Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Staff Estewe

Bimabet
Sambungan Chapter 4 - One on One vs Dini

Kami beristirahat setidaknya 10 menit sebelum melangkah ke toilet dengan langkah gontai. Kami membersihkan diri bersamaan di shower dan mencuci bersih dildo, mana tau dibutuhkan lagi untuk ronde kedua nanti. Sekembalinya di ranjang kami ngobrol2 santai dan gw nanya2 apakah Dini menikmati sensasi permainan seks anal. Dia mengaku belum pernah bermain seks lewat backdoornya jadi awalnya agak sakit mungkin karena terlalu tegang tapi setelah rileks dia mengaku ada sensasi kenikmatan yang berbeda asalkan dilakukan perlahan. Gw menggodanya: “Kalau gitu nanti aku boleh sodomi kamu donk ya?”. Dini mencibir sambil tersenyum misterius. Gw jadi terangsang kembali karena membayangkan penetrasi lobang dubur Dini yang masih peret itu. Gw mendekatkan bibir ke kupingnya seraya berbisik: “Aku janji deh pelan-pelan mainnya.. hehe..”. Dini menggeliat geli karena nafas dan bibirku menyentuh kupingnya yang sensitif. Dini cekikikan mendengar rayuan itu dan malah mulai mengelus penisku yang sudah kembali menengang. Gw pun melanjutkan ciuman ke daerah lehernya sambil memilin-milin pentil teteknya yang perlahan juga mengeras. Dini merintih perlahan. Seperti kakaknya Dini juga tipe yang mudah terangsang. Tanganku merambah ke bawah hingga menyentuh klitorisnya yang berbentuk biji kacang yang sudah mengeras dan mungkin masih rada bengkak akibat permainan seks dan cunnilingus sebelumnya. Belahan memeknya lembab. Dini lalu mendorongku hingga terlentang dan menciumi leherku hingga ke dada. Kudukku berdiri ketika lidahnya menyapu pentilku ooohh sungguh merangsang tarian lidah Dini yang hangat dan basah itu. Teteknya menekan erat ke perut bawahku dan Dini menempatkan penisku di belahan payudaranya lalu melakukan gerakan maju mundur perlahan sehingga batang penisku bergesekan dengan kulit payudaranya yang lembut. Dini pintar memainkan asetnya untuk merangsangku. Penisku sudah keras pol. Gw betah berlama-lama membiarkan Dini terus melakukan foreplay diatasku. Dini perlahan pindah ke bawah sambil menjilati tubuhku hingga ke daerah selangkangan lalu mulai memberikan blowjob. Palkonku masih rada kebas tapi masih dapat merasakan kelembutan dan kehangatan mulutnya. Dia menyeruput palkonku dan memasukkan seluruh batang penis kedalam mulutnya. Sluurp… Gw dapat merasakan hisapan kuat mulutnya menyedot penisku. Tangannya meremas skortumku… oooh amboiii ngilunya membuat tubuhku menggeliat. Dini kemudian menjilati paha dalamku, perlahan bergerak ke bawah terus menjilati dengkul sebelum perlahan menulusuri naik lagi hingga selangkangan. Gelitikan di sekujur kulit kaki dan selangkangan mengirimkan sinyal-sinyal nikmat yang semakin membakar api birahiku. Gw lalu menarik tubuh Dini ke posisi 69 agar gw juga bisa memberikan layanan foreplay terhadap vaginanya. Lidah gw menyapu naik turun sepanjang belahan memeknya seperti sedang menguas cat. Gw melakukan cunnilingus dengan rakus. Benjolan klitorisnya terasa karena besar dan kenyal. Kedua tanganku meremas bongkahan pantatnya yang bulat kenyal itu. Gemas. Dini mengerang keenakan. Oooooohhh…. Perlahan vaginanya mulai membasah karena cairan memeknya mulai tumpah. Gw samar-samar mencium aroma pejuh dari dalam lobang memeknya membuat gw semakin terangsang. Permainan memanas. Kami mendesah keenakan. Hmmmm… oooohhhh…..

Gw lalu mengajak Dini pindah posisi dan menuntunnya ke arah jendela kamar. Gw menyuruhnya menghadap ke jendela dengan tubuh membungkuk dan menopang di sisi jendela. Tirai tipis tembus pandang membuat kami dapat melihat keluar dengan pemandangan ke salah satu sudut pusat olahraga ibukota. Jantungku berdebar. Ada semacam gairah akibat posisi eksibionis itu. Mungkin samar-samar orang dapat melihat kami bercinta dari luar gedung walaupun kami berada di lantai 8. Gw lalu mengarahkan penis keras ke tengah belahan vagina Dini yang sudah agak merekah, memasukkan palkon dan menguleknya perlahan sehingga lendir vagina membasahinya. Gw lalu menekan perlahan sehingga penisku amblas semua. Tanganku memegang erat pinggul Dini dan gw melakukan gerakan maju mundur. Gw menikmati setiap momen penisku amblas masuk. Geli nikmat. Dini juga menikmati permainan doggy sambil berdiri itu. Dia meremas-remas payudaranya sendiri dan tak henti-hentinya mendesah keenakan dan merancu. “Ooh iya pak… oooh… terus…”. Gw semakin panas dan cepat menggenjotnya. Plok.. plok… plok… Pantatnya berguncang-guncang karena tertabrak selangkanganku. Gw terkadang menancapkan penis dalam-dalam lalu melakukan gerakan memutar seperti mengengkol lalu meneruskan genjotan-genjotan panjang. Gw menarik penis hingga hampir terlepas lalu mendorongnya cepat dalam satu hentakan hingga amblas habis. Berulang-ulang. Palkonku merasakan nikmat setiap kali bergesekan dengan otot mulut memeknya. Vaginanya kembali becek. Sleb.. sleb… sleb… Mata Dini terpejam rapat, mimiknya meringis keenakan dengan mulut setengah terbuka. Gw semakin bergairah. Penis semakin ngilu tapi masih jauh dari klimaks.

Kami pindah ke sofa. Gw duduk dan Dini jongkok di atas gw di posisi WOT. Penisku dengan mudah amblas kembali di lobang rahimnya. Begitu licin. Sekeliling labianya sudah basah kuyup. Dini lincah menggerakkan pinggul naik-turun. Gw meremas-remas teteknya dengan kedua tangan dan juga menyedot kedua putingnya bergantian. Pentil kecoklatan yang sudah mengeras panjang itu sengaja gw gigit perlahan sambil kusedot-sedot keluar masuk mulut. Lidahku terkadang menggelitik pentilnya. Usahaku merangsangnya membuahkan hasil erangan dan desahan panjang pendek Dini. “Aaarhhh…. Sssshhh…. Oooohhhh… Enaaak paak”. Dini menancapkan penis hingga pol ke pangkalnya dan melakukan gerakan maju mundur. Labianya yang tebal dan basah terasa begitu menyenangkan ketika bergesekan dengan daerah selangkanganku. Otot memeknya terus meremas-remas seluruh batang penis dan palkon. Cairan kental putih akibat lendir memek yang terkocok penis berkumpul di sekitar pangkal penisku dan membasahi jembutku. Gw dapat merasakan gumpalan air mani terpompa. Testisku berkedut hingga terhisap naik. Dini memegang erat kepalaku dan mendekapnya erat ke teteknya hingga gw megap-megap. Dia sudah merasakan rangsangan yang membakar birahinya dan mengantarnya semakin dekat ke puncak kenikmatan. Dini semakin merancu dan menggenjot cepat seperti kuda binal. Plok.. plok.. plok.. Gw membiarkannya bergerak liar karena gw memang menyukai kejalangannya ketika bercinta. Begitu intens. Begitu menggelora hingga satu ketika Dini terpekik panjang aaaaarrrhhhh…. Dia orgasme tapi tidak menghentikan aksi genjotannya yang intens. Dini melolong “Ooooohhhh…. Oooohhh.. Dini dapaat… oooohh enaak”. Dini benar-benar menikmati klimaks panjang dan memelukku erat. Tubuhnya mengejang hingga ke ujung kaki. Penisku masih terhujam dalam vaginanya lalu dia menggerakkan perlahan pinggul berputar menikmati sisa-sisa kontraksi orgasme yang menusuk ubun-ubunnya dengan sejuta kenikmatan. Mukanya menengadah keatas. Gw menjilati sekujur teteknya dengan rakus membuat tubuhnya bergetar. Gw gentian menggerakkan pantat sehingga kontolku menggenjotnya dari bawah tanpa ampun. Dini menggeliat kegelian. Dia yang baru saja mengalami orgasme dapat merasakan ngilu nikmat berkepanjangan akibat seranganku. Tubuhnya menggigil.

Dini lalu memutarkan tubuhnya tanpa melepas penis dari vaginanya hingga membelakangiku. Kakinya jongkok mengangkang dan punggungnya menyender ketubuhku. Dini kembali melakukan gerakan menggenjot dan jari-jari tangannya memijit klitorisnya sendiri. Kedua tanganku menangkap payudaranya dan meremas-remas dengan gemas. Dini kembali merintih-rintih dalam kenikmatan. Gw semakin merasakan gumpalan pejuh bergerumuh dalam saluran kencingku karena terpompa dari kantong kelenjarnya. Kontolku berkedut dan ngilu akibat terus tegang dan bercinta lebih dari satu jam. Kami bergantian mengerang seperti orkestra. Aaarrhh… oooohhh… aaarrhhh… Dini kemudian menopangkan kedua tangannya ke pahaku lalu melakukan gerakan mengulek. Selangkangan dan jembut gw sudah benar-benar basah akibat buih putih kental yang tumpah dari liang memeknya. Setiap kali kontol gw amblas timbul bunyi ceplok.. ceplok… “Hhhmm iya enak Din, genjot terus say” gw menyemangatinya. Kedua tanganku meremas bongkahan pantatnya. Entah berapa lama gw membiarkan dia mengambil kendali permainan sebelum mengajaknya doggy di ranjang. Gw dengan cekatan segera mengarahkan kembali penisku ke belahan memeknya dan menekannya. Bles… memeknya yang yang sudah menganga basah itu menelan seluruh kontolku. Tangan kanannya menahan ke dinding ranjang. Dini merintih liar setiap kali kontol menerobos masuk vaginanya. Aaarrrhhh… oooohhh… Gw semakin kencang menggerakkan kontolku keluar-masuk memeknya hingga ranjang kembali bergerak menabrak dinding kamar hingga berbunyi buk…buk… gw berharap tidak ada tamu di sebelah kamar yang terganggu tapi nafsu birahi membuatku tidak lagi perduli kecuali kenikmatan yang gw rasakan. Buk.. buk.. buk.. begitu intens. Gw lalu meraih dan memegang kedua tangan Dini yang menjulur ke belekang dan terus menggenjotnya kencang hingga tubuhnya terlempar-lempar. Pejuhku terasa semakin mendesak tapi belum bisa muncrat. Rasa ngilu membuat penisku semakin menegang hingga terasa akan pecah dan testisku ikut tertarik keatas. Nafas kami memburu. Peluh mulai membasahi kepalaku. Gw menekan tubuh Dini hingga tengkurap rata di ranjang dan mengulek penis dalam vaginanya. Palkonku menekan erat dinding depan vaginanya, menyentuh bagian g-spot Dini yang membuatnya semakin mengerang liar. Perlahan namun pasti gw menghantar dia naik lagi ke puncak kenikmatan. Gw memeluk tubuhnya yang gempal kenyal itu sambil terus menerebos liang vaginanya. “Oh ya Dini… ssshhh… ooohhh… gilaaa…” Gw memejamkan mata rapat-rapat menikmati setiap gesekan palkon ke dinding memeknya. Setiap gesekan memerah kelenjar air mani dan memompa pejuh perlahan mendekati lobang penisku tapi gw juga masih agak sulit untuk klimaks. Sebaliknya Dini sudah semakin terangsang dan dia ikut menggoyang pantatnya untuk menambah kenikmatan yang dirasakannya dan tiba-tiba tubuhnya mengejang… “Oooohh… ngilu… ngilu… Diniii… aaarrrhhh”. Sebelum dia sempat melanjutkan kata-kata Dini kembali orgasme. Memeknya terasa meremas penisku akibat kontraksi orgasme hebat. Kedua tangannya meremas seprei ranjang dan mukanya terbenam di ranjang. Kedua kakinya meregang. Gw lalu menggenjotnya perlahan, memeluknya dan berbisik di telinganya “Say… aku pengen sodomi kamu yah…”. Dia tidak menjawab, entah karena keenakan orgasme atau karena ragu. Tanpa menunggu persetujuan lebih lanjut gw mencabut kontol dari memeknya lalu membalikkan badannya. Gw mengambil lubrikan, melumurinya disekujur palkon dan mengarahkan kontol ke anusnya dan memulai penetrasi perlahan. Dini pasrah membiarkan gw melakukan aksi itu dan malahan membuka pahanya lebar, membengkek belahan pantat dengan kedua tangannya agar anusnya mudah untuk dipenetrasi. Palkonku mulai membelah lobang duburnya hingga amblas masuk. Cincin otot duburnya terasa begitu mengcengkram batang penisku hingga terasa begitu ngilu yang menyenangkan. Setelah batang penisku berhasil masuk setengah gw memulai gerakan maju mundur dan perlahan penisku semakin amblas masuk. Oooohhh… nikmatnya anus Dini yang belum pernah di-entot itu. Dini meringis dengan mulut setengah terbuka. Kedua tangannya menahan kedua pahanya agar kedua kakinya terbuka lebar. Memeknya yang sudah dipakai nyaris satu-setengah jam itu terlihat menganga dan basah. Melihat pemandangan begitu gw semakin terangsang. Gesekan terhadap otot dubur Dini berhasil membuat gumpalan pejuh semakin terdorong. Setiap genjotan mendorong gumpalan pejuh semakin dekat untuk meledak. Getaran kenikmatan menyerang hingga tengkuk dan ubun-ubun. Anus Dini terasa semakin licin hingga kontolku semakin leluasa keluar-masuk hingga pol. Kenikmatan yang semakin tak tertahankan itu akhirnya menghempasku ke puncak hingga memuncratkan pejuh hingga berkali-kali. Gumpalan demi gumpalan lahar air mani tumpah. Kontol yang berkedut terasa semakin erat menggesek lobang anus Dini membuatku mengejang hebat. Kedua kakiku mengejang lurus. Testisku tersedot ke atas. Pandanganku gelap sesaat. Aaarrrrhhhh….. Kontraksi demi kontraksi hebat menyerangku namun gw tetap bergerak maju mundur dan pejuh meleleh keluar dari sela-sela antara penis dan lubang anus. Nafasku memburu akibat klimaks hebat. Gw memperlambat genjotan sambil menikmati sisa-sisa kontraksi yang masih membuat penisku berkedut. Setelah kontraksi berhenti gw baru mencabut penisku. Lelehan peju menetes ke ranjang. Gw benar-benar puas karena telah memakai semua lobang milik Dini dan ambruk terlentang disebelahnya. Kami diam karena terlalu lelah untuk berbicara.

Akan bersambung ke Chapter selanjutnya....
 
Mamgstafff wa....dini nya bisa dianal juga
 
estewe emang mantep sensasi nya hu,
di tunggu lanjutan nya
 
Waah telat wa bacanya. Heee.. Tp Keren juga nih cerita, ayoo hu.. dilanjutin lagi seri chapternya. Di explore lagi staf" stw nya selain Nina dan Dini.
 
Bimabet
Maaf suhu...abis marathon,jdi baru koment.
Cerita stw memang mantap....
Adakah affair dgn staf stw lain y hu..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd