Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG SANG PEWARIS

Status
Please reply by conversation.
Lembaran 4. MALAM PRAHARA



ANGGRA DIPTA SAPUTRA





RATIH PAMESWARI





Dra. OKTA ARDAWATI, M.Pd





GESI ASDA PUTRI

“Ayo semuanya turun dan segera berbaris, buat 3 bersaf” ucap kak Andi petugas lapangan untuk kegiatan LDK

Aku bersama yang lain segera mengikuti perintahnya dan membentuk barisan, peserta LDK kali ini berjumlah 30 siswa putra dan putri. Ssetelah diberikan pengarahan tentang kelompok dan jadwal kegiatan untuk hari pertama, peserta LDK segera memasuki ruangan Mess yang akan digunakan untuk tempat menginap, ruangan ini seperti bangsal rumah sakit dengan tempat tidur yang berjajar, setelah membereskan perlengkapan dan istirahat kami disuruh untuk menuju ke pendopo yang berada didepan lapangan dan akan mengikuti kegiatan upacara pembukaan.

Saat upacara pembukaan bu Okta sebagai kepala sekolah yang membuka langsung acara LDK ini berpesan agar kami para peserta LDK tidak sembrono dan menjaga sopan santun selama kegiatan LDK ini. Karena memang diketahui semua peserta LDK untuk kegiatan ini berada di tepi hutan yang berada di bagian utara dari kota Kabumian, sehingga masih sangat rawan sekali adanya serangan dari binatang buas. Selain itu daerah Widara memang sangat terkenal dengan kemistisannya dan hampir setiap akan ada acara di daerah sini pasti diadakan ritual untuk tolak bala, banyak mitos yang berkembang dimasyarakat sekitar bahwa area bumi perkemahan ini merupakan singgasana dari Eyang Singoyudho yang tidak jarang menampakan wujudnya berupa singa putih dengan mata biru, selain itu didaerah ini juga terkenal dengan 2 pengawal eyang singoyudho yang tidak kalah menyeramkan yaitu Nyai Ayu Gistara berupa ular besar berwarna kuning dengan kepala manusia dan berbadan ular dengan memiliki 4 buah tangan dan Ki Pedhetselatar yang sering menampakan dengan wujud seekor sapi hitam legam yang sangat besar dengan warna mata merah.

Malam pertama kegiatan LDK di isi dengan penyampaian materi oleh pembina dan narasumber yang sengaja diundang untuk memberikan bekal ilmu kepada kami sebagai para calon pemimpin, seperti manajemen kelompok, motivasi pemimpin, dan banyak yang lainnya. Hingga malam telah menunjukan jam 10 malam , panitia memerintahkan kami untuk segera beristirahat di mess yang telah disediakan, saat aku berjalan bersama adit dan teman teman yang lain karena posisiku berada di barisan paling belakang bersama adit sehingga aku sedikit pelan jalannya, sesampainya di tengah lapangan tidak sengaja mataku menangkap sosok bayangan hitam dengan mata berwarna merah seperti sedang menginntai kami para peserta LDK, sesampainya di dalam mess kami berganti pakaian dan bersiap untuk istirahat aku mencoba untuk melakukan deteksi seperti yang aku lakukan tadi pagi bersama dinda ratih, sejenak aku memejamkan mata sambil berbaring di tempat tidurku hanya dalam satu tarikan nafas aku sudah mulai bisa mendeteksi semua kegiatan yang ada didalam mess ini, masih banyak peserta kegiatan ini belum beristirahat. Aku mencoba untuk melebarkan jangkauan deteksiku hingga bisa merasakan kesemua area di bumi perkemahan ini dan kulihat dinda ratih sedang berbincang dengan 4 orang lain mungkin sedang membahas kegiatan ini dan kulihaat juga para guru dan para penjaga keamanan sedang berjaga. Sedikit aku melebarkan kembali jangkauan deteksiku aku melihat banyak manusia disekeliling bumi perkemahan seperti sedang bersiap siaga

“hemmm pasti mereka divisi kedasih hijau, seperti yang tadi pagi dinda ratih katakan ke aku jika kedasih hijau pasti akan selalu mengikuti dan melindungiku kemanapun aku pergi” batinku

Bergeser ke arah sebelah timur yang merupakan perbatasan dengan hutan lindung Aku menangkap sesosok manusia sedang berjalan memasuki hutan, dia bergerak dengan sangat cepat hampir saja aku kehilangan aliran prananya sehingga aku harus memusatkan deteksi pranaku ke satu orang ini.

“Luar biasa gerakan orang ini, dia bisa bergerak dengan sangat cepat dan gerakannya tidak terbatasi oleh gelapnya dan rimbunnya hutan ini, pasti dia orang yang sakti, apakah dia salah satu dari yodha yeksi?atau salah satu dari kedasih?tapi aliran prana ini begitu berbeda, aliran ini seperti tidak beratturan dan seperti memercik keluar tubuhnya” batinku

Sesaat orang itu berhenti disuatu tempat didalam hutan dalam satu tarikan nafas aliran prananya sekejab menghilang dari deteksiku

eeehhh kemana dia pergi?kenapa dia bisa menghilang?”apakah dia tau sedang aku awasi tapi bagaimana mungkin dia tau sedang aku aawasi?”gumamku

“aaaaaaaaaaaaaa”

Terdengar jeritan dari arah mess bagian putri dan dengan cepat aku terbangun dan kulihat teman temanku yang lain juga sudah bangun dan segera keluar dari mess untuk melihat apa yang terjadi di mess putri, tapi saat kami mencoba membuka pintu ternyata pintu sudah dikunci dari luar sehingga kami tidak bisa melihat apa yang terjadi diluar sana, aku hanya mendengar teriakan teriakan yang saling bersahutan dari para serta putri dan aku juga merasakan banyak orang berlarian, aku kemudian ditarik oleh seseorang untuk mundur kebelakang dan dengan sigap dia menapakkan kakinya kelantai

“taapp wuussshhhhh”

Dengan seketika aku sudah berada di luar ruangan mess, dan kulihat orang yang tadi menarikku adalah Adit.

“Pangapunten ndoro kulo narik asta ndoro” ( maaf tuan saya menarik tangan tuan) ucapnya

“ngomong apa sih kowe dit?”. (bicara apa sih kamu dit) balasku karena adit bersikap tidak seperti biasanya

Saat aku masih belum mengerti dengan sikap adit tadi muncul 2 orang didepan aku dan adit menggunakan pakaian serba hitam deengan aksen hijau muda di beberapa pakaiannya.

“deeepp deppp”

“Mohon ijin melapor raden”
ucap 2 orang tadi yang merupakan anggota divisi kedasih Ijo (Sijo)

Aku yang masih belum mengerti hanya diam saja yang justru kemudian adit yang menjawab keduanya

“laporkan keadaannya segera” ucap Adit

“sendiko dawuh raden, telah terjadi penyerangan secara spiritual kepada salah satu peserta putri dikarenakan tadi dia tidak sengaja keluar dari pembatas yang kita buat sehingga ki pedhetselatar bisa dengan cepat menyerangnya dan melalui peserta itu juga Ki Pedhetselatar dapat memasuki area kegiatan raden”ucap kedasih Ijo

“terus sekarang bagaimana, apakah Ki Pedhetselatar masih mengamuk?” ucap adit

“itulah yang saya herankan raden, setelah ki pedhet masuk area kegiatan kami kemudian melakukam peningkatan pelindung, dia hanya duduk duduk di tengah lapangan seperti sedang menunggu sesuatu, dia tidak berbuat onar lagi” ucap kedasih hijau

“tapi sepertinya tadi terdengar kepanikan dari arah mess putri” ucapku

“Itu adalah salah satu ajian dari ki pedhet yang bisa memanipulasi pendengaran kita saat hati kita sedang dilanda kepanikan” terang adit

“betul sekali ndoro ajian candu suling milik ki pedhet memang dapat membuat kita semakin terlarut dengan kepanikan, tetapi kami sudah meningkatkan perlindungan sehingga para peserta kami jamin dalam keadaan aman.” ucap kedasih Ijo

“bagaimana dengan ndoro ayu?apakah beliau baik baik saja” tanya adit

“Eeeehhhh siapa yang dipanggil adit dengan sebutan ndoro ayu?” batinku

“semua terkendali raden, dan ndoro ayu justru membantu kami untuk melakukan peningkatan segel” ucap kedasih

“terima kasih laporanmu kedasih Ijo, sekarang lakukan tugas kalian selanjutnya” ucap adit

“sendiko dawuh raden” ucap kedasih hijau

“wuuusssshhh wuuussshhhh” dalam satu tarikan nafas kedua kedasih tadi sudah menghilang dari pandanganku dan adit

“dit sebenere opo sik terjadi tow, aku kok bingung dewe?” (dit sebenarnya apa yang terjadi sih, aku kok jadi bingung sendiri) tanyaku

“ndoro tunggu disini saja aku akan menuntaskan dan mengusir ki pedhet selatar dulu” ucap adit sambil pergi ke arah lapangan yang berada di tengah tengah area perkemahan

“dit tunggu, aku ikut kamu” ucapku

Didepan mess kulihat para panitia tidur dengan lelapnya menggunakan kantung tidur, mereka seperti tidak merasakan kejadian tadi dan sepertinya mereka begitu nyaman tidurnya

“tenang saja ndoro, semua orang diarea ini sudah kena ajian “Sirep Bumi” dari para kedasih hijau, jadi mereka tidak akan bangun walau ada gempa bumi sekalipun” terang adit

“weehhh luar biasa ternyata di era yang sudah modern seperti ini masih ada hal hal yang diluar nalar seperti yang aku saksikan saat ini” batinku

“mungkin hanya kita bertiga saja yang masih terjaga di area kegiatan ini ndoro”ucap adit

“bertiga dit, siapa satunya” ucapku

“Sugeng ndalu ndoro putri” ucap adit ke seseorang yang ternyata sudah berdiri dinda ratih yang melihat ke tengah lapangan dengan sorot mata yang serius

“eh dit gimana ini, kamu bisa mengatasi Ki Pedhetselatar sendirian dit?” ucap dinda ratih

“kulo mboten yakin ndoro ayu, nanging nek kulo tingali Ki Pedhetselatar mriki niku mboten bade ndamel goro goro, kadose Ki Pedhetselatar mung penasaran kaliyan ndoro anggra” ( saya tidak yakin ndoro ayu, tapi kalo saya lihat Ki Pedhetselatar kesini itu bukan untuk membuat huru hara, sepertinya ki pedhetselatar Cuma penasaran dengan ndoro anggra)) ucap adit

Dinda ratih yang mendengar itu hanya tersenyum sambil melirikku

“apa sih yang kalian omongkan dari tadi kok aku ga maksud ya” ucapku

“kanda coba kanda atur nafas kanda dan coba lihat ditengah tengah lapangan ada ap disana” ucap dinda ratih

Segera aku melakukan seperti yang dinda ratih katakan dan ketika aku melihat ke arah tengah lapangan.... Astaaaaaagggaaaaa ada sesosok hitam sedang duduk bersila dan menangkupkan kedua tangannya di depan dadanya sambil melotot ke arah kami bertiga dengan sinar mata yang merah menyala, jadi itu Ki Pedhetselatar yang dari tadi dibicarakan oleh mereka semua, pantaslah orang orang sekitar sini takut dengan ki pedhetselatar karena memang wujudnya yang begitu gagah dan besar sekali.

Kulihat adit berjalan ke arah Ki Pedhetselatar dengan santainya tidak ada rasa ketakutan di langkah adit, sesampainya didepan Ki Pedhetselatar adit menghaturkan sembah sungkem sebagai tanda adit menghormatinya, kemudian terlihat mereka berbincang entah apa yang mereka perbincangkan tetapi dengan tiba tiba kulihat sinar merah meluncur dari mata Ki Pedhetselatar ke arah adit

“siiiiiiiiiiiuuuuuuuuttttt siiiisuuttt”

Adit menghentakan kakinya ke tanah untuk menghindari serangan dari Ki Pedhetselatar sehingga tubuhnya melayang dan mundur beberapa tombak ke belakang. Setelah itu adit kembali menghentakan kakinya kesamping dan seketika dia meluncur ke arah kami berdua dengan cepat adit sudah berada di depan ku

“mohon ijin ndoro, Ki Pedhetselatar ingin berkenalan dengan ndoro Anggra” ucap adit

“berkenalan? Dengan makhluk besar itu?” jawabku

Aku merasakan bulu kuduku berdiri mendengar adit bicara tadi, aku harus bertemu dengan makhluk besar itu dan berkenalan, emangnya siapa diriku kenapa dia mau berkenalan denganku, apakah karena aku dikatakan menjadi sang pewaris” jadi makhluk seperti itu harus berkenalan denganku.

“tenang saja kanda, para sesepuh disini itu baik baik kok, nyatanya dinda sering acara disini sampai saat ini dinda masih sehat khan” ucap dinda ratih

“ayo kesana, dinda temeni kenalan sama ki pedhetselatar” lanjut dinda ratih

Kemudian aku mulai melangkah maju menuju ke tengah lapangan, selangkah demi selangkah aku mendekati Ki Pedhetselatar, semakin mendekat semakin besar kurasakan tekanan energi Ki Pedhetselatar, sepertinya dia sengaja memancarkan energi prana nya untuk membuatku takut, dinda ratih yang merasakan hal itu kemudian menggenggam tanganku sambil melirikku sekilas. Kulihat Adit juga mengikuti kami berdua untuk menemui Ki Pedhetselatar di tengah lapangan.

“sembah sungkem cucu kagem mbah pedhetselatar” (sembah sungkem cucu untuk mbah pedhetselatar) ucap dinda ratih setelah kita sampai didepan ki pedhetselatar

“sungkemu tak tompo kanthi kaberkahan nggo awakmu lan keluargamu cah ayu” (hormatmu aku terima bersama dengan keberkahan untuk kamu dan keluargamu anak cantik) ucap ki pedhetselatar

Karena aku tidak tau apa yang harus aku lakukan maka aku pun ikut melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan dinda ratih.

“Sembah sungkem kagem Ki Pedhetselatar ( sembah hormat untuk ki pedhetselatar) ucapku

“hahahhahahahha kowe ki lucu tenan ngger, biso bisone wirodikromo nyerahke “ki wida” meng bocah koyo iki” ( hahahahaha kamu itu lucu nak, bisa bisanya wirodikromo menyerahkan ki wida ke anak seperti ini”) ucap ki pedhetselatar

“pangapunten ki, kulo mboten mangertos nopo sik dipun sanjangake Ki Pedhetselatar ( mohon maaf ki, saya tidak mengerti apa yang dikatakan ki pedhetselatar) tanyaku

“dit, ndoro mu iki durung mbok wei ngerti ya? Apa wae sik bakal di temoni neng awake, aja nganti durung ketemu Rakubumi ndoromu iki wis mati disit” (dit majikanmu ini belum di kasih tau ya? Apa saja yang akan ditemui oleh dia, jangan sampai belum ketemu Rakubumi, majikanmu ini sudah mati terlebih dahulu) ucap ki pedhetselatar

Aku yang merasa disepelekan oleh Ki Pedhetselatar sedikit terbawa suasana dan itu membuat aku sedikit emosi, tanpa disadari aliran prana yang berada didalam tubuhku mulai bergejolak, hawa tubuhku semakin memanas dan sedikit demi sedikit energi prana yang ada dalam tubuhku keluar membuat ki pedhetselatar terkejut dengan perubahan itu.

Ki Pedhetselatar aku mungkin tidak tau apa takdir yang sudah digariskan kepada ku, tapi satu yang pasti jika memang takdirku untuk memusnahkan angkara murka dibumi ini, aku akan berusaha untuk tidak menyerahkan nyawaku sebelum aku menumpas angkara murka itu, jika memang takdirku untuk menjadi pemimpin maka aku akan berusaha menjadi pemimpin yang dapat melindungi rakyatnya” ucapku

“apapun takdir dari yang maha kuasa berikan padaku aku akan terima dengan lapang dada, tapi jika ada ketidak adilan terjadi didepanku atau menimpa orang orang yang aku sayangi, aku tidak akan tinggal diam ki, aku akan menumpas ketidak adilan itu, aku akan melindungi orang orang yang aku sayangi.” Tambahku

“Heemmmmmm, ternyata memang ada sesuatu yang spesial dalam dirimu ngger, aku baru sadar ketika kamu mengeluarkan itu,,,, sekarang aku percaya dengan Wirodikromo, kamu memang layak menjadi “sang pewaris”. Tapi ingat ngger kamu masih terlalu hijau, kamu perlu di tempa di kawah candradimuka agar kamu siap berhadapan dengan “dia”, mungkin kamu sudah melihat ada sesosok dengan aliran prana yang mirip denganmu berjalan ke arah hutan, sebaiknya kamu jangan sampai bertemu dengannya, kamu belum siap baik secara fisik maupun batin. Selama kamu disini aku Ki Pedhetselatar akan menjaga mu” ucap ki pedhetselatar

“aku hanya berusaha berbuat yang terbaik bagi orang orang yang aku sayangi ki, jika memang takdir menuntunku untuk berbuat lebih dari itu maka aku akan berjuang sekuat tenaga.”jawabku ke ki pedhetselatar

“oh iya ki, memang aku tadi sewaktu melakukan deteksi prana menemukan sesosok manusia yang berjalan sangat cepat ke arah hutan ki, sebenarnya aku tidak sengaja tadi menemukannya Cuma aku penasaran sehingga aku ikuti dia dan kemudian dia menghilang” lanjutku

“belum saatnya kamu bertemu dengannya, dan pesanku jangan sekali kali kamu melakukan itu lagi, sekarang kamu fokus dengan menempa dirimu agar kamu siap menjalani takdir yang sudah digariskan untukmu” ucap ki pedhetselatar

“terima kasih ki atas wejangannya” ucapku

“ya sudah aku pergi dulu, ikuti kegiatanmu dengan tenang, oh iya cah ayu sekarang kamu dah tenang khan kandamu sudah ketemu lagi”ucap ki pedhetselatar ke dinda ratih

“HAHAHAHAHAAHA”

Ki Pedhetselatar tertawa sangat keras yang di ikuti dengan perlahan dia menghilang,,,,,

“ddduuuuueeeeeeennnngggggg”

Terdengar suara benturan di arah utara dari area kegiatan, seketika itu pula kami bertiga melihat ke arah itu dan ternyata terlihat ki pedhetselatar memegangi kepalanya

“semprulll tenan, segele malah durung dibuka dadine aku nabrak segele” (semprul sekali, segelnya malah belum dibuka jadinya aku nabrak segel pelindungnya) ucap ki pedhetselatar

“ hihihi pangapunten ki, sekedap njih ki” (hihihi mohon maaf ki, sebentar ya ki) ucap dinda ratih

segera dinda Ratih berkomat kamit dan muncul sinar biru ditangannya kemudian dia mengusap ke udara dan terlihat seperti gapura terbuka di arah utara, seketika itu pula ki pedhetselatar pergi meninggalkan kami semua.

Ke esokan harinya kegiatan dimulai dengan ber olahraga pagi, aku melihat semua panitia dan peserta seperti tidak merasakan kejadian tadi malam dan semuanya bersikap biasa saja. Setelah melakukan sarapan kami melanjutkan kegiatan LDK dengan materi pemantapan mental hampir semua kegiatan berupa kegiatan fisik yang sangat menguras tenaga dimulai dari baris berbaris, hingga halang rintang kami lalui hari ini. Menjelang sore hari terlihat tumpukan kayu sudah dipasang ditengah lapangan untuk acara renungan api suci, tetapi sebelum acara itu ada sebuah test yang digunakan untuk menyeleksi calon calon ketua osis yang di ikutkan dalam pemilihan ketua osis.

Semenjak kejadian malam tadi sikap adit menjadi sedikit berubah ke aku, dia seperti menghindari dan menjaga jarak denganku hingga saat istirahat sore aku mendekatinya

“Dit, kancani yuk dit” (dit temani yuk dit) ucapku

Dia tidak menjawab hanya mengangguk dan mengikutiku

“huurr sebenere kowe ki kenopo tow, coba cerita karo aku hurr” ( hurr sebenernya kamu itu kenapa sich, coba cerita sama aku hurr) tanyaku

Dia melihat ke sekeliling dan dirasa aman kemudian dia mulai berbicara

“maafkan aku ndoro, sebenernya aku sudah tau siapa dirimu sejak kamu baru pindah kekota ini, aku adalah salah satu calon ”Abisatya” untukmu. Semalam aku memanggilmu ndoro karena didepan para “kedasih” aku dari kecil sudah dipersiapkan Untuk menjadi seoarang “yodha yeksi” dan diantara yodha yeksi nanti akan diseleksi lagi menjadi para “abisatya”, tugas utama abisatya adalah menjaga ndoro dimanapun dan kapanpun selain itu sebagai abisatya harus bisa menjadi “teman sejati” dari sang pewaris.” Ucap adit

“tapi waktu malam hari dirumah aku tidak melihatmu dit,,?”tanyaku

“waktu itu aku ada tugas lain untuk mengawasi seseorang” ucap adit

Tidak terasa waktu istirahat selesai dan kami berdua kembali mengikuti kegiatan LDK, para peserta telah berkumpul semua di area pendopo bumi perkemahan, para panitia pun tidak seperti biasanya mereka berkumpul mengelilingi kami di pinggiran pendopo, kulihat dinda ratih berdiri di depan sambil membawa tumpukan kertas, yap sekarang adalah saatnya postest kegiatan LDK dan hasil postest ini nantinya akan digunakan untuk perankingan calon ketua osis yang mengikuti pemilihan langsung. 120 menit waktu telah berlalu dan semua peserta telah menyelesaikan postest yang diberikan panitia, saat ini para peserta telah duduk membentuk lingkaran berbaur dengan panitia, semuanya mengelilingi api unggun di tengah lapangan bumi perkemahan.

Entah disengaja atau memang disengaja dinda ratih duduk disebelah kiriku dan sebelahnya lagi ada gesi, acara api unggun kali ini menampilkan bakat dari para peserta LDK, ada yang menampilkan bakat secara individu tetapi ada pula yang menampilkan bakatnya secara berkelompok, mulai dari menyanyi, membaca puisi, berpantun, ada juga yang berkomedi, ada juga yang bermain band.

“coba kanda lakukan deteksi prana ke sekitar bumi perkemahan sekarang” ucap dinda Ratih tiba tiba saat aku sedang asik melihat pertunjukan teman temanku

“eehhh kenapa dinda?” bisikku ke dia

“lakukan saja”ucapnya

Lalu aku memejamkan mata dan mencoba memulai deteksi prana sesuai perintah dinda ratih, tidak perlu waktu lama aku sudah bisa melihat aliran prana disekelilingku hingga di sekitar area kegiatan, aku melihat banyak sekali prana disekitar area perkemahan ada sekitar 50 orang, pasti mereka adalah para kedasih yang ditugaskan untuk berjaga disekitar area kegiatan tapi kenapa banyak sekali, apa yang sebenarnya terjadi.

“Kenapa banyak sekali penjagaannya dinda” tanyaku

“coba kanda pusatkan deteksi kanda ke arah utara” ucapnya

Aku kembali mennelusuri aliran prana sesuai dengan apa yang dikatakan dinda ratih dan terlihat disana ada sesosok dengan aliran prana yang sangat besar dikelilingi oleh 5 orang.

**POV THIRD**

Disuatu tempat di tengah hutan terlihat seorang laki laki dengan pakaian serba merah sedang berjalan ke arah selatan, dia begitu santai berjalan hingga langkahnya terhenti karena dia dihadang oleh 5 orang yang berpakaian serba hitam, 2 orang baju hitam dengan aksen merah berada didepan orang berbaju merah dan 3 orang lainnya berada di atas ranting pohon mengawasi orang orang yang ada di bawah.

“Siapa kalian, kenapa mengganggu perjalananku” ucap si merah

“maafkan kami kisanak, kemanakah gerangan kisanak akan pergi” ucap damar1 (Kedasih Merah)

hahaha apa urusan anda hingga kemana aku pergi pun harus melapor kepada anda semua” ucap si merah

“kami hanya menjalankan tugas, jika kisanak tidak berkenan maafkan kami”ucap damar2

“HAHAHAH mungkin sebaiknya aku membereskan kalian semua agar tidak mengganggu urusanku” ucap si merah

“sebentar kisanak apa maksud perkataan anda barusan” ucap damar1

“tidak usah banyak bertanya, sudah lama aku tidak melemaskan otot ototku, mumpung aku sedang berbaik hati malam ini aku akan memperlihatkan sedikit hiburan buat kalian semua” ucap si merah

Segera setelah ucapan si merah tadi terdengar hentakan dan di ikuti hembusan angin menuju damar1 dan damar2,

“degh bugh degh bugh”

Karena damar1 dan damar2 lengah dan tidak mengira si merah akan langsung menyerang sehingga tidak siap menerima serangan dari si merah yang menghujamkan kedua kepalan tangannya ke arah pipi damar1 dan damar2, seketika itu pula damar1 dan damar2 terpelanting kebelakang sejauh 3tombak.

“Hahaha hanya segitukah kemampuan dari divisi “kedasih merah” yang katanya merupakan “telik sandi” terhebat” ucap si merah

“uhuuk uhukk”

Terlihat damar1 dan damar2 mengeluarkan darah segar dari mulutnya akibat serangan tadi, kemudian mereka mulai memasang kuda kuda untuk segera bersiap menghadapi serangan berikutnya, sedangkan 3 orang yang berada di atas ranting segera bersiap membuat segel agar pertarungan yang terjadi tidak berpengaruh ke lingkungan sekitar, setelah segel terbentuk salah satu dari ndaru (Kedasih Biru) yang berada di atas ranting pohon mengeluarkan “kicau kedasih” yang merupakan alat seperti seruling yang mengeluarkan bunyi seperti kicauan burung kedasih dengan kode seperti sandi morse.

“Tuuiiittt tuiittt tiiittt tiiittt tiiittt” terdengar suara alat itu ketika ndaru (kedasih biru) meniup alat itu.

“Kalian tidak sanggup kah melawan aku sehingga kalian memanggil bala bantuan” ucap si merah

Ternyata si merah mengetahui kode dari para anggota kedasih, siapakah gerangan si merah ini? kenapa dia memiliki ilmu kanuragan yang tinggi dan dia juga mengetahui kode dari kedasih. Itulah pertanyaan pertanyaan yang keluar dari kedasih yang berada di situ.

“Sebaiknya aku segera membereskan kalian semua sebelum teman teman kalian datang kesini” ucap si merah

“wush wush wush” si Merah langsung melesat menuju Ndaru yang memegang “Kicau Kedasih” yang berada di atas ranting pohon,

“Teeppppp” terlihat tangan si merah mencengkeram leher si Ndaru dan menghempaskannya ke tanah

“Buggghhh” terlihat tubuh Ndaru terpelanting di atas tanah akibat hempasan dari si merah

Sejurus kemudian terlihat si merah telah mengarahkan lututnya tepat ke ulu hati ndaru yang masih tergeletak diatas tanah dari atas pohon,

“wuuussshhhhh” tepat sejengkal luutut si merah menghantam ulu hati ndaru, damar1 menghalau serangan dari si merah dan damar2 menyeret tubuh ndaru dan membawanya ketempat yang aman, damar2 tidak ingin ndaru celaka karena tugas Ndaru adalah mengumpulkan informasi sehingga jika Ndaru celaka maka tidak ada Informasi yang didapat.

“Tap tap tap begh beegghh begghhh” terlihat damar1 mulai menyerang dengan pukulan dan tendangan ke arah si merah, tetapi terlihat si merah begitu santai menghadapi serangan dari damar1

“bugh bugh bugh” sambil menghindari serangan damar1, si merah melancarkan 3 kali pukulan yang tepat masuk ke arah ulu hati damar1 dan satu pukulan masuk ke kepala, membuat damar1 terjerembab dan tidak sadarkan diri. Si merah menjambak damar1 yang sudah tidak berdaya dan kemudian menendang damar1 sehingga damar1 terlempar sejauh 5tombak menabrak pohon besar yang ada disitu, Melihat itu Sijo1 dan sijo2 (Kedasih Ijo) yang berada di atas ranting pohon dan sejak tadi mengawasi pertarungan itu segera meloncat ke arah si merah sambil mengeluarkan jurus tendangan, dengan sigap si merah menangkap tendangan dari sijo1 dan sijo2 dengan tangan kiri dan tangan kanannya yang kemudian memelintir kaki sijo1 dan sijo2 membuat mereka berdua berputar

“duaghh duaaggghh” si merah mendaratkan dua tendangan ke arah perut sijo1 dan sijo2 saat mereka berputar sehingga tendangan itu masuk dengan telak ke mereka berdua dan mereka berdua terpental kebelakang.

“huuueeekkk hueeekkkss” terlihat sijo1 dan sijo2 memuntahkan darah segar dari kedua mulut mereka,

Belum sempat sijo1 mengatur aliran prana yang kacau balau akibat serangan tadi, si merah dengan cepat telah berdiri didepan sijo1 dan langsung mengarahkan kakinya ke kepala sijo1

“duaaaaaaakkkkk” sijo1 menerima tendangan dari si merah tanpa perlindungan apapun sehingga membuat sijo1 tersungkur dan dengan seketika terlihat mengejang dan tidak bergerak lagi, setelah melihat sijo1 sudah tidak bernyawa si merah langsung membalikkan tubuhnya ke arah sijo2,

wuuusssshhhhhh” kelebat bayangan merah bergerak dengan sangat cepat menyambar sijo2 yang sudah memasang kuda2 bersiap menerima serangan dari si merah tapi karena perbedaan ilmu kanuragan yang sangat jauh diantara mereka berdua sijo2 tidak dapat berbuat banyak dan menerima sergapan dari si merah sehingga membuat tubuh sijo2 melayang keatas pohon dan terjerembab ke tanah dengan sangat kerasnya.

“Buaaagggghhh jeduuuummmm” suara sijo2 menghantam tanah membuat beberapa tulangnya patah dan darah segar keluar dari mulut, hidung dan kedua telinganya. Setelah kekalahan sijo2 segel yang dibuatpun segera menghilang.

“ciiihhh kecoa kecoa yang tidak tau diri, berani beraninya menghalangiku” ucap si merah

“tak kusangka seorang “pewaris” seperti dirimu sampai mau mengotori tangan menghadapi kroco kroco seperti mereka” ucap seseorang bersender di bawah pohon sambil menghisap rokoknya

“hemm ada apa sampai kanda kesini?” ucap si merah

“gusti memanggilmu, kamu harus segera kembali ke pusat” ucap si rokok

“sebentar aku mau berkenalan dengan “pewaris” yang lain” ucap si merah

“tidak perlu sekarang, takdir kalian sudah digariskan tidak usah terburu buru” ucap si rokok

“kalau aku tidak mau kembali apa yang kanda lakukan?” ucap si merah

“terpaksa aku harus melakukannya” ucap si rokok sambil membuang putung rokoknya kemudian terdengar alunan syair keluar dari mulut pria yang tadi merokok

“”wuuutt wuuttt wuuttt”

Terlihat sebuah sinar yang berbentuk tali berwarna perak melingkar ke tubuh si merah dan mulai melilitnya, terlihat si merah tidak berdaya menghadapi sinar itu, semua kekuatan dan ilmu kanuragannya seperti menghilang terkena tali perak itu dan berangsur angsur diapun terduduk lemas.

“tappp taaapp tappp”

Muncul tiga orang disamping mereka dan dengan segera mengangkat tubuh simerah yang sudah tidak berdaya dan sejurus kemudian mereka menghilang ditengah gelapnya malam.

**End pov third**





Kembali ke acara api unggun LDK, aku yang sejak tadi memantau pertarungan yang terjadi di tengah hutan merasakan desakan emosi mulai memuncak karena terlihat para anggota kedaaih terkapar mendapatkan serangan dari seseorang itu tapi dinda seperti merasakan apa yang aku rasakan, dia sejak tadi tidak pernah melepaskan genggaman tanganku dan terlihat diremangnya malam pupil mata dinda ratih membiaskan warna kebiruan yang membuat teduh setiap aku melihatnya sehingga emosi yang berada di tubuhku berangsur angsur mereda.

“Kanda kita kebelakang dulu yuk, ada yang mau bertemu dengan kanda” ajak dinda ratih

Kemudian kami berjalan menuju sebuah ruangan yang sepertinya digunakan untuk para guru pendamping untuk istirahat, kulihat bu Okta dan pak Jiwo berada diruangan itu, melihat aku dan dinda ratih masuk ruangan itu merka kemudian bangkit

“ayo ikut kami” ucap pak jiwo

Segera kami keluar ke arah hutan bersama bu Okta dan pak jiwo, setelah masuk agak ke dalam terlihat beberapa orang berkumpul dan tergeletak 3 orang ditanah.

raden”ucap seseorang kepada pak jiwo

“bagaimana keadaannya?” ucap pak jiwo

“tiga orang anggota kedasih tidak tertolong lagi dan 2 orang luka dalam cukup parah” ucap anggota kedasih ke pak jiwo

“segera kuburkan anggota yang meninggal dan yang terluka jika meemungkinkan segera bawa ke Watu Walang ucap pak jiwo

“baik raden segera kami laksanakan” ucap anggota kedasih

Segera setelah itu semua satu persatu dari anggota kedasih menghilang bersamaan dengan mayat anggota kedasih yang tergeletak tadi, kemudian terdengar suara kaki mendekati kami yang masih disana.

“bagaimana keadaannya bopo?” ucap Adit yang datang dari arah perkemahan

“ehh dit, kenapa kamu kesini?”ucap pak jiwo

“maafkan, adit bopo karena adit tidak tenang merasakan gesekan dan benturan prana yang terjadi di tengah hutan tadi sehingga adit menyusul kesini” ucap adit

“tadi aku melihat ada orang yang memiliki aliran prana yang sangat kuat siapakah gerangan orang tadi pak jiwo?” Tanyaku

hemm, sebaiknya diskusi ini kita lanjutkan di dalam saja agar lebih enak. Biar nanti Sijo lakukan Sirep Bumi lagi agar kita bisa berdiskusi dengan tenang” ucap bu Okta

“baiklah mari semua kembali ke perkemahan” ucap pak jiwo

Segera kami semua kembali ke perkemahan, aku melihat kegiatan api unggun telah selesai dan para peserta sudah dipersilahkan untuk istirahat, untuk menghindari kecurigaan dari peserta yang lain aku dan adit segera kembali ke mess untuk istirahat, aku masih penasaran dengan orang tadi siapakah gerangan dia, hebat sekali ilmu kanuragannya bisa menghabisi anggota kedasih dengan mudahnya.

Baru sebentar aku memikirkan itu adit memanggilku untuk segera menuju ke ruangan bu Okta, seketika itu juga aku berdiri dan mengikuti adit ke ruangan bu okta, kulihat sudah ada dinda ratih, bu okta, pak jiwo dan gesi di ruangan itu, aku sedikit kaget melihat gesi berada diruangan ini, apakah gesi juga ada hubungannya dengan semua ini?

“sini duduk dulu put?” Ajak bu Okta

“iya bu terima kasih” ucapku

“sudah berkumpul semua ya” ucap pak jiwo dan segera dia menjentikkan jarinya setelah itu muncul 3 orang berpakaian serba hitam dengan aksen warna yang berbeda-beda bergabung dengan kita diruangan ini.

“baiklah kita mulai pertemuan ini dengan laporan dari damar, ndaru dan Sijo yang mengetahui keadaan lapangan sekitar sini” ucap pak jiwo

“seperti kita ketahui bersama, sesuai dengan prediksi dari eyang kromo sebelum acara ini dilaksanakan, bahwa “dia” akan mulai bergerak malam ini dan benar saja “dia” berusaha untuk berkonfrontasi dengan “Sang Pewaris”, kemungkinan “dia” sudah mengetahui bahwa “Sang Pewaris” telah hadir dan ingin segera menghabisinya. Padahal sebelum “Sang Pewaris” ke perkemahan ini kami dari divisi kedasih ijo telah memasang segel agar aliran prana dari “sang pewaris” terdeteksi oleh “dia” namun ternyata segel dari tim kita tidak bisa mencegah deteksi prana miliknya” ucap Sijo

“betul sekali dari pengamatan divisi kedasih biru didapat informasi bahwa “dia” telah mengetahui keberadaan “sang pewaris” disekitar sini karena ikatan batin antara mereka berdua sehingga segel dari kedasih ijo tidak akan bisa meredam deteksi prana dari kedua nya” ucap Ndaru

“sesuai dengan pengamatan kedasih biru, “dia” malam ini langsung ingin bergerak menemui “Sang Pewaris” tapi tim “limo” berusaha untuk menghentikannya walaupun mereka tau mereka tidak akan mungkin bisa menghentikan “dia”, sehingga kita ketahui bersama tim “limo” mengalami luka yang sangat serius bahkan 3 anggotanya meregang nyawa akibat benturan dengan “dia”, sepertinya “Sang Pewaris” sudah tidak bisa lagi kita lepas dengan sembarangan dan harus kita perketat lagi penjagaan untuk sang pewaris” ucap damar

“ya sepertinya memang harus segera dipercepat, nak Ratih dan nak Gesi apakah kalian sudah siap dengan itu semua?” tanya pak jiwo

“sepertinya kita harus lebih matang mempersiapkan itu semua, jika memang gesi dan ratih belum siap, lebih baik kita matangkan dulu Simpul emas yang sudah terbuka” ucap bu Okta

“maksud kamu bagaimana Okta” tanya pak jiwo

“Setauku Simpul emas memiliki beberapa kemampuan yang jika dikuasai dengan sempurna kemampuannya sudah setara dengan “wanacakra” dengan kata lain dia sudah memiliki kemampuan kanuragan yang tinggi, selain itu menguasai simpul emas secara sempurna bisa menjadi latihan dan persiapan untuk pembukaan simpul yang lain” terang bu Okta

“betul sekali ucapanmu okta, kenapa aku bisa sangat ceroboh hingga mau menyelakai sang pewaris dengan memaksakan membuka simpul yang lain sebelum dia menyempurnakan kemampuan simpul yang telah terbuka” ucap pak jiwo.

“mungkin sebaiknya Anggra untuk hari hari berikutnya jangan terlalu mencolok hadir di depan umum karena menurut info yang didapat ada beberapa kelompok yang sudah dipersiapkan oleh mereka untuk berperang dengan kita” lanjut pak jiwo

“maksud bopo bagaimana?” ucap adit

seperti didalam organisasi kita, dalam kelompok merekapun memiliki beberapa tingkatan mulai dari tim “Jalak” yang memiliki tugas dan kemampuan setara dengan para kedasih dikelompok kita, mereka sekarang tersebar hampir disemua instansi pemerintahan, sehingga kita harus sangat berhati hati dalam bergerak, karena dukungan dan gerakan mereka sudah sangat rapi dan bisa saja mereka menggunakan aparat pemerintahan untuk melemahkan bahkan menghabisi kita” ucap Ndaru

“Diatas tim jalak ada pasukan khusus “Baluku Syam” dengan kekuatan dan keahlian dua kali lipat dari tim jalak, tapi sayangnya informasi yang kita dapat baru hanya sebatas itu, padahal hamba yakin bahwa kelompok mereka pasti memiliki anggota yang banyak dan memiliki ilmu kanuragan yang tinggi juga” ucap Damar

“Baiklah anggra setelah kejadian ini aku harapkan, kamu fokus untuk pelatihan dan penggemblengan secara fisik dan mental, kamu harus segera siap untuk berhadapan langsung dengan mereka, cepat atau lambat pasti kelompok mereka akan mengetahui siapa kamu sebenarnya” ucap pak jiwo

“baik pak, tapi ada beberapa pertanyaan yang anggra ingin tanyakan” ucapku

“sebaiknya kamu sekarang ikuti kegiatan ini lebih dulu, kamu tidak usah berfikir yang macam macam, sudah ada tim kedasih yang menjaga sekitar dan juga tadi bapak sudah menambahkan beberapa anggota “yodha yeksi” untuk memperkuat penjagaan kita” ucap pak jiwo

“tapi nanti malam kita ada acara renungan suci, dan dipastikan nantinya setiap peserta akan berjalan keluar dari area perkemahan, setelah itu mereka akan kembali ke sekolahan dengan berjalan kaki” ucap dinda ratih

“ok tidak ada masalah nanti biarkan adit yang menjaga anggra, bapak rasa kemampuan adit sudah cukup tinggi karena dia salah satu calon “Abisatya” untuk Anggra” ucap pak jiwo

“Duaaaaaaannnggggg duaaaaannnggggg duaaaannngggggg” terdengar suara yang sangat keras dari arah luar yang membuat kita semua yang berada diruangan itu terkejut

“tappp tappp tappp” seorang anggota kedasih muncul dihadapan kita semua

“lapor raden, Ki Singoyudho berusaha memasuki area perkemahan bersama dengan ki Pedhetselatar dan Nyai Ayu Gistaraucapnya

“Ada apa lagi ini kenapa para sesepuh membuat keonaran disini” ucap pak jiwo

“ayo kita keluar menemui mereka, biarkan bapak yang menghadapi mereka jika mereka ingin mengacau,” lanjut pak jiwo

Kemudian kami semua keluar ruangan dan setelah sampai di tengah lapangan pak jiwo segera memerintahkan kedasih ijo untuk membuka segel agar mereka bisa masuk,,

“ooo neng kene juga koe yo wo” ( ooo disini juga kamu ya wo) ucap ki singoyudho

“wah wah wah wonten nopo niki tumben tumben sesepuh sekalian dateng marang tiyang alit niki” ( wah wah wah ada apai ini, tumben tumben sesepuh semua datang menemui orang kecil ini) ucap pak jiwo

“hahaha teseh koyo mbiyen wae kowe wo, aku ana perlu sithik karo bocah sik neng mburimu kuwi” (hahaha masih sepert dulu saja kamu wo, aku ada perlu sedikit dengan anak yang berada di belakangmu itu) ucap ki singoyudho

“Waduuhhh wonten angin nopo kok mbah singoyudho sekalian badhe kepanggih kalian nak Anggra” ( waaaduuhh ada angin apa kok mbah singoyudho ssmua akan bertemu dengan nak Anggra) ucap pak jiwo

“ awakmu mesti ngerti opo sik arep tak lakoke karo bocah kuwi, awakmu juga wis ngerti tow mau bengi “de’e” wis muncul, aku wis ngawasi bocah kae suwi, wis sebulan iki “de’e” muter muter Kabumian nglawan poro sesepuh sik ono neng kene podo dipateni nggo nyempurnake ilmune de’e” (kamu pasti mengerti apa yang akan aku lakukan dengan anak itu, kamu juga sudah mengerti kan tadi malam “dia” sudah menampakan diri, aku sudah mengawasi “dia” lama, selama satu bulan ini “dia” berkeliling Kabumian menantang para sesepuh yang ada disini, semua dibunuh untuk menyempurnakan ilmu yang sedang dipelajari) terang ki singoyudho

“nopo mboten kecepeten, ki singoyudho badhe kepanggih Anggra sekniki” ( apa tidak terlalu cepat, ki singoyudho akan bertemu Anggra sekarang) ucap pak jiwo

“justru luwih cepet luwih apik, ben anggra luwih cepet siap ngladeni de’e” ( justru lebih cepat lebih baik, biar anggra lebih cepat siap melawan “dia”) ucap ki singoyudho

“kulo manut mawon kaliyan ki singoyudho, mestine ki singoyudho luwih mangertos ingkang saenipun kagem anggra” ( Saya nurut saja dengan ki singoyudho, pastinya ki singoyudho lebih mengerti yang terbaik untuk anggra)

“Majuo ngger”. ( Majulah nak) ucap ki singoyudho

Kemudian aku pun maju berhadapan dengan mereka bertiga, makhluk yang sangat berbeda, dan makhluk yang baru kali ini aku temui, aku bisa merasakan aliran prana yang sangat kuat dari ketiga makhluk ini, disaat aku masih terkagum akan kekuatan mereka bertiga Ki Singoyudho mengangkat tangannya ke atas sambil mengepal, terlihat mulut dari Ki Singoyudho mengucapkan kalimata yang aku tidak dapat mendengarnya kemudian

“blaaaaaarrrr blaaaarrr blaaarrrr”

Tiga kali terlihat petir menyambar tangan ki singoyudho yang berada diatas dan kemudian Ki Singoyudho menurunkan tangannya dan mengarahkan ke arahku saat didepan wajahku tangan Ki Singoyudho membuka dan terlihat liontin berwarna ungu dan ditengahnya terlihat ada kilatan kilatan emas.

“ambilah “kecubung mas” iki ngger, wengi iki enggo neng awakmu, nek “kecubung mas” iki cocok marang awakmu latihanmu siap di mulai, nek kecubung mas iki nolak awakmu berarti aku lan prajuritku kabeh ora bisa mbantu kowe kabeh” ( ambillah “kecubung emas” ini nak, malam ini pakailah di badanmu, kalau “kecubung mas” ini cocok dan berjodoh dengan kamu maka latihanmu siap dimulai, tapi kalau kecubung mas ini menolakmu maka aku dan bala tentaraku tidak bisa membantumu) ucap ki singoyudho

Aku segera mengambil liontin itu dan kemudian memasangkan di kalung yang aku pakai, setelah itu ki singoyudho dan yang lain pamit untuk pergi, beliau mengatakan bahwa malam ini aman jika mau mengadakan kegiatan diluar perkemahan, bala tentara Ki Singoyudho sudah disebar untuk membantu menjaga wilayah sekitar.

“wis ayo podo istirahat” ucap pak jiwo

Aku melihat jam tanganku ternyata sudah jam 12 malam dan kegiatan renungan malam akan segera dimulai, dinda Ratih mengatakan padaku untuk tidak usah ikut kegiatan renungan malam dan bu okta pun mengiyakan akhirnya aku dan adit tidak mengikuti kegiatan renungan malam dan beristirahat di ruangan guru pendamping ditemani oleh bu okta dan pak jiwo.

Akhirnya kegiatan LDK terlaksana dengan sukses walaupun ada sedikit gangguan tapi tidak mempengaruhi jalannya kegiatan.





WAHYUWATI PUSPASARI (MAMAK WATI)

“maaakkk anggra wangsul” ( maaakk anggra pulang ) teriakku ketika sampai dirumah

“ehh anak lanang wis bali tow, karo sopo baline angg?” ( ehh anak laki laki udah pulang ya, sama siapa pulangnya angg) tanya mamak wati

“tadi diantar bu okta pakai mobil tapi bu okta katanya ga mampir langsung pulang capek katanya”ucapku

“Ooohhh tapi dimobil kamu ga dinakali sama de Okta khan” tanya mamak wati penuh selidik

“aahh mamak nopo sich laahh, nggeh mboten lah maak, anggra badhe papung riyin lah” ( ahh mamak apa sih lah, ya tidak lah mak, anggra mau mandi aja dulu mak) ucapku

“eehhh jangan langsung mandi,, kamu cuci muka dulu bersih bersih tapi jangan mandi, soalnya pasti kamu dua hari ini jarang tidur khan??ga baik kalo langsung mandi, mending kamu Cuma bersih bersih terus istirahat lagian baru jam 1 siang khan masih panas, bisa bisa tubuh kamu drop kalo langsung mandi” terang mamak wati

“okk mamaku sayaaannggg emmuuaaah” aku memeluk mamak dan langsung mencium pipinya

“iih ga malu udah gede main cium cium mamak sendiri” ucap mamak wati

“hehehheh” aku tersenyum sambil meninggalkan mamak wati di ruang depan.

Setelah bersih bersih aku makan siang dan setelah itu aku masuk kamarku sambil berbaring aku masih tidak percaya dengan apa yang terjadi padaku akhir akhir ini, semua berawal sejak kejadian di pulau seberang yang mengharuskan aku kehilangan bapakku, sampai sekarangpun bapak tidak kembali dan tidak ketemu, setelah pindah ke kota ini pun ternyata masih banyak kejadian aneh yang aku alami, malam pertama dikota ini aku sudah disuguhkan dengan kejadian mistis yang hampir tiap malam selalu mendatangiku setelah itu aku menjadi memiliki kekuatan yang tidak dapat dicerna oleh akal sehat, tubuhku terasa ringan dan gerakanku semakin cepat, tidak hanya itu jika di ingat ingat lagi ketika aku berkenalan dengan Gesi aku melihat suatu bayangan kejadian yang sampai saat ini aku belum mengerti apa itu, setelah itu dengan sikap Bu Okta yang sungguh diluar perkiraanku, seorang kepala sekolah bercumbu dengan muridnya diruang kepala sekolah,, ya walaupun sekarang aku sudah ketahui alasan dibalik itu semua, dan disekolahan itu juga aku ketemu cinta pertamaku dinda Ratih dan sampai sekarang aku semakin dekat dengannya, dan yang membuatku heran adalah kejadian malam kemarin ketika dirumah ini ada acara yang dipimpin oleh mbah kromo, dari situ aku mengerti bahwa aku memiliki takdir menjadi sang pewaris walaupun aku belum tau sepenuhnya apa itu sang pewaris tapi setelah kejadian malam itu dimana aku mendapatkan pusaka “Wida Angkara” aku merasakan kekuatan baru didalam tubuhku dan yang terakhir kejadian waktu kegiatan LDK yang ternyata seorang Adit juga memiliki ilmu kanuragan yang tinggi, disamping itu kembali malam itu aku diberikan sebuah benda yang sekarang masih aku pakai, untuk apa benda ini, kenapa aku harus memakai benda ini, memang sih bentuknya bagus mungkin kalo dijual mahal juga nich liontinnya hehehe, tanpa terasa mataku mulai berat dan akhirnya aku terlelap sambil memegang liontin yang ada didadaku.

__**Bersambung**__​

Nb: awal dari sebuah prahara lama yang telah berlangsung selama 500 tahun, dan sekarang prahara itu akan segera mencapai puncaknya, percikan api permusuhan sudah dimulai,,,apakah anggra dapat memadamkan api itu, ataukah justru akan semakin memperbesar api permusuhan itu? Dan untuk apa liontin ungu “kecubung mas” yang ki singoyudho berikan ke anggra apakah ada hubungannya dengan takdir “Sang Pewaris” dan apa yang dimaksud dengan “latihan” untuk anggra? Masih banyak misteri yang belum terpecahkan oleh “Sang Pewaris”, setapak demi setapak selembar demi selembar misteri “Sang Pewaris” akan terkuak seiring berjalannya waktu.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd