Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[SHARE] Tips & Trik Dalam Dunia Tulis Menulis

Bimabet
@Marucil: tnxs Om atas pencerahanya :ampun: doakan agar dapat rilis y... soalnya malu juga cuman bisa baca tanpa kontribusi apa2 :galau: ibaratnya suka buang sampah tanpa mau ikut buat tempat sampah. ech... ah sudahlah...
 
Gan, ane punya masalah kalo tiap nulis cerita, bisa dibilang, ane gampang hilang konsen saat nulis, yang berakibat mood ane ilang

Ditambah, saat ane belum selesai nulis satu cerita, biasanya saat muncul ide cerita lain (diluar kisah yang ane tulis) bikin ane kehilangan ide buat cerit sebelumnya.

Plus, ane juga kurang jago soal SS(karna ane belum pernah anu..)

Mohon bantuan agan agan dan para suhu untuk memberi saran :ampun:
 
Gan, ane punya masalah kalo tiap nulis cerita, bisa dibilang, ane gampang hilang konsen saat nulis, yang berakibat mood ane ilang

Ditambah, saat ane belum selesai nulis satu cerita, biasanya saat muncul ide cerita lain (diluar kisah yang ane tulis) bikin ane kehilangan ide buat cerit sebelumnya.

Plus, ane juga kurang jago soal SS(karna ane belum pernah anu..)

Mohon bantuan agan agan dan para suhu untuk memberi saran :ampun:

Beberapa temen juga punya masalah yang sama, bahkan saya sendiri juga seperti itu.
Klo saya sih biasanya ide yg muncul ditulis ringkasannya aja gitu harus sampe tamat dan punya tujuan biar saat ide datang kita ga kehilangan arah buat nulis yg sebelumnya, 'abis ini gw apain ya,' 'Abis ide gw' dan akhirnya cerita ga ada yg berhasil tamat.
Saya aja punya lebih dr 5 ide cerita yg udah saya tentukan sampe ending, yang sayangnya satupun blm rilis. 2 cerita yg blm selesai, bukan karna habis ide tapi rasa malas yg menggelayuti.
Di page2 depan kayaknya juga pernah dibahas klo ga salah soal ide ini.
Dan untuk SS, lagi2 di page belakang ada tips dari sepuh sini, lupa page brapa. Klo ga salah ya ditulis dulu step2nya, misal dimulai dari cium bibir >cium leher>remas. Ditulis gitu dulu baru dikembangkan dalam bentuk kalimat utuh.


Oh iya alasan ga bisa bikin SS gegara belum pernah 'ML' itu kurang kuat diterima, karna bikin cerita pembunuhan gak mengharuskan kita buat jadi pembunuh dulu.
Bikin adegan melahirkan, ga mengharuskan si penulis harus pernah melahirkan dulu.
Banyak kok yang udah 'ML' tapi SSnya gitu2 aja, grasa-grusu maen tancep gada seninya, ga bikin dokidoki pembaca.
Menurut saya bikin SS itu bisa dimulai dr kesukaan situ apa, kalo saya suka SS yg melibatkan cewek polos, lemah, malu2, bukan tipe binal, lalu pasangannya cowok cool, harus tampan, dan biasanya adegan, bujukan, perkosaan, BDSM.
Saya kurang bisa bikin cewek2 binal, meski ada keinginnan. Tapi saya tulis aja apa yg saya bisa dulu.
Kira2 begitu...maaf kalau tidak membantu ya^^
Semangat terus nulisnya...
 
Halo semua, saya punya ide yang mungkin bisa membantu kita semua dalam menulis SS. Jadi, gimana kalo kita buat semacam database yang isinya istilah-istilah dalam SS biar variatif dan gak ngebosenin gitu lho. Daripada kita pake kata 'ngegenjot" terus menerus misalnya, mungkin kita bisa pake kata lain yang maksudnya sama.

Berikut yang sudah ada di otak saya, yang lain silakan berkontribusi kalau ada ide, sekalian juga kategori baru yang belum ter-cover semua di sini. Bahasa resmi, istilah kedokteran, bahasa daerah, bahasa gaul, masukin aja biar perbendaharaan kata-kata mesum kita makin rame :p

Hubungan sex: ngentot, ngewe, ML, bersetubuh, bersenggama, berhubungan badan, bercinta
Aktivitas sex (oral): BJ, blowjob, fellatio, jilat, kulum, sepong, sedot
Aktivitas sex (stimulasi): gerayangi, raba, usap, remas, cubit, mainkan,
Aktivitas sex (insertion): coblos, colok, tusuk, masuk
Aktivitas sex (penetrasi) (me/di): genjot, garap, pompa, hajar
Intensitas (rendah): lembut, syahdu, penuh rasa cinta
Intensitas (tinggi): brutal, ganas, kencang, liar
Suara erotis (intensitas rendah): desah, racau, desis
Suara erotis (intensitas sedang): erang, lenguh, geram
Suara erotis (intensitas tinggi): pekik, jerit, teriak
Orgasme: klimaks, puncak kenikmatan, puncak birahi, mencapai puncak
Ekspresi orgasme (tubuh wanita): menggelinjang, mengejang, kelojotan, menggeliat, gemetar, tersentak-sentak, melejang-lejang

Alat kelamin wanita: vagina, memek, meki, nonok, tempik, lubang kawin, lubang nikmat, ms V
Kondisi kelamin wanita bila terangsang: basah, becek, lembab, banjir
Deskripsi kelamin wanita (positif): sempit, legit, ngegrip, sesak, ngejepit
Deskripsi kelamin wanita (negatif): lebar, dower
Gerakan kelamin wanita: empotan, kedutan, pijatan, jepitan

Payudara: susu, gunung kembar, toket, pabrik susu, bukit susu, buah dada
Deskripsi memegang payudara: empuk, hangat, kenyal
Deskripsi ukuran payudara (besar): besar, gede, jumbo, montok, brutal, ranum
Deskripsi ukuran payudara (kecil): sekal, rata, mungil, baru tumbuh, padat, kuncup
Gerakan payudara: berguncang-guncang, mengayun-ayun

Alat kelamin pria: penis, kontol, kontie, mr P, batang, kemaluan, burung, tombak, pedang, senjata, si junior,
Ereksi: ngaceng, tegak, berdiri, mengeras
Aktivitas sex (ejakulasi pria): muncrat, ngecrot, crot, keluar, muntah, nyembur, nyemprot
 
Hai gaes, berikut ini saya copy paste-kan artikel menarik dari Pixar. Sebenarnya bisa juga hal di sini diterapkan dalam cara menulis. Dan ajaibnya cara saya nulis sebagian besar seperti cara yang tertera di bawah ini. So, coba baca aja tips-2 di bawah ini. Semoga banyak mengambil pelajaran.

Tahu kan Pixar? Itu lho studio yang melahirkan film-film animasi yang keren seperti Finding Nemo, WALL-E, Toy Story dan lain-lain. Nah salah satu storyboard artist-nya, Emma Coats memberikan sejumlah tips via twit**ter bagaimana cara membuat cerita yang keren. Cara ini diperoleh Emma dari pengalamannya jadi storyboard artist di Pixar selama bertahun-tahun. Aturannya aku terjemahkan secara bebas.

1. Karakter itu dikagumi karena mau berjuang keras untuk mencapai kesuksesan.

2. Kamu harus memikirkan apa yang membuat penonton tertarik, bukan apa yang seru untuk penulis. Bisa jadi ini dua hal yang berbeda.

3. Mengejar tema cerita itu penting, tetapi biasanya tema baru muncul setelah kamu tahu endingnya. Baru setelah itu, tulis ulang.

4. Ini formula membentuk cerita: Pada zaman dahulu kala ada____________. Setiap hari, __________. Karena itu,________. Karena itu__________. Hingga akhirnya__________.

5. Sederhanakan. Fokus. Kombinasikan karakter. Buang bagian yang tidak penting. Mungkin ada bagian yang sayang dibuang, tetapi tulisan kamu akan lebih bagus.

6. Apa yang membuat karakter kamu nyaman? Lemparkan dia ke masalah yang berlawanan. Tantang mereka. Bagaimana mereka mengatasi masalah mereka?

7. Ketahui endingnya sebelum kamu tahu bagian tengah. Beneran deh. Ending itu susah, kerjakan lebih dahulu.

8. Selesaikan ceritamu, lepaskan meskipun tidak sempurna. Di dalam dunia yang ideal, kamu bisa melakukan keduanya, tetapi move-on aja. Lakukan lebih baik di lain waktu.

9. Kalau kamu mentok, buat daftar apa yang TIDAK MUNGKIN terjadi. Kamu akan mendapatkan jalan keluarnya.

10. Ambil cerita yang kamu sukai dan manfaatkan untuk ceritamu sendiri.

11. Tuliskan idemu di atas kertas. Jika kamu hanya memikirkannya, kamu nggak akan bisa membaginya dengan orang lain.

12. Buang hal pertama yang muncul di pikiran. Dan yang kedua, ketiga, keempat, kelima. Buang bagian yang gampang ketebak.

13. Beri beragam pilihan pada karaktermu. Karakter yang pasif mungkin nggak masalah buat kamu, tetapi itu racun buat penonton.

14. Kenapa sih kamu harus menceritakan kisah INI? Apa yang membakar di dalam dadamu saat kamu bercerita?

15. Jika kamu adalah karakter ceritamu, bagaimana perasaanmu? Kejujuran menciptakan kredibilitas dalam situasi yang rumit.

16. Apa taruhannya? Berikan alasan bagi penonton untuk tergila-gila pada karakter. Apa yang yang terjadi jika mereka tidak sukses?

17. Nggak ada pekerjaan yang sia-sia. Kalau nggak berhasil, lepaskan dan move-on. Nanti materi itu akan terpakai suatu saat nanti.

18.Kamu harus tahu dirimu sendiri: ada beda antara melakukan yang terbaik dengan pamer.

19. Kebetulan yang membuat tokoh utama masuk ke dalam masalah itu keren, kebetulan yang membuat tokoh utama keluar dari masalah itu namanya curang.

20. Latihan: carilah film-film yang nggak kamu suka. Gimana cara kamu mengatur ulang film tersebut sehingga kamu menyukainya?

21. Kamu harus mengidentifikasikan dirimu dengan situasi karaktermu. Jangan menulis supaya karaktermu terlihat keren. Apa yang membuat kamu mau bertindak seperti itu?

22. Apa inti cerita kamu? Bagaimana cara paling ekonomis, paling gampang untuk menceritakannya? Jika kamu tahu intinya, kamu bisa membangun ceritamu dari situ.

sumber: http://io9.com/5916970/the-22-rules-of-storytelling-according-to-pixar
 
Sedikit tips dari gue kalo boleh nambahin.

Waktu bikin kerangka alur, gue selalu mulai dari ending, mundur ke klimax, mundur ke konflik, mundur ke ......., sampai akhirnya begining of the story.

Kenapa? Karena pada dasarnya gue kurang teliti jadi rawan bikin blunder. Jadi gue mantepin dulu endingnya, kalo dirasa blom greget, rombak lagi... lagi... lagi... lagi. Udah greget baru mikir gimana endingnya bisa begitu yah..?

Kurang lebih.... seperti itu
:bingung:
 
19. Kebetulan yang membuat tokoh utama masuk ke dalam masalah itu keren, kebetulan yang membuat tokoh utama keluar dari masalah itu namanya curang.
namanya deus ex machina :ngeteh:
ada yang mau nulis artikel tentang Deus Ex Machina?
 
Sebagai penyuka konsep story telling , banyak yg bisa saya serap dari tips suhu suhu diatas , demi neptunus gue buta konsep , tapi dikit dikit mulai belajar dari story para suhu diatas

Hatur nuhun
:beer:
 
Buat saya pribadi sebuah "Cerita" bisa disamakan seperti karya-karya seni yang lain.

Seperti seni rupa, sebuah cerita bisa sangat detail dan penuh warna atau sekedar coretan sketch dasar.

Seperti musik. Sebuah cerita bisa penuh komposisi kompleks puluhan instrumen atau bisa juga sangat sederhana dengan beberapa nada dasar saja.

Seni pop yang sederhana yang mudah dimengerti dan cenderung hiburan murni iseng umumnya jauh lebih digemari secara luas.

Sangat banyak musisi terkenal tidak punya dasar tehnik dan skil bagus untuk bermusik tapi ternyata karya-karyanya sangat laku.

Intinya sebuah cerita seperti juga jenis seni lainnya punya style, selera dan pangsa pasar masing-masing.

Jangan takut untuk menulis dan berbagi karya, sedikit mencontek kiri kanan asal gak copas ngakuian karya orang lain juga boleh-boleh dan sah aja dalam seni apapun.

Kalau boleh sedikit saran jangan mudah bangga dan anti kritik. Jangan juga klewat haus pujian dan ngarepin "cendol"

Saya pribadi gak suka tokoh yang kelewat perfect, terlalu hebat ataupun terlalu superior tanpa kelemahan.
Saya juga tidak suka pesan dalam cerita yang terlalu mengurui lebih dari sekedar pendapat sang tokoh saja.
Secara pribadi beberapa penambahan penekanan title seperti "Real Story" atau "No Repost" saya anggap tidak penting :D
Tapi ini sih masalah selera aja :p

Seringkali masalah selera masing-masing jadi inti utama menentukan enak atau bagus tidaknya sebuah karya.
Buat saja karya yang dirasa sudah cukup enak/bagus/menghibur diri sendiri lalu coba berbagi dengan ikhlas biarpun banyak yang gak suka.
Tapi tentu saja tetap harus sesuai peraturan yang berlaku dimana karya kita disharing.

Smoga bisa memberi semangat.

Selamat berkarya dan berbagi :semangat:
 
sebelumnya ane, programer ganteng, memohon maaf atas kelancangan ane melangkahi suhu-suhu besar atau sesepuh disini.
ane cuma mau sedikit ngebagi pengetahuan ane.
bukan tentang duni perlendiran karena ane bukan pemain lama apalagi profesional di dunia perlendiran.
ane hanya seorang cowok, kebetulan tulen dan normal, yang punya banyak imajinasi dan haus tentang ilmu.
sekali lagi ane harus minta maaf kalo misalnya tulisan ini dirasa terlalu menggurui atau kurang berkenan.



[FONT=&amp]Deus Ex Machina
[FONT=&amp]Tuhan atau Mesin ???


[/FONT]
[/FONT]
tuhan? Mesin? dua kata ini tampaknya sulit untuk digabungkan karena memang keduanya dari sudut pandang manapun sangat bertolak belakang. keduanya memiliki sifat yang saling berlawanan. namun, pepatah barat mengatakan "difficult isn't equals with impossible". yap... sulit bukan berarti tidak mungkin.

dalam ilmu bahasa kita mengenal adanya majas personifikasi dimana suatu benda mati diberikan sifat dari benda hidup. seperti rembulan tersenyum, langit menangis, dan masih banyak yang lainnya. selain personifikasi, kita juga sering mendengar majas lain yang hampir sama yaitu simile dan metafora. keduanya sama-sama memiliki maksud untuk menggambarkan sesuatu melalui perumpamaan. dari ketiga majas diatas, kata deus ex machina bukanlah merupakan sebuah majas.

dilihat dari arti harfiahnya, dalam bahasa yunani deus memiliki arti yaitu tuhan dan machina berarti mesin. dua kata ini tidak bisa dielak lagi memiliki sifat yang bertolak belakang. orang menggunakan kata ini sebenarnya memang untuk menggambarkan sebuah keadaan yang nyata dan benar-benar terjadi.

menurut sejarahnya, kata ini mulai dipopulerkan semenjak pementasan teater atau drama oleh orang yunani. dalam pementasan tersebut seorang tokoh, biasanya tokoh protagonis, yang sudah dalam keadaan terjepit akan mendapat sebuah pertolongan dari dewa (deus) yang akan muncul dari atas dengan cara diturunkan menggunakan katrol (machina). hal inilah yang mendasari munculnya kata-kata deus ex machina.

di jaman modern seperti sekarang, orang lebih menyukai novel atau cerpen ketimbang pementasan teater atau drama. para penulis melihat ini adalah sebuah peluang yang cukup menggiyurkan karena biaya produksi dari satu novel terbilang lebih murah daripada biaya produksi sebuah pementasan. sayangnya, hal ini sering tidak diikuti oleh kebiasaan penulis yang tampaknya sudah membudaya.

mereka masih sering menyuguhkan deus ex machina dalam karya fiksi mereka. mungkin bagi para penggemar film juga masih sering menjumpai hal itu di beberapa film. contoh simplenya adalah ketika seorang detektif yang sudah terpojok di tempat persembunyiannya dan didatangi musuh yang menyadari keberadaannya, masih bisa lolos karena musuh harus menerima telpon yang masuk atau panggilan dari temannya sehingga dia melupakan tujuan awalnya untuk mengecek tempat yang dia curigai.

mungkin untuk kebanyakan orang akan membela penulis atau sutradara dengan dalih si tokoh mendapatkan sebuah keberuntungan. namun, pertanyaannya sekarang kita ganti:


penulis atau sutradara itu membuat karyanya untuk semua orang? atau hanya untuk orang yang mau mengamini semua ide mereka?

untuk seseorang yang ingin menikmati sebuah karya logis, meskipun hal ini biasanya muncul di bagian konflik pendukung, hal ini cukup mengganggu dan cukup mempengaruhi penilaian terhadap karya tersebut. berbagi pengalaman, dari film pendek karya saya dan teman-teman mendapatkan penilaian lumayan hanya karena 4 dari 6 orang pertama yang disuguhi hasil dari produksi kita mengatakan:

"kenapa tokoh utama tiba-tiba terselamatkan dari permasalahan?"
hal ini sangat di-sayang-kan jika terjadi di karya para suhu disini. agaknya kita sebagai produsen sebuah karya juga harus memikirkan bagaimana sebuah resolusi yang cukup masuk akal untuk si tokoh manakala dia sedang berhadapan dengan masalah. ingat pertanyaan:
untuk siapa karya ini dibuat?


dari segi cerita, kita bisa menggunakan hal ini untuk mempertegas karakter dari tokoh itu sendiri. kita mungkin akan terbantu dengan hal ini karena audience terlalu banyak mendapatkan sebuah penggambaran langsung dari penulis. selain tokoh, penulis juga dapat menyusun sebuah cerita yang bagus jika penyelesaian masalah ini akan berhubung dengan peristiwa berikutnya. tidak ada salahnya untuk merubah pemikiran kita.


dari segi kepuasan, pembaca atau penonton akan puas membaca atau melihat karya para suhu. audience yang baik akan memberikan sebuah apresiasi terhadap karya suhu. jangan terlalu naif! kita, sebagai produsen, sangat membutuhkan vitamin A(presiasi) dari audience, kan?!?


jadi, mulai sekarang tanamkan prinsip...



TOKOH yang TIBA-TIBA KELUAR dari MASALAH itu CURANG








SELAMAT BERKARYA,




PROGRAMER GANTENG
 
Secara umum ane setuju dengan ulasan suhu programer ganteng. Tapi karena tip dan trik menulis ada di SF cerita panas maka ada beberapa fakta trik efektias yang sangat berbeda.

Dari pengamatan ane cerita-cerita panas yang meraih pembaca dan respon postitif terbanyak dan dalam waktu singkat secara umum lebih fokus ke SS malah lebih menuntut keliaran fantasi tanpa perlu logika. Bahkan beberapa sengaja menabrak logika dgn alasan pembenaran sederhana.

Ane tidak bilang salah tapi sepertinya ada sejumlah trik berbeda antara menulis cerita dan menulis cerita panas.

Mohon petunjuk :ampun:
 
makasih masukannya suhu rico...

sedikit koreksi aja sih, maksud saya disitu bukan untuk membatasi fantasi tapi lebih ke detailnya suhu...

banyak pembaca disini mengakui cerita di semprot punya kualitas karena selain imajinasi liar penulis, pembaca disuguhkan dengan penggambaran kondisi yang ciamik...
contoh 1:

aku habis dikejar anjing. badanku keringetan, basah kuyup. lalu aku ambil kayu dipinggir jalan, aku pukul anjing itu sampai mati.

contoh 2:

matahari masih garang diatas kepala namun aku sudah mendapat kesialan lagi. anjing kampung sialan itu masih saja mengejarku dari perempatan tadi.
kawasan perumahan elite yang sudah masuk akhir dari tahap pembangunan ini memang masih jarang yang mendiami. dan sialnya lagi, ini jam istirahat para tukang bangunan. aku terus berusaha meloloskan diri dari anjing keparat itu meskipun harus bermandi keringat.
mataku yang sedari tadi mencari jalan melarikan diri melihat sebatang kayu tergeletak dipinggir jalan. hm... tukang bangunan yang baik atau nasibku yang mujur? entahlah.
dengansisa tenagaku, aku berlari menuju kayu itu. kayu yang sudah aku pegang, sekuat tenaga, aku hantamkan ke anjing yang dari tadi membuatku berolahraga.
tak cukup sekali, aku menghantamnya hingga dia tak sadarkan diri. mati? peduli setan! yang penting aku harus cepat meninggalkannya sebelum dia bangun dan mengejar lagi.

dari 2 contoh diatas saya menggunakan prinsip deus ex machina. namun, di contoh pertama deus ex machina sangat bisa dirasakan bahkan dengan sekali mambaca. nah, sekarang pertanyaannya, suhu lebih memilih contoh 1 atau 2??

sekali lagi saya minta maaf kalo terlalu menggurui :D
 
Let it flow let it flow let it glow
Resep khusus dalam menulis itu adalah
" ketekunan "

~ regrads ~
 
sebenarnya, deux ex machina bisa diminimalisir sampai hilang sama sekali dalam satu cerita. Masalahnya, kebanyakan penulis cerpen merasa malas membuat alur cerita halus yang masuk akal dan dapat diterima.

Alasannya klasik; ribet, sudah nyaman dengan alur seadanya, atau bahkan lebih parah seperti membuat cerita tanpa dasar alur yg jelas alias asal nyelonong ngikutin air mengalir ke comberan.

Semestinya, penulis yang 'katanya' punya kuasa terhadap cerita sudah tau tentang nasib karakternya sendiri yang mungkin akan diposisikan dalam keadaan terjepit. Maka dari itu, penting bagi penulis untuk menyiapkan solusi atas keadaan itu jauh sebelum sang karakter berada di posisi itu.

Contohnya yang gampang bisa kita lihat di novel harry potter 2 : chamber of secret. Sebelum harry potter berhadapan dengan basilisk sudah diceritakan tentang seekor phoenix bernama fawkes. Phoenix adalah hewan setia dengan kemampuan mengangkat beban berat dan air matanya bisa menyembuhkan segala jenis racun. Jadi ketika harry kena racun basilisk, gak kelihatan aneh kalau fawkes tiba-tiba datang membantu di saat-saat genting, atau paling tidak seperti itu.

Jadi IMHO, semuanya tergantung penulis. Deus ex machina memang susah dihindari, tapi bukan berarti gak mungkin.

Mengutip tulisan programer ganteng
"difficult isn't equals with impossible". yap... sulit bukan berarti tidak mungkin.

Dari situ kita bisa lihat kualitas diri kita sebagai seorang penulis. Apakah kita menyerah dengan kondisi sulit?
 
deux ex machina...
Hehe... Terlalu tinggi pembahasannya...

Biasakanlah berjalan dulu sebelum berlari, dan jangan terlalu fokus terhadap satu hal saja.

Sebenarnya hal semacam ini tak perlu dibuat pembahasan. Hanya masalah selera tiap-tiap orang.

Jangan sekali-kali katakan, 'menyelamatkan tokoh itu curang', karena kata2 semacam inilah yang membuat orang malas untuk menulis dan mengembangkan apa yang hendak disampaikannya dalam tulisannya.

'menyelamatkan tokoh itu curang' bukanlah tips dan trik dalam menulis, tapi ego yang dipaksakan...
 
Ah ya... agak lupa sedikit. Menyelamatkan tokoh itu gak curang, cuma agak bikin illfeel aja kalo cara penyelamatannya gak logis. Sensasinya mirip nonton film di indosiar ketika ada cewek dirampok lalu tiba-tiba diselamatkan oleh elang yang 'kebetulan' numpang lewat. Bukan elangnya yang jadi masalah, 'kebetulan'nya ini yang.... ah sudahlah.
=))

Lagian, memahami apa itu DexM menurut gue pribadi berguna buat memperluas wawasan tentang teknik-teknik memulis. So, ditaro di sini, kenapa nggak?
:beer:

Benar bahwa membiasakan berjalan sebelum berlari itu baik. Tapi bagi 'yang mau' berkembang paling tidak pasti punya keinginan untuk bisa 'berlari' suatu hari nanti.

Kalo gue...
Gue pengen belajar berlari dari kenyataan aja, hahahah
:pandaketawa:
 
Bahasan diatas sulit dimengerti oleh manusia seperti saya yg sudah terlarut dalam budaya pop :sendirian:
#saveMe
 
Bimabet
Ah ya... agak lupa sedikit. Menyelamatkan tokoh itu gak curang, cuma agak bikin illfeel aja kalo cara penyelamatannya gak logis. Sensasinya mirip nonton film di indosiar ketika ada cewek dirampok lalu tiba-tiba diselamatkan oleh elang yang 'kebetulan' numpang lewat. Bukan elangnya yang jadi masalah, 'kebetulan'nya ini yang.... ah sudahlah.
=))

Lagian, memahami apa itu DexM menurut gue pribadi berguna buat memperluas wawasan tentang teknik-teknik memulis. So, ditaro di sini, kenapa nggak?
:beer:

Benar bahwa membiasakan berjalan sebelum berlari itu baik. Tapi bagi 'yang mau' berkembang paling tidak pasti punya keinginan untuk bisa 'berlari' suatu hari nanti.

Kalo gue...
Gue pengen belajar berlari dari kenyataan aja, hahahah
:pandaketawa:
Bukan begitu Om Meg...
Nggak salah jika sang programer super ganteng itu berbagi ilmu tentang deux ex bla bla bla...
Tapi beliau menyuruh menanamkan 'pola pikir' itu lho yang nggak enak.

Sebenarnya tulisan itu hanya ada 3 kriteria dalam ending, dan Om Meg pasti juga udah tau itu.
1. Happy ending
2. Sad ending
3. Ngegantung alias gaje. (yang ini jarang banget, karena pada dasarnya cuma fokus ke dua point di atas).

Si programer super ganteng itu ingin tokoh di dalam cerita itu 'mempan' kena konflik. Dan kalaupun dia selamat, harus ada proses yang super detail dan super logis untuk itu. Bagaimana cara membuatnya? Hanya penulis 'bagus' atau yang berpengalaman yang punya kemampuan itu. Sedangkan penulis pemula???

Orang2 yang melihat thread ini umumnya orang2 yang cenderung masih belajar Om. Kan kasian bagi yang masih belajar harus dibingungkan dengan 'beban' semacam itu?

Jika ingin cerita yang logis dan tokohnya 'mempan' kena konflik berat, silakan apresiasi cerita-cerita yang penulisnya menyajikan 'bagaimana aku membuat tokohku mati'. Jangan kecewa dengan cerita-cerita yang penulisnya menyajikan 'bagaimana aku membuat tokohku hidup'. Itulah mengapa ane bilang ini cuma masalah selera semata.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd