Part 1
Disebuah kampung bernama kampung Bodors, tingggalah tiga bersaudara yang menempati satu rumah sederhana warisan dari kedua orang tuanya. Kedua orang tua mereka terkenal mmpu menyembuhkan berbagai macam penyakit. Sepeninggal kedua orang tuanya, kini kemampuan sang ayah yang mampu menyembuhkan dengan media air yang telah terlebih dahulu dibacakan mantra pengobatan, diturunkan kepada si anak pertama yang kini mendapat julukan Opadukun. Sementara kemampuan sang ibu yang ahli mengobati dengan menggunakan berbagai tumbuhan dari alam, diturunkan kepada anak keduanya yang kini mendapat julukan Mang Dokter. Sementara itu si bungsu yang bernama 4pin tidak terlihat mewarisi kemampuan kedua orang tuanya, malah cenderung memiliki ketahanan tubuh yang lemah.
Dipagi hari yang cerah, si penengah yang bernama Mang Dokter terlihat sedang duduk melamun di depan rumah sambil mengupil.
" ngapain yi ngelamun duduk didepan rumah... Kaya yang pengen cepet nikah " tegur opadukun yang baru keluar dari dalam rumah melihat adiknya melamun seperti yang sedang bingung.
" ah engga Aa... Kalo masalah nikah mah pasti nunggu Aa duluan " jawab Mang Dokter, keduanya memang belum menikah.
" terus ngapain kamu melamun kaya yang bingung gitu..." tanya Opadukun lagi penasaran.
" jadi gini sebenernya... Tadi ada orang yang datang kesini dari kampung MELENOY. Orang itu minta tolong buat nyembuhin ketua kampung disana " jawab mang Dokter, raut wajahnya menunjukan kegalauan.
" terus kenapa kamu masih disini? Ga pergi kesana... " tanya opadukun dengan nada sedikit meninggi.
" ga ah males Aa.... " jawab Mangdok sedikit ketus.
Mendengar jawaban adiknya membuat opadukun terlihat marah.
" apa kamu ga ingat pesan kedua orang tua kita? Kita harus menolong siapapun dengan ikhlas "
" iya tau Aa.. Tapi rumah ketua kampung itu sebelahan dengan rumah mantan aku si Mila " jawab Mangdok semakin menunjukan raut wajah kegalauan.
" Mila mana? Mila yang tukang dagang anak ayam warna-warni...? Ya biarin lah.. Gausah peduliin udah jadi mantan juga " ujar opadukun.
" dulu iyah dagang anak ayam warna-warni tapi sekarang jadi tukang kuli panggul dipasar " jawab Mangdok. " ya tetep aja meskipun udah jadi mantan, kalo ketemu mah aku takut galau dan resah bercampur " lanjutnya sambil menatap nanar pada kakaknya.
" lah kamu tuh kayak nenek-nenek naik kereta api tau... Dari luar keliatan keras dan kuat tapi didalamnya lemah dan lembek haha " opadukun tertawa lepas menertawakan adiknya yang galau.
" ah si Hercules yang kuat juga.. kalau lagi galau mah tetep aja ototnya jadi kempes " ujar Mangdok membela diri.
" dasarrr.. Kamu tuh paling bisa kalo ngebalikin omongan " ucap opadukun.
" yah kalo ga dibalikin entar gosong Aa.. " kembali balas mangdok.
" emang nya lagi goreng telor..? " ucap kesal opadukun sambil garuk-garuk pantat.
" dasaar Aa.. Kurap teh ga lihat sikon " ledek mangdok yang melihat kakaknya masih menggaruk-garuk pantat.
" lah berisik aja... Cepet sana pergi ke kampung sebelah.. Obatin ketua kampung disana.. " perintah opadukun.
Sementara mangdok masih terlihat ogah-ogahan untuk pergi ke kampung sebelah.
" tapi Aa... "
" udah gaada tapi-tapian... Cepat pergi sekarang " opadukun kembali mempertegas perintahnya. " nanti di buatin makanan favorit kamu COMBRO... " lanjutnya memotivasi mangdok.
Seketika mangdok menjadi semangat. " uhhh cocok itu Aa... Gurih dan renyahnya parudan singkong, dengan sensasi oncom pedas didalamnya.... Duhhh berasa udah diujung lidah.. " Mangdok pun kemudian berdiri dan mengambil peralatan yang biasa dibawa saat mengobati orang sakit. " yaudah Aa.. Aku berangkat sekarang... " ucapnya pamit pada kakaknya.
" iyah sanah... " jawab opa sambil menggelengkan kepala melihat adiknya yang meninggalkan rumah menuju kampung sebelah.
* sementara itu ditempat yang jauh disana*
" kau sudah berhutang budi pada keluargaku.. Tugas ini jangan sampe gagal...! " ucap seorang wanita yang sedang duduk diatas singgasana.
" tentu saja... Keluargamu membesarkanku seperti anak mereka sendiri.... Kita sudah bersama sejak kecil, mengabdi kepadamu adalah kewajibanku " jawab seorang wanita yang sedang merengkuh hormat didepan wanita yang sedang duduk disinggasana.
Meskipun terlihat seumuran, tapi terlihat jelas ada perbedaan kasta diantara mereka.
Terlihat senyum kepuaasan dibibir si wanita yang sedang duduk disinggaana.
" pelayan tolong panggilkan menteri urusan persenjataan Mekstik. " perintahnya pada pelayan yang sedang berdiri tak jauh dari singgasana yang ia duduki.
*kembali ke kampung Bodor*
Di tempat pemandian umum yang sedang sepi, terdengar suara dengan penuh desahan.
" ehhmmmmm Aa udah ahh entar ada yang kesini " ucap seorang wanita.
" uuhh susu mu kenyel banget neng.... tenang aja neng.. Sepi kok.. Ayo cepet nungging udah gakuat nih.. " balas suara seorang pria.
" beneran aman Aa...? " si wanita terdengar ragu.
" iyah tenang aja sayang... " si pria coba menenangkan kecemasan sang wanita.
" iyah.. Ini udah nungging.. Tapi pelan yah Aa.. " ucap siwanita terdengar lirih.
" montok banget pantat kamu... Ahh jadi gemess.. "
" duh sakit Aa.. Pantat neng jangan diremes.. "
" abisan pantatmu gemesin.. Gimana kalo gini.. "
" ehhmmm... Anget Aa... Memek neng dijilatin... Jilat lebih dalemmm.... "
" slurff.. Slurfff.. Gurih neng memekmu.."
" ayoo.. Ahhhh.... Cepet masukin pake kontol.. Memek neng udah gatel banget ahhhh... "
" srufss... Srufss.. Udah ga sabar yah sayang? "
" iyahhh... Ahh udah jangan dijilatin ehmmm... Mem.. Ehm ek.. Gatel. Ehmmm enak..."
" aku masukin sekarang yah.... "
" iyahhhh cepet jangan banyak ngomong..."
" siap yah neng sayang..."
Tiba-tiba ada sebuah batu seukuran kepalan tangan membentur dinding pemandian umum yang terbuat dar bilik bambu. " bughggg..."
" apaan itu Aa.. " tanya si wanita yang kaget dan langsung berdiri tegak.
" gatau... Ah ganggu aja.." gerutu si pria.
" Wooyyyy... ngapain kalian mesum disitu... " terdengar teriakan orang marah dari jauh.
" ada orang Aa... Kita ketahuan. " si wanita tampak panik.
" ayo cepet pake lagi baju.. " ucap si pria juga panik.
" Aa.. Itu kenapa BH neng dipake..? "
" lupa ah buru-buru... Ayo cepet pergi dari sini.."
Merekapun pergi dengan sangat terburu-buru meninggalkan tempat pemandian umum...
End Part 1
dulu..
