Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Unfaithfull

ternyata dari dua cerita suhu juvon yg bikin bingung dan pusing masih ada misteri yg belum bisa si pecahkan oleh para pembaca semua yaitu ...
... misteri hilang nya suhu jovon sampai saat ini dan juga keberadaanya


mari kita lakukan olah TKP dan kumpulkan barang bukti beserta saksi kunci atas hilangnya suhu juvon :D :Peace:

:ngacir: :ngacir: :ngacir:
 
Chapter 25
Hilangnya Petunjuk


Selasa, 04 Januari
10:00, Ruang Jenguk



"Tidak ada satupun yang tau tentang ini semua, hanya kamu dan aku saja", ucapku pada herlina.

"Kamu seyakin itu nath", saut herlina tertegun menatapku.

"Tidak ada pilihan lain selain ini, percayalah !", tuturku lagi meyakinkan herlina.

"Caramu ini benar-benar sangat mentah, tidak ada suatu hal kuat yang bisa dijadikan dasar atas ini semua", ucap dari herlina.

"Aku tidak ingin melihat kamu seperti dulu yang menghalalkan segala cara untuk mengakhiri sebuah konflik", tutur dari herlina lagi.

"Tidak.. tidak akan pernah, aku sudah mengubur semua masa laluku", sautku dengan mantap.

"Ini hanyalah sebuah permainan kecil semacam permainan petak umpet, mereka bersembunyi di saat aku sedang mencari, dan mereka akan keluar jika aku sudah menyerah dan tidak bisa mencari lagi", ucapku pada herlina.

"Jadi biarkan saja mereka merasakan kemenangan ini", tandasku lagi.

Tatapan yang sendu dan kosong berubah menjadi sangat dingin tak berarah, saat semua asa berkumpul dalam satu gagasan maka aku tidak boleh menyia-nyiakan semua ini. aku sangat terbantu atas kehadiran dari herlina, wanita yang telah menebar harapan pada kasus ini, meskipun dia khwatir tapi aku harus bisa menyakinkannya agar semua bisa berjalan dengan sangat matang tanpa ada kesalahan.

Namun disisi lain aku teringat akan tugasnya, sebuah perintah yang aku berikan padanya untuk mengambil sebuah novel di kediaman anggun wijayanata. novel karangan hans yang terbesit dalam pikiran herlina kalau semua perencanaan dalam permbunuhan ini adalah meniru gaya dari novel tersebut, oleh karena itu aku ingin sekali membaca novel itu dan mencari tau bagaimana lepas dari permasalahan ini, selain dengan ideku tadi.

"Aku mendapatkan informasi jika kematian dari bella akan mendapatkan claim asuransi sebesar 25M", tutur dari herlina.

"Siapa yang berhak ?", tanyaku pada herlina.

"Suaminya karena dia belum sempat bercerai dengan korban, jika mereka sudah bercerai maka dana asuransi itu akan jatuh kepada adiknya christine", jawab dari herlina.

"Ehm.. mungkin ini bisa mengiring ke arah motif pelakunya", sautku lagi.

"Jika seperti itu kemungkinan besar adalah suami dari korban sebagai pelakunya", ucap dari herlina.

"Aku ingin tanya kepadamu !", tanya dari herlina padaku.

"Apa ?", tanyaku balik pada herlina.

"Kenapa bisa kamu sampai terlibat dalam urusan dengan perceraian korban dan juga adiknya ?", tanya dari herlina.

"Tentang itu sebenarnya kejadian hanya kebetulan saja, aku memergoki yohan berselingkuh lalu dia mencari perkara denganku dan membuat ulah sampai aku di keluarkan dari pekerjaanku, lalu aku mencoba memberinya pelajaran dengan membongkar perselingkuhannya di depan istrinya yaitu si korban", penjelasanku pada herlina.

"Lalu tentang christine, aku terlibat karena ide konyol dari managernya yang ingin menaikan pamor dari christine yang sedang menurun, dia memasukanku dalam rencananya untuk membuat sensasi", penjelasanku lagi.

"Awas kamu kalau macem-macem !", saut dari herlina dengan menatapku penuh curiga.

"Hahaha... enggak lah, mana mungkin aku berani !", jawabku.

Jika kematian dari tante bella bisa mencairkan claim asuransi sebesar 25M maka aku bisa menduga kalau ini ada hubungannya dengan hal tersebut, atau mungkin ini yang jadi alasan dari yohan karena tidak mau di ceraikan oleh tante bella. dan pada saat sidang perceraian ini menemui jalan buntu baginya atau sudah bisa di pastikan kalau bakal bercerai bisa jadi si yohan berinisiatif untuk menghabisi tante bella agar claim asuransi itu bisa jatuh ke tangannya.

Tentu saja hal ini bisa menjadi sebuah kemungkinan yang besar mengingat kelakuan dari yohan yang sangat royal dan doyan berselingkuh, lagian juga menurut keterangan dari tante bella rumah tangganya dengan yohan sudah lama dilanda ketidak harmonisan. aku akan mencoba untuk mencari tau hal ini dan membuktikannya, aku akan jadikan ini untuk menggiring opini publik.

Jika mengacuh pada strategi dari mamaku ada kemungkinan jika saat ini pelakunya sedang menunggu kelanjutan dari kasusku, dia akan bergerak lagi setelah aku mendapatkan hukuman oleh karena itu aku harus bisa mengulur waktu selama mungkin agar pelaku merasa resah dan keluar dari persembunyiannya, dengan demikian pelaku akan melakukan manuver dengan melancarkan aksinya lagi, di saat seperti itulah aku bisa mengedus keberadaannya.

"Namun aku tidak akan mengubah strategiku tadi, karena hanya dialah kunci dari semua ini dari awal aku sudah mengiranya", ucapku sendiri dalam hati.

"Bagaimana dengan novel tersebut, kamu sudah mendapatkannya ?", tanyaku pada herlina.

"Aku tidak mendapatkan apa-apa dari teman kampusmu itu, dia terkesan sangat judes dan tidak bersahabat", jawab dari herlina.

"Ehmm... gak ada harapan", sautku lirih.

"Dia bilang jika dia sudi terlibat sedikitpun dalam urusanmu, termasuk membantumu", saut dari herlina menegaskan lagi akan sifat dari anggun.

"Hanya itu saja ?", tanyaku pada herlina.

"Novel itu hilang !", jawab herlina dengan tatapan serba bimbang dan binggung atas kehilangan sebuah petunjuk.

Hilang... hilang dan hilang, sebuah petunjuk yang menghilang atau bisa aku bilang ini adalah satu-satunya petunjuk yang menghilang, entah disengaja dihilangkan atau memang telah menghilang dan pindah kepemilikan. memang benar aku belum sempat membaca sampai selesai novel itu bahkan di bagian pembunuhannya belum tersentuh oleh mataku, namun jika herlina yang mengatakan aku sangat yakin sekali dengan ucapannya.

Ini semua berhubungan dengan novel itu, jika novel itu di nyatakan menghilang berarti semua strategiku akan mengalami pergeseran. terlalu riskan mempertahankan semua strategi yang sama jika keadaan sudah berubah, itulah yang bisa aku pelajari dari sosok penulis novel tersebut. walaupun kehadiranmu selalu membuat masalah bagiku namun aku sangat mengagumi sosokmu hans.

"Dan ini novel-novel hans lainnya yang aku ambil di kontrakanmu terdahulu", ucap dari herlina dengan memberikan beberapa tumpuk novel karangan hans antoline.

"Aku benar-benar tidak menyangkah jika novel ini benar-benar sangat membahayakan dan bisa menyeretku sampai jatuh kedalam jeruji besi", ucapku.

"Kamu belum membaca satu pun novel dari hans ?", tanya dari herlina.

"Belum", tandasku.

"Huft.. payah !", celetuk dari lina.

"Kamu udah baca semuanya ?", tanyaku balik.

"Hanya unfaithful saja yang belum selesai", jawab dari lina.

"Payah", balas celetukku.

"Apaaaa... ngomong sekali lagi kalau berani !", saut lina padaku dengan menantangku.

"Hahaha... bercanda sayang", sautku dengan menggodanya.

"Sayang.. sayang.. gombal melulu kamu tuh", ucap herlina dibarengin dengan perubahan warna pipinya yang memerah.

"Cuma ama kamu doank kok, sumpah dah !", sautku lagi dengan senyuman muncul di bibir manisku.

Beberapa tumpukan nove dari hans ini aku akan mempelajarinya satu persatu, dengan demikian aku akan bisa mencari tau tentang gaya penulisan dari hans. dengan begitu aku akan bisa menyimpulkan bagaimana cara hans bisa menyelesaikan konflik yang ada di novel unfaithful. memang ini hanyalah sebuah perkiraan saja namun tidak ada salahnya untuk mencoba karena petunjuk satu-satunya telah hilang menurut informasi dari herlina.

"Sekarang waktunya baca dan baca", sautku dengan membuka perlembar halaman dari novel-novel ini.

"Novel yang ada kejadian bunuh membunuhnya, novel yang mana ?", tanyaku pada herlina.

"Semuanya", jawab dari lina.

"Semuanya... !", sautku tertegun kaget.

"Hans kan salah satu penulis cerita misteri yang berhubungan dengan pekerjaan detektif", saut herlina menjelaskan tentang genre menulis hans.

"Novel ini banyak banget dan tebel lagi, ngelihatnya saja udah males banget buat baca", ucapku miris karena harus membaca semua novel ini.

"Eehh.. tunggu dulu kan kamu bilang kalau kamu udah baca semuanya kecuali novel yang unfaithful", ucapku pada lina.

"Aku tau maksudmu.. kamu ingin aku menceritakannya kan !", saut herlina.

"Hehehe.. kalau gak keberatan seh", ucapku cengengesan.

"Tentu saja gak keberatan kok", ucap herlina dengan senyuman manisnya.

"Makasih", sautku.

"Tapi aku nya lagi males.. ", ucapnya dengan nada manja.

"Aah.. resek kamu tuh", ucapku belaga ngambek.

"Baca aja sendiri biar kamu tambah pinter", saut herlina.

Aku pun mencoba untuk membuka setiap halaman dari novel-novel tersebut hanya untuk sekedar membaca sinopsisnya saja, memang benarjika semua novel karangan hans ini adalah sebuah novel misteri yang menyimpan sejuta pertanyaan, semuanya tentang pembunuhan yang sangat misterius dan sangat susah di nalar oleh pikiran.

Dan dari kumpulan novel ini aku sangat tertarik untuk melihat sebuah novel dengan judul "Goodbye", sebuah karya tentang percintaan seorang pelacur dengan seorang photografer, cerita drama dengan bumbu misteri atau mungkin sebaliknya. tak ada yang tidak mungkin jika semua hal dikaitkan dengan cinta, hal-hal yang sangat tidak masuk akal pun akan menjadi sangat berlogika jika di hubungankan dengan cinta, cinta hanyalah sebuah kata dengan makna yang tiada batas karena manusia memiliki argument tersendiri akan kata cinta itu sendiri.

"Ini karya hans juga ?", tanyaku pada herlina dengan menunjukan sebuah novel berjudul goodbye.

"Aku mendapatkan novel itu dari rina kakakmu, katanya itu juga hasil kolaborasi antara hans dan juga rina", jawab dari herlina dengan melihat novel yang aku tunjukan.

"Ooh.. aku baru tau kalau pasangan dari hans itu juga mencoba mengembangkan bakatnya menjadi seorang penulis juga", sautku.

Setelah beberapa saat aku habiskan waktu ku untuk membaca novel karangan hans, aku pun merasa bosan karena sebenarnya aku bukanlah type orang yang doyan membaca, aku lebih suka membaca jika itu berhubungan dengan apa yang menjadi kepentinganku. karena sudah merasa jenuh aku pun mencoba untuk mencairkan suasana.

"Main tebak-tebakan yuk..", ucapku pada herlina.

"Hah.. kamu gak mau baca novel itu untuk mencari tau bagaimana cara hans mengakhiri konflik yang di buat", ucap dari herlina.

"Nanti aja lagian sekarang aku gak kosen", ucapku.

"Yuk.. dari pada puyeng mikirin masalah ini, gak ada salah kita maen tebak-tebakan", rayuku pada herlina.

"Ehmm... boleh juga", saut herlina setelah berpikir.

"Aku mulai duluan yaa... tebakannya, ada sungai gak ada airnya, ada rumah gak ada penghuninya, ada pohon gak ada buahnya, apa hayo ?", tanyaku pada herlina.

"Ahh.. gampang, peta", jawab dari herlina.

"Hehehe... bener", ucapku.

"Giliranku, binatang.. binatang apa yang gak pernah lihat matahari ?", tanya dari herlina memberiku tebakan.

"Cacing di dalam tanah, jangkrik, ikan yang hidup di dasar laut, banyaklah", jawabku atas tebakan dari herlina.

"Salaaaahhh... !", ucapnya yakin banget.

"Apaan donk ?", tanyaku pada herlina.

"Katak dalam tempurung, hahaha... !", jawab dari herlina dengan ketawa puas.

"Apaan itu katak dalam tempurung, kalau keluar juga dia lihat matahari", sangkalku.

"Mana ada pribahasa katak keluar dari tempurung, weeeekkk... !", bantahnya dengan meledekku.

"Giliranku sekarang !", sautku merasa tidak puas.

"Apa ?", tanya dari herlina.

"Perginya terbang tapi waktu balik dia berenang ?", tanyaku pada herlina.

"Kail pancing, hehehe... ", ucap dari herlina dengan puasnya bisa menjawab tebakanku.

"Curangnya nih.. kamu bisa baca pikiranku yaa", ucapku pada herlina.

"Enak aja, tebakanmu aja yang terlalu kolot", saut dari lina.

"Sekarang giliranku... kalau ada pesawat masuk ke goa, keluarnya dimana ?", tanya herlina lagi.

"Tebakan apaan ini, mana mungkin pesawat bisa masuk ke goa, segede apa goanya", ucap menyangkal tebakan dari herlina.

"Hahaha... udah tebak aja kok", saut herlina dengan tawa kegirangan melihatku kebinggungan.

"Secara logika gak mungkin lah pesawat masuk ke goa, kalau masuk aja gak mungkin gimana mau bisa keluar", ucapku lagi dengan nada pasrah karena binggung nebak.

"Lhoo.. ini tuh masuk logika tau !", saut dari herlina.

"Nyerah.. gak tau aku !", ucapku pada herlina menyerah atas tebakannya.

"Kalau ada pesawat masuk ke goa, keluarnya yaa di surat kabar atau berita televisi, hahaha... ", ucapnya penuh kepuasan karena berhasil membuatku tidak bisa menjawab tebakannya.

"Iiihh.. tebakan macam apa itu !", ucapku merasa risih karena jawaban dari herlina.

"Bener tau.. kalau pesawat masuk ke dalam goa kan pasti nabrak tuh, kalau gitu kan sudah pasti beritanya keluar di surat kabar atau media lainnya, weeeekkk... !", ucap dari herlina.

"Ok, sekarang giliranku !", ucapku dengan nada menantang herlina.

"Apa ?", sautnya dengan nada menantang balik.

"Dengerin baik-baik... andai di depan kamu ada tiga sangkar burung yang kosong", ucapku pada herlina.

"Ok, lalu", saut dari herlina.

"Lalu bayangkan kalau kamu punya 3 ekor burung yang berbeda, yaitu 1 ekor burung beo, 1 ekor burung jalak, 1 ekor burung parkit", ucapku lagi pada herlina.

"Dan jika di sangkar A aku taruh 1 ekor burung beo, di sangkar B aku taruh 1 ekor burung jalak dan di sangkar C aku taruh 1 ekor burung parkit", ucapku lagi.

"Pertanyaannya adalah apa yang kamu lihat di setiap sangkar burung itu, sekarang ?", tanyaku pada herlina.

"Ya jelas burung beo, parkit dan jalak di setiap sangkarnya.. gampang banget", jawab dari herlina dengan pedenya.

"Salah !", sautku langsung menyangkal jawaban dari herlina.

"Bagaimana bisa salah sudah jelas jawabannya adal... ", ucap dari herlina terpotong.

"Kosong, tidak ada apa pun di dalam sangkar itu", saut dari seseorang wanita memotong jawaban dari herlina.

Aku pun menoleh ke arah belakangku untuk melihat sosok wanita yang menyela perbincanganku dengan anggun, dan terlihat seorang gadis yang sangat aku kenal yaitu anggun wijayanata. dialah orang yang tadi sempat aku dan herlina bicarakan karena dialah orang yang memegang novel unfaithful yang merupakan sebuah petunjuk dari kasus ini dan kini anggun telah hadir meramaikan suasana di tempat ini.

"Ang.. gun.. !", ucapku terbata terkejut melihat anggun datang menjengukku.

"Aku ingin bicara denganmu !", ucap anggun padaku dengan sangat dingin sekali.

"Duduklah dulu", ucapku pada anggun menyuruhnya untuk duduk.

"Duduk sini sebelahku", saut dari herlina pada anggun.

"Terima kasih", ucap anggun pada herlina setelah duduk disamping herlina.

"Ada angin apa ini sampai-sampai kamu datang kesini, sendirian pula ?", tanyaku pada anggun membuka obrolan.

"Aku sendiri yang ingin datang kesini untuk bertemu denganmu", jawab dari anggun padaku dengan nada sangat serius.

"Lalu mau bicara apa denganku ?", tanyaku pada anggun.

"Empat mata, hanya aku dan kamu !", sautnya dengan menatapku tajam mengisyaratkan untuk menyuruh herlina pergi dari tempat ini.

"Baiklah, aku akan pergi", ucap dari anggun padaku serta anggun.

"Maaf ya lin.. ", ucapku pada lina.

"Gak apa-apa kok", saut dari lina dengan ramah.

Kulihat herlina pun menunjukan reaksinya untuk memberikan kesempatan antara aku dan anggun agar bisa berbicara empat mata saja. dengan sangat sopan herlina berpamitan padaku serta anggun untuk meninggalkan tempat ini sementara waktu, lalu anggun pun mulai membuka obrolan denganku.

"Aku ingin bertanya sesuatu padaku ?", tanya dari anggun padaku dengan tatapan yang sangat tajam.

"Tanya saja, aku bakal jawab kalau bisa aku jawab", ucapku.

"Novel itu punya siapa ?", tanya dari anggun.

"Punyaku", jawabku singkat.

"Berarti kau yang isengin mobil cowokku waktu itu ?", tanya dari anggun.

"Iya", jawabku singkat.

"Lalu wanita itu ?", tanya anggun lagi.

"Wanita bayaran untuk merusak hubunganmu dengan cowokmu", jawabku.

"Kenapa kau lakuin ini ?", tanya dari anggun dengan menatapku serius.

"Adrian yang bernafsu ingin mengerjaimu, aku hanya mencarikan ide untuk menjalankan niatan dari adrian", jawabku.

"Lalu siapa wanita yang di sampingku tadi ?", tanya dari anggun.

"Dia masa depanku", ucapku.

Aku tidak yakin jika anggun kesini hanya ingin membicarakan masalah ini saja, pasti dia ingin membicarakan hal lainnya. kemungkinan besar dia ingin mencari tau siapa diriku sebenarnya, lebih baik jika aku biarkan saja dia mengetahuinya, sudah tidak ada gunanya lagi menutupi hal ini pada anggun. aku lebih tertarik untuk melihat reaksinya setelah mengetahui siapa diriku sebenarnya.

"Siapa dirimu sebenarnya ?", tanya dari anggun kepadaku dengan tatapan yang benar-benar sangat tajam.

"Nathael wirabrata", jawabku.

"Bohong.. aku sudah tau tentang dirimu sebenarnya", ucapan anggun terdengar sangat dingin.

"Jawab dulu pertanyaanku baru aku akan menjawab pertanyaanmu", ucapku pada anggun.

"Baiklah, katakan", ucap dari anggun.

"Apa yang kamu ketahui tentang diriku ?", tanyaku pada anggun.

"Suryadharma, itulah keluarga besarmu.. benarkan ?", jawab dari anggun dengan bertanya balik.

"Bukankah kamu sudah yakin banget saat memaki-makiku di whatsapp waktu itu", ucapku pada anggun.

"Kapan ?", tanya dari anggun.

"Sebelum aku terseret dalam kasus ini", jawabku santai.

"Aku tidak pernah menghubungimu sama sekali semenjak kau memutuskan untuk tidak mau berhubungan denganku lagi", ucap dari anggun.

"Dan kini kau mengirim orang ke rumahku untuk merayuku agar mau membantumu, apa ini tindakan seorang pria atau seorang penjilat, nathael yang aku kenal tidak akan seperti ini", ucap dari anggun.

Ada yang aneh dengan keterangan anggun ini, berarti saat sebelum kejadian itu bukan anggun yang mengintimidasiku, jika bukan lalu siapa dan kenapa bisa dia melakukan hal itu. jika dia bisa memegang handphone dari anggun tentu saja dia adalah orang terdekat dari anggun, ada kemungkinan jika dia adalah mamanya yang merupakan selingkuhan dari yohan.

"Sayang handphone ku disita oleh polisi jadi aku tidak bisa membuktikan omonganku, tapi ya sudahlah jika kau tidak merasa mengirimku pesan whatsapp, lagian juga aku telah menghapus whatsappmu", sautku.

"Lalu tentang aku seorang penjilat atau bukan, itu semua tergantung dari penilaianmu sendiri, aku cuma bisa bilang inilah diriku apa adanya !", ucapku pada anggun.

"Lalu dari mana kamu tau tentang latar belakangku ?", tanyaku pada anggun.

"Bukan urusanmu !", jawab anggun sangat judes.

"Baiklah, aku akan kenalkan siapa diriku sebenarnya.. nathael suryadharma itulah nama asliku", ucapku lagi pada anggun.

"Pembunuhan yang terjadi pada dua keluarga besar apa itu ulahmu ?", tanya dari anggun.

"30% peranku disana, tidak sepenuhnya aku yang bertindak", jawabku pada anggun.

"Aku benar-benar tidak menyangkah jika selama ini aku telah berteman dengan seorang pembunuh yang keji", ucap dari anggun dengan menatapku sangat tajam tanpa rasa takut sedikit pun.

"Itu masa laluku, nathael yang dulu beda dengan nathael yang sekarang", ucapku menyangkal ucapan dari anggun.

"Apa pun sangakalanmu, masa lalu mu itu tidak akan pernah hilang karena hal itu akan menjadi sejarah di kehidupanmu", ucap dari anggun.

"Kemanapun kau pergi atau sembunyi, kau tidak akan pernah lepas dari masa lalumu itu", sambungnya lagi.

"Aku tidak peduli lagi dengan itu semua dan aku ingin menulis ulang cerita kehidupanku untuk lebih baik lagi", ucapku.

"Apa ada yang ingin kamu tanyakan lagi atau sudah puas dengan semua jawabanku", ucapku pada anggun dengan santainya.

"Aku tidak yakin tentang hal ini tapi aku ingin menanyakannya padamu", ucap dari anggun.

"Apa benar kau adalah pembunuhnya ?", tanya dari anggun.

"Aku di jebak oleh seseorang dan aku tidak tau siapa orang itu", jawabku.

"Aku tidak bisa membantumu, andaikan bisa aku juga tidak akan sudi membantumu", ucap dari anggun.

"Apa kau sudah membaca novel itu sampai selesai ?", tanyaku pada anggun.

"Tidak... aku tidak tertarik sedikit pun pada novel itu", jawab dari anggun.

"Menurutmu siapa pun yang memegang novel itu adalah pembunuhnya ?", sambung dari anggun dengan bertanya padaku.

"Kemungkinan besar seperti itu", jawabku.

"Berarti kamu juga belum membacanya ?", tanya anggun.

"Benar.. aku belum sampai selesai membacanya", jawabku.

"Sangat konyol sekali", ucap dari anggun.

"Konyol ?", sautku ingin bertanya.

"Seorang pembunuh membunuh targetnya dengan meniru cara-cara yang ada di sebuah novel, benar-benar ceroboh jika tidak ada persiapan sedetail mungkin. tapi jika melihat kondisi sekarang ini, pembunuhnya sepertinya seorang yang sangat profesional sekali, dia bisa menjebakmu dengan tidak meninggalkan sedikit pun bukti bahkan kamu tidak mengetahui siapa pembunuh itu", tutur dari anggun.

"Menurutku bukan pembunuhnya yang hebat tapi pengarang novel itulah yang sangat hebat", sambungnya.

"Dia adalah hans, hans antoline", sautku.

"Siapa dia ?", tanya anggun.

"Teman baikku, dulu aku pernah bekerja sama dengannya.. kamu benar jika menyebutnya hebat karena sampai sekarang aku masih di buatnya binggung tentang siapa sebenarnya dia, kawan atau lawan", penjelasanku.

"Dari ucapanmu sepertinya kamu tidak bisa menandingi kemampuannya", saut anggun.

"Sangat jauh bahkan tidak pantas aku dibandingkan dengan dirinya", ucapku merendahkan diri.

"Dimana dia sekarang ?", tanya dari anggun.

"Bukan urusanmu, hehehe... ", ucapku meniru ucapan anggun.

Tiba-tiba herlina datang dari arah belakang dan mencoba masuk kedalam obrolanku dengan anggun, dari gelagatnya sepertinya dia ingin memberitahu sesuatu padaku.

"Maaf jam jenguk sudah habis", ucap herlina pada anggun dengan sangat sopan.

"Sudah tau", celetuk anggun dengan jutek pada lina.

"Aku pulang", ucap anggun padaku dengan mencueki herlina.

Anggun pun pergi dengan gaya sombongnya yang khas, sifat buruknya keluar lagi dan sudah menjadi kebiasaan dari anggun jika dia akan menunjukan sifat buruknya ini kalau mereka tersaingi. lalu herlina pun kembali duduk di kursi anggun yang berada tepat di hadapanku.

"Apa mungkin dia merasa tersaingi karena sosok dari lina ?", tanyaku sendiri dalam hati.

"Emang jam jenguknya udah habis ?", tanyaku pada lina.

"Belum seh.. habisnya bete banget nunggu'in kalian berdua", jawab lina.

"Aah dasar", sautku.

"Emang apa seh yang kalian bicarakan kayaknya serius banget gitu ?", tanya dari herlina.

"Dia tanya tentang masa laluku", jawabku santai.

"Terus kamu jawabnya gimana ?", tanya lina lagi.

"Gak gimana-gimana, yaa jawab aja apa adanya", ucapku.

"Emang gak beresiko membuka kedoknya pada orang lain ?", tanya lina lagi.

"Aku ingin tau apa yang bakal dia lakuin kalau sudah tau tentang diriku yang sebenarnya", jawabku.

Lebih baik seperti itu dari pada anggun terus menerus mengejarku hanya untuk mencari tau siapa diriku, mending aku beri tau sekalian dengan begitu aku akan tau apa yang bakal dia lakukan selanjutnya. dan setelah ini mungkin hubunganku dengannya akan berakhir tragis atau bisa sebaliknya karena rencanaku selanjutnya adalah melibatkan salah satu keluarganya, dan bisa di pastikan anggun akan turun tangan juga untuk melawanku.

Kalau seperti ini aku jadi inget teman om teguh si rektor sableng itu, sepertinya mimpinya tentang nathael vs anggun akan segera terwujud. mau tidak mau aku harus melakukan hal ini untuk menerapkan taktikku, dengan begitu aku bisa menganalisa apakah perkiraanku benar atau salah, walau sedikit merepotkan tapi ini akan berakhir dengan baik.

"Ehh.. ngomong-ngomong tebakanmu tadi belum terjawab kan ?", tanya dari herlina membubarkan lamunanku.

"Kan udah di jawab ama anggun dengan benar", sautku.

"Kosong, bagaimana bisa ?", tanya herlina kebinggungan.

"Makanya kosen dan fokus ama pertanyaannya", sautku pada herlina.

"Ahh.. mana bisa kosen kalau ada pengganggu tadi", saut herlina beralasan.

"Hehehe... jelous yaa.. ", ucapku menggoda herlina.

"Gak juga ahh.. ", saut herlina.

"Aduh.. pakai jual mahal segala, gak ada yang beli tar basi lho.. ", sautku menyindir herlina.

"Biarin jual mahal kan udah di inden ama seseorang", ucap herlina.

"Hahaha... ", gelak tawaku dan juga herlina terlepas begitu saja.
 
pertamax kah?

ada bbrp typo y suhu.cerita makin mantap walau tanpa SS.

:beer:
 
Chapter POV
Herlina Pramudya


"Dasar nathan.. nathan.. selalu saja terlibat dalam masalah yang rumit" gumamku lirih.

Dan sekarang aku harus melakukan sesuatu untuk membebaskan nathan dari jeratan hukum yang akan menyeretnya ke jeruji besi. semenjak aku di kabarkan kalau nathan terlibat dalam kasus pembunuhan ini dan dinyatakan sebagai tersangka hatiku merasa sangat tidak terima sekali karena aku tau siapa dia sebenarnya, baik luar mau pun dalam hatinya aku sangat mengenalnya dan yakin sekali jika nathan tidak akan melakukan tindakan sebodoh itu.

Sore ini aku datang ke sebuah alamat yang diberikan oleh nathan untuk bertemu dengan seseorang untuk mencari informasi yang diperlukan. sebuah perusahaan besar dan aku telah mengatur jadwal dengan salah satu CEO perusahaan tersebut yaitu julia rukmana, yang merupakan orang tua dari anggun teman nathan.

Menurut informasi yang aku terima dia adalah selingkuhan dari suami korban si bella aprillia, jadi secara tidak langsung wanita ini pasti mengetahui tentang kematian korban. dan aku ingin mencari tau tentang hubungannya dengan suami korban karena bisa saja dia menjadi saksi kunci atas kematian dari korban.

Dan saat ini aku sedang menunggu kedatangan dari CEO perusahaan ini di ruangannya, sebuah ruangan yang cukup besar untuk ukuran CEO. aku perhatikan setiap sudut ruangan ini nampak sebuah photo julia dengan anaknya anggun nampak mesra di pajang dalam bingkai frame di atas meja kerja nya.

"Maaf membuat anda harus menunggu", ucap dari seorang wanita membuyarkan lamunanku.

"Julia rukmana", sautnya lagi dengan memberikan tangannya mengajak berjabat tangan.

"Herlina pramudya", ucapku mengenalkan diri dengan menjabat tangannya.

"Silahkan duduk kembali", ucap dari julia padaku.

"Terima kasih", sautku.

Seorang wanita yang sangat mempesona dengan balutan pakaian yang membuatnya nampak sangat mewah dan intelek, wanita ini mirip sekali dengan majikanku dulu yaitu tante rahma. auranya begitu terpancar membuat seua orang di dekatnya akan berdecak kagum, walaupun sudah paruh baya namun kecantikannya seakan tidak luntur.

"Waktu saya tidak banyak bisa langsung saja ke pokok permasalahannya", ucap dari julia.

"Baiklah, kedatangan saya hanya untuk memberikan surat pemanggilan kepada anda", ucapku.

"Pemanggilan untuk apa ?", tanya dari julia.

"Sebagai saksi atas kematian dari bella aprillia", jawabku.

"Maaf.. anda salah orang, saya tidak ada hubungannya dengan kasus ini", saut dari julia.

"Tapi keterangan anda sangat di perlukan di saat kasus ini akan di limpahkan ke meja hijau", ucapku.

"Bukankah tersangkanya sudah tertangkap ?", tanya dari julia.

"Bukan tersangka tapi lebih tepatnya terduga tersangka", jawabku.

"Maaf.. saya tidak bisa karena ini semua tidak ada hubungannya dengan saya", ucap dari julia menolak surat pemanggilan itu.

"Ini baru pemanggilan yang pertama, jika sampai pemanggilan ketiga kalinya anda masih menolak maka jangan salahkan kami jika harus memaksa anda untuk datang ke kantor polisi", ucapku sedikit memberikan ancaman.

"Kenapa anda sangat bersih kukuh untuk mendapatkan keterangan atau kesaksian dari saya, padahal saya sudah bilang kalau saya tidak ada hubungannya dengan kasus ini", sangkal dari julia nampak sedikit emosi.

"Karena anda adalah selingkuhan dari yohan yang merupakan suami dari bella aprillia, dan karena anda pula yohan dan bella sekarang harus menjalani sidang perceraian, buktinya sangat nyata yaitu sebuah rekaman video yang didapatkan oleh nathael wirabrata yang saat ini dia di duga sebagai tersangka atas kematian bella", tuturku.

Terlihat wajah sangat tertekan karena sengaja aku pojokan dia dengan menghubungkan dirinya dengan kasus ini, sedikit keterangan darinya bisa menjadi sebuah petunjuk untuk mengungkap semua kepingan puzzle yang ada. jika semua rencana ini berhasil maka ada kemungkinan jika nathan akan bebas dengan sendirinya, yang perlu aku lakukan adalah mengumpulkan semua kesaksian dari orang-orang yang di tunjuk oleh nathan.

"Sepertinya anda tidak memberikan saya sebuah pilihan", ucap dari julia setelah beberapa saat terdiam berpikir.

"Harus seperti itu karena ini menyangkut nyawa seseorang, aku harap anda bisa kooperatif dengan kami dan mohon kerja samanya", tuturku pada julia.

"Hanya datang dan memberikan kesaksian saja kan ?", tanya dari julia.

"Benar, sebuah kesaksian saja", sautku.

"Tapi saya tidak menyaksikan pembunuhan itu dan tidak ada sangkut pautnya dari kasus ini, kesaksian apa yang harus saya berikan ?", tanya lagi dari julia.

"Masih ada terduga lagi yang masih berkeliaran di luar sana yaitu yohan, kami membutuhkan kesaksian anda atas yohan bukan nathael walaupun anda pernah bertemu dengannya dan menawarkan sesuatu untuk membatalkan kesaksian dari nathan atas sidang perceraian yohan dan bella", penjelasanku.

"Aku benar-benar tidak menyangkah jika akan seperti ini, aku sungguh tidak tau apa-apa tentang ini semua", ucapku sedikit melemah dan pasrah.

"Sekali lagi saya mohon kerjasama dari anda", ucapku merayu julia.

"Baiklah, tapi ada syarat yang harus anda penuhi", ucap dari julia.

"Silahkan katakan", sautku.

"Saya tidak ingin media mengekspos saya, dan kalian harus menjamin keselamatan keluarga saya", ucapan julia menjabarkan persyaratannya.

"Itu merupakan bagian dari tugas kami, selalu melindungi saksi", ucapku.

"Saya akan atur schedule untuk bisa datang ke kantor anda, nanti saya akan kabari anda", ucap dari julia.

"Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya, kalau begitu saya pamit dulu", ucapku dengan penuh sopan.

"Iya, silahkan", saut dari julia.

Aku pun pergi meninggalkan ruangan dari julia setelah menyampaikan sebuah pesan untuk memanggilnya ke kantor polisi, banyak sedikitnya julia merupakan orang yang harus di korek keterangan atas kasus ini. aku pun pergi menuju ke area parkir untuk menuju ke tempat selanjutnya, sesuai dengan rencana yang telah di rancang oleh nathael.

Hanya perlu sedikit sentuhan saja untuk bisa menjalankan rencana ini itulah hal yang di katakan oleh nathael, kali ini aku segera menuju ke tempat kontrakan nathael yang lama untuk menemui tetangganya yaitu bu gina. entah apa tujuan dari nathael melibatkannya tapi aku harus menjalankannya karena ini demi kebaikan dari nathan.

Menurut sepengetahuanku bu gina ini adalah orang biasa yang hidup pas-pasan dengan suami nya di rumah kontrakan, menurut nathan dia merupakan orang baik yang bisa untuk di manfaatkan sebagai umpan menjerat terduga tersangka. sampai saat ini baik aku dan nathan masih belum mengetahui siapa tersangka sebenarnya, sedangkan rencana ini hanya untuk membuktikan semua analisa dari nathan tentang tersangka itu.

"Tok.. tok.. tok.. ", suara tanganku mengetuk pintu kontrakan dari bu gina.

Sudah lebih dari tiga kali aku mengetuk pintu ini tapi tidak ada respon apa pun dari orang yang berada di dalamnya, sepertinya memang sedang tidak ada orang di dalam kontrakan ini. dan aku pun memutuskan untuk pergi dan kembali lagi besok, namun saat langkah kaki ini akan melangkah pergi tiba-tiba sosok wanita yang aku cari muncul dari jalanan, bu gina ternyata habis menjemput anaknya pulang dari sekolah.

"Ini ibu gina kan ?", tanyaku pada orang yang akan menuju ke kontrakan bu gina.

"Iya benar, ada perlu apa yang kok mbak polwan datang mencari saya ?", jawab bu gina dengan bertanya balik.

"Ada sedikit sesuatu yang perlu saya bicarakan pada ibu", jawabku dengan nada sopan.

"Kalau begitu kita masuk aja ke dalam mbak, gak enak kalau ngobrolnya di luar", ucap dari bu gina padaku.

Aku pun mengikuti langkah dari bu gina untuk masuk ke dalam kontrakannya, anaknya mungkin berusia antara 4 sampai 5 tahunan karena dia terlihat mengenakan salah satu baju taman kanak-kanak yang ada di dekat sini. saat aku sudah berada di dalam kontrakan bu gina, aku pun duduk di sebuah kursi di ruangan tamu, ruangan yang sangat kecil dan sempit sekali. lalu bu gina datang dengan membawakan sebuah minuman untukku.

"Minum seadanya saja yaa mbak", ucap dari bu gina dengan menyuguhiku segelas air putih.

"Aduh merepotkan saja nih", sautku.

"Gak apa-apa cuma air putih aja kok", ucap dari bu gina sembari duduk.

"Makasih bu", sautku.

"Ngomong-ngomong ada apa nih mbak polwan kok datang kesini mencari saya ?", tanya dari bu gina.

"Panggil saja lina bu", ucapku.

"Ooh.. mbak lina", saut bu gina.

"Iya.. jadi gini bu maksud kedatangan saya ingin meminta tolong kepada bu gina untuk datang ke kantor polisi dan memberikan kesaksian mengenai kasus yang melibatkan tetangga kontrakan bu gina si nathael", penjelasanku.

"Hah.. kesaksian apa nih mbak, saya gak tau menahu lho soal kasus itu", ucap dari bu gina kaget.

"Bukan apa-apa kok bu, ini cuma semacam keterangan saja tentang bagaimana sosok nathael selama ini, yaa.. selama jadi tetangga bu gina sifatnya kayak gimana", tuturku.

"Kalau sifatnya yaa biasa aja seh gak gimana-gimana anaknya, lebih banyak diemnya dari pada bergaul dengan lingkungan sekitar", ucap dari bu gina memberikan keterangan tentang nathan.

"Gini ibu.. nathael sebenarnya bukan pelaku dia hanya di jebak jadi saya mohon kepada ibu gina untuk membantu nathael agar terbebas dari tuduhan yang mengarah kepadanya", bujuk rayuku pada bu gina.

"Bantu gimana yaa mbak ?", tanya dari bu gina lagi.

"Untuk lebih jelasnya nanti di kantor polisi akan saya terangkan, yang penting ibu luangkan waktu untuk datang ke kantor polisi dan memberikan kesaksian", terangku lagi.

"Yaa udah kalau begitu mbak", ucap dari bu gina.

"Terus saya minta tolong jangan sampai ada yang tau ya bu tentang kesaksian bu gina ini", ucap dariku.

"Kenapa mbak ?", tanya bu gina.

"Soalnya pembunuh sebenarnya masih berkeliaran di luar sana, takutnya kalau ada yang tau ibu jadi saksi untuk membela nathael maka ibu bisa dalam keadaan bahaya", tuturku.

"Lhoo.. kalau gitu saya gak mau mbak kalau bahaya gitu !", seru dari bu gina ketakutan.

"Tenang saja bu selama pelakunya belum tertangkap keselamatan ibu bakal jadi tanggung jawab kami, karena tugas kami adalah melindungi para saksi dan kami juga akan menyamarkan tentang ibu agar tidak terekspos oleh media", ucapku.

"Serem juga ya mbak", saut bu gina.

"Gak apa-apa kok bu asal ibu gak bicara ke siapa pun kami jamin keselamatan ibu", rayuku.

"Yaa.. udah kalau gitu nanti saya akan coba untuk ke kantor mbak lina memberikan kesaksian", pungkas dari bu gina.

"Terima kasih atas kerja samanya bu.. kalau begitu saya pamit dulu yaa", ucapku berpamitan.

"Iya mbak sama-sama", ucap dari bu gina.

Aku pun keluar dari kontrakan itu setelah berpamitan dengan bu gina, sesuai dengan amanat dari nathan aku sudah menjalankannya apa yang telah dia sampaikan padaku. dan sekarang aku hanya perlu melaporkan saja apa yang telah aku lakukan, selanjutnya aku tinggal menunggu aksi dari nathan saja. dan saat dalam perjalanan kembali ke kantorku dering teleponku pun berbunyi.

"Kriiiiingg.. kriiiingg.. ", suara dering teleponku berbunyi karena mendapatk panggilan dari nathan.

"Hallo nath", ucapku pada nathan.

"Bagaimana lin.. ?", tanya dari nathan.

"Sudah aku laksanakan semua perintahmu", jawabku.

"Bu gina dan juga tante julia", ucap nathan.

"Iya benar", sautku.

"Baguslah kalau begitu, selanjutnya biar aku yang mengurus bu anna dan juga adrian", ucap dari nathan.

"Berarti aku sudah selesai sampai disini saja ?", tanyaku pada nathan.

"Iya sudah cukup, selanjutnya kita tunggu mereka di kantor polisi saja untuk memberikan keterangan atau kesaksian mengenai diriku", terang dari nathan.

"Kalau begitu aku langsung ke kantor saja", ucapku.

"Tunggu dulu, lin.. aku masih butuhkamu untuk melakukan satu hal lagi", ucap nathan.

"Apa itu ?", tanyaku pada nathan.

"Bisa kamu ambilkan rekaman CCTV di apartement tempat aku tinggal sebelum di tangkap lebih tepatnya yaitu rekaman di area parkir tempat mobil tante bella terparkir, aku butuh rekaman CCTV pada tanggal 1 januari sebelum jam 09:00 dan sehari sebelumnya", pinta dari nathan.

"Baiklah, dan sepertinya rekaman itu sudah di ambil oleh daniel jadi aku akan mencoba untuk memintanya dari daniel", ucapku pada nathan.

"Terima kasih yaa.. hati-hati di jalan", pungkas dari nathan.

"Iya nath.. ", balasku.

Telepon di akhiri setelah semua pesan telah tersampaikan, aku pun langsung mengarah ke arah kantor di mana tempat daniel si pemimpin penyelidikan kasus ini berada, aku ingin meminta rekaman CCTV seperti yang di inginkan ole nathan. semoga saja si daniel bisa bersifat kooperatif dan tidak menghalang-halangiku dalam mengumpulkan bukti untuk membebaskan nathan.

Dan sesampainya di kantor daniel...

"Ada apa mencari herlina ?", tanya dari daniel.

"Aku ingin melihat hasil rekaman CCTV di apartement tempat nathael sebelum di tangkap, CCTV di sekitar area parkir pada tanggal 1 januari sebelum jam 09:00 pagi", jawabku.

"Maaf.. tidak bisa", ucap dari daniel.

"Kenapa ?", tanyaku.

"Karena masih dalam pendalaman bukti", jawab dari daniel.

"Sampai kapan ?", tanyaku lagi.

"Tidak tau !", sautnya sangat cuek.

"Sangat aneh sekali seorang penyidik menyembunyikan hasil rekaman CCTV pada partnernya yang juga sedang menyelidiki kasus ini", ucapku memancing daniel.

"Seperti seorang pesaing saja aku ini di mata anda", imbuhku.

"Jika kita sudah selesai nanti juga akan kita berikan kepadamu", ucap dari daniel.

"Ada sesuatu yang mencurigakan di dalam CCTV itu makanya aku ingin sekali melihat CCTV itu", ucapku pada daniel.

"Jadi tolong izinkan aku untuk melihat hasil rekaman itu", sambungku lagi.

"Aku sudah bilang untuk saat ini tidak bisa", saut dari daniel menegaskan pernyataannya untuk tidak memberikan rekaman CCTV itu.

"Anda takut kalau anda tidak jadi naik pangkat yaa.. !", sindirku pada daniel.

"Hahaha.. rekaman itu tidak ada apa-apa jadi jangan terlalu berharap pada rekaman itu", ucap daniel seperti ingin mengalihkan perhatian.

"Jika tidak ada apa-apa kenapa anda tidak mengizinkanku melihat rekaman CCTV itu ?", tanyaku membalikan pernyataan daniel.

"Belum waktunya.. apa kupingmu tidak berfungsi dengan baik !", ucapnya sangat tidak ramah sekali.

"Baiklah kalau begitu, setidaknya aku sudah memiliki sebuah petunjuk jika anda menyembunyikan sesuatu", ucapku dengan nada mencurigai daniel.

"Jaga mulut, jabatanmu masih terlalu rendah dariku aku bisa memulangkanmu kembali ke jakarta jika aku mau", ucap daniel mengancamku.

"Silahkan saja jika anda bisa !", tantangku.

"Kau sama saja dengan bocah itu, mencoba mengandalkan power dari teguh suryadharma untuk memenangkan kasus ini", ucap daniel.

"Ohh iya... tapi sepertinya tidak ada satu pun dariku maupun nathael yang menggunakan power dari pak teguh untuk membebaskan nathael", sautku menyangkal pernyataan dari daniel.

"Satu hal yang perlu anda ketahui adalah nathael bukanlah pembunuhnya", sambungku.

"Aku sudah menetapkannya sebagai tersangka karena semua bukti memberatkannya, apa pun yang kau lakukan akan percuma saja", ucap daniel.

"Perkataan anda menyiratkan sebuah paksaan, anda terlihat memaksakan kalau nathael adalah pembunuhnya, ada kemungkinan jika saat anda menyatakan nathael sebagai tersangka anda belum mengetahui siapa nathael sebenarnya", ucapku pada daniel dengan santainya.

"Jadi hal tersebut bagai buah simalakama buat anda, membebaskan nathael sebagai tersangka akan memperburuk reputasi anda jadi anda memilih untuk terus menetapkan nathael sebagai tersangka karena dengan begitu anda bisa naik jabatan, meskipun anda tau kalau nathael tidak bersalah", ucapku memprediksi perbuatan dari daniel.

"Mulutmu benar-benar tidak pernah di didik rupanya !", sautnya nampak emosi.

"Atau jangan-jangan anda telah bekerja sama dengan pembunuh sebenarnya', imbuhku memojokan daniel.

"Maaf.. aku tidak punya waktu untuk obrolan tidak berguna ini", ucpa daniel.

Dan setelah dia berkata demikian, dia pun pergi meninggalkanku begitu saja. dari sini aku pun bisa menarik kesimpulan kalau musuhku dan nathael bukan hanya pembunuh itu tapi dari pihak daniel juga adalah musuh yang sengaja ingin menjebloskan nathael ke penjara dengan maksud yang masih tanda tanya.
 
Ada yang tinggal di daerah kulon progo.. ungaran.. muntilan ??

Jaringan internet yang cepet pakai apaan yaa di daerah sana ?? bakal wara-wiri kesono lagi, kalau ane gak online beberapa hari berarti ada di 3 daerah itu dah !

Selama ane ada di jkt kayak saat ini, ane bakal update kok !
 
Ada yang tinggal di daerah kulon progo.. ungaran.. muntilan ??

Jaringan internet yang cepet pakai apaan yaa di daerah sana ?? bakal wara-wiri kesono lagi, kalau ane gak online beberapa hari berarti ada di 3 daerah itu dah !

Selama ane ada di jkt kayak saat ini, ane bakal update kok !

pake telkomsel, dijamin deh.
 
Akhirnya update juga.... thanks cak

Dan sekarang mari beranalisis lagi dg data yg idh ada sejauh ini
 
maksudnya handphoen kita di jadi'in modem gitu.. pernah nyoba lom sejam 50ribu tepar.

nyari warnet dah kayak nyari warteg di siang bolong saat puasa

abis bilangnya cuma nyari yang ngebut :D
sejauh ini yang murah cuma si tere aja, tapi mengingat akam singgah di desa, jadi sinyalnya ga dijamin bakalan cantik..
Mungkin, bisa coba di antara INDOSAT atau XL ..
 
Chapter 26
Dua Minggu Lagi


Senin, 28 Maret
10:00, Ruang Jenguk



"Bagaimana keadaan anda ?", tanya daniel padaku.

"Lumayan jika kau tidak banyak tanya", sautku meremehkannya.

"Itu adalah tugasku, jadi mohon kerja samanya", ucap daniel menyangkal pernyataanku.

"Aku dengar kau akan naik pangkat jika mampu memecahkan kasus ini, lalu bagaimana jika anda gagal dalam memecahkan kasus ini ?", tanyaku pada daniel.

"Hanya Tuhan yang tau gagal atau tidaknya kita dalam menghadapi masalah, yang terpenting adalah tetap berusaha dan yakin kalau kita bisa melakukannya", terang daniel.

"Pernyataan yang sangat umum dan sering aku dengar", celetukku.

"Jangan mentang-mentang anda memiliki orang kuat jadi anda bisa seenaknya sendiri, bagaimana pun juga aku akan menjebloskan anda kedalam penjara sesuai dengan hukum yang berlaku", ucap dari daniel.

"Saat pertama kali aku terjerat dalam kasus ini aku tidak pernah sedikit pun meminta bantuan pada keluargaku, dan jika keluargaku mau membantuku tentu saja itu akan sangat mudah sekali, pastilah semua kasus ini akan lenyap dari media sedari dulu dan aku tidak akan ada disini berhadapan dengan anda !", terang pada daniel dengan nada sangat serius.

"Dan satu lagi, aku tidak pernah sedikit pun merasa takut dalam menghadapi kasus ini, hanya satu yang aku takuti yaitu orang-orangmu yang selalu menyiksaku dulu", sambungku lagi.

"Itu sudah bagian dari prosedur !", saut dari daniel dengan menatapku penuh amarah.

"Prosedur yang menghalalkan segala cara untuk memaksa yang benar menjadi salah dan yang salah menjadi benar", ucapku.

"Jika penegak hukum seperti anda tetap bertahan di kepolisian maka bisa di pastikan tidak akan ada keadilan dalam hukum itu", sambungku lagi.

"Kenapa anda tidak berkaca pada keluarga anda sendiri ?", tanya dari daniel menyindirku.

"Oleh karena itu aku tidak meminta bantuan dari mereka", bantahku.

"Tidak meminta bantuan tapi seorang wanita selalu menemani kemana pun perintah anda bermuara, sangat memalukan bagi seorang pria yang membicarakan sebuah keadilan dan hukum", sindir dari daniel.

"Lebih memalukan jika ada penegak hukum yang bekerja hanya karena ingin mengejar kenaikan pangkat saja, melupakan semua dasar-dasar hukum", sindirku balik.

"Dengan kapasitas seperti anda, aku benar-benar tidak yakin jika anda bisa memecahkan sebuah kasus dengan akurat, atau bisa di bilang setiap kasus yang anda tanggani selalu menggunakan kekerasan untuk memaksa terduga sebagai tersangka", sindirku lagi.

"Hahaha.. boleh juga ucapanmu tapi itu semua sudah akan menjadi percuma karena sebentar lagi kasus ini akan naik ke meja pengadilan atau di P21 kan, semua rencana anda untuk mengulur-ulur waktu akan berakhir sebentar lagi", ucap dari daniel dengan sangat puas.

"Ternyata memang mustahil untuk membuat anda menjadi pintar, sekali bodoh tetap saja bodoh, anda dulu habis duit berapa waktu masuk ke kepolisian ?", tanyaku dengan sangat menghina daniel.

"Jangan mulutmu bocah !", bentak daniel padaku dengan sangat emosi.

"Aku beritahu kepada anda, sampai saat ini rencanaku telah berhasil tanpa sedikit pun mengalami gangguan atau di curigai oleh siapa pun", ucapku dengan menatapnya tajam.

"Aku akan mengubur impianmu untuk bisa naik jabatan !", sambungku lagi dengan nada menantang daniel.

Sudah hampir tiga bulan aku berada disini dan tidak bisa kemana-mana, bahkan untuk mengumpulkan bukti dan menjalankan rencanaku saja aku harus meminta bantuan pada herlina. untung saja ada dia disini jadi aku bisa sedikit bernafas lega karena ada secercah harapan untukku bisa lepas dari belenggu ini.

Namun kali ini aku sepertinya mendapatkan musuh baru yaitu seorang pemimpin yang menyelidiki kasus ini si daniel wiryawan, rupanya dia tidak gentar sedikit pun walau sudah mengetahui siapa diriku sebenarnya, dia sangat bernafsu sekali ingin memenjarakanku, dengan berdasarkan dari bukti-bukti yang dia peroleh dari TKP, dimana bukti-bukti itu sangat memberatkanku.

"Ooh iya.. ada yang lupa kukatakan, wanita yang bernama herlina itu lumayan pintar juga yaa tapi sayang cara kerjanya sangat tidak rapih sampai-sampai aku bisa mencium rencananya", ucapan dari daniel menantangku.

"Jika kau berani menyentuhnya, aku akan memberimu sebuah kejutan", sautku padanya dengan sangat dingin.

"Sayang sekali aku tidak membutuhkan kejutan dari seorang pembunuh, karena sebentar lagi kau akan masuk dalam sel penjara", ucapnya sangat yakin sekali bisa memenjarakanku.

"Terserah dirimu saja mau bicara apa, aku cuma bisa memastikan kalau aku akan mengubur semua impianmu", ucapku padanya penuh ancaman.

"Baru kali ini aku merasakan tekanan yang sangat hebat, seorang tersangka berani mengancam seorang penyidik kasus ini, hahaha... ", saut dari daniel dengan girangnya.

"Aku pergi dulu yaa, nathael suryadharma", ucap dari daniel.

Manusia ini benar-benar membuatku sangat muak saja, sifatnya tidak mencerminkan seorang polisi yang bertindak berdasarkan asas-asas keadilan sama sekali. mungkin otaknya sudah termindset tentang sebuah kenaikan jabatan jika berhasil memecahkan kasus ini, keberanian dia menetapkanku sebagai tersangka adalah sebuah pertaruhan besar dalam karirnya karena jika dia berhasil memenjarakanku maka bukan hanya kenaikan pangkat saja yang dia akan dapatkan tapi namanya akan menjadi terkenal karena berhasil memenjarakan salah satu keluarga besar suryadharma yang telah menjadi rahasia umum jika keluarga ini kebal hukum.

Tapi sangat disayangkan karena daniel arus berhadapan dengan diriku, tidak perduli seberapa bagus track recordnya dalam memecahkan kasus tapi kali ini aku tidak akan membiarkannya menang karena aku bukanlah pembunuh dari bella aprillia. manusia bodoh itu harus di beri sedikit kejutan agar tidak bisa berbuat seenak udelnya pada tersangka lainnya.

Setelah daniel pergi meninggalkanku sendiri tidak lama berselang datanglah seorang wanita yang ingin bertemu denganku, pesan ini di sampaikan oleh salah satu petugas disini. aku yang terlalu berjalan menuju ke sel penjaraku akhrinya memutuskan untuk kembali lagi ke ruang jenguk dimana disana telah menunggu seseorang. saat aku lihat ternyata orang itu adalah anggun wijayanata, dia duduk dengan wajah sangat tidak ramah, perlahan aku pun menyapanya.

"Anggun.. apa kabar ?", sapaku bertanya kabarnya.

"Baik.. ", jawabnya santai dan dia pun berdiri mendekatiku.

"Plaaaaakkkkkk.... ", suara tamparan dari anggun mengarah tepat di pipi kiriku.

Dan betapa malunya diriku karena hampir semua orang yang berada di ruangan jenguk ini melihat ke arahku, walaupun tidak banyak namun cukup mencoreng mukaku dan membuatku malu karena di tampar oleh seorang gadis di tempat umum.

"Kenapa menamparku ?", tanyaku reflek dengan kedua tanganku memegang pipi kiriku.

"Gue gak peduli lu tuh siapa atau apa yang telah lu lakuin di masa lalu, gue peringatin lu jangan pernah mengganggu keluarga gue !", ucap dari anggun sangat emosi padaku.

"Pasti ini tentang mamamu yang dijadikan saksi atas kasus ini ?", tanyaku pada anggun.

"Gue tau jika ini semua adalah ulah lu, lu kan yang menyuruh pacar lu yang seorang polisi itu datang mengantarkan surat pemanggilan agar mama gue jadi saksi atas kasus ini !", tutur anggun sangat marah padaku.

"Apa kamu sudah tau apa yang sebenarnya terjadi dengan mamamu dan juga suami dari korban ?", tanyaku pada anggun dengan mencoba tenang.

"Gue gak mau tau dan tidak peduli tentang itu semua, yang gue mau adalah jangan pernah lu libatkan keluarga gue dalam masalah lu atau gue sendiri yang akan melawan lu", ucap anggun mengancamku.

"Aku butuh mamamu untuk mengetahui siapa tersangka sebenarnya", sautku kekeh pada pendirianku.

"Bajingan lu... dasar pembunuh !", ucap dari anggun penuh amarah.

"Aku bukan pembunuhnya", sautku.

"Dan aku tidak perduli sejauh apa kamu akan bertindak, aku akan melibatkan mamamu dalam kasus ini karena mamamu adalah salah satu dari rencanaku", tuturku pada anggun.

"Gue yang akan jadi lawan lu, gue gak takut jika lu ngancam gue.. !", ucap dari anggun sangat emosi sekali padaku.

Dan tiba-tiba seseorang pun datang di tengah perdebatanku dengan anggun, sosok yang sangat tidak aku harapkan ternyata datang kemari dan dengan tampak polosnya dia pun mencoba mengambil bagian dalam perdebatan atau pertengakaranku dengan anggun.

"Hahaha... berantem terus tuh awal dari cinta lho.. !", saut dari rektor sableng di tengah pertengkaranku dengan anggun.

"Bapak rektor.. ", ucap dari anggun saat melihat pak rektor datang.

"Aduuuhh... sayang sekali adegan tampar-tamparannya terlewati, bisa di replay gak ?", tanya pak rektor pada kita berdua.

Terlihat wajah anggun sangat kebinggungan atas sifat pak rektor yang sangat aneh ini, maklum saja karena anggun masih belum tau tentang siapa sebenarnya rektor ini walaupun sebenarnya anggun sudah mengiranya tapi keanehan sifat dari rektor ini pasti akan membuat orang-orang di sekitarnya yang belum mengenal dirinya akan sangat terkaget-kaget.

"Duduk.. duduk.. gak capek apa berdiri terus", ucap dari rektor menyuruh kita berdua duduk.
Aku dan anggun pun mengikuti perintah dari rektor gila ini, aku duduk berhadapan dengan anggun sedangkan rektor gila ini duduk di sebelahku, lalu obrolan pun di mulai.

"Ada apa ?", tanyaku pada pak rektor.

"Pingin nonton kalian berantem", jawabnya sangat enteng sekali.

"Dimana dia ?", tanyaku pada pak rektor.

"Lagi beli minuman untukmu", jawab pak rektor.

"Kalian berdua sangat akrab sekali ?", tanya anggun padaku dan pak rektor.

"Tentu saja donk karena aku adalah rektornya nathael, hahaha.. ", ucapnya dengan sangat girang sekali.

"Dia adalah teman dari om teguh dan juga hubungannya sangat baik terhadap keluarga besarku", sautku menjawab pertanyaan dari anggun.

"Lhoo... ini sudah buka-bukaan toh, udah gak pakai topeng lagi.. weleh.. weleh.. ", ucapnya sangat konyol.

"Dia juga udah tau entah dari mana dia tau nya", sautku pada pak rektor.

"Yaa.. terus kalian gak jadi beradu taktik donk, gak seru ahh.. ", sambung dari rektor ini sepertinya merasa kurang puas.

"Ini apa-apaan seh... ?", tanya dari anggun sangat kebinggungan menyaksikan obrolanku dengan pak rektor.

Tiba-tiba sosok herlina muncul dari arah belakang anggun dan mencoba menjawab pertanyaan dari anggun, dia pun langsung masuk kedalam obrolan ini. dan herlina terlihat sangat santai-santai saja dengan membawa beberapa air minum untuk kita semua, dia pun duduk di samping anggun yang sedang kebinggungan.

"Si tua bangkah ini sengaja ingin mengadumu dengan nathael karena dulu dia tidak sempat menyaksikan nathael lawan hans, jadi dia ingin buat versi dia sendiri dengan dirimu sebagai musuh dari nathael", saut lina menjawab pertanyaan dari anggun.

"Ini minumlah", ucap dari herlina dengan membagikan air minum pada kita semua.

"Hehehe... kau pilih yang muda atau yang tua ?", tanya dari pak rektor padaku dengan melirik ke arah anggun dan herlina.

"Dasar aki-aki.. !", ucap herlina menyindir si rektor.

"Hahaha.. si nathan tadi di tampar lho ama si anggun, kamu gak marah apa ?", ucap dari pak rektor bertanya pada herlina.

"Biarin aja, lagian dia juga udah mengira kok kalau bakal di tampar ama anggun", saut dari herlina.

"Aku benar-benar binggung dengan arah pembicaraan kalian, apa yang sebenarnya kalian bicarakan ?", tanya anggun pada kita semua.

"Seperti yang aku bilang tadi, aku melibatkan mamamu dalam permasalahan ini sudah aku perhitunganan kemungkinan terjelek yang bakal terjadi termasuk menerima tamparanmu tadi", ucapku pada anggun.

"Kemungkinan besar mamamu adalah saksi kunci dalam kasus ini", imbuh dari herlina.

"Aku sudah pernah bilang padamu kan kalau aku bukanlah pembunuhnya, aku hanyalah orang yang di jebak tanpa mengetahui siapa pelaku sebenarnya", ucapku lagi.

"Jika aku melakukan pembunuhan ini maka mana mungkin aku meninggalkan bukti-bukti yang bisa memberatkanku", sambungku lagi.

"Jadi kami mohon kerja sama darimu agar tidak menghalangi rencana kami untuk mengungkap siapa pelaku sebenarnya", sambung dari herlina pada anggun.

"Sebenarnya dari awal pun aku tidak percaya kalau kamu adalah pembunuhnya tapi aku benar-benar tidak terima saat mamamu di libatkan dalam kasus ini karena mamaku tidak ada hubungannya dalam kasus ini", ucap dari anggun.

"Kamu belum cerita padanya ?", tanya herlina padaku.

"Percuma, dia tidak bakal percaya jadi biarkan saja dia mencari tau sendiri tentang apa yang terjadi dengan mamanya", jawabku pada herlina yang membicarakan mamanya anggun.

"Katakan apa yang sebenarnya terjadi pada mamaku ?", tanya anggun dengan rasa penasaran.

Terlihat anggun begitu sangat penasaran lalu aku pun menceritakan apa yang sebenarnya terjadi dengan mamanya, dimana mamanya menjalin hubungan terlarang dengan suami bella aprillia. dan aku pun menceritakan tentang awal pertemuanku dengan mamanya sampai rekaman dan sidang perceraian itu, semua aku ceritakan tanpa ada yang aku tutup-tutupi kecuali adegan di mana aku mencumbu mamanya di dalam mobil.

"Bohoooong.. !", ucap dari anggun dengan nada tinggi.

"Terserah dirimu mau percaya atau tidak, yang penting aku sudah mengatakan yang sebenarnya", sautku pada anggun.

"Yaa... marahlah.. marahlah.. marahlah.. lalu tantanglah nathael", gumam lirih dari si rektor semacam orang membacakan jampi-jampi.

"Dieeeemmm... !", ucap dari herlina pada si tua bangkah ini dengan tatapan sangat tajam.

"Jangan denger'in si rektor ini, lebih baik pikirkan baik-baik tentang tindakanmu selanjutnya karena apa yang kita bcarakan bukanlah sebuah kebohongan", ucap dari herlina pada anggun.

"Braaakkk.... ", anggun pun memukul meja ini.

Dan dengan tanpa basa-basi dia pun pergi meninggalkan kita bertiga disini begitu saja, nampak sekali kalau dirinya sangat terpukul atas penjelasan dariku tadi mengenai kelakuan dari mamanya yang berselingkuh dengan suami korban. dan di antara kita bertiga tidak ada satu pun yang mencegah anggun pergi, biarkan saja dia pergi karena dia membutuhkan waktu untuk menyendiri sementara waktu ini untuk menentukan langkah apa yang akan dia ambil selanjutnya.

"Hehehe.. marah dia yaa.. ", ucap dari si rektor melihat anggun berjalan pergi.

"Bagaimana dengan tugasmu lin ?", tanyaku pada lina dengan mencueki si rektor gila ini.

"Sudah aku lakukan semua", jawab dari lina.

"Bagus, tinggal menunggu saja sampai mereka memberikan kesaksian", ucapku.

"Ngomong-ngomong rencana kalian berdua apaan seh ?", tanya dari si tua bangkah.

"Penonton gak boleh berisik, diem dan nikmati saja pertunjukannya", ucap dari herlina pada si rektor.

"Dasar kalian anak muda gak ada hormat-hormatnya sama orang tua", ucap dari pak rektor dengan nada sedikit ngambek.

"Hahaha... gila hormat juga toh pak tua ini", sindirku pada si rektor.

"Selanjutnya rencana kedua, jangan sampai tercium oleh dia atau semua bakal sia-sia saja", ucapku pada lina.

"Akan aku usahakan serapih mungkin ", saut herlina.

"Nih filmnya bisa cepetin gak seh.. bisa mati penasaran nih kalau nungguin lama banget kayak gini ?", tanya si rektor di tengah obrolanku dengan herlina.

"Kalau saja seumuran mungkin sudah aku tampar nih aki-aki", ucap herlina padaku dengan matanya melirik ke arah si rektor.

"Kejem juga nih cewek, pantesan aja gak nikah-nikah, hehehe... ", saut si rektor menyindir herlina.

"DIEEEMMMM... ", bentak dari herlina pada si rektor ini.


15:30, Ruang Jenguk


Seorang petugas datang dengan sebuah pentungan dia tenteng kesana kemari untuk menakut-nakuti para narapidana yang ada disini. dia pun berjalan ke arah tempatku di tahan lalu dia memanggilku dengan nada santai tidak seperti sebelumnya saat aku belum berada disini.

"Nathael.. ada orang yang ingin bertemu denganmu", ucap dari penjaga tersebut memanggilku.

"Siapa pak ?", tanyaku pada penjaga tersebut.

"Seorang pria seumuranmu", jawab dari penjaga tersebut.

Dengan perasaan sangat senang aku pun berjalan untuk menemuinya yang sedang menungguku di ruangan untuk menjenguk para narapidana, tamuku kali ini adalah teman baikku yaitu si adrian. aku telah memintanya untuk datang hari ini karena aku perlu dirinya untuk melakukan sesuatu untukku, aku harap dia akan melakukan hal itu untukku.

"Hari ini banyak sekali yang datang menjengukmu, ada apa ini ?", tanya dari penjaga ini.

"Mungkin mereka kangen", jawabku simpel.

"Ohh.. gimana teman-temanmu di dalam sel, ada yang resek gak ?", tanyanya kembali.

"Mereka semua baik", jawabku.

"Baguslah kalau begitu", saut dari penjaga itu.

Setelah berjalan beberapa saat akhirnya aku sampai di ruang tunggu dimana disana aku lihat sosok adrian sudah menungguku. sepertinya biasanya gayanya sangat begajulan gak karuan benar-benar anak tanpa aturan, pantes saja jika anggun enggan untuk menerimanya sebagai pacar. sangat susah untuk mengubah dirinya yang seperti ini, walaupun sifatnya masih labil dan bisa berubah-ubah sewaktu-waktu tapi selama dia mencoba dekat denganku aku akan memanfaatkannya.

"Hey.. apa kabar lu ?", sapaku pada adrian.

"Woi.. udah dateng lu, baik.. baik.. kabar gue, lu sendiri gimana ?", jawab dari adrian dengan bertanya balik.

"Baik juga", jawabku singkat.

"Ada apa nyuruh gue datang kesini ?", tanya dari adrian.

"Gue mau minta tolong ama lu, boleh gak ?", tanyaku balik.

"Yaa elah... kayak ama siapa aja lu, pasti gue tolonglah kan kita sohib bro", jawab dari adrian.

"Gue mau lu mata-matai seseorang, gue yakin lu bisalah kan waktu itu lu pernah mata-matai gue dan gue ga tau tentang hal itu", terangku.

"Ehmm... mata-mata siapa nih ?", tanya adrian dengan sedikit berpikir.

"Suami dari korban si bella aprillia, namanya yohan garnett", jawabku.

Perlahan ku perhatikan wajah adrian nampak berubah ekspresinya, dia nampak berpikir ekstra keras sebelum menjawab apa bisa melakukan hal yang aku suruh itu. dan sesaat kemudian dia pun berubah ekspresi nampak sedikit tenang dan mencoba untuk kembali dengan gaya semulanya.

"Tentu saja bisa, mana sini photo orangnya dan alamat rumahnya, biar gue intai dia sampai ke liang kuburnya, hahaha... ", ucap adrian dengan tertawa.

"Lu cuma intai dia donk dan laporin ke gue tentang apa yang dia lakukan", ucapku.

"Ok bos", saut adrian.

"Jangan sampai dia tau yaa... kalau dia mulai curiga lu hentikan aja pengintaiannya", ucapku lagi.

"Seep.. emang ada apa dengan orang itu ?", tanya dari adrian.

"Gue curiga kalau dia adalah dalang dari pembunuhan ini", jawabku.

"Maksudmu dia itu otak dari pembunuhan dari si bella istrinya", pertegas adrian atas pernyataanku.

"Benar.. dia otaknya dan ada satu lagi pelakunya yang gue gak tau siapa dia", ucapku lagi menambahi keterangan yang aku berikan.

"Maksudmu ada dua orang pelakunya, dan salah satunya adalah si yohan itu ?", tanya lagi adrian dengan sangat serius menatapku.

"Benar.. tapi sayangnya aku tidak bisa melacak siapa orang yang membantunya", ucapku dengan santainya.

"Kenapa lu bisa yakin kalau ada dua orang pelakunya ?", tanya adrian lagi.

"Feeling aja seh, hehehe.. ", jawabku dengan bercanda.

"Aah.. tai lu gue kira gue bakal beberin analisa lu", ucap adrian dengan nada tidak puas.

"Saat ini waktu gue hanya bersisa 2 minggu, jika dalam 2 minggu ini gue gak bisa membela diri maka kasus ini akan naik ke meja pengadilan", terangku pada adrian.

"Jadi tolong gue yaa.. ", ucapku memelas memohon pada adrian.

"Santai aja.. gue pasti bakal bantu lu kok", ucap adrian menyakinkanku.

"Lu emang benar-benar teman baik gue, makasih yaa.. ", ucapku pada adrian.

"Tapi kenapa lu bisa yakin banget kalau si suami korban yang ngelakuin itu ?", tanya dari adrian.

"Ehm.. apa yaa, ya gue curiga aja kalau dia adalah pelakunya soalnya cuma dia doank yang bisa keluar masuk rumah itu dengan bebasnya", jawabku.

"Apa mungkin mereka berdua sedang ada masalah, kan biasanya gitu kalau di film-film", ucap dari adrian.

"Kalau masalah itu gak ngerti deh gue, soalnya si korban gak pernah cerita apa pun ama gue tentang keluarganya", ucapku.

"Tapi menurut lu biasanya masalah apa yaa yang memicu seseorang membunuh istrinya ?", tanyaku pada adrian.

"Mungkin dia mergoki istrinya selingkuh ama lu kali", jawab dari adrian.

"Gak mungkin kalau itu, dan juga kemungkinan besar dia bakal melampiaskan kekesalannya ama gue bukan ama istrinya", sangkalku.

"Mungkin perceraian kali, kan gue denger-denger kalau si korban nuntut si yohan untuk bercerai", ucap dari adrian.

"Ohh gitu.. mungkin juga seh, terus di yohan gak mau di cerai gara-gara ingin menguasai harta korban gitu yee", sautku atas ucapan adrian.

"Benar tuh, biasanya seh seperti itu", ucap dari adrian.

"Lu kebanyakan nonton sinetron kayaknya, hahaha.. ", ucapku sambil tertawa.

"Hahaha.. tapi emang beneran lho, kan gue selalu ngikuti perkembangan tentang kasus lu ini", ucap dari adrian.

Ada yang sedikit aneh dengan ucapan adrian ini tapi yaa sudahlah yang penting dia mau bantu gue semoganya bakal berjalan dengan lancar. tapi sebelum aku harus minta maaf dulu kepadamu adrian karena aku sedikit berbohong tentang keterangan yang aku berikan, dan tentang rencanaku hanya aku dan herlina saja yang tau jadi dirimu hanyalah sebuah umpan.

"Udah cuma itu doank yang bisa gue bantu buat lu ?", tanya dari adrian.

"Ehm.. itu doank seh", jawabku.

"Ehh.. ngomong-ngomong gimana kuliah lu ?", tanyaku pada adrian.

"Bosen gak ada lu", jawab dari adrian.

"Kan ada cewek pujaan lu si anggun", ucapku menyindir adrian.

"Sialan tuh cewek cuma manfaatin gue doank", ucap adrian.

"Manfaatin gimana ?", tanyaku.

"Udahlah.. gue gak mau bahas hal itu, pokoknya sifatnya kayak tai tuh cewek", ucap dari adrian dengan kesalnya.

"Tadi pagi dia kesini lho jenguk gue", ucapku pada adrian memberitahu kalau anggun kesini.

"Serius ?", tanya adrian dengan sangat terkejut.

"Beneran, gak bohong gue, lu lihat aja di daftar pengunjung hari ini", ucapku pada adrian.

"Ngomong apaan aja dia ?", tanyanya sangat ingin tau sekali.

"Gak ngomong apa-apa, dia kesini cuma pingin nampar gue doank", jawabku pada adrian.

"Serius lu ?", tanya adrian nampak sangat serius.

"Beneran gak bohong gue, nih lihat pipi gue masih merah gara-gara di tampar ama dia", ucapku lagi dengan menunjukan pipiku bekas tamparan anggun.

"Lah kenapa dia sampai nampar lu ?", tanya adrian lagi.

"Gak jelas", jawabku singkat.

"Lho piye toh.. mosok asal di kaplok ae gak onok alasane ?", tanya adrian lagi.
(Lho gimana seh.. masa asal di tampar aja gak ada alasannya ?).

"Dia marah gara-gara gue minta tolong untuk jadi saksi buat gue", jawabku.

"Napa gak gue aja ?", tanya dari adrian.

"Tar juga lu bakal di panggil buat di jadi'in saksi", jawabku.

"Emang selama ini yang udah jadi saksi siapa saja ?", tanya dari adrian.

"Kakak korban dan managernya, suami korban dan satpam komplek perumahan tempat tinggal korban", jawabku.

"Terus semua kesaksian mereka beratin lu gitu ?", tanya adrian.

"Sepertinya", jawabku singkat.

"Tenang aja tar kalau gue yang jadi saksi pasti bakal ngeringanin lu deh", ucap dari adrian.

"Thanks you yaa", sautku.

"Ya udah kalau gitu gue balik dulu ya dah sore nih takut yokap gue nyari'in", ucap dari adrian.

"Seep.. ", sautku padanya.

Adrian pun pergi dan aku kembali lagi sebuah tempat dimana aku di belenggu seperti biasanya, tapi ada satu hal yang patut untuk di garis bawahi dari hasil pertemuanku dengan adrian, dan hal itu akan menjadi senjata untukku melumpuhkan dirinya.
 
Chapter 27
Kesaksian


Selasa, 29 Maret
09:00, Ruang Interogasi



Kesaksian Bu Gina
"Selamat pagi bu gina", sapa dari daniel.

"Selamat pagi pak", saut dari bu gina.

"Apa ibu sudah tau kenapa ibu bisa berada di sini ?", tanya dari daniel pada bu gina.

"Untuk memberikan keterangan tentang nathael", jawab dari bu gina dengan santainya.

"Apa yang ibu tau tentang sosok nathael ini ?", tanya dari daniel layaknya sedang interogasi orang.

"Maksudnya sifatnya gitu pak ?", tanya balik dari bu gina dengan polosnya.

"Iya, sifatnya seperti apa nathael ini", jawab dari daniel.

"Biasa aja seh pak lebih banyak diemnya tapi baik dan suka nolong anaknya", jawab dari bu gina.

"Ibu ini tetangga kontrakannya kan ?", tanya daniel.

"Iya pak benar", jawab bu gina.

"Sudah berapa lama nathael menjadi tetangga ibu ?", tanya daniel.

"Sudah 2 tahun lebih pak, semenjak dia baru masuk kuliah", jawab dari bu gina.

"Ok, apa ibu percaya kalau nathael adalah yang membunuh korban dalam kasus ini ?", tanya daniel.

"Gak percaya pak soalnya dia terlalu baik untuk jadi seorang pembunuh", jawab dari bu gina dengan polosnya.

"Ooh gitu.. baiklah, terus kapan terakhir kali ibu ketemu dengan nathael sebelum kejadian pembuuhan ini ?", tanya dari daniel.

"Pagi harinya sebelum malam tahun baru", jawab dari bu gina.

"Ehm.. yakin diwaktu itu bertemu dengan nathael ?", tanya daniel menatap tajam bu gina.

"Iya benar, saya masih inget banget kok soalnya waktu itu kan saya minta tolong ama nathael untuk ngajak anak saya jalan-jalan benar naik mobil temannya", ucap dari bu gina.

"Mobil temannya, maksud ibu mobil BMW.. ", tanya dari daniel terpotong oleh bu gina.

"Iya benar, mobil BMW yang mewah itu lho", saut bu gina memotong ucapan daniel.

"Ohh.. jadi itu adalah terakhir kalinya ibu bertemu dengan nathael", ucap daniel menegaskan jawaban dari bu gina.

"Iya benar.. kalau untuk bertemu memang itu adalah terakhir kalinya saya bertemu dengan nathael", saut bu gina.

"Tunggu sebentar, ucapan ibu tadi bilang kalau untuk bertemu... berarti setelah pertemuan terakhir itu ibu dan nathael masih berhubungan ?", tanya daniel.

"Iya kita masih berhubungan via telepon", ucap dari bu gina.

"Kapan nathael menghubungi ibu via telepon ?", tanya dari daniel.

"Besok paginya di tanggal 1 januari", ucap dari bu gina.

"Sekitar jam berapa itu ?", tanya daniel.

"Pukul 06:00 sampai 06:30 an lah pak.. saya lupa kapan tepatnya, pokoknya masih pagi aja", jawab dari bu gina.

"Terus apa yang ibu dan nathael bicarakan waktu itu ?", tanya dari daniel.

"Nathael bilang kalau dia sedang ada masalah dan dia di ancam oleh seseorang, begitu deh pak", jawab dari bu gina.

"Lalu apa dia menyebutkan dimana dia berada saat itu ?", tanya daniel lagi.

"Dia gak nyebutin dimana tapi kalau saya denger dari suara bisingnya kayaknya dia lagi di jalan", jawab dari bu gina.

"Ehm.... apa ibu jujur dengan keterangan ini ?", tanya daniel dengan tatapan penuh curiga.

"Saya gak punya alasan untuk bohong pak ?", tanya balik dari bu gina.

"Jadi begini bu, saya sudah menyita handphone dari nathael dan sudah menyecek semua panggilan masuk dan keluar, dari situ saya bisa simpulkan kalau keterangan ibu ini tidak benar dan terkesan mengada-ada", terang dari daniel.

"Kalau ibu memberikan keterangan palsu maka ibu akan menerima konsekuensinya", ucap dari daniel mengintimidasi bu gina.

"Buat apa saya bohong pak, saya di suruh kemari untuk memberi kesaksian dan saat saya memberi kesaksian saya di tuduh berbohong, mau bapak itu apa toh sebenarnya ?", ucap dari bu gina sedikit ngedumel.

"Sekarang gini ibu bisa jelaskan atau tidak kenapa di panggilan masuk atau keluar handphone nathael tidak ada nomor bu gina disana ?", tanya dari daniel.

"Sekarang saya tanya balik deh ke bapak, yang bertugas menyelidiki kasus ini tuh saya atau bapak seh.. kok malah bapak tanya ama saya ?", celetuk dari bu gina sedikit membuat kesal daniel.

"Maaf saya memotong pembicaraan ini, saya ingin bertanya kepada bu gina", saut dari herlina untuk bertanya pada bu gina.

"Iya ada apa mbak ?", tanya balik bu gina.

"Waktu nathael menghubungi bu gina, dia menggunakan nomor lain atau menggunakan nomor yang biasa dia pakai ?", tanya dari herlina.

"Nomor lain soalnya nomornya tidak di kenal", jawab bu gina.

"Tapi ibu menyimpan nomor nathael yang biasa dia gunakan ?", tanya dari herlina.

"Iya mbak.. saya menyimpan nomor yang masih dia gunakan", jawab dari bu gina.

"Terima kasih bu.. dan silahkan di lanjutkan lagi pak daniel", ucap dari herlina mempersilahkan daniel meneruskan interogasinya.

"Bisa di ceritakan lebih detail tentang pembicaraan waktu itu dengan nathael ?", tanya dari daniel pada bu gina.

"Waktu itu dia nelponnya gak lama, dia cuma minta tolong ke saya untuk ngabari dia kalau ada orang nyari dirinya di kontrakan.. lalu dia juga bilang kalau dia sedang ada masalah dan sedang di ancam oleh seseorang", tutur dari bu gina.

"Nathael gak bilang siapa orang itu ?", tanya dari daniel.

"Gak ada dia sebutin siapa orang itu", ucap dari bu gina.

"Dan setelah itu semua ibu tidak pernah lagi bertemu atau berhubungan dengan nathael lagi ?", tanya dari daniel.

"Iya.. sampai sekarang saya tidak berhubungan dan bertemu dengan nathael lagi", jawab dari bu gina.

"Ibu masih ingat dengan nomor telepon yang di gunakan oleh nathael untuk menghubungi ibu waktu itu ?", tanya dari daniel.

"Mana inget pak.. udah lama banget lagian juga udah saya hapus nomornya", jawab dari bu gina.

"Bisa saya gunakan handphone ibu untuk di gunakan sebagai bukti sementara ?", pinta dari daniel.

"Lhoo... tar gak balik, bilang aja mau nyita jangan pakai alasan untuk bukti.. ", saut bu gina membalikan pernyataan daniel.

"Gini ibu.. handphoen ibu di pinjem bentar untuk di cek aja kok untuk mengetahui nomor yang di gunain oleh nathael, mungkin bisa juga untuk di lacak", saut dari herlina menerangkan dengan sopan.

"Lama gak mbak ?", tanya bu gina.

"Sebentar aja kok bu.. kalau misalnya gak ada nanti ibu bisa bawa pulang lagi handphonenya, mungkin nanti kita akan lacak menggunakan nomor yang ibu gunakan", tutur dari herlina.

"Tapi percuma juga mbak di lacak.. wong saya juga udah lupa nomornya berapa", saut dari bu gina.

"Baiklah bu untuk sementara ini kesaksian ibu sampai disini dulu, jika di perlukan lagi makan nanti ibu akan kami panggil kembali", ucap dari daniel menengahi pembicaraan antara bu gina dan herlina.

"Terima kasih bu ya", sambungnya.

"Kenapa gak sekalian seh pak.. kenapa harus pakai di panggil lagi, saya ini repot lho ngurusin suami, antar anak pulang pergi sekolah dan masak untuk mereka berdua.. saya gak janji deh kalau bisa di datang lagi", ucap dari bu gina dengan tampang sedikit kesel.

"Saya minta maaf bu tapi mohon kerja samanya", ucap dari daniel merayu bu gina.

"Bapak enak emang kerjanya kayak gini, coba bapak jadi saya yang harus ngurusi suami, anak, masak dan bersih-bersih rumah.. di kira gak capek apa, iya kalau kesini di kasih duit seh gak apa-apa.. udah buang-buang waktu di tanya-tanya gak jelas, gak ada duitnya lagi", ucap bu gina kesel.

"Maaf bu yaa... sekali lagi terima kasih telah meluangkan waktunya", saut dari herlina menenangkan bu gina dengan wajah yang tersenyum melihat daniel di omelin oleh bu gina.

"Yaa udah kalau gitu saya pulang dulu", ucap dari bu gina.

Bu gina pun berlalu pergi meninggalkan ruang interogasi itu, dengan wajah yang sedikit kesal karena rentetan pertanyaan yang di lontarkan oleh daniel. setidaknya satu dari beberapa saksi telah berhasil di interogasi dengan sukses tanpa ada kesalahan, semoga saja ini terus berlanjut sampai ke tahap akhir interogasi.




Kesaksian Bu Anna
"Tok.. tok.. tok.. ", suara seseorang mengetuk pintu ruang interogasi.

Terlihat herlina dengan sigap langsung menuju ke arah pintu masuk dan membukakan pintu tersebut, dari situ nampak sosok bu anna di balik pintu. dengan arahan dari herlina bu anna pun masuk perlahan ke dalam ruang interogasi dan duduk tepat di hadapan daniel, sementara herlina berada disisi lainnya dari daniel dan bu anna.

"Ibu anna lestiana", ucap dari daniel.

"Iya pak", saut bu anna.

"Kalau saya lihat dari latar belakang ibu anna ini, ibu bekerja di perusahaan milik dari mamanya nathael yaa ?", tanya dari daniel.

"Benar", jawab dari bu anna.

"Apa yang ibu ketahui tentang nathael ?", tanya dari daniel.

"Dia anak dari bos besar saya", jawab dari bu anna.

"Hanya itu saja ?", tanya lagi daniel.

"Hanya itu saja", jawab dari bu anna dengan sangat tenang mengikuti perkataan daniel.

"Anda dekat dengan mamanya nathael ?", tanya dari daniel.

"Tidak juga", jawab dari bu anna.

"Hanya hubungan bos dengan karyawan atau lebih dari itu ?", tanya daniel lebih detail.

"Kurang lebih seperti itu", jawab dari bu anna.

"Seperti apa ?", tanya daniel nampak kesal.

"Seperti yang anda bilang", jawab bu anna membuat daniel semakin binggung.

"Tolong lebih jelas lagi kalau menjawab", ucap dari daniel.

"Baik", saut bu anna.

"Jadi hubungan anda dengan mama nathael hanya sebatas bos dengan karyawan atau lebih dari itu ?", tanya daniel mengulang pertanyaannya tadi.

"Bos dengan karyawan", jawab bu anna sangat santai dan tenang.

"Lalu apa anda mengetahui tentang masa lalu dari nathael ?", tanya dari daniel.

"Tidak", jawab dari bu anna.

"Baiklah, kalau begitu seberapa dekat anda dengan nathael ?", tanya daniel lagi.

"Lumayan", jawab bu anna sangat singkat dan menggantung.

"Anda sering bertemu dan berbicara dengan nathael ?", tanya dari daniel.

"Tidak juga", jawab dari bu anna.

"Kapan terakhir kali anda bertemu dan berbicara dengan nathael ?", tanya dari daniel.

"Barusan", jawab dari bu anna.

"Barusan ?", tanya dari daniel.

"Iya", jawab bu anna.

Melihat bagaimana bu anna menjawab pertanyaan-pertanyaan dari daniel membuat sangat ingin tertawa saja, hal ini akan membuat daniel terpancing emosinya. sangat seru dan sejauh ini rencanaku berjalan dengan lancar, kita lihat saja nanti bagaimana kelanjutannya.

"Tolong jawablah dengan jelas dan detail agar saya tidak mengulangi pertanyaan saya", ucap daniel nampak terpancing emosinya karena jawab dari bu anna yang sangat simpel dan menggantung.

"Baik", saut bu anna.

"Anda bilang barusan anda bertemu dan berbicara dengan nathael, apa yang kalian berdua bicarakan ?", tanya dari daniel.

"Bertukar sapa dan bertanya kabar", jawab dari bu anna.

"Lalu menurut anda bagaimana keadaan nathael sekarang ini ?", tanya dari daniel.

"Biasa saja", jawab dari bu anna.

"Benar-benar tidak menguras emosi berbicara dengan anda", gumam dari daniel.

"Ok kita lanjutkan.. sebelum dan sesudah peristiwa pembunuhan yang melibatkan nathael apa ada nathael menghubungi anda atau anda bertemu dengan nathael ?", tanya daniel.

"Sebelum kejadian kita sempat bertemu", jawab bu anna.

"Kapan itu dan dimana tempatnya ?", tanya daniel.

"Sebuah rumah makan rawon setan di daerah embong malang, sekitar pukul 02:00 dini hari tepat setelah perayaan tahun baru", jawab bu anna.

"Ceritakan lebih detail tentang pertemuan itu ?", dari daniel sangat antusias menyimak pernyataan dari bu anna.

"Kita bertemu di rumah makan itu dini hari, saya datang lebih dulu dan tidak lama kemudian nathael datang dengan di temani oleh seorang wanita paruh baya yang mirip dengan korban", tutur dari bu anna.

"Lalu ?", tanya dari daniel menyuruh bu anna untuk melanjutkan keterangannya.

"Kemudian kita saling tegur sapa dan duduk semeja untuk mengobrol", jawab dari bu anna.

"Apa yang kalian obrolkan ?", tanya dari daniel.

"Bertanya kabar dan bertukar cerita tentang siapa korban dan siapa saya, sedang apa, darimana, hanya sebatas itu saja seh", jawab bu anna.

"Lalu menurut nathael siapa si korban ?", tanya dari daniel.

"Majikannya, nathael bilang kalau dia menjadi supir pribadi dari korban", jawab dari bu anna.

"Apa anda tidak melihat gelagat yang mencurigakan dari mereka berdua, seperti mereka sedang bertengkar atau hal yang lainnya ?", tanya dari daniel.

"Biasa saja", jawab dari bu anna.

"Jam berapa kalian berpisah ?", tanya daniel.

"Sekitar 03:30", jawab bu anna.

"Cukup lama juga yaa sekitar satu jam kalian bertemu di tempat itu", gumam dari daniel.

"Lalu siapa yang meninggalkan tempat makan itu lebih dulu ?", tanya daniel lagi.

"Saya pulang duluan", jawab bu anna.

"Anda meninggalkan mereka berdua di rumah makan itu, kira-kira mereka ada gelagat ingin pulang atau masih lama disana ?", tanya dari daniel.

"kurang tau", jawab bu anna lagi-lagi membuat daniel terlihat begitu kesal.

"Kalau sesudah peristiwa itu apa pernah nathael bertemu atau menghubungi anda ?", tanya daniel menahan kesal.

"Sempat bertemu", jawab bu anna singkat.

"Kapan dan dimana ?", tanya daniel.

"Di dalam penjara, kurang lebih 2 bulan yang lalu", jawab dari bu anna.

"Ehmm.. maksud saya sebelum nathael tertangkap", ucap dari daniel merasa sangat kesal atas sikap dari bu anna.

"Tidak pernah", jawab bu anna.

"Lalu pertemuan anda waktu di penjara itu ngapain ?", tanya daniel.

"Jenguk dan ngasih bingkisan untuk nathael", jawab dari bu anna.

"Bingkisan apa ?", tanya dari daniel.

"Tidak tau", jawab bu anna.

"Kenapa tidak tau kan anda yang bawa bingkisan itu", sangkal dari daniel atas jawaban bu anna.

"Itu titipan", jawab dari bu anna.

"Tolong jawab selengkap mungkin, titipan dari siapa itu ?", ucap daniel dengan nada tinggi.

"Mamanya nathael", jawab dari bu anna sangat santai tidak terpengaruh oleh intimidasi daniel.

"Apa tidak di periksa oleh penjaga sebelum titipan itu di berikan pada nathael ?", tanya dari daniel.

"Sudah di periksa dan titipan itu hanyalah sebuah handphone", saut dari herlina menjawab pertanyaan dari daniel.

"Sita handphone itu, jangan biarkan tersangka membawa handphone !", seru dari daniel.

"Bicara saja pada atasan langsung.. itu pun kalau anda punya nyali", saut herlina meremehkan daniel.

"Susah sekali melawan hukum yang buta", gumam dari daniel.

"Kita lanjutkan pertanyaannya.. anda ini merupakan mama dari adrian yang merupakan teman baik dari nathael, betul ?", tanya dari daniel pada bu anna.

"Betul", jawab bu anna.

"Bagaimana persahabatan mereka berdua ?", tanya dari daniel.

"Baik-baik aja", jawab dari bu anna.

"Menurut anda bagaimana sifat nathael dalam bergaul ?", tanya dari daniel.

"Biasa aja", jawab simpel dari bu anna.

"Yaa sudahlah.. untuk saat ini sudah dulu tanya jawabnya, tapi nanti jika di perlukan anda harus bisa memberikan keterangan lagi", ucap dari daniel dengan kesalnya.

"Baik", saut bu anna.

"Terima kasih bu yaa atas waktunya, lain kali mungkin kita membutuhkan anda lagi", ucap herlina dengan sangat sopan pada bu anna.

Kulihat interogasi kedua pun berjalan sesuai dengan rencanaku, betapa senangnya aku saat melihat semua rencanaku berjalan dengan sangat lancar. dan hari ini tinggal satu lagi interogasi untuk mengorek kesaksian dari tante julia, aku harap kali ini sesuai dengan harapanku dan tidak melenceng dari rencana awalku.




Kesaksian Julia Rukmana
Terlihat herlina keluar untuk memanggil tante julia sebagai saksi selanjutnya yang akan memberikan keterangan atau kesaksian atas kasus yang melibatkanku ini. tidak lama berselang tante julia beserta herlina memasuki ruang interogasi dimana di dalam sudah menunggu daniel, daniel sudah siap dengan rentetan pertanyaannya walaupun sebelum sempat di buat binggung dan kesal oleh keterangan dari bu gina dan juga bu anna.

"Silahkan duduk nyonya julia", ucap dari daniel pada tante julia.

"Terima kasih", ucap dari tante julia sembari duduk di depan daniel.

"Saya harap keterangan yang anda berikan lebih jelas dan detail serta jujur pastinya", ucap dari daniel.

"Tentu saja pak", saut dari tante julia.

"Baguslah kalau begitu, sekarang langsung kita mulai saja", ucap dari daniel.

"Silahkan", saut tante julia

"Bisa diceritakan kapan pertama kali anda bertemu dengan nathael dan ada hubungan apa anda dengan nathael ?", tanya dari daniel.

"Kapan pertama kali bertemu saya kurang ingat kapan, yang pasti itu sudah lama sekali dan saya tidak ada hubungan apa pun dengan nathael", jawab dari tante julia.

"Dimana anda pertama kali bertemu dengan nathael ?", tanya daniel.

"Di sebuah caffe di mall tunjungan plaza tempat dia bekerja dulu", jawab dari tante julia.

"Maaf memotong pembicaraan kalian berdua", saut dari herlina di tengah pembicaraan daniel dengan tante julia.

"Ini adalah data-data dari tempat kerja nathael sebelum dia keluar, termasuk caffe yang di maksud oleh nyonya julia", ucap dari herlina dengan memberikan sebuah berkas pada daniel.

"Ohh.. terima kasih, tapi saya sudah punya yang lebih detail dari ini jadi saya tidak perlu ini, maaf", ucap dari daniel pada herlina menolak menerima berkas yang di berikan oleh herlina.

"No problem", saut herlina menarik kembali berkasnya.

"Ok, kita lanjutkan kembali tanya jawabnya", ucap dari daniel pada tante julia.

"Silahkan", ucap tante julia dengan elegantnya.

"Bisa ceritakan kembali bagaimana saat anda bertemu dengan nathael ?", tanya dari daniel.

"Dia seorang barista dan saat itu saya sebagai pengunjung yang sedang melepas penat di caffe tempat nathael bekerja, berawal dari sana pertemuan kita", jawab dari tante julia.

"Sudah lama tentu saja pasti ada sebuah kesan yang tertinggal disana sampai-sampai anda teringat dengan sosok nathael", ucap dari daniel.

"Benar, kesan itu adalah dia aku marahin saat aku memesan minuman tapi dia tidak merespon dan malah menutup caffe tersebut", saut dari tante julia.

"Lalu ?", tanya daniel menyuruh tante julia meneruskan ceritanya.

"Aku kenal dengan owner caffe tersebut dan meneleponnya untuk menegur nathael lalu aku menyuruhnya untuk membuatkan coffee sesuai dengan pesananku", terus cerita dari tante julia.

"Bagaimana reaksi nathael saat itu ?", tanya dari daniel.

"Tidak melawan dan menuruti semua perintah tanpa mengeluh sedikit pun", jawab dari tante julia.

"Kenapa anda harus memarahi dia dan dia tidak merespon pesanan anda ?", tanya dari daniel.

"Karena waktu itu memang sudah waktunya tutup caffe itu, aku memarahinya karena dia terus menolak orderanku sampai akhirnya dia menurut saat aku telepon owner caffe tersebut", jawab dari tante julia.

"Anda punya hubungan apa dengan owner caffe tersebut ?", tanya dari daniel.

"Teman baik", jawab dari tante julia.

"Lalu bagaimana dengan pertemuan selanjutnya dengan nathael ?", tanya daniel.

"Di tempat yang sama, aku sering mengunjungi caffe itu karena disana aku bisa mendapatkan minuman gratis jadi cukup sering melihat nathael di caffe itu", jawab dari tante julia.

"Lalu kapan terakhir kali anda bertemu atau berhubungan dengan nathael ?", tanya daniel.

"Aku tidak ingat kapan terakhir kali bertemu dengannya tapi yang aku ingat aku bertemu dengannya terakhir kali saat dia sedang nonton bioskop", jawab dari tante julia.

"Bisa cerita tentang pertemuan itu ?", tanya dari daniel.

"Dia sedang nonton dengan putriku, lalu aku mencoba untuk memanggilnya dan berbicara berdua saja dengannya, hanya untuk menegurnya agar tidak macam-macam dengan putriku", jawab dari tante julia dengan sangat tenang dan santai.

"Apa anda khwatir tentang hubungan putri anda dengan nathael ?", tanya dari daniel.

"Tentu saja karena aku lebih tau tentang nathael dari pada putriku", jawab dari tante julia.

"Seberapa banyak yang anda ketahui tentang nathael ?", tanya daniel lagi.

"Dia hanya anak dari kalangan bawah, kontrakan kecil dan bekerja sebagai barista, masa depan yang kurang bagus untuk putriku, jadi aku tidak senang jika putriku menjalin hubungan dengan nathael", jawab tante julia.

"Menurut anda nathael adalah kekasih dari anggun ?", tanya dari daniel.

"Benar, mereka berdua menjalin hubungan secara diam-diam di belakangku", jawab dari tante julia.

Sedikit melenceng tapi ya sudahlah tidak apa-apa, namun terlihat jelas wajah herlina memerah tanda dia tidak nyaman dengan keterangan yang di berikan oleh tante julia ini. rasa tidak nyamannya itu timbul karena mendengar ucapan tante julia yang menyebutkan aku menjalin hubungan dengan anggun anaknya.

"Sepengetahuan anda bagaimana sifat nathael ini ?", tanya dari daniel.

"Pendiam, mungkin lebih ke introvert tapi dia sangat cerdas", jawab dari tante julia.

"Menurut anda apa anda yakin kalau nathael yang melakukan pembunuhan itu ?", tanya daniel.

"Bisa jadi", jawab tante julia.

"Alasan anda ?", tanya daniel lagi.

"Dia hanya cowok dengan ekonomi yang dibawah rata-rata jadi ada kemungkinan dia akan melakukan hal tersebut karena himpitan ekonomi atau sedang dalam sebuah masalah yang tidak bisa dia selesaikan", jawab dari tante julia.

"Ehm.. seperti itu yaa", gumam dari daniel.

"Lalu ada hubungan apa anda dengan yohan garnett suami dari korban ?", tanya daniel.

"Teman waktu kuliah dulu", jawab dari tante julia.

"Hanya teman atau lebih dari itu ?", tanya daniel.

"Iya hanya teman saja", jawab tante julia.

"Lalu apa hubungan anda dengan sidang perceraian yohan dengan korban ?", tanya daniel.

"Korban cemburu atas kedekatanku dengan suami", jawab dari tante julia.

"Seberapa dekat ?", tanya daniel.

"Teman baik", jawab tante julia.

"Sebegitu cemburunya kah sampai-sampai si korban harus menceraikan suaminya ?", tanya dari daniel menegaskan pernyataan tante julia.

"Dia memang seperti itu sedari dulu jadi hal itu sudah wajar, karena dulu yohan adalah mantan kekasihku", jawab dari tante julia.

"Maksud anda si korban memiliki sifat yang pecemburu yang berlebihan ?", tanya daniel.

"Benar, dan sangat oveprotektif", jawab singkat dari tante julia.

"Anda sangat mengenal korban ?", tanya dari daniel.

"Tidak juga", jawab tante julia.

"Lalu kenapa anda begitu yakin dengan pernyataan anda tadi ?', tanya daniel.

"Dari keterangan yang sering di ceritakan oleh yohan kepadaku", jawab dari tante julia.

"Ohh seperti itu.. lalu bagaimana perasaan anda saat tau kalau nathael memihak pada korban dan sidang perceraian itu bisa di pastikan akan dimenangkan oleh korban ?", tanya dari daniel lebih intens lagi.

"Biasa saja dan bukan urusan saya", jawab dari tante julia.

"Tapi perceraian ini terjadi karena anda ?", ucap dari daniel menyangkal jawaban dari tante julia.

"Tidak juga, sebenarnya korban sudah lama ingin menceraikan suaminya tapi tidak memiliki alasan dan bukti yang bisa di gunakan untuk menggugat suaminya", jawab dari tante julia.

"Lalu menurut anda saat ini korban sudah memiliki bukti yang kuat, kalau boleh tau apa itu buktinya ?", tanya dari daniel memancing tante julia untuk menjelaskan tentang semua alasan di balik perceraian itu.

"Seharusnya anda sudah tau dari yohan dan juga nathael tapi tidak masalah jika saya harus memberikan keterangan lagi. alasan dari perceraian itu karena nathael memiliki sebuah bukti yaitu rekaman saat aku sedang bercumbu dengan yohan suami korban", jawab dari tante julia.

"Menurut anda apa ada kemungkinan jika yohan yang melakukan pembunuhan ini ?", tanya dari daniel.

"Jika alasannya karena tidak ingin bercerai kurang rasa kurang kuat, tapi hal ini tidak menutup kemungkinan kalau yohan adalah tersangkanya walaupun sangat kecil", jawab dari tante julia dengan sangat piawai mengolah kata-kata.

"Antara nathael dan yohan, siapa yang memiliki kemungkinan terbesar untuk membunuh korban ?", tanya daniel.

"Nathael", jawab singkat dari tante julia.

"Ok, lalu apa anda sudah bertemu atau berhubungan lagi dengan nathael setelah dia di tetapkan sebagai tersangka ?", tanya dari daniel.

"Sekali dan tepat pada pukul 06:30 pagi tanggal 1 januari, aku meneleponnya", jawab dari tante julia.

"Bisa ceritakan lebih detail saat anda berbicara dengan nathael itu ?", tanya daniel dengan sangat serius sekali.

"Aku menelepon karena ingin membujuk nathael agar tidak berpihak pada korban, tentu saja aku melakukan hal ini karena merasa bersalah terhadap yohan dan korban, karena diriku mereka harus berpisah. oleh karena aku membujuk nathael agar tidak memihak pada korban agar perceraian itu tidak terjadi", jawab dari tante julia.

"Keterangan anda ingin sangat aneh sekali, tadi anda bilang anda tidak peduli dengan perceraian itu dan tidak ada urusan apa pun tapi kali ini anda memberikan keterangan yang terkesan kalau anda ingin ikut campur dalam perceraian itu", ucap dari daniel menganalisa keterangan dari tante julia.

"Hal yang wajar yang di bisa di alami oleh semua manusia, disaat kita sedang dalam keadaan under pressure dan di suruh menentukan pilihan, satu sisi pasti kita ingin melakukan apa yang kita ingin tapi satu sisi lainnya ingin melakukan hal yang yang baik dan bertentangan dengan keinginan kita", ucap dari tante bella.

"Coba saja jika anda dalam posisi seperti saya, anda pasti akan merasa bersalah dan merasa tidak peduli dengan itu semua, tinggal bagaimana anda memilih dan saat saya sudah menentukan pilihan ternyata sebuah jawaban tak terduga terjadi yaitu kematian korban", sambung dari tante julia.

"Jadi seperti itu yang terjadi pada anda", ucap dari daniel.

"Lalu bagaimana jawaban dari nathael ?", tanya daniel.

"Dia masih kekeh atas pendiriannya untuk terus berpihak pada korban", jawab dari tante julia.

"Ehm.. kira-kira pada pukul 06:30 pagi, ada dimana nathaelsaat itu ?", tanya daniel dengan menatap tajam tante julia.

"Rumah korban", jawab dari tante julia.

"Apa anda bisa merasakan ada hal yang aneh dengan perkataan dari nathael, atau mungkin saat itu dia sedang panik atau apa ?", tanya dari daniel.

"Biasa saja, sangat tenang dan santai seperti biasanya", jawab dari tante julia.

"Pada saat anda menelepon nathael saat itu, apa anda mendengar suara-suara aneh atau apa anda mendengar suara korban ?", tanya dari daniel.

"Suara-suara aneh seperti apa saya tidak mengerti maksud anda tapi kalau suara dari korban saya dengar karena saya sempat berbicara dengannya waktu itu", jawab tante julia.

"Apa anda yakin berbicara dengan korban pada pukul 06:30 ?", tanya dari daniel sangat serius.

"Tentu saja, karena saya sangat mengenal suaranya dan kita berbicara lumayan lama sebelum saya mematikan telepon itu", jawab dari tante julia.

"Apa yang kalian bicarakan ?", tanya dari daniel.

"Korban seperti menyaut telepon nathael dan langsung memaki-makiku tanpa ada basa basi terlebih dahulu, karena merasa semua penjelasan saya tidak korban respon akhirnya saya pun mematikan panggilan tersebut", jawab dari tante julia.

Bagus sekali tante julia, kali ini semua berjalan sesuai dengan rencanaku dan tentang kesaksian saksi lainnya aku tidak akan terlalul perduli karena point-point terpenting telah mereka jalankan dengan sangat baik. kali ini aku tinggal menunggu dirinya untuk masuk ke dalam perangkapku dan setelah itu aku akan menggunakan herlina untuk mengeksekusinya.

Aku pun mematikan rekaman yang di berikan oleh herlina padaku, dan ku berikan rekaman itu pada herlina kembali. sebuah rencana yang briliant dan berjalan mulus, tanpa herlina mungkin rencana ini akan gagal total karena tidak ada orang yang bisa aku percayai selain herlina.
 
jarang2 bisa dapet keduaxxx ...

aman suhu juvon, ttp kyk gini update cerita nya 29hari kdpan ... biar ibadah Ramadhan nya lancar ...
 
Bimabet
Ngaku teman baik tapi sampai exe :pandaketawa:
Ditambah rekaman, mana ada teman baik mau sampai exe, itu teman tapi mesum namanya :pandaketawa:

Ty updatenya agan juvon... :ampun:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd