Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT True Story of Adelaide (Indo-Australi)

Mantrab suhu ceritanya
Ternyata ada ya teater yg freesex
Penasaran sm bininya suhu siapa xixixixi
 
22-Gol

Mari kita lanjut.

Pertemuan kedua saya dengan Adelaide terjadi waktu dia jadi auditor external buat kantor saya. Dia akan mengaudit bagian keuangan dan tidak menyentuh bagian saya. Tapi, di hari pertama tim Adelaide datang dan memperkenalkan diri, mata kami sudah bertemu dan benih-benih clbk mulai menjalar di hati. Tsah.

Adelaide yang langsung mengenali wajah saya melambai dengan hangat seperti kejadian putus kami dulu terjadi baik-baik. Saya dadah juga sama Adelaide karena memang saya sudah tidak kesal padanya.

Jujur saja, waktu saya didadahi Adelaide hari itu, saya langsung lupa kalau saya punya pacar yang serius. Kenapa? Karena Adelaide berubah menjadi jauuuh lebih cantik.

Saya menganut paham kalau perempuan itu makin tua makin cantik. Terbukti si Adelaide ini. Badannya sih tidak berubah banyak, cuma lebih kurus dan bentuk pinggangnya lebih terlihat. Tapi kecantikannya jadi 16x lebih cantik.

Waktu jam kerja mulai, sebelum Adelaide mulai mengaudit, dia mampir ke meja saya untuk menyapa. Di sana kita basa basi sedikit kayak kemana saja Adelaide, rindu kampung halaman, dll. Waktu itu banyak cowok-cowok di kantor yang mendadak sksd sama saya karena berharap bisa dikenalkan pada Adelaide. Saya jadi semacam artislah.

Siangnya, saya dan Adelaide makan siang. Di sana kami ngobrol panjang sampai kami telat masuk kantor. Dari obrolan itu saya sedikit kecewa karena ternyata sudah punya calon suami. Sebetulnya wajar karena umur kami sudah cukup menikah, tapi tetap saja saya bete karena saya masih suka padanya.

Calonnya itu orang di Kampung Halaman yang sekolah di Australia. Mereka ketemu di sana dan waktu calonnya itu pulang, Adelaide memutuskan untuk pulang juga. Mereka sudah ada rencana menikah sama seperti saya. Hanya saja belum tahu kapan waktunya, juga sama seperti saya dan Tessa.

Di obrolan itu pun saya bilang kalau saya juga sudah punya pacar dan Adelaide tampak girang mendengarnya. Bertahun-tahun setelahnya barulah saya tahu kalau waktu itu dia juga bete. Saya pun tahunya dari diary yang dia titipkan.

Singkat cerita, selama sebulan penuh dia di kantor saya mengaudit, kami selalu makan siang bersama. Kadang-kadang pulang bareng juga karena kebetulan arah kos kami sama, cuma dia lebih dekat ke kantor saya.

Di bulan kedua, tim Adelaide makin jarang ke kantor karena volume kerjaan makin sedikit. Dia hanya datang di hari Selasa dan Kamis saja. Kami tidak bisa makan bareng lagi jadi sebagai gantinya kami bertemu sehabis kerja untuk makan malam. Tanpa sadar kami makin dekat dan makin dekat sampai saya merasa kalau saya sedang berselingkuh dari Tessa. Saya bertanya-tanya apakah Adelaide pun merasakan yang sama. Rupanya iya. Di diary dia menulis: "Kalo dia serius sama gua, gua mungkin bisa tinggalin (sebut saja nama calon Adelaide) Roby."

Semakin lama frekuensi pertemuan kami makin sering. Kami mulai ketemu di akhir minggu dan pada suatu hari Sabtu, Adelaide bilang dia sedang sakit. Karena saya orangnya perhatian, saya menawarkan untuk mengantar bubur ke kosnya. Padahal, sih, modus buat ketemu karena, coooy, blasteran bule ini cakep banget!

Dia mengijinkan dan saya ke kosnya. Rupanya kosan Adelaide khusus perempuan dan saya tidak boleh masuk lebih jauh dari ruang tamu. Adelaide turun dari lantai dua dengan memakai kaus longgar dan celana gemes. Ingatan saya soal badannya yang telanjang dulu datang dan si jenderal di selangkangan berdiri tanpa ijin. Napas saya pun tertahan sebentar.

Kami ngobrol sebentar di ruang tamu lalu saya pamit pulang karena yang jaga kosan melotot melulu. Adelaide bilang makasih dan bilang akan balas budi.

Balas budi Adelaide terjadi seminggu kemudian. Di hari Sabtu yang mendung, Adelaide bilang dia mau ke kos saya bawa makanan. Saya iyakan dan Adelaide datang membawa ayam betutu. Kami makan dan tepat ketika dia mau pulang, hujan turun.

Waktu itu, saya yang sedikit genit bersyukur hujan turun. Karena saya bisa memandang Adelaide lebih lama. Ternyata hujannya pun turun lamaa sekali.

Di sinilah hal yang tidak dapat terelakkan terjadi. Di hari hujan, di kamar kos yang sempit dan hanya diisi oleh 2 cowok cewe yang pernah punya hubungan istimewa, apa lagi yang akan terjadi selain... Ncus.

Tiba-tiba kami ciuman. Saya tidak banyak bicara, takut merusaka suasana. Adelaide pun tidak berkata apa-apa, kami hanya berciuman dari posisi duduk hingga berbaring di kasur.

Tangan saya mulai meraba ke sana sini dan Adelaide membiarkan. Malah, tangan Adelaide menyentuh si jenderal. Oke, berarti dia juga mau. Dengan lembut, saya menarik kaus Adelaide ke atas hingga terbuka. Adelaide pun memasukkan tangannya ke bawah kaus saya. Pelan-pelan, saya buka bra Adelaide dan melihat payudaranya yang indah.

Saya jilat, deh.

Lalu kami mulai membuka pakaian kami satu per satu. Setelah kulit kami saling sentuh, saya mengarahkan penis ke vaginanya. Tidak ada perlawanan. Mungkin Adelaide sudah tidak perawan sekarang.

Saya sempat ragu karena tidak pakai pengaman, tapi karena dulu-dulu saya selalu pakai, saya pikir tidak masalah. Maka, saya masukkan perlahan penis saya ke vaginanya. Tidak masuk. Vaginanya masih serapat dulu.

Saya menatap Adelaide dan dia mengangguk. "Terus aja."

Saya menurut. Dengan pelan sepelan-pelannya pelan, saya memasukkan kepala penis saya. Adelaide merintih sakit tapi tidak protes. Saya melanjutkan. Tangan Adelaide mulai mencakar punggung saya. Ketika penis saya sudah masuk setengah, saya berhenti. Perlahan saya menarik penis saya dan memasukkannya lagi. Adelaide masih meringis.

Saya melakukannya beberapa kali sampai Adelaide terlihay nyaman barulah saya memasukkan penis lebih dalam.

Dan... Gol.

Seluruh penis sudah masuk dan Adelaide menatap saya lama. Kemudian saya mulai menggerakkan pinggul maju mundur, perlahan. Adelaide merintih, meringis lalu diam. Matanya terpejam dan kukunya menancap di kulit saya.

Saya terus menggerakkan pinggul maju mundur, mempercepat gerakan secara bertahap. Adelaide mulai menikmati. Dia menggigit bibirnya dan mendesah.

Setelah yakin tidak sakit lagi, saya mulai meninggikan tempo. Setelah sekian banyak perempuan, ML dengan Adelaide yang paling enak jiwa raga.

Saya menarik penis dan crot di perut Adelaide. Adelaide masih menutup mata dan merintih. Perih, katanya, tapi dia tidak memprotes. Dia hanya berbaring miring dan menarik selimut lalu diam. Tak lama, dia tidur.

Selama dia tidur, saya khawatir kalau ketika Adelaidr bangun dia akan marah karena keperawanannya saya ambil. Saya menunggu dia bangun.

Ketika magrib datang, akhirnya Adelaide bangun. Dia ke kamar mandi lalu kembali ke kamar sambil nyengir.

"Berdarah," katanya.

Saya meminta maaf karena telah menjebol gawang Adelaide. Dia hanya tersenyum.

"Emang dari dulu niatnya ditembus sama lu, kok," katanya.

Saya jadi ikut senyum. Habis itu, dia memesan pizza dan malam itu, dia menginap di kosan saya.
 
Duh sayang lepas dari genggaman.....
 
Anjaaay cetak gol perdana .. kalo nginep berarti cetak gol lagi dong pastinya .. ceritain juga euy, pasti lebih seru ketimbang yg perdana hahaha
 
Bimabet
iyaak gol di cetak oleh ts ternyataa :beer:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd