Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

COMEDY Tiga Bidadari dari Kampung Kandang Kebo ( comedy sex, no sara )

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Boa edan..... si atin teh
 
G'ngintip tp nonton wkwkwkwkwkw
Kayaknya kang uju yg bakal menang banyak nich, ato malah para bapak2 yg budiman yg bakal dapet kembang dikamar hmmmmmmm
 
Wah bisa-bisa malah si Atin duluan yang di ajak main kanv Uju bukan si Inah.

LanjuyLan suhu......
Siap menunggu update selanjutnya
 
:mantap: Gila
Nature Observer.
Perbandingan pertimbangannya dengan alam sekitar.
Inah bisa terbawa angin kayak iklan pemberat susu :nenen:, eh salah, :nenen: susu yg bikin badan berat.
 
Semoga Kampoeng Kebo tidak terdampak tsunami selat sunda.

Turut berduka yg sebesar-besarnya buat para korban tsunami selat sunda, semoga korban cedera diberi kesabaran dalam menjalani dan korban meninggal semoga diterima disisiNYA. Ameen.
 
5. Terjebak Tipuan Playboy Kandang Kebo


"Ini, mulut..!" seru Atin kaget melihat Kang Uju dan Titin melotot ke arahnya, bisa panjang urusannya karena melihat adegan tidak senonoh di luar kamar tepat di bawah pohon tangkil. Hufff, tolol bagaimana kalau Titin sampai ngadu ke Emak dan Bapak? Alamat kupingnya dijewer, Atin memegang kuping yang tiba tiba terasa sakit.

"Uh, untung aku udah ngecrot, mudah mudahan kamu bisa hamil." kata Kang Uju menarik kontolnya dari memek Titin, sebelum kontolnya terpaksa harus disunat dua kali karena kepergok mesum di bawah pohon tangkil. Dengan cepat Kang Uju menarik resleting celana tanpa membetulkan celana dalam, dan resleting sukses besar menjepit sebagian kecil kepala kontolnya. Sakit, pasti itu dan yang sudah pernah mengalaminya pasti akan setuju.

"Iya, untung Titin udah keluar 4 x, jadi nggak akan rugi kalau sampai digerebek warga." jawab Atin santai, menaikkan celana dalam tanpa peduli pejuh Uju merembes keluar dari memeknya dan membasahi celana dalam yang baru dibelinya dengan cara kredit ke Mang Udin tukang kredit keliling yang sering kali menggodanya, bahkan Mang Udin bersedia memberi Titin satu kodi celana dalam dengan sarat, Titin harus mau dicium bibirnya. Hiii, membayangkannya saja sudah membuat Titin mual dan mengusap perut, "Amit amit jabang bayi, semoga anak Titin tidak setonggos Mang Udin yang seperti Elly Sugigi."

"Aduhhhhh..!" seru Uju tertahan, menahan sakit kepala kontolnya yang terjepit resleting celana. Kakinya bergerak lincah seperti penari salsa hingga menabrak Titin yang membelakanginya hingga kepalanya terbentur pohon tangkil yang berdiri diam dan telah menjadi saksi apa yang mereka lakukan.

"Aduhhh, Kang Uju apa apaan sih...!" gerutu Titin memegang jidatnya, entah dari mana datangnya bintang yang bertaburan di mata dan sebuah benjolan mungil menempel di tengah jidat mulusnya. Seperti tanduk, yang tiba tiba muncul.

"Ini, kontol Akang kejepit resleting celana. Tolong....!" seru Uju, kakinya semakin lincah menarikan tarian salsa sehingga tersandung batu membuatnya mengangkat kaki yang tersandung batu sehingga kehilangan keseimbangan. Terjatuh menabrak Titin yang sedang asyik mengelus jidatnya.

"Akang....!" teriak Titin saat tubuh Uju kembali menimpanya dan mereka terjatuh di atas tanah basah karena hujan tadi sore. Kenikmatan yang sempat didapatkan ternyata harus dibayar mahal, ink musibah, azab atau mungkin juga keberuntungan buat Titin. Dia tidak perlu ke salon untuk memakai masker tanah liat yang dipercaya bisa menghaluskan kulit wajah dan mengencangkannya secara alami, sekarang wajah Atin sudah memakai masker tanah tanah basah bekas tersiram air hujan dan juga sedikit cipratan air kencing dari beberapa hewan yang sempat singgah untuk mengencingi tanah di sini. Masker wajah yang sangat sempurna, seharusnya Titin bersyukur.

Melihat kejadian tersebut, Titin melompat keluar lewat jendela untuk menolong Titin, biar bagaimanapun Titin adalah kakak perempuannya dan harus segera ditolong sebelum yang lain menolongnya dan mengetahui perselingkuhannya dengan Kang Uju, kalau hal itu terjadi, Kandang Kebo akan gempar, semua orang akan membicarakannya dan yang paling parah, Titin akan dipaksa poliandri dengan Kang Uju dan Kang Uju harus bersedia menjadikan Titin sebagai istri ke duanya. Bayangkan, Titin mempunyai dua suami dan Uju pun akan memiliki dua istri, Kandang Kebo akan menjadi terkenal karena berita mereka.

"Teteh kenapa, kok bisa jatuh?" tanya Atin berusaha menahan tawa, tawanya akan membangunkan Emak dan Bapak. Niatnya menolong terhenti, melihat Kang Uju berdiri berusaha melepaskan kepala burungnya dari jepitan resleting, semua perhatian Atin tertuju ke arah itu. Untung Titin bisa bangun tanpa bantuan Atin, wajahnya berlumur tanah basah.

"Tinnn, tolong Tinnn...!" seru Uju memelas, dia mengangsurkan selangkangannya ke hadapan Atin yang berjongkok bengong melihat celana jeans Uju yang melorot dan tergantung di batang burungnya yang panjang. Sepertinya resleting celana yang menjepit kepala kontol terlalu berat sehingga kontol Uju semakin melar menahan berat celana jeans.

"Tolong apa, Kang?" tanya Atin bingung melihat kontol Kang Uju semakin mendekati wajahnya, tercium bau aneh yang membuatnya merinding. Sepertinya ini bukan hanya bau memek Titin, ada bau lain yang tidak kalah tajam. Bau yang terasa menyegarkan dan membuat bulu kuduk Atin merinding membayangkan hal mesum.

"Burung Akang kejepit resleting celana, sakitt..!" seru Uju memelas, biarlah Atin melihat kontolnya yang penting kontolnya bisa selamat, jangan sampai harus disunat dua kali hanya karena terjepit resleting celana. Kontol kebanggaannya harus bisa diselamatkan, bagaimanapun caranya.

"Eh, iyyyya Kang.." jawab Atin gugup, ini pengalaman pertama melihat kontol pria dan tepat berada di hadapannya sehingga dia tidak tahu, pertolongan apa yang bisa dilakukannya untuk menolong kontol Uju. Dia hanyalah perawan lugu yang culum, HP dan teknologi hal yang terasa asing di Kandang Kebo sehingga dia tidak pernah melihat film porno di hp.

"Iya tolong Kang Uju, jangan sampai disunat dua kali. Bisa makin pendek burungnya, Teh Titin rugi kalau burung Kang Uju jadi pendek." kata Titin berjalan meninggalkan Atin dan Uju ke arah pancuran yang terletak di belakang rumah sebelum Bapak dan Emak lebih dulu menggunakannya untuk berwudhu, biasanya tidak lama lagi Emak dan Bapak akan bangun untuk shalat tahajjud.

Ironis, saat ke dua orang tuanya beribadah dan selalu menekankan betapa pentingnya ibadah shalat, Titin justru lebih menikmati ibadah lain yang membuatnya menggelinjang nikmat. Tapi sayang, hampir setahun Kang Odoy lebih asyik dengan ayam ayam kesayangannya dan sangat jarang menyentuhnya padahal ibadah yang paling ditunggu oleh Titin adalah saat kontol Kang Odoy masuk memeknya. "Biarlah, toh selama ini Kang Odoy hampir tidak pernah membuatnya puas, baru masuk udah keluar. Beda dengan Uju, selalu bisa membuatnya meraih orgasme berulang ulang walau mereka melakukannya di bawah pohon, saung tengah sawah bahkan mereka melakukannya di kolong rumah panggung. Asal ada tempat dan situasi memungkinkan, jadilah."

"Mau ke mana, Teh?" tanya Atin tanpa menoleh, matanya tertuju ke kontol Uju, hatinya menghadapi dilema perlukah menolong burung Uju yang terjepit resleting celana atau membiarkannya saja dengan resiko kontol Uju terpaksa harus disunat dua kali.

"Tinnnn, tolong..!" seru Uju berusaha membuat suaranya sememelas mungkin untuk memancing rasa Iba Atin, padahal kepala kontolnya sudah terlepas dari jepitan resleting celana jeans nya akibat tarian salsa yang dilakukannya tadi. Uju hanya ingin merasakan kepala kontolnya disentuh tangan perawan yang terkenal kecantikannya di kandang kebo. Dia memegang resleting celana agar tetap menempel pada kepala kontolnya, sekilas kepala kontolnya seperti sedang terjepit padahal ini hanyalah tipu daya untuk perawan tercantik di Kandang Kebo.

"Iy iyyya, Kang..!" seru Atin gugup. Dengan tekad bulat, Atin memegang kepala kontol Uju dan menarik resleting celana tanpa ragu.

"Aduhhhhh, sakittttt...!" seru Uju berjingkrak menari Salsa, seakan lepasnya jepitan resleting pada kepala kontolnya sangatlah sakit. Akting amatiran Uju ternyata cukup berhasil.

"Maaf, Kang Uju. Coba Atin lihat, burung Kang Uju berdarah nggak?" tanya Atin was was, kalau sampai pertolongan yang dilakukannya semakin memperparah luka kontol Uju. Atin tidak mau masuk penjara karena perbuatannya, mengerikan kalau sampai masuk penjara gara gara berusaha menolong kontol yang terjepit resleting celana.

"Iya Tin, coba lihat berdarah nggak?" tanya Kang Uju menyodorkan kontolnya untuk diperiksa Atin, tidak sia sia dia selalu ikut pertunjukan drama setiap acara 17 Agustus dan sekarang akting amatirannya berhasil menipu Atin.

Atin terlalu lugu, dengan perasaan was was, Atin memegang kontol Uju yang semakin mengeras dan Atin menganggapnya bengkak karena tidak berhati hati melepaskan jepitan resleting. Atin mencari luka di kepala burung, suasana malam membuatnya gagal menemukan luka yang memang tidak pernah ada.

"Kang, burungnya kok semakin bengkak?" tanya Atin ketakutan melihat burung Uju semakin besar dan mengeras. Sepertinya harus dibawa ke PUSKESMAS sebelum menjadi semakin parah dan itu artinya semakin besar kemungkinan kontol Uju diamputasi, wajah Atin langsung pucat membayangkan hal itu, semua salahnya yang tidak berhati hati sehingga kontol Uju bengkak seperti sekarang.

"Iya, kamu kekencangan narik resleting nya, kamu harus tanggung jawab..!" seru Uju kegirangan, Atin belum menyadari akting amatirnya. Kesempatan yang harus dimanfaatkan sebelum Titin kembali dan mencak mencak melihat perbuatannya dan kalau hal itu terjadi, Uju tidak akan bisa lagi menikmati lobang sempit Titin. Ah, penderitaannya akan semakin panjang, menunggu wanita lain yang mau berbagi kehangatan tubuhnya.

"Harus diobati, Kang..!" seru Atin ketakutan, karena perbuatannya kontol Kang Uju menjadi bengkak dan keras seperti sekarang, sepertinya selain luka uratnya juga terkilir.

"Kang, minta tolong Mak Irot saja, sepertinya burung Kang Uju terkilir..!" seru Atin mendapat pencerahan, ada Mak Irot dukun urut paling hebat di Kandang Kebo, semua masalah urat dia ahlinya. Kemampuannya sudah teruji dan tidak perlu diragukan lagi.

"Nggak mau...!" seru Uju kaget, aktingnya akan hancur berantakan kalau sampai dibawa ke Mak Irot. Tuhan, selamatkan hambamu dari tipu daya Mak Irot. " gumam Uju dengan penuh harap.

"Biar sembuh, Kang. Kalau dibawa ke Puskesmas, malah diamputasi. Kasian Ceu Acoh, pulang dari Arab nggak nemuin burung Kang Uju." kata Atin berusaha membujuk Uju. Setidaknya kalau sudah ditangani Mak Irot, urusannya akan selesai.

"Nggak perlu, kamu bisa ngobatin burungku. Cukup dijilat pasti bengkaknya kempes, buruan nanti semakin parah..!" seru Uju tidak mau melepaskan kesempatan ini berlalu begitu saja, harus dimanfaatkan sebaik baiknya sebelum Titin kembali dari pancuran, maka cita citanya merasakan jilatan perawan akan hancur berantakan. Apa lagi kalau sampai urusannya sampai ke Mak Irot, pasti akan semakin panjang.

"Nggak mau, jijik..! Kita ke Mak Irot saja, Kang !" seru Atin ragu melihat kontol Uju bergerak naik turun seperti sedang kesakitan, separah itukah akibat perbuatannya yang ceroboh. Tidak ada pilihan lain, dia harus memberikan pertolongan pertama sebelum dibawa ke Mak Irot.

"Aduhhhhh, dari pada Kang Uju masuk rumah sakit gara gara burung Kang Uju bengkak, terus diamputasi gimana?" tanya Uju dengan wajah memelas, dia semakin menikmati akting amatirannya. Lumayan berbakat, kalau ikut audisi mungkin dia diterima.

Atin terpaku mendengar apa yang dikatakan Uju , dia harus segera memberikan pertolongan pertama sebelum kontol Uju semakin parah. Ini buah simalakama yang harus dihadapinya, Atin mulai menekatkan hati menolong Uju sebelum terlambat, kasian Teh Acoh kalau burung Kang Uju harus diamputasi, kerja jauh ke Arab begitu pulang, burung kesayangannya sudah hilang.

Keraguan Atin hilang, kontol Uju terus bergerak naik turun menunggu lidah Atin menyentuhnya, godaan yang membuat Atin penasaran dan ingin mencoba merasakan menjilati kontol seperti cerita yang didengarnya dari tetangga yang sudah menikah dan sering ngobrol jorok, Atin menjulurkan lidah menyentuh kepala kontol Uju, sisa sisa lendir memek Titin dan pejuh yang mengering membuatnya terasa asin.

"Asin, Kang..!" seru Atin, dia menatap burung yang terus mengangguk menanti sapuan lidah kasarnya kembali, aneh kenapa bentuknya begitu menggairahkan. Memeknya terasa berkedut dan ada sesuatu yang keluar dari dalamnya, geli geli nikmat yang asing. Atin menatap wajah Uju yang juga sedang menatapnya dengan wajah mupeng, wajah Uju meringis menunggu tegang apa yang akan dilakukan Atin selanjutnya.

"Kok berhenti? Agak lama, biar bengkaknya hilang." kat Uju tidak rela lidah Atin terlalu cepat meninggalkan kontol kebanggannya, harus lebih lama agar bengkaknya menjadi hilang. Ya, bengkaknya akan segera hilang setelah pejuhnya terkuras habis, seperti Titin yang sudah berhasil menguras pejuhnya.

"Sakit, nggak?" tanya Atin tanpa melepaskan kontol dari genggamannya, rasanya aneh saat kontol Uju meronta agar terlepas dari genggaman tangannya yang halus.

"Sedikit, soalnya masih bengkak. Dihisap, biar bengkaknya hilang." kata Uju memberikan instruksi ngawur yang hanya terpikirkan olehnya yang berotak sama ngawurnya.

"Jijik...!" seru Atin, namun rasa takut mengalahkan rasa jijik. Bayangan kontol Uju yang terpaksa harus diamputasi membuatnya takut. Atin memejamkan mata, melahap burung Uju dan menghisapnya, mungkin dengan cara ini bisa membuat kontol Uju kembali normal. Tekad itu yang terus dijaganya seperti menjaga anak kucing kesayangannya.

Uju menahan geli geli nikmat, akting kelas RT berhasil menaklukkan perawan cantik dengan bokong besar yang selalu membuat matanya melotot, bokong yang beberapa kali membuatnya jatuh ke parit karena terlalu asik memperhatikan lenggak lenggoknya. Akhirnya dia berhasil membuat pemilik bokong ini bertekuk lutut, mengikuti semua kemauannya. Merasa kurang dengan apa yang sudah didapatkan, Uju mengocok mulut Atin pelan, tangannya menahan kepala Atin agar tidak menghindar dari hantaman kontolnya. Atin yang lugu bin bego, menganggap itu sebagai bagian cara penyembuhan yang harus dilakukannya.

Atin merasakan burung Uju bergerak keluar masuk mulutnya, dia harus bertahan demi kesembuhan kontol Uju agar tidak diamputasi. Mulutnya semakin terbuka lebar agar kontol Uju bebas keluar masuk mulutnya, aneh sekali rasanya. Antara rasa asin yang berbeda dengan garam, asin yang nikmat, mungkin seperti ini rasanya keju nomer satu. Beda sekali dengan rasa keju di roti seharga Rp. 2000.

"Iya gitu, Sayang..!" seru Uju merem melek nikmat, walau kontolnya beberapa kali mengenai gigi Atin, tapi rasanya masih lebih nikmat dibandingkan harus terjepit resleting celana jeans.

"Atin, kamu lagi apa?" Titin terkejut melihat apa yang sedang dilakukan Titin, oh tidak itu bagiannya menghisap burung Uju. Atin belum pantas melakukannya, Atin masih perawan.

"Ini Teh, burung Kang Uju bengkak, makanya lagi Atun isep biar nggak bengkak." jawab Atin lugu, tangannya masih memegang kontol Uju yang bengkak dan keras, pengobatannya masih belum selesai dan harus diteruskan hingga kontol Uju benar benar kembali ke ukuran semula.

"Kang Uju...!" seru Titin jengkel, adiknya yang polos, lugu bin idiot tertipu mentah mentah oleh playbook Kandang Kebo yang tidak bermoral, tidak puas dengan memek empot ayamnya masih juga menginginkan memek perawan adiknya.

"Sini, biar Teteh yang ngobatin..!" seru Titin jengkel, Uju harus diberi pelajaran biar kapok, dia berniat menggunakan jurus goyang ngebornya untuk menguras pejuh Uju.

Atin mengangguk, berdiri meninggalkan Uju yang hanya bisa cengengesan, cita citanya yang ingin ngecrot di mulut Atin hancur berantakan dengan kedatangan Titin. Tiba tiba Titin mendorongnya hingga jatuh duduk di tanah yang dipenuhi genangan air membuat pantat dan celananya menjadi kotor.

"Kang Uju harus dikasih pelajaran karena berani nipu Atin, buat ngobatin burung Kang Uju yang bengkak harus pake bibir bawah, Tin !" seru Titin mengangkat dasternya setinggi pinggang membuat Atin bengong, ternyata Titin tidak pakai celana dalam.

"Teteh kok nggak pakai, celana dalam?" tanya Atin bengong, apa yang akan dilakukan Titin untuk mengobati kontol Uju yang bengkak.

"Celana dalam Teteh basah, ditinggal di pancuran." jawab Titin berjongkok di atas pangkuan Uju, dipegangnya kontol Uju yang bengkak dan keras agar tepat pada lobang memeknya yang sudah basah karena terangsang melihat Uju ngentotin mulut Atin.

"Teteh mau, apa?" tanya Atin gemetar, melihat Kontol Uju yang bengkak menempel di memek Titin, apakah ini cara mengobati kontol bengkak yang paling manjur? Menghisap dengan menggunakan memek? Kenapa tidak terpikirkan olehnya, tadi? Atin merasa menjadi bodoh, seharusnya dia menggunakan memeknya untuk mengobati kontol Uju.

"Mengobati burung Kang Uju yang bengkak, biar kempes...!" seru Titin menurunkan pinggulnya dan memeknya sukses menelan kontol Uju membuat Uju mendesis nikmat.

"Aduhhhh Akang, kontolnya mentok...!" seru Titin lupa rasa malu, kontol Uju berhasil membuatnya gila dan kecanduan. Lagi pula dia melakukannya untuk menyelamatkan keperawanan Atin dari playboy Kandang Kebo yang tidak tahu malu.

"Iyaa Tin, memek kamu sempit banget..!" kata Uju tidak mau kalah memuji, matanya menatap Atin yang berjongkok bengong melihat adegan yang terjadi. Entah kapan dia bisa menikmati jepitan memek perawan Atin, seperti dulu dia menikmati perawan Acoh istrinya.

Atin merasa lututnya lemas melihat kontol Uju keluar masuk memek Titin yang merem melek keenakan, adegan ini mengingatkan saat dia berhasil mengawinkan kambing Bapak hingga hamil, apa Titin juga akan hamil setelah kejadian ini? Belum tentu juga, sudah dua tahun nikah dan hingga sekarang Titin belum juga hamil.

"Kamu makin pinter ngewe nya, Tin...!" seru Uju takjub, tidak sia sia istrinya jadi TKW di Arab sehingga dia bisa menikmati memek Titin, wanita yang sempat ditaksirnya dan ditolak habis habisan oleh orang tua Titin karena semua orang di Kandang Kebo tahu akan hobinya mengintip cewek mandi.

"Teteh, lagi ngewe sama Kang Uju?" tanya Atin takjub, akhirnya dia tahu apa yang sedang terjadi saat ini dan sekarang bukan hanya pohon tangkil yang menjadi saksi, dia pun dipaksa menjadi saksi mesum kakak kandungnya yang kebelet pengen hamil.

"Iya Tin, biar Teteh cepet hamil. Kang Odoy nggak bisa menghamili Teteh, bisanya cuma ngawinin ayam biar nelor..!" jawan Titin, pinggulnya semakin cepat mengocok kontol Uju yang terjepit sempurna di memeknya, matanya menatap sayu melihat Atin yang melorot ke arah selangkangannya.

"Tapi burung Kang Uju lagi bengkak, nanti semakin parah dan bisa diamputasi..!" seru Atin antara ngeri dan takjub. Kontol Uju menjadi basah saat keluar dari dalam memek Titin dan belum sempat Atin melihatnya lebih jelas, kontol itu kembali terbenam di memek Titin.

"Burung Kang Uju lagi diobati Teteh kamu, Tin. Bentar lagi sembuh..!" seru Uju merem melek kontolnya dijepit memek Titin yang rapet, lebih rapat dari memek istrinya yang jadi TKW di Arab.

"Kok sambil ngewe, kan dosa!" seru Atin heran, ini perbuatan zina yang seharusnya tidak boleh dilakukan.

"Akang, aduhhhh memek Titin ennnakkkkk...!" Titin tidak menggubris apa yang dikatakan Atin, dia tidak peduli kalau Atin akan mengadukan perbuatannya dengan Uju ke Emak dan Bapak, kalau sampai hal itu terjadi Titin akan bilang "Si Atin sudah berani nyepong kontol Uju, itu lebih bahaya lagi. Perawan Atin bisa lenyap dalam sekejap.".

"Ochhh meuni ngenah memek kamu, Atiinnn, bikin Akang ketagihan." jawab Uju semakin membuat panas suasana, dia meremas payudara Titin membuat Atin melotot tidak berkedip melihat live show yang dahsyat melebihi saat melihat kambing kawin dalam waktu singkat.

Cprot cprot, suara becek bertemunya dua alat kelamin membuat Atin gelisah, seperti membetot birahinya. Pok pok pok, dahan ikut bergoyang mengikuti irama gerakan Titin.

"Akang, mauuuu kelllluar....!" seru Titin matanya melotot ke arah Atin yang terpaksa menelan ludah melihat adegan yang semakin panas. Kalau saja ada senter, Atin ingin melihat lebih jelas dua alat kelamin yang sedang bersarsatu

"Tahannnn Tinnn, Akang juga mauuu kelllluar....!" seru Uju, meremas payudara Titin. Sayang, jendali ada di Titin, posisinya membuat Uju tidak bisa memompa memek Titin.

Plok plok plok.... Crot crot crot dan seekor kodok yang sedang mengejar nyamuk terpaku melihat Titin dan Uju berlomba meraih orgasme. Bahkan burung hantu yang sempat berbunyi ikut menutup mulut, menunggu detik detik dua insan meraih orgasme.

"Akang, Tin Tin Tin nggak kuuuuuat.....!" seru Titin tidak bisa bertahan lebih lama lagi, orgasme sudah membetot jiwa dan kesadarannya.

"Iyyya Tin Tin, Kang Ju Ju Juga nggak...!" seru Uju tidak mau kalah, pejuhnya tertumpah ke memek Titin yang menerimanya dengan suka cita.

"Teteh, istighfar, nyebutttt Teh...!" seru Atin panik melihat tubuh Titin kejang kejang dan mulutnya mengap mengap seperti kesulitan bernafas, sementara matanya mendelik ke atas, mengingatkan pengalaman Atin saat orang sedang mengalami sakaratul maut.

"Aaaahhh ohh ohhh arggggg..!" Titin terus berkontraksi menyambut orgasme membuat Atin semakin panik, sepertinya benar Titin sedang mengalami sakaratul maut.

"Teh, nyebut Teh... Allahu Allahu..!" seru Atin berbisik di telinga Titin, tanpa dapat dicegah Atin menangis terisak isak. Kenapa Titin harus menghadapi sakaratul maut saat sedang berzina? Titin akan mati mengebaskan, arwahnya akan menjadi penghuni pohon tangkil karena perbuatannya dan pohon tangkil ini akan menjadi tempat yang sangat angker setelah ini.

"Atinnnnn.... Kamu ini kenapaa? Malah ngedoain Teteh mati...!" seru Titin jengkel dan mendorong Atin hingga jatuh terlentang.


Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd