MENGAJAK KAKAKNYA CINTYA MANCING
Masih di rumah Cintya.
Nampak keluarga Cintya mengusap air matanya. Mereka terenyuh mendengarkan suara lantunan ayat - ayat suci Al - Qur'an yang di lantunkan oleh Bayu dengan merdu hingga tersentuh di hati mereka.
"Ternyata suara Bayu sungguh merdu sekali,hingga membuatku merinding dan terharu mendengarnya" ucap pak Arif dalam hati.
"Aku tak menyangka suara Bayu sangat merdu sekali,hingga aku menangis mendengarkan dia mengaji..
"Sedangkan aku... Aku jarang sekali mengaji... Apakah aku bisa mendapatkan hatinya...
"Tapi tunggu dulu... Mengapa Bayu berpacaran dengan Mei Lien yang non islam?" ucap Cintya dalam hati kagum dan penasaran.
"Terima kasih ...
"Ini adalah kado yang paling terindah yang belum pernah kami terima.." ucap bu Fitri sambil mengusap air matanya.
"Sama - sama bu..." ucap Bayu tak melihat ke arah bu Fitri karena Bayu menundukkan kepala.
"Saya sebagai kepala rumah tangga,mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya atas kado yang mas Bayu berikan pada kami... Semoga mas Bayu di beri umur panjang...
Amin...(orang yang berkumpul di ruang tamu)
"Di beri rejeki yang banyak...
Amin..
"Dan sehat selalu..." ucap pak Arif.
Amiin....
"Dia siapa dek?" ucap pria di sebelahnya Cintya.
"Dia Bayu... Satu kampus denganku kak.." ucap Cintya.
"Ooo... Begitu...
Lalu kakaknya Cintya mendekatkan wajahnya ke telinga Cintya.
"Kamu naksir ya dik sama dia...?" ucap kakaknya Cintya.
Cintya menganggukkan kepalanya.
"Oh iya mas Bayu... Itu yang sebelah Cintya adalah kakaknya bernama Rahmansyah Putra Mahesa...
Bayu melihat pria di samping Cintya.
"Sedangkan satunya itu adik Cintya bernama Azzahra Salsabila Mahesa.." ucap pak Arif.
Kakaknya Cintya berdiri lalu menyodorkan tangan ke Bayu. Bayu menyambutnya.
"Rahman...." ucap kakaknya Cintya.
"Bayu..." ucap Bayu.
Adiknya Cintya berdiri lalu menyodorkan tangannya.
Bayu menangkupkan tangannya.
Adiknya Cintya duduk,Bayu ikut duduk.
"Mari mas Bayu...Kita makan dulu.." ucap pak Arif.
"Sepurane pak,saya masih kenyang..." ucap Bayu menolak halus.
Rahman menghampiri Bayu lalu memegang tangan Bayu.
"Ayoo Bay...***k usah sungkan di rumahku.. Anggap saja rumahmu sendiri..." ucap Rahman.
"Yoo wes kalau gitu..." ucap Bayu.
Bayu kemudian berdiri,di ikuti yang lainnya,lalu mereka berjalan ke arah ruang keluarga.
"Semoga saja tak terulang kembali,kalau terulang kembali,aku akan langsung pergi dari sini.." ucap Bayu dalam hati.
Ia teringat saat berkunjung kerumah Alvin. Dirinya di hina oleh ibunya Alvin.
"Kamu belajar ngaji di mana Bay?" ucap Rahman.
"Di pondok pesantren kang Jogja kang di desa Sidodadi " ucap Bayu.
"Wuuiih....Keren...
Mereka kemudian duduk di depan meja makan.
Nampak banyak menu makanan tersaji di atas meja.
"Apakah kamu masih mondok?" ucap Rahman duduk di sebelah Bayu.
Sedangkan Cintya duduk berhadapan dengan Bayu.
"Enggak kang,cuman kalau sore aku ke pondok pesantren kang.." ucap Bayu.
"Pondok pesantren mana Bay?" ucap Rahman.
"Mas Rahman... Jangan di ajakin ngobrol terus Mas Bayunya..." ucap bu Fitri.
He...He..He...He.. Rahman hanya cengengesan saja.
Bu Fitri mengambil nasi untuk suaminya. Setelah itu mereka mengambil nasi untuk dirinya sendiri.
"Oh iya.. Mas Bayu asli orang mana?" ucap pak Arif.
"Jogja pak..." ucap Bayu lalu makan.
"Ooo...Jogja... Kalau bapak kediri.." ucap pak Arif.
"Kedirine pundi pak?" ucap Bayu.
"Gampeng Rejo cedak e pabrik rokok Gudang Garam" ucap pak Arif.
"Pa...Ojo ngomong karo mangan,mboten pareng..." ucap Fitri.
"Ini kamu cobain Bay... Enak loh..." ucap Rahman sambil meletakkan Cumi di sayur lada hitam.
Bayu memakan Cumi tersebut.
"Gimana...Enak kan ?"
Bayu mengangkat jempolnya,karena sedang mengunyah.
"Di kenyangin Bay...Kalau bisa habisin makanan ini..." ucap Rahman.
"Gak muat perutku kang..." ucap Bayu.
"Ya sudah... Nanti kamu bawa pulang saja ya...
"Oh iya... Kamu cowok pertama yang duduk di sini loh Bay...
"Sebelum - sebelumnya mantan adekku kuwi ora ono seng lungguh lan mangan bersama di meja makan iki.
Rahman menyendok makananya lalu menguyah kemudian menelannya.
"Aku merasa senang sekali jika kamu jadian sama adekku terus nikah..
Uhuuuk....Uhuuukk....Uhuuuk... Cintya dan Bayu keselek.
"Nah... Kalian aja batuknya barengan gitu,berarti jodoh... Ya kan ma..." ucap Rahman.
Ingin rasanya Bayu berkata
"Juancook... Aku ini sudah punya kekasih hati bernama Ayu dan Putri kang...Ojo sembarangan menjodohkan orang..
Akan tetapi mulutnya tak bisa berkata.
"Mas..Jangan ganggu... Cepat habiskan makanananya,jangan ngobrol terus.." ucap bu Fitri.
"Injih ma....
Rahman menoleh ke Bayu.
"Emas kawinnya cukup kamu bacakan surah Ar Rahman saja Bay...Soal dana gak usah di pikirinkan.." ucap Rahman.
"Gak usah dengarin ucapan kakakku Bay..." ucap Cintya.
"Lah...Gimana seh...Katanya kamu naksir ke Bayu." ucap Rahman.
Cintya melempar sendok ke arah Rahman.
Tap..... Bayu reflek menangkap sendok yang lempar Cintya.
Eh.....!!!??? Rahman terkejut.
"Kalian ini kalau makan selaluuuuu saja ribut..." ucap pak Arif.
Bayu merasakan kehangatan di keluarga pak Arif. Kekhawatirannya terhadap ibunya Cintya pun sirna.
"Lah gimana pa.... Sepertinya mereka cocok... Mama setuju gak bila punya mantu Bayu.." ucap Rahman.
"Mama sangat setuju... Orangnya ganteng,pintar ngaji,hapal 30 juz lagi...Tinggal menunggu lamarannya saja.." ucap bu Fitri.
"Jangkreeeeeek..." ucap Bayu dalam hati.
Muka Cintya bersemu merah.
"Nah tuh Bay...Kamu dengar sendirikan ucapan mamaku... " ucap Rahman.
"Papa juga sangat setuju...." ucap pak Arif.
"Nah Loh...Kedua orang tuaku juga setuju Bay.." ucap Rahman.
Bayu ingin sekali mengularkan kata - kata mutiaranya seperti Jancook,Jangkreek, Matamu,Bajingan. Tapi tak bisa.
Bayu hanya diam saja tak menjawab. Kemudian dia teringat Cintya tak bisa bahasa jawa.
"Sampeyan lancar boso jowo kang?" ucap Bayu.
"Ya iso lah,tapi yen kromo... Aku mboten saget Bay.." ucap Herman sambil meletakkan gelas.
"Adik sampeyan kok gak iso boso jowo?" ucap Bayu heran.
"Cipluk (Cintya) itu bisa bahasa jawa Bay...Cuman dia malas ngomong bahasa jawa..." ucap Rahman.
"Sialan..Aku di bohongin sama dia" ucap Bayu dalam hati.
"Oh iya...Kamu tinggal di mana?" ucap Rahman.
"Dekat sini saja kang...." ucap Bayu
Bayu menyendok nasi terakhirnya,lalu di masukkan dalam mulut.
"Oh iya... Besok kamu ada acara gak Bay...?" ucap Rahman.
Bayu mengunyah cepat lalu menelannya.
"Ada kang...." ucap Bayu lalu mengambil gelas.
Cintya menuangkan air putih ke dalam gelas Bayu.
"Yaaa... Kirain gak ada... Mau aku ajakin mancing..." ucap Rahman.
Bayu meminum air putih.
"Alhamdulillah....
Bayu menoleh ke Rahman.
"Besok aku juga mau mancing kang..." ucap Bayu.
"Serius Bay...?" ucap Rahman tak percaya.
"Iya aku serius...Aku dah lama gak mancing sejak tinggal di jakarta... Kita sudah beli peralatan pancing..
"Mayan mahal juga e harganya yang reelnya bagus.." ucap Bayu.
"Ya kalau bermerek pasti mahal Bay...Kamu beli yang merek apa?" ucap Rahman.
"Bossna predator kang..." ucap Bayu.
"Wuiiih.... Reel mahal juga itu Bay... Kalau aku yang Shimano,Daiwa, sama Penn..." ucap Rahman.
"Banyak amat kang...
"Aku di belikan oleh bulekku kang..Padahal aku pengen yang di bawah 1 juta aja. " ucap Bayu.
"Ooo....Bulekmu yang belikan...
"Tergantung kegunaanya Bay.... Kalau casting aku pakai Daiwa sama Shimano...Yang Penn buat target babon yang besar... Kamu mancing pinggiran apa pakai kapal?" ucap Rahman.
"Kapal kang...." ucap Bayu.
"Ikut dong...Boleh gak Bay...?" ucap Rahman.
"Kalau ngomong pancing pasti nyerocos terus,coba kalau kerjaan... " ucap Cintya.
"Langsung meneng (diem) seperti kucing kesiram air.." ucap pak Arif menimpali ucapan putrinya.
"Diampuut...
"Kalau kerjaan kan tiap hari.
"Mancing hanya seminggu sekali.." ucap Rahman.
"Sampeyan sudah kerja Kang?" ucap Bayu.
"Sudah Bay....Bagian ngurus iwak sama hotel.." ucap Rahman.
"Ikan apa kang?" ucap Bayu penasaran.
"Ikan Arwana Bay..." ucap Rahman.
"Ooo...Ikan Arwana to...Kirain ikan wader..." ucap Bayu.
Ha....Ha...Ha...Ha...Ha... Mereka tertawa semua kecuali Rahman.
" Biyuhh... Dari pada wader mending ikan cupang Bay...." ucap Rahman.
"Mas Bayu...Ayo kita ke depan,biarin saja mas Rahman bicara sendiri..." ucap pak Arif.
"Aseeem..." ucap Rahman.
"Kecut gulo legi " ucap bu Fitri.
"Kang Rahman kecut.." ucap Bayu.
"Dereng(belum) mandi..." ucap Cintya ikut menimpali.
"Diamputt..." ucap Rahman.
Ha....Ha...Ha...Ha...Ha...Ha...Bayu dan yang lainnya tertawa.
Mereka berjalan ke arah ruang tamu kecuali bu Fitri. Bu Fitri menyuruh pembantunya membungkus lauk yang ada di meja untuk di berikan pada Bayu.Kemudian masuk ke dalam kamar untuk memberikan Bayu uang.
"Ini contoh ikannya Bay..." ucap Rahman sambil menunjuk ke akuarium berisi ikan yang terpajang di ruang tamu.
Bayu memperhatikan ikan Arwana tersebut.
"Bagus banget kang ikannya.." ucap Bayu.
"Ya jelas dong bagus...Siapa dulu yang memeliharanya.." ucap Rahman.
"Lebih bagus lagi masuk dalam wajan kang... Jangan di akuarium..." ucap Bayu.
HA.....HA....Ha...Ha....Ha....Ha...Ha... Mereka tertawa kecuali Rahman.
"Juancooook.... Ini ikan mahal Bay.... Kamu goreng ini sama aja bakar mobil lamborghini..." ucap Rahman.
"Mosok to... Ra ngandel aku... Kene tak gorenge.. " ucap Bayu.(Masa seh..***k percaya aku..Sini aku gorengnya.)
"Goreng aja Bay...Ikan jelek gitu di banggain..." ucap Cintya.
" Betul itu kak... Ikan gak bisa ngomong aja di banggain.." ucap Azzahra.
"Jingkreek....Ojo Bay... Awakmu goreng iwak iki aku ra bakal mangan sesasi loh Bay..." ucap Rahman.(jangan Bay...Dirimu goreng ikan ini aku tidak akan makan selama sebulan loh Bay)
"Wah bagus itu...Ayo kita goreng yuk..." ucap Bayu.
"Ayooook..." ucap mereka kecuali Rahman serempak.
"Teganya kalian padaku....Hiks...Hiks...Hiks... "ucap Rahman pura - pura menangis.
Ha....Ha...Ha...Ha....Ha...Mereka tertawa.
"Nanti aku ganti ikan Wader aja kang...Lebih bagus dari pada ikan Arwana ini..." ucap Bayu.
Bu Fitri datang dari dalam rumah.
"Jancook... Ini ikan harganya 1 milyar lebih Bay....Mosok mau di ganti ikan wader seh..." ucap Rahman.
Ha....Ha...Ha...Ha.....Ha...Ha...Mereka tertawa.Kecuali Rahman dan Bayu.
"Serius kang ini harganya 1 milyar lebih.." ucap Bayu tak percaya.
"Serius aku Bay...Ngapain juga aku ngapusi kowe...Ra ono gunane.." ucap Rahman.
Mereka kemudian duduk di kursi.
"Ada anakannya gak kang?" ucap Bayu.
"Ada...Harganya yang paling kecil 500 juta..." ucap Rahman.
"Jangkreek...Larang tenan.." ucap Bayu.
"Kalau kamu ajakin aku mancing,maka tak kasih gratis" ucap Rahman.
"Hem...
Nampak Bayu berpikir.
"Ayooo... Besok pagi jam 7 sampeyan sudah siap pas ku jemput.." ucap Bayu.
"Nah...Gitu donk....Baru itu namanya calon adik ipar yang baik hati mengajak kakak iparnya mancing..." ucap Rahman.
"Sialaan...." ucap Bayu dalam hati.
Tiba - tiba hapenya Bayu bergertar.
Bayu memgambil hapenya,nampak di layar Mei Lien menelpon.Bayu menerima panggilan tersebut.
"Halo bi..." ucap Bayu.
"Di mana kamu Bay...?" suara Mei Lien.
"Lagi di rumah pak Arif bi..." ucap Bayu.
"Ooo begitu... Ya sudah... Jangan malam - malam pulangnya..." suara Mei Lien.
"Injih bulek..." ucap Bayu.
Panggilan terputus.Bayu mengantongi hapenya.
"Kami tinggal sama bulekmu Bay?" ucap Rahman.
"Enggak kang..." ucap Bayu.
"Bay...Aku boleh ikut mancing?" ucap Cintya.
"Ngapain kamu ikut Pluk(Cipluk)?" ucap Rahman.
"Ya pengen aja...." ucap Cintya.
"Bukannya aku gak mau ngajakin...Aku takut sampeyan mabok...Kita gak jadi mancing.. Betul gak kang?" ucap Bayu tak melihat ke arah Cintya.
"Betul itu Bay...Aku sangat setuju sekali..Kamu mancing di pemancingan saja sama Sasa penyedap rasa(Adiknya Cintya)." ucap Rahman.
Seorang wanita setengah baya membawa kantong plastik berisi kotak Tupperware yang isinya sayuran.
"Kasihkan ke mas Bayu mbok..." ucap bu Fitri.
Wanita itu berjalan ke arah Bayu lalu memberikan kantong plastik tersebut.
"Niki nopo bu..?" ucap Bayu sambil menerima.
"Sayuran mas Bayu...." ucap bu Fitri.
"Lah dalah...***k usah repot - repot bu...." ucap Bayu.
"Gakpapa...Hanya sayuran saja mas Bayu" ucap pak Arif.
Mau gak mau Bayu menerimanya.
"Berapa nomormu Bay?" ucap Rahman sambil memgeluarkan hapenya yang berlogo apel yang sudah di gigit.
" 0857******** kang...." ucap Bayu.
Rahman menyimpan nomor Bayu lalu memiscallnya.
Hape bayu bergetar.
"Itu nomorku Bay...Nomor pribadi.. Kalau nomor yang bisnis lain lagi..." ucap Rahman.
"Iya kang..." ucap Bayu sambil menyimpan nomor Rahman.
"Kamu punya kegiatan gak Bay selain kuliah?" ucap Rahman.
"Hem... Ada kang..." ucap Bayu.
"Kegiatan apa Bay?" ucap Rahman.
"Kita mau buka usaha Cafe..." ucap Bayu.
"Wuuiihhh... Kereen.... Kapan usahamu di bukanya?" ucap Rahman.
"Insya Allah habis lebaran kang sama teman - temanku" ucap Bayu.
"Kenapa nunggu habis lebaran Bay?" ucap Rahman.
"Lagi di renovasi kang tempatnya... Kalau jualan langsung ya gak siap..." ucap Bayu.
"Nyewa tempat di mana Bay...?" ucap Rahman.
"Aku gak nyewa kang... Hanya nempati saja di daerah Kuningan" ucap Bayu.
"Dekat sini dong..." ucap Rahman.
"Iya... pak..Bu...Saya pamit undur diri dulu..." ucap Bayu.
"Kenapa cepat pulangnya Bay...Belum jam 12.." ucap Rahman.
"Besok pagi kan mancing... Kalau sampeyan gak ada di depan rumah..Ya aku tinggal.." ucap Bayu.
Bayu menghampiri pak Arif untuk salaman.
Pak Arif memeluk Bayu.
"Sering - sering datang ke sini ya nak Bayu.." ucap pak Arif sambil memeluk lalu melepaskan.
"Insya Allah pak...." ucap Bayu.
Bu Fitri menghampiri Bayu lalu memeluknya.
"Kamu dah ku anggap sebagai anakku..." ucap bu Fitri sambil memeluk lalu melepaskan pelukannya.
Pak Arif mengeluarkan amplop pemberian dari istrinya tadi,lalu memegang tangan Bayu kemudian meletakkan di telapak tangan Bayu.
"Apa ini pak?" ucap Bayu saat memegang amplop putih yang tebal.
"Buat tambahan modal usahamu mas Bayu..." ucap pak Arif.
"Makasih banyak pak...Tapi saya sudah ada..." ucap Bayu mencoba menolak.
"Terima saja Bay..***k baik nolak rejeki..." ucap Rahman.
"Asem....." ucap Bayu dalam hati.
"Ya sudah saya terima pemberian ini..." ucap Bayu.
Bayu bersalaman pada Rahman.Lalu menangkupkan tangan ke arah Cintya dan Azzahra.Kemudian memgambil tas plastik.
"Tadi kamu kesini naik apa Bay?" ucap Rahman.
"Di antar sama teman kang pakai mobil." ucap Bayu sambil berjalan keluar.
"Ya sudah...Sini aku antar kamu pulang..." ucap Rahman.
"Gak usah kang...Temanku nunggu di luar..." ucap Bayu.
"Kenapa gak kamu ajak masuk kesini..." ucap Rahman.
"Sungkan mereka kang....
"Pak...Ibu...Kang Rahman...Mbak Cintya dan dek Azzahra...Saya pulang dulu..Assalam mua'laikum..." ucap Bayu.
"Wa'laikum salam..." ucap mereka serempak
Bayu memakai sandal jepitnya lalu berjalan.
Rahman dan Cintya mengikuti Bayu.
Bayu mengambil dompet laku mengeluarkan uang 5 juta kemudian melipat untuk di berikan pada Security.
"Pak saya ada sedikit rejeki untuk bapak.." ucap Bayu sambil menyerahkan uangnya.
Security itu menerima uang pemberian Bayu.
"Terima kasih Bang..." ucap Security langsung memgantongi uang pemberian Bayu.
"Sama - sama..." ucap Bayu.
Security membuka pintu gerbang,lalu Bayu keluar di ikuti Rahman dan Cintya.
"Mana temanmu Bay..?" ucap Rahman.
"Itu di sana kang " ucap Bayu sambil menunjuk lalu melambaikan tangan agar pengawalnya mendekat.
Rahman melihat mobil hitam terparkir di pinggir jalan,lalu mobil itu menyalakan lampu mobilnya kemudian mendekat ke arah Bayu.
Mobil Pajero hitam berhenti di depan rumah Cintya.
Seorang pengawal yang duduk di samping supir membuka pintu lalu keluar. Kemudian membukakan pintu untuk Bayu.
"Eh....!!!???Rahman terkejut melihat orang yang turun sambil menenteng senjata laras panjang.
Bayu masuk dalam mobil,lalu kaca jendela terturun.
"Jam 7 harus dah siap ya kang..." ucap Bayu.
"Iya Bay..." ucap Rahman.
"Assalam mua'laikum..." ucap Bayu.
"Wa'alaikum salam..." ucap Rahman dan Cintya.
Bayu menutup lagi kaca jendelanya.
Lalu mobil yang di tumpangi Bayu pergi meninggalkan rumah Cintya.
"Temannya Bayu kok bawa senjata Pluk..?" ucap Rahman.
"Itu pengawal keluarga Han kak..." ucap Cintya.
"Haah...!!?? Seriuss..?" ucap Rahman tak percaya.
Cintya masuk ke dalam di ikuti Rahman.
"Iya aku serius kak..Dan aku dengar gosip di kampus,Bayu itu pacaran dengan Mei Lien Han.." ucap Cintya.
"Engko sek Pluk...
"Bayu kan Islam...
"Setahuku keluarga Han itu semuanya Non islam loh Pluk?" ucap Rahman.
Rahman pernah datang ke salah satu kediaman keluarga Han untuk mengantar ikan Arwana super Red
"Nah itu dia yang membuatku bingung dan penasaran kak...Kok bisa - bisanya Bayu berpacaran dengan Mei Lien.." ucap Cintya.
"Apa jangan - jangan Mei Lien itu masuk islam Pluk..?" ucap Rahman