Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

THE HIMAWAN FAMS

Kamis, 31 Desember 2020, 08:12
Kami telah selesai menikmati sarapan dan selesai bersiap. Rencananya pagi ini kamo akan bersilaturahmi dengan warga sekitar. Kegiatan ini telah kami lakukan semenjak papah dan mamah masih ada. Tak heran banyak warga mengenal kami dengan baik.
" Teteh... Aku pake baju mana? " tanya Rani kepada istriku
" Baju kamu mana aja coba..." ucap istriku
Rani membuka kopernya. Istriku dan si bontot terlibat obrolan. Vilda dan Stephanie juga nimbrung. Tawa cekikikan dari mereka sesekali terdengar.
Tak lama mereka pun siap dengan riasan sederhana tapi menonjolkan kecantikan alami.
Aku, Istriku, Ajeng dan Rani memakai pakaian senada, begitu pula teh Ita. Sementara yang lain memakai pakaian casual pilihan mereka.
" Udah siap belum? " tanya Rani dengan suara melengking khas.
" Bentaaarr... Kakinya masih ketinggalan di kamar mandii..." jawab Zulfi
" Valdiii... Kupingnya neeeh...." teriak Raka
" Ada yang liat jempol kaki sayah nggaaa? " tanya Moniq
Tak pelak kehebohan pagi ini mengundang tawa kami.
" Praaas... Jangan bilang dengkulnya belum kepasang...!" canda kang Pri
" Ngga kang... Cuman baut nya kurang 1 " jawab Pras polos
Tawa kami makin meriah
Mey Lin, Silvia dan Tata keluar dari kamar berpakaian simple. Kompak sekali mereka memakai training.
Budi dan Terry memakai kaus couple, sementara Iandi dan dinda memakai jaket senada. Johan dan Dhilla berdandan casual, Herlambang dan Alline bergaya sporty. Sementara Revka dan Ratri, Cipot dan Stella juga keponakanku bergaya khas anak muda kekinian.
Tak lama kamipun siap semua. Teteh menggandeng mama dan kang Pri berjalan berdampingan dengan papap. Kakak kakaku berjalan menuruti urutannya dan berakhir seharusnya di Rani. Tapi Budi memilih mengalah sambil mencari celah menggoda Ajeng
Saat mulai jalan celoteh sikembar dan keponakanku ramai terdengar. Ada saja keinginan si kembar dan jawaban dari kakak kakak nya.
" Eh.... Kita ke mak Ipah dulu... Kasian udah ngga bisa jalan...." ucap teteh
" Emang sakit apa Wa? " tanya Sarah
" Karena udah sepuh aja... Anak anaknya juga blegug ngga mau ngurus. Yang ngurus cucunya.. " ucap kang Pri
Kami semua merasa melas dengan apa yang dialami oleh mak Ipah.
Sambil berjalan obrolan kami berjalan hangat hingga kami memasuki halaman rumah mak Ipah.
" Assalaamu'alaikum...." ucap kami
Nandang, cucu mak Ipah menjawab dan bergegas menyambut kami.
" A... Mangga masuk A... Alah euy... Berantakan gini rumahnya ge.... Entii... Tii.. Ada tamu...." ucap Nandang
" Ndang... Jangan repot repot... Ai mak Ipah gimana kabarnya? " tanya kang Pri
" Oh.. Emak... Alhamdulillah sedang bagus kondisinya... Kemaren make kursi roda dari Aa berjemur. Senang banget keliatannya...." jawab Nandang
" Nandaang... Eta aya sahaa? " tanya mak Ipah
" Aya Aa putrana bapa sepuh mak..." jawab Nandang
" Aeh... Manaa... Alaah... Mpiii.... " suara mak Ipah gembira
" Mak... Ini Pri... " sapa kang Pri
" Iya... Emak... Masih jelas liat mah... Tapi kaki ngga bisa diajak jalan... " ucap mak Ipah.
Di usia nya yang ke 83 tahun ingatan dan matanya masih sangat bagus untuk orang seusianya.
" Ai Moniq... " panggil mak Ipah
" Ini mak..." jawab Moniq lalu memeluk mak Ipah.
Moniq adalah salah satu keponakanku yang sering diasuh mak Ipah selain sarah dan Edo.
" Atatatah.... Mmm... Hknng..." Ajeng ikut bersuara
" Ke... Ke... Ke... Itu suara bayi?? " mak Ipah sumringah
" Iya mak... Anaknya Dicky... Udah 3 " jawab kang Pri
" Mana... Emak hayang ningali... Istrina Dicky manaa? " tanya mak Ipah
" Ini mak... " jawabku sambil membawa keempat permata hatiku
" Alhamdulillah... " ucap mak Ipah
Sebait do'a dilantunkan mak Ipah untuk istri dan anakku.
Kami semua mengaminkan do'a mak Ipah
" Mak.. Kami ngga lama ya... Masih mau keliling dulu..." ucap kang Pri
" Enya atuh... " jawab mak Ipah.
Kami bersalaman sambil pamit.
Mak Ipaheneteskan airmata bahagia sambil sedih melepas kepergian kami. Do'a nya tak berhenti mengiringi kami
Kami masih terus melangkah diiringi tegur sapa dari warga kampung yang keluar rumah sekedar memuaskan rasa ingin tahu siapa yang melintas di depan rumah mereka. Tak sedikit yang memaksa singgah untuk sekedar ngobrol atau menawarkan pengganan ringan. Sampai di rumah mang Karna perajin kerupuk dan tahu kami mampir untuk membeli produk mereka.
Saat kami membeli produk mereka Raka berkeliling ke halaman belakang pabrik kecil milik mang Karna
" Mang Elaan...." panggil Edo
" Iya kaa...." jawab Elan anak mang Karna
" Kacang peletek masih ada ngga? " tanya Edo
" Di sebelah kolam... Eh... Tapi ngga boleh dipake jahil! " ucap Elan memperingatkan
" Engga mang... " ucap Zulfi yang menyusul bersama Valdi
Lalu mereka asyik memanen kacang kecil yang dikenal juga dengan nama kencana wungu karena bunganya indah berwarna ungu. ½ plastik mereka kumpulkan
" Ngambil apa itu? " tanya kang Pri
" Kacang peletek wa " jawab Valdi
" Jangan dipake iseng " sambung a Wawan
" Ngga wa..." jawab Zulfi
Selesai berbelanja kami melanjutkan perjalanan keliling sambil sesekali menyapa penduduk dan sekedar mengobrol ringan.
Sambutan penduduk begitu wajar dan natural serta penuh kekeluargaan.
Saat nelangkah dekat Sebuah kubangan....
" Pletek...!" suara letupan tetdengar
" Astaghfirullah...!!" seru Ilham
" Kenapa Am..." tanya Kania
" Kaget..." ucap Ilham
Budi tertawa tawa melihat kejadian itu
" Ombud punya petasan? " tanya Abang
" Ada... Tapi sama Ombud aja ya... Biar ngga bahaya..." ucap Budi
" Beb.... Hati hati ah...." ucap Terry
" Iya lah Hun.. Ngga boleh mainin sendiri " ucap Budi
Aku tersenyum melihat kelakuan Budi
Setelah dua jam berjalan jalan, kami tiba di peternakan kembali.
" Alhamdulillah.... Ternyata warga disini sangat mengenal keluarga mamah ya.... Reugreug jadinya...." ucap mamah sambil memeluk lengan teteh
" Iya Alhamdulillah mah.. " ungkap teteh sambil bercerita kisah awal peternakan ini. Selesai bercerita
" Nong.... Nooong..." panggil teteh
" Teh Nong sedang bantuin wa Eros teh.." jawab Dinda
" Din... Punten ih pengen minuman dingin.." pinta teteh
" Iya teh... " jawab Dinda
Tak lama Dinda kembali sambil membawa lemon squash untuk teteh dan mamah.
" Hmmm.... Makasiiih...." ucap teteh lalu ia meminum lemon squash untuknya.
" Taraaa... Makanan penyelaang...." ucap Stephanie sambil memamerkan beberapa makanan untuk mengisi siang ini.
" Alliiine.... Teteh mau nagih pasta buatan kamu " ucap teteh
" Ini teeeh..." jawab Alline
" Yasmin... Teteh minta saos...." pinta teteh
Yasmin memgantarkan permintaan teteh
Dan seperti halnya teteh...
Yamg lain pun bergegas menghampiri hidangan dan menikmatimya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd