CHAPTER 11
Wulan terduduk tak berdaya. Kedua tangannya pada paha Evan, menopang tubuhnya yang terasa lemah. Penis Evan masih berada dalam vaginanya. Kepalanya menunduk, rambutnya terjuntai menutupi wajahnya.
Rio meraih Wulan, menariknya dari atas tubuh Evan, memeluknya erat erat, membawanya menjauh dari tempat tidur, mengangkat tubuh lunglai Wulan dan membopongnya ke ruang tamu. Dibaringkannya Wulan pada Sofa panjang di ruang tamu, kembali mengambil selimut dari dalam kamar dan menutup tubuh wulan yang telanjang dengan selimut tebal. Mata Wulan masihbterpejam. Nafasnya turun naik dengan cepat. Sesekali ia menggigil, melwpaskan sisa orgasme yang masih tertinggal dalam tubuhnya. Rio tau Wulan mencapai kepuasan yang sangat. Posisi Woman on Top adalah posisi yang sangat mudah bagi Wulan untuk mencapai orgasme.
Rio melangkah masuk kembali ke kamar, meraih pakaian Evan di lantai, melemparnya pada Evan yang masih terlentang puas diatas kasur.
"Tugasmu sudah selesai." tukas Rio tajam.
Evan bengkit, menatap pakaiannya dan menyeringai di sela sela nafasnya yang masih memburu.
"Wow!" ujarnya "Aku tidak tahu bagaimana kau begitu mahir menahan ejakulasimu Yo. Wulan sangat luar biasa. Dua kali kucoba menahan, tapi tidak sanggup menahan kenikmatan yang ia berikan."
Amarah Rio memuncak. Ia memburu Evan, mencengkram lehernya sementara kepalannya sudah siap menghantam wajah Evan, saat dari belakang terdengar jeritan Wulan
"Ayah!! Stop!!"
Rio menoleh. Wulan berdiri berbalut selimut di pintu kamar. Wajahnya pucat, gambaran kepanikan terlihat jelas. Rio melepaskan genggamannya pada leher Evan, mundur beberapa langkah, sebelum berteriak pada Evan "Pakai bajumu dan keluar!!"
Evan beringsut turun dari kasur, mengenakan pakaiannya dengan cepat, melangkah keluar kamar melewati Rio yang masih berdiri menahan emosi. Saat melewati Wulan ia berbisik "Maafkan aku Moon .. semoga setelah ini suamimu lebih menyadari betapa berharganya dirimu. Lebih berharga dari kenikmatan sesaat yang ingin ia berikan padamu melalu 3S..."
Wulan terdiam, menunduk. "Aku mencintaimu ..." ujarnya lagi, sebelum melangkah keluar meninggalkan Wulan dan Rio.
Wulan menghempaskan dirinya di Sofa, ia terisak. Rio meraih jas mandi untuk menutupi tubuhnya, melangkah keluar kamar menghampiri Wulan.
"Sayang ...." bisiknya tanpa tau harus berkata apa. Seluruh perasaan berkecamuk dalam dadanya. Wulan terisak, tenggelam dalam penyesalan atas apa yang ia lakukan. Bagaimana mungkin ia bisa menikmati hubungan seksual dengan laki laki lain yang bukan suaminya hingga mencapai Orgasme? Memalukan. Dihadapan suaminya ia meregang kenikmatan atas apa yang dilakukan oleh laki laki lain. Bagaimana mungkin ....
"Maafkan Bunda Ayah ....." sesalnya disela tangisnya yang makin menjadi.
Rio memeluk tubuh wulan erat erat. "Bukan salah Bunda ..." ujarnya datar.
Malam pun berlalu, meninggalkan wulan dan Rio dalam keheningan...