Juber sudah menghamparkan ke dua lembar tikar pandan itu dan meletakkan nyiru (anyaman bambu yang berbentuk bundar) di tengah-tengahnya. Di atas nyiru, kendi-kendi itu diletakkan dengan cara melingkar. Di sekeliling Kendi ditebarkan kelopak-kelopak 7 jenis bunga. Ketika Kasman dan Mang Emen tiba, Juber sedang menutup mini freezer warna merah itu. Sisa bunga segarnyanya tampak masih sangat banyak.
"Nanti malam eyang Suta, Eyang Jiwo dan Ki Rogo akan datang ke ruangan ini." Kata Juber. "Siangnya, kalau Mang Emen benar, empat ekor domba dan kerbau akan tiba ke sini, Pak."
"Mang Kanta sudah janji, Ber." Kata Mang Emen. "Mudah-mudahan tidak ada halangan apa-apa di jalan."
"Siang ini juga, rencananya Grup Seni Pencak Silat Gajah Malela akan datang dan Grup Kacapi Suling Udan Titis dari Banjar juga akan segera hadir."
Marsudi Kasman mengangguk-angguk.
"Biaya operasional dan akomodasinya gimana?" Tanya Kasman.
"Belum, Pak."
"Kamu butuh berapa?"
"25 juta saja, Pak."
"Nih, bawa ATM aku, ambil duitnya di Cicalengka. Sekalian bawa balik Winda, suruh kerja."
"Siap, Pak." Kata Juber. "Nanti tata cara prosesi ritualnya dijelaskan secara rinci oleh Eyang Jiwo dan Ki Rogo. Saya cuma menyediakan fasilitas yang diperlukannya saja."
"Kalau pelaksanaan prosesinya sendiri kapan?" Tanya Kasman.
"Besok tengah malam, Pak. Pas pergantian hari menurut hitungan kalender matahari."
"Kamu bisa bawa pajero enggak, Ber?" Tanya Kasman.
"Bisa, Pak."
"Kalau begitu, pake aja Pajero mBak Prilly. Sudah punya SIM?"
"SIM? Surat Izin Mengewe Pak?"
Mang Emen mengetuk kepala Juber.
"Surat Izin Mengemudi, penjol!"
"Sakit, Mang." Kata Juber sambil nyengir. "Belum, Pak."
"Gimana Mang Emen? Apa Mamang harus nganter mereka?" Tanya Kasman kepada Mang Emen.
"Mamang terserah diperintah bos aja, kalau disuruh nganter ya nganter. Pake pajero ya pajero." Kata Mang Emen seakan tidak rela mengantar Juber.
"Enggak ada SIM juga Juber enggak apa-apa, Pak. Pokoknya dijamin enggak akan kena razia." Jawab Juber.
"Bener nih, Ber?"
"Bener, Pak. Kalem aja. Juber punya jurus koq."
"Jurus kamu apa he?" Tanya Mang Emen kesal. "Orang kamu ketangkap judi aja langsung masuk bui."
"Mang jangan kepo mang. Jurusnya enggak akan Juber kasih tahu walau mamang nyembah-nembah juga."
"Sudah sudah. Cepat pergi sana biar urusan cepat beres." Kata Kasman.
Juber memasang ekspresi meledek ke arah mang Emen.
"We he he he... penasaran ya sama jurus aku." Kata Juber.
"Walah, jurus cetek gitu aja dipake sombong."
"Memangnya mamang tahu?"
"Tahulah. Paling kamu nyuruh si Winda nungging dan nempelin pantatnya di kaca jendela mobil... tanpa celana dalam. Ha ha ha..."
"Dasar gembrot, minggir." Kata Juber. "Pak, saya permisi."
"Ya, hati-hati ya Juber."
"Siap, Pak."
***
(Bersambung)