Chapter 27
Kesaksian
Selasa, 29 Maret
09:00, Ruang Interogasi
Kesaksian Bu Gina
"Selamat pagi bu gina", sapa dari daniel.
"Selamat pagi pak", saut dari bu gina.
"Apa ibu sudah tau kenapa ibu bisa berada di sini ?", tanya dari daniel pada bu gina.
"Untuk memberikan keterangan tentang nathael", jawab dari bu gina dengan santainya.
"Apa yang ibu tau tentang sosok nathael ini ?", tanya dari daniel layaknya sedang interogasi orang.
"Maksudnya sifatnya gitu pak ?", tanya balik dari bu gina dengan polosnya.
"Iya, sifatnya seperti apa nathael ini", jawab dari daniel.
"Biasa aja seh pak lebih banyak diemnya tapi baik dan suka nolong anaknya", jawab dari bu gina.
"Ibu ini tetangga kontrakannya kan ?", tanya daniel.
"Iya pak benar", jawab bu gina.
"Sudah berapa lama nathael menjadi tetangga ibu ?", tanya daniel.
"Sudah 2 tahun lebih pak, semenjak dia baru masuk kuliah", jawab dari bu gina.
"Ok, apa ibu percaya kalau nathael adalah yang membunuh korban dalam kasus ini ?", tanya daniel.
"Gak percaya pak soalnya dia terlalu baik untuk jadi seorang pembunuh", jawab dari bu gina dengan polosnya.
"Ooh gitu.. baiklah, terus kapan terakhir kali ibu ketemu dengan nathael sebelum kejadian pembuuhan ini ?", tanya dari daniel.
"Pagi harinya sebelum malam tahun baru", jawab dari bu gina.
"Ehm.. yakin diwaktu itu bertemu dengan nathael ?", tanya daniel menatap tajam bu gina.
"Iya benar, saya masih inget banget kok soalnya waktu itu kan saya minta tolong ama nathael untuk ngajak anak saya jalan-jalan benar naik mobil temannya", ucap dari bu gina.
"Mobil temannya, maksud ibu mobil BMW.. ", tanya dari daniel terpotong oleh bu gina.
"Iya benar, mobil BMW yang mewah itu lho", saut bu gina memotong ucapan daniel.
"Ohh.. jadi itu adalah terakhir kalinya ibu bertemu dengan nathael", ucap daniel menegaskan jawaban dari bu gina.
"Iya benar.. kalau untuk bertemu memang itu adalah terakhir kalinya saya bertemu dengan nathael", saut bu gina.
"Tunggu sebentar, ucapan ibu tadi bilang kalau untuk bertemu... berarti setelah pertemuan terakhir itu ibu dan nathael masih berhubungan ?", tanya daniel.
"Iya kita masih berhubungan via telepon", ucap dari bu gina.
"Kapan nathael menghubungi ibu via telepon ?", tanya dari daniel.
"Besok paginya di tanggal 1 januari", ucap dari bu gina.
"Sekitar jam berapa itu ?", tanya daniel.
"Pukul 06:00 sampai 06:30 an lah pak.. saya lupa kapan tepatnya, pokoknya masih pagi aja", jawab dari bu gina.
"Terus apa yang ibu dan nathael bicarakan waktu itu ?", tanya dari daniel.
"Nathael bilang kalau dia sedang ada masalah dan dia di ancam oleh seseorang, begitu deh pak", jawab dari bu gina.
"Lalu apa dia menyebutkan dimana dia berada saat itu ?", tanya daniel lagi.
"Dia gak nyebutin dimana tapi kalau saya denger dari suara bisingnya kayaknya dia lagi di jalan", jawab dari bu gina.
"Ehm.... apa ibu jujur dengan keterangan ini ?", tanya daniel dengan tatapan penuh curiga.
"Saya gak punya alasan untuk bohong pak ?", tanya balik dari bu gina.
"Jadi begini bu, saya sudah menyita handphone dari nathael dan sudah menyecek semua panggilan masuk dan keluar, dari situ saya bisa simpulkan kalau keterangan ibu ini tidak benar dan terkesan mengada-ada", terang dari daniel.
"Kalau ibu memberikan keterangan palsu maka ibu akan menerima konsekuensinya", ucap dari daniel mengintimidasi bu gina.
"Buat apa saya bohong pak, saya di suruh kemari untuk memberi kesaksian dan saat saya memberi kesaksian saya di tuduh berbohong, mau bapak itu apa toh sebenarnya ?", ucap dari bu gina sedikit ngedumel.
"Sekarang gini ibu bisa jelaskan atau tidak kenapa di panggilan masuk atau keluar handphone nathael tidak ada nomor bu gina disana ?", tanya dari daniel.
"Sekarang saya tanya balik deh ke bapak, yang bertugas menyelidiki kasus ini tuh saya atau bapak seh.. kok malah bapak tanya ama saya ?", celetuk dari bu gina sedikit membuat kesal daniel.
"Maaf saya memotong pembicaraan ini, saya ingin bertanya kepada bu gina", saut dari herlina untuk bertanya pada bu gina.
"Iya ada apa mbak ?", tanya balik bu gina.
"Waktu nathael menghubungi bu gina, dia menggunakan nomor lain atau menggunakan nomor yang biasa dia pakai ?", tanya dari herlina.
"Nomor lain soalnya nomornya tidak di kenal", jawab bu gina.
"Tapi ibu menyimpan nomor nathael yang biasa dia gunakan ?", tanya dari herlina.
"Iya mbak.. saya menyimpan nomor yang masih dia gunakan", jawab dari bu gina.
"Terima kasih bu.. dan silahkan di lanjutkan lagi pak daniel", ucap dari herlina mempersilahkan daniel meneruskan interogasinya.
"Bisa di ceritakan lebih detail tentang pembicaraan waktu itu dengan nathael ?", tanya dari daniel pada bu gina.
"Waktu itu dia nelponnya gak lama, dia cuma minta tolong ke saya untuk ngabari dia kalau ada orang nyari dirinya di kontrakan.. lalu dia juga bilang kalau dia sedang ada masalah dan sedang di ancam oleh seseorang", tutur dari bu gina.
"Nathael gak bilang siapa orang itu ?", tanya dari daniel.
"Gak ada dia sebutin siapa orang itu", ucap dari bu gina.
"Dan setelah itu semua ibu tidak pernah lagi bertemu atau berhubungan dengan nathael lagi ?", tanya dari daniel.
"Iya.. sampai sekarang saya tidak berhubungan dan bertemu dengan nathael lagi", jawab dari bu gina.
"Ibu masih ingat dengan nomor telepon yang di gunakan oleh nathael untuk menghubungi ibu waktu itu ?", tanya dari daniel.
"Mana inget pak.. udah lama banget lagian juga udah saya hapus nomornya", jawab dari bu gina.
"Bisa saya gunakan handphone ibu untuk di gunakan sebagai bukti sementara ?", pinta dari daniel.
"Lhoo... tar gak balik, bilang aja mau nyita jangan pakai alasan untuk bukti.. ", saut bu gina membalikan pernyataan daniel.
"Gini ibu.. handphoen ibu di pinjem bentar untuk di cek aja kok untuk mengetahui nomor yang di gunain oleh nathael, mungkin bisa juga untuk di lacak", saut dari herlina menerangkan dengan sopan.
"Lama gak mbak ?", tanya bu gina.
"Sebentar aja kok bu.. kalau misalnya gak ada nanti ibu bisa bawa pulang lagi handphonenya, mungkin nanti kita akan lacak menggunakan nomor yang ibu gunakan", tutur dari herlina.
"Tapi percuma juga mbak di lacak.. wong saya juga udah lupa nomornya berapa", saut dari bu gina.
"Baiklah bu untuk sementara ini kesaksian ibu sampai disini dulu, jika di perlukan lagi makan nanti ibu akan kami panggil kembali", ucap dari daniel menengahi pembicaraan antara bu gina dan herlina.
"Terima kasih bu ya", sambungnya.
"Kenapa gak sekalian seh pak.. kenapa harus pakai di panggil lagi, saya ini repot lho ngurusin suami, antar anak pulang pergi sekolah dan masak untuk mereka berdua.. saya gak janji deh kalau bisa di datang lagi", ucap dari bu gina dengan tampang sedikit kesel.
"Saya minta maaf bu tapi mohon kerja samanya", ucap dari daniel merayu bu gina.
"Bapak enak emang kerjanya kayak gini, coba bapak jadi saya yang harus ngurusi suami, anak, masak dan bersih-bersih rumah.. di kira gak capek apa, iya kalau kesini di kasih duit seh gak apa-apa.. udah buang-buang waktu di tanya-tanya gak jelas, gak ada duitnya lagi", ucap bu gina kesel.
"Maaf bu yaa... sekali lagi terima kasih telah meluangkan waktunya", saut dari herlina menenangkan bu gina dengan wajah yang tersenyum melihat daniel di omelin oleh bu gina.
"Yaa udah kalau gitu saya pulang dulu", ucap dari bu gina.
Bu gina pun berlalu pergi meninggalkan ruang interogasi itu, dengan wajah yang sedikit kesal karena rentetan pertanyaan yang di lontarkan oleh daniel. setidaknya satu dari beberapa saksi telah berhasil di interogasi dengan sukses tanpa ada kesalahan, semoga saja ini terus berlanjut sampai ke tahap akhir interogasi.
Kesaksian Bu Anna
"Tok.. tok.. tok.. ", suara seseorang mengetuk pintu ruang interogasi.
Terlihat herlina dengan sigap langsung menuju ke arah pintu masuk dan membukakan pintu tersebut, dari situ nampak sosok bu anna di balik pintu. dengan arahan dari herlina bu anna pun masuk perlahan ke dalam ruang interogasi dan duduk tepat di hadapan daniel, sementara herlina berada disisi lainnya dari daniel dan bu anna.
"Ibu anna lestiana", ucap dari daniel.
"Iya pak", saut bu anna.
"Kalau saya lihat dari latar belakang ibu anna ini, ibu bekerja di perusahaan milik dari mamanya nathael yaa ?", tanya dari daniel.
"Benar", jawab dari bu anna.
"Apa yang ibu ketahui tentang nathael ?", tanya dari daniel.
"Dia anak dari bos besar saya", jawab dari bu anna.
"Hanya itu saja ?", tanya lagi daniel.
"Hanya itu saja", jawab dari bu anna dengan sangat tenang mengikuti perkataan daniel.
"Anda dekat dengan mamanya nathael ?", tanya dari daniel.
"Tidak juga", jawab dari bu anna.
"Hanya hubungan bos dengan karyawan atau lebih dari itu ?", tanya daniel lebih detail.
"Kurang lebih seperti itu", jawab dari bu anna.
"Seperti apa ?", tanya daniel nampak kesal.
"Seperti yang anda bilang", jawab bu anna membuat daniel semakin binggung.
"Tolong lebih jelas lagi kalau menjawab", ucap dari daniel.
"Baik", saut bu anna.
"Jadi hubungan anda dengan mama nathael hanya sebatas bos dengan karyawan atau lebih dari itu ?", tanya daniel mengulang pertanyaannya tadi.
"Bos dengan karyawan", jawab bu anna sangat santai dan tenang.
"Lalu apa anda mengetahui tentang masa lalu dari nathael ?", tanya dari daniel.
"Tidak", jawab dari bu anna.
"Baiklah, kalau begitu seberapa dekat anda dengan nathael ?", tanya daniel lagi.
"Lumayan", jawab bu anna sangat singkat dan menggantung.
"Anda sering bertemu dan berbicara dengan nathael ?", tanya dari daniel.
"Tidak juga", jawab dari bu anna.
"Kapan terakhir kali anda bertemu dan berbicara dengan nathael ?", tanya dari daniel.
"Barusan", jawab dari bu anna.
"Barusan ?", tanya dari daniel.
"Iya", jawab bu anna.
Melihat bagaimana bu anna menjawab pertanyaan-pertanyaan dari daniel membuat sangat ingin tertawa saja, hal ini akan membuat daniel terpancing emosinya. sangat seru dan sejauh ini rencanaku berjalan dengan lancar, kita lihat saja nanti bagaimana kelanjutannya.
"Tolong jawablah dengan jelas dan detail agar saya tidak mengulangi pertanyaan saya", ucap daniel nampak terpancing emosinya karena jawab dari bu anna yang sangat simpel dan menggantung.
"Baik", saut bu anna.
"Anda bilang barusan anda bertemu dan berbicara dengan nathael, apa yang kalian berdua bicarakan ?", tanya dari daniel.
"Bertukar sapa dan bertanya kabar", jawab dari bu anna.
"Lalu menurut anda bagaimana keadaan nathael sekarang ini ?", tanya dari daniel.
"Biasa saja", jawab dari bu anna.
"Benar-benar tidak menguras emosi berbicara dengan anda", gumam dari daniel.
"Ok kita lanjutkan.. sebelum dan sesudah peristiwa pembunuhan yang melibatkan nathael apa ada nathael menghubungi anda atau anda bertemu dengan nathael ?", tanya daniel.
"Sebelum kejadian kita sempat bertemu", jawab bu anna.
"Kapan itu dan dimana tempatnya ?", tanya daniel.
"Sebuah rumah makan rawon setan di daerah embong malang, sekitar pukul 02:00 dini hari tepat setelah perayaan tahun baru", jawab bu anna.
"Ceritakan lebih detail tentang pertemuan itu ?", dari daniel sangat antusias menyimak pernyataan dari bu anna.
"Kita bertemu di rumah makan itu dini hari, saya datang lebih dulu dan tidak lama kemudian nathael datang dengan di temani oleh seorang wanita paruh baya yang mirip dengan korban", tutur dari bu anna.
"Lalu ?", tanya dari daniel menyuruh bu anna untuk melanjutkan keterangannya.
"Kemudian kita saling tegur sapa dan duduk semeja untuk mengobrol", jawab dari bu anna.
"Apa yang kalian obrolkan ?", tanya dari daniel.
"Bertanya kabar dan bertukar cerita tentang siapa korban dan siapa saya, sedang apa, darimana, hanya sebatas itu saja seh", jawab bu anna.
"Lalu menurut nathael siapa si korban ?", tanya dari daniel.
"Majikannya, nathael bilang kalau dia menjadi supir pribadi dari korban", jawab dari bu anna.
"Apa anda tidak melihat gelagat yang mencurigakan dari mereka berdua, seperti mereka sedang bertengkar atau hal yang lainnya ?", tanya dari daniel.
"Biasa saja", jawab dari bu anna.
"Jam berapa kalian berpisah ?", tanya daniel.
"Sekitar 03:30", jawab bu anna.
"Cukup lama juga yaa sekitar satu jam kalian bertemu di tempat itu", gumam dari daniel.
"Lalu siapa yang meninggalkan tempat makan itu lebih dulu ?", tanya daniel lagi.
"Saya pulang duluan", jawab bu anna.
"Anda meninggalkan mereka berdua di rumah makan itu, kira-kira mereka ada gelagat ingin pulang atau masih lama disana ?", tanya dari daniel.
"kurang tau", jawab bu anna lagi-lagi membuat daniel terlihat begitu kesal.
"Kalau sesudah peristiwa itu apa pernah nathael bertemu atau menghubungi anda ?", tanya daniel menahan kesal.
"Sempat bertemu", jawab bu anna singkat.
"Kapan dan dimana ?", tanya daniel.
"Di dalam penjara, kurang lebih 2 bulan yang lalu", jawab dari bu anna.
"Ehmm.. maksud saya sebelum nathael tertangkap", ucap dari daniel merasa sangat kesal atas sikap dari bu anna.
"Tidak pernah", jawab bu anna.
"Lalu pertemuan anda waktu di penjara itu ngapain ?", tanya daniel.
"Jenguk dan ngasih bingkisan untuk nathael", jawab dari bu anna.
"Bingkisan apa ?", tanya dari daniel.
"Tidak tau", jawab bu anna.
"Kenapa tidak tau kan anda yang bawa bingkisan itu", sangkal dari daniel atas jawaban bu anna.
"Itu titipan", jawab dari bu anna.
"Tolong jawab selengkap mungkin, titipan dari siapa itu ?", ucap daniel dengan nada tinggi.
"Mamanya nathael", jawab dari bu anna sangat santai tidak terpengaruh oleh intimidasi daniel.
"Apa tidak di periksa oleh penjaga sebelum titipan itu di berikan pada nathael ?", tanya dari daniel.
"Sudah di periksa dan titipan itu hanyalah sebuah handphone", saut dari herlina menjawab pertanyaan dari daniel.
"Sita handphone itu, jangan biarkan tersangka membawa handphone !", seru dari daniel.
"Bicara saja pada atasan langsung.. itu pun kalau anda punya nyali", saut herlina meremehkan daniel.
"Susah sekali melawan hukum yang buta", gumam dari daniel.
"Kita lanjutkan pertanyaannya.. anda ini merupakan mama dari adrian yang merupakan teman baik dari nathael, betul ?", tanya dari daniel pada bu anna.
"Betul", jawab bu anna.
"Bagaimana persahabatan mereka berdua ?", tanya dari daniel.
"Baik-baik aja", jawab dari bu anna.
"Menurut anda bagaimana sifat nathael dalam bergaul ?", tanya dari daniel.
"Biasa aja", jawab simpel dari bu anna.
"Yaa sudahlah.. untuk saat ini sudah dulu tanya jawabnya, tapi nanti jika di perlukan anda harus bisa memberikan keterangan lagi", ucap dari daniel dengan kesalnya.
"Baik", saut bu anna.
"Terima kasih bu yaa atas waktunya, lain kali mungkin kita membutuhkan anda lagi", ucap herlina dengan sangat sopan pada bu anna.
Kulihat interogasi kedua pun berjalan sesuai dengan rencanaku, betapa senangnya aku saat melihat semua rencanaku berjalan dengan sangat lancar. dan hari ini tinggal satu lagi interogasi untuk mengorek kesaksian dari tante julia, aku harap kali ini sesuai dengan harapanku dan tidak melenceng dari rencana awalku.
Kesaksian Julia Rukmana
Terlihat herlina keluar untuk memanggil tante julia sebagai saksi selanjutnya yang akan memberikan keterangan atau kesaksian atas kasus yang melibatkanku ini. tidak lama berselang tante julia beserta herlina memasuki ruang interogasi dimana di dalam sudah menunggu daniel, daniel sudah siap dengan rentetan pertanyaannya walaupun sebelum sempat di buat binggung dan kesal oleh keterangan dari bu gina dan juga bu anna.
"Silahkan duduk nyonya julia", ucap dari daniel pada tante julia.
"Terima kasih", ucap dari tante julia sembari duduk di depan daniel.
"Saya harap keterangan yang anda berikan lebih jelas dan detail serta jujur pastinya", ucap dari daniel.
"Tentu saja pak", saut dari tante julia.
"Baguslah kalau begitu, sekarang langsung kita mulai saja", ucap dari daniel.
"Silahkan", saut tante julia
"Bisa diceritakan kapan pertama kali anda bertemu dengan nathael dan ada hubungan apa anda dengan nathael ?", tanya dari daniel.
"Kapan pertama kali bertemu saya kurang ingat kapan, yang pasti itu sudah lama sekali dan saya tidak ada hubungan apa pun dengan nathael", jawab dari tante julia.
"Dimana anda pertama kali bertemu dengan nathael ?", tanya daniel.
"Di sebuah caffe di mall tunjungan plaza tempat dia bekerja dulu", jawab dari tante julia.
"Maaf memotong pembicaraan kalian berdua", saut dari herlina di tengah pembicaraan daniel dengan tante julia.
"Ini adalah data-data dari tempat kerja nathael sebelum dia keluar, termasuk caffe yang di maksud oleh nyonya julia", ucap dari herlina dengan memberikan sebuah berkas pada daniel.
"Ohh.. terima kasih, tapi saya sudah punya yang lebih detail dari ini jadi saya tidak perlu ini, maaf", ucap dari daniel pada herlina menolak menerima berkas yang di berikan oleh herlina.
"No problem", saut herlina menarik kembali berkasnya.
"Ok, kita lanjutkan kembali tanya jawabnya", ucap dari daniel pada tante julia.
"Silahkan", ucap tante julia dengan elegantnya.
"Bisa ceritakan kembali bagaimana saat anda bertemu dengan nathael ?", tanya dari daniel.
"Dia seorang barista dan saat itu saya sebagai pengunjung yang sedang melepas penat di caffe tempat nathael bekerja, berawal dari sana pertemuan kita", jawab dari tante julia.
"Sudah lama tentu saja pasti ada sebuah kesan yang tertinggal disana sampai-sampai anda teringat dengan sosok nathael", ucap dari daniel.
"Benar, kesan itu adalah dia aku marahin saat aku memesan minuman tapi dia tidak merespon dan malah menutup caffe tersebut", saut dari tante julia.
"Lalu ?", tanya daniel menyuruh tante julia meneruskan ceritanya.
"Aku kenal dengan owner caffe tersebut dan meneleponnya untuk menegur nathael lalu aku menyuruhnya untuk membuatkan coffee sesuai dengan pesananku", terus cerita dari tante julia.
"Bagaimana reaksi nathael saat itu ?", tanya dari daniel.
"Tidak melawan dan menuruti semua perintah tanpa mengeluh sedikit pun", jawab dari tante julia.
"Kenapa anda harus memarahi dia dan dia tidak merespon pesanan anda ?", tanya dari daniel.
"Karena waktu itu memang sudah waktunya tutup caffe itu, aku memarahinya karena dia terus menolak orderanku sampai akhirnya dia menurut saat aku telepon owner caffe tersebut", jawab dari tante julia.
"Anda punya hubungan apa dengan owner caffe tersebut ?", tanya dari daniel.
"Teman baik", jawab dari tante julia.
"Lalu bagaimana dengan pertemuan selanjutnya dengan nathael ?", tanya daniel.
"Di tempat yang sama, aku sering mengunjungi caffe itu karena disana aku bisa mendapatkan minuman gratis jadi cukup sering melihat nathael di caffe itu", jawab dari tante julia.
"Lalu kapan terakhir kali anda bertemu atau berhubungan dengan nathael ?", tanya daniel.
"Aku tidak ingat kapan terakhir kali bertemu dengannya tapi yang aku ingat aku bertemu dengannya terakhir kali saat dia sedang nonton bioskop", jawab dari tante julia.
"Bisa cerita tentang pertemuan itu ?", tanya dari daniel.
"Dia sedang nonton dengan putriku, lalu aku mencoba untuk memanggilnya dan berbicara berdua saja dengannya, hanya untuk menegurnya agar tidak macam-macam dengan putriku", jawab dari tante julia dengan sangat tenang dan santai.
"Apa anda khwatir tentang hubungan putri anda dengan nathael ?", tanya dari daniel.
"Tentu saja karena aku lebih tau tentang nathael dari pada putriku", jawab dari tante julia.
"Seberapa banyak yang anda ketahui tentang nathael ?", tanya daniel lagi.
"Dia hanya anak dari kalangan bawah, kontrakan kecil dan bekerja sebagai barista, masa depan yang kurang bagus untuk putriku, jadi aku tidak senang jika putriku menjalin hubungan dengan nathael", jawab tante julia.
"Menurut anda nathael adalah kekasih dari anggun ?", tanya dari daniel.
"Benar, mereka berdua menjalin hubungan secara diam-diam di belakangku", jawab dari tante julia.
Sedikit melenceng tapi ya sudahlah tidak apa-apa, namun terlihat jelas wajah herlina memerah tanda dia tidak nyaman dengan keterangan yang di berikan oleh tante julia ini. rasa tidak nyamannya itu timbul karena mendengar ucapan tante julia yang menyebutkan aku menjalin hubungan dengan anggun anaknya.
"Sepengetahuan anda bagaimana sifat nathael ini ?", tanya dari daniel.
"Pendiam, mungkin lebih ke introvert tapi dia sangat cerdas", jawab dari tante julia.
"Menurut anda apa anda yakin kalau nathael yang melakukan pembunuhan itu ?", tanya daniel.
"Bisa jadi", jawab tante julia.
"Alasan anda ?", tanya daniel lagi.
"Dia hanya cowok dengan ekonomi yang dibawah rata-rata jadi ada kemungkinan dia akan melakukan hal tersebut karena himpitan ekonomi atau sedang dalam sebuah masalah yang tidak bisa dia selesaikan", jawab dari tante julia.
"Ehm.. seperti itu yaa", gumam dari daniel.
"Lalu ada hubungan apa anda dengan yohan garnett suami dari korban ?", tanya daniel.
"Teman waktu kuliah dulu", jawab dari tante julia.
"Hanya teman atau lebih dari itu ?", tanya daniel.
"Iya hanya teman saja", jawab tante julia.
"Lalu apa hubungan anda dengan sidang perceraian yohan dengan korban ?", tanya daniel.
"Korban cemburu atas kedekatanku dengan suami", jawab dari tante julia.
"Seberapa dekat ?", tanya daniel.
"Teman baik", jawab tante julia.
"Sebegitu cemburunya kah sampai-sampai si korban harus menceraikan suaminya ?", tanya dari daniel menegaskan pernyataan tante julia.
"Dia memang seperti itu sedari dulu jadi hal itu sudah wajar, karena dulu yohan adalah mantan kekasihku", jawab dari tante julia.
"Maksud anda si korban memiliki sifat yang pecemburu yang berlebihan ?", tanya daniel.
"Benar, dan sangat oveprotektif", jawab singkat dari tante julia.
"Anda sangat mengenal korban ?", tanya dari daniel.
"Tidak juga", jawab tante julia.
"Lalu kenapa anda begitu yakin dengan pernyataan anda tadi ?', tanya daniel.
"Dari keterangan yang sering di ceritakan oleh yohan kepadaku", jawab dari tante julia.
"Ohh seperti itu.. lalu bagaimana perasaan anda saat tau kalau nathael memihak pada korban dan sidang perceraian itu bisa di pastikan akan dimenangkan oleh korban ?", tanya dari daniel lebih intens lagi.
"Biasa saja dan bukan urusan saya", jawab dari tante julia.
"Tapi perceraian ini terjadi karena anda ?", ucap dari daniel menyangkal jawaban dari tante julia.
"Tidak juga, sebenarnya korban sudah lama ingin menceraikan suaminya tapi tidak memiliki alasan dan bukti yang bisa di gunakan untuk menggugat suaminya", jawab dari tante julia.
"Lalu menurut anda saat ini korban sudah memiliki bukti yang kuat, kalau boleh tau apa itu buktinya ?", tanya dari daniel memancing tante julia untuk menjelaskan tentang semua alasan di balik perceraian itu.
"Seharusnya anda sudah tau dari yohan dan juga nathael tapi tidak masalah jika saya harus memberikan keterangan lagi. alasan dari perceraian itu karena nathael memiliki sebuah bukti yaitu rekaman saat aku sedang bercumbu dengan yohan suami korban", jawab dari tante julia.
"Menurut anda apa ada kemungkinan jika yohan yang melakukan pembunuhan ini ?", tanya dari daniel.
"Jika alasannya karena tidak ingin bercerai kurang rasa kurang kuat, tapi hal ini tidak menutup kemungkinan kalau yohan adalah tersangkanya walaupun sangat kecil", jawab dari tante julia dengan sangat piawai mengolah kata-kata.
"Antara nathael dan yohan, siapa yang memiliki kemungkinan terbesar untuk membunuh korban ?", tanya daniel.
"Nathael", jawab singkat dari tante julia.
"Ok, lalu apa anda sudah bertemu atau berhubungan lagi dengan nathael setelah dia di tetapkan sebagai tersangka ?", tanya dari daniel.
"Sekali dan tepat pada pukul 06:30 pagi tanggal 1 januari, aku meneleponnya", jawab dari tante julia.
"Bisa ceritakan lebih detail saat anda berbicara dengan nathael itu ?", tanya daniel dengan sangat serius sekali.
"Aku menelepon karena ingin membujuk nathael agar tidak berpihak pada korban, tentu saja aku melakukan hal ini karena merasa bersalah terhadap yohan dan korban, karena diriku mereka harus berpisah. oleh karena aku membujuk nathael agar tidak memihak pada korban agar perceraian itu tidak terjadi", jawab dari tante julia.
"Keterangan anda ingin sangat aneh sekali, tadi anda bilang anda tidak peduli dengan perceraian itu dan tidak ada urusan apa pun tapi kali ini anda memberikan keterangan yang terkesan kalau anda ingin ikut campur dalam perceraian itu", ucap dari daniel menganalisa keterangan dari tante julia.
"Hal yang wajar yang di bisa di alami oleh semua manusia, disaat kita sedang dalam keadaan under pressure dan di suruh menentukan pilihan, satu sisi pasti kita ingin melakukan apa yang kita ingin tapi satu sisi lainnya ingin melakukan hal yang yang baik dan bertentangan dengan keinginan kita", ucap dari tante bella.
"Coba saja jika anda dalam posisi seperti saya, anda pasti akan merasa bersalah dan merasa tidak peduli dengan itu semua, tinggal bagaimana anda memilih dan saat saya sudah menentukan pilihan ternyata sebuah jawaban tak terduga terjadi yaitu kematian korban", sambung dari tante julia.
"Jadi seperti itu yang terjadi pada anda", ucap dari daniel.
"Lalu bagaimana jawaban dari nathael ?", tanya daniel.
"Dia masih kekeh atas pendiriannya untuk terus berpihak pada korban", jawab dari tante julia.
"Ehm.. kira-kira pada pukul 06:30 pagi, ada dimana nathaelsaat itu ?", tanya daniel dengan menatap tajam tante julia.
"Rumah korban", jawab dari tante julia.
"Apa anda bisa merasakan ada hal yang aneh dengan perkataan dari nathael, atau mungkin saat itu dia sedang panik atau apa ?", tanya dari daniel.
"Biasa saja, sangat tenang dan santai seperti biasanya", jawab dari tante julia.
"Pada saat anda menelepon nathael saat itu, apa anda mendengar suara-suara aneh atau apa anda mendengar suara korban ?", tanya dari daniel.
"Suara-suara aneh seperti apa saya tidak mengerti maksud anda tapi kalau suara dari korban saya dengar karena saya sempat berbicara dengannya waktu itu", jawab tante julia.
"Apa anda yakin berbicara dengan korban pada pukul 06:30 ?", tanya dari daniel sangat serius.
"Tentu saja, karena saya sangat mengenal suaranya dan kita berbicara lumayan lama sebelum saya mematikan telepon itu", jawab dari tante julia.
"Apa yang kalian bicarakan ?", tanya dari daniel.
"Korban seperti menyaut telepon nathael dan langsung memaki-makiku tanpa ada basa basi terlebih dahulu, karena merasa semua penjelasan saya tidak korban respon akhirnya saya pun mematikan panggilan tersebut", jawab dari tante julia.
Bagus sekali tante julia, kali ini semua berjalan sesuai dengan rencanaku dan tentang kesaksian saksi lainnya aku tidak akan terlalul perduli karena point-point terpenting telah mereka jalankan dengan sangat baik. kali ini aku tinggal menunggu dirinya untuk masuk ke dalam perangkapku dan setelah itu aku akan menggunakan herlina untuk mengeksekusinya.
Aku pun mematikan rekaman yang di berikan oleh herlina padaku, dan ku berikan rekaman itu pada herlina kembali. sebuah rencana yang briliant dan berjalan mulus, tanpa herlina mungkin rencana ini akan gagal total karena tidak ada orang yang bisa aku percayai selain herlina.