Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

THE BIG BOBBY

Semangat terus nulisnya om.... Jngan baca dulu komen buruknya om... Pokonya gass lah ajim..
 
Jika Agan2, Suhu2 pernah baca cerita yg mungkin agak mirip, jujur ane meg terinpirasi dari situ.. Ane mencoba untk merekonstruksi ulang dlm cerita ane ini. Tanpa bermaksud apa2 selain untk hiburan semata...

Untk kurang lebihnya ane tidak henti2nya mohon kritik dan saran agar bisa menulis dgn lebih baik..
_____________________________________________

Kesempatan Dalam Kesempitan

Wokeh, kita skip dulu soal Arie dan Siti. Ini cerita ketika ane mengalami musibah, musibah apakah itu? ATM ane TERBLOKIR. Gara-garanya sih ane salah PIN, jadi mau gak mau ane mesti benerin ke Bank.

Waktu itu hari Jum'at, kebetulan ane lagi giliran libur. Ane pergi ke Bank deket yg Kontrakan ane. Belum mandi, pake, baju sekenanya sekenanya atasan sweater bawahan kolor. Dan seperti biasa klo ane pake kolor mesti lupa pake celana dalem.. Hihiihhihi..

Saat itu situasi udah agak sepi menjelang jum'atan. Terlihat karyawan laki2 udah berangkat ke mesjid terdeka. Sisa CS, Teller, Satpam dan Ibu Polwan yg jaga, dan ane nasabah trakhir yg tertinggal mau benerin ATM. Waktu menunjukan pukul 11.30 dan Bank mau tutup sementara untk istirahat dan solat Jum'at, dan tiba-tiba masuk sekawanan rampok yg terdiri dari 7 orang bersenjata. Ane sampat mau melawan sampai terasa Buk, sesuatu menghantam tenguk ane dan ane seketika tak sadarkan diri.

Begitu sadar, ane rerikat di lorong sempit dengan tubuh berdempetan berhadapan dengan ibu Polwan yg tadi jaga.

Sekitar tiga menit berbaring berhadapan sperti ini, ane berhasil membuka lakban di mulut ane setelah beruang keras mendorong lakban itu dengan lidahnya.

Ane kemudian melepaskan lakban di mulut Ibu Polwan dengan cara menggigit sisi lakban dan menariknya. Bu Polisi itu sempat terpekik merasakan perih bibirnya tertarik rekatan lakban, tapi kemudian berusaha tenang.

Kata Ibu Polwan, perampok itu sudah kabur menggasak uang di Teller dan tidak berhasil membuka brankas. Tapi masalahnya para perampok itu mengunci pintu depan sehingga mau tidak mau kami semua terkunci di dalam, menunggu para karyawan lain yg membawa kunci bubar jum'atan. Dan aaah mastinya juga mereka sekalian makan siang. Sekarang yg paling penting adalah bagaimana ane mesti melepaskan ikatan ini.

“Terus bagaimana caranya,” tanya Ibu Polwan. Sepertinya sulit karena masing-masing tangan kami terikat ke belakang dililit lakban, sementara lakban lainnya melilit rapat menyatukan bagian pinggang, perut mereka berdempetan.

“Kita masih punya kaki yang bebas. Kaki ibu bisa menjejak lantai mendorong ke arah atas tubuh saya… mungkin akan berhasil,” kata ane.

Posisi Bu Polwan di atas tubuh ane. Ia menuruti perintah ane dan mulai menggerakan badannya ke arah atas tubuh ane dengan menjejakkan kaki di lantai. Tapi rok span yang dikenakannya menghalangi usaha Bu Polwan menjejakkan kaki secara maksimal mekantai, sebab ia harus lebih mengangkangkan kakinya agar bisa melewati kaki ane di bawah kakinya.

Bu Polwan terus berupaya dan akhirnya ia bisa mengangkangkan kaki lebih lebar, akibat gesekan tubuh mereka, roknya naik sampai pantatnya mungkin keliatan.

“Terus goyang bu.. sudah mulai longgar ikatannya,” ane berbisik pada Bu Polwan. Entah mengapa kata-kata “goyang” membuat ane agak gimanaa gitu. Dan ane pun baru sadar gerakan Bu Polwan berusaha melepas ikatan kesannya kayak jadi gerakan erotis. Gawat, pikiran ane mulai ngeres nih.

Dan toket Ibu Polwan yg gede dan kenceng ini daritadi nempel kayak mengurut-urut dada ane. Alhasil, gerakan demi gerakan yang menimbulkan gesekan di tubuh kita mulai bikin ane konak.

“Astaga.., Mas. Apa ini..? kok terasa keras.. Tolong Mas, Mas nggak boleh terangsang.. ini dalam perampokan..,”

Titit ane udah tegang ereksi setelah beberapa lama merasakan gesekan dan kehangatan tubuh Ibu Polwan.

“Oh.. ehh.. maaf bu.. saya sudah berusaha untuk mengabaikan rasanya tapi gesekan-gesekan itu mengalahkan pikiran saya bu. Maaf bu.. tapi saya pikir ini alami bagi lelaki, yang terpenting sekarang kita harus terus berusaha melepas ikatan ini bu..,” ane gugup campur malu kareba ketauan ngaceng.

“Ya sudah.. nggak apa-apa, asal Mas jangan macam-macam ya..,” kata Bu Polwan.

Bu Polisi ini kembali memusatkan pikirannya pada upaya melepaskan lakban. Ia kembali menggerakan tubuhnya menggesek tubuh ane dari atas ke bawah dan sebaliknya dari bawah ke atas, agar ikatan lakban melonggar. Upayanya cukup berhasil, kini jarak gesekan sudah bisa lebih jauh menandakan lakban mulai longgar elastis.

Bagian perut Bu Polwan sudah bisa menjangkau perut ane bagian atas, dia berusaha terus menjejak lantai agar tubuhnya terdorong naik lebih jauh.
“Ehmm bu.. coba lagi ke bawah.. terus dorong lagi ke atas.. sudah mulai longgar lakbannya..,” pinta ane.

Tubuh Bu Polwan yang terdorong ke atas membuat titit ane kehilangan sentuhan, sebab selangkangan dia kini sudah diatas melewati ujung penis ane.
Tapi gerakan ke bawah yang dilakukan Bu Polwan justru membuat keadaan kami berdua berubah. Pikiran masing-masing milau terpecah antara kenikmatan yang mulai dirasakan atau upaya melepas lakban.

“Enghhh..,” dia melenguh kecil.
Ane merasakan ujung penis ane menyentuh CD yang dipakainya. Kontol anw yang sudah sangat tegang terdorong keluar dari balik celana kolornya, lantaran gesekan membuat kolornya melorot. Kini, setiap gerakan Bu Polwan membuat koneksi ujung penis ane kian terasa mendorong-dorong CD nya. Rasa nikmat kekenyalan itu terasa semakin sering di bibir vagina Bu Polwan yang terhalang CD.

Semakin bergerak dan semakin gesekan terjadi membuat nafsu ane makin naik. Lama-lama ane merasakan CD Bu Plowan membasah oleh cairan vaginannya. Dan ane di bawah terus menggoyang berusaha melepaskan ikatan lakban yg mengikat tangan ane ke belakang.

Enghh.. ahhss..,” Bu Polwan mendesah dan menghentikan gerakannya. Ia menyadari kini posisi sudah sangat gawat. Gerakan-gerakannya justru mengantar ujung penis ane mengakses bibir vaginanya lewat sisi kiri CD-nya. Ane merasakan kepala penis ane sudah berada tepat di tengah bibir vaginanya yang basah dan sudah tidak terhalang CD yang kini melenceng ke samping.

“Hmm.. bu, kenapa berhenti.. sudah hampir lepas ikatannya nih..,” ane terus bergerak berusaha melepas ikatan tangannya. Tapi yaaa sekalian menikmati merasakan sensasi titit ane yg sudah menyentuh kulit mememk Bu Polwan secara langsung, karena sisi CD nya yang membasah tergeser ke samping.

Bu Polwan terlihat terus berusaha mengembalikan konsentrasinya, dan berusaha menjejak kaki ke lantai agar tubuhnya naik dan vaginanya menjauh dari penis ane. Namun upayanya gagal, kini ikatan lakban justru mengancing posisi itu, dia tak mungkin naik, hanya bisa turun ke bawah beberapa kali lalu naik lagi setelah ikatan melonggar kembali.

Terlihat mata Ibu Polwan sudah mulai sayu, konsentrasinya gagal. Ane manfaatkan situasi ini untuk bergerak dari bawah sehingga membuat kepala penis ane mulai masuk membelah bibir vagina Bu Polwan.

“Ough..,”
Ane tak kuasa menahan desah kenikmatan merasakan kepala penis ane menguak bibir vaginanya. Ane terus bergerak dan setiap gerakan ane membuat kepala penis ane mulai bermain keluar masuk di bibir vagina Ibu Polwan.

Hal itu memberi sensasi kenikmatan pada ane, dan ane yakin diapun merasakan hal yg sama.

“Enghhsshh.. ahh.., mas jangan gerak duluhh.. ini nggak boleh terjadi mas! " sahut dia. Mengganggu kenikmayan aja nih..

"Saya sudah bertunangan dan mas pasti sudah beristri kan?.”
"Belum Bu, saya masih bujangan. Masih perjaka, sumpah deh.." ane sedikit bohong soal masih perjaka. Hehehe

Wajah Ibu Polwan bersemu merah. Tubuh dan wajah Ibu Pokwan serta kulitnya yang putih mirip dengan artis-artis papan atas.

“saya juga pikir begitu. Ini tak boleh terjadi. Tapi bagaimana lagi, posisi kita sulit berubah selama ikatan ini..,” jawab ane menenangkan. Dan jujur ane juga menjadi serba salah dengan posisi ini. Antara dosa, enak duh campur aduk pokoknya.

“Oke mas.. sekarang gini aja.. saya akan bergerak turun, dan mungkin itu akan terjadi.. anu mas bisa masuk ke anu saya.. tapi itu hanya sekali ya, dan saya akan mendorong ke atas membuatnya lepas lagi. Setelah itu kita konsentrasi lagi untuk melepas lakban sialan ini..,” kata Bu Polwan dengan nafas berat.

“Iya.. iya. Terserah ibu. Tapi tolong saya jangan ditangkap ya Bu. Kalau kontol saya masuk ke memek ibu.. nanti saya dibilang memperkosa,” jawab ane.

“Hnnggaak mas.. ini kan karena perampokan sialan itu, jadi bukan salah saya atau mas.. kita sama-sama berusaha keluar dari masalah ini kok.. sekarang mas diam ya.. saya akan berusaha. Ehmm… enghhmmmpp… ahssstt banngghh… ahhhkksss,” Bu Polwan mengerakan tubuhnya bergeser ke bawah. Gerakan itu membuat bibir vaginanya yang sudah menjepit ujung penis ane menelan setengah penis ane itu.

“Ayo bu.. dorong lagi ke atas biar lepas,” ane khawatir karena kini penisnya sudah mulai menyetubuhi Bu Polwan.

“Iya mas.. hmmmpphh aahhss… banghhsss.. emmpphh.. ahssss,” Bu Polwan berusaha menjejak kaki ke lantai agar tubuhnya terdorong ke atas dan penis itu lepas dari vaginanya, tapi keadaan tak berubah, ikatan lakban mengancing bagian pinggang kami membuat dia tak mungkin menaikkan tubuhnya.

“Akhhss.. Maaassshh.. gimana inihh.. ahsss..,” Bu Polwan kembali diam tak bergerak, separuh penis ane yg sudah masuk ane rasakan mebuat nafasnya semakin berat.

“Oke.. sekarang ibu diam saya biar tidak semakin masuk kontol saya. Saya akan berusaha melepas ikatan tangan saya bu.. engghhh,” ane mengangkat pinggul dan pantat ane menjauh dari lantai agar tangannya bisa bergerak bebas, lalu berusaha melepas dua tangannya dari ikatan lakban. Peluh sudah membasahi tubuh kami berdua.

Ane melakukan itu beberapa kali. Pinggul dan pantat ane yg terangkat menjauh dari lantai membuat akses penis ane masuk lebih dalam ke vagina Ibu Pokwan. Kini pikirannyasudah kacau, tinggal hanya merasakan "kenikmatan" separuh penis ane yang keluar masuk perlahan di vaginanya.

“Akhhss maasshhss ouhh.. akhhh.. ahkkk… enghhhmm,” dia semakin mendesah, kini pinggul Bu Polwan melayani gerakan ane. Dan ia malah berusaha agar penis ane terasa lebih dalam di vaginanya.

Tangan ane sudah terlepas dari ikatan dan kini bebas. Tapi libido ane yg sudah tinggi membuat ane bukannya melepaskan ikatan lakban di pinggang mereka, ia justru membuak kancing-kancing baju Ibu Pokwan dan meremasi payudaranya.

“Emmphhh… masshhsss emmphhhhsss maaaasssshh,” dia semakin hilang kendali ane perlakukan seperti itu, kini bibirnya menyambut bibir ane, kami pun berciuman sangat dalam dan cukup lama.

Ane meloloskan susu Ibu Polwan dari Bra-nya. Kini susu besar dan kencang itu menggantung dengan bebas dan indah. Putingnya yg mancung membuat ane tak kuasa lagi untk menolak menghisapi payudaranya. Ane pub netek dengan nikmat ke susunya Ibu Polwan.

Saat itu penis ane sudah bisa masuk utuh ke vagina Bu Polwan, tangan ane menekan dan meremasi pantatnya membuat Bu Polwan semakin mendesis dan mendesah.

“Ouhgg.. ahhgg.. bu.., tangan saya sudah lepas.. kita bebasin dulu ikatannya atau bagaimana? ouhgg,” ane bertanya sambil menahan kenikmatan digenjot Bu Polwan. Ya pinggul sexy Polisi Wanita itu sudah cukup lama menggenjot penis ane merasakan kenikmatan demi kenikmatan dari vaginanya.

“Akhh massshh… sshh.. terserah mashhh sekaranghhh.. ouhss..,”
Sepertinya dia sudah sangat melayang merasakan kenikmatan penis ane, apalagi rangsangan ane secara liar di payudaranya membuatnya semakin hilang kendali.

“Baik buhh.. akhh.. kalau begituhh kita tuntaskan duluh.. ouhsss.., gimana?"
Ane kemudian melepaskan ikatan tangan Bu Polwan tapi membiarkan ikatan di pinnggang mereka tetap seperti semula.

“Iyaahh massshh.. terusinnn aja duluhh masshh… akhhsss.. ouhh…,tanggung.. Selesaikan dluuhh uuhh”
tangan Bu Polwan yang sudah bebas langsung merangkul leher ane dan kami kembali saling berpagutan, sementara gerakan pinggul Bu Polwan semakin liar.

Masih disatukan dengan ikatan di pinggang, ane membalik tubuh Bu Polwan sehingga kini ane menindihnya. Ane lalu menggenjot pantatnya membuat penisnya membobol vagina Bu Polwan secara utuh. Cairan vaginanya menimbulkan bunyi kecilpakan setiap kali berbenturan dengan pangkal penis ane.

Plok.. Plok.. Plok..
Plok.. Plok.. Plok..
Plok.. Plok.. Plok..

Gerakan ane makin keras dan makin cepat mengakses dan membobol vaginanya, kenimatan mulai memuncak di klitorisnya seolah mengumpul panas hingga ane pun menggenjot makin liar.

“Oughh.. Massshhhss… akhhsss.. sayaahhh … akhhhsss say..ah.. Mau sampaaiiihhh masshhsss… ouhhhggg…,”
"Beenntar ibu,, bentar...tahab bu.."
"Cepetin masssshh,, ayo truuusss..."
"Yaahah gitu masshh, daleminnnhhh.. Kencenging masshhhh... Oouuuhhh aaaahhhhh"

Ane merasakan Ibu Polwan makin memuncak menuju klimaksnya. Pertahannnya sebentar lagi bobol dihantam ane yang terus menerus menghujam. Tubuhnya menegang merasakan kontraksi otot vaginanya berkedutan intens mengantar kenimatan puncak.

"yahh vitu massshhh trusssss.."
"keluarin di dalemmmmmhh ajahhhhh masshhhh.. Semprotttt memek saya masshhhhh...." dia mulai meracau tak karuan sebelum akhirnya badanya bergetar hebat, menegang, kejang-kejang... Matanya terbelalak hingga terlihat putihnya saja. Tangannya mencengkram kuat hingga kukunya menancap badan ane.

Ane yg mau sampai memeluknya dengan sangat erat dan kuat.

“Aghh… ahhh… yehh… buhhh… akhhsss uhhh…mmmpphhh.. Saya smpaaihhh permisi buhh.... ,” ane membenamkan seluruh penisnya ke vagina Bu Polwan dan melepas spermanya menyembur dinding rahimnya.

Crottt.. Crottt.. CROOOOOOTTTT
Ane mengang... Bu Polwan langsung melumat bibir ane dan kami, pin berpagutan sampai penis ane melemah dan keluae dengan sendirinya. PLOPP!!

Beberapa saat setelah itu, ane lalu melapas iakatan lakban yang menyatukan pingang kami. Kami berdua lalu merapihkan busana masing-masing.

"Emm.. bu.. maafkan atas yang bausn terjadi bu. Saya hilaf… engg..,”

“Sudah.. sudah mas. Lupakan saja ya.. saya juga hilaf..,” Bu Polwan memotong pembicaraan kami. Dan kita berjanji untuk sama-sama menyimpan kejadian itu hanya di antara kami berdua.

Setelah itu ane membantu melpaskan ikatan CS, Teller dan Satpam yg sama-sama terikat lakban. Untungnya posisi mereka terikat terpisah dengan kami sehingga mereka tak akan menyaksikan persetubuhan kami.

Tak lama kemudian, karwayan yg tadi istirahat dan solat jum'at kembali. Mereka kaget kalo do kantor mereka telah terjadi perampokan. Ane pun segera pulang ke kontrakan setelah kejadian itu. Tak lupa mampir beli nasi padang untk mengganti tenaga ane yg terkuras sama Ibu Polwan.

Sekian dulu Hu... Klo ada certia lagi ane posting... 🙏🙏🙏
 
Terakhir diubah:
Jika Agan2, Suhu2 pernah baca cerita yg mungkin agak mirip, jujur ane meg terinpirasi dari situ.. Ane mencoba untk merekonstruksi ulang dlm cerita ane ini. Tanpa bermaksud apa2 selain untk hiburan semata...

Untk kurang lebihnya ane tidak henti2nya mohon kritik dan saran agar bisa menulis dgn lebih baik..
_____________________________________________

Kesempatan Dalam Kesempitan

Wokeh, kita skip dulu soal Arie dan Siti. Ini cerita ketika ane mengalami musibah, musibah apakah itu? ATM ane TERBLOKIR. Gara-garanya sih ane salah PIN, jadi mau gak mau ane mesti benerin ke Bank.

Waktu itu hari Jum'at, kebetulan ane lagi giliran libur. Ane pergi ke Bank deket yg Kontrakan ane. Belum mandi, pake, baju sekenanya sekenanya atasan sweater bawahan kolor. Dan seperti biasa klo ane pake kolor mesti lupa pake celana dalem.. Hihiihhihi..

Saat itu situasi udah agak sepi menjelang jum'atan. Terlihat karyawan laki2 udah berangkat ke mesjid terdeka. Sisa CS, Teller, Satpam dan Ibu Polwan yg jaga, dan ane nasabah trakhir yg tertinggal mau benerin ATM. Waktu menunjukan pukul 11.30 dan Bank mau tutup sementara untk istirahat dan solat Jum'at, dan tiba-tiba masuk sekawanan rampok yg terdiri dari 7 orang bersenjata. Ane sampat mau melawan sampai terasa Buk, sesuatu menghantam tenguk ane dan ane seketika tak sadarkan diri.

Begitu sadar, ane rerikat di lorong sempit dengan tubuh berdempetan berhadapan dengan ibu Polwan yg tadi jaga.

Sekitar tiga menit berbaring berhadapan sperti ini, ane berhasil membuka lakban di mulut ane setelah beruang keras mendorong lakban itu dengan lidahnya.

Ane kemudian melepaskan lakban di mulut Ibu Polwan dengan cara menggigit sisi lakban dan menariknya. Bu Polisi itu sempat terpekik merasakan perih bibirnya tertarik rekatan lakban, tapi kemudian berusaha tenang.

Kata Ibu Polwan, perampok itu sudah kabur menggasak uang di Teller dan tidak berhasil membuka brankas. Tapi masalahnya para perampok itu mengunci pintu depan sehingga mau tidak mau kami semua terkunci di dalam, menunggu para karyawan lain yg membawa kunci bubar jum'atan. Dan aaah mastinya juga mereka sekalian makan siang. Sekarang yg paling penting adalah bagaimana ane mesti melepaskan ikatan ini.

“Terus bagaimana caranya,” tanya Ibu Polwan. Sepertinya sulit karena masing-masing tangan kami terikat ke belakang dililit lakban, sementara lakban lainnya melilit rapat menyatukan bagian pinggang, perut mereka berdempetan.

“Kita masih punya kaki yang bebas. Kaki ibu bisa menjejak lantai mendorong ke arah atas tubuh saya… mungkin akan berhasil,” kata ane.

Posisi Bu Polwan di atas tubuh ane. Ia menuruti perintah ane dan mulai menggerakan badannya ke arah atas tubuh ane dengan menjejakkan kaki di lantai. Tapi rok span yang dikenakannya menghalangi usaha Bu Polwan menjejakkan kaki secara maksimal mekantai, sebab ia harus lebih mengangkangkan kakinya agar bisa melewati kaki ane di bawah kakinya.

Bu Polwan terus berupaya dan akhirnya ia bisa mengangkangkan kaki lebih lebar, akibat gesekan tubuh mereka, roknya naik sampai pantatnya mungkin keliatan.

“Terus goyang bu.. sudah mulai longgar ikatannya,” ane berbisik pada Bu Polwan. Entah mengapa kata-kata “goyang” membuat ane agak gimanaa gitu. Dan ane pun baru sadar gerakan Bu Polwan berusaha melepas ikatan kesannya kayak jadi gerakan erotis. Gawat, pikiran ane mulai ngeres nih.

Dan toket Ibu Polwan yg gede dan kenceng ini daritadi nempel kayak mengurut-urut dada ane. Alhasil, gerakan demi gerakan yang menimbulkan gesekan di tubuh kita mulai bikin ane konak.

“Astaga.., Mas. Apa ini..? kok terasa keras.. Tolong Mas, Mas nggak boleh terangsang.. ini dalam perampokan..,”

Titit ane udah tegang ereksi setelah beberapa lama merasakan gesekan dan kehangatan tubuh Ibu Polwan.

“Oh.. ehh.. maaf bu.. saya sudah berusaha untuk mengabaikan rasanya tapi gesekan-gesekan itu mengalahkan pikiran saya bu. Maaf bu.. tapi saya pikir ini alami bagi lelaki, yang terpenting sekarang kita harus terus berusaha melepas ikatan ini bu..,” ane gugup campur malu kareba ketauan ngaceng.

“Ya sudah.. nggak apa-apa, asal Mas jangan macam-macam ya..,” kata Bu Polwan.

Bu Polisi ini kembali memusatkan pikirannya pada upaya melepaskan lakban. Ia kembali menggerakan tubuhnya menggesek tubuh ane dari atas ke bawah dan sebaliknya dari bawah ke atas, agar ikatan lakban melonggar. Upayanya cukup berhasil, kini jarak gesekan sudah bisa lebih jauh menandakan lakban mulai longgar elastis.

Bagian perut Bu Polwan sudah bisa menjangkau perut ane bagian atas, dia berusaha terus menjejak lantai agar tubuhnya terdorong naik lebih jauh.
“Ehmm bu.. coba lagi ke bawah.. terus dorong lagi ke atas.. sudah mulai longgar lakbannya..,” pinta ane.

Tubuh Bu Polwan yang terdorong ke atas membuat titit ane kehilangan sentuhan, sebab selangkangan dia kini sudah diatas melewati ujung penis ane.
Tapi gerakan ke bawah yang dilakukan Bu Polwan justru membuat keadaan kami berdua berubah. Pikiran masing-masing milau terpecah antara kenikmatan yang mulai dirasakan atau upaya melepas lakban.

“Enghhh..,” dia melenguh kecil.
Ane merasakan ujung penis ane menyentuh CD yang dipakainya. Kontol anw yang sudah sangat tegang terdorong keluar dari balik celana kolornya, lantaran gesekan membuat kolornya melorot. Kini, setiap gerakan Bu Polwan membuat koneksi ujung penis ane kian terasa mendorong-dorong CD nya. Rasa nikmat kekenyalan itu terasa semakin sering di bibir vagina Bu Polwan yang terhalang CD.

Semakin bergerak dan semakin gesekan terjadi membuat nafsu ane makin naik. Lama-lama ane merasakan CD Bu Plowan membasah oleh cairan vaginannya. Dan ane di bawah terus menggoyang berusaha melepaskan ikatan lakban yg mengikat tangan ane ke belakang.

Enghh.. ahhss..,” Bu Polwan mendesah dan menghentikan gerakannya. Ia menyadari kini posisi sudah sangat gawat. Gerakan-gerakannya justru mengantar ujung penis ane mengakses bibir vaginanya lewat sisi kiri CD-nya. Ane merasakan kepala penis ane sudah berada tepat di tengah bibir vaginanya yang basah dan sudah tidak terhalang CD yang kini melenceng ke samping.

“Hmm.. bu, kenapa berhenti.. sudah hampir lepas ikatannya nih..,” ane terus bergerak berusaha melepas ikatan tangannya. Tapi yaaa sekalian menikmati merasakan sensasi titit ane yg sudah menyentuh kulit mememk Bu Polwan secara langsung, karena sisi CD nya yang membasah tergeser ke samping.

Bu Polwan terlihat terus berusaha mengembalikan konsentrasinya, dan berusaha menjejak kaki ke lantai agar tubuhnya naik dan vaginanya menjauh dari penis ane. Namun upayanya gagal, kini ikatan lakban justru mengancing posisi itu, dia tak mungkin naik, hanya bisa turun ke bawah beberapa kali lalu naik lagi setelah ikatan melonggar kembali.

Terlihat mata Ibu Polwan sudah mulai sayu, konsentrasinya gagal. Ane manfaatkan situasi ini untuk bergerak dari bawah sehingga membuat kepala penis ane mulai masuk membelah bibir vagina Bu Polwan.

“Ough..,”
Ane tak kuasa menahan desah kenikmatan merasakan kepala penis ane menguak bibir vaginanya. Ane terus bergerak dan setiap gerakan ane membuat kepala penis ane mulai bermain keluar masuk di bibir vagina Ibu Polwan.

Hal itu memberi sensasi kenikmatan pada ane, dan ane yakin diapun merasakan hal yg sama.

“Enghhsshh.. ahh.., mas jangan gerak duluhh.. ini nggak boleh terjadi mas! " sahut dia. Mengganggu kenikmayan aja nih..

"Saya sudah bertunangan dan mas pasti sudah beristri kan?.”
"Belum Bu, saya masih bujangan. Masih perjaka, sumpah deh.." ane sedikit bohong soal masih perjaka. Hehehe

Wajah Ibu Polwan bersemu merah. Tubuh dan wajah Ibu Pokwan serta kulitnya yang putih mirip dengan artis-artis papan atas.

“saya juga pikir begitu. Ini tak boleh terjadi. Tapi bagaimana lagi, posisi kita sulit berubah selama ikatan ini..,” jawab ane menenangkan. Dan jujur ane juga menjadi serba salah dengan posisi ini. Antara dosa, enak duh campur aduk pokoknya.

“Oke mas.. sekarang gini aja.. saya akan bergerak turun, dan mungkin itu akan terjadi.. anu mas bisa masuk ke anu saya.. tapi itu hanya sekali ya, dan saya akan mendorong ke atas membuatnya lepas lagi. Setelah itu kita konsentrasi lagi untuk melepas lakban sialan ini..,” kata Bu Polwan dengan nafas berat.

“Iya.. iya. Terserah ibu. Tapi tolong saya jangan ditangkap ya Bu. Kalau kontol saya masuk ke memek ibu.. nanti saya dibilang memperkosa,” jawab ane.

“Hnnggaak mas.. ini kan karena perampokan sialan itu, jadi bukan salah saya atau mas.. kita sama-sama berusaha keluar dari masalah ini kok.. sekarang mas diam ya.. saya akan berusaha. Ehmm… enghhmmmpp… ahssstt banngghh… ahhhkksss,” Bu Polwan mengerakan tubuhnya bergeser ke bawah. Gerakan itu membuat bibir vaginanya yang sudah menjepit ujung penis ane menelan setengah penis ane itu.

“Ayo bu.. dorong lagi ke atas biar lepas,” ane khawatir karena kini penisnya sudah mulai menyetubuhi Bu Polwan.

“Iya mas.. hmmmpphh aahhss… banghhsss.. emmpphh.. ahssss,” Bu Polwan berusaha menjejak kaki ke lantai agar tubuhnya terdorong ke atas dan penis itu lepas dari vaginanya, tapi keadaan tak berubah, ikatan lakban mengancing bagian pinggang kami membuat dia tak mungkin menaikkan tubuhnya.

“Akhhss.. Maaassshh.. gimana inihh.. ahsss..,” Bu Polwan kembali diam tak bergerak, separuh penis ane yg sudah masuk ane rasakan mebuat nafasnya semakin berat.

“Oke.. sekarang ibu diam saya biar tidak semakin masuk kontol saya. Saya akan berusaha melepas ikatan tangan saya bu.. engghhh,” ane mengangkat pinggul dan pantat ane menjauh dari lantai agar tangannya bisa bergerak bebas, lalu berusaha melepas dua tangannya dari ikatan lakban. Peluh sudah membasahi tubuh kami berdua.

Ane melakukan itu beberapa kali. Pinggul dan pantat ane yg terangkat menjauh dari lantai membuat akses penis ane masuk lebih dalam ke vagina Ibu Pokwan. Kini pikirannyasudah kacau, tinggal hanya merasakan "kenikmatan" separuh penis ane yang keluar masuk perlahan di vaginanya.

“Akhhss maasshhss ouhh.. akhhh.. ahkkk… enghhhmm,” dia semakin mendesah, kini pinggul Bu Polwan melayani gerakan ane. Dan ia malah berusaha agar penis ane terasa lebih dalam di vaginanya.

Tangan ane sudah terlepas dari ikatan dan kini bebas. Tapi libido ane yg sudah tinggi membuat ane bukannya melepaskan ikatan lakban di pinggang mereka, ia justru membuak kancing-kancing baju Ibu Pokwan dan meremasi payudaranya.

“Emmphhh… masshhsss emmphhhhsss maaaasssshh,” dia semakin hilang kendali ane perlakukan seperti itu, kini bibirnya menyambut bibir ane, kami pun berciuman sangat dalam dan cukup lama.

Ane meloloskan susu Ibu Polwan dari Bra-nya. Kini susu besar dan kencang itu menggantung dengan bebas dan indah. Putingnya yg mancung membuat ane tak kuasa lagi untk menolak menghisapi payudaranya. Ane pub netek dengan nikmat ke susunya Ibu Polwan.

Saat itu penis ane sudah bisa masuk utuh ke vagina Bu Polwan, tangan ane menekan dan meremasi pantatnya membuat Bu Polwan semakin mendesis dan mendesah.

“Ouhgg.. ahhgg.. bu.., tangan saya sudah lepas.. kita bebasin dulu ikatannya atau bagaimana? ouhgg,” ane bertanya sambil menahan kenikmatan digenjot Bu Polwan. Ya pinggul sexy Polisi Wanita itu sudah cukup lama menggenjot penis ane merasakan kenikmatan demi kenikmatan dari vaginanya.

“Akhh massshh… sshh.. terserah mashhh sekaranghhh.. ouhss..,”
Sepertinya dia sudah sangat melayang merasakan kenikmatan penis ane, apalagi rangsangan ane secara liar di payudaranya membuatnya semakin hilang kendali.

“Baik buhh.. akhh.. kalau begituhh kita tuntaskan duluh.. ouhsss.., gimana?"
Ane kemudian melepaskan ikatan tangan Bu Polwan tapi membiarkan ikatan di pinnggang mereka tetap seperti semula.

“Iyaahh massshh.. terusinnn aja duluhh masshh… akhhsss.. ouhh…,tanggung.. Selesaikan dluuhh uuhh”
tangan Bu Polwan yang sudah bebas langsung merangkul leher ane dan kami kembali saling berpagutan, sementara gerakan pinggul Bu Polwan semakin liar.

Masih disatukan dengan ikatan di pinggang, ane membalik tubuh Bu Polwan sehingga kini ane menindihnya. Ane lalu menggenjot pantatnya membuat penisnya membobol vagina Bu Polwan secara utuh. Cairan vaginanya menimbulkan bunyi kecilpakan setiap kali berbenturan dengan pangkal penis ane.

Plok.. Plok.. Plok..
Plok.. Plok.. Plok..
Plok.. Plok.. Plok..

Gerakan ane makin keras dan makin cepat mengakses dan membobol vaginanya, kenimatan mulai memuncak di klitorisnya seolah mengumpul panas hingga ane pun menggenjot makin liar.

“Oughh.. Massshhhss… akhhsss.. sayaahhh … akhhhsss say..ah.. Mau sampaaiiihhh masshhsss… ouhhhggg…,”
"Beenntar ibu,, bentar...tahab bu.."
"Cepetin masssshh,, ayo truuusss..."
"Yaahah gitu masshh, daleminnnhhh.. Kencenging masshhhh... Oouuuhhh aaaahhhhh"

Ane merasakan Ibu Polwan makin memuncak menuju klimaksnya. Pertahannnya sebentar lagi bobol dihantam ane yang terus menerus menghujam. Tubuhnya menegang merasakan kontraksi otot vaginanya berkedutan intens mengantar kenimatan puncak.

"yahh vitu massshhh trusssss.."
"keluarin di dalemmmmmhh ajahhhhh masshhhh.. Semprotttt memek saya masshhhhh...." dia mulai meracau tak karuan sebelum akhirnya badanya bergetar hebat, menegang, kejang-kejang... Matanya terbelalak hingga terlihat putihnya saja. Tangannya mencengkram kuat hingga kukunya menancap badan ane.

Ane yg mau sampai memeluknya dengan sangat erat dan kuat.

“Aghh… ahhh… yehh… buhhh… akhhsss uhhh…mmmpphhh.. Saya smpaaihhh permisi buhh.... ,” ane membenamkan seluruh penisnya ke vagina Bu Polwan dan melepas spermanya menyembur dinding rahimnya.

Crottt.. Crottt.. CROOOOOOTTTT
Ane mengang... Bu Polwan langsung melumat bibir ane dan kami, pin berpagutan sampai penis ane melemah dan keluae dengan sendirinya. PLOPP!!

Beberapa saat setelah itu, ane lalu melapas iakatan lakban yang menyatukan pingang kami. Kami berdua lalu merapihkan busana masing-masing.

"Emm.. bu.. maafkan atas yang bausn terjadi bu. Saya hilaf… engg..,”

“Sudah.. sudah mas. Lupakan saja ya.. saya juga hilaf..,” Bu Polwan memotong pembicaraan kami. Dan kita berjanji untuk sama-sama menyimpan kejadian itu hanya di antara kami berdua.

Setelah itu ane membantu melpaskan ikatan CS, Teller dan Satpam yg sama-sama terikat lakban. Untungnya posisi mereka terikat terpisah dengan kami sehingga mereka tak akan menyaksikan persetubuhan kami.

Tak lama kemudian, karwayan yg tadi istirahat dan solat jum'at kembali. Mereka kaget kalo do kantor mereka telah terjadi perampokan. Ane pun segera pulang ke kontrakan setelah kejadian itu. Tak lupa mampir beli nasi padang untk mengganti tenaga ane yg terkuras sama Ibu Polwan.

Sekian dulu Hu... Klo ada certia lagi ane posting... 🙏🙏🙏
luar biasa suhu... ditunggu update selanjutnya
 
Cerita baru lagi nih. ikut membaca disini. hihi.
Bobby besar nih :tkp:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd