lagi semuanya akan berakhir dan aku hanya perlu menunggu beberapa hari lagi untuk melihat hasil akhir dari permainan ini. bukan berarti aku akan lepas tangan begitu saja tapi aku lebih tertarik untuk menyaksikan dimana kasus ini akan bermuara, hasil dari semua permainan ini adalah hal yang paling menarik bagiku karena banyaknya orang yang terlibat.

Tentang apa yang akan terjadi pada mereka semua aku sudah tidak perduli lagi karena aku hanya memikirkan hubunganku dengan herlina, mungkin akan menjadi pelajaran bagi mereka semua agar tidak lagi bermain-main denganku. hukum akan aku tegakan dengan caraku sendiri dan ini adalah hal yang sangat tepat untuk mengakhiri semua permainan busuk ini.

Disaat aku sedang termenung sendirian dari ruang jenguk, tiba-tiba sosok anggun wijayanata menghampiriku, dia datang lagi padaku untuk menyelesaikan urusan yang belum selesai, semua tentang keterlibatan mamanya dalam kasus ini, termasuk juga dirinya yang di minta kesaksian dalam kasus kematian yohan.

"Ada apa lagi ?", tanyaku dengan nada malas.

"Gue ingin bicara sama lu", ucapnya sangat kasar.

"Bicara saja", ucapku masih dengan nada males.

"Gue minta jangan libatkan mamaku dalam kasus ini", ucap dari anggun sedikit membentak.

"Bukan aku tapi dia sendiri yang masuk dalam masalah ini", sautku santai.

"Bajingaaann... !", gumamnya penuh amarah.

Aku pun berdiri tegak dan menghadap ke arahnya, tepat di depan dirinya. kedua mata kita berdua pun saling bertatap pandang, sangat tajam dan tak ada yang mau mengalah, seolah kita akan terlibat dalam peperangan. cantik namun penuh dengan dendam dan luapan emosi, ekspresinya sangat tidak bersahabat kepadaku.

"Diam dan ikuti saja sampai permainan ini berakhir", ucapku menantang anggun.

"Jangan ngatur gue, gue gak sudi ikut aturan lu", ucap dari anggun dengan nada mengancam.

"Terlambat, sudah terlambat.. semua sudah terjadi, kita hanya bisa jadi penonton saja", ucapku pada anggun dengan memberikan ekspresi dingin.

"Sampai ada apa-apa dengan mama gue.. gue bakal bikin perhitungan dengan lu, gue balas lu seribu kali lipat dari semua ini", ancam anggun dengan mengacungkan jari telunjuknya padaku.

Ada sesuatu yang aneh yang aku rasakan dari diri anggun, tatapan matanya benar-benar sangat tajam dan serius tak ada satu pun rasa takut menghadapiku. dia sudah menyiapkan dirinya jika harus berhadapan denganku, sebuah tantangan secara tidak langsung terucap antara kita berdua. sangat di sayangkan jika aku harus berurusan dengannya karena bagaimana pun juga semua sudah masuk dalam permainan ini.

Anggun hanyalah umpan untuk menarik adrian agar keluar dari sarangnya, walaupun dengan sedikit tipu daya dalam rencanaku, aku bisa yakinkan daniel dan juga pada pihak berwajib jika adrian adalah pembunuhnya. semua telah aku atur dengan sedemikian rupa tanpa ada kesalahan satu pun, walaupun ada sedikit gangguan tapi itu tidak akan mempengaruhi hasil akhirnya.

"Cantik juga kalau marah", ucapku menggodanya.

"Plaaakkk.... ", suara tamparan dari anggun lagi-lagi mendarat di pipiku.

"Hehehe.. sudah dua kali lu nampar gue hari ini", ucapku pada anggun dengan tersenyum kecil.

"Kenapa, gak terima lu !", ucapnya menantangku.

"Plaaaakkk.... ", tanganku pun mengayun menampar pipi anggun, tidak keras tapi bisa untuk memberinya pelajaran.

"Satu kali lagi.. kita impas", ucapku setelah menampar pipinya.

"Dasar pengecut... !", ucapnya sangat emosi dengan kedua tangannya menahan pipinya yang memerah.

Disaat aku dan anggun sudah terlibat pertengkaran secara fisik, tiba-tiba datanglah seorang manusia tua renta, dia adalah rektor yang datang berkunjung untuk menenggokku hari ini. dan tanpa permisi dan basa-basi si rektor pun langsung nerocos masuk dalam obrolanku dan anggun.

"Plok... plok... plok... ", suara tepukan tangan dari si rektor dengan wajah sumingrah melihat aku dan anggun terlibat pertengkaran.

"Wow.. wow.. wow.. dasar kalian ini selalu saja mengumbar kemesraan dimana-mana, bikin iri aja, hahaha... ", ucap dari rektor gila.

"Perusuh dateng", gumamku lirih melihat kehadiran dari si rektor.

"Kenapa dia ada disini ?", tanya lirih dari anggun kepadaku.

"Biasa, mau ngerusuh aja dia", jawabku.

"Hehehe.. kangen yaa kalian berdua sama diriku, yuk duduk dulu.. santai dulu kita.. !", ucap dari rektor dengan polosnya.

"Maaf saya gak ada waktu pak, saya harus pergi", ucap anggun pada pak rektor.

"Eits... pergi kemana, duduk dulu soalnya ada hal penting yang rektor ingin bicarakan padamu", ucap dari anggun.

"Hal penting apa ?", tanya anggun setelah duduk di depan rektor.

"Hey, nath.. duduk jangan berdiri", ucap dari pak rektor padaku menyuruhku duduk.

"Baiklah", sautku dan aku pun duduk di sampai anggun di depan si rektor gila ini.

"Naahh.. kalau gini kan serasi, tinggal nunggu penghulunya aja nih", ucap dari pak rektor melihat aku dan anggun duduk berdampingan di depannya.

"Pak, saya gak ada waktu banyak buruan apa yang ingin di bicarakan", ucap dari anggun menghentikan candaan dari pak rektor.

"Kalau ga ada waktu kenapa gak dari tadi aja perginya, pakai ngomelin orang segala", celetukku menyindir anggun.

"Bisa diam gak seh lu !", saut anggun padaku dengan galaknya.

"Hehehe.. cocok banget lho kalian berdua, TOP !", ucap dari rektor dengan mengacungkan kedua jempul tangannya.

"Buruan pak", saut anggun rada jengkel dengan tingkah si rektor.

"Galak amat", ucap dari rektor.

"Maklum, dateng bulan", sautku menyindir anggun.

"Tuh mulut bisa diem gak seh !", ucap anggun sangat kasar padaku.

"Hahaha... ya udah, ya udah kita mulai saja pembicaraannya, kasian anggun juga kalau kelamaan disini bisa-bisa kesengsem ama nathan beneran", ucap dari rektor.

"Udah dari dulu dia kesengsem, cuma gengsinya terlalu gede untuk ungkapin.. ", ucapku dengan sedikit menyombongkan diri.

"Najis lu !", saut anggun.

Raut mukanya nampak berbeda dari sebelumnya walaupun masih kesal dan emosi namin kini dia terlihat lebih bisa mengontrol emosinya yang meluap-luap, tidak seperti tadi. aku mencoba untuk selalu melontarkan celetuk dan sindiran padanya agar amarahnya tetap terjaga dan kekesalannya padaku tak lekas padam karena adanya si rektor ini.

"Jadi gini, ini mengenai kasus yang sekarang lagi marah di bicarakan yaitu kematian dari pasangan suami istri, bella dan juga yohan", ucap dari si rektor.

"Kasus ini sangat ramai di bicarakan di luaran sana, apa lagi ini melibatkan sosok artis tentu saja semua masyarakat ingin sekali terus mengikuti perkembangan dari kasus ini dan satu lagi yang jadi sorotan dari semua itu adalah keterlibatan dari mahasiswa kampus kita", sambung dari si rektor.

"Karena hal itu lah kampus kita mendapat penilaian buruk dari masyarakat", pungkasnya.

"Kalau tentang itu salahkan saja nathael, pak", saut dari anggun.

"Tiga orang yang pantas untuk di salahkan, kamu, nathael dan juga adrian", ucap dari si rektor pada anggun.

"Hah.. kenapa saya di ikut sertakan ?", tanya dari anggun.

"Karena secara gak langsung kamu juga terlibat dalam kasus kematian dari yohan, sebagai saksi kan", jawab dari si rektor atas pertanyaan anggun.

"Dan orang tuamu juga terlibat kan", imbuhnya lagi.

"Saksi bisa jadi tersangka, dan tersangka belum tentu orang yang bersalah", sautku.

"Maksud lu apaan ngomong kayak gitu ?", tanya anggun sedikit membentak kepadaku.

"Apa yang gue omongin bener kok, dan hal tersebut sering terjadi", sautku lagi.

"Lu nuduh mama gue dan gue yang bunuh", ucap dari anggun padaku.

"Kali aja", sautku santai.

"Kurang ajar lu.. !", umpat dari anggun.

"Sudah.. sudah.. dari pada kalian berdua berantem mending kalian berdua kerja sama, siapa tau kalian berdua bisa memecahkan kasus ini", ucap dari pak rektor.

"Kerja sama, buat apaan ?", tanya anggun dengan nada layaknya orang menolak.

Disaat bersamaan muncullah sosok herlina yang datang bergabung dalam pembicaraan kita bertiga disini. aku sangat membutuhkan bantuan dari herlina karena dia adalah satu-satunya orang yang bisa aku manfaatkan dan aku percayai sepenuhnya. aku harap dengan adanya dia disini bisa membantuku untuk membujuk anggun.

"Buat memecahkan kasus ini", saut herlina menjawab pertanyaan dari anggun.

"Itu hanyalah sebuah tawaran saya, terserah kamu mau atau tidak", sambungnya dengan duduk tepat di samping pak rektor.

"Maaf kalau tidak sopan masuk ke dalam obrolan kalian", sambungnya lagi.

"Tidak apa-apa, dengan begini kan lebih enak kita ngobrolnya karena ada pihak penyelidik yang bisa membantu", ucap dari pak rektor.

"Apa gunanya aku bekerja sama dengan nathael, gak ada untungnya sama sekali", ucap dari anggun.

"Bukan untuk dirimu tapi keuntungannya lebih untuk mamamu", jawab dari herlina pada anggun.

"Maksudmu ?", tanya dari anggun.

"Mamamu adalah tersangka dalam kasus ini karena pihak kepolisian menemukan bukti sidik jarinya di TKP", jawab dari herlina.

"Kasus ini sama seperti kasus kematian nathael, dimana di TKP hanya di temukan dua sidik jari yaitu korban dan terduga pelaku", sambung dari herlina.

"Sudah dengarkan apa yang membuat rektormu ini menyarankan agar kalian berdua bekerja sama, aku benar-benar tak habis pikir kalau dua orang murid kesayanganku harus terlibat dalam kasus serumit ini", ucap dari pak rektor.

"Kalau lu mau menolak tawaran ini tidak masalah berarti lu sudah siap menerima kenyataan bakal melihat mama lu masuk penjara", sautku.

"Kalau tentang gue sendiri, sebelum semua berkas naik ke pengadilan kemungkinan besar gue akan bebas karena dengan kematian yohan kasus ini menjadi gelap, dengan begitu gue akan mengiring opini mereka kepada mama lu", sambungku lagi pada anggun.

"Mamamu bisa di jerat dengan pasal pembunuhan berencana dan hukuman maksimal adalah hukuman mati", saut dari herlina.

"Keuntungan yang bisa kau dapat jika mau bekerja sama dengan kami adalah, aku akan membagi semua informasi tentang kasus ini kepadamu, dan aku harap kau dan juga nathael bisa melakukan analisa terhadap kasus ini", ucap dari herlina.

"Sudah terima saja karena tidak ada ruginya juga untukmu, tapi kalau tidak di terima maka mamamu yang bakal kena getahnya", ucap dari si rektor.

Tidak ada pilihan lagi selain menerima tawaran ini, jika kau menolaknya maka mamamu akan masuk ke dalam masalah besar, aku sengaja merancang ini semua sedemikian rupa agar bisa melibatkanmu.

"Bagaimana ?", tanya herlina pada anggun.

"Kenapa kalian semua memberiku pilihan seperti ini ?", tanya dari anggun balik.

"Kami tidak memberikanmu sebuah pilihan namun kami memberikanmu sebuah solusi", jawab dari pak rektor.

"Kami tidak memaksamu menerima atau menentukan pilihan tersebut, jika kau tidak setuju buat kita tidak masalah juga", ucap dari herlina memojokan anggun.

"Kenapa kalian sangat menginginkanku bergabung dalam team kalian ?", tanya dari anggun lagi.

"Karena gue yakin ada seseorang yang menjadi dalang di balik ini semua, dan gue sudah mencium keberadaan orang tersebut, sekarang yang aku butuhin adalah sebuah umpan oleh karena itu gue butuh bantuan lu", jawabku pada pertanyaan anggun.

"Disatu sisi lainnya aku tidak yakin juga jika mamamu yang melakukan pembunuhan itu, terlebih lagi jika mengacuh hubungan antara kasus kematian bella dan juga yohan", ucapku lagi pada anggun.

"Siapa dalang itu ?", tanya dari anggun.

"Nanti, nanti gue akan beritahu tau", jawabku.

"Siapa yang memimpin team kalian ?", tanya dari anggun.

"Gue.. gue yang memimpin team ini', jawabku.

"Udah sejauh apa rencana lu ?", tanya dari anggun lagi.

"Sudah mendekati akhir tapi sayang kematian dari yohan mengubah semua rencana gue", ucapku pada anggun.

"Gak tau kenapa tapi gue ngerasa kalau lu berbohong", ucap dari anggun.

"Walaupun gue gak begitu mengenal lu dengan sangat baik tapi aku bisa mengukur kemampuan lu yang hebat itu, jujur gue akui kalau lu emang orang yang jenius jadi tidak mungkin jika kematian yohan tidak masuk dalam prediksi atau perkiraan lu", ucap anggun lagi.

"Dan satu hal lagi yang sangat mencurigakan adalah mana mungkin lu tidak menyiapkan rencana cadangan", pungkasnya.

"Hahaha.. hebat lho, sumpah hebat banget", ucap kagum dari si rektor.

"Bukannya tidak terprediksi dan bukanya tidak punya rencana cadangan, tapi gue memiliki keterbatasan dalam ruang gerak, selama ini gue hanya berada disini dan tidak kemana-mana", jawabku.

"Hal ini tentu saja sangat menyulitkan gue dalam menjalankan keseluruhan rencana gue, dari keseluruhan rencana gue hanya 70% saja yang bekerja secara efektif, sisanya tidak sesuai dengan harapan", jawabku lagi.

"Lu punya keluarga dengan power yang sangat kuat dalam kepolisian kenapa lu gak guna'in power tersebut dan kemana keluarga lu selama ini ?", tanya dari anggun.

"Mati.. keluarga besar suryadharma sudah lama mati", jawabku.

"Sangat aneh, walaupun gue menerima tawaran itu, gue juga bakal tetap mencurigai lu", ucap dari anggun.

"Tidak masalah, tujuan gue sekarang bukan lagi kebebasan gue tapi membekuk dalang dari permainan ini", ucapku pada anggun.

"Sebelum aku memutuskan menerima atau tidak tawaran ini, apa aku boleh mendapatkan informasi tentang kasus kematian suami istri itu", ucap dari anggun pada herlina.

"Tidak, tidak bisa", ucap dari herlina.

"Kalau begitu informasi apa saja yang akan kau berikan kepadaku kalau aku menerima tawaran itu ?", tanya anggun lagi pada herlina.

"Semuanya, semua yang ada sangkut pautnya dengan kasus ini dan semua yang telah kita dapatkan", jawab herlina.

"Barang bukti, hasil olah TKP, otopsi, CCTV, semuanya ?", tanya anggun lagi dengan menyebutkan semua bahan informasi.

"Tentu saja", jawab dari herlina.

"Bagaimana kalu aku berkhianat pada kalian ?", tanya dari anggun.

"Mama lu adalah sandra kami, jika macam-macam maka mama lu yang bakal menerima resikonya", sautku.

"Tidak ada pilihan lain lagi, gue terima tawaran itu", ucap dari anggun.

"Hahaha.. gitu donk dari tadi", ucap dari pak rektor.

"Tapi gue ada satu syarat !", ucap dari anggun.

"Apa itu ?", tanyaku.

"Apa pun yang gue lakukan kalian semua tidak boleh mengurusi atau mencampurinya, dan gue gak mau menerima perintah dari lu, dan juga gue bisa membantah apa pun perintah lu itu", ucap dari anggun padaku.

"Tidak masalah", jawabku singkat.

"Lakukan saja apa yang membuat lu senang, gue gak akan mencampurinya dan jika lu gak suka dengan perintahku maka gue gak akan memerintah lu", sambungku.

"Kalau begitu semua sudah beres, tinggal bagaimana kalian akan bekerja", ucap dari herlina.

"Tunggu dulu, ini gak ada acara makan-makan gitu untuk ngerayain anggota baru ?", tanya dari rektor dengan polosnya.

"Mangan-mangan dengkulmu iku", sautku sedikit kesal mendengar ucapannya.
(Makan-makan dengkulmu itu).
 
Jombang di tebu ireng ya hu?????
( nulis mbe mikir... Cah ndalem iso nganti jago nulis cermis... Padahal ndhisik sing diwaos kitab kuning )
daerah plosok, ujungnya jombang.. bukan tebu ireng..

sepinter-pinternya baca al kitab tetep aja bandel-bandel juga..
Baru tau kl ada clue ini dulu. Itu cluenya hans bukan cak juvon?
dari mana kok bisa nebak HANS
 
Hahahahahaha
Ngakak ane liat tuh rektor
Btw rektor ntuh tokoh tambahan jga yah Cak...

Edited
Salam bwt Momod d bawah ane...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd