Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[SHARE] Tip Penulisan Cerita Panas untuk Pemula Agar Nyaman Dibaca

alorgud

Suka Semprot
Daftar
26 Jul 2015
Post
12
Like diterima
26
Bimabet

Notes​

Thread ini sudah mengalami revisi. Mengingat pada versi awal thread ini terdapat beberapa kekeliruan dalam penulisan, dan tone penulis dalam menyampaikan gagasan sehingga mungkin menimbulkan kesalahpahaman dan kontroversi. Maka revisi ini dibuat dengan tujuan untuk menjelaskan, dan memperbaiki kesalahan tersebut. Serta agar tip-tip yang disampaikan di sini bermanfaat bagi teman-teman sekalian.

Disclaimer​

Tulisan dan thread ini dibuat:
  • Tidak untuk menyerang para member lain, apalagi para senior dan suhu yang sudah banyak berkontribusi di forum ini, utamanya pada SF Cerita Panas.
  • Tidak bermaksud untuk bersikap sok tau, apalagi menggurui. Mengingat status TS yang seorang newbie.
  • Tip-tip yang dibahas di sini bukan dimaksudkan sebagai aturan baku yang harus dipatuhi. Hanya sebagai usul dan saran yang (mungkin) bisa dipertimbangkan dalam proses penulisan cerita.
  • Tip-tip yang disampaikan di sini juga merupakan pengingat bagi TS pribadi, yang juga sedang belajar menulis. Tip-tip tersebut merupakan kesimpulan TS, ketika mempelajari karya para suhu di sini. Boleh dikatakan tip-tip yang disampaikan di sini merupakan checklist, rangkuman ciri-ciri dan karakteristik umum cerita yang menarik dan nyaman dibaca oleh pembacanya.

Mengapa Thread Ini Dibuat?​

Alasan pertama.

Berawal dari seringnya TS menemukan thread cerita, baik cerpen atau cerbung yang terkesan (mohon maaf) acakadut, asal-asalan, terasa masih "belum selesai", "tidak niat", dan asal jadi. Umumnya cerita-cerita tersebut memiliki ciri:
  • Cerita sangat singkat. Hanya terdiri dari satu, dua atau tiga paragraf.
  • Tidak ada struktur paragraf yang jelas. Semua cerita ditulis secara bersambung terus-menerus, sehingga melelahkan dan membingungkan untuk dibaca. Apalagi tidak menggunakan huruf kapital di awal kalimat. Semua ditulis dalam huruf kecil.
  • Tidak menggunakan tanda baca secara baik dan layak. Misalnya tidak menggunakan tanda titik (.) untuk memisahkan dua kalimat. Tidak menggunakan koma (,) untuk memotong kalimat yang bersambung. Tidak menggunakan tanda tanya (?) yang menunjukkan pertanyaan. Dan tanda seru (!) untuk kalimat yang bersifat seruan. Serta tata cara penulisan kalimat langsung yang merupakan bentuk dialog dalam sebuah cerita.
  • Tidak disertai keterangan dan navigasi (index dan link) yang layak. Utamanya untuk cerita bersambung, atau cerpen yang memiliki bagian-bagian lain yang berhubungan dengan cerpen tersebut (sequel, prequel, remake, spinoff, dsb). Dengan adanya navigasi yang baik, pembaca dapat dengan mudah dan cepat berpindah-pindah ke bagian-bagian lain cerita tersebut.
Mungkin teman-teman akan bertanya, "Mengapa harus repot mengupayakan hal-hal di atas? Ini kan cuma cerita panas? Ini bukan essay atau karya tulis ilmiah?"

Iya benar, TS paham. Yang TS maksud dengan: pembuatan struktur paragraf, penggunaan tanda baca yang layak, adalah yang minimal. Masa sih, sebuah cerita tidak ada paragraf yang jelas. Tidak ada tanda baca sama sekali, seperti ciri-ciri cerita yang sudah TS sampaikan di atas? Pada bahasa Jawa, ada istilah: ngono yo ngono, ning ojo ngono.... Kira-kira artinya: gitu sih gitu, tapi jangan sebegitunyalah.... Jangan kebangetanlah asal-asalannya.

Dari paparan di atas, mungkin terdengar subyektif. TS mohon maaf. Mohon teman-teman dapat mengambil poin-poin yang menjadi concern, yang memang layak untuk dibicarakan di sini.

Alasan ke dua.
TS menemukan thread Tips dan Trik Dalam Dunia Tulis Menulis yang dibuat oleh agan @Gini aja dech. Thread tersebut berisi tips dan trik yang lengkap dan detail soal cara penulisan sebuah cerita. Karena di dalam thread tersebut, selain content dari agan @Gini aja dech, ada banyak tip dan trik dari para suhu lainnya. Sebut saja suhu @Jaya Suporno, @McDodol, @AndreDiaz, @Enyas, @megatron21, @death my self, @willdick, @Marucil, @arczre, @fadhil08, @ssao, @belajar mesum, @Rezzo, @programer ganteng. Mohon maaf untuk suhu lainnya yang lupa TS sebutkan di sini.

Intinya, thread tersebut sudah lebih dari cukup sebagai bahan sumber belajar untuk tulis menulis cerita panas. Jujur, tip-tip yang para suhu berikan pada thread tersebut tidak hanya berguna untuk keperluan tulis menulis cerita panas saja, tapi untuk tulis menulis cerita pada umumnya (bahkan novel). Terima kasih, dan salut untuk mereka yang mau berbagi ilmu pengetahuannya, apalagi secara cuma-cuma.

Namun masalahnya, terkadang para newbie (termasuk saya) kurang sabar dalam belajar teknik dan cara penulisan cerita yang baik. Pinginnya cepet-cepet nulis cerita dan posting, syukur-syukur dapat banyak cendol dan reaction point yang baik dari pembaca, serta menjadi Hot Thread dan rame. Padahal, kalau mau meluangkan waktu sebentar saja untuk belajar, thread tersebut tidaklah terlalu panjang. Sampai tulisan ini dibuat, thread Tips dan Trik Dalam Dunia Tulis Menulis yang dibuat oleh agan @Gini aja dech, baru mencapai 21 halaman. Masih bisalah untuk dipelajari.

Nah, thread ini berusaha mengisi "celah" kebutuhan tersebut. Harapannya, teman-teman newbie yang ingin buru-buru menulis dan memposting cerita, memberikan jeda dan waktu untuk mengecek ulang karya tulisnya. Apakah karya yang ditulis, sudah "layak" untuk dipublish? Sekali lagi, layak di sini bukan dari segi kualitas content, isi jalan cerita, alur atau konflik di dalamnya. Namun lebih pada aspek teknis penulisan yang sudah TS jabarkan panjang lebar di atas.

Sederhananya, jika TS ingin menulis dan memposting cerita, maka TS akan bertanya pada diri sendiri, "Apakah cerita ini sudah layak untuk dibaca? Apakah pembaca akan nyaman ketika membaca cerita TS? Apakah kalau cerita ini TS posting, akan membuat pusing yang membaca?"

Ibarat sebuah ujian dengan nilai sempurna 10 poin, maka thread ini TS buat untuk membantu teman-teman newbie untuk mendapatkan 5 poin pertama. Karena 5 poin pertama tersebut merupakan dasar, kriteria minimum untuk sebuah cerita bisa disebut "layak" untuk dinikmati. Sedangkan 5 poin berikutnya hanya bisa didapat dari pengalaman menulis, serta mempelajari teori-teori penulisan seperti yang ada pada thread Tips dan Trik Dalam Dunia Tulis Menulis yang sudah TS sebutkan di atas. Kira-kira begitulah ide dasarnya, mengapa thread ini dibuat.

Jadi, tujuan thread ini dibuat:
  • Sebagai tip-tip dari pemula untuk pemula.
  • Sebagai checklist singkat, tip-tip yang segera bisa diterapkan ketika menulis cerita. Utamanya untuk teman-teman newbie (termasuk TS di dalamnya).
  • Tip-tip yang disampaikan di sini, lebih menitikberatkan dari Point of View pembaca. Memang TS lebih berfokus agar cerita dapat dinikmati dengan nyaman oleh pembaca. Karena pada akhirnya, karya cerita yang teman-teman posting di forum ini, akan dinikmati oleh member lain, bukan? Maka tidak ada salahnya jika si penulis cerita membuat nyaman pembaca yang akan menikmati karya si penulis tersebut. Yakinlah, bahwa pembaca akan merasakan dan menghargai effort yang dilakukan si penulis dalam membuat sebuah cerita. Akan terasa kok, mana cerita yang dibuat dengan serius, atau yang asal-asalan.
  • Thread ini dibuat BUKAN untuk flaming atau menghina member lain di forum ini. Thread ini hanya bermaksud untuk berbagi ide dan gagasan, untuk meningkatkan mutu cerita yang ada di forum ini.

Yang Tidak Dibahas di Thread Ini​

Di thread ini TS tidak membahas teknik penulisan, proses pembentukan cerita, pembentukan karakter, pembangunan alur (plot), konflik dan penyelesaian, serta teori-teori lainnya dalam pembuatan suatu cerita. Hal-hal tersebut sudah sangat advanced, dan di luar tujuan thread ini dibuat. Lagipula jika hal-hal tersebut dibahas di sini, maka thread ini akan redundant. Bagai menabur garam di lautan.

Jika ingin mempelajari cara menulis cerita yang lebih lengkap dan detail, teman teman bisa menyimak thread Tips dan Trik Dalam Dunia Tulis Menulis yang dibuat oleh agan @Gini aja dech. Faktanya, thread ini TS buat terinspirasi dari thread tersebut.

Tanpa berlama-lama lagi, berikut ini "Tip Penulisan Cerita Panas untuk Pemula Agar Nyaman Dibaca".

Tip Penulisan Cerita Panas​

Tip #1 - Baca rules cerita panas.​

Baca aturan cerita panas di thread Rules Cerita Panas.

Setiap komunitas punya aturannya masing-masing. Ini demi kenyamanan bersama.

Rules tersebut diantaranya menjelaskan tentang:
  • Bagaimana cara menempatkan thread di tempat yang benar, agar tidak salah kamar.
  • Jenis cerita, dan muatan yang tidak diperbolehkan di SF Cerita Panas. Misalnya underage story dan cerita yang mengandung SARA. Silakan cek, di sana juga ada penjelasan soal SARA.
  • Cerita saduran, dan cerita yang merupakan hasil copy-paste dari tempat lain. Bagaimana cara mengadaptasinya ke dalam forum ini.
  • Larangan untuk menyisipkan link webiste dari luar.
  • Mengakui karya tulis orang lain sebagai milik pembuat thread.
  • Cara pembuatan thread cerita bersambung yang harus diletakkan dalam satu thread.
  • Batas waktu maksimal yang harus dipatuhi, untuk sebuah thread yang aktif. Admin akan menutup thread yang tidak aktif dalam jangka waktu tertentu.
  • Sanksi yang akan diberikan kepada member jika melanggar aturan-aturan yang sudah ditetapkan.
Dengan mematuhi rules yang sudah ditentukan, maka cerita dan thread yang sudah teman-teman buat dengan susah payah akan aman dan bertahan lama. Selain itu, dengan mematuhi rules berarti sama dengan membantu kerja admin dalam mengatur content di forum ini.

Tip #2 - Pastikan cerita yang dimuat, sudah siap dan layak untuk dinikmati.​

Tidak di perbolehkan menulis cerita yang tidak jelas. Jadi yang di posting di sini adalah cerita yang sudah siap di baca.
Itu adalah kutipan salah satu rules SF Cerita Panas.

Urun rembug dari newbie yaah....
Untuk ngebikin sebuah cerita yang bagus, dari pemikiran @clothingk gini..
pertama, niat dulu sebelum ngebikinnya.
kedua, membuat ide untuk alur cerita. Bisa fiksi atau berdasar true story. Bisa softcore ataupun yang rada cadas. Kalo berdasar true story, lebih mudah gasah cari inspirasi, karena semuanya udah tertanam dalam benak kita. Speak up your mind!!, tapi kalo fiksi usahakan frame nya sudah bener bener ada dalam benak kita.
Dan yang ini postingan suhu @Jaya Suporno, yang mengutip dari suhu @clothingk.

Cerita Pendek​

Untuk cerpen, sepertinya ini sudah tidak perlu dibahas lebih lanjut. Sudah semestinya cerpen yang dimuat di forum ini literally sudah selesai. Cerita tersebut sudah benar-benar rampung jalan ceritanya, dan sudah mengalami proses editing; pemeriksaan kesalahan penulisan (typo), penggunaan tanda baca yang baik, dan sebagainya.

Cerita Bersambung​

Untuk cerita bersambung, ada beberapa pemikiran yang perlu dibahas. Karena proses penulisan cerbung relatif lebih berat dibandingkan dengan cerpen, karena tentu cerbung merupakan bentuk cerita yang lebih panjang daripada cerpen.

Namun, idenya tetap sama. Pastikan ide cerita bersambung yang dibuat semestinya sudah selesai. Minimal sudah ada gambaran, cerita itu hendak dibawa ke mana? Misalnya cerbung direncanakan terdiri dari 10 bagian. Maka penulis semestinya sudah tahu, apa saja isi di tiap bagian cerita. Mulai dari awal, hingga berakhir.

Tentang proses penulisan, silakan menyesuaikan dengan gaya masing-masing. Maksudnya begini, ada penulis yang ingin selesai menulis seluruh ceritanya dahulu. Kemudian setelah semua rampung, baru mempostingnya, per bagian secara terjadwal misalnya. Ada juga tipe penulis yang suka mempunyai ide dasarnya, garis besarnya. Jadi ide 10 bagian cerita sudah dibuat, baik di dalam kepala atau sengaja dibuat dalam catatan. Kemudian proses menulis dan memposting cerita dilakukan secara berdekatan waktunya. Setiap selesai menulis satu bagian, kemudian langsung memposting.

TS lebih suka pendekatan pertama. Karena ini akan menjamin cerbung diselesaikan dengan baik. Jadi sebelum memposting cerita, semua bagian sudah diselesaikan dahulu. Tinggal mengatur waktu posting per bagiannya. Cara ini juga memberikan tekanan mental yang minimal, karena deadline tidak ditentukan. Penulis bisa mengambil waktu yang lebih banyak untuk menyempurnakan tulisannya. Kekurangan cara ini, butuh waktu yang relatif lebih lama untuk memposting. Karena harus memastikan semua cerita sudah rampung.

Pada pendekatan ke-dua, penulis tentu memiliki tekanan mental yang relatif lebih tinggi. Karena pembaca akan segera menantikan bagian kelanjutan cerita. Sementara si penulis tidak memiliki stok, karena memang lanjutan cerita belum ditulis. Memang ada penulis yang menyukai tantangan adrenalin semacam ini. Ada juga yang menggunakan respon, pendapat, ide, dan feedback dari pembaca, tentang bagaimana kelanjutan cerita. Jadi, alur cerita mengakomodasi ide dari pembaca.

Tidak banyak orang yang bisa melakukan proses penulisan semacam itu. Hanya segelintir suhu di sini yang mampu membuat cerita ciamik yang melibatkan ide pembaca. Karena kalau gagal, maka cerita bersambung akan terasa aneh, dan bahkan terasa tidak selesai, alias kentang. Yang diakibatkan karena potensi plot yang sangat terbuka lebar, cerita bisa berakhir ke mana saja.

Dengan memastikan cerita yang dibuat sudah selesai (ide ceritanya) dan layak untuk dinikmati, juga bisa menghindarkan si penulis terkena sanksi. Karena untuk cerbung, jika dalam waktu maksimal 30 hari cerita masih tidak ada lanjutannya, maka admin akan menutup thread cerita tersebut. Jika kemudian si penulis sudah menulis lanjutannya, untuk mempostingnya harus menghubungi admin terlebih dahulu. Sebuah proses yang tidak perlu jika si penulis cerita sudah menyelesaikan ceritanya tepat pada waktunya.

Jadi, untuk pemula pastikan cerita yang dibuat sudah selesai. Atau setidaknya plotnya sudah matang dan tamat. Soal bagaimana teknik proses penulisan, silakan menyesuaikan dengan gaya masing-masing.

Tip #3 - Pertimbangkan soal panjang / pendek cerita.​

Panjang atau pendeknya sebuah cerita sebenarnya itu relatif. Tergantung kebutuhan cerita yang akan disampaikan.

Cerita yang sangat pendek mengindikasikan cerita tersebut belum selesai sepenuhnya. Atau si penulis masih sangat awal, dan baru belajar menulis. Pernahkah teman-teman menjumpai sebuah cerita yang hanya terdiri dari 1 atau 3 paragraf? TS sering menjumpai cerita semacam ini. Kadang tertarik karena judul, kemudian setelah TS klik cerita tersebut, ternyata isinya hanya sedikit saja.

Ada juga cerbung yang ditulis pendek-pendek, tetapi dalam banyak post dalam satu thread. Menurut TS, cerita semacam ini juga kurang nyaman untuk dibaca dan dinikmati. Apalagi kalau penulisannya tidak menggunakan paragraf dan tanda baca yang jelas.

Cerita yang terlalu panjang, jika tidak digarap dengan baik juga akan membuat pembaca lelah. Karena untuk membaca cerita yang panjang, tentu pembaca harus mengerahkan tenaga yang lebih besar. Jika sudah mengerahkan tenaga yang besar, namun pembaca masih tidak juga menemukan ke mana cerita akan mengalir, itu juga akan membuat furstasi pembaca.

Salah satu cara untuk menimbang panjang atau pendek sebuah cerita, adalah dengan banyak membaca cerita yang lain. Dengan begitu penulis akan memiliki sense dan kepekaan, bagaimana cara menggambarkan suatu cerita. Sehingga panjang atau pendeknya cerita mengikuti irama cerita.

Tip #4 - Susun cerita dalam paragraf yang baik, dan berikan jarak / batas paragraf yang jelas.​

Tidak ada hal paling menjengkelkan daripada mengkonsumsi content tertulis, yang tidak ditulis dalam paragraf-paragraf (alinea) yang teratur. Atau paragraf tersebut sangat panjang, terdiri dari banyak kalimat. Atau tidak ada paragraf sama sekali. Content tersebut hanya terdiri dari sebuah paragraf yang sangat panjang. Itu sangat melelahkan bagi para pembaca.

Faktanya, TS juga sering menjumpai sebuah cerita yang ditulis panjang, semua ditulis menggunakan huruf kecil. Tidak ada pula penanda akhir suatu kalimat. Kalimat yang satu bersambung dengan kalimat berikutnya, tidak ada pembeda penggunaan huruf besar di awal kalimat. Tidak menggunakan tanda baca yang jelas pula. Benar-benar susah untuk dibaca.

Begitu juga dengan cerita. Masih banyak TS jumpai cerita di forum ini, baik cerpen maupun cerbung yang masih saja tidak diatur sedemikian rupa, sehingga membentuk paragraf-paragraf yang rapi.

Content tertulis yang diatur dalam paragraf-paragraf yang baik, terdiri dari 3 - 5 kalimat akan sangat memudahkan pembaca dalam menyelami dan mencerna isinya. Tentu saja, jumlah kalimat dalam paragraf tidak harus 3 atau 5 kalimat. Ini bukan pakem. Sepantasnyalah. Dan bisa lebih baik lagi, jika diantara paragraf tersebut diberikan jarak. Ini untuk membantu mengetahui, membedakan paragraf yang satu dengan lainnya. Pada buku novel, awal paragraf biasanya ditandai dengan awal kalimat yang sedikit menjorok ke dalam.

Paragraf yang disusun dengan baik, bagi pembaca memberikan efek psikologis "sudah mengalami progress" ketika pembaca berpindah dari suatu paragraf ke paragraf berikutnya. Pembaca tidak merasa stuck, "Kok masih panjang nih? Kok dari tadi masih di sini aja sih?". Ini bisa membuat pembaca merasa bosan dan lelah untuk melanjutkan membaca cerita.

Maka susunlah cerita dalam paragraf-paragraf yang baik.

Tip #5 - Gunakan tanda baca dengan baik.​

Hal yang tidak kalah penting adalah penggunaan tanda baca yang baik. Tidak harus detail, dan tepat seperti EYD. Yang standar-standar saja, yang bisa dimengerti khalayak umum.
  • Tanda titik (.) untuk mengakhiri suatu kalimat. Untuk kalimat berikutnya diawali dengan huruf besar.
  • Tanda koma (,) untuk memberi jedah kalimat, yang masih memiliki kelanjutan.
  • Tanda tanya (?) untuk kalimat pertanyaan. Ini akan signifikan pada dialog cerita.
  • Tanda seru (!) untuk kalimat perintah. Pada dialog sering dipakai untuk menggambarkan suatu kata-kata yang keras, teriakan, perintah dan sebagainya.
Intinya manfaatkan tanda-tanda baca dengan baik, sehingga membuat cerita semakin nyaman untuk diikuti.

Tip #6 - Pelajari cara penulisan dialog (kalimat langsung).​

Pada thread Tips dan Trik Dalam Dunia Tulis Menulis sudah ada penjelasan tentang pembuatan dialog, silakan cek di sana.

Yang sedikit ingin TS bahas sedikit di sini adalah tentang gaya penulisan dialog. Secara garis besar, ada 2 jenis penulisan dialog yang sering TS temui:
  • A - Gaya Dialog Biasa
  • B - Gaya Dialog Chat

A. Gaya Dialog Biasa​

Gaya dialog A adalah yang lazim dipakai pada sebuah cerita, baik cerpen, cerbung, atau novel.

Contoh:
  • "Saya tidak akan pernah menemuainya lagi!" kata Dion membalas pertanyaan Agnes.
  • "Tapi saya tidak bisa," jawab Hani ragu.
Cara penulisan dialog (kalimat langsung) model ini yang paling natural dan enak untuk dinikmati. Tapi membutuhkan keterampilan penulis untuk menempatkan dialog tag dengan tepat, sehingga dialog tidak terasa monoton dan membosankan.

B. Gaya Dialog Chat​

Gaya dialog Chat ini biasanya sering dipakai pemula, karena relatif lebih mudah. Cara penulisannya, di awal baris dituliskan nama tokoh, diikuti tanda titik dua :)). Kemudian dilanjutkan dialog yang diucapkan tokoh tersebut.

Contoh:
  • Ani: Saya tidak mau ikut Joni ke Surabaya.
  • Rina: Mengapa kamu tidak mau ikut Joni?
Model penulisan dialog seperti ini, bisa terasa sangat membosankan. Karena tidak disertai penjelasan tentang suasana, nuansa saat dialog tersebut terjadi. Pada gaya penulisan A, ini bisa diwujudkan dengan menggunakan dialog tag dengan baik.

Menurut TS, gaya A adalah gaya penulisan dialog yang tepat. Namun tidak menutup kemungkinan penggunaan gaya B, misalnya untuk menuliskan perbincangan yang dilakukan melalui chat (SMS, IRC, WA, wikipedia dsb).

Silakan cek thread yang sudah TS sebutkan di awal, cara penulisan dialog kalimat langsung sudah dijelaskan dengan detail di sana.

Tip #7 - Gunakan bahasa yang baik.​

Meskipun bukan dalam bentuk Ejaan Yang Disempurnakan, namun tetaplah menggunakan bahasa yang baik. Jangan menggunakan bahasa alay dan penuh singkatan aneh yang hanya dimengerti sekelompok tertentu. Gunakan bahasa yang dapat dan mudah dimengerti oleh umum.

Cerita yang banyak menggunakan singkatan dan bahasa alay, akan sulit untuk dibaca. Yang tentu saja mengurangi kenikmatan pembaca untuk mencerna isinya.

Tip #8 - Cerita yang masuk akal, dan manusiawi.​

Tidak jarang cerita yang digambarkan sangat sempurna. Baik dari segi latar belakang, jalan cerita, maupun penggambaran tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya. Cerita semacam ini malah terkadang terasa "tidak sreg", tidak relate. Kecuali cerita yang dibuat benar-benar super fantasi.

Cerita panas memang salah satu tujuannya adalah untuk merangsang pembaca. Sehingga gambaran yang sempurna dan memancing imajinasi liar pembaca diberikan oleh penulis. Namun terkadang, justru karena terlalu berlebihan itu menjadi tidak pas. Karena secara internal, pembaca akan membandingkan dengan realitas di dunia nyata. Faktanya di dunia nyata jarang sekali menemukan sesuatu yang "sempurna".

Contoh:
  • Postur tubuh sempurna, athletis parah.
  • Alat kelamin yang super besar, panjang, berurat, tahan lama. Faktanya besar dan panjang alat kelamin laki-laki asia, khususnya asia tenggara tidak sebesar dan sepanjang itu.
  • Ukuran buah dada 36D yang masih sekel dan tegang, badan langsing, pinggul besar. Itu nyatanya patut dipertanyakan. Karena biasanya wanita dengan ukuran payudara yang besar, biasanya payudara tersebut tidak tegang, tapi menggantung. Dan ukuran payudara besar biasanya dimiliki oleh wanita berbadan besar. Ada pada kasus-kasus tertentu, wanita langsing yang berpayudara besar, namun tidak sebesar itu. Karena jika dinalar, maka proporsinya tidak sesuai. Kecuali payudara wanita yang menjalani operasi plastik, itu lain cerita.
  • Penggambaran tentang kondisi alat kelamin wanita yang sempurna, peret, empot-empot ayam dan wangi. Sewangi-wanginya alat kelamin, tetap masih berbau.
  • Jalan cerita yang ajaib. Kadang ada cerita yang menggambarkan perjalanan si tokoh utama seperti layaknya sinetron. Hari ini miskin dan susah. Besoknya sudah kaya raya, tajir melintir bisa memilih wanita mana saja.
Bagaimana cara mengatasinya? Cara termudah adalah dengan membaurkan yang baik dengan yang kurang.

Contoh:
  • Meskipun badannya pendek dan kulitnya hitam, tetapi wajahnya manis sedap dipandang.
  • Buah dadanya kecil, tapi pantatnya lumayan semok.
  • Alat kelaminnya tidak terlalu panjang, tetapi gaya permainannya membuat wanita mana saja bertekuk lutut.
  • Meskipun vaginanya agak kehitaman dan bergelambir, namun membuat pria muda itu orgasme hanya dalam 5 menit.
Terima kasih pada agan @belajar mesum yang telah memberikan tip-tip ini.

Tip #9 - Menentukan gaya bahasa yang tepat.​

Penentuan gaya bahasa menentukan penggunaan pilihan kata (diksi) yang tepat untuk cerita. Ini biasanya juga terkait dengan latar belakang tokoh yang diceritakan.

Penerapan yang paling sering dijumpai adalah pada penyebutan nama kelamin, dan beberapa istilah seks. Pada cerita yang latar belakang tokohnya kalangan menengah ke atas (berpendidikan), biasanya menggunakan kata: penis, mr p, batang kemaluan, vagina, lubang kewanitaan, miss v, payudara, bersenggama. Pada cerita yang menceritakan kalangan menengah bawah (kurang berpendidikan), biasanya menggunakan istilah: kontol, memek, tempik, meki, toked, ngentot, ngewe. Tentu saja, ini semua diiringi dengan penggambaran lainnya yang menarik sesuai isi cerita.

Pemilihan diksi / kosakata yang tepat dapat meningkatkan rasa yang diterima pembaca ketika membaca cerita tersebut.

Tip #10 - Jangan mencampur bahasa.​

Ada beberapa cerita yang dituliskan dengan mencampur-campur bahasa, baik di judul maupun di dalam ceritanya. Bahasa Indonesia sebagai bahasa utama cerita sering dicampur dengan bahasa asing ataupun bahasa daerah.

TS kurang tertarik jika judul sebuah cerita menggunakan Bahasa Inggris, apalagi yang belepotan. TS kurang merasakan sensasi yang menarik untuk membacanya. TS merasa tidak relate dengan cerita tersebut. Mungkin ini masalah selera.

Kadang di dalam cerita, ada dialog yang dicampur menggunakan bahasa asing atau bahasa daerah. Untuk awal-awal pengenalan, biasanya masih OK. Ini biasanya terjadi jika tokoh berhubungan dengan orang asing, atau latar tempat cerita terjadi di daerah tertentu. Selanjutnya, cukup diberikan keterangan saja, bahwa dialog dilakukan dengan bahasa tertentu.

Contoh:
  • "Budhal jam piro teko omah?" tanya mbak Sri dalam bahasa Jawa yang medok.
  • "Jam 7 isuk, mbak." jawab Rudi.
Dialog tersebut terjadi ketika Rudi pertama kali bertemu mbak Sri. Selanjutnya, narasi cerita dan dialog bisa diteruskan dengan menggunakan bahasa Indonesia.

Namun terkadang, memang ada cerita yang memang lebih tepat jika dialognya dituliskan dalam bahasa daerah, untuk memperdalam rasa. Namun tetap, narasi dilakukan dalam bahasa Indonesia. Tetapi ada konsekuensinya, sebagian pembaca yang tidak mengerti bahasa tersebut akan kesulitan memahaminya. Akibatnya, dialog yang dituliskan dalam bahasa daerah, diikuti dengan penjelasan dalam bahasa Indonesia. Menuliskan cerita semacam ini akan menyulitkan, ceritanya pun akan terasa kurang mengalir.

Memang tidak ada pakem yang pasti, tergantung jam terbang si penulis. Ada kok suhu yang lihai meracik cerita semacam ini. Tapi untuk pemula, sebaiknya gunakan bahasa Indonesia yang standar saja, yang mudah dimengerti khalayak ramai.

Tip #11 - Gunakan kata ganti nama orang, dan nama tempat yang jelas.​

Banyak cerita yang dalam narasinya menggunakan kata ane, gw, doi. Entah kenapa TS merasa tidak sreg dengan hal ini. Membaca istilah ane, gw dan doi malah membuat TS merasa malas untuk melanjutkan membaca cerita tersebut, merasa ilfil. Penggunaan ane dan doi, menurut TS paling tepat digunakan pada postingan Field Report, atau Gambar IGO, Film IGO yang memang kadang disertakan keterangan tentang kejadian, atau si pelaku di dalamnya.

Pada cerita fiksi ataupun cerita yang berdasarkan kisah nyata, banyak cerita yang menggunakan istilah si A, si B, si C, dst untuk menggantikan tokoh-tokoh yang terlibat di dalam cerita. Mengapa tidak dibuat nama samaran saja? Misalnya: Budi, Joko, Agus, Rina, Neni, Dinda.

Contoh:
  • Sebut saja namaku Paijo. Aku lahir pada Mei 1990, sehari setelah Bapakku meninggal.
  • Sebulan yang lalu, aku berkenalan dengan perempuan paling cantik yang pernah kutemui. Sebut saja namanya Dinda.
Dengan membuat narasi seperti di atas, pembaca akan tahu bahwa Paijo dan Dinda adalah nama tokoh rekaan.

Selain penyebutan nama tokoh, penyebutan nama tempat (kota), nama lembaga juga tak kalah absurd. Mungkin tujuannya juga untuk menyamarkan tempat kejadian. Misalnya kota Y, kota S, kota B, lembaga Z, dsb. Semestinya ini bisa ditingkatkan.

Contoh:
  • Saat ini aku masih kuliah di sebuah perguruan tinggi negeri ternama, di kota terbesar ke-2 di Jawa Timur.
  • Umurku sudah cukup matang, 40 tahun. Namun demikian aku masih belum berkeluarga, karena kesibukanku yang luar biasa sebagai karyawan di salah satu bank BUMN ternama. Aku bertugas di daerah paling timur di pulau Jawa. Tugasku sebagai Relation Officer mengharuskanku banyak bertugas ke berbagai daerah, yang menjadi wilayah kerja kantorku.
  • Aku tinggal nge-kost di salah satu kota di Jawa Barat, kota yang terkenal dengan sebutan "Kota Hujan".
Bagaimana, mudah kan?

Terima kasih untuk agan: @faraway, @caligula1979, @listob, @belajar mesum.

Tip #12 - Buat judul yang masuk akal, dan tidak terlalu rumit.​

Pernahkah teman-teman menjumpai judul cerita seperti:
  • Seminggu Menjadi Pemuas Nafsu Adik Tanteku
  • Gelora Cinta Kakak Dari Kakak Sepupuku
  • Ngentot Adiknya Adik Sepupuku
  • Memerawani Adiknya Adik Sepupu Temanku
TS menyebut judul seperti contoh di atas sebagai judul yang rekursif (kurang tahu istilah yang pas untuk judul semacam itu). Judul seperti itu kurang mudah untuk dipahami, dan membutuhkan waktu bagi pembaca untuk memikirkannya. Mengapa tidak sebaiknya diganti dengan alternatif yang lebih baik, lebih pas? Misalnya:
  • Seminggu Menjadi Pemuas Nafsu Tanteku. Karena adik tante, secara teknis masih disebut tante, bukan? Atau Seminggu Menjadi Pemuas Nafsu Adik Ibuku, jika tante yang dimaksud adalah adik dari Ibu? Atau Seminggu Menjadi Pemuas Nafsu Kakak Ibuku, jika tante yang dimaksud adalah kakak dari Ibu.
  • Gelora Cinta Kakak Sepupuku, bukankah kakak dari kakak sepupu adalah kakak sepupu juga? Atau diberi judul alternatif, Mbak Intan, Kisah Terlarang dengan Kakak Sepupuku.
  • Ngentot Irma, Adik Sepupuku yang Imut. Penjelasan, sama.
  • Cindy, Cinta Monyet ABG Tanggung. Nanti dijelaskan di dalam cerita, bahwa Cindy adalah adik sepupu dari teman si tokoh dalam cerita.
Jadi, jangan sampai membuat judul cerita panas, "Ngentot 7 Hari 7 Malam Bersama Adiknya Adik Sepupu Tanteku".

Tip #13 - Pertimbangkan skema yang baik dalam pemberian judul cerita bersambung.​

Masih berkaitan dengan pembuatan judul cerita. TS yakin teman-teman pernah menjumpai judul cerita seperti:
  • Sang Pejantan
  • Lanjutan Sang Pejantan
  • Lanjutan Lagi yang Ke-2 Cerita Sang Pejantan
  • Lanjutannya. Sumpah TS pernah melihat judul cerita "Lanjutannya".
Mengapa tidak membuat judul cerita:
  • Sang Pejantan Bagian 1
  • Sang Pejantan Bagian 2
  • Sang Pejantan Bagian 3
  • Sang Pejantan Bagian 4 [Tamat]
Itulah sebabnya penting memiliki pertimbangan yang matang soal alur cerita yang dibuat. Dengan mengetahui betul alur cerita, maka penulis bisa memperkirakan dan membuat skema judul yang tepat.

Berikut beberapa skenario yang bisa dipakai untuk membuat judul.

Jika Cerita Dibuat dari Awal​

Jika cerita dibuat dari awal, dari nol, maka penulis bisa memperkirakan, memikirkan alur cerita akan seperti apa. Dari situ, penulis bisa memperkirakan pula, cerita yang dibuat akan jadi berapa bagian? Misalnya cerita akan terdiri dari 4 bagian, penulis sudah bisa menentukan alur cerita inti di tiap bagian tersebut. Dari situ, kemudian bisa dibuat judul yang berurutan. Misalnya:
  • Sang Pejantan Bagian 1
  • Sang Pejantan Bagian 2
  • Sang Pejantan Bagian 3
  • Sang Pejantan Bagian 4 [Tamat]
Atau jika Sang Pejantan dibuat sebagai judul besarnya, dan tiap bagian memiliki judul tersendiri:
  • Sang Pejantan - Bagian 1 : Awal Perkenalan
  • Sang Pejantan - Bagian 2 : Mawar yang Layu
  • Sang Pejantan - Bagian 3 : Perjalanan Panjang
  • Sang Pejantan - Bagian 4 : Senja Bahagia
Atau:

Sang Pejantan
  • Chapter 1: Awal Perkenalan
  • Chapter 2: Mawar yang Layu
  • Chapter 3: Perjalanan Panjang
  • Chapter 4: Senja Bahagia
Dengan membuat judul yang teratur dan berurutan, akan memudahkan pembaca dalam menemukan bagian-bagian cerita yang berkaitan. Karena tak jarang, pembaca akan menemukan judul thread cerita, bukan dari bagian awal. Misalnya dari bagian 3. Dari sini, jika ceritanya menarik pembaca akan mencari bagian awal, dan bagian lanjutan cerita tersebut.

Ketika pembaca mencari bagian-bagian cerita tersebut menggunakan kotak pencarian, daripada menemukan judul cerita:
  • Sang Pejantan
  • Lanjutan Sang Pejantan
  • Lanjutan Lagi yang Ke-2 Cerita Sang Pejantan
  • Lanjutannya Lagi yang Terakhir.
Bukankah lebih baik jika pembaca menemukan judul cerita:
  • Sang Pejantan Bagian 1
  • Sang Pejantan Bagian 2
  • Sang Pejantan Bagian 3
  • Sang Pejantan Bagian 4 [Tamat]
Atau:
  • Sang Pejantan - Bagian 1 : Awal Perkenalan
  • Sang Pejantan - Bagian 2 : Mawar yang Layu
  • Sang Pejantan - Bagian 3 : Perjalanan Panjang
  • Sang Pejantan - Bagian 4 : Senja Bahagia [Selesai]

Jika Cerita Berkembang Secara Organik​

Tak jarang sebuah cerita berkembang lebih menarik, di luar ekspektasi awal. Mungkin penulis awalnya iseng-iseng membuat sebuah cerpen. Namun ternyata respon dari pembaca sangat baik, dan mendorong penulis untuk melanjutkan ceritanya. Untuk menghargai respon dari pembaca, serta karena dorongan adrenalin penulis dari banyaknya dukungan tersebut, maka penulis meneruskan cerita tersebut.

Pembuatan judul cerita yang berurutan pada kasus seperti ini kurang bisa diterapkan. Mungkin karena cerita sudah terlanjur populer. Jika judul cerita diubah, padahal sudah populer, bisa jadi merubah mood cerita tersebut.

Pada cerita-cerita yang berkembang secara organik, sporadis seperti ini, masih ada cara yang bisa ditempuh untuk membantu pembaca untuk bernavigasi di antara cerita-cerita yang saling berkaitan. Misalnya:
  • Semalam di Pantai Ancol
  • Bandung Lautan Birahi
  • Dian, Bidadari Dari Jogja
  • Petualangan Terakhir
Buat saja semua judul cerita yang saling lepas, seperti judul cerpen pada umumnya. Seolah-olah tidak berkaitan (seperti contoh di atas). Nanti di dalam cerita, di awal atau di akhir masing-masing cerita diberikan keterangan tentang cerita tersebut, dan bagian-bagian cerita yang lain. Syukur-syukur kalau diberikan link ke bagian-bagian cerita yang dimaksud. Dengan demikian, pembaca akan dapat dengan mudah menuju dan mengikuti cerita tersebut. Misalnya:

Cerita ini adalah bagian ke-2 dari cerita Semalam di Pantai Ancol. Mengisahkan petualangan Jono saat ia menjalani magang di kota Bandung.
Intinya, jangan biarkan pembaca kesulitan menemukan bagian-bagian cerita yang bersambung, yang memiliki sequel, yang masih berhubungan dengan cerita yang sedang dibaca. Pembaca akan berterima kasih dan mengapresiasi hal ini.

Tip #14 - Berikan kata "Bersambung" di akhir cerita yang masih memiliki kelanjutan.​

Di akhir cerita yang masih bersambung, berikan kata:
  • Bersambung...
  • To be continued...
  • Bagian 3 Selesai.
Atau kata apalah yang bisa dimengerti, yang memberi tahu pembaca bahwa cerita masih ada sambungannya. Lebih baik lagi kalau ditambahkan link ke bagian sebelum / selanjutnya.

Terkadang ada juga cerita yang masih dalam satu bagian, namun karena terlalu panjang harus dipotong ke postingan berikutnya. Sebaiknya ini juga diberikan keterangan. Misalnya, di bagian akhir sebelum cerita dipotong, diberikan keterangan:

Masih bagian 3, lanjutannya ada di sini:
Atau:

Sorry, terpotong. Lanjutannya di sini >>>
Beri link ke bagian tersebut.

Dengan demikian, pembaca tidak harus men-scrolling, dan membuka semua halaman thread untuk menemukan bagian cerita yang dimaksud.

Tentu saja, penulis perlu berlatih bagaimana cara membuat link navigasi, menggunakan BB Code.

Tip #15 - Berikan kata "Tamat" untuk cerita yang sudah selesai.​

Untuk cerita yang sudah selesai baik cerpen atau cerbung, di akhir cerita berikan kata:
  • Tamat
  • Selesai
  • Fin
  • Habis
Dan sebagainya, yang memberi tahu pembaca bahwa cerita tersebut sudah selesai. Sehingga pembaca tidak bertanya-tanya. "Masih ada lanjutannya nggak sih cerita ini?"

Pada cerita bersambung, setelah semua cerita rampung dan selsai, ada baiknya pula jika judul cerita (judul thread) diberikan penanda juga, bahwa cerita tersebut sudah tamat. Misal:
  • Perjalanan Sang Pejantan [TAMAT]
  • Cinta Suci Untuk Winda [Selesai]
Dari situ, pembaca yang menemukan thread cerita tersebut untuk pertama kali, bisa tahu kalau cerita bersambung tersebut sudah rampung semuanya.

Tip #16 - Berikan index.​

Jika cerita yang dibuat merupakan cerita bersambung yang terdiri dari banyak bagian, ada baiknya jika cerita tersebut dilengkapi dengan index. Tujuannya tidak lain untuk membantu memudahkan pembaca untuk berpindah-pindah ke bagian-bagian cerita yang lain. Pembaca akan sangat terbantu dengan adanya index.

Sebenarnya index tidak hanya berguna untuk cerita bersambung saja. Pada cerpen, yang kemudian berkembang menjadi cerita ber-sequel, penggunaan index juga sangat memudahkan bagi pembaca. Pada cerita bersequel, index dapat membantu pembaca untuk menuju cerpen lain yang masih berhubungan dengan yang sedang dibaca.

Pembuatan index sebenarnya tidak terlalu sulit, hanya saja memang perlu dipelajari. Cara pembuatan index sudah dijelaskan secara lengkap dan detail oleh agan @Marucil pada thread Tips dan Trik Dalam Dunia Tulis Menulis.

Tip #17 - Gunakan Point of View (POV) secara konsisten.​

Tak jarang sebuah cerita disajikan dalam bentuk multi-pov, cerita dikisahkan dari berbagai sudut pandang para tokoh yang terlibat di dalamnya. Ini sebenarnya sangat tricky, karena tak jarang hal ini menyebabkan jalan cerita menjadi rancu. Cerita dikisahkan pada sudut pandang yang bercampur-campur.

Sebagai pemula, sebaiknya sedari awal sudah menentukan, cerita akan dibawakan melalui sudut pandang mana? Setelah diputuskan, maka buat cerita dengan sudut pandang yang sudah dipilih secara konsisten.

Dengan menggunakan sudut pandang yang konsisten, maka tidak perlu menuliskan kata-kata: POV X, POV Y dst. Dengan X dan Y adalah nama tokoh di dalam cerita. Sebaiknya itu dihilangkan saja.

Lain cerita jika yang menulis adalah para suhu yang lihai menggambarkan cerita melalui multi-pov. Tanpa menuliskan: Pov X, Pov Y, dst; pembaca sudah bisa tahu, cerita pada bagian itu adalah merupakan Pov X, atau Pov Y, dst.

Tip #18 - Hilangkan kalimat "Silakan percaya atau tidak..."​

Pada beberapa cerita yang diangkat berdasarkan dari kisah nyata si penulis, tak jarang di akhir cerita ditambahkan kalimat "Silakan percaya atau tidak...", atau yang semacamnya. Menurut TS itu tidak berguna, dan tidak diperlukan.

Biarkan pembaca yang menilai apakah cerita tersebut bisa dipercaya atau tidak. Tugas penulis cerita adalah membuat cerita yang menarik, yang bisa memancing imajinasi pembacanya. Jika itu sudah terpenuhi, itu sudah cukup.

Tip #19 - Buat catatan untuk cerita, pada bagian yang terpisah.​

Ada kalanya si penulis cerita perlu memberikan keterangan tentang cerita yang ditulis. Misalnya keterangan bahwa cerita tersebut merupakan sequel dari cerita sebelumnya. Penulis memberikan link ke bagian cerita sebelumnya. Atau keterangan lainnya.

Untuk memberikan catatan semacam ini, buat pada bagiannya sendiri, pisahkan dari cerita. Catatan bisa dibuat sebelum, atau sesudah cerita. Berikan batas yang jelas, antara bagian catatan tersebut dengan bagian cerita.

Contoh:

Cerita ini adalah lanjutan dari cerita sebelumnya, yaitu Perjalanan Seorang Pemuda. Bagian ini menceritakan perjalanan Anwar ketika merantau ke kota Jakarta.
*****
Mulai dari sini ditulis bagian cerita utamanya.
...
dst.

Tip #20 - Sebaiknya jangan meminta saran tentang kelanjutan cerita.​

Idealnya, sebuah cerita lahir dari imajinasi si penulis. Bolehlah penulis mendapatkan inspirasi dari komentar pembaca. Yang kemudian diolah menjadi imajinasi, dipadukan dengan pemikiran penulis sendiri.

Jika sebuah cerita terlalu menggantungkan saran pembaca, maka cerita tersebut rawan akan macet di tengah jalan. Atau bahkan cerita tersebut akan berakhir dengan tidak jelas, karena terlalu banyak kemungkinan plot yang mungkin terjadi.

Tetapi jika teman-teman merasa mampu, dan mau untuk membuat cerita yang mengakomodasi jalan cerita yang disampaikan pembaca, silakan saja. Ada kok, penulis cerita yang sukses dengan menerapkan cara seperti ini. Thread yang dibikin juga rame, karena lebih interaktif.

Namun jika teman-teman merasa masih pemula, dengan skill yang masih pas-pasan seperti TS sendiri, sebaiknya jangan mencoba-coba. Karena konsekuensinya cerita bisa kacau balau.

Semestinya seorang penulis, dalam taraf tertentu memiliki idealisme dan independensinya sendiri. Penulis cerita adalah tuan dari cerita yang ditulisnya.

Tip #21 - Gunakan software yang tepat untuk menulis / mengedit cerita.​

Di masa kini, ada banyak software yang bisa dipakai untuk membuat sebuah catatan dan menulis cerita. Baik itu yang berbasis Android, IOS, Linux PC atau Windows.

Penulis bisa saja menulis cerita menggunakan aplikasi Notes pada handphone. Mungkin penulis merasa dengan menggunakan hp bisa menulis kapan saja, tidak perlu menghidupkan komputer atau laptop.

Sebelum memposting cerita, tentu cerita tersebut masih memerlukan proses editing. Tujuannya untuk memeriksa kesalahan ketik (typo), atau memeriksa penggunaan tanda baca, dsb. Pada proses editing inilah, penggunaan software yang mumpuni dibutuhkan. Software semacam ini dapat membantu mempercepat proses editing.

Misalnya pada MS Word, kita bisa dengan mudah mengubah straight quotes menjadi smart quotes. Smart quotes adalah tanda petik melengkung (curly quotes), yang lazim dipakai pada dialog. Sebuah kalimat dialog langsung diawali dengan tanda (“) dan diakhiri dengan tanda (”).

Faktanya proses editing tidak berhenti sampai di situ saja. Agar tampilan cerita menjadi lebih rapi, ketika memposting cerita kita masih perlu memformat ulang cerita tersebut pada software forum diskusi (Bulletin Board). Setelah memastikan cerita sudah diformat dengan baik, barulah kita mem-publish cerita tersebut.

Tip #22 - Baca thread "Tips dan Trik Dalam Dunia Tulis Menulis".​

Untuk menambah dan memperdalam ilmu tulis menulis, silakan cek thread Tips dan Trik Dalam Dunia Tulis Menulis yang dibuat oleh agan @Gini aja dech. Thread tersebut berisi tip dan trik yang lengkap dan detail soal cara penulisan sebuah cerita. Banyak kontribusi ilmu tulis-menulis yang disampaikan oleh para suhu di forum ini pada thread tersebut.

Pada thread tersebut, teman-teman bisa menemukan penjelasan tentang:
  • Bagaimana cara membangun karakter.
  • Bagaiaman cara membuat alur cerita (plot).
  • Bagaimana membuat adegan panas.
  • Diskusi tentang POV.
  • Diskusi tentang filosofi penulisan.
  • Daftar penbendaharaan kata (kosakata), yang berhubungan dengan cerita panas.
  • Tip mengatasi writer's block, kondisi penulis merasa stuck.
  • Bahkan sampai diskusi tentang Deus Ex Machina.
Dan sebenarnya, thread ini terinspirasi dari thread tersebut. Hanya saja, thread ini lebih berfokus pada aspek-aspek teknik penulisannya. Thread ini mencoba bersikap pragmatis, dengan menyajikan tip-tip yang bisa langsung diterapkan oleh para pemula untuk membantu meningkatkan mutu cerita yang ditulis.

Tip #23 - Lihat contoh cerita dari karya para maestro.​

Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas penulisan cerita, adalah dengan banyak membaca. Dengan banyak membaca, secara tidak langsung memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara membangun sebuah cerita. Kita jadi tahu, bagaimana para suhu menggambarkan sebuah narasi cerita.

Silakan cek thread Daftar Cerita Terbaik Karya Para Maestro untuk menemukan cerita para suhu di forum ini.

Salah satu cara jitu untuk berlatih menulis adalah dengan teknik Amati, Tiru, Modifikasi. Amati cerita para suhu. Tiru teknik menulisnya, jangan tiru ceritanya. Modifikasi, berikan kekhasan yang menjadi signature, yang menjadi ciri penulisan teman-teman sendiri.

Tip #24 - Jangan takut cerita dinilai jelek. Tetap berlatih dan berusaha.​

Seribu langkah, dimulai dari satu langkah pertama. Sebelum berlari, tentu harus belajar berjalan dahulu.

Tidak ada penulis cerita yang ujug-ujug langsung pandai dan lihai dalam menulis. Semua tentu berkembang secara bertahap.

Untuk itu jangan takut cerita dinilai jelek. Jangan takut jika cerita yang ditulis mendapatkan kritik dari pembaca. Terima saran dan kritik itu. Ambil yang baik-baik. Ambil kritik dan saran yang masuk akal dan membangun. Karena faktanya banyak juga kritik yang hanya bersifat troll atau flamming.

Jadikan saran dan kritik yang disampaikan pembaca, sebagai bahan untuk memperbaiki karya yang akan akan dibuat selanjutnya. Dengan demikian kita bisa bertumbuh, menjadi penulis yang lebih baik.

Menulis itu seperti skill lainnya, akan makin bagus jika dilatih terus-menerus. Ala bisa karena biasa.

Penutup​

Terima kasih sudah membaca thread ini. Jika teman-teman ingin menambahkan, atau ingin memberi kritik dan saran silakan disampaikan.

Beberapa poin pada thread ini memang subyektif, berdasarkan selera TS. Jika teman-teman berbeda pendapat, silakan. Karena selera tiap orang berbeda-beda. Utarakan ide teman-teman di sini, untuk memperkaya ide diskusi pada thread ini.

Yang terakhir, jika dalam menuliskan thread ini ada kata-kata atau tone yang salah, terasa mengusik, menyinggung, atau menggurui teman-teman, TS mohon maaf yang sebesar-besarnya. Percayalah, TS tidak bermaksud demikian.



Terima kasih.
 
Terakhir diubah:
Beberapa poin aku setuju sih, memang agak risih kalo baca cerita tapi masih nemu "gw" dan "ane", kayak kurang effort nya aja gitu. Sama juga soal tanda baca.
Memang mungkin gak semua orang punya pengetahuan yang cukup untuk menulis dengan baik, bisa mulai menulis aja udah bagus, tapi kalau udah niat menulis kan gak ada salahnya untuk belajar teknik-teknik penulisan dasar yang pastinya bisa bikin pembaca merasa nyaman membaca cerita kita.
 
Wow nggak nyangka ada yang share tips dan kritik penulisan SF cerita panas, apa nggak salah room yah? sepertinya melanggar TIP yang pertama nih hahaha...well whatever lah

Tips (atau lebih tepatnya kritik??) yang disampaikan pada hematnya ada benarnya. Beberapa sudah disampaikan oleh pembaca sendiri di thread masing2 yang mereka baca.

Hanya saja satu yang mengganjel hati saya ketika membacanya, sebagaimana anda meng"kritik" para penulis di sini, anda juga layaknya saya "kritik" juga dengan tulisan anda

Baik dimulai dari gambaran umum dulu ya, membaca tulisan anda, saya seperti mendengar keluh kesah anak kecil, Kenapa? sederhana saja akun anda masih junior. Orang selalu melihat "kredibilitas" pengkritik. Beda ceritanya jika yang memberikan maestro di sini, saya yakin orang pada mengamininya. Ujung-ujungnya ntar ada yang komentar "Ente pandai mengkritik aja, coba buat sendiri"....nah lho

Sekarang poin per poin TIP (nggak semua juga sih)
TIP 2 : Kebanyakan cerita di sini dibuat sambil jalan, simultaneously, jika anda banyak membaca cerpan di sini, pasti sudah bisa mengambil kesimpulan seperti itu. Kenapa? sederhana saja, penulis butuh adaptif dengan lingkungannya, mencari ide, ilham dan membaca arah "gelombang" dari keinginan para pembaca. Jadi jarang cerita di sini kerangka besarnya sudah rampung 90% lebih, susah, sangat susah untuk seperti itu.
Lalu koq malah ente yang males dengar alasan, keluh kesah RL penulis? mau gimana lagi, ini cerita gratis, setidaknya empati lah pada penulis, anda bisa saja kritik sana kritik sini karena anda belum merasakannya...atau sudah? Wallahua'lam

TIP 5 Index? yah itu nanti saja, karena penulis baru punya pikiran kemudian untuk hal itu, pertama mungkin penulis tidak begitu paham BB code atau itu tidak masuk prioritas. dan seringkali pembaca di sini yang baik memberikan bantuan membuatkan indeksnya. Ini menunjukkan empati dan apresiasi antara pembaca dan penulis. Menurut saya membaca thread dengan iklim seperti ini, sama mengasyikkannya dengan cerita itu sendiri

TIP 6 : tidak mesti juga seperti itu. Kenapa karena setiap cerita ada "rasa" terkadang dengan menambahkan session berikutnya dengan kata2 "Lanjutan" membuat penasaran pembaca untuk bisa menikmati "rasa" itu kembali. Anda bingung? well, klo sesama penulis mesti paham lah maksud saya ni... Jika menggunakan chapter, session atau epilog apalah, cerita terkadang menjadi "berat" sebelum waktunya, dan butuh kelas maestro tingkat tinggi untuk konsisten dalam hal ini. Ada kalanya, sambungan yang tidak sistematis, dan terpencar-pencar menambah "nilai" lebih...Kenapa? karena bisa jadi cerita tersebut Real pengalaman hidup penulis yang ada korelasinya dengan kondisi dia terkini. Ingat ini cerita panas khas froum semprot, bukan cerita novel terbitan Gramedia. Jadi tolong jangan terjebak menyamakannya.

TIP 10 Bahasa proper? baku? nanti dulu, beberapa cerita bisa seperti itu, tapi untuk cerita-cerita kebanyakan tidak bisa. Kenapa? karena cerita berusaha merefleksikan kehidupan sehari-hari, tentu di kehidupan sehari-hari bahasa baku jarang digunakan. Terus anda mengkritik beberapa judul seperti "Bercinta dengan adik ibuku sendiri" diganti dengan "bercinta dengan bibi sendiri", sama secara bahasa, namun hilang dan berbeda secara rasa. Sekali lagi kenapa ada frasa adik ibuku di situ?, saya yakin penulis ingin menekankan adanya peran "Ibu" di situ (klo penulis pasti paham maksud saya ini) begitu juga penjelasan untuk judul2 yang lain.

TIP 11 tidak ada rumusan baku untuk ini. Kadang cerita ada yg bagus dibuat berpanjang-panjang, atau malah ada cerita luar biasa yang cukup dibuat singkat. kadang ada penulis yang membuat cerita multiple super singkat tapi di buat segmen2, kenapa? mungkin ingin menangkap momen, atau pengen berbeda dan menarik perhatian, atau bisa jadi mendramatisir cerita, karena ini metode yang paling feasible untuk dilakukan.

Itu saja "masukan" dari saya atas tulisan anda. Anda banyak kasih "No Debat"...come on?? tulisan hebat ini pastilah memancing perdebatan, jadi nikmati aja konsekuensinya ...hehe....Tulisan anda luar biasa, memberikan edukasi yang selayaknya. Namun sayang beberapa "kritikan" anda saya tangkap karena anda "mungkin" belum merasakan dunia penulisan cerita panas khas semprot itu sendiri. Metafora yang sarkastik seperti penonton sepak bola yang merasa lebih pandai bermain bola dibanding pemain bolanya sendiri.

That's all, keep spirit en hef fan...
 
Beberapa poin aku setuju sih, memang agak risih kalo baca cerita tapi masih nemu "gw" dan "ane", kayak kurang effort nya aja gitu. Sama juga soal tanda baca.
Memang mungkin gak semua orang punya pengetahuan yang cukup untuk menulis dengan baik, bisa mulai menulis aja udah bagus, tapi kalau udah niat menulis kan gak ada salahnya untuk belajar teknik-teknik penulisan dasar yang pastinya bisa bikin pembaca merasa nyaman membaca cerita kita.
Setuju bro..., aku suka lemes kalo baca cerita isinya cuma "ane" dan "doi', siapa si ane, siapa si doi gak jelas namanya. Sering juga nemuain nama pelaku disingkat si A, si B, si C, dst.. jadi bikin ilfiil. Kalo maksudnya untuk menyamarkan nama pelaku (kalo memang real story), bisa pake nama samaran misalnya Rudi, Nina, Neni, indah, Lina, dsb.
 
klo misal cerbung tapi format diary gimana? itu cerita terus bersambung loh aku baca dirulesnya (klo lebih dari 200 part bikin novel aja uhuhu) tapi kan novel seks mau rilis gimana, emang sengaja share trus cicil.

bukan ceritanya harus matang atau ndak matang. klo aku niat nulis based pengalaman sih tapi disamarkan atau sebgagian fiksi jadi bukan biografi gitu.

ini akun baru blm bisa bikin trit ya disini?
 
Wow nggak nyangka ada yang share tips dan kritik penulisan SF cerita panas, apa nggak salah room yah? sepertinya melanggar TIP yang pertama nih hahaha...well whatever lah

Tips (atau lebih tepatnya kritik??) yang disampaikan pada hematnya ada benarnya. Beberapa sudah disampaikan oleh pembaca sendiri di thread masing2 yang mereka baca.

Hanya saja satu yang mengganjel hati saya ketika membacanya, sebagaimana anda meng"kritik" para penulis di sini, anda juga layaknya saya "kritik" juga dengan tulisan anda

Baik dimulai dari gambaran umum dulu ya, membaca tulisan anda, saya seperti mendengar keluh kesah anak kecil, Kenapa? sederhana saja akun anda masih junior. Orang selalu melihat "kredibilitas" pengkritik. Beda ceritanya jika yang memberikan maestro di sini, saya yakin orang pada mengamininya. Ujung-ujungnya ntar ada yang komentar "Ente pandai mengkritik aja, coba buat sendiri"....nah lho

Sekarang poin per poin TIP (nggak semua juga sih)
TIP 2 : Kebanyakan cerita di sini dibuat sambil jalan, simultaneously, jika anda banyak membaca cerpan di sini, pasti sudah bisa mengambil kesimpulan seperti itu. Kenapa? sederhana saja, penulis butuh adaptif dengan lingkungannya, mencari ide, ilham dan membaca arah "gelombang" dari keinginan para pembaca. Jadi jarang cerita di sini kerangka besarnya sudah rampung 90% lebih, susah, sangat susah untuk seperti itu.
Lalu koq malah ente yang males dengar alasan, keluh kesah RL penulis? mau gimana lagi, ini cerita gratis, setidaknya empati lah pada penulis, anda bisa saja kritik sana kritik sini karena anda belum merasakannya...atau sudah? Wallahua'lam

TIP 5 Index? yah itu nanti saja, karena penulis baru punya pikiran kemudian untuk hal itu, pertama mungkin penulis tidak begitu paham BB code atau itu tidak masuk prioritas. dan seringkali pembaca di sini yang baik memberikan bantuan membuatkan indeksnya. Ini menunjukkan empati dan apresiasi antara pembaca dan penulis. Menurut saya membaca thread dengan iklim seperti ini, sama mengasyikkannya dengan cerita itu sendiri

TIP 6 : tidak mesti juga seperti itu. Kenapa karena setiap cerita ada "rasa" terkadang dengan menambahkan session berikutnya dengan kata2 "Lanjutan" membuat penasaran pembaca untuk bisa menikmati "rasa" itu kembali. Anda bingung? well, klo sesama penulis mesti paham lah maksud saya ni... Jika menggunakan chapter, session atau epilog apalah, cerita terkadang menjadi "berat" sebelum waktunya, dan butuh kelas maestro tingkat tinggi untuk konsisten dalam hal ini. Ada kalanya, sambungan yang tidak sistematis, dan terpencar-pencar menambah "nilai" lebih...Kenapa? karena bisa jadi cerita tersebut Real pengalaman hidup penulis yang ada korelasinya dengan kondisi dia terkini. Ingat ini cerita panas khas froum semprot, bukan cerita novel terbitan Gramedia. Jadi tolong jangan terjebak menyamakannya.

TIP 10 Bahasa proper? baku? nanti dulu, beberapa cerita bisa seperti itu, tapi untuk cerita-cerita kebanyakan tidak bisa. Kenapa? karena cerita berusaha merefleksikan kehidupan sehari-hari, tentu di kehidupan sehari-hari bahasa baku jarang digunakan. Terus anda mengkritik beberapa judul seperti "Bercinta dengan adik ibuku sendiri" diganti dengan "bercinta dengan bibi sendiri", sama secara bahasa, namun hilang dan berbeda secara rasa. Sekali lagi kenapa ada frasa adik ibuku di situ?, saya yakin penulis ingin menekankan adanya peran "Ibu" di situ (klo penulis pasti paham maksud saya ini) begitu juga penjelasan untuk judul2 yang lain.

TIP 11 tidak ada rumusan baku untuk ini. Kadang cerita ada yg bagus dibuat berpanjang-panjang, atau malah ada cerita luar biasa yang cukup dibuat singkat. kadang ada penulis yang membuat cerita multiple super singkat tapi di buat segmen2, kenapa? mungkin ingin menangkap momen, atau pengen berbeda dan menarik perhatian, atau bisa jadi mendramatisir cerita, karena ini metode yang paling feasible untuk dilakukan.

Itu saja "masukan" dari saya atas tulisan anda. Anda banyak kasih "No Debat"...come on?? tulisan hebat ini pastilah memancing perdebatan, jadi nikmati aja konsekuensinya ...hehe....Tulisan anda luar biasa, memberikan edukasi yang selayaknya. Namun sayang beberapa "kritikan" anda saya tangkap karena anda "mungkin" belum merasakan dunia penulisan cerita panas khas semprot itu sendiri. Metafora yang sarkastik seperti penonton sepak bola yang merasa lebih pandai bermain bola dibanding pemain bolanya sendiri.

That's all, keep spirit en hef fan...
wow setuju banget oom golden
 
Thanks infonya Suhu....


saya baru nemu nih thread.... buat saya tulisan ini sangat membantu bagi member pemula seperti saya, yang ingin belajar menulis lebih baik lagi.

ilmunya banyak dan sangat bermanfaat.....

thanks Suhu @alorgud
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd