Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Roni dan Mama (remake)

Lancrootkan suhu...
 
Bimabet
POV Tini

Lama kelamaan, aku mengalami hari yang sangat aneh, terutama setiap malam saat aku tidur. Aku merasa, ada sesuatu yang menggelitik daerah sensitifku, terutama daerah selangkanganku. Enak sekali rasanya, oh apakah ini setengah mimpi yang timbul akibat hasratku sebagai seorang istri yang butuh kehangatan suami. Ya, aku yakin karena aku ditinggal suami saat aku lagi merasa kembali muda dan penuh gairah, makanya aku sering sekali mimpi basah setiap malam. Mimpi yang rasanya sadar tidak sadar, kenikmatannya seperti nyata. Ya, aku menjadi senang tidur malam, karena ingin cepat-cepat mimpi basah lagi. Aku menduga ini adalah rejeki dari Tuhan, agar gairahku sebagai istri tetap terjaga, dan kebutuhan biologisku tetap tersalurkan walaupun hanya diberi mimpi basah sama Tuhan. Oh… nikmat sekali. Aku membayangkan suamiku, Beny, yang berhubungan denganku, oh nikmat sekali. Dan karena seringnya dikasih mimpi basah oleh Tuhan, setiap pagi aku bangun aku merasa kemaluanku selalu basah kuyup sampai celana dalamku basah total. Yah, jadinya aku punya kebiasaan baru selalu mandi wajib setiap pagi. Yang aku takutkan hanya satu, takut saat aku mimpi basah, aku mengigau dan takut suara mendesahku terdengar anakku Roni. Tapi saat aku liat dari gelagatnya sehari-hari, nampaknya ia tidak tahu.

Sampai tiga bulan lamanya, hampir tiap malam aku selalu mimpi basah, aku jadi heran. Apa penyebabnya dari nutrisi yang kumakan atau kuminum sehari-hari ya? Hmm, mungkin saja. Soalnya aku punya kebiasaan minum teh hijau sebelum tidur. Kata dokterku itu baik untuk orang setua aku, apalagi biar selalu sehat menjelang usia setengah abad. Akhirnya aku coba meminum teh hijau, saat pagi hari, namun malamnya kucoba tidak minum untuk melihat reaksinya.

Malam harinya, saat aku tidur, ditengah asyiknya tidurku, dan gelapnya lampu kamarku. Aku merasa perasaan mimpi basah mulai datang kembali, yah, mmh, rasanya ada yang menggelitik kemaluanku, sesuatu yang lembut, oh, bergerak-gerak. Selangkanganku pun ikut tergelitik hingga aku merasa ada sesuatu yang membuat basah kemaluan dan selangkanganku. Lalu berbarengan dengan rasa sensasi pada daerah kemaluanku, sesuatu yang lembut bergerak-gerak menyentuh buah dadaku, bergantian, pertama yang kiri lalu yang kanan, kemudian.. Aw!.. Ada rasa hisapan yang lembut hangat namun kuat pada puting buah dadaku yang sebelah kanan. Oh enak sekali, terima kasih Tuhan, jantungku mulai berdegup kencang, ini rasanya seperi nyata, yah! Tiba-tiba aku merasa tertindih oleh sesuatu, hisapan kenikmatan juga tidak berhenti. Lalu ada sesuatu yang menusuk masuk ke liang kemaluanku saat itu aku setengah sadar terbangun, dan aneh, rasa ini masih kurasakan, setengah sadar aku jelas sekali ternyata memang ada sesuatu yang menindihku, sekilas aku masih membayangkan ini suamiku, berikut terdengar dari sesuatu itu suara perlahan yang serak, “ooohgh… Oogghh…”

Siapa ini?! Astaghfirullah!! Saat aku tersadar penuh dan mataku terbelalak. Dalam keremangan gelapnya kamar aku sadar bahwa seseorang telah menindihku dan menyetubuhiku!! Lebih kaget lagi saat aku mendengar suara seseorang yang menindihku itu berkata, “Maaah… Ayo ma… oughhgh… Uhhh… mamahhh…”
Aku pun berusaha mendorongnya kuat-kuat! Namun apa daya, tenaga Roni jauh lebih kuat dariku.
“Roni!! Kurang ajar!!! ASTAGHFIRULLAAH hiks hiks hiks!!” aku pun berteriak sambil menangis meronta-ronta sambil memukul-mukul dadanya yang bidang. Namun dia justru malah tambah kuat menyodok vaginaku.

Selama menyodokku, mulut Roni tidak henti-hentinya menghisap kedua payudaraku yang amat montok. Terkadang dia menggigitnya sehingga menciptakan bekas merah pada sekitar puting payudaraku. Selain payudara, kedua sisi leherku juga dicupangnya dengan kuat sehingga meninggalkan tanda merah yang cukup besar.

Tak lama kemudian, sodokan penis Roni pada vaginaku makin menggila. Aku pun mulai panik karena tahu bahwa itu adalah tanda dia akan orgasme.
"Roni, berhenti! cabut sekarang! AKKHHH AKKHHH hiks hiks hiks!" Kataku sambil menangis berteriak.
"OHH Ma, Roni gak tahan Ma. Roni mau keluar di dalam OHH OHH!"
"Anak brengsek! Cabut penismu sekarang ANJING!" Kataku sambil memaki karena panik.
"OHH Ma, Roni keluar Ma OHH OHH OHH CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT!"
Oh tidak! Dia mengeluarkannya di dalam! Sperma Roni yang panas, banyak dan kental itu muncrat dari kepala penisnya lalu menyembur kuat masuk menembus pintu rahimku.
"AHH AHH AHH CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT!" Aku pun juga keluar akibat sodokan penis jumbo anakku. "Oh tidak kenapa aku bisa orgasme dengan anakku sendiri hiks hiks hiks". Kataku dengan sedih dalam hati.

Roni langsung berlari keluar kamar, aku pun langsung mengejar sambil menangis penuh amarah.
“Roni!!”, bentakku.
“Maafin Roni Ma! Roni ga tahan!”, Roni pun menangis takut.
Aku tak kuasa bingung menghadapi perasaan ini, antara kalut, marah, benci, jijik, sedih dan takut. Hingga terucap kata-kata yang langsung keluar dari mulutku, “Keluar dari rumah ini!!! Kamu bukan anak Mama!!! Setan kamu! Binatang kamu ya!”

Roni keluar rumah berlari. Aku duduk lemas menangis. Jadi, selama tiga bulan ini, baru aku sadari, mimpi basah itu bukan hanya sekedar mimpi.
Semua mimpi itu nyata. Anakku!? Anakku sendiri yang melakukan ini padaku?!!

Selama dua, tiga minggu aku tidak keluar rumah, bahkan semenjak kejadian itu aku jatuh sakit. Sampai saat itu aku masih tidak habis pikir dan belum lupa kejadian itu, dalam benakku terbesit, ya Tuhan, selama ini anakku telah menodai aku, aku ibunya, selama ini anakku yang selalu rajin beribadah ternyata adalah setan yang mengumbar nafsunya pada tubuhku yang mulai renta ini… Dosa apa hamba, ya Tuhan!?

Saat aku menerima sepucuk surat yang dikirim oleh Roni, tanpa alamat jelas, ia berkata meminta maaf pada ku, ia mengakui bahwa ia sudah mulai tertarik secara seksual denganku sejak aku bertemu lagi dengannya, ia bilang aku cantik dan menarik, ia mengaku telah memberi obat tidur pada teh hijau yang selalu aku minum tiap malam agar aku teler dan tidak sadar saat ia memperkosaku… Pantas saja! Pantas ia selalu bermuka manis menyiapkan teh hijau tanpa kuminta terlebih dahulu. Ternyata selama ini anakku adalah Iblis laknat yang merusak semuanya. Roni pun berkata pada akhir suratnya, bahwa ia tidak lagi akan pulang ke rumah, ia malu dan merasa bersalah.

Membaca surat itu, aku merasa benci sekali! Ya, “Kamu bukan anakku!”, Kurobek dan kubakar surat itu.

Sebulan kemudian, tepat saat dua minggu sebelum suamiku pulang, aku merasa pusing dan mual. Ya Tuhan, masa sih aku hamil!? Tidak! Ini tidak mungkin!! Aku pun memastikan dengan membeli dan menggunakan tes kehamilan, berdebar-debar aku melihat hasilnya. ASTAGHFIRULLAH! Aku positif hamil! Tidak! Aku mengandung anak dari anakku sendiri!

Aku pun lemas dan sempat sedikit pingsan. Aku menangis tiada henti-hentinya. Apa yang harus kukatakan pada suamiku nanti? Apa yang akan tetangga bilang jika tahu aku ini seorang bu Haji yang hamil hasil hubunganku dengan anak kandungku sendiri? Apa yang akan terjadi! Apa lebih baik aku mati saja!! Tidak aku tidak mau mati! Itu dosa!

Setelah beberapa hari diliputi kegalauan timbul niatku untuk mencari keberadaan Roni. Bagaimanapun dia adalah anak kandungku sebesar apapun dosa yang telah dia perbuat. Awalnya aku merasa enggan dan tak mau mencarinya. Tapi lama-kelamaan aku berubah pikiran. Aku penasaran bagaimana dia bisa bertahan hidup seorang diri di kota ini sedangkan dia tidak punya pekerjaan tetap dan kegiatannya sehari-hari hanya sebagai pengurus remaja masjid di komplek rumahku.

Akhirnya setelah menguatkan diri, aku pun memutuskan untuk mencari Roni melalui cara apapun yang aku bisa. Ya sudah sebulan ini dia pergi dari rumah, tentu bukan suatu hal yang mudah untuk mencarinya. Kucoba menelfon HP-nya namun sepertinya sudah tidak aktif, setelah itu kucoba menanyakan pada anggota keluargaku. Mungkin saja dia pergi mengungsi ke rumah salah satu anggota keluargaku untuk menenangkan diri namun hasilnya tidak ada satu pun informasi yang mengindikasikan Roni menginap di rumah anggota keluargaku yang lain. Aku pun mulai panik dan khawatir akan keadaannya.

Akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya ke salah satu anggota Remaja Masjid Al Baroq di kompleks perumahanku. Iya mungkin saja salah satu dari mereka tahu keberadaan Roni saat ini. Setelah mencari tahu ke beberapa pengurus disitu, akhirnya salah satu teman Roni sesama pengurus masjid yang bernama Dicky mengatakan bahwa Roni pergi ke Kuningan, tempat teman satu pesantrennya dulu. Katanya ingin memulai bisnis bersama temannya itu. Aku langsung menanyakan alamat tempat tinggal Roni di Kuningan pada Dicky. Untungnya Dicky tahu alamatnya dan langsung memberikannya padaku. Setelah mendapatkan alamatnya, keesokan harinya aku bergegas menuju Kuningan menggunakan mobil pribadiku untuk menyusul Roni.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd