Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

COMEDY - TAMAT Slamet kan aku

padahal JANJI SELAMETkemarin apdet ga pake lama lho mas broohh.
Ayo ndang buruan apdet. Rasah kesuwen met.
Mesa'ke sing ngenteni awakmu mettttt........
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
BIMBINGAN atau BELAJAR


"Mas, besok bimbingan di rumah saja, saya tunggu jam 4 sore."

Pesan masuk ke dalam hp kesayanganku. Tumben bener si Pepaya tua mengajak bimbingan di rumahnya. Atau jangan-jangan aku akan diperkosa. Oh tidak semoga ini hanya mimpi Tuhan. Jangan sampai dia yang merebut keperjakaanku. Eh lupa aku sudah tidak perjaka sejak masih SD. Bahkan film bokep yang pertama kali aku tonton juga masih ingat. Tarzan X, film bokep milik ayah Anas yang kami tonton bareng-bareng saat orang tua Anas baru pergi. Tentu saja berakhir dengan lomba besar-besar an titit. Dan pasti aku yang kalah karena tititku dulu masih berbentuk cacing yang sangat imut.

"Baik bu, saya akan mempersiapkan semuanya." balasku

Akhirnya aku memulai semua dari awal, meskipun skripsiku hampir selesai namun kemaren semangatku sudah hampir padam. Dengan bermodal uang hasil pengeroyokan akhirnya aku beranikan diri untuk menggunakan jasa skripsi. Tetapi apa daya ternyata bu Erlita berkehendak lain. Aku harus menyelesaikan skripsiku tanpa jasa bimbingan skripsi. Dan aku yakin pasti akan lebih terasa istimewa.

Aku mulai mempersiapkan materi yang akan aku ajukan besok. Waktu yang tidak banyak memaksaku untuk bekerja lebih giat lagi. Kalau saja dari awal aku mempunyai semangat seperti ini mungkin sekarang aku sudah lulus kuliah. Bahkan beberapa temanku sudah menjadi pimpinan di perusahaan tempat mereka bekerja. Dasar nasib pasti akan lebih baik lagi suatu saat nanti. Setelah semua nya siap aku merebahkan diri dikasur baru pemberian ibu. Kalau mengingat ini rasanya jadi pengen nangis. Kedua orang tuaku sudah memberikan segalanya untuk aku, sedangkan aku untuk sekedar membaca saja masih susah.

#
"Kriyukkk..kriyuukk..Kriyuuuukk..Kriyukkkk." ayam jantan berkokok dengan sangat kencang

Tumben sekali ayam ku berkokok keras sekali, biasanya lemah gemulai. Mungkin dia menyuruhku untuk bersemangat dalam menjalani hari ini. Tapi berhubung janjianku masih jam 4 sore maka aku putuskan untuk kembali tidur. Ya dengan tidur lagi siapa tahu aku bisa merasakan menjadi sarjana meski cuma sebentar. Tapi yang pentingkan merasakan jadi sarjana.

"Le, bangun le sudah siang." teriak ibuku dari luar kamar

Apaan sih ibuku itu bisanya cuma ganggu orang tidur. Baru mau mimpi jadi seorang sarjana, sekarang malah udah disuruh bangun lagi. Terus kapan aku bisa merasakan pakai Toga. Huft benar-benar menyebalkan. Kalau saja bukan ibuku pasti sudah aku omelin.

Aku lihat jam di dinding ternyata memang sudah siang. Tepatnya hampir sore, karena waktu sudah menunjukan jam 3. Yang berarti 1 jam dari waktu bimbinganku dengan pepaya tua.

Aku bergegas mandi dan berdandan sekeren mungkin. Agar bu Dosen terkesima dengan ketampananku. Aura Kepala Bacan aku rasa tidak cukup hebat jika aku masih belum mandi. Maka dari itu harus aku gosok dengan shampo biar merasakan busa dikepalaku. Karena biasanya busa sabun hanya aku gunakan dipare berototku.

Mandi sudah, dandan sudah, ganteng dikit, sekarang saatnya untuk berangkat kerumah Pepaya Tua. Kalau jalanan tidak macet sih sekitar 20 menitan juga udah nyampe. Cuma karena aku masih sangat bersemangat jadi 30 menit sebelum jam 4 aku sudah berangkat.

Ku pacu Dolmen membelah jalan Kaliurang. Kendaraan paling keren yang saat ini berada di Jalan itu, karena yang lain kebanyakan jalan kaki. Jadi tentu saja si Dolmen terlihat sangat keren. Ditambah lagi aura mistik yang dimilikinya menambah kesan macho yang keluar dari tungganganku ini.

"Heh mas Slamet, mau kemana." suara seorang gadis yang sudah tidak asing ditelingaku

Benar saja, yang menyapa aku adalah Sekar, dan yang lebih cangkeman lagi adalah Sekar membonceng si Anas dan tangannya melingkar diperut Anas. Wah kalau kaya gini gagal total dong ajian kontol geong yang diberikan mbah Dharmo, atau jangan-jangan si Anas punya ilmu lain yang lebih sakti. Memang mbah Dharmo seorang "Gatot Kaca". Ya, Gagal Total Kakean Cangkem. Masa kaya gitu aja bisa kalah sama ilmu Anas. untung saja mbah Dharmo sudah meninggal coba kalau belum pasti akan aku beri pelajaran. Groaaammm benar-benar kalah telak aku dari Anas.

"Emmm, ini mau bimbingan skripsi, kalian mau kemana?"

"Ini mau jalan-jalan ple, makhlum pasangan baru." sombong Anas.

Damput mereka pacaran, dan aku kehilangan calon korban. Tapi biarin aja toh aku masih punya Janah dan juga mbak Maya. Buah yang menggelantung di dada mereka lebih istimewa dari punya Sekar. Dan jangan pernah dibandingkan karena akan selalu lebih besar kelapa gading jika dibandingkan dengan apel Malang.

"Ya udah aku duluan ple." imbuh Anas lagi

"Sip." jawabku padat singkat dan jelas.

Sebenarnya bukan hanya aku yang merasa kalah telak, tetapi tentu saja Dolmen. Karena pantat itu juga pernah menempel mesra di jok miliknya. Yang sabar ya sayang ini hanya cobaan Tuhan. Besok kita cari pantat lain yang bisa membuatmu puas.

Setelah 15 menit memacu Dolmen. Akhirnya aku sampai juga di depan rumah mewah yang merupakan rumah ibu Erlita.

"Permisi."

"Iya sebentar." jawab seseorang dari dalam pagar rumah sambil membukakan pintu pagar

Seorang gadis muda dengan berbalut handuk yang tidak menutupi keseluruhan buah yang ada di dadanya. Terekpos sangat mulus tanpa cacat membukakan pintu pagar untukku. Eh gak jadi, ternyata yang membukakan pintu pagar adalah pembantu bu Erlita yang tempo hari sudah pernah bertemu denganku. Wanita separuh baya yang memakai kebaya rapat yang menutupi seluruh tubuhnya tanpa sisa. Eh, bukan ada sisanya kok, jadi gak semua tertutupi masih ada tangan, kaki serta kepalanya yang kelihatan.

"Silahkan masuk mas, kata ibu disuruh nunggu bentar."

Weh ternyata pembantu Pepaya tua masih mengingatku. Buktinya dia langsung mempersilahkan aku masuk tanpa bertanya keperluanku dulu. Maklumi aja ya, Slamet Arya Seta gitu lho, dengan aura kepala bancan. Apalagi kalau dia sampai melihat dan merasakan kehebatan pare berototku pasti dia akan semakin terbayang-bayang.

Aku dipersilahkan duduk di kursi yang sangat empuk, dan karpet yang mampu membenamkan mata kakiku sampai tak terlihat. Ternyata seperti inilah rasanya duduk ditempat orang kaya. Terlihat di dinding ruang tamu foto-foto keluarga dari ibu Erlita.

"Mau minum apa mas?" tanya pembantu Pepaya tua

"Susu deh mbak kalau ada."

"Ada mas tapi meras sendiri ya." katanya sambil tersenyum.

Wuasuuu sekali kan, dipikirnya aku gak berani gitu, ganteng-ganteng gini aku seorang pemberani lho.

"Emang boleh gitu?, kalo boleh gakpapa sih mbak biar aku perasin." jawabku sambil cengengesan.

"Iya mas, sapinya ada dibelakang, kalau mau minum susu peras sendiri aja ya mas."

Tengsin bener mendengar jawaban dari mbak yang aku belum tau namanya. Sebenarnya dia tidak cocok lagi dipanggil mbak, tapi untuk menghormati agar dia merasa muda maka aku panggil dia mbak.

"Air es aja mbak kalau boleh."

"Tunggu sebentar ya mas."

Tidak menunggu lama minuman pesananku sudah berada di atas meja, tak lupa dia mempersilahkan aku untuk meminum dan mencoba snack yang ada di atas meja. Dan tanpa menunggu tawaran yang kedua kali aku langsung menyambar hidangan milikku itu.

Mbak yang aku belum tahu namanya menemaniku ngobrol, sambil menunggu ibu Erlita. Ternyata namanya adalah Melly. Nama yang terlalu cantik untuk wanita yang kurang cantik seperti dia.

Sekitar 15 menit kemudian akhirnya Pepaya Tua menemuiku. Melihat jam didinding ternyata tepat pukul 4. Dan ketika aku melihat jam di HP ku ternyata sudah jam setengah 5. Jadi bukan ibu Dosen yang terlambat, tetapi aku yang terlalu cepat.

Aku menyerahkan proposal skripsi yang telah aku kerjakan. Bu Erlita membaca nya dengan teliti, sesekali dia mencoret lembar demi lembar kerjaanku itu. Tetapi semoga saja tidak sebanyak coretan saat terakhir aku bimbingan kemaren.

Kalau aku amati dengan seksama sepertinya dulu waktu masih muda, dosenku ini sangat cantik. Buktinya diusianya yang sudah 40 an tahun, masih terlihat sisa-sinya kecantikan yang dia miliki. Apalagi saat ini dia menggunakan pakaian santai, tidak seperti biasanya menggunakan pakaian resmi yang membuat dia terlihat tambah tua.

Pepaya yang menggantung di dadanya juga mengintip disela baju yang dia kenakan. Ternyata masih mulus, biar terlihat samar-samar namun masih terlihat sangat mulus, tidak seperti bayanganku selama ini. Aku pikir selama ini pepaya itu sudah keriput, namun ini sungguh sangat indah.

"Mas."

"Mas." kata bu Erlita sedikit berteriak ketika panggilan pertamanya aku acuhkan.

Dyaaarrr, ketahuan ngalamun atau ketahuan lihatin dada ya. Tapi mata ini tidak dapat dibohongin, memang selalu melihat dada wanita terlebih dahulu dibandingkan dengan wajahnya.

"Eh iya, maaf bu." jawabku terbata

"Ini ada sedikit revisi, besok ini harus udah kamu kerjakan ya, nanti saya tunggu di kampus."

Zzzz.. ini orang gak ngigau kan ya, dipikirnya revisi skripsi itu 1 hari bisa selesai gitu. Tapi berhubung ini titah, terpaksa aku harus menjalankan perintahnya. Ternyata setelah aku lihat revisi yang harus aku lakukan sudah tidak terlalu banyak. Bahkan beberapa hanya salah tulis karena autotext yang aku gunakan.

"Baik bu akan saya kerjakan secepatnya." jawabku

Pepaya tua hanya tersenyum mendengar jawabanku.

"Silahkan diminum mas." suruhnya lagi

"Iya bu."

Setelah bimbingan selesai kami banyak mengobrol tentang kehidupan kami masing-masing. Ternyata si Pepaya tua tidak semenyebalkan yang terlihat selama ini. Tetapi yang membuat aku sedikit tidak nyaman adalah kenapa aku belum juga diperkosa, padahalkan sudah sekitar 2 jam aku berada disini. Wuah tidak bisa dibiarkan.
 
Akhirnya kamu kembali met, tapi paremu belum di operasionalkan kembali met? Apdetnya panjangan lagi dong om sole...
 
pare udh di update tapi belum di pake pare nya .... entar keburu peot pare nya met
matur nuwun update nya gan sole
 
Emang jalan pikiran pare berotot ya gitu, semoga tuh pare ga berubah jadi cacing imoet lagi
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd