Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT [TAMAT] Kisah BB - Bidadari yang menjadi jaminan

Status
Please reply by conversation.
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Pagi harinya, Vina dan mbah Parto sarapan bersama diatas tikan didalam kamar. Mbah Parto selesai sarapan lbh cepat karena memang Vina biasa makan dg perlahan. Dan karena si kakek sudah selesai makan, mbah Parto duduk disamping Vina dan merangkul tubuh Vina.
"Mmmhhh geli mbah...", desah Vina saat lehernya dikecup oleh mbah Parto.
"Hehe, tapi suka kan non?", kata mbah Parto kemyduan mulai melepaskan kancing baju piyama Vina satu persatu.
Vina mulai merasa horny,"Iya mbah... Mmmhhh aahhh..."
"Hehe, nah gt donk. Mbah suka klo non Vina jd horny gini", kata mbah Parto. Kedua tangannya sukses melepaskan semua kancing baju piyama Vina dan mulai meremas2 payudara Vina.
"Mmmhhh ahhh mbah... Jangan dulu donk, kan Vina blm selesai makan", kata Vina, merasakan nikmat saat tangan kasar mbah Parto meremas2 payudara besarnya.
"Hhmm? Ya makan aja non, kan mbah gk minta disepong kontolnya?", kata mbah Parto kemudian melepaskan payudaranya.
Vina mengira si kakek akan segera mulai bekerja tp ternyata ia salah, kepala si kakek malah turun dan kini ia menyusu di payudara kirinya.
"Ooohhh mmmhhh...", desah Vina merasakan jilatan2 lembut lidah mbah Parto.
"Udah non Vina lanjut makan aja, jangan sange lho hehehe", kata mbah Parto lanjut menyusu.
Vina tak protes sama sekali, ia kembali makan sesuap demi sesuap sambil merasakan nikmat dr jilatan dan kenyotan mbah Parto yg kadang geli juga karena giginya yg sudah ompong.
Setelah sarapan selesai, mbah Parto berciuman dg Vina.
"Mmmhhh ccpphhh... Mbah mau entotin Vina?", kata Vina yg mulai horny.
"Hehe, gk dulu ya non. Tumben nih si otong gk berdiri", kata mbah Parto.
"Oh y... Ya udah mbah", kata Vina merasa sedikit kecewa.
Mbah Parto melihat Vina dg senyum,"Hehe apa mbah minta tolong Juki, atau Karyo atau Supri aja?"
"Ah jangan donk mbah, malu!", seru Vina.
Tp mbah Parto menganggukkan kepalanya,"Oh ya udah, nnti siang mbah entotin non Vina deh!"
Vina merasa mbah Parto punya maksud lain, tp ia mengacuhkan itu. Ia heran kenapa ia merasa begitu horny pagi ini. Tp yg pasti ia sedikit lega si kakek tak sadar kontolnya sudah kering gara2 subuh td isi kontol itu sudah Vina sedot habis.
Setelah sarapan mbah Parto meninggalkan Vina sendiri dikamar lagi. Ia meghabiskan waktu dg menonton tv saja di ruang tengah, merasa rindu ingin memegang hpnya dan ngobrol dg teman2nya, tp ia tak mau mereka tahu kondisinya sekarang ini.
Saat ia sedang menonton, salah satu pembantu rumah yg Vina tahu namanya pak Juki lewat,"Wah non Vina, tumben2 nntn tv. Udah gk takut sm kita2 non?"
Vina mengalihkan tatapannya dr tv ke pak Juki, ia memang tak lg merasa takut akan diperkosa oleh pembantu2 lain sejak minggu2 terakhir ini, mungkin karena ia sudah disetubuhi dan bahkan dihamili oleh pembantu tertua dan terjelek diantara mereka,"Iya pak, lagian udah bosen dikamar terus"
"Hehe, mau bapak bikin gk bosen non?", kata pak Juki.
"Apa pak?"
"Sepongin kontol bapak! Hahaha", kata pak Juki kemudian berlalu tanpa mendengar balasan Vina.
Vina tertegun, bukannya marah, yg ada ia malah jd mupeng ingin mengulum kontol. Apa lg kontol macam mbah Parto atau mungkin pak Juki yg sudah bau apek keringat setelah bekerja fisik seharian.
"Ini gw ngidam apa gimana sih?", gumam Vina, kembali memfokuskan perhatiannya ke acara tv.
Saat siang menjelang, mbah Parto membawakan makan siang pada Vina. Vina merasa aneh karena mbah Parto tak makan dan hanya tersenyum menatap Vina.
"Kenapa mbah?"
"Hehe gk kok non, makan ajaaa", kata mbah Parto.
Vina menyelesaikan makan siangnya, dan mbah Parto mengembalikan piring dan gelas yg baru saja dipakai ke dapur. Tak lama, Vina merasa ada yg aneh, jantungnya berdegup kencang dan tubuhnya terasa panas. Ia merasa gatal, di memek dan di kedua puting susunya.
Saat mbah Parto kembali, Vina berdiri dan memegang tangan mbah Parto,"Mbah, kekamar bentar yuk"
"Lho? Kenapa non?", kata mbah Parto heran meski senyuman muncul diwajahnya.
"Mau itu mbah"
"Itu apa? Bilang donk non"
"Mau ngentot mbah, Vina lg... Sange nih...", kata Vina akhirnya mengutarakan keinginannya pada mbah Parto. Mengatakan itu, ia kini benar2 sudah mengakui dirinya sebagai istri mbah Parto, karena ini pertama kalinya ia meminta jatah dr si kakek.
"Oh itu, ya udah non Vina buka baju aja skrg", kata mbah Parto.
"Dikamar aja mbah, yuk", kata Vina.
"Gk apa2 non, ganti suasana donk. Pas dipasar aja non mau masa' disini gk", kata mbah Parto melepaskan kancing celananya.
"Y... Ya kan beda mbah", kata Vina, merasa makin tak tahan ingin dientot.
"Udah, buka baju aja, yg lain pd pergi kok non, amaaan", kata mbah Parto setelah celananya tak lg melindungi kontolnya yg msh agak lemas.
Vina masih ragu2, tp perintah mbah Parto tak bs Vina ubah segampang itu, dan lg melihat kontol si kakek membuat Vina benar2 horny. Bibirnya bergetar ingin menyepong kontol itu lg.
"Tunggu apa lg non, ayo buka bajunya!", kata mbah Parto kini memerintah Vina.
Vina bergegas membuka kaos dan celana panjangnya. Ia masih tak memiliki bra sehingga ia sudah telanjang bulat setelah baju dan celananya terlepas.
"Nah gitu donk, kalo patuh gt kan non Vina jd tambah cantik", kata mbah Parto mendekati Vina.
Entah kenapa Vina tersanjung mendengar itu,"Ah mbah Parto ini..."
"Ya udah non, sepongin kontol mbah dulu deh, biar keras, hehe", kata mbah Parto memegang pundak Vina.
Vina mengangguk dan berlutut didepan mbah Parto, tangannya mengocok ringan kontol mbah Parto sebelum kemudian ia membuka mulutnya dan mulai mengoral kontol mbah Parto.
"Mmmhhh mmmmhhh slllrppp mmmhhh...", Vina benar2 menikmati kontol mbah Parto yg makin lama makin keras.
"NNNggghhh terus non! Non Vina pinter banget nyepongnya", kata mbah Parto sambil memegangi kepala Vina.
Lidah Vina menjelajahi kontol mbah Parto, dr kepala sampai kedua zakar berbulu lebat diantara kedua paha mbah Parto. Tak ada lg rasa jijik dikepala Vina, haya rasa nikmat dan nafsu yg makin membara.
"Mmmhhh slllrrppp Hhhhhh kontol mbah enak... Mmmmhh..."
"Hahaha wah skrg bisa jujur jg non Vina", kata mbah Parto mengelus2 kepala Vina.
"Mmhhh... Iya mbah... Slllrrppp Mmmhhh", Vina benar2 suka mengoral benda ini.
"Mmmhhh edan enaaaakkk!!!", seru mbah Parto menikmati oral Vina.
Tiba2 saja mbah Parto melepaskan kontol didalam mulutnya meski tangannya masih mengocok,"Mbah, masukin dimemek ya mbah. Vina udah pengen dientot!", kata Vina kemudian merebahkan tubuhnya dikarpet didepan tv dan membuka kedua pahanya, mempersilahkan mbah Parto menusukkan kontolnya didalam lubang cintanya.
"Hehe, bener2 udah sange nih non Vina", kata mbah Parto kini sudah menggosok2kan kepala kontolnya dimemek Vina yg sudah basah.
"Iya mbah, Vina pengen banget! Ayo entotin Vina mbah mmmhhh", desah Vina sambil memainkan clitorisnya sendiri.
Blessshhh
Kontol mbah Parto masuk kedalam memek Vina yg sudah siap dikawini,"Ooohhh anget tenan..."
"Aaahhh... kontol mbah enak... Entotin Vina mbah pleaseee... MMMmmhhh...", Vina menggoyang2kan pinggangnya sendiri menikmati gesekan2 kontol mbah Parto didalam memeknya. Kedua payudaranya pun ia remas2 sendiri, menaikkan nafsu birahinya.
Mbah Parto memegang kedua dengkul Vina dan mulai menggenjot,"Nnnggghhh nnggghhh enak non?"
"Aaahh... Aah... Aaahhh iya mbah enaakkk!! Terus mbah!!"
Plok Plokk plokkk plokkk... Suara kedua kelamin saling bertabrakan dengan merdunya. Ditambah desahan2 Vina yg tak berhenti menikmati sodokan kontol suaminya dan kedua payudaranya yg ia remas2 membuat Vina benar2 merasa bagai disurga kenikmatan.
"Ooohhh mbaahhh!! Entotin Vina terus mbaaahhh jangan berhentiii!! Aaaahhh... Aaahhh... Ssshhh..."
Vina benar2 menikmati sodokan kontol mbah Parto sehingga tak menyadari saat ada orang yg datang keruang tengah. Saat Vina tersadar, Vina terbelalak saat 3 orang pembantu lain, pak Juki, pak Yadi dan pak Gito.
"Ahhh... ahhh... Aaahhhh enak teruuuss....", desah Vina.
"Mmmhhhh non... Mbah udah mau keluar non"
"Iya mbah... Keluarin ajaaahhh... Vina juga mau keluaarrr!! Aaahhh ahhh aaaaahhhh"
Mbah Parto mempercepat genjotannya, tubuhnya kini menindih tubuh Vina dan keduanya saling berciuman. Lidah keduanya saling berpaut dan saling menikmati saliva yg bersatu dikedua mulut mereka. Tanpa Vina sadar, ketiga pembantu yg menonton persetubuhannya kini sudah melepaskan celana mereka dan mengocok kontol mereka.
Crooott... crooottt...
"Ooouuuuhhh mbaaahhh!!! Vina keluaaarrr!!!", seru Vina, menikmati orgasmenya, masih menutup matanya.
Tubuh Vina mengejang menikmati kenikmatan semprotan peju didalam memeknya dan masuk kedalam rahim dimana anak mbah Parto berada. Vina benar2 puas, kepalanya terasa melayang menikmati orgasmenya diruang tengah itu.
Kini Vina terengah2, merasa lelah sudah dipuaskan kebutuhan seksualnya. Tp saat ia membuka mata, ia menjerit,"Astaga!!! J... Jangan liat!!!"
Mbah Parto malah dengan santainya menarik keluar kontolnya, membiarkan Vina yg masih terlalu lemas untuk menutupi payudara dan memeknya dg kedua tangannya.
"Hehe, gk apa2 non. Mbah yakin non Vina msh horny kan?", kata mbah Parto.
Vina memang masih cukup horny, meski ia menutupi badannya tp menatap kontol ereksi 3 pembantu lain itu memang membuatnya ingin dientoti lg. Vina hanya bs menebak nafsunya ini karena ia terlalu biasa disetubuhi lbh dari sekali oleh mbah Parto.
"Beneran boleh kita entotin nih mbah non Vinanya?", kata pak Juki terlihat bener2 mupeng.
"Iyeee, udah, gw mau kekota dulu. Kalian temenin non Vina, jangan disakitin pokoknya! Awas aja klo ampe non Vina keguguran, pak John bs turun tangan klo ampe kejadian", kata mbah Parto memakai kembali celananya.
"Ah m... Mbah jangan tinggalin Vina...", kata Vina hendak mengambil baju dan celananya yg tergeletak di ujung karpet.
"Eit, jangan dipake dulu non. Hehe, ntar aja klo udah bikin kita2 puas ya", kata pak Juki disambut tawa kedua temannya.
Vina ingin lari ke kamar, tp kakinya masih lemas sehingga ia susah berdiri. Ketiga pria itu menarik kedua tangan Vina sehingga Vina tak bs menyembunyikan tubuh telanjangnya lg dan menarik dirinya supaya duduk ke kursi sofa.
Vina kini dijepit pak Yadi dan pak Gito dikanan dan kirinya, keduanya memegang tangan Vina dan membuka lebar kedua paha Vina, mempertontonkan memek Vina yg mengeluarkan peju kental.
Vina menatap mbah Parto dg tatapan memelas,"Tolong mbah... "
"Udah, mbah perintahin non Vina melayani temen2 mbah. Pak John juga udah ngijinin", kata mbah Parto tegas.
Vina kini tak punya pilihan lain, ia hanya bs pasrah, ia tak mungkin melawan 3 orang pria ini. Pak Juki yg sedari td menghilang kini kembali dg segelas air.
"Silahkan non, minum dulu deh biar seger"
Vina menengguk air digelas itu, merasakan dahaganya dipuaskan tapi juga ada rasa haus lain yg muncul. Ia ingin peju...
"Ya udah, tak tinggal dulu. Inget kata2ku Ju", kata mbah Parto meninggalkan rumah.
Pak Gito dan pak Yadi masing2 meremas2 payudara Vina, melepaskan tangan mereka dr tangan Vina.
"Hebat banget teteknya ya", kata pak Yadi.
"Iya, padahal belum beranak tp udah segedhe ini", kata pak Gito.
"Hehe udah, langsung kita pake aja. Mukanya udah mupeng banget tuh kalian remes2 mulu", kata pak Juki.
Pak Yadi kemudian berdiri diatas sofa dan mengajukan kontolnya diwajah Vina yg kini terlihat sayu,"Non, sepongin kontol bapak non. Bapak pengen banget liat wajah cantik non Vina jilatin kontol bapak"
Vina merasa sangat horny tak memperdulikan siapa yg menyuruhnya mengoral, ia hanya ingin mengoral kontol,"Baik pak. Aaahhmmm mmmmhhh..."
"Wooohh bener kata mbah Parto, sepongannya enak!"
Pak Gito kini tak hanya meremas2, tapi menyusu pada Vina,"Mmmhh cppphhh yah belum keluar susunya!"
"Halah, sabar aja ntar pasti keluar banyak!", kata pak Juki mengarahkan kontolnya ke memek Vina.
Kini Vina benar2 digangbang oleh 3 pria pembantu rumah pak John, memek Vina digenjot pak Juki. Payudaranya dijilat2 dan disedot2 oleh pak Gito sementara tangannya dibimbing ke kontol pria itu dan ia pun mengocok kontol pak Gito. Mulutnya kini mengoral kontol pak Yadi. Vina tak bs percaya, lagi2, bukannya merasa jijik atau marah, ia malah merasakan gairah birahi dan kenikmatan luar biasa. Tubuhnya seolah tenggelam dalam laut kenikmatan dimana 3 rangsangan nikmat bs iarasakan sekaligus.
"Mmmhhh mmmmhhh slllrrppp slllrrppp Hhhh mmmmmhhh...", desah Vina menjilat, menyedot dan menenggelamkan wajahnya diselangkangan pak Yadi.
"Wooohhh memeknya sempit!!! Beruntung banget mbah Parto bs make memeknya tiap hari!"
"Iya, cppphhh... Apa lg klo udah keluar susunya, bakal tambah sehat tu kakek2 cppphhh...", kata pak Gito kembali menyusu.
"Nnnggghhhh... Lu kyk bayi aja Git, udah gembrot pengennya nyusu mulu!", seru pak Yadi.
"Haha biarin, klo susunya dr cewek cakep kyk non Vina ya siapa yg gk mau nyusu!", seru pak Gito.
Vina mengacuhkan suar2 itu, ia menikmati kinerjanya memuaskan ketiga pria sekaligus. Benar2 sulit dipercaya, ia tak akan pernah mengira akan menikmati foursome macam ini, dikeroyok 3 kontol sekaligus. Vina mencapai klimaksnya oleh rangsangan2 dr ketiga pembantu tua itu.
"Slllrppp.. Mmmhh aaaahh Aaahaaaaahhhh!!!!"
"Hahaha, udah ngicrit nih cewek!", seru pak Juki menghentikan genjotannya.
Tubuh Vina mengejang lagi, ia berhenti mengoral kontol pak Yadi dan mengocok kontol pak Gito.
"Gimana non enak?", kata pak Juki.
"Hhhh... Hhhh... Iya pak... Enak...", desah Vina. Ia tak bs berbohong, ia menikmati dikeroyok 3 orang sekaligus ini. Apakah ia benar2 sudah binal, karena ia ingin merasakan peju ketiga orang ini di mulutnya.
"Non, tanggung nih, sepongin kontol bapak non!"
"Iya pak, keluarin didalem mulut Vina pak...", kata Vina kemudian mulai mengoral lagi.
"Hahaha, mau makan peju aja non?", kata pak Juki.
Vina menghentikan oralnya, entah kenapa bibirnya tersenyum,"Iya pak, Vina pengen makan peju"
Vina tak malu lg, kenapa harus malu, toh ia sudah disetubuhi 3 pria yg tak ia kenal. Ia sudah hamil dg pembantu tua jelek, dan kini nafsunya meneriakkan tuntutan supaya ia mengkonsumsi peju ketiga pria ini didalam mulutnya. Ia sudah masuk kedalam lembah kenikmatan penuh dosa, dan ia merasa tak akan bs keluar dr tempat ini, setidaknya ia bs menikmati momen2 ini.
"Haha gila, udah bener2 rusak ni cewek", kata pak Gito.
"Ya udah non, sepongin kita bertiga, nnti non Vina kita kasih makan peju! Hahaha", kata pak Juki.
Vina yakin wajahnya skrg sayu, seolah mabuk oleh kenikmatan, dan nafsu yg membara. Ia dibimbing supaya bersimpuh diatas karpet sementara ketiga pembantu tua berdiri mengitarinya, pak Juki didepan, pak Gito di sebelah kanan dan pak Yadi disebelah kiri,
Disodori 3 kontol didepannya, Vina mulai menyepong kontol pak Juki dan mengocok 2 kontol di kiri dan kanannya.
"Mmmhhh bener lu Yad, sepongan non Vina enak juga!", kata pak Juki.
"Mmmhh Mmmhhh Slllrrppp... Mmmhhh...", desah Vina terus mengoral, bergantian dr depan, kekanan dan kekiri.
"Nnnggghh terus non, bapak udah mau keluar!!", seru pak Gito.
"Iya non, saya juga!"
Pak Juki mengkomandoi teman2nya,"Udah, kita ngocok aja, non Vina buka mulut ya"
Vina menuruti perintah pak Juki dan menghentikan kocokan dan servis oralnya, mulutnya terbuka lebar, bersiap menerima cairan putih kental yg kini ia rasa begitu lezat dan menaikkan birahinya itu.
Ketiga pembantu rumah itu mengocok kontol mereka yg sudah basah oleh air liur perempuan cantik, seksi dan montok yg dulunya adalah gadis kaya raya yg kini sudah benar2 takluk menjadi pemuas nafsu birahi para pembantu kampungan bagaikan perempuan bispak khusus untuk mereka. Kepala Vina lagi2 melayang saat melihat ketiga pria yg mengepungnya memperlambat kocokannya dan ketiga kontol mulai berkedut.
Crooott... Crooott... Crooott.. Crooot....
Mulut dan bahkan wajah Vina ditumpahi cairan putih kental bau dan hangat dr ketiga sisinya. Vina benar2 merasa puas hingga ia merasakan orgasme kecil merasakan facial peju dr ketiga pembantu rumah tangga yg sudah menikmati tubuhnya. Lidahnya keluar masuk, seolah mengundang peju2 pain supaya masuk kedalam mulutnya.
"Enak non? Non suka peju2 pembantu2 kyk kita2? Hahahaha", kata pak Juki.
Vina mengangguk2 sambil menengguk peju didalam mulutnya.
"Tenang aja non, kita2 pasti kasih peju kalau non minta, hahaha", kata pak Gito.
"Iya, makanya jangan dikamar mulu non", kata pak Yadi.
"Iya pak", kata Vina. Saat ketiga pria saling tertawa, Vina mengoral kontol mereka satu persatu, menyedot sisa2 peju mereka.
Juki kemudian mengambil sebuah handphone dr kantong celananya. Ia menghampiri Vina yg wajahnya dan bahkan rambutnya basah oleh peju dan mengajak Vina dan kedua temannya berfoto.
Vina berada ditengah2, wajahnya tersenyum dg tatapan sayu dan binal dengan peju diwajahnya, dikelilingi oleh 3 pembantu tua berwajah kampungan yg tersenyum seolah baru saja memenangkan undian. Setelah puas memuaskan nafsumereka pada Vina dan melihat Vina terlihat sudah kelelahan, ketiganya membantu Vina tiduran di kamar mbah Parto.
Ketiganya menutup pintu kamar dan kembali berjalan menuju rumah utama sambil tertawa senang.
"Gila, tu cewek beneran jd rusak", kata pak Gito.
"Iya, brrti ramuan yg dikasih sm pak John beneran ampuh!", kata pak Yadi.
"Hahaha, gw jd pengen minta nih", kata pak Gito.
"Minta aja klo berani, salah2 bisa2 hilang nyawamu Git", kata pak Juki.
"Wah iya, bahaya bahaya!", kata pak Yadi.
"Pantesan aja mbah Parto ngasih makan terus ke tu cewek, udah dicampur obat apro... apa lah itu ya", kata pak Gito
"Iya, katanya cmn bs dikit2, klo kebanyakan bs OD apa bs gila gara2 nafsunya meledak banget katanya", kata pak Juki.
"Ckckck... Moga aja pak John dpt cewek lagi buat kita2 ya", kata pak Gito.
"Iya tp klo harus nikah ya berabe, kan kita udah punya istri semua", kata pak Yadi.
"Halah, selama bs ngentotin cewek muda cantik, gw seneng2 aja", kata pak Juki.
Ketiganya kembali bekerja di rumah utama, meninggalkan Vina yg tertidur pulas di kamar si kakek.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd