Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

THE HIMAWAN FAMS

Rabu, 30 Desember 2020, 03:10
Aku terbangun dari tidur dan perlahan kulangkahkan kaki.
Si bungsu Enong, Vilda, Stephanie, dan Kania tertidur tumpang tindih. Rani merungkut diantara Kania dan Vilda. Aku tersenyum melihat sibungsuku yang manja.
Aku menuju meja bar dimana cofee maker terletak. Kuisi cangkir dengan kopi dan aku menuju tempat api unggun dimana kulihat ada beberapa orang sedang mengobrol.
" Cuy... Penuhin kopinya ya... Ntar gua bagi..." ucap Budi sambil melangkah menuju kamar mandi
" ntar bawa rokok ya " ucapku sambil mengisi lagi cangkirku lalu kulangkahkan kaki menuju api unggun
" A... Kirain tidur.. " sapa mang Wahyu
" Kebangun mang... Hehehehe..." jawabku
" Ieu A... Ada singkong bakar..." ucap mamang menawarkan kepadaku
" Mana.. Mana...?" tanya Budi yang menyusul kami
Tak lama kemudian singkong bakar ( tepat nya sih singkong bubuy karena dimasak dengan cara di bubuy atau di peram kedalam abu panas) terhidang Dengan olesan mentega dan taburan gula aren. Sumpah.. Enak banget..
Tiba tiba sepasang tangan memelukku.
" Hlah.. Kok bangun...?" tanyaku pada Rani
Rani ngga menjawab, kepalanya disandarkan ke bahuku.
" Dingin gini ngga make jaket nong? " tanyaku lagi
" Malees..." rengeknya lirih
" Nong... Pake jaket ya... Abang ambilin " bujuk Budi
Rani mengangguk sambil matanya pleya pleye kaya ayam ngantuk.
Tak lama istriku dan Terry keluar membawa jaket dan kupluk
" Nong.. Pake dulu..." bujuk istriku
" Bentar... " rengek Rani manja kepada istriku
" Kalo udah make jaket mah mau nyender lagi juga ngga apa apa... " ucap istriku sambil memakaikan jaket dan kupluk untuk Rani
Sementara istriku memakai jaket miliku dan kupluk seragam dengan Rani.
" Makan apa yah? " tanya istriku
" Singkong bakar bun... Nih..." jawabku sambil menyuapi istriku.
" Mmmm... Mantep... Mantep... Mau lagi yah..." pintanya
Kucuil singkong bakar dan kusuapi lagi istriku.
" bang Bud... A..." pinta Rani
Budi menyuapi Rani dengan potongan singkong bakar.
" Hlah.. Yang gosongnya jangan disantap juga atuh nong... Jadi cemong kan " ucap Budi sambil membersihkan sisa gosong di ujung bibir Rani
" Itu masih ada beb... Nih make tissue" ucap Terry sambil memberikan tissue kepada Budi
Tak lama kemudian Rani pindah dan memeluk istriku dari belakang. Sambil tetap seperti anak ayam yang belum komplit nyawanya
" Minum kopi mau ngga? " tanya istriku pada Rani
" Mau teh... " jawabnya
Istriku memberikan kopi milikku kepada Rani dan di seruputnya
" Mm.. Pait... Tapi enak...." ucapnya sambil tersenyum lalu kembali memeluk istriku. Istriku membalas pelukan manja Rani dengan usapan sayang di pipinya
Tak lama kemudian Vilda, Stephanie, Kania dan Dhilla menyusul kami keluar.
Suasana agak mulai hangat.berbagai ocehan dan kemanjaan mengalir wajar.
Rani menggeliat meregangkan tubuh sambil menguap. Istriku menutup mulutnya
" Hoahmmm.. Hehehe..." respon Rani sambil memeluk istriku manja
" Teh nong... Mau kopi ngga ?" tanya Vilda
" Mauu... Make creamer... " jawabnya
" Punya Ayah juga punten tambahin ya Vil...." pinta istriku
" Jangan make gula kan teh? " Vilda meyakinkan
istriku tersenyum sambil mengangguk
Vilda dan Stephanie melangkah ke rumah utama untuk mengambil kopi
" Bule... Punten Saya mau kopi juga ya..." pinta kang Pri sambil berkurung sarung menahan hawa dingin
Lalu ia melangkah mendekati kami...
Sesampainya ia ditempat kami berkumpul
" Naon ieu Ky? " tanya kang Pri
" Bubuy sampeu.. Make mentega sama gula kawung " jawabku
Kang Pri mencuil sepotong dan menikmati singkong sambil duduk.
Teteh menyusul kang Pri dan duduk diantara aku, Rani dan istriku
Setelah menyapa teteh memeluk Rani dan memperlakukannya seperti saat dia memperlakukanku dulu. Diciuminya kepala Rani...
" Kenapa cemongnya ngga di lap? " tamya teteh lembut
" Udaah... " ucap Rani
" Ini... Kenapa masih ada...?" tanya teteh sambil membersihkan ujung bibir Rani dengan jarinya. Selesai membersihkan bibir Rani teteh menjawil hidung mungil yang mancrit milik Rani.
" Teh nong... " ucap Stephanie
" Makasiih..." ucap Rani sambil tersenyum
" Sama sama teh..." jawab Stephanie
Fikri duduk termangu dalam kantuknya
Herlambang melihat kejadian itu. Lalu ia mengambil rumput dan mulai iseng kepada Fikri
" Ahmm.. Hih... Hih...." gerutu Fikri sambil menggosok hidungnya karema geli
Herlambang pura pura tidur menyandar.
Tak lama Fikri kembali terpekur dalam kantuknya. Herlambang mengulangi kelakuannya yang akhirnya Fikri menyadari kelakuan Herlambang
" Buseet... Geli tau..." protes Fikri sambil memukul lengan Herlambang
Herlambang tertawa melihat wajah Fikri.
Kamipun tertawa melihat keusilan Herlambang..
" Kanyut sateh... Jail aja.... Hahahaha..." respon a Wawan...
Berbagai reaksi terlontar. Suasana pun kian hangat dengan berbagai candaan hingga adzan subuh berkumandang....
 
Terakhir diubah:
Uhus.....naha ngan sa emfreet apdet na...cumungut uhus...sasajenmah siiaaaplaahhh
 
Syarat dan ketentuan berlaku ya
1. Hanya untuk bacaan pribadi
2. Ngga boleh di upload di medsos manapun
3. Ngga boleh menyalin sebagian dan atau seluruh isi cerita
4. Ngga boleh memperjualbelikan cerita ini

Kalo ada pelanggaran diatas, maka akan dilakukan tindakan tegas
Shifu...ane antri dong
 
Rabu, 30 Desember 2020, 06:01
Kami kembali berkumpul di teras depan. Obrolan dan candaan mengalir dengan leluasa tanpa ada halangan.
" Nong... Ambil hair dryer sama sikat rambut..." ucap istriku
Rani menuruti perintah istriku
" Tumben si bontot udah mandi... Gua aja masih males megang air...." ucap teteh
Tak lama Rani datang menghampiriku sambil menyerahkan sikat rambut dan hair dryer. Lalu istriku menata rambut Rani agar tak terlihat kusut.
Fikri semakin terbiasa dengan sikap kami. Dan sepertinya ia mulai mencari momen untuk mulai belajar memperlakukan Rani sebagaimana kami memperlakukan dia.
" Kiki... Teteh minta tolong ih... Pang mintain teh anget ke bi Imas ya..." ucap teteh
" Iya teh..." ucap Fikri
" Uwaa... Bebeknya diparaban sama bah Wahyu... " ucap Abang
" Diparaban make apa bang. ?" tanya kang Pri
" Make hu'ut wa... Make sayuran..." ucap kaka
" Abang... Sini... Ini lho... Om dapet capung..." panggil Herlambang
" Manaa...." teriak keduanya lalu berlari kearah Herlambang
" Inii.. Satu satu yaa.. Ya..ya..yaa.... Lepas... " ucap Herlambang
" Ombas... Tangkep belalang... Buat mam burung " usul Kaka
" Hmmm.. Boleh... Hayoo..." jawab Herlambang
" Bas ikut bas.... " ucap Ilham dan Iandi yang lalu menyusul mereka Fikri juga menyusul mereka sambil membawa toples bekas
" Heeeii... Jam 7:30 udah harus disini... Sarapan bareeng..." ucap mamah
" Iya mah..." jawab Ilham. Dan mereka pun berlalu bersama kedua bocah kembarku
" Vilda... Sini... " panggil teh Ervin saat melihat Vilda selesai mandi
" Pit... Pinjem sikat rambutnya...." ucap teh Ervin. Istriku yang sudah selesai merapikan rambut Rani menyerahkan sikat rambut dan hair dryer
" Nem... Rambut si bule jangan di hairdryer... Itu kan natural...." ucap teteh
Teh Ervin mengangguk
Sambil menata rambut Vilda. Teh Ervin asyik ngobrol.
" Hey perawat... Untuk acara nanti siang siap kan? " tanya teteh
" udah siap teh. Tinggal nunggu dokter puskesmas aja..." jawab Dhilla
" Good. Dont be late ya..." ucap teteh
" Iya teh.." jawab Alline
Stephanie melangkah sambil membawa secangkir hot chocolate.
" Bawa apa Stevy? " tanya Kania
" Hot chocolate ka..." jawab Stevy.
" Mau doong.... " ucap Dinda
Teh Ita dan Wulan sedang asyik menata menu sarapan.
" Aaay... Punten minta kecap asin sama manis...." ucap teh Ita
" Kecapnya dimana Yome...?" tanya aYahya
" Itu kecap mah di lemari bahan deket pintu dapur " jawab Vilda
A Yahya melangkah menuju lemari yang disebutkan Vilda. Dan mengambil barang yang diminta oleh teh Ita.
" Aa... Bang Budiiii.... Iih... Siniin coklatnyaaa...." protes Rani
" Ngga... Dari malem makan coklat terus... Nanti abis makan siang gua kasih 4 potong.." jawab Budi tegas
" Nong... Nurut bageur...." bujuk kang Pri
Akhirnya Rani menuruti ucapan kang Pri walaupun sambil manyun
Istriku memeluknya sambil membujuk si bontot dengan penuh kasih sayang.
" Stevy... Teteh perhatiin kamu hayooh wee makanin snack gitu.... Jangan kebanyakan atuh bageur.. " ucap teteh saat melihat Stephanie asyik makan snack junk food.
Stephanie tersenyum malu...
" Ngga setiap hari teh..." jawab Stephanie malu malu
Terry datang membawa dodongkal atau awug. Kue yang terbuat dari tepung beras, gula aren dan kelapa.
" Sambil ngopii..." ucap Terry
Kami menikmati dodongkal dan kopi pagi ini. Rani dan Stephanie hanya nyelimit dari istriku dan yang lainnya termasuk kang Pri
" Pak Anom... Itu ikan udah datang pak..." ucap mang Nurdin
" Ikan apa mang? " tanyaku pada mang Nurdin
" Ikan hidup pak Anom...." jawabnya
" Ooh... Phnten Langsung masukkin ke kolam tapi jangan dibuka dulu ya mang " pintaku
" Saya pak Anom " jawabnya sambil melangkah ke arah mobil pengirim ikan
" Ikan apaan bang ?" tanya Rani
" Ikan hidup Nong " jawabku
Iya mengangguk lalu mencatat daftar barang yang sudah masuk.
" Alhamdulillah kita sudah sampe... Abang sama Kaka bersih bersih dulu sama tante Alline... Nanti kita main lagi...." bujuk Herlambang
" Ombas mau kemana? " tanya Abang
" Om mau mandi dulu... " jawab Herlambang
Kedua bocah jagoanku berlari menuju Alline dan meminta agar mereka dimandikan. Alline menuruti keinginan keduanya sambil mengajak Ratri
Celoteh kedua bocah meramaikan pagi. Berbagai kisah petualangan mereka besama om nya.
Selesai mandi Sari membawakan perlengkapan milik mereka dan memakaikan pakaian yang telah disiapkan istriku untuk pagi siang dan malam nanti.
" Bun... Abang sama Kaka kokotoran make pakaian mana ya? " tanya Sari sambil mencari pakaian yang dianggap pantas untuk kotor kotoran menangkap ikan.
" Pake kaus merah itu aja say... Kaus udah lama banget itu..." ucap istriku
" Oh iya Bun... Bunda make yang mana? " tanya Sari
" Yang hitam punya ayah aja sama leggingnya juga. Si Ayah make kaus hitam juga sama celana pendeknya." ucqp istriku. Sari sigap menyiapkan pakaian yang diminta.
" Say... Ajeng sama kamu ya..." ucap istriku
Sari mengangguk sambil tersenyum
Istriku kembali keluar untuk berkumpul bersama kami. Sementara itu si kembar sedang menikmati dodongkal sambil disuapi Rani, walaupun kadang kadang Fikri ikut menyuapi mereka
" Kamu udah makan nong? " tanya Fikri
" Belum... Kan baru pada makan dodongkal a..." jawab Rani sambil menyuapi si kembar
" Om ki... Nanti ambil belalang lagi ya... Kita goreng..." ucap Kaka bersemangat
" Masa digoreng ka...?" tanya Rani
" Iya... Digoreng enak tau nong..." jawa Fikri
" Rasanya kaya apa a? " tanya Rani penasaran
" Mirip udang kali.... Gurih..." jawab Fikri sambil tersenyum
" Apaan ki? " tanya Kania
" Belalang goreng... " jawab Fikri
" Ooh... Emang ada? " tanya Kania lagi
" Tadi nangkep lumayan banyak.." jawabnya
Obrolan mereka berlanjut sambil Kania menggambarkan rasa belalang goreng kepada Rani.
" Heei... Sarapan dulu ayo... Ada vubur menado nih...." ajak teh Minah
" Ikan asin sama sambel? " tanyaku
" Udah ada..." jawab teh Minah lagi.
Kami pun bergegas menuju meja makan.
" Hmm... Abang jangan terlalu pedas makanannya. Ntar shock lagi..." ucap Dhilla
Aku mengangguk dan membatasi jumlah sambal di buburku.
" Yah... Bunda nyelimit aja ya..." ucap isteiku manja
Aku mengangguk sambil menambahkan sambal ke piringku
" Ii.. Abaang... Kebanyakaaan... " ucap Stella lalu mengambil sambal dipiringku dan menambahkan ke piringnya
Aku hanya pasrah mengikuti instruksi mereka. Karena ku tahu ini untuk kesehatanku juga.
Tak lama kemudian kami sudah asik menikmati bubur di pagi ini...
" Hmmm.. Ikan asinnya kebanyakan garam..." komen Herlambang
" Emang kenapa Bas? " pancingku
" Keasinan..." jawabnya cuek
" Mana ada ikan asin rasanya ngga terlalu asin..." protes Iandi
" Yo addaa...." jawab Herlambang
" Ikan asin apa...?" tanya Budi
" Bentar saya cari dulu sesudah makan bubur..." jawabnya kalem
" Nyesel gua mah selalu nungguin jawaban Basuki..." ucap Revka
" Hloh.... Nunggui tho? " ucap Herlambang
" Serahlah kangkung darat..." ucap Johan sebal
Kami tertawa mendengar obrolan itu.
" Mas Bas.. Sekali aja bisa ngga gua mohon ngga bikin gua gondok... Ntar gua beliin kinder joy.." ucap Cipot
Yang lain tertawa makin riuh melihat derita Cipot dkk yang jadi korban Herlambang pagi ini.
Acara makan pun berlanjut. Dengan berbagai candaan ringan dan akrab.tanpa ada kerusuhan berarti
Selesai makan kami melakukan keinginan masing masing
" Atatatah... Nnnngg... Hkknnng... " suara Ajeng memanggilku
" Aa... Cintaku manggilin ayah...." ucap istriku
" Say... Nenah.... Sarapan dulu..." ucap istriku
" Iya bun..." jawab mereka
" Bububu... Ngging... Mmm.. Ngging.. Bubu..." rengek Ajeng
Sari sigap mengambilkan susu botol yang sudah dipersiapkan dan menyerahkan kepada istriku
" Mmm...mmmm..mmm.." suaranya terdengar lucu saat menikmati susu botolnya
" Cintaa... Jangan sambil ngomong nak... Nanti keselek..." bujuk istriku
Ajeng melepas botol susu dari mulutnya dan menatap bundanya....
" Hehehe... Bububu..." ucapnya sambil meraba wajah bundanya
" iya... Nen nya jangan dambil omong ya nak... Ouuhh... Cintanya bundaa...." ucap istriku sambil mencium pipinya gemas
Aku pun menatap gemas pada kedua bidadari kehidupanku
" Tah.. Tah... Tah... Kalo udah gitu pasti si Dicky mah lagi gemes da..." ucap a Wawan
Aku tersenyum menanggapinucapan a Wawan
" Mmmwh... Kenaaa... Mmmwh... Kena lagee...." ucap Budi sambil menciumi kaki Ajeng
" Hehehe... Aaaawwhh... " suara Ajeng kegirangan digoda Om nya
Lalu ia melanjutkan menyusu hingga habis.
" Sini ah... Sama ateu Tey..." pinta Terry
Fitri menyerahkan Ajeng kepada Terry. Budi kembali menggoda Ajeng hingga terdengar tawa Ajeng riuh mewarnai suasana.
" Teteh... Jam 10 acara santunan yatim.piatu sama dhuafa. Jam 13:00 pemeriksaan gratis untuk warga sampe jam 16:00... Tendanya baru datang... Kita belum siap siap make baju..." ucap Rani mengingatkan istriku
" Oh iyaa... Deyan mana...?" tanyaku
" Sedang ngurus tenda sama pasang sound system bareng a Alan dan Revka." jawab Rani
Aku mengangguk setuju. Lalu aku masuk ke kamar untuk mandi dan ganti pakaian.
Istriku menyiapkan pakaianku dan Ajeng. Selesai madi kupakai pakaian yangbtelah disiapkan. Sementara itu Ajeng sedang disalin bajunya oleh Nenah.
" Ayah... Si Nong punten suruh sini yah..." ucap istriku
Kupanggil si bontot agar menemui tetehnya dikamar dan merwkapun terlibat obrolan soal pakaian yang harus dipakai. Selesai semua persiapan acara akan segera dimulai.
Istriku, Rani, Vilda, Stephanie dan teh Ita memakai pakaian seragam. Begitu pula Terry, Kania, Dinda dan para perawat.
Bukan pakaian mahal. Tetapi kualitas jahitannya rapi dan halus. Sehingga terlihat mewah dan berkelas.
Tak lama kemudian para hadirin tiba di tempat. Tak ketinggalan catering dan tukang jajanan yang sengaja kami undang untuk menyajikan hidangan andalan mereka di acara ini.
Acara pun dimulai
Sambutan dari papap selaku orangtua kami dilanjutkan dengan sambutan dari pihak pemerintah desa mengisi awal acara.
" Acara selanjutnya adalah pembacaan murrotal qur an oleh adik kita Mentari." suara Revka selaku MC mengumumkan
Tak lama seorang anak perempuan kelas 5 SD tampil membawakan surat Ar - Rahman dengan suara yang luarbiasa merdu mendayu. Membawa kami kedalam suasana dimana kasih sayang Sang Maha Kuasa begitu kuat dan erat menyertai kami. Opik terpukau mendengar suara Mentari. Tangannya menggenggam jemari Rahma yang bersandar di bahunya. Dennis mencucurkan air matanya mendengar lantunan indah suara Mentari.
Ajeng yang biasanya ramai berceloteh seperti menikmati suara Mentari.
Akhirnya selesailah pembacaan surah Ar - Rahman.
" Masya Allah.. Saya ngga tau apakah harus menangis atau bagaimana untuk menggambarkan betapa indah suara adikku Mentari... Suaramu secantik wajahmu... Dan semoga kita bisa bertemu lagi ya dik..." ucap Cipot
" Insya Allah abang..." jawab Mentari sambil merona merah
Urutan acara berlanjut hingga waktunya membagikan bingkisan dan santunan.
Saat akan dibagikan santunan, pak Pras meminta izin menyampaikan sesuatu, yang di izinkan oleh kang Pri.
Setelah mengucapkan salam ia mulai menyampaikan maksudnya
" Saya selaku salah satu anggota keluarga disini mermaksud menyampaikan keinginan kami, keinginan ini di dukung oleh istri dan calon istri kedua saya. Ya... KAMI bermaksud mengajak Mentari untuk tinggal, tumbuh dan meraih cita citanya bersama kami. Dan bila pihak keluarga tidak keberatan maka segala sesuatunya akan segera kami urus sebagai jaminan hukum untuk Mentari " ucap pak Pras gemetar karena berbagai perasaan yang menerkamnya.
Pihak keluarga Mentari setuju dan akan melakukan pembicaraan sebelum kami pulang dari sini. Acara dilanjutkan dengan pemberian santunan dan menikmati hidangan yang telah disediakan. Saat menikmati hidangan Silvia dan bu Pras tampak lengket dengan Mentari. Apapun maunya mentari berusaha dipenuhi oleh Silvia, bu Pras bahkan pak Pras sendiri.
" Assalaamu'alaikum..." suara dr. Hadi, kepala puskesmas setempat
Serempak kami menjawab salam. Kami.menyambut kedatangan beliau dan membantu menyiapkan tempat. Para perawat membantu menyiapkan peralatan dan obat.
Sambil menikmati makanan yang ada kegiatan berlangsung.
" Bunnn...." suara Maher mengalihkan perhatian istriku
" Oouuhh.. Abang ngantuk ya... Sini nak sini.... " ajak istriku
" Bababab.... Nnngg.... " ucap Ajeng yang berada di gendonganku berusaha meraih kakaknya.
Abang sudah tak sanggup menahan kantuknya. Sementara Kaka terlelap di gendongan Kania.
Aju masih berjalan sebentar.
" Tatatah... Hhnnnng...." suara Ajeng lembut terdengar
" Hoaahmmm...." ia menguap.. Segera kubacakan shalawat dan memeluknya. Ia.meletakkan kepalanya di bahuku. Tak butuh waktu lama, Ajeng terlelap nyenyak dipelukanku.
" Teh Say... Ajeng bobo..." ucap Rani kepada Sari.
Sari menghampiriku dan mengambil Ajeng dari gendonganku dan membawanya ke kamar.
Istriku kembali keluar dan memeluk tangan kananku.
" Hmm... Bahagia banget tahun ini ya yah
.. Kita bisa berbagi dengan yang lain..." ucap istriku.
" Alhamdulillah... Amanat harta yang dititipkan ke kita udah tersampaikan. Semoga manfaat. ." ucapku menjawab ucapan Istriku
Istriku menengadahkan kepalanya sambil tersenyum bahagia. Kukecuo dahinya dan kupeluk erat tubuhnya.
Takn erasa waktu Ashar tiba. Kami melaksanakan kewajiban kami berjamaah di musholla.
Selesai shalat kurasakan kelegaan di hati kami. Dan segala kegiata berlanjut hingga petang menjelang datang

Begitu sempurna suka cita yang kami rasa
Walaupun tak seberapa yang kami bisa
Tetapi senyuman kalian..
Menambah kekuatan dan semangat kami
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd