dony lesmana
Kakak Semprot
- Daftar
- 29 Aug 2015
- Post
- 151
- Like diterima
- 936
ALYA AL-RASYID.
Pesta Pernikahanku malam ini berlangsung cukup meriah. Sebuah pesta pernikahan berkonsep adat jawa barat atau Sunda, lokasinya di Ball Room di sebuah hotel Bintang di kawasan Kota Bandung, suasana terasa hangat dan romantis dengan iringan Kesenian sunda.
Malam Itu Aku dan Andre membaur bersama para tamu, mencoba menampakan keakrabanku bersama para tamu undangan.
Ball Room Hotel ini sangat besar sehingga bisa menampung para tamu Undangan yang datang malam Ini ke pesta pernikahanku dengan Andre.
Waah senang banget aku malam ini, bahagia, haru, pokoknya campur-campur deh, benar-benar jadi ratu semalam. Banyak sekali teman-temanku yang datang, ditambah lagi kolega-kolega.
Kulihat suamiku sedang berbincang dengan gengnya yang dia bilang sahabat-sahabatnya waktu kuliah dulu, terlihat dia sedang asyik disana. Aku sendiri juga sedang nemuin tamu-tamu yang tak lain adalah kolega-kolega Ummi Dan Ibu Reni.
Setelah Hampir 2 tahun bertunangan Aku dan Andre, Dan akhirnya digelarlah pesta meriah malam hari ini setelah tadi pagi dilakukan upacara sacral ijab qabul di sebuah masjid di dekat rumahku.
Waktu sudah menunjukkan pukul 20.00, hampir 15 menit Aku menghampiri dan ngobrol dengan tamuku yang tak lain adalah Ustazah Airin tetangga dekatnya Ibu Reni.
''Wahh...Alya malam ini kelihatan cantik sekali yaaa, dan selamat Ya Alya'' ucap Ustazah Airin.
''Oh ...makasih Ustazah'' jawabku.
Lalu Aku berdua pun mengobrol dengan Ustazah Airin, dan Ustazah Airin pun banyak memberikan nasehat dan wejangan terhadapku untuk mengarungi bahtera rumah tangga.
Setelah acara salam-salaman dan foto bersama selesai Aku ipun membaur dengan para tamu, diiringi musik Sunda menjadikan suasana malam ini begitu hangat.
“Eh Bu Ustazah, permisi dulu yaa, aku mau ke toilet bentar.” kataku.
“Oke Alya, jangan lama-lama, cepet balik, ntar Masmu disamber orang lho, hahaha,” ledek Bu Ustazah.
Sambil tertawa dengar candaan dari Bu Ustazah itu, akupun segera menuju toilet yang letaknya ada di Luar Ball Room. Sambil tetap membalas sapa dan memberi senyum ke tamu-tamu yang menyapaku aku berjalan agak cepat karena udah kebelet banget.
Hi... hi...hihi... Sesampainya di depan toilet, aku dengar suara aneh dari toilet pria yang letaknya persis bersebelahan. Seperti suara desahan tapi nggak begitu jelas, aku malah merinding sendiri jadinya.
Segera aku masuk ke toilet dan menuntaskan hajatku. Setelah membersihkan area kewanitaanku, akupun keluar dari toilet ini. Dan masih saja terdengar suara desahan di toilet pria. Karena penasaran aku coba mendekat untuk memastikan.
“Uhhh..... Aaahh..... Sayang..... pelaan-pelaaan...Sayaaaaaanh” Ucap seorang perempuan dari dalam toilet tersebut.
“Ough...., memek Ibu memang mantap Bu....., masih sempit saja, padahal udah pernah dipake ngelahirin.”balas seorang lelaki dari dalam toilet.
Astaga, ternyata di dalam toilet pria ini ada yang sedang bercinta.Tapi aku nggak bisa mengenali suara itu karena mereka cuma berbisik-bisik aja. Penasaran, aku coba tempelkan telingaku ke daun pintu, siapa tau bisa kedengaran lebih jelas.
''Aaahh... Aahhh.... Sayang... pelaan jangan Aahh.... kencang-kencang, memek Ibu bisa lecet Sayang Aaaakkh.'' Racau perempuan tersebut.
“Gimana mau pelan kalo memek Ibu senikmat ini Bu.” Balas seorang lelaki dari dalam toilet.
“Ampuunh Sayang.... pliss.... jangan kasar Say....” kata perempuannya.
“Aaakh aku mau keluar Bu, terima pejuhku ini yaa.” teriak lelakinya.
“Sayang jangan didalam , Ibu Aaaah.... Aahhh.... lagi suburr.” Teriak perempuannya.
“Kalo gitu kasih mulut Ibu, aku mau Ibu telen pejuhku, AaahK.” Sahut lelakinya.
“Eehmmpp eeeeemmmmpphhh.”
“ terima pejuhku Bu......, telan semuaanyaa.” Perintah lelaki di dalam toilet tersebut.
Hening, entah apa yang terjadi di dalam, tapi sesaat suasana menjadi hening. Aku yang mendengar pun hanya bisa menahan nafas membayangkan apa yang terjadi di dalam sana, dan rasanya dibawah sana ada sesuatu yang berkedut-kedut, haduuh apa ini.
“Ihhh Sayang pejuhnya kok banyak banget Say, sampe nggak muat dii mulut Ibu, mana kena Muka Ibu lagi, kan ntar kalo ada yang tau gimana Say.” Ucap seorang perempuan Tersebut.
“Hahaha, nggak papa Bu, nggak akan ada yang tau.Habis Arman horny banget tadi, ngentotin memek sempit Ibu hahaha.” Sahut lelaki itu.
“Ah....Kamu Ar....,.” Bisa saja Ucap perempuan tersebut.
DEGH..! nama Arman kakak disebut, apa yang di dalam sana Arman? Tapi Siapakah perempuan Itu? Siapa Perempuan yang ada di dalam sana?
Mereka masih saja berbisik-bisik, meskipun tadi aku sempat mendengar sedikit suara si Lelaki yang sepertinya tidak asing buatku yang sepertinya memang benar Suara itu Suaranya Arman Adekku.
Tapi Wanita yang sedang disetubuhinya, Siapa wanita Itu, yaa Tuhan siapa dia sebenarnya? Berbagai pertanyaan muncul berseliweran di benakku, detak jantungku makin nggak karuan, kaki dan tanganku tiba-tiba gemetaran.
Tidak, tidak, Aku harus melepaskan rasa penasaranku, Siapa wanita yang ada di dalam itu? kemudian Aku sembunyi di balik toilet, dan terus memantau ke arah toilet laki-laki.
Dan tidak lama kemudian terlihatlah seorang Lelaki dan seorang perempuan keluar dari dalam toilet tersebut, mereka berdua pun tertawa renyah dan saling bergandengan tangan.
DEGH..! detak jantungku bertedak dengan kencang ketika melihat mereka yang keluar dari dalam Toilet kamar mandi, Ia Adalah Arman Adikku bersama Ibu Ajeng Istri Abiku yang baru. melihat semuanya Itu aku sungguh tidak percaya apa yang telah di perbuat oleh Istri baru Abi Ibu Ajeng.
Tapi itulah kenyataan sebenarnya apa yang terjadi barusan terjadi, Arman sungguh telah menaklukan Ibu Ajeng Istri baru Abi, dan Ibu Ajeng pun telah bertekuk lutut oleh Adikku itu.
Akupun kembali ke tempat pesta dimana sanak familyku berkumpul. Mereka masih terlihat asyik ngobrol entah apa yang dibahas.Aku langsung menuju ke keluargaku untuk melanjutkan obrolan tadi.
“Darimana aja Alya lama bener ke toiletnya''?,tiba-tiba Ustazah Airin nyeletuk begitu aku datang
“Iya tadi di toiletnya penuh ”jawabku.
Nggak lama kami ngobrol, muncullah Ibu Ajeng, “Eh pada kumpul disini ya?” Tanya Ibu Ajeng.
“Loh Ibu Ajeng, darimana aja? Kita kan emang dari tadi disini,” jawabku.
“Iya lho Bu..., Ibu dari mana sih emang?” tanya Abi.
“Hehe, nggak tadi Ibu abis itu ke toilet dulu baru kesini,” jawab Ibu Ajeng.
“Nah Ibu dari toilet ngapain aja Bu? Kok dandanan pakaian Ibu jadi semrawut gitu? ” tanyaku.
“Nggak kok, orang Dandanan pakaian Ibu masih rapi gini kok,” jawab Ibu Ajeng dengan agak terbata-bata..
Waktu pun tak terasa terus berjalan dengan cepatnya, para undangan pun mulai satu persatu pamit pulang karena hari pun sudah menjelang tengah malam.
Huuffh, Akhirnya kelar juga ni pesta. Udah jam 12 malem, Setelah para tamu pulang, Aku dan Suamiku Andre langsung pamit sama keluargaku untuk beristirahat di kamar hotel yang sudah di booking.
Sedangkan keluarga, Yaitu Ibu Reni, Ummi , Tante Indre dan Abi beserta Istrinya Ibu Ajeng kami yang masih ditempat pesta ini masih sibuk untuk membereskan urusan-urusan disini.
Setelah sampai di depan pintu kamar , Aku dan Suamiku langsung masuk kamar, dan ternyata Kamar ini sudah dihias sedemikian rupa, indah sekali.
Ada pita-pita, bunga-bunga dimana-mana, bahkan dari pintu masuk diberi karpet merah dan ditaruh lilin di kanan-kirinya, mengarah ke kamar pengantin kami. Sepanjang karpet ini ditaburi bunga mawar putih, dan hiasan-hiasan lain disekitar yang aku nggak paham apa aja nama-nama hiasan ini, tapi biarlah, begitu indah, nggak pernah seindah ini.
Langsung kututup dan kukunci pintu kamar, segera di gendongnya Tubuhku Oleh Suamiku tercinta menuju ke Tempat tidur pengantin kami.
“Ah Sayang bikin kaget aja ihh,” ucapku manja.
“lha kaget kenapa Alya sayang?” Sahut Andre Suamiku.
“Kalo mau gendong Aku bilang dong biar aku siap,hihi.” kataku.
“Emang biar kamu nggak siap .” ucap Ande Suamiku.
“Halah Sayang kamu ini, bisa aja ya cari kesempatan.”kataku.
Segera di turunkan tubuhku dari gendongan Suamiku. Kami bertatapan erat sebelum akhirnya Suamikun mencium keningku penuh rasa cinta. Cukup lama ia mengecup keningkuu ini, kemudian Ia memelukku dengan erat, dan dibalas dengan pelukan yang erat juga olehku.
“Aku mencintaimu sayang, sangat mencintaimu.” kata suamiku Andre.
“Aku juga mas Dre, aku juga sangat mencintaimu.” balasku.
Kamipun saling menatap dalam pelukan, tersenyum penuh cinta, penuh rasa syukur dimana hari ini kami resmi dipersatukan, aku bahagia.
Dari pancaran mata Andre, terlihat pula betapa bahagianya dia hari ini, meskipun mungkin sudah letih seharian ini banyak acara yang harus kami lewati.
Begitu juga denganku terasa letih ,namun malam ini Aku masih terlihat begitu mempesona, sekali lagi Ia mengecupku, kali ini kepalaku yang masih tertutup kerudung itu. Akub hanya terpejam meresapi hangatnya kecupannya.
“Aku cuci muka dulu ya sayang, mukaku rasanya tebel banget ini.” kata Suamiku.
“Haha, kan make up nya tipis aja sayang.” sahutku.
“Ya sama aja Al, aku ga pernah di make up gini,hehe.”kata Suamiku.
“Yaudah sana, nanti gentian aku.” kataku.
Akupun menuju kamar mandi yang juga lantainya sudah bertabur bunga. Yaa ampun, kok semuanya ditaburi bunga, ini jangan-jangan closetnya juga dikasih bunga lagi. Setelah aku buka closetnya, “Ah amaan.” Istriku menyahut dari dalam kamar, “apanya mas yang aman?” “hehe, nggak dek, ini semua kan ditaburi bunga, aku lagi ngecek siapa tau di closet juga ada bunganya, ternyata nggak ada,” jawabku sambil tertawa. “Hahaha, haduuh mas ini ada-ada aja.”
Setelah Suamiku selesai mencuci muka dan membersihkan make up tipis di mukanya, Waktu itu Aku sedang mencopoti aksesoris-aksesoris yang menempel di kebayaku.Kerudungku sudah dilepas, namun ikatan dirambutnya masih terpasang.
Selesai Aku membersihkan aksesoris yang menempel dikebayaku, Aku segera menuju kamar mandi untuk membersihkan wajah dari make upku.
“Kamu cantik sekali sayang, bener-bener bidadari yang nyata,” ucap Suamiku kagum.
“Ah mas Andre ini istri sendiri masih aja digombalin,” wajahku makin bersemu merah.
“Kalo itu tadi beneran Sayang, lagian buat nggombalin wanita secantik kamu, aku nggak bisa nemuin kata yang cukup pantas e.” katanya Suamiku.
“Tuh kan makin jadi gombalannya, hihi,” makin bersemu merah wajahku, “udah ah, aku mau cuci muka dulu mas, itu tolong bunga-bunga di kasur dibersihin yaa mas, hehe.” kataku.
Setelah memberiskan make-upku Aku pun keluar dari kamar mandi, dan kembali dimana Andre suamiku sudah menungga di kamar.
Aku bergerak melangkah kearahnya, jarak kami hanya tinggal sekepal, sangat dekat. Bahkan hembusan nafas kamipun terasa satu sama lain.
Kedua tangannya Suamiku kini telah berada di kedua bahuku, tanganku telah berada di pinggangku. Tanpa banyak berucap tentang besarnya cinta dan kasih sayang kami, karena kami sama-sama mengetahui dan merasakannya, perlahan, sangat pelan, hingga akhirnya bibir kami bersentuhan.
Kami ulangi lagi kecupan itu, kali ini lebih lama. Saling menempelkan bibir kami, sambil mata terpejam. Tangan kami berdua belum bergerak dari tempat tadi, hanya bertambah usapan dan remasan yang pelan, sangat lembut. Bibir tipisku ini terasa begitu lembut.
Lalu perlahan kami mulai saling melumat, saling membasahi bibir masing-masing. Beberapa menit lamanya kami berpagutan hingga nafas kami berdua mulai terasa berat. Permainan ini berlanjut, lidah kami mulai mengambil perannya. Saling membelit untuk berkenalan, saling mengusap rongga mulut masing-masing. Saling membawa air liur untuk ditukarkan.
Tangan kamipun sudah tidak pada tempatnya lagi sekarang, sudah mulai bergerak kesana kemari. Tanganku mulai memeluk dan mengusap punggung Suamiku. Sesekali tangan kanannya membelai mesra pipi halusku.
Tubuh kami yang masih berbusana lengkap kini sudah menempel, saling merasakan detak jantung kami yang semakin kencang. Tak banyak suara yang keluar dari mulut kami, hanya kecipak lidah yang semakin liar membelit dan menghisap satu sama lain.
Tangannya Suamiku mulai bergerak untuk melepas kebayku, dengan sedikit bantuanku maka baju kebaya itu terlepas hingga bagian pinggang, menyisakan baju manset atasannya.
Suamiku pun membuka kemeja putihnya menyisakan kaos dalam yang warnanya senada. Jemari kekarnya mulai menelusuri kedua pundakku, memberikan stimulasi di bagian leherku, membuatnya beberapa kali mendesah dan menggelinjang.
Sementara tanganku hanya diam memeluk lehernya, sambil sesekali meremas rambutnya ketika tubuhku menggelinjang akibat ulah lidahnya di bagian telingaku.
Kami berpagutan lagi, kali ini semakin panas, semakin membelit satu sama lain, seperti tak ingin lepas. Aku mampu meladeni permainan bibir suamiku dengan baik, sangat baik.
Suamiku arahkan tangannya dipundakku, untuk menarikku agar duduk di tepian ranjang. Yaa sedari tadi kami berciuman masih dalam posisi berdiri. Setelah terduduk, tanganya mulai menjalankan tugasnya. Dengan perlahan turun dari pundah menuju bukit sekal di dadaku.
“Sssssshhhhh aahh masss,” aku mulai mendesah ketika tangan kanannya menangkap utuh payudara kiriku,Ia remas lembut bukit sekal itu perlahan, desahanku semakin menjadi. Tak puas sampai disitu, tangannya turun untuk meraih pinggiran mansetku, lalu menariknya keatas, semakin keatas hingga akhirnya terlepas dari tubuh indahku.
Tubuhku menggelinjang, dan semakin kuat ia menghisap lidahku, semakit kuat Aku meremas kepalanya, tanda birahi dalam diriku mulai terusik. Dan akhirnya sebuah desahan panjang keluar dari bibirku saat ibu jari dan telunjuk sampai di puting mungil merah mudaku itu, Suamiku sedikit menekan dan memelintirnya.
“Aaaaaahhh........... masssss Andreeeeeeee” desahku.
Dan malam itu pun kami berdua berpacu dengan birahi, sehingga kami berdua mencapai orgasmenya masing-masing hingga tubuh kami berdua pun ambruk di tempat tidur, dan Akhirnya kami berdua tertidur pulas habis tempur kecapean.
Tubuhku menggeliat diatas tempat tidurku, kulihat sinar mentari menyambut pagiku menyusup masuk di balik hordeng kamar hotel. Kembali aku menggeliat, merentangkan kedua tanganku.Dan kulihat di samping Suamiku masih tertidur pulas
"Eehmpp... " Aku bangkit dari tempat tidurku.
Berjalan sempoyongan menuju kamar mandiku. "Sial...!" Badanku masih terasa sangat lemas dan cape.
Dengan satu tarikan aku menutup kembali pintu kamar mandinya. Dan dengan perlahan kuturunkan celana piyamaku berikut celana dalamnya, lalu duduk diatas closet.
Seperti biasanya, setiap pagi sebelum beraktivitas, aku menuntaskan hasratku terlebih dahulu. "Seeerrr.... Seeeerrr....." Uuhkk... rasanya nikmat sekali buang air kecil pagi ini.
https://sonofapistol.*************/files/2006/03/erra1.jpg
AJENG OKTAVIA DEWI
Mentari pagi menerobos lembut kaca jendela kamar Hotelku.Di pagi cerah ini Aku pun terlihat Sumringah sekali, karena semalam di toilet Ball Room Hotel Ini Aku bisa menikmati Kontol besarnya Arman Lagi.
Ini yang kedua kalinya Aku menikmati Kontol besarnya Arman, setelah waktu itu Aku bersetubuh dengannya di rumahku, tadi malam Aku menikmati kontolnya di toilet Ball room.
Dan Setelah pernikahannya Alya, Semua keluarga pun menginap di hotel dimana Alya melangsungkan pernikahannya, termasuk Ummi, Ibu Reni keluarga, Ibu Irene keluarga, Indri keluarga, dan Aku sama Mas Burhan keluarga.
Akan tetapi Mas Burhan suamiku Abinya Alya dengan sangat terpaksa harus kembali ke Surabaya ,di karenakan Ada pekerjaan yang sangat penting yang tidak bisa di tunda-tunda.
Sehingga Mas burhan harus kembali pagi ini juga ke Surabaya, sedangkan diriku di suruh oleh Mas Burhan suamiku untuk tinggal dulu di sini bantu-bantu keluarga Ummi Niken sampai semuanya beres.
Nampak pagi ini aku pun sibuk mengemasi pakaiannya Suamiku kedalam kopernya, setelah Aku selesai memasukan pakaian suamiku ke dalam koper kemudian aku menghampiri suamiku yang sedang berdandan di depan cermin.
''Mas, aku sudah selesai memasukan pakainya ke dalam koper, Kita sarapan saja dulu biar aku temani'' ajakku sambil bangkit dari kursi.
Kemudian kami pun pergi menuju ke restaurant Hotel untuk sarapan pagi, setelah sarapan pagi selesai Aku pun langsung mengantar Mas Burhan ke depan Lobby Hotel untuk melepas kepergiannya ke Surabaya.
Setelah mengantarkan Suamiku sampai di lobby hotel, kemudian Aku pun kembali kekamarku sesampai di kamarku,aku duduk di depan cermin sambil bersiul-siul mengungkapkan kegembiraanku, wajahku pun terlihat berseri-seri.
Tangan kananku memegang ponsel mencoba untuk menghubungi Arman, Yang hari ini juga setelah pernikahan Alya Arman juga tidur di hotel. Setelah berkali-kali kuhubungi Arman, ia pun tak juga mengangkat ponselnya.
'Mungkin Arman masih tertidur pulas, karena hari ini masih pagi,''pikirku.
Setelah berfikir sejenak, kemudian aku pun melangkah keluar kamarku menuju reception untuk menanyakan di kamar no berapa Arman tidur di hotel Ini.
Setelah menanyakan ke reception, petugas reception pun memberitahukan di kamar No berapa Arman menginap, lantas aku pun langsung meluncur ke kamarnya Arman.Setelah di depan kamarnya Aku langsung memijit bell yang berada di samping pintu kamar.
Setelah beberapa kali bell ku pijit pintu kamar pun terbuka, kulihat Arman pun mengucek-ngucek kedua matanya dengan tangannya sambil mempersilahkan ku masuk.
Setalah kami masuk ,aku pun langsung duduk di sampingnya Arman, hasrat sexku pagi itu sudah tidak tertahankan lagi, memekku rasanya sudah tidak tahan ingin di tusuk kontolnya Arman.
"Ayo dong buka pakaianmu Arr..." pintaku sambil, menguakkan pahaku, mempertunjukkan Memekku yang montok dan tertutup oleh jembutnya yang hitam lebat.
''Sejak bangun tidur Memek Ibu sudah basah membayangkan kontolmu Arr'' sambungku. Dengan kedua tanganku membuka celah Memekku lebar-lebar.
Terlihat Memekku telah merekah kemerahan bibirnya mengkilat lembab,Itilku yang nongol tampak membesar dan memerah, Memekku nampak membengkak basah akibat cairan Memek yang terus menerus keluar menandakan birahinya sudah naik.
Melihat pemandangan yang ada di depan matanya itu Arman terperangah. Ia buru-buru membuka pakaiannya kemudian melompat naik ke tempat tidur.
"Ouw Arr...... sayangku... Ooooh...'' Aku menyambut Arman dengan pelukan mesra lalu meraih kontolnya yang tegak berdenyut itu.
"Wow kamu makin besar saja sayang......'' ujarku seolah-olah Aku ngajak bicara kontol Arman.
"Memek kamu juga indah. Bibirnya tebal dan jembutnya lebat. Bikin nafsu aja kalau lihat" kata Arman sambil mengusap-usap Memekku dan membelai-belai jembutku. Aku memejamkan mata menikmati elusan dan belaian tangan Arman.
"Kamu tahu gak Arr. Kontol macam inilah yang membuat aku tergila-gila" kataku sambil terus membelai batang kontol Arman yang semakin tegak dan keras.
"Bibir Memekkmu yang tembem dan jepitan Memekmu yang erat juga bikin aku ketagihan'' kata Arman, ''Dan jembutmu yang rimbun menandakan kamu wanita hangat. Kata temen-temen Arman, cewek yang jembutnya rimbun napsunya besar banget, dirangsang sebentar aja udah siap dientot dan kalau dientot pinginnya lagi dan lagi tidak cukup hanya sekali," kata Arman.
"Ah kamu bisa saja" kataku tersenyum malu. Dan kenyataannya memang nafsu sexku cukup tinggi.
"Kok ini belum diapa-apain Ibu sudah basah begini" kata Arman ketika tangannya merasakan basahnya Memekku.
"Ibu dah nafsu banget Arr, pingin segera dientot sama kontolmu yang gede ini" jelasku
Aku merangkul Arman. Wajah kami begitu berdekatan, Aku merasakan nafas yang keluar dari hidung Arman menerpa wajahku, dengan lembut Arman lalu melumat bibirku.Aku pun menikmati ciuman dan isepan bibir Arman pada bibirku, Aku merasakan getaran aneh yang mengalir saat bibirku tersentuh oleh bibir Arman, mataku terpejam mulutku sedikit terbuka. Lidah Arman pun menari dengan lincah, masuk ke dalam mulutku dan menjelajahi rongga mulutku.
"Mmmhh... sslleepp... mmmhh... sssshhhhh..." Aku seolah tak mau kalah dengan Arman. Lidahku ikut menari mengimbangi lidah Arman.
Arman melanjutkan aksinya dengan melumat seluruh bibirku, lidahnya mulai menerobos masuk ke dalam rongga mulutku, kemudian lidahnya menari didalam rongga mulutku, Aku membalas dengan menyentuhkan lidahku kelidah Arman, lidah kami menari bersentuhan didalam rongga mulutku.
Sambil tetap mencumbu mulutku, tangan Arman perlahan-lahan mulai meremas kedua susuku, sesekali ia pilin-pilin dengan lembut kedua pentilku.
''Hhhmpp... ssshhh... oohh Arrr...'' desahku merasakan nikmatnya sentuhan dan remasan tangan Arman di kedua susuku.
Aksi Arman semakin menjadi, ia tahu bahwa Aku sudah dikuasai nafsu birahi. Ciuman Arman berpindah ke leherku, membuatku semakin menggeliat. Lalu turun kearah dadaku, dengan lembut pentil susu kananku dikecup olehnya, dilanjutkan dengan jilatan-jilatan dipentil tersebut dan kadang-kadang diisep-isepnya susuku.
Saat Tangan kanan Arman aktif dengan remasan dan pilinan disusu dan pentil sebelah kiriku, tangan kanannya mulai meluncur kearah selangkanganku.
Terasa oleh Arman Memekku sudah sangat basah. Jemari Arman menggesek-gesek Itilku dengan lembut, kombinasi aksi yang dilakukan Arman membuatku semakin mendesah, rintihan nikmatnya meluncur tanpa henti dari mulutku.
''Ooooohh... enak... terus... kamu makin pintar say... ooooohh... puaskan Ibu say... ssssshhhh... aaaaahhh...'' rintihku.
''Ssssshhhh... oooohhh... say, nikmat sekali... terus sayang isep Itil Ibu.. yah begitu... sssshhhh... ooohhh...'' lenguhku, merasakan nikmat yang luar biasa, 'Yach... terus say... ooooh enak say... terus say...'' kembali Aku melenguh saat Arman mulai mengocok Memekku dengan kedua jari tangannya dan mengisep-isep Itilku.
Gerakan tangan Arman yang keluar masuk diMemekku semakin menjadi, kadang-kadang ia putar jari tangannya dan kadang2-kadang ia pijat dinding Memekku dengan jari tangannya, sementara tangannya beraksi mulut Arman tidak henti-hentinya menjilati dan mengisep itilku.
''Ssssssshhhhh... oooooh saaaaayyyy... Ibu gak tahan lagi say... Ibuuuu... mau keluar... sssssshhhh... ooooohhh... nikmaat sekalii... aaaaahhhh... saaaayyy... Iiiiibuuu keluaaaaaaar!!!'' Aku mengerang saat mencapai orgasme.
Ssserrrrr... sseerrrr... ssseeerrrr... tubuhku mengejang dan mengejut -ngejut saat memekku mengeluarkan cairan orgasme, sementara tanganku meraih kepala Arman dan menekan kepala Arman kuat-kuat kearah Memekku, pantatku mengejut-ngejut seirama dengan memekku yang menyemburkan cairan orgasme.
Saat menyemburkan cairan, dinding memekku berkedut-kedut dan itu dirasakan oleh jari tangan Arman, Arnman pun merasakan jari tangannya disiram oleh hangatnya cairan orgasmeku, dan cairan itu mulai mengalir keluar lewat jari tangannya. Cairan tersebut meleleh keluar memekku yang kemudian jilati hingga semburan itu berhenti.
"Enak Buu?" tanya Arman sambil bangkit berdiri.
"Ooooh saaaaayyy enak sekali... Ssssshhhhh... aaaaaahhhh...''erangku
Arman menarik tubuhku ketengah ranjang, lalu diapun berbaring disamping tubuhku. Aku kembali mengurut dan mengocok kontol Arman yang semakin tegang dan keras.
"Ooooohhh... Arrrr... sekarang Arrrr... masukin kontolmu sayang... puaskan Ibu dengan kontolmu sayang" merengekku minta agar Arman segera merojok memekku dengan kontolnya yang gede itu.
Sejak tadi memekku sudah sangat gatal pingin digaruk pakai kontol Arman. Namun Arman malah mengerjai memekku dengan tangan dan mulutnya.
Arman mengangkangi tubuhku. Kontolnya mengacung di atas perutku.
"Ayo say... masukkan kontolmu say... masukkan...!!!" pintaku.
Tanganku menarik kontol Arman yang mengacung di atas perutku. Dibimbingnya kontol ARMAN menuju Memekku dan diletakkannya kepala kontol Arman tersebut dicelah memekku.
Tanpa disuruh lagi Arman langsung menekan kuat-kuat pantatnya hingga kontolnya yang hangat itu amblas di liang memekku disertai jeritanku yang keenakan.
"Ooooooohhhh... sayaaaang... nikmat sekali say..." erangku. Pantatnya terangkat naik. Secara refleks langsung bergoyang ke kiri dan ke kanan. Ketika Arman menekan kontolnya lebih dalam lagi, kontolnya kurasakan mentok di dasar memekku menyentuh dinding rahimku.
"Ooooohhh... ssssshhhhh... say enak sekali... tekan lebih keras lagi say... Iyyaa... terus... yaahh gituu... aduuhh saaaaayy... sssssshhhh...''Aku mengerang, menjerit, mengerang merasakan enjotan kontol Arman didalam liang memekku.
Arman menekan kontolnya lebih dalam lagi diliang memekku kemudian memutar kontolnya didalam memekku sehingga membuat sentuhan nikmat pada dinding memekku.
Arman menaik turunkan pantatnya sehingga kontolnya keluar masuk liang memekku. Ketika itulah terdengar bunyi cplek... cplek... cplek... akibat tumbukan kontol Arman di lubang memekku yang sudah banjir dengan cairan birahi.
"Ooooohhhhh... ssssshhhh... eeeeenaaaaak saaaaayyy...'' rintihku.
Arman terus memacu birahinya bersamaku. Enjotan kontolnya makin lama makin cepat dan iramanya semakin tidak teratur.
"Enak Bu Ajeng......!?" tanya Arman sambil terus menggoyang pantatnya maju mundur sambil memegang susuku.
"Sssshhhhh... oooohhhh... Enak banget say... ooooohhhhh... Kamu bener-bener hebat dan pandai sekali membuat aku keenakan. Aku sampai kuwalahan banget say......sssshhhh... ooooohhhh..." sahutku sambil terengah-engah kenikmatan.
"Mau terus begini Bu Ajeng...? sepanjang hari kuat...?" goda Arman sambil memutarkan goyangan pantatnya.
Oooooh say... Mau sekali say... ssssshhhhh... aaaaahhhhh..." jawabku sambil menengok kearah Arman. Dan saat Arman menengok akan melumat bibirku, kami pun dapat melihat Ibu Reni yang berdiri didepan pintu kamar memandang kearah kami berdua. Tangan kiri Ibu Reni tampak meremas-remas susunya dan tangan kanannya menggosok-gosok memek. Reflek Arman menyebut namanya Reni.
''Reni..???!!!''teriak Arman. Aku pun mengalihkan pandangannya kearah pintu kamar. Aku tak kalah kagetnya melihat Ibunya Arman berada didepan pintu kamar menyaksikan Aku sedang dientot.Bersambung