Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG (REPOST) Istriku dan Mang Tukang Sayur

Status
Please reply by conversation.
Part 46

Sudahlah

"Oalah soal itu ya pak" Akupun mencoba berkelit dan bertanya kembali ke pak RT nya soal tetangga yang melihat mang Dedi keluar dari rumahku.

"Betul sekali Bu Liya, jadi seperti apa kronologis nya apa bisa ibu Liya jelaskan kepada saya"

"Mohon maaf ya pak, saya mau bertanya balik apa sebelum nya pak RT sudah menemui mang Dedi terkait kejadian ini"

"Nah itu Bu Liya kebetulan saya atau warga sekitar belum mendapatkan kejelasan dari mang Dedi"


"Oh gitu ya pak" syukurlah kalau pak RT atau warga belum ada yang bertanya sama mang Dedi. Gumam ku dalam hati. Jadi aku bisa mencari alasan biar pak RT atau warga tidak ada lagi yang mencurigai ku.

"Iya Bu kebetulan saya atau warga sekitar sudah 2 hari ini belum ada yang bertemu dengan mang Dedi"

"Lho kok bisa pak, biasanya kan mang Dedi setiap hari nya mangkal depan pos"

"Nah itu Bu Liya semenjak ramai di bicarakan soal isu ini mang Dedi tak pernah keliatan"

"Apa bapak atau warga sudah coba datang ke kontrakan nya, barang kali mang Dedi sakit atau emang tak berjualan pak"



"Sudah Bu bahkan sudah beberapa kali saya ataupun warga datang ke kontrakan nya mang Dedi"

"Terus pak"

"Yaitu mang Dedi juga ga ada di kontrakan nya"

"Ohh gitu ya pak, kemana tuh mang Dedi ya pak"

"Ga tau Bu, mungkin dia pulang kampung"

"Sudah coba di hubungi pak"

"Sudah Bu, tapi yaitu nomor handphone nya aja gak aktif, sudah beberapa kali saya coba menghubungi nya tapi ya tetap saja tidak aktif"

"Oh gitu ya pak, saya sih ga tau
soal mang Dedi tiba tiba menghilang"


"Iya Bu Liya makannya saya kesini untuk meminta penjelasan terlebih dahulu sama ibu atau pak Hadi terkait isu miring yang sedang ramai di bicarakan warga sekitar"

"Emang nya Isu apa pak saya kok baru dengar ya"

"Lho lho emang Bu Liya sendiri tidak tahu ya"

"Engga pak, makanya saya bertanya ke pak RT ada apa??, Emang isu nya seramai apa??

"Wajar sih ya, Bu Liya jarang keluar rumah juga jadi tidak tau soal isu miring ini"

"Justru itu pak maklum jarang

bergaul sering diem dirumah jadi kurang update ni pak" hehe

"Yaudah gak apa apa Bu jadi isu miring soal warga yang melihat mang Dedi tukang sayur keluar dari rumah bu Liya sekitar jam 3 dini hari, Telah ramai di bicarakan warga. Jadi warga bertanya tanya apakah ada hubungan gelap / perzinahan antara Bu Liya dengan mang Dedi mengingat suami Bu Liya yakni pak Hadi pas kebetulan sedang tidak ada dirumah"

"Apaaaa, kok warga bisa tau ya kalau suamiku lagi tidak ada dirumah" Akupun pura pura kaget mendengar nya dan mencoba bertanya untuk membalikkan keadaan. Biar pak RT tidak mencurigai perselingkuhan ku ini.

"Iya seperti itu keadaan nya bu, kebetulan juga ada warga yang bertemu sama suami ibu dijalan pas akan berangkat kerja dihari itu dan suami ibu menyampaikan sendiri bawasanya pak Hadi itu akan keluar kota untuk beberapa bulan kedapan. Makanya saya hanya ingin meluruskan saja takut nya ada fitnah atau gosip yang tidak tidak di warga saya"

Akupun terpaksa berbohong karena aku takut semua ini bisa terbongkar bahkan lebih ngeri nya lagi kalau sampai nyampe ke telinga suami ku, Bisa bisa aku di ceraikan dan di usir juga oleh warga sekitar. Dikarenakan pak RT ataupun warga belum ada yang bertemu sama mang Dedi akupun mencoba mencari alasan yang tepat supaya perselingkuhan ku ini tidak di ketahui bahkan di curigai lagi.

"Mohon maaf pak RT sebelum nya, Akan saya jelaskan kronologis nya seperti apa, kenapa mang Dedi bisa keluar dari rumah saya bawa grobag di jam 3 dini hari"

"Monggo Bu Liya silahkan"

"Jadi gini pak RT, sekitar pukul 1:30 dini hari kebetulan saya terbangun dari tidur dikarenakan saya merasa laper sekali, kebetulan juga dihari itu saya tidak masak, Alhasil sayapun memutuskan untuk memesan makanan melalui online yang dimana sekitar pukul 2 dini hari makanan yang saya pesan pun sudah tiba"

"Oke Bu terus"

"Nah otomatis ni pak saya kan harus kedepan ngambil makanan yang saya pesan"

"Yaa"

"Nah pas saya kedepan mengambil makanan nya kebetulan sekali saya bertemu dengan mang Dedi"

"Oke"

"Ya saya coba sapa ya pak namanya juga sesama tetangga apalagi udah kenal sering belanja di mang Dedi juga"

"Oh gtu ya, oke Bu silahkan di lanjutkan kembali"

"Iya pak RT, nah mang Dedi pun meminta tolong ni sama saya"

"Minta tolong untuk apa Bu"

"Ya minta tolong mau menitipkan gerobag nya di rumah saya katanya si mau belanja kepasar"


"Kenapa harus di titip segala grobag nya simpan di pinggir jalan juga mungkin aman Bu"

"Ya saya gak tau pak soal itu, mungkin mang Dedi takut sayuran nya di ambil orang"

"Oke oke"

"Nah sekitar pukul 3 dini hari saya mendengar suara bell rumah saya ternyata mang Dedi yang mau izin mengambil grobag nya yang sempat di simpan di gerasi rumah saya, jadi inti nya mang Dedi keluar dari rumah saya hanya mengambil grobag yang sempat di titipkan sama saya pak"

"Oh jadi seperti itu toh kronologis nya, tp Bu kok ada yang ganjal ya kalau menurut saya"



"Ya itu terserah gimana penilaian pak RT aja yang penting saya sudah coba menjelaskan kronologis nya seperti apa"

"Baiklah Bu kalau penjelasan nya seperti itu, nanti biar saya coba informasi kan ke warga terkait konfirmasi dari Bu Liya"

"Iya pak RT terimakasih sebelumnya"

"Iya Bu Liya sama sama, Tetapi saya mohon maaf jika ada warga sekitar yang merasa tidak percaya dengan alasan yang Bu liya sempaikan kepada saya paling nanti jalan keluar nya saya akan mengumpulkan siapa saja orang orang yang terkait soal isu ini"

"Maksud pak RT gimana ya"

"Iya Bu kalau misalkan ada warga

saya ni Bu yang kurang percaya atau keukeuh sama pendirian nya ya paling jalan satu satu nya kita kumpulin aja orang orang yang terkait seperti Bu Liya, pak Hadi, mang Dedi, dan beberapa warga yang sempat melihat mang Dedi keluar dari rumah bu Liya. Begitupun saya tidak akan sendiri pasti saya minta di temani Sam pak Cahyo selaku ketua RW di sini, jadi Biar semuanya bisa jelas dan tidak ada fitnah"

"Hmmm, yaudah gimana baik nya aja pak" dengan nada pasrah akupun merasa pak RT tidak mempercayai alasan ku yang mungkin sedikit tidak masuk akal.

"Yasudah Bu saya mau pamit pulang ya, mohon maaf sudah mengganggu waktu nya"

"Iya gak apa apa kok pak, oh ya mau

tanya satu lagi boleh"

"Monggo Bu silahkan, mau tanya apa ya"

"Jika ada tetangga atau warga yang masih keukeuh tidak percaya apa harus suami saya di libatkan pak ??, mengingat suami saya kan lagi di luar kota"

"Harus ada Bu, biar bisa jelas semua nya"

"Oh berarti harus menunggu kedatangan suami saya dulu dong pak"

"Betul Bu"

"Oh yaudah pak terimakasih"

"Yaudah Bu saya pamit pulang, asalamualaikum"

"Waalaikumsalam pak"






 
Part 47 Tersampaikan

Bagaimana ini, apa yang harus aku lakukan jika nanti suamiku telah pulang !!! Apa yang harus aku jelaskan jika suamiku bertanya soal apa yang sekarang telah terjadi saat suamiku kerja di luar kota. Perasaan ku saat ini benar benar takut, tak enak hati, kacau dan tak bisa berbuat apa apa lagi.

Oh ya hampir lupa aku harus segera menghubungi mang Dedi, sebelum di dului pak RT atau warga. Bisa bisa kebongkar kebohongan ku jika penjelasan mang Dedi berbeda sama apa yang sudah aku jelaskan.

Akupun dengan terpaksa mencoba menghubungi kembali mang Dedi, Berharap bisa bekerja sama soal masalah ini.

"Ya Ampun mas kenapa WhatsApp dan telepon seluler mu tidak aktif" gumam ku dalam hati

"Apa sekarang yang harus aku lakukan, ya tuhan ampunilah dosa dosa ku ini berilah aku jalan keluar yang terbaik dari masalah ini hanya padamu hambamu yang hina ini meminta pertolongan" begitulah doa'dalam tangisan ku. saat ini aku hanya bisa menangis dan pasrah dengan apa yang akan terjadi pada diriku ini.

Singkat cerita sekitar pukul 7 malam tiba tiba smartphone ku berbunyi dan akupun buru buru mencoba untuk mengecek nya, Berharap panggilan tersebut dari mang Dedi, saat aku lihat ternyata panggilan di smartphone ku itu dari pak RT.

"Ya ampun kenapa pak RT yang menghubungi ku bukan nya mang Dedi, tapiiiiiii sebentar ada apa lagi ya pak RT menghubungi ku, jangan jangan,,,,,,, oh tuhan kenapa aku tidak enak hati seperti ini" gumam ku dalam hati.

Setalah beberapa kali pak RT mencoba menghubungi ku akhir nya dengan terpaksa dan takut akupun mencoba menjawab panggilan dari pak RT yang sebelumnya sengaja aku tidak Jawab

"Asalamualaikum pak" akupun berusaha tetap tenang meski saat ini aku benar benar takut sekali.

"Waalaikumsalam Bu Liya, mohon maaf sudah mengganggu waktu nya"

"Iya pak RT tidak apa apa, ada apa lagi ya pak ??"

"Mohon maaf Bu saya harus menyampaikan nya hari ini juga"

"Maksud nya gimana ya pak"

"Biar nanti saya jelaskan di rumah ibu ya, kebetulan sekarang saya pak RW dan mang Dedi lagi menuju ke rumah Bu Liya"

Bagaikan tersambar petir di siang bolong, akupun benar benar kaget sekali saat mendengar pak RT dan pak RW lagi bersama mang Dedi menuju rumahku. " APA!!! ko bisa bisanya, Mang Dedi ada bersama pak RT dan pak RW. habislah sudah nasibku ini!!! begitulah gumam ku dalam hati yang tiba tiba kembali air mataku membasahi pipiku ini.

"Hallo Buu, Bu Liya apa masih mendengar suara saya"

"liiiiyyaaaa pak masih, maaf pak kok mang Dedi bisa bersama pak RT yaaaaa??"

"Kebetulan tadi siang pas pulang dari rumah bu Liya tak sengaja saya bertemu bersama mang Dedi dan terus saya coba ajak mang Dedi ke rumah saya Bu begitupun pak RW yang saya hubungi juga untuk datang ke rumah saya"

"Oh gitu ya pak, terus kenapa harus sama mang Dedi pak ke rumah saya nya"

"Lho kan ini asal mula nya dari mang Dedi Bu"

"OHhhhhh"

"Yasudah Bu biar nanti dijelaskan lebih detail nya di rumah Bu Liya saja ya"

"Iyaa pak RT"

"Yasudah Bu assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Akhirnya pak RT pun mengakhiri panggilan nya mengingat pak RT sedang menuju ke rumah ku bersama pak RW dan mang Dedi, akupun hanya bisa terdiam dan menangis. menyesali atas penghianat ku terhadap suamiku sendiri.

Akupun hanya bisa pasrah dengan apa yang akan terjadi jika suamiku tahu soal perselingkuhan ku bersama mang Dedi, Entah seperti apa nasibku nanti setelah suamiku pulang dari luar kota.

Yang ada dalam hati ku saat ini hanya penyesalan yang terus menghantui di setiap hembusan nafas dan kedipan mataku "oh Liya begitu bodoh nya dirimu, begitu tega nya engkau menghianati suamimu sendiri kau wanita yang begitu kejam, wanita yang tak punya perasaan, tak bermoral kau hianati cinta dan kasih sayang suamimu yang begitu besar terhadapmu, hanya untuk laki laki tukang sayur, "Abiiiiii maafkanlah semua kesalahan Umi Bi" teriakan ku sambil tak hentinya air mata ku membasahi pipi ku ini.



Tiba tiba akupun dikaget kan dengan suara bell rumah ku ternyata saat ku lihat di balik jendela sudah ada pak RT, pak RW dan mang Dedi tepat berdiri di depan pagar rumah ku.

"Apa yang harus aku lakukan, Apa harus aku membukakan pintu untuk Meraka??"

Akhirnya akupun menemui mereka bertiga dan mempersilahkan untuk masuk ke rumahku.

"Iya pak RT sebentar"

"Asalamualaikum Bu Liya" sapa dari pak RW

"Waalaikumsalam pak RW"

"Apakah kita boleh masuk Bu"

"Iya bapak bapak silahkan masuk"
"Baik Bu Liya terima kasih"

Setelah mereka masuk akupun menawari air minum dan begitu bodoh nya diriku keceplosan memanggil mang Dedi dengan sebutan mas, sontak pak RT dan pak RW pun terdiam dan melotot melihat ke arah mang Dedi dan diriku.

"Pak RT, Pak RW sama mas mau minum apa??"

"Hah, sebentar sebentar Bu Liya, saya ga salah dengar ni" ucap pak RW kepadaku

"Salah dengar apa ya pak"

"Sejak kapan Bu liya manggil mang Dedi itu dengan sebutan MAS ??"

"Ehhhhhh maksud liyaaa mang kok pak"

"Ohh yasudahlah Bu"

"Iya pak, oh ya jadi minum nya mau apa ni bapak bapak??"

"Sudah bu air putih saja"

"Iya betul air putih saja" sambung pak RW

Saat ku perhatikan Mang Dedi hanya terdiam tidak menjawab tawaran dariku.

"Hey Dedi ngelamun aja kau ini" sambung pak RT

"Iya kayanya banyak pikiran tu T" sambung pak RW

"Ehhh iya iya air putih aja dek Liya" eh Bu Liya maksud nya"

"Sejak kapan kamu ded panggil Bu Liya dengan sebutan dek Liya mesra amat" jawab pak RT

"Bukan begitu pak RT maksud nya Bu
Liya kok"

"Yaudah yaudah Bu Liya air putih aja untuk kami bertiga" sambung pak RW

"Yaudah tunggu ya bapak bapak biar Liya ambilkan dulu air nya"

"Monggo Bu silahkan" sambung pak RW

Akupun bergegas mengambil air putih untuk di suguhkan kepada mereka bertiga sambil memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya akupun mengusap air mataku yang kembali menetes membasahi pipiku ini.

"Ini bapak bapak air minum nya, silahkan diminum dulu"

"Iya Bu Liya terimakasih" sambung pak RW

"Bu Liya mungkin sudah tau

kedatangan kami kesini untuk apa??"

"Iya pak Liya sudah tahu"

"Syukurlah Bu, setelah saya dan pak RW mendengarkan ke saksian ataupun penjelasan dari mang Dedi terkait isu yang lagi ramai saat ini, Ternyata apa yang Bu Liya jelaskan sebelum nya ke pada saya ternyata jauh berbeda dengan apa yang sudah mang Dedi jelaskan kepada saya dan pak RW yang sebagai saksi nya"

"Ehhhh emang apa yang sudah mang Dedi jelaskan kepada pak RT sama pak RW"

"Mang Dedi telah jujur dan mengakui semua nya Bu" sambung pak RW.

"Betul Bu bawasannya sudah terjadi perselingkuhan antara mang Dedi dan Bu Liya selama ini, Dan yang lebih parah nya telah terjadi perzinahan antara mang Dedi dan Bu Liya yang telah dilakukan di rumah

Bu Liya sendiri dan di kontrakan nya mang Dedi, saya sebagai ketua RT dan sebelah saya pak RW sebagai saksi nya hanya ingin mewakili warga biar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan Bu. Karena apa yang ibu lakukan sudah mencoreng nama baik wilayah kami".

"Lebih baik Bu Liya jujur saja seperti mang Dedi daripada nanti warga disini marah tiba tiba menyuruh Bu Liya untuk pergi dari tempat ini" sambung pak RW.

"Iya Bu, jika Bu Liya jujur dan mengakui semuanya mungkin lain lagi urusan nya" sambung pak RT

"Betul Bu lebih baik di akui saja, jadi pak RT atau saya bisa langsung menghubungi suami ibu supaya bisa pulang lebih cepat. Karena ada suatu masalah di rumah tangga pak Hadi dan Bu liya yang segera harus suami ibu bereskan, jangan sampe yang mebereskan nya warga sekitar karena sudah ada perselingkuhan dan perzinahan di tempat mereka tinggal"
 
Part 48 Terpojokan

Ya ampun apa yang telah mang Dedi lakukan, kenapa mang Dedi sendiri yang telah membocorkan perselingkuhan ini, Begitu kesal nya aku terhadap mang Dedi, Benci rasa nya melihat si tukang sayur itu saat tepat berada di depan ku. Pokoknya aku sudah tak ingin kenal lagi sama mang Dedi sungguh aku sangat membenci nya.

"Bu Liya" sambung pak RT

"Buuu jangan melamun seperti itu" sambung lagi pak RW

"Euhhh iya iya maaf pak RW gimana gimana pak"

"Jadi gimana Bu, apa ibu akan mengakui nya sama seperti hal nya mang Dedi yang telah menceritakan semuanya soal perselingkuhan dan perzinahan yang telah Bu Liya lakukan bersama mang Dedi ??"

Pak RT dan pak RW pun terus menerus mencecar dan memaksa aku untuk segera jujur dan mengakui perselingkuhan serta perzinahan yang sudah ku lakukan bersama mang Dedi.

"Mohon maaf pak RT dan pak RW kenapa bapak memaksa saya untuk mengakui hal yang tak pernah aku lakukan !!! Ini semua fitnah pak, tolonglah percaya padaku"

"Mohon maaf Bu Liya, bukannya saya tak percaya hanya apa yang telah mang Dedi sampaikan ke saya atupun ke pak RW bagi saya itu sudah cukup" sambung pak RT

"Tiba tiba mang Dedi berbicara dan membuat diriku kaget dengan apa yang
mang Dedi ucapkan kepada saya"

"Sudahlah dek Liya sayang pak RT dan pak RW sudah tau perselingkuhan kita lebih baik kamu dek mengakui nya"

"Diam kau" bentakku ke mang Dedi

"Mang Dedi tolong jangan dulu bicara ya sebelum saya suruh" sambung pak RT

"Mohon maaf Bu Liya sebelum nya bukan maksud saya atu pak RW ikut campur urusan rumah tangga Ibu, hanya saja dikarenakan sebelum nya mang Dedi telah terlihat keluar dari rumah bu Liya sekitar pukul 3 dini hari oleh warga setempat, Sehingga membuat warga curiga dengan apa yang telah dilakukan oleh Bu Liya dan mang Dedi, mengingat Bu Liya sudah mempunyai suami tetapi telah memasukan seorang lelaki ke dalam rumah, Yang jelas jelas bukan muhrimnya apa lagi dalam keadaan suami Bu Liya
sedang tidak ada di rumah"

"Betul Bu Liya dari pada ibu terus menerus mengelak dan tidak mengakui nya bisa bisa warga yang akan mengerumuni rumah ibu ini, apa Bu Liya mau jika warga sudah marah bisa bisa Bu Liya diminta untuk pergi atau di usir oleh warga" sambung pak RW.

"Tetapi pak RW pak RT saya tidak pernah melakukan perselingkuhan ataupun perzinahan bersama mang Dedi"

Akupun semakin terpojokan dengan apa yang saat ini terjadi, aku hanya bisa mengelak karena aku tahu jika aku jujur dan mengakui ini semua bisa bisa pak RT langsung saja menghubungi suamiku.

"Tetapi Bu Liya ini mang Dedi telah mengakui nya apa yang telah Bu Liya dan mang Dedi lakukan, kenapa Bu Liya tidak jujur saja kepada saya dan pak RW, biar

semuanya jelas dan bisa di bereskan secara baik baik Bu"

"Baiklah pak RT dan pak RW mohon maaf sebelumnya, Buat saya ini sudah sangat keterlaluan karena pak RT dan pak RW terus menerus memaksa saya untuk mengakui hal yang tidak pernah aku lakukan bersama mang Dedi"

"Gimana ni pak RW Bu Liya masih keukeuh tidak mengakui nya"

"Sudahlah gini aja pak RT lebih baik sekarang pak RT coba hubungi suami Bu Liya terlebih dahulu"

"Mohon maaf pak saya potong, kenapa harus menghubungi suamiku pak"

"Ini harus segera di bereskan Bu kalau tidak nanti warga bisa marah terhadap kita" sambung pak RW

"Tapi pak........ini semua tak adil buat saya"


"Sudah Bu saya hanya meminta pak Hadi suami ibu untuk pulang lebih cepat biar bisa beres semuanya"

Percuma saja aku mengelak ujung ujung nya pak RT tetap menghubungi suamiku, kalau sudah begini aku hanya bisa pasrah dengan keadaan ku saat ini, semua ini gara gara mang Dedi, Aku sudah tak ingin kenal dengan yang namanya Dedi si tukang sayur sialan itu.

"Sebentar ya pak RW, Bu Liya dan mang Dedi biar saya hubungi pak Hadi selaku suami Bu Liya terlebih dahulu"

"Jangan pak saya mohon jangan kasih tau suamiku, kasian dia pak saya mohon jangan pak"

"Gimana ni pak RW"

"Udah hubungi aja T"

"Yaudah sebentar yaaaa"

"Sebentar pak RT, kalau betul saya telah selingkuh dan berzinah bersama mang Dedi si tukang sayur itu, terus apa bukti nya?? Apa pak RT dan pak RW mempunyai bukti nya. Tolong kasih bukti buat saya ya pak !!! jangan seenaknya menghubungi suamiku pak maaf"

"Kan sudah jelas bu Liya kalau mang Dedi terlihat keluar dari rumah bu Liya"

"Ya mana bukti nya pak"

"Bukti otentik nya kita memang tidak ada Bu. foto ataupun vidio, hanya yang melihat mang Dedi keluar dari rumah bu Liya itu bukan hanya satu orang melain kan 3 orang Bu, Jadi sudah jelas kan bahkan orang yang melihat mang Dedi keluar dari rumah ibu itu langsung melapor kepada saya dihari yang sama"

"Tapikan pak RT, pak RW mohon maaf kalau seperti itu ga bisa jadi bukti nyata, bisa aja orang orang itu ingin menfitnah saya dan keluarga saya atau bahkan mang Dedi telah mengarang cerita nya sendiri"

"Buat apa saya mengarang cerita dek Liya" sambung mang Dedi

"Kamu siapa, hanya tukang sayur mana mau saya sama kamu. Sudah tua terus hitam, jelek lagi.

"Ko dek Liya menghina mas, walaupun mas jelek, hitam dan sudah tua tapi kan dek Liya bisa terpuaskan bukan" HAHA

"li amit amit najis tau, Makannya kamu jangan pernah ngarang cerita terus menfitnah aku"

"Mas gak ngarang cerita kok udah jelas bahkan bukti vidio dan chat di
handphone mas dek Liya sendiri kan yang menghapus nya"

"Hah hallooooo, siapa juga yang menghapus pegang handphone situ aja aku gak pernah tuh"

"Sudah sudah mang Dedi, Bu Liya ko jadi bertengkar depan kita"

"Habis nya aku kesal pak RT, sama si Dedi tukang sayur itu"

"Mohon maaf pak RT, pak RW memang bukti perselingkuhan saya dan Bu Liya itu tidak ada bukti nya karena vidio dan chat WhatsApp pribadiku bersama Bu Liya sudah terhapus" sambung mang Dedi.

"Betul juga kita ga punya bukti yang kuat, jangan sampe ini jadi fitnah buat Bu Liya nya " sambung pak RT

"Sebentar T, walaupun tidak ada bukti yang kuat tetapi saya ingin bertanya

sama mang Dedi"

"Monggo pak RW silahkan, Bu Liya sebentar ya" sambung pak RT

"Ya silahkan aja toh bukti nya aja ga ada kok"

Sambungku yang merasa menang karena mereka semua tidak punya bukti yang kuat untuk membongkar peselingkuhan ku ini, syukurlah kalau tak ada bukti yang kuat mana bisa mereka membongkar perselingkuhan ku dengan mang Dedi. Akhir nya akupun sedikit lega karena bukti vidio dan chat pribadi WhatsApp ku bersama mang Dedi sudah sempat ku hapus. Jadi tak ada lagi bukti apapun yang bisa menyudutkan ku atau bahkan suamiku pun pasti akan percaya padaku HAHAHA.

"Jadi gimana pak RW, mau bertanya apa sama saya" sambung mang Dedi

"Gini mang Dedi yaa, saya mau bertanya walaupun tidak ada bukti yang kuat tetapi apakah ada SAKSI saat perselingkuhan berlangsung antara mang Dedi dan Bu Liya??"

"Maksud nya gimana pak RW mohon maaf saya kurang mengerti maklum hanya tukang sayur keliling pak RW"

"Maksud saya, jika bener mang Dedi dan Bu Liya telah berselingkuh bahkan berzinah sebelum nya apa ada yang tau selain mang Dedi dan Bu Liya"

"Oh Jelas ada pak RW"

"Nah ini titik terang nya, boleh jelaskan kepada saya dan pak RT siapa orang yang mengetahui perselingkuhan mang Dedi dan Bu Liya"
 
Part 49

Terungkap

Habislah sudah aku ini, percuma pak RW lebih pintar dariku meski sudah ku hapus bukti Vidio dan chat WhatsApp pribadiku dari handphone mang Dedi tetapi saksi akan sangat memberatkan ku. Begitu terkejutnya diriku saat mendengar pertanyaan pak RW kepada mang Dedi yang tak sempat aku pikirkan sebelum nya, Lantas apa yang harus kulakukan sekarang. Dengan terpaksa aku harus menerima apapun nanti keputusan suamiku.

"Kalau yang mengetahui perselingkuhan saya dan dek Liya keluarga saya pak RW"

"Tolong bisa di jelaskan mang, kenapa keluarga mang bisa mengetahui nya" sambung pak RT

"Waktu itu kebetulan saya lagi sakit pak RT, pak RW"

"Oke terus"

"Nah saat saya lagi sakit dek Liya mampir ke kontrakan ku niat nya sih mau nengokin saya yang lagi sakit, wajar kan pak RT,pak RW, Sama pacar HEHE"

"Apaan sih kamu, stop panggil aku dek Liya" sungguh jijik sekali aku mendengar mana sambil cengar cengir

pula.

"Maaf maaf deh mba Liya sudah kebiasaan" sambung mang Dedi

"Sudah lanjutkan dulu mang, dan di mohon untuk Bu Liya tenang dulu ya" sambung pak RT

"Mohon maaf pak RT tadi sudah sampai mana ya"

"Kalau tidak salah Sampai mang dedi lagi sakit"

"Oh iya betul pas saya sakit MBA LIYA nengokin saya inti nya lagi ada di rumah saya pak RT.... Pak RW...."

"Ya terus" sambung pak RW

"Nah Taulah ya pak namanya di kontrakan berdua ya kita melakukan hubungan suami istri, bahkan mba Liya memberikan tarian dengan goyangan yang HOT sekali sampe semua pakaian nya di lepas depan saya" HIHIHI

"Stop Dedi jangan kamu teruskan" sambungku karena aku merasa sudah sangat malu, dan merasa sudah di rendahkan sama mang Dedi depan pak RT dan pak RW.

"Tenangkan dulu ya Bu, biarkan mang Dedi menjelaskan terlebih dahulu"

sambung pak RT

"Betul Bu Liya, oh ya mang Dedi kalau soal melakukan hubungan suami istri jangan terlalu mendetail ya"

"Iya pak RW maaf saya hanya ingin menjelaskan dengan lengkap saja biar ga jadi fitnah gitu" Hehe

"Yaudah Monggo di lanjut mang"

sambung pak RT

"Iya pak RT saya lanjutkan lagi, nah setelah kita berdua saya sama mba liya telah selesai memadu kasih atau ya bisa dibilang berhubungan suami-istri, walaupun baru pacaran sih pak RT pak RW, HEHE tiba tiba kakak Tante dan mama saya datang ke kontrakan"

"Oke, jadi saksi nya kakak Tante dan mama mu ya mang"

"Iya betul sekali pak RT"

"Kenapa bisa bersamaan antara Bu Liya dengan kakak Tante dan mama mang dedi datang ke kontrakan nya"

"Maksud nya bagaimana pak RW"

"Aduh mang kau ini, maksud saya kenapa keluarga mang Dedi dan Bu Liya datang ke kontrakan nya bisa dihari yang sama"

"Ohhh, Ya saya ga tau pak RW, kebetulan kali atau ya sama sama mau menjenguk saya"

"Oke, tapi sempat ketemu keluarga mu dengan Bu Liya"

"Ya ketemu lah pak RW, bahkan aku kenalin juga sama keluarga ku kan waktu itu mba Liya masih pacar saya pak RW" HEHE

"Cuihhhh najis, itu akal akalan dia aja pak RW"

"Sebentar ya Bu Liya" sambung pak RT

"Baiklah mang Dedi selain mereka bertiga keluarga mang Dedi apa ada orang lain lagi yang mengetahui perselingkuhan mang Dedi dan Bu Liya" Sambung pak RW.

"Tidak ada pak RW"

"Baiklah terimakasih mang penjelasan nya, nah Bu Liya sudah jelaskan walaupun tidak ada bukti tapi sudah ada saksi mata"

"Kan saya sudah bilang pak RW dia itu Ngada Ngada ngarang aja"

"Yaudah tanya aja ke kakak Tante atau mama ku kalau tak percaya" sambung mang Dedi

"Pasti nanti kita akan tanyakan mang Dedi" sambung pak RT

"Bisa saja ya pak RT pak RW namanya keluarga dia pastilah nanti di kasih tau terlebih dahulu sebelum pak RT atau pak RW tanya ke keluarga nya" sambungku ketus

"Ya gak mungkin lah dek Liya!!!, Eh mba Liya" hehe sambung mang Dedi

"Gak mungkin apa toh itu keluarga mu"

"Sudah sudah mang Dedi Bu Liya kok di ulang lagi berantem nya" sambung pak RT

"Sudah gini aja biar jelas apakah mang Dedi bisa menghubungi satu persatu keluarga mang Dedi atau salah satu nya yang menjadi saksi saat ini??" sambung pak RW

"Bisa pak RW"

Akhir nya mang Dedi pun mencoba

menghubungi keluarga nya, Akupun sudah tak bisa berbuat banyak lagi pasrah dengan semua keadaan ini dan harus siap kehilangan seorang suami dan anakku. Kenapa hidup ku jadi seperti ini, aku hanya menunggu awal kehancuran di hidupku ini, Oh Sungguh tega nya mang Dedi kepadaku mencoba memisahkan aku dengan suami dan anakku sendiri.

"Yaudah coba dihubungi sekarang saja ya mang" sambung pak RT

"Siap pak RT saya coba hubungi terlebih dahulu kakak saya ya mudah mudahan lagi sama mama dan tente saya"

"Iya silahkan mang"

"Hallo"

"Hallo Dedi tumben kau nelpon ada apa"

"Ini pak RT dan pak RW mauberbicara"


"Apa?? Mau apa RT dan RW bicara sama saya, apa kau bikin onar disana"

"Tidak, sudah ini pak RW mau bicara"

"Yasudah mana"

"Hallo asalamualaikum"

"Iya pak, mohon maaf saya non muslim"

"Oh iya maaf saya tidak tahu, perkenalkan saya Cahyo ketua RW Disni"

"Iya pak Cahyo saya kakak nya Dedi, ada apa ya, apa si Dedi membuat masalah ??"

"Ya bisa dibilang seperti itu Bu, tetapi biar nanti saja mang Dedi sendiri yang akan menjelaskan nya"

"Ok ok ok terus apa yang mau di

bicarakan sama pak Cahyo kepada saya??"

"Saya hanya ingin bertanya aja"

"Ya silahkan mau bertanya apa"

"Apa Ibu selaku kakak nya Dedi benar sudah pernah bertemu dengan wanita yang bernama Liya??"

"Liya, Liya ya, sebentar saya coba ingat ingat"

"Silahkan Bu di ingat ingat lagi"

"Oh ya saya baru ingat pak RW itukan kalau gak salah pacar si Dedi yang waktu itu di kenalkan ke saya termasuk ke mama dan Tante saya juga"

"Kalau boleh tau ibu beserta mama dan tente nya bertemu dengan Bu Liya dimana ya ?

"Oh itu saya waktu itu bertemu di kontrakan si Dedi pak"
"Baiklah sudah cukup Bu, terimakasih atas waktu nya"

"Iya pak RW mohon maaf atas kelakuan si Dedi ya pak"

"Iya Bu"

Setelah pak RW selesai menghubungi kakak nya mang Dedi dan telah memberikan kembali smartphone nya terdengar nada kakak nya mang Dedi yang begitu marah terhadap mang Dedi.

"Hallo Dedi"

"Iya"

"Kau bikin masalah apa"

"Nanti saya jelaskan, sekarang sudah dulu ya"

"Ya"

Akhir nya mang Dedi pun mengakhiri panggilan nya, dan sudah jelas bahwa kebohongan ku kini sudah terungkap semuanya, dengan mendengar jawaban langsung dari salah satu keluarga mang Dedi. Dengan pasrah akupun mau tidak mau harus mengakui perbuatan ku selama ini dengan mang Dedi.
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd