Mohon maaf nih para Suhu, ane coba sharing cerita pengalaman pribadi ane neh.. mohon maaf kalo kurang sopan dan gak berkenan
Jarum jam tanganku menunjuk ke angka 7 malam, tapi container belum juga selesai di muat, hufh... sialan banget, kapan aku bisa pulang on time, kalo jam segini belum juga dimuat barangnya. Aku mengumpat dalam hati. Beginilah nasibku yang masih tetap jadi karyawan bagian export di perusahaan garment. Jabatanku memang supervisor, tapi karena jabatanku juga membuat jam kantorku tak menentu. Aku melangkah ke gudang muat di belakang, guna mengusir kepenatan. Maklumlah kalau di pabrik garment karyawan 80% perempuan muda lulusan sma, yahh lumayan ada sebagian yang memiliki paras cantik asli perempuan desa tanpa make up. Aku perhatikan seseorang yang dari tadi selalu curi-curi pandang ke arahku. Sosoknya lumayan cantik, dengan ukuran dada yang lebih menonjol dari pada teman-temannya seusianya yang kurang lebih 20-21 th. Belakangan Ayu namanya. Aku perhatikan saat aku sedang mengawasi container, dia selalu curi-curi pandang ke arahku. Aku memang pura-pura tidak tau walaupun dia juga sebenarnya menarik perhatianku. Lebih dari 2 jam proses muat belum juga selesai, aku melangkah ke kantor marketing. Aku temui Atin, staf marketing yang bertanggung jawab langsung atas pemuatan barangnya. Tin, kenapa lama sekali muatnya, sudah jam 9 malam. Kapan mau pulang alo jam segini belum beres!!. maaf pak, tadi ada masalah carton jadi agak lambat muatnya. Tenang deh pak pasti beres jawabnya. Beres-beres...dari tadi gitu melulu, mana perut lapar timpalku kemudian. nih pak, ada biscuit lumayan buat ganjal perut endutnya, sambutnya sambil melirik genit. Terpaksa aku sikat juga tuh biscuit, ludes. Tin tolong awasin yah muatnya, aku mau pulang capek, besok kamu laporan ke saya kalau ada masalah Baik boss..laksanakan. itu jawabnya dengan gaya seorang polwan.
Atin sosoknya memang biasa saja, badannya yang cenderung padat, rambut pendek sebahu. Hanya saja Dadanya begitu menantang, dan itu yang menjadikanku betah kalau berhadapan dengannya.
Tuuut.tuuutt.. Telpon mejaku berbunyi membuyarkan konsentrasi kerjaku Halo pak Aji, ini Atin mau melaporkan tadi malam selesai jam 10, dan ada beberapa carton tidak bisa masuk container pak, gak muat, gimana yah. ugh..masalah lagi gumanku, Oh please jangan sekarang, dimejaku sudah menumpuk masalah yang menunggu giliran aku selesaikan Ya udah nanti jam 4 sore aku ke belakang jawabku singkat lalu Blak.. aku tutup gagang telepon dengan keras. Jam 6 sore lewat selepas maghrib aku baru ke gudang belakang menemui Atin Gimana caranya bisa gak masuk! Kan sudah saya hitung, dan harusnya ada space kosong, bukannya kurang kayak gitu dengan nada keras aku marahi beberapa staf di gudang. sekarang kamu bikin laporan tertulis dan kasihkan ke manajer saya lalu aku masuk ke ruang marketing dan duduk disana bermaksud mendinginkan hati. Maaf ya pak, kami membuat masalah lagi.suara Atin memecahkan keheningan. Aku memandangnya, aku perhatikan dia dari ujung rambut sampai kaki, hmm..tubuh yang padat berisi, Ya sudah, bukan masalahku kok, tapi masalah pabrik, makan yuuk sudah jam 7 nih.. Bapak bayarin yah, lagi tanggal tua nih Okelah aku yang bayarin, karena kau yang ajak..
Aku pacu motorku ke warung lesehan kurang lebih 3 km dari tempatku bekerja, aku pesan soup kambing dan sate kambing, dia hanya memesan nasi goreng , terserah lah gumanku..toh aku yang lapar. Hanya butuh waktu 15 menit untuk menghabiskan hidangan didepanku. Selesai makan aku ajak ngobrol Atin, hmm. Dari jarak dekat memang menarik dilihat, sepertinya masih gadis. Aku memang tidak tau banyak dan gak ada waktu untuk cari tau pribadinya. Kamu tinggal dimana? di kos dekat pabrik pak, tuh disana sambil menyebut alamat kos dia..oh..disana, kost sendiri? iyah Pak habis suami jarang pulang pak, luar kota terus Damn..sudah menikah ternyata umpatku, aku pikir masih gadis, Sudah punya anak berapa? Pancingku kemudian. Satu mas, tapi di jawa dengan nenek hufh..sudah punya anak pula?? tapi tubuhnya masih sintal, padat dan entak kenapa dia merubah panggilannya dengan sebutanmas. ohh. Hanya itu jawabku.. aku tadinya tinggal di bogor, di rumah dengan adik sepupu dan suamiku, tapi akrena suamiku bagian proyek, sering ada proyek diluar kota, jadi aku putuskan kost dekat pabrik, supaya gak capek pulang pergi bogor banyak kemudian yang dia ceritakan ke padaku dan entah kenapa disandarkan kepalanya di bahuku, aku perhatikan air matanya mulai menetes dipipinya. Aku merasa ada masalah yang ingin di utarakan tapi tak bisa di ungkapkan dengan kata-kata. Aku beranikan memeleluk bahunya dari samping dan mengusap air matanya yang menetes, dan tanpa sadar mata kami beradu dekat sekali, sampai terasa hembusan nafasnya. Aku hanya memandang kosong entah apa artinya, dan entah siapa yang memulai, sesaat kemudian bibir kami bertemu, aku dapat rasakan gemetar di bibirnya, lembut dan hangat. Atin hanya melengkuh pelan uhm..mas..lalu aku beranikan menghisap lembit bibir bawahnya, mmhm yang membuat dia mengangkat dadanya, dan ditekankan ke dadaku, ugh..sangat kenyal dan terasa hangat. Kami baru tersadar bahwa kami sedang ada di bilik rumah makan lesehan, dan dibelakang kami ternyata beberapa karyawan sedang memperhatikan kami dari tadi. udah tin...aku tidak tau apa ini artinya, tapi aku hanya bisa mengatakan aku merasakan kehangatan kamu Iyah mas, aku juga merasakan hal yang sama, tapi aku gak berani berharap terlalu tinggi, karena aku tau mas sudah berkeluarga jawabnya kemudian..aku hanya memberikan senyuman kepadanya....
Aku bergegas bangkit dan menuju ke kasir, untuk membayar makanan, aku lihat beberapa mata melihatku dengan senyum-senyum penuh arti...aku hanya cuek dan melangkah pergi setelah urusanku dengan kasir selesai....
bersambung.....
Jarum jam tanganku menunjuk ke angka 7 malam, tapi container belum juga selesai di muat, hufh... sialan banget, kapan aku bisa pulang on time, kalo jam segini belum juga dimuat barangnya. Aku mengumpat dalam hati. Beginilah nasibku yang masih tetap jadi karyawan bagian export di perusahaan garment. Jabatanku memang supervisor, tapi karena jabatanku juga membuat jam kantorku tak menentu. Aku melangkah ke gudang muat di belakang, guna mengusir kepenatan. Maklumlah kalau di pabrik garment karyawan 80% perempuan muda lulusan sma, yahh lumayan ada sebagian yang memiliki paras cantik asli perempuan desa tanpa make up. Aku perhatikan seseorang yang dari tadi selalu curi-curi pandang ke arahku. Sosoknya lumayan cantik, dengan ukuran dada yang lebih menonjol dari pada teman-temannya seusianya yang kurang lebih 20-21 th. Belakangan Ayu namanya. Aku perhatikan saat aku sedang mengawasi container, dia selalu curi-curi pandang ke arahku. Aku memang pura-pura tidak tau walaupun dia juga sebenarnya menarik perhatianku. Lebih dari 2 jam proses muat belum juga selesai, aku melangkah ke kantor marketing. Aku temui Atin, staf marketing yang bertanggung jawab langsung atas pemuatan barangnya. Tin, kenapa lama sekali muatnya, sudah jam 9 malam. Kapan mau pulang alo jam segini belum beres!!. maaf pak, tadi ada masalah carton jadi agak lambat muatnya. Tenang deh pak pasti beres jawabnya. Beres-beres...dari tadi gitu melulu, mana perut lapar timpalku kemudian. nih pak, ada biscuit lumayan buat ganjal perut endutnya, sambutnya sambil melirik genit. Terpaksa aku sikat juga tuh biscuit, ludes. Tin tolong awasin yah muatnya, aku mau pulang capek, besok kamu laporan ke saya kalau ada masalah Baik boss..laksanakan. itu jawabnya dengan gaya seorang polwan.
Atin sosoknya memang biasa saja, badannya yang cenderung padat, rambut pendek sebahu. Hanya saja Dadanya begitu menantang, dan itu yang menjadikanku betah kalau berhadapan dengannya.
Tuuut.tuuutt.. Telpon mejaku berbunyi membuyarkan konsentrasi kerjaku Halo pak Aji, ini Atin mau melaporkan tadi malam selesai jam 10, dan ada beberapa carton tidak bisa masuk container pak, gak muat, gimana yah. ugh..masalah lagi gumanku, Oh please jangan sekarang, dimejaku sudah menumpuk masalah yang menunggu giliran aku selesaikan Ya udah nanti jam 4 sore aku ke belakang jawabku singkat lalu Blak.. aku tutup gagang telepon dengan keras. Jam 6 sore lewat selepas maghrib aku baru ke gudang belakang menemui Atin Gimana caranya bisa gak masuk! Kan sudah saya hitung, dan harusnya ada space kosong, bukannya kurang kayak gitu dengan nada keras aku marahi beberapa staf di gudang. sekarang kamu bikin laporan tertulis dan kasihkan ke manajer saya lalu aku masuk ke ruang marketing dan duduk disana bermaksud mendinginkan hati. Maaf ya pak, kami membuat masalah lagi.suara Atin memecahkan keheningan. Aku memandangnya, aku perhatikan dia dari ujung rambut sampai kaki, hmm..tubuh yang padat berisi, Ya sudah, bukan masalahku kok, tapi masalah pabrik, makan yuuk sudah jam 7 nih.. Bapak bayarin yah, lagi tanggal tua nih Okelah aku yang bayarin, karena kau yang ajak..
Aku pacu motorku ke warung lesehan kurang lebih 3 km dari tempatku bekerja, aku pesan soup kambing dan sate kambing, dia hanya memesan nasi goreng , terserah lah gumanku..toh aku yang lapar. Hanya butuh waktu 15 menit untuk menghabiskan hidangan didepanku. Selesai makan aku ajak ngobrol Atin, hmm. Dari jarak dekat memang menarik dilihat, sepertinya masih gadis. Aku memang tidak tau banyak dan gak ada waktu untuk cari tau pribadinya. Kamu tinggal dimana? di kos dekat pabrik pak, tuh disana sambil menyebut alamat kos dia..oh..disana, kost sendiri? iyah Pak habis suami jarang pulang pak, luar kota terus Damn..sudah menikah ternyata umpatku, aku pikir masih gadis, Sudah punya anak berapa? Pancingku kemudian. Satu mas, tapi di jawa dengan nenek hufh..sudah punya anak pula?? tapi tubuhnya masih sintal, padat dan entak kenapa dia merubah panggilannya dengan sebutanmas. ohh. Hanya itu jawabku.. aku tadinya tinggal di bogor, di rumah dengan adik sepupu dan suamiku, tapi akrena suamiku bagian proyek, sering ada proyek diluar kota, jadi aku putuskan kost dekat pabrik, supaya gak capek pulang pergi bogor banyak kemudian yang dia ceritakan ke padaku dan entah kenapa disandarkan kepalanya di bahuku, aku perhatikan air matanya mulai menetes dipipinya. Aku merasa ada masalah yang ingin di utarakan tapi tak bisa di ungkapkan dengan kata-kata. Aku beranikan memeleluk bahunya dari samping dan mengusap air matanya yang menetes, dan tanpa sadar mata kami beradu dekat sekali, sampai terasa hembusan nafasnya. Aku hanya memandang kosong entah apa artinya, dan entah siapa yang memulai, sesaat kemudian bibir kami bertemu, aku dapat rasakan gemetar di bibirnya, lembut dan hangat. Atin hanya melengkuh pelan uhm..mas..lalu aku beranikan menghisap lembit bibir bawahnya, mmhm yang membuat dia mengangkat dadanya, dan ditekankan ke dadaku, ugh..sangat kenyal dan terasa hangat. Kami baru tersadar bahwa kami sedang ada di bilik rumah makan lesehan, dan dibelakang kami ternyata beberapa karyawan sedang memperhatikan kami dari tadi. udah tin...aku tidak tau apa ini artinya, tapi aku hanya bisa mengatakan aku merasakan kehangatan kamu Iyah mas, aku juga merasakan hal yang sama, tapi aku gak berani berharap terlalu tinggi, karena aku tau mas sudah berkeluarga jawabnya kemudian..aku hanya memberikan senyuman kepadanya....
Aku bergegas bangkit dan menuju ke kasir, untuk membayar makanan, aku lihat beberapa mata melihatku dengan senyum-senyum penuh arti...aku hanya cuek dan melangkah pergi setelah urusanku dengan kasir selesai....
bersambung.....