Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

COMEDY - TAMAT Slamet kan aku

Om slamet, pinjem cacingnya bentar doong……saya mau mancing nihh….:p:semangat:
 
met gek ndg apdet selak cacingmu kanggo umpan mancing duwurku:pandajahat:
 
Cepet update met, dari pada tak potong cacingmu lho.. :pandajahat:

lah njengenan iku mbah asololeman,
gek ndang ditokke cacinge, ehh apdete.

ketimbang selak di demo..
tapuk parut sisan cacinge.
 
Ampun kang apetapetoo..aja jahat2 karo dedek Slamet ya.. cacing imut2 e wes ditembung meh di nggo mancing.. Aduh


jiaahh.
malah ge mancing mania,

absen dlu yuk sedulur suhu kabeh.
salam dari 0274
 
Wah seru nih, Slamet mau nyobain senjata barunya keknya ini
 
PARE BEROTOT

Aku baru saja terbangun ketika sesuatu yang ada diselakanganku tiba-tiba berubah wujud. Sudah 6 hari semenjak mbah Dharmo berusaha merubah cacing imutku menjadi Pare berotot. Aku sempat kaget ketika tanganku meluncur ke selangkanganku. Bagaimana aku tidak kaget, si cacing yang biasanya imut-imut itu sekarang mempunyai urat yang sangat banyak. Sama persis seperti pare yang aku makan di tempat mbah Dharmo. Rasanya sudah tidak sabar untuk mencoba pare berototku yang sekarang.

Setelah acara ke Kaliurang bersama si Paijo dan kawan-kawan, aku semakin dekat dengan Janah. Sekarang aku sudah mulai terbiasa untuk memberikan kabar melalui sms ataupun telp-telp an dengan Janah. Semangat hidupku sekarang lebih hidup, ingin rasanya cepat lulus kuliah agar aku bisa segera melamar pujaan hatiku itu. Semua ini berkat jasa dari Paijo, kalau besok aku sampai bener jadian sama Janah, dia pasti akan aku traktir ke Delima. Ya hitung-hitung sebagai ucapan terima kasih karena dia telah membantuku kali ini. Meskipun sebenarnya dia lebih banyak menyusahkan aku.

Hari ini aku ada janjian dengan Paijo, Hesti dan juga Janah, kami akan bertemu di kolam renang yang ada di kampusku. Ya benar kami akan berenang disana, ingat ya hanya berenang tidak ada acara secelup dua celup ataupun mesum-mesum disana. Si Pare yang sudah mulai berbentuk belum boleh digunakan sampai besok.

Paijo, Hesti dan Janah telah menungguku di depan pintu masuk kolam renang ketika aku sampai disana. Mereka sepertinya sedang ngomongin aku, buktinya Janah senyum- senyum sendiri waktu aku menghapiri mereka. Kami langsung membeli tiket masuk dan juga berganti pakaian di ruang ganti.

Wuih, si Janah ternyata memang seksi, baru sekali aku melihat dia memakai pakaian seperti itu. Kalian jangan berharap dia memakai bikini seksi disini. Dia hanya memakai celana pendek dan juga kaos ketat. Memang gak salah pilihanku yang satu ini, sudah cantik, seksi pula.

Suasana kolam renang cukup ramai sore ini, terlihat banyak paha mulus mondar-mandir di depanku. Kalau saja aku membawa saos sambal dan nasi putih pasti sudah aku makan satu-satu paha itu.

Paijo dan Hesti memilih kolam bagian pojok untuk mereka bermain air, sedangkan aku dan Janah, memutuskan untuk memilih kolam anak-anak agar lebih romantis. Aku menyeburkan diriku terlebih dahulu sebelum Janah menyusul di belakangku. Kami ngobrol banyak hal, baik tentang keluarga ku, keluarganya, kegiatan sehari-hari nya dan juga banyak hal lain.

"Ma, ada Kudanil, Ma, ada Kudanil." teriak seorang anak kecil memanggil ibunya

Semua mata tertuju pada anak itu, tak terkecuali aku. Aku yang terkaget segera berlari untuk menolong anak itu.

"Mana dik Kudanilnya?, biar om tangkap." tanyaku

"Itu om, tadi ada di kolam itu." jawab anak kecil itu polos sambil menunjuk tampatku berenang tadi.

Dasar anak setan, manusia setampan aku dibilang seperti Kudanil, lama-lama aku jitak kepala ini anak. Pasti tidak pernah dididik sama orang tuanya, jadi ini anak gak punya sopan santun sama sekali. Janah yang melihatku jengkel malah senyum-senyum gak jelas.

Dari pada aku dibuat emosi terus sama anak ini mending aku berpindah kolam, aku memilih kolam yang yang lebih dalam, kolam dimana Hesti dan juga Paijo. Aku ajak Janah untuk berpindah kolam.

"Dek, ayo pindah aja, dari pada nanti ada Kudanil lepas lagi." ajakku

"Oke deh mas." jawab Janah sambil tersenyum

Hari sudah semakin larut, para pengunjung kolam juga semakin sepi. Hesti dan Paijo sudah berada di pojok kolam, mereka terlihat sangat mesra, tangan Paijo terlihat dilingkarkan di perut si Hesti. Andai saja aku bisa seperti itu dengan Janah, pasti akan sangat bahagia hati ini. Tapi mengapa aku merasa ada yang aneh dari mereka berdua ya. Tangan Hesti tidak terlihat dipermukaan kolam, entah apa yang mereka lakukan saat ini. Yang jelas aku sempat melihat Paijo mendongakan kepalanya ke atas.

Aku dan Janah masih asyik mengobrol ketika cairan kental seperti ingus mengalir di dekat kami. Memang jorok bener orang yang buang ingus sembarangan di kolam ini. Benar-benar tidak tau malu, bukankah sudah ada tempat dipinggir kolam untuk membuang kotoran seperti itu.

Sudah kurang lebih 3 jam kami berendam, sepertinya sudah waktunya untuk pulang. Dari pada kalau aku lanjutkan untuk berendam bisa-bisa pare berototku berubah lagi menjadi cacing. Aku ajak mereka untuk udahan, setelah berbilas kami segera menuju parkiran. Berhubung kost an Hesti yang dekat dengan kolam renang, maka dengan senang hati aku akan mengantar Janah pulang.

Selama di perjalanan aku banyak ngobrol dengan Janah, sekarang kami sudah tidak kikuk lagi. Bahkan hal-hal yang tidak penting juga kami obrolkan. Karena si Janah tidak memakai Jaket, berhubung aku seorang lelaki yang sangat bertanggung jawab, maka jaketku pun aku pinjamkan ke dia. Biasanya kalau udah kaya gini tangan sang wanita akan segera dilingkarkan ke pinggang sang pria. Aku yang membayangkan hal itu jadi senyum-senyum gak jelas. Sungguh romantis sekali perjalanku malam ini.

Sekitar 25 menit aku sudah hampir sampai di rumah Janah, jalanan yang sudah terlalu asing buatku. Beberapa kali aku sudah melewati jalanan ini ketika aku menjemput mas Parmin. Janah menyuruhku untuk menurunkannya di jalan. Sepertinya dia belum siap untuk menemukan aku dengan keluarganya. Sudahlah biarkan saja, toh seorang wanita pasti butuh waktu kan untuk mengenalkan pria idamannya kepada keluarganya. Apalagi pria idamannya ini seperti aku, tampan, rajin menabung dan baik hati.

Sehabis mengantarkan Janah aku langsung menuju ke angkringan mbak Maya. Sudah beberapa hari ini aku tidak nongkrong disana, selain kesibukanku beberapa hari ini, ditambah lagi ada si nying-nying Parmin yang membuat Mood ku untuk nongkrong disana menjadi hilang. Bukan gimana-gimana kalo ada mas Parmin kan aku gak bisa melihat dada indah milik mbak Maya dengan seksama. Ditambah kalau pas angkringan sepi bisa-bisa aku disuruh ngintip mereka "nananina" lagi, apalagi saat ini si Pare berotot kan masih dalam masa tenang. Harus bersiap-siap untuk menuju ujian.

Sesampainya disana ternyata sudah ada si Anas, Putu, Irfan dan juga Yayan. Seperti biasa aku langsung memesan segelas susu coklat hangat kepada mbak Maya.

"Mbak, minta susu coklat hangat satu, jangan manis-manis ya mbak." kataku sembari mengamati apa yang menggantung di dada wanita super semok itu

"Tumben kamu minta yang gak manis Met?" jawabnya

"Iya mbak, aku lihat mbak Maya aja rasanya udah manis kok, apalagi kalo boleh aku jilat." kataku asal-asalan

"Ya udah Met cobain jilat aja, aku goreng nanti tititmu itu." jawabnya judes

Teman-temanku yang mendengarkan ocehanku dan mbak Maya cuma berani menahan tawa, sepertinya mereka juga takut kalau mbak Maya bener-bener khilaf untuk menggoreng titit kami. Jangan-jangan nanti dia jadikan lauk di nasi kucingnya, pasti angkringan ini akan terkenal dengan nasi kucing sambel tititnya. Waduh, jangan sampai deh, lebih baik aku gak macem-macem kalau gitu.

Dari tadi aku tidak melihat batang hidung si nying-nying, apa dia sudah kembali kerja ya. Pantes aja angkringan malem ini ramai lagi, jadi mereka bisa lihat tontonan gratis di angkringan ini. Ngomong-ngomong tontonan gratis di angkringan ini, berarti kita kan ngomongin dada kelapa gading mbak Maya kan ya. Dan sebenarnya sampai sekarang aku masih penasaran bagaimana cara mbak Maya mencuci pakaian ya, berarti kan itu dada menghalangi pandangannya untuk melihat pakaian kotornya kan, atau jangan-jangan itu dada di"samper"kan dibelakang lehernya, sehingga tidak mengganggu lagi penglihatannya.

Saat aku lagi asyik-asyiknya melihat pemandangan indah milik mbak Maya, tiba-tiba Anas mendekatiku dan membisikkan sesuatu kepadaku.

"Met, gimana hasil cacingmu kemaren?" tanya Anas sambil berbisik.

"Tadi pagi sih sudah mulai menjadi pare Nas, apa kamu mau lihat dulu?" jawabku menggodanya.

"Sepertinya harus segera kita coba ini Met, kata mereka ada salon baru, terus cewek e cantik-cantik" kata Anas sambil menunjuk teman-temanku.

"Oke deh Nas, aku sudah tidak sabar mencoba kekuatan Pare berototku." jawabku.


Mohon maaf kalau update kali ini kurang berkenan.. :beer:
 
jaan, slamet pedene poll. iseh ra nyadar juga, gantenge raono sing mengakui
=)) =))
cacinge slamet varises. tapi ukurane tetep sama
:pandajahat:
 
sayange kok cuman pare, kok gak mesisan jamur merang wae, kan lucu... kenyel kenyel tur mekrok
 
aja dijajal disit met.. :takut:

Sudah 6 hari semenjak mbah Dharmo berusaha merubah cacing imutku menjadi Pare berotot.

kelingan met nembe 6 dina urung genep 7 dina :benjol:

ngko malah parene nlungsumi dadi cacing maning :taimacan:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd