Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tiga Putri

Suwun colekane Wa..
Gurih gurih nyoii colekanmu 😜

Ikut ngrusuh dimari Om @zhuquejr92
Nemenin para Senior yang udah duluan rusuh
 
Satu

Pemilik toko.

“kreekkkkk sssrrrrr” suara rollingdoor kios terbuka, ansel masih tertidur, dengan tangan di masukan kecelananya, kebiasan buruknya yang tak pernah berubah, Sesosok wanita muncul yang tak lain adalah anggit.

“oii,, woii bangun~~~” ucap anggit mencoba membangukan ansel yang masih tertidur dengan kakinya. Perilakunya memang tak sopan, tapi tak masalah buat anggit, karena ansel bukan orang yang di kenal. Lagi pula dia cuman numpang.

“aku lupa namanya, bansel, atau ansel yah,” anggit melirik sedikit kearah selangkangan ansel, terlihat celananya yang mengembung, hal itu membuat anggit mengerutkan dahinya. tapi saat lampu toko di nyalahkan, ternyata hanya sebuah tangan yang masuk ke dalam celana.

“okelah, pasti bangun kalau kayak gini” Langkah kaki anggit melewati tubuh ansel, untuk menarik tumpukan pakaian yang di pakai ansel buat menjadi bantal.

“baaakkkkkkk” kepala ansel langsung terbentur ubin, dari suaranya itu cukup keras dan pasti menyakitkan

“aawwwwwwhh auuhh ” lirih ansel kesakitan saat sudah terbangun dari tidurnya, ia memegang kepalanya sambil terus meringis kesakitan.

“akhirnya bangun” senyum sinis anggit,

“gila lo ya, kepala gue auhhhh” gumam ansel langsung berdiri memegang kepalanya yang masih terasa nyeri.

“gak ada acara lain buat bangunin lo,”

“yeee, tapi pakai cara alus kan bisa, masih kecil aja udah galak, gimana dah gede” racau ansel sambil merengakan tubuhnya.

“apa lo bilang?” sahut anggit yang mendengar gumamnya.

“ngak ngak,lupain aja.” Ansel merapihkan tempat yang ia tidurin,

“boleh pinjam charger?” anggit tak menjawab langsung kasih ke ansel tanpa melihat kearahnya, karena anggit sibuk rapih-rapih sebelum cece nia datang, sang pemilik kios pakaian ini.

“titip sebentar gue mau ke wc”

"oiii.. mau kemana Lo??" tegur anggit melihat ansel setengah berlari mencari wc,

"WC gak tahann... :"jawabnya berlari tapi wc di lantai ini masih di tutup, mau gak mau ansel ke lantai satu. Lift dan ekskalator pun belum menyala.

"haaaaaaaaa..... legaaaaaaaa" Selesainya suasana mal semakin ramai, lift dan ekskalator pun sudah menyala, ansel langsung ke lantai tiga, beberapa toko sudah buka termasuk toko dimana anggit bekerja.

“permisi mas jangan di jalan deh berdirinya” ucap wanita langsung berjalan melewati ansel.

“maaf mbak” mata ansel langsung melihat ke buah dadanya yang terlihat begitu besar karena baju yang dia pakai ketat, di tambah pakai celana pendek. di tambah kulitnya yang mulus.

“yah model gini mah udah di entot” tawa ansel melihat gaya jalan wanita itu, apa lagi pinggulnya yang naik turun. dan mengarah ke arah toko.

“pagi cece nia” sapa anggit yang lagi keluarin patung manekin untuk di pajang di depan tokonya.

“udah sarapan ngit?”

“udah cece, “ anggit langsung melangkah cepat untuk mencabut ponsel ansel yang lagi di charger sebelum cece nia mencurigai ada ponsel bagus di kolong meja kasir.

“fiuh” dengan cekatan anggit berhasil mengambil ponselnya sebelum di lihaat cece nia, dan menyembunyikannya di bawa tumpukan pakaian.

"ssuututttt,, ssutttt ” panggil anggit dengan suitan, untungnya ansel tak jauh dan melihatnya.

"ponsel lo, udah ada cece nia," ucapnya

“ok, terima kasih, nanti gue mampir lagi” ansel mengambil ponselnya langsung pergi menjauh dari tokonya.

“issh, apa maksudnya mampir lagi?, mau numpang tidur lagi gitu?” desis anggit melihat tingkah ansel yang seenaknya.

“gak boleh, cukup hari ini, gue gak boleh terlibat lagi, “ tiba-tiba anggit tersenyum saat ingat wajahnya.

“nggit, napa senyum-senyum sendiri?” tegur cece nia. Melihat anggit yang tersenyum,

“hmm ngak, tadi ada cowok ganteng” jawabnya begitu aja, tapi memang ansel terlihat ganteng di matanya, bukan wajahnya melainkan senyumnya.

“manaaa???~”

"tadi cece udah lewat, " jawab anggit melanjutkan merapihkan patung-patung manekinnya yang tersisa keluar toko.

“Pajang ini ngit” pinta cece nia pajang lingrie yang sudah di pasang di patungnya. memang toko ini semua jenis pakaian di jual, tapi lebih banyak pakian perempuan, di banding pakaian lelaki.

“hee serius?”

“iah, produk baru,” ia memberikan anggit sebuah lingrie. anggit sendiri baru pertama kali melihatnya, dan sedikit aneh dengan model busanannya.

“tapi”

“cepetaann pasang ahh,” tatapan tajam cece nia

“hehe iaah cece” anggit tak bisa membantah, anggit sadar diri ia hanya kerja disini.

“Nah selesaii, haaa,”

“enaknya punya toko sendiri” lenguh nafasnya melihat cece nia yang santai memainkan ponselnya, dia tak perlu berkerja seperti ini karena sudah ada anggit, yang merapihkan semuanya sendirian.

***​

“bakk bakk bakkk” ansel memukul beberapa kali mesin ATM yang ada di mal, hal itu membuat orang sekelilingnya melihat kearahnya.

“bangssaatt... di blokir semua,” gumamnya mencoba semua kartu debit lima bank, semunya tak ada yang bisa, padahal saldonya masih cukup banyak. Di tambah uang di dompetnya tinggal lima ratus ribu rupiah.

“gila belum juga satu hari, udah garcep juga dia”

Ansel memutuskan kembali ke apartementnya, mengambil barang yang bisa ia jual nanti, dan juga beberapa uang simpanan di bawah tempat tidurnya.

“Takssi” ansel langsung mengarah ke apartemnenya yang gak terlalu jauh kalau naik mobil. Ia langsung turun agak jauh dari apartemennya,

“amaann” melirik kiri kanan mencegah ada yang memata-matainya, ia terus jalan mengendap masuk ke dalam,

“naik tangga lebih aman” terpaksa ansel menaik tangga ke lantai empat belas, ini cukup melalahkan, tetapi lebih baik di banding ketauan naik lift.

“aahh gilaa... pegelnyaa” keringat ansel langsung bercucuran, saat sudah sampai di lantai empat belas. Dia beristirahat sebentar sambil mengatur nafasnya.

Selesainya dia kembali mengendap masuk loorong apartementnya, “

“tante anna” ia melihat sesosok wanita berambut setengah bahu, bergaun putih sambil memegang tas branded, berkulit bersih dengan sepatu highells baru saja keluar dari lift.

“itu beneran tante anna” ansel mengikuti dan langsung membekap mulutnya sambil menariknya ke tangga darutat yang ansel naiki.

“lepasinn,!” desis tante dengan mulut yang di bekap ansel.

“anseel?” gumamnya terkejut saat tau orang yang mendekapnya adalah ansel,

“sstttt” jangan keras-keras, pintanya.
n
“tante ngapain ke apartement aku?” tanya ansel pegang kedua tangannya.

“apa jangan-jangan” ucapan ansel terpotong dengan ciuman yang mendarat di bibirnya.

“tenang kok, suaminya tante sinta belum tau dimana kamu tinggal” bisiknya, mengelus selangkan ansel pelan.

“terus tante kesini ada apa?”

“ambil reward arisan lah, rugi dong tante gak ambil sekarang,” ucapnya dengan nada manja, ansel tersenyum langsug menarik tangan tante anna sambil berjalan mengendap masuk ke apartementnya.

Ucapan tante anna benar, ruangannya masih tertata rapih, tapi ini tak akan lama. Lambat laun suaminya tante sinta bakalan tau dimana ansel tinggal. mungkin bisa hitungan hari ia bisa menemukan tempat ini.

“sekarang nasib tante sinta gimana?” tanya ansel menutup rapat-rapt gorden di setiap ruangan.

“di isolasi, tante dapat kabar sebelum dia di isolasi suaminya” jelas tante anna.

“bearti suaminya udah tau dong arisan brondong?” tanya ansel peluk erat pinggang tante anna.

“iah, makanya tante ambil rewardnya sekarang, “ ucapnya senyum sambil rangkul leher ansel.

“wah, wah, tapi gak bisa sebulan temanin tante anna” bisik ansel. Sambil tanganya meremas bongkahan pantat tante anna.

“setidaknya udah mencicipi rewardnya, masa tante doang yang belum, mentang-mentang terakhir” ucapnya dengan nada manja.

“hehe, oke, tante boleh ambil rewardnya sekarang, tapi aku gak terlalu fit, habis di kejar-kejar” bisik ansel,

“gak masalah, asal jangan duluan critt “ bisiknya dengan nada genit.

“ada gitu dari sebelas tante sebelumnya, ansel keluar duluan?” tangan ansel langsung meremas buah dadanya dari luar gaunnya.

“belum sihh., jadi jangan kecewain tante yah” ansel langsung mencium bibirnya pelan, dan semakin cepat mengadu bibirnya.

Dengan agak agresif tante anna mendoroong tubuh ansel sampai terlentang di kasurnya, dia sendiri melucuti pakaianya satu per satu sampai sisa bra dan celana dalam.

“awhh agghh tantee.. enggh” jerit ansel menahan sakit, karena tante anna melompat dan mendarat tepat di perutnya

“kita lihat, pusaka sang brondong hahaha” tawanya perlahan membuka celana ansel sampai tersisa celana dalamnya.

“waawwww” desis kagumnya.

“ternyata benar, pusaka kamu benar-benar besar dan panjang” racaunya mengoock penis ansel yang awalnya tertidur sekarang menjadi tegang dan tegak.

“ya dong, semua tertunduk sama ini kontol” tawa ansel membanggakan pusakanya.

“bauu ih, kamu belum mandi?” ucap tante anak yang berniat mau melakukan blowjob, tetapi penisnya ansel bau pesing, dan tubuhnya juga tak sedap.

“hehe, kan udah di bilang seharia aku di kejar tante sayaaaaang”

“uhhm ya udah mandi sana, tante tungguin, “

“muaacchh” ciuam di bibir tante anna saat ansel masuk ke kamar mandi untuk bersih-bersih.

“aaah segarnyyaaaa, rasanya mau tidur seharian,” gumamnya.

“puasin tante baru boleh bobo” suara tante anna masuk ke dalam kamar mandi, ansel tersenyum saat melihat tubuh tante anna yang masih sekel di usianya yang empat puluh tahun,

Tante anna paling mudah di bandingkan dengan tante sinta, dan ke sepuluh tante lainnnya, yang udah berkepala lima.

“tante bantuin bersihin” ucapnya di belakang ansel menempelkan tubuhnya sambil di basahi air shower.

“ahh benar-benar panjang” racaunya lagi mengeocok penis ansel dengan kedua tangannya. Ansel langsung menarik tubuh tante anna ke hadapannya, lumata langsung mendarat di bibirnya,

“mmhhcchh mhccch” suara ciuman d bawah shower, tak lupa tangan ansel meremas buah dada tante anna, yang terhitung sedang di banding tante lainnya.

“tante gak takut suami tante?” tanya ansel saat selesai mandi, tante anna juga melilitkan handuk d tubuhnya.

“ih kamu oon ih, udah terlanjur, tapi tante gak mau rugi, ketauan tanpa ambil reward” ucapnya, ansel menanyakan hal yang sama karena dia sedikit resah, ini pertanda buruk tak ada namnaya arisan brondong lagi.

“slrruuppsss” hisapan cukup dalam dari mulut tante anna, ia mencoba memasukan dalam-dalam penis ansel ke dalam mulutnya, tetapi hanya bisa setengah dari penis ansel.

“tante sinta sampai mana masukinnya?” tanyanya sambil mengocok dengan kedua tangannya.

“sampai sini" tunjuk ansel, seperempat hampir mentok.

“woooh, dalam juga, tante gak kuat ah, takut sesak nafas” ucapnya kembali menjilati penisnya,seperti memakan es krim. Di lumatnya setiap centi dari ujung kepala sampai bijinya.

“tante tau gak?”

“apa ansel sayang?”

“tante doang yang emut kontol ansel lama” ansel sebenarnya mencoba untuk mempercepat tempo permainan agar ini cepat. bisa saja di tengah-tengah asiknya bermain, suami tante sinta datang, dan ansel tertangkap basah.

“oh ia?” angguk ansel menarik tangan tante anna posisi women on top,

“aaah ansel,” jerit pelan tante anaa saat penisnya mulai masuk perlahan, tante anna sedikit meringis karena ukuran penisnya yang berbeda dari cowok lainnya.

“ohh tante kayak di perawanin lagiii uhhhh” gumamnya sambil berpegangan ke tangan ansel.

“Ahh anseell ihhh, kagettt” racaunya di saat tante anna menikmati setiap centi penis ansel yang menancap.. Tiba-tiba ansel menhentakan pinggulnya sampai terasa penisnya mentok ke dalam vagina tante anna.

“ngh ngh ngh ngh” suara desahan pelan tante anna di ikuti gerakan pinggulnya naik turun.

“ansel ngghh ouhhh “ lenguhnya, ansel diam-diam meremas buah dadanya perlahan, memainkan putingnya pelan.

“ouh tantee, memeknya kayak serasa maih ABG, sempit dan bisa kempot-kempot” ucap ansel sesekali menghentakan penisnya saat arahnya berlawanan dengan hentakan tante anna. beberapa menit.

“uhh yeahh, ansel.. ngghhhhh ssshh aaaahhh”

"auhh tante gak kuat sayang... ngghhhhh auhhh" jeritnya cukup keras di ikutin pingulnya menekan dalam-dalam.

“owoowoo” desis ansel merasakan penisnya terasa di sedot-sedot semakin dalam,

“bukkk” tubuh tante anna langsung ambruk di atas tubuh ansel,

“klimaks tante?” angguknya, ansel membelai rambut tante anna, memanjakan seperti pacarnya sendiri. Tapi memang tugas ansel seperti itu,

“brr brr brrr brr” suara getaran ponsel yang di silentnya, yang ternyata itu punya tante anna,

“sstt diem, tante inggrid telepon” bisik tante anna langsung mengangkat telepon

“anaaa, kamu tau soal sinta yang ketauan sama suaminya,soal arisan brondong kita?” tante anna sengaja loudspeaker agar ansel juga mendengarnya. Ansel cuman tersenyum karena tante inggrid orang ke empat dalam arisan itu

“iah tau kok” tante anna berdiri di depan jendela apartment ansel, memang dia sendiri kalau menerima telepon tak mau diam.

“yah, terus gimana, bulan ini kan giliran kamu anaa?”

“gak apa-apa aku lagi ambil reward arisanya sekarang” ansel diam-diam melangkah ke arah tante anna yang berdiri diam.

“hee? Kamu ke apartemen ansel?”

“iah, tante inggrid, tante anna lagi ansel entot ini” suara ansel menjawab pertanyaan, ansel langsung memasukan penisnya ke dalam vagina tante anna,

“ohhhhhhhh~” desisnya.

“ihh parah,, gak bilang-bilang”

“mau video call biar bukti?” tanya tante anna,

“boleh, hayooo” tante anna langsung menaruh ponsel di meja dekat jendela.

“gilaa beneran lohh, gak mau ruggii” ledek tante inggrid melihat tante anna lagi di enjot ansel posisi seperti ini.

“aahh ah ahh” suara desahan tante anna terpotong-potong karena enjotan ansel yang begitu bergairah

“hati-hati loh anna, aku lima kali klimas semalam sama ansel, dia cuman satu kali”

“haa masa? Gak mungkin lah,?” jawab tante anna, ansel hanya tersenyum mendengarnya dan terus menggenjot tante anna.

“ihh, seriusan, ya kan ansel?”

“iah, rekor di pegang tante inggir, lima kali klimaks dalam waktu dekat”

“aahh,, ahh ansel hmmm” tante anna sekarang hanya bisa mendesah sambil mengobrol dengan tante inggrid.

“ploppp” ansel mencabut penisnya, menggendong tante anna ke meja, dan memasukan kembali penisnya ke vagina tante anna.

“ansel... tante liat kalian pengen di entotin lagi ih, terus crotin di dalam” tante inggrid terus melihatnya ikut meremas buah dadanya pelan.

“tante anna juga bakalan ansel crotin kok, tenang, semua kebagian” ucapnya kasih jempol ke tante inggrid sambil terus menggenjot sekuat tenaga.

“ihh gak mauu, anseell ohhhhhhh~~” dan kembali tante anna klimaks.

“enak loh anna, serasa malam pertama tauu” sambung tante inggrid

“ansel, habis kamu garap tante anna, lebih baik kamu pindah yah”

“kenapa emang tante?”

“suaminya sinta bakalan nyari kamu sampai dapat, jadinya pasti lambat laun bakalan tau dimana kamu tinggal”

“betul” sambung tante anna.

“ya udah, ansel rapih-rapih habis ini” ansel langsung mengendong tante anna kembali berbaring, dan lansung memasukan penisnya lagi.

Ansel kembali menggenjot tante anna sampai ia klimaks lagi,

“tanteee ohhhhhhhh yayaaaa”

“crrottttttt” ansel menekan pinggulnya sampai terasa semburan kencang di dalam vagina tante anna, totalnya tante anna klimaks empat kali, dan ansel satu kali,

***​

Di mal tak biasanya hari ini cukup ramai, anggit terlihat capek melayani pelanggan yang entah membeli atau hanya melihat-lihat.

Sedangkan cece nia duduk santai sambil memainkan ponselnya, tak perduli apa yang di lakukanya anggit, tapi memang wajar cece nia pemilik tokonya, dan anggit hanya karyawannya.

“anggit, itu rapihin dong, berantakan” pintanya melihat pakaian yang di buntal-buntal.

“iah cece, ini masih layanin pelanggan satu” jawabnya sambil mengambil ukuran yang di minta pelangganya.

“awas aja kalau gak rapih” ucapnya lagi kembali memainkan ponselnya, anggit hanya menghela nafas sambil senyum tipis,

Dan akhirnya selesai semuanya, pelanggan sudah anggit layanin termasuk pakaian yang di buntal-buntal.

“kerja baguss anggit, hari ini lumayan” ucap cece nia senyum sambil menghitung duit di meja kasir.

“anggit mau makan siang dulu yah,” ia melirik ke arah jam di ponselnya udah menunjukan jam tiga sore, bearti anggit telat makan sambil menahan lapar.

“jangan lama-lama” angguk anggit melangkah pelan, kakinya sedikit gemetar karena menahan lapar dan sedikit sempoyongan hampir jatuh. Tetapi ada seseorang yang menahannya yang tak lain adalah ansel.

“lo gak apa-apa?” tanya ansel,

“gak kok, cuman lemes aja dikit” jawab anggit kembali menjaga imagenya di depan ansel.

“mau ke kantin?”

“iah, napa mau di traktir?” jawab anggit tetap saja jutek ke ansel walau keadaanya kurang sehat seperti ini.

“dih, siapa juga, gue emang mau ke kantin kali” jawab ansel langsung berjalan mengarah ke kantin, anggit berjalan pelan. Kepalanya sedikit pusing.

“bukk” tubuh anggit terjatuh dan pingsan, ansel yang mengetahuinya langsung berlari, membopong anggit.

“saya cowoknya, pak, “ ucap ansel saat ada orang yang cegah anggit di gotong sama cowok-cowok yang tak jauh dari anggit jauh. Mereka pun tak berani mendekati setelah ansel bilang seperti itu.

“ada-ada aja nih bocah, pingsan segala” ansel langsung menuju ke kantin, membaringkan anggit di bangku panjang di pojokan kantin

“ini mas pakai minyak kayu putih hidungnya” ucap seseorang mbak-mbak yang perduli terhadap anggit

“iah mbak, “

“perutnya juga, biasanya masuk angin atau gak telat makan mas” lanjut mbak-mbaknya. Ansel mengangguk lagi sambil menuangkan minyak kayu putih ke hidungnya,

“gak bangun juga”

“krrtuyyyuuuukkk” suara perutnya yang keroncongan kembali terdengar, ucapan si mbak tadi benar. anggit pingsan karena telat makan.

Ansel melirik kiri kanan saat mencoba mengusapkan minyak kayu putihnya ke perut anggit, untungnya jam segini tak terlalu ramai, dan tak ada yang perduli juga.

Perlahan ansel mengusapakn minyak kayu putihnya beberapa kali, dan kembali tak ada hasil. Tiba-tiba tangannya mengarah ke atas perutnya anggit, mengusap pelan buah dadanya.

“toketnya gak kecil-kecil banget, di tambah cuman pakai tangtop doang lagi” ansel terus meremasnya sambil melirik kiri kanan, kesempatan yang tak boleh ia hilangkan,

“ngggh” lenguh anggit tiba-tiba langsung tersadar, dengan cepat ansel menghentikan aksinya,

“awwhhh, aku dimana” gumamnya memicingkan matanya,

“kantin, lo pingsan” jawab ansel, langsung pergi membeli nasi goreng buat anggit,

“awh pusing” gumam anggit, langsung duduk memegang kepalanya, dan perutnya yang kembali keroncongan. Ia memejamkan matanya beberapa menit.

“ini makan dulu,” anggit tak bisa menolaknya, ia langsung melahap nasi goreng yang di bawa ansel. Ini kedua kalinya ansel melihat anggit yang kelaparan. Dan ansel seperti kemarin berjalan menjauh membiarkan anggit makan.

Diam-diam ansel langsung mengikuti anggit yang sudah selesai makan kearah tokoknya lagi. ia penasaran yang di alami anggit sampai ia pingsang kelaparan seperti tadi.

“lama banget ih, makan apa aja?” tanya cece nia saat anggit sudah datang.

“uhm, makan di luar cece, di kantin lauknya gitu-gitu aja” jawab anggit, tanpa sepengetahuannya ansel mendengarnya percakapan mereka. dia sendiri kaget mendengar ucapan anggit yang berbohong apa yang terjadi.

“gila,, gak pengertian banget tuh pemilik tokoknya” intip ansel melihat sekilas orangnya, dan ia teringat cewek yang berpapasan tadi pagi.

“ya udah rapihin lagi tuh, susunin lagi seusai ukuran,” pintannya,

“iah cece,” tak lama cece nia keluar toko melewati ansel yang berdiri bersandar di tembok. Menyaradi hal itu ansel berdiri sambil menoleh.

“oh dia pemilik tokoknya” ansel melirik kearah cece nia yang juga meliriknya, tetap saja ansel terfokus ke buah dadanya yang tercetak jelas dari kaos yang di pakainya.

“montokk boorrrr” ucapan yang keluar dari otak kotornya, yang tak bisa berbohong soal tubuh yang membuat matanya tertarik. Ansel lansgung berjalan melewati toko, sambil menoleh ia melihat anggit yang sedang menyusun pakaian.

“ihh, jadi nyebelin gininya” gumam anggit sambil menyusun pakiaan sesusai dengan ukurannya.

“enaknya yah kalau punya duit, tinggal nyuruh-nyuruh” gumamnya terus menerus saat tak ada cece nia di toko.

“tapi kalau di pikir tuh cowok, bantuin aku secara gak langsung dua kali” desisnya mengingat kejadian tadi, anggit juga baru sadar perut dan buah dadanya hangat seperti terkena minyak kayu putih, tapi anggit tak memperdulikannya, lemasnya sudah berkurang sekarang

“selesai juga” anggit langsung duduk di lantai melihat jam dinding sudah menunjuka jam tujuh malam,

“gak bakalan kesini lagi kayaknya, sibuk pacaran” anggit memilih duduk bersolonjor menunggu pembeli datang,

Sedangkan ansel ternyata kembali bertemu lagi dengan sang pemilik toko, di lantai tiga, tapi dia tak sendiri melainkan dengan secorang cowok. Dan masuk ke dalam konter hp. Ansel berdiri agak jauh darii konter hp, tak lama menghampiri ke arah konter hp tersebut.

“tok tok tok”

“permisssii beliiii” ucapnya sambil mengetuk etalasenya,

“permiisssiiiii” kini ucap ansel lebih pancang, tak lama cowok yang ia temui tadi, keluar sambil merapihkan celananya.

“cih, kesempatan ngentot” gumamnya kecil.

“cari apa mas?”

“cari pulsa ada?”

“ohh, lagi kosong mas, di toko sebelah aja” ucapnya menujuk toko sebelahnya,

“oh ia, terima kasih”

“tapi kalau gak ada juga gimana?” tanya ansel lagi pas cowok itu mau masuk kedalam.

“pasti ada kok mas” jawabnya senyum,

“oh ia, kalau disini jual beli hp bekas?” ansel sengaja melakukannya, ingin menganggu kesenangan mereka berdua secara gak langsung,

“gak, saya jual hp baru aja”

“oh, gitu,” cowok itu langsung kembali ke dalam,

“tok tok tok”

“apa lagii sih masss~~!” ucapnya sekarang menjadi kesal,

“ngak, cuman mau lihat kaca etalase kacanya tebel juga” jawab ansel langsung pergi santai, raut wajahnya cukup senang,

“mampuss lo, pasti turun tuh kontol gue gangguin terus” desis ansel merasa puas melakukan hal seperti tadi.

Ucapan ansel benar, tak lama cowok itu keluar dengan pemilik toko anggit, dari kejauahn mereka seperti bertengkar dan sang pemilik toko keluar sambil melangkah cepat.

sedangkan ansel kembali mengikutnya dan dia kembali ke arah tokonya, ansel memilih duduk berjauhan sambil memperhatikan anggit yang melayani pembeli.

“cece niamau kemana, kok pergi lagi?” tanya anggit yang

“pulang, lagi bete” jawabnya ketus.

“tutup toko aja kalau sepi” pintanya langsung keluar toko lagi, anggit menangguk paham, kembali melayani pembeli.

“yang punya toko itu tadi?” tanya ansel tiba-tiba nongol di hadapan anggit.

“issshh” anggit mendesis kesal karena cukup kaget ansel muncul di depan toko.

“masih jutek amat ini bocah”

“haaa apa lo bilang bocah?” kali ini anggit mendengar cukup jelas.

“emang tampang gue masih bocah?” tanya anggit mendongakkan kepala ke arah ansel. Tanpa dosa ansel mengangguk.

“isssshhh” desis anggit meninggalkan ansel kedalam, membiarkan ansel sendirian berdiri di luar toko.

“ya tuhan, kenapa aku ketemu orang aneh ihh, “ diam-diam anggit melirik kearah luar toko, untuk memastikan ansel sudah pergi atau belum.

“haaa~~~” nafas leganya melihat tak ada ansel di depan toko, anggit kembali menghela nafas merasakan tubuhnya sangat lelah.


Bersambung.....


#Note,
terima kasih para suhu yang mampir kesini, up gak tentu karena kesibukan real ya hu..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd