Saat itu awal tahun 2003, sekitar bulan Januari tanggalnya lupa, aku sedang mencuci mobilku sendiri, karena ortuku lagi ke rumah nenek di Bogor dengan mobil dinasnya, dan kebetulan sopir baru keluarga kami, Mang Dedi , sedang mengantar adekku Danti pake mobil papaku ke sekolah. Ketika itu jam 7.30, sementara sambil nunggu waktu kuliah aku cuci mobil sendirian di belakang halaman rumahku, kemudian tak lama ada temenku datang si Asni, yg biasa menemaniku kalo mau kuliah, walopun aku harus sudah bimbingan tugas akhir, namun ada beberapa mata kuliahku yg blum beres memaksa aku harus ambil mata kuliah tersebut lewat smester pendek.
Si Asni mengagetkanku dari belakang dengan menutup mataku kala aku lagi semprotkan air, “Hayooo…cuci mobil pake acara seksi2an segala” katanya saat itu, memang aku saat cuci mobil blom mandi sama sekali, karena sehabis bangun tidur langsung aku cuci mobil, kebiasaanku aku kalo pake baju tidur selalu ga pake BH sama celana dalem, aku menjawab saat itu “eh elo As, ngapain pagi2 bgt kesini??” , jawabnya lagi “yeee….khan mo kuliah barengg” aku tersenyum dan mempersilahkan dia ke kamarku…”ya udah lo ke kamarku aja gih…” sesaat si Asni ke dalam kamarku, tak lama berselang terdengar suara mobil masuk garasi depan yg artinya Mang Dedi sopirku sudah balik ke rumah seusai nganterin adekku sekolah. Mang Dedi adalah sopir baru keluargaku, usianya mungkin sudah 50-an tahun, dengan kepala plontos tanpa rambut dan kulit sedikit gelap. Lalu dia nyamperin aku “Dibantu ya Neng Dita nyuci mobilnya?? Ga ada kerjaan lagi nih saya” kata Mang Dedi dari belakangku menyahut, dan pas aku menoleh ke belakang aku bermaksud mengerjainya dengan meyiramkan selang air ke badannya, tapi dia malah ketawa dan merebut selang di genggamanku dan berbalik menyiramkan air ke tubuhku, otomatis baju tidurku basah kuyup, dan disaat basah itu sudah pasti seluruh tubuhku tercetak oleh air yang membasahi baju tidurku, dan saat aku mau merebut selang air darinya dia terjatuh dan tubuhku menimpa dirinya,”wah Neng Dita mah pake acara tindih2an segala jadi repot nih” katanya “kok repot???” Jawabku, sambil melirik rambutnya yg basah, memang kami udah akrab sejak beberapa bulan terkahir, namun si Mang Dedi itu seperti jaga jarak denganku sejak 4 minggu terakhir ga tau kenapa, mungkin ortuku sudah mencium gelagat hubungan kami yg tidak wajar.
“iya repot, Neng, soalnya anu loh, maaf, dadanya si Neng keliatan pisan kena air”katanya lagi”yeeee, enakan disitu”kataku lagi dengan balas canda. namun tiba2 aku berbisik padanya” mang, jgn begini ah risi ada temenku si Asni di kamar, ntar kalo ngeliat kita kaya gini, maluu atuh” kataku memperingatkan, “ya udah Neng Dita ke kamar saja, biar saya trusin cucinya”katanya lagi, aku menganguk dan aku langsung masuk ke dalem, sementara di dalem si Asni lagi asik cheting dikamarku yg kebetulan online internet aku suruh aja dia kuliah secara tiba2 kawatir dia nunggu terlalu lama”Asni maafin gw dech, lo duluan aja ke kampus biar aku nanti dianterin sama sopirku”kataku berbohong, “ya udah Dit, loe bener ya susul aku?? Neeh gue ngasih surat dari si Edwin kakakku”katanya. “ya udah loe simpen aja di meja belajar, gw basah bgt neh kena air tadi ga usah khawatir dech, aku pasti kok kuliah, lagian jam 11 ini kuliahnya, skarang baru jam 8”.
Lalu dia pamit dan berangkat sendiri ke kampus, sementara aku ambil handuk dan berniat untuk mandi, ketika aku mandi aku harus ke ruangan bawah, karena toiletnya memang deket ruang tamu, setelah selesai mandi, aku lilitkan handuk sampai sedada, sementara ujung bawahnya hanya sepaha karena handukku itu memang ga terlalu panjang, tetapi alangkah kagetnya setelah aku keluar dari kamar mandi, Mang Dedi sopirku itu mendekap dari belakang dan langsung menciumi rambut dan kuping belakangku, aku kaget dan terhenyak sekali sampai berbalik dan mendorong tubuhnya ke belakang, dia malah kaget dan bertanya agak keras “Kenapa Neng kok kaya gituh? Padahal beberapa bulan lalu malah si Neng yg minta di belai sama di pijatin ???”katanya. aku hanya menjawab saat itu”itu dulu Mang, sekarang Dita ga kepengen lagi gitu2an ah, Mang Dedi khan udah punya istri di kampung, lagian Dita saat itu lagi deket sama Edwin kakaknya Asni, ga usah lagi deh kaya gitu2an, kalo tadi kita bercanda2 seeh, ga papa, tapi kalo Mang Dedi kelewatan gitu sementara Dita nya lagi ga mood, jangan dech”kataku lagi sambil bergegas aku menuju tangga menuju ke kamar, sepintas kuliat mang Dedi yang terjatuh tadi hanya menatap heran, mungkin dia merasa aneh dengan perlakuanku saat itu.
Lalu dia seperti yang mau menyusulku ke atas kamar dan saat mau masuk ke kamarku dia malah menarik handukku dari belakang, sehingga terlepas handukku seluruhnya dan otomatis aku telanjang bulat dengan posisi membelakanginya, dan setelah aku berbalik mau menutup pintu kamarku, tangan kuat mang Dedi lebih cepat menahan pintu kamar dan seperti yang berusaha masuk, lalu kami saling dorong dan akhirnya aku nyerah setelah dia nekat masuk ke kamarku sementara aku tutup kedua dadaku dengan tangan karena handuk yang tadi ditarik dia ada diluar, “nah Neng, sekarang saya minta jatah ke Neng Dita setelah beberapa bulan ga dikasih pijatan2 lagi, ini resiko si Neng karena dulu sudah memulainya, jadi saya ketagihan nih minta jatah ”katanya . saat itu aku hanya tertunduk menyesali diri kenapa aku sampai kebablasan kasih dia kesempatan menggerayangi tubuhku, padahal kalo saja aku jaga jarak sama dia mungkin kejadiannya ga akan seperti ini pikirku saat itu menyesali, dengan posisiku mundur trus duduk di pinggiran ranjang kamarku dan menutup dadaku dengan tangan kiri sementara kemaluanku aku tutup dengan tangan kanan memohon ke dia supaya mau keluar kamarku “Mang Dedi, tolong jangan nekat deh, Dita mohon, soalnya Dita lagi deket sama temen laki di kampus”kataku memelas, namun rupanya setan sudah merasuki pikiran mang Dedi saat itu, lalu dia menaiki ranjang tidurku, sementara aku masih duduk di pinggiran ranjang, dan anehnya saat mang Dedi mulai membelai rambut, pipi dan bahuku, aku terdiam tanpa perlawanan, lalu dia berusaha melepaskan tangan kiri yang menutupi dada ini, dan itupun aku terdiam sambil tetap tertunduk, sampai akhirnya dengan posisi aku terduduk telanjang di pinggir ranjangku itulah mang Dedi sopirku itu memulai menyentuh bagian2 tubuhku mulai dari rambut, ke leher, bahu dan ahhh puting payudara kiriku kena sasaran juga apalagi tangan kekarnya itu menjelajah payudara memutar jemarinya di puting dada kiri kanan, merinding sekali rasanya, tangan kiriku dibiarkan tergeletak di atas kasur setelah hampir satu bulan lamanya ga melakukan kegiatan belai2an dengannya sementara tangan kananku masih menutup kemaluan bawahku, namun rupanya mang Dedi lebih berpengalaman dalam membuai wanita, dia masih di ranjangku dengan posisi berlutut meng usap2 bagian atas tubuhku dengan sesekali menciuminya, mungkin dia semakin bernafsu pikirku saat itu karena terlihat dari nafasnya yang ngos2an dan memburu serta wangi sabun yg masih melekat di tubuhku , rambutku yg mulai panjang terlihat seksi hampir menutupi kedua payudaraku saat kutatap cermin disebelah sisi ranjang tempat aku duduk yang mungkin menambah gairah seksnya pikirku lagi, apalagi saat itu aku bertambah berat badan sekitar 55 kg dari 40-an kg dan sudah terlihat padat berisi dengan pinggul yg semakin membulat dan tubuh putih tanpa noda sementara dadaku yg mancung sudah berukuran 34b membuat dia semakin bernafsu kala membaringkan aku tidur di ranjangku sendiri.
Dia diatasku menindih masih menggunakan kaos singlet dan celana jeansnya, sementara aku telanjang bulat dibawah tindihannya, lelaki mana yang akan menolak perempuan yang sudah pasrah sepertiku saat itu, terlintas di pikiranku mau menyudahinya mengingat aku harus kuliah jam 11 tapi dengan segala kepandaian dia mencumbu, akhirnya aku nyerah juga, “ahhhh…Mang Dedi, jangan donk…..ahhhh…sssssaayaaa mmmaau kulliiaahh neehhhh…ahhhhmangng”bgitu seingatku kata2 yg meluncur dari bibir mungilku saat mang Dedi menciumi hampir seluruh tubuhku sampai ke perutku dan akhirnya dia berhasil menepiskan tangan kanan yang memegangi kemaluanku tadi dan saat cumbuan itu datang ber tubi2 akupun terbuai sambil menggigit bibir bawah dan memejamkan mata serta mencengkram seprei kasur yang semula tertata rapi menjadi acak2an dengan kedua tanganku ini.
Setelah beberapa kali aku mengejang dan merapatkan dua paha ini ke atas, mang Dedi membuka baju singletnya dan seperti melepaskan gesper dan celana jeansnya, sehingga saat itu kulihat mang Dedi betul2 dalam keadaan tubuh polos hitam legam namun agak tercium bau badan khas laki-laki dengan kemaluan mengacung ke atas yang tak kalah hitamnya namun berdiameter besar, lebih besar dari kemaluan pacarku, dan kala dia mendekap aku lagi dari atas dia berbisik di sisi telinga kiriku “Neng Dita sayang, saya ga rela kalo tubuh Neng di nikmati si Edwin sialan itu!!”katanya . aku tersentak kaget”kok Mang Dedi seperti itu ngomongnya?”kataku.”emang Mang ini siapanya aku??”kataku lagi, namun aku tetep ga beranjak dari dekapannya mengingat kepala kemaluan mang Dedi sudah menggesek2 paha kananku yang menambah rangsangan semakin tinggi, saat itu mang Dedi mulai gencar lagi mencumbui berbagai bagian2 sensitifku dan aku bener2 dibuat tak berdaya kala sekujur tubuhku dijilati olehnya walaupun mulutnya itu bau, tapi karena jilatan demi jilatan di payudara, perut dan kemaluan, akhirnya aku bener2 dibuat tak berdaya sampai akhirnya dia berbisik lagi”Neng maukah merasakan yang lebih nikmat selain di pijat dan di elus??” aku ga menjawab karena saat itu aku hanya terpejam dan menikmatinya saja tanpa ada pikiran yang lain. Sampai akhirnya hal yang tidak terduga sama sekali, Mang Dedi mencoba menggesek2an kemaluannya di bibir kemaluanku, semula aku beberapa kali menggoyangkan badan ke kiri dan kekanan dengan harapan jangan sampai masuk penis dia ke kemaluanku, namun dengan tangannya yg kekar dia mencengkram pinggulku dua2nya sehingga posisi panggulku berhenti bergerak dan dengan mengangkangkan kakiku dua2nya dengan kaki kanannya secara per lahan2 penisnya itu sedikit demi sedikit berhasil masuk dan ahhhhhhhhhh “sakkitttt maaanggg……jangaaaannnnn ssspertiii ituuuuuuu”teriakku saat itu”ga apa2 neng, tenang saja, hanya sebentar sakitnya”katanya.”
Tahan saja sedikit lagi”katanya lagi. “ahhhhhjgaannnn maaanggg…..”dan akhirnya jebolah pertahananku mulai dari ¼,1/2, dan lama2 100 % masuk seluruh penisnya ke kemaluanku dan dia menggenjot naik turun tubuhnya secara beraturan diatas tubuhku yg kontras sekali hitam diatas putih saat itu namun lama-kelamaan memang terasa enakkk sekali, tapi aku sempet bertanya dalam hati, kok ga sampai keluar darah walaupun dia menggenjotnya keras sekalii, tapi aku ga peduli saking nikmatnya sampai kalo dihitung mungkin 6-7 kali aku mengejang, namun ketika dia semakin cepat menggenjotnya secara tiba2 dia mengeluarkan penisnya dari kemaluanku dan bersamaan dengan itu yg aku tau ada sepercik darah tapi ga banyak sama seperti ketika mens dan dia pun menyemburkan cairan kental dari penisnya di atas perutku…..”Supaya Neng Dita ga hamil jadi saya keluarkan diatas sini” katanya sambil menunjuk perutku…..panas sekali rasanya seperti disiram air termos, namun setelah persetubuhan itu selesai, aku meringgis menahan sakit, karena memang kemaluanku terasa perih ketika dia mencabutnya secara tiba2 itu…lalu dia ke bawah dan membawa air hangat dan dioleskannya air hangat tersebut ke bibir kemaluanku dengan kapas karena masih tersisa bercak2 darah. Sementara aku terkulai lemas tidur terlentang karena capek, nikmat dan perih…..setelah itu jam menunjukan pukul 10.30 aku disuruh Mang Dedi berpakaian.”biar saya anterin Neng ke kampusnya”katanya lagi, aku menganguk lemas saat itu. Tapi setelah kejadian itu kami tidak melakukan hubungan apa2 lagi dengan mang Dedi karena papa menyuruh mang Dedi pulang kampung. Praktis sejak kepulangan Mang Dedi aku sering merasakan kerinduan belaian lelaki dan merasakan hal2 yg luar biasa lagi…
end
Si Asni mengagetkanku dari belakang dengan menutup mataku kala aku lagi semprotkan air, “Hayooo…cuci mobil pake acara seksi2an segala” katanya saat itu, memang aku saat cuci mobil blom mandi sama sekali, karena sehabis bangun tidur langsung aku cuci mobil, kebiasaanku aku kalo pake baju tidur selalu ga pake BH sama celana dalem, aku menjawab saat itu “eh elo As, ngapain pagi2 bgt kesini??” , jawabnya lagi “yeee….khan mo kuliah barengg” aku tersenyum dan mempersilahkan dia ke kamarku…”ya udah lo ke kamarku aja gih…” sesaat si Asni ke dalam kamarku, tak lama berselang terdengar suara mobil masuk garasi depan yg artinya Mang Dedi sopirku sudah balik ke rumah seusai nganterin adekku sekolah. Mang Dedi adalah sopir baru keluargaku, usianya mungkin sudah 50-an tahun, dengan kepala plontos tanpa rambut dan kulit sedikit gelap. Lalu dia nyamperin aku “Dibantu ya Neng Dita nyuci mobilnya?? Ga ada kerjaan lagi nih saya” kata Mang Dedi dari belakangku menyahut, dan pas aku menoleh ke belakang aku bermaksud mengerjainya dengan meyiramkan selang air ke badannya, tapi dia malah ketawa dan merebut selang di genggamanku dan berbalik menyiramkan air ke tubuhku, otomatis baju tidurku basah kuyup, dan disaat basah itu sudah pasti seluruh tubuhku tercetak oleh air yang membasahi baju tidurku, dan saat aku mau merebut selang air darinya dia terjatuh dan tubuhku menimpa dirinya,”wah Neng Dita mah pake acara tindih2an segala jadi repot nih” katanya “kok repot???” Jawabku, sambil melirik rambutnya yg basah, memang kami udah akrab sejak beberapa bulan terkahir, namun si Mang Dedi itu seperti jaga jarak denganku sejak 4 minggu terakhir ga tau kenapa, mungkin ortuku sudah mencium gelagat hubungan kami yg tidak wajar.
“iya repot, Neng, soalnya anu loh, maaf, dadanya si Neng keliatan pisan kena air”katanya lagi”yeeee, enakan disitu”kataku lagi dengan balas canda. namun tiba2 aku berbisik padanya” mang, jgn begini ah risi ada temenku si Asni di kamar, ntar kalo ngeliat kita kaya gini, maluu atuh” kataku memperingatkan, “ya udah Neng Dita ke kamar saja, biar saya trusin cucinya”katanya lagi, aku menganguk dan aku langsung masuk ke dalem, sementara di dalem si Asni lagi asik cheting dikamarku yg kebetulan online internet aku suruh aja dia kuliah secara tiba2 kawatir dia nunggu terlalu lama”Asni maafin gw dech, lo duluan aja ke kampus biar aku nanti dianterin sama sopirku”kataku berbohong, “ya udah Dit, loe bener ya susul aku?? Neeh gue ngasih surat dari si Edwin kakakku”katanya. “ya udah loe simpen aja di meja belajar, gw basah bgt neh kena air tadi ga usah khawatir dech, aku pasti kok kuliah, lagian jam 11 ini kuliahnya, skarang baru jam 8”.
Lalu dia pamit dan berangkat sendiri ke kampus, sementara aku ambil handuk dan berniat untuk mandi, ketika aku mandi aku harus ke ruangan bawah, karena toiletnya memang deket ruang tamu, setelah selesai mandi, aku lilitkan handuk sampai sedada, sementara ujung bawahnya hanya sepaha karena handukku itu memang ga terlalu panjang, tetapi alangkah kagetnya setelah aku keluar dari kamar mandi, Mang Dedi sopirku itu mendekap dari belakang dan langsung menciumi rambut dan kuping belakangku, aku kaget dan terhenyak sekali sampai berbalik dan mendorong tubuhnya ke belakang, dia malah kaget dan bertanya agak keras “Kenapa Neng kok kaya gituh? Padahal beberapa bulan lalu malah si Neng yg minta di belai sama di pijatin ???”katanya. aku hanya menjawab saat itu”itu dulu Mang, sekarang Dita ga kepengen lagi gitu2an ah, Mang Dedi khan udah punya istri di kampung, lagian Dita saat itu lagi deket sama Edwin kakaknya Asni, ga usah lagi deh kaya gitu2an, kalo tadi kita bercanda2 seeh, ga papa, tapi kalo Mang Dedi kelewatan gitu sementara Dita nya lagi ga mood, jangan dech”kataku lagi sambil bergegas aku menuju tangga menuju ke kamar, sepintas kuliat mang Dedi yang terjatuh tadi hanya menatap heran, mungkin dia merasa aneh dengan perlakuanku saat itu.
Lalu dia seperti yang mau menyusulku ke atas kamar dan saat mau masuk ke kamarku dia malah menarik handukku dari belakang, sehingga terlepas handukku seluruhnya dan otomatis aku telanjang bulat dengan posisi membelakanginya, dan setelah aku berbalik mau menutup pintu kamarku, tangan kuat mang Dedi lebih cepat menahan pintu kamar dan seperti yang berusaha masuk, lalu kami saling dorong dan akhirnya aku nyerah setelah dia nekat masuk ke kamarku sementara aku tutup kedua dadaku dengan tangan karena handuk yang tadi ditarik dia ada diluar, “nah Neng, sekarang saya minta jatah ke Neng Dita setelah beberapa bulan ga dikasih pijatan2 lagi, ini resiko si Neng karena dulu sudah memulainya, jadi saya ketagihan nih minta jatah ”katanya . saat itu aku hanya tertunduk menyesali diri kenapa aku sampai kebablasan kasih dia kesempatan menggerayangi tubuhku, padahal kalo saja aku jaga jarak sama dia mungkin kejadiannya ga akan seperti ini pikirku saat itu menyesali, dengan posisiku mundur trus duduk di pinggiran ranjang kamarku dan menutup dadaku dengan tangan kiri sementara kemaluanku aku tutup dengan tangan kanan memohon ke dia supaya mau keluar kamarku “Mang Dedi, tolong jangan nekat deh, Dita mohon, soalnya Dita lagi deket sama temen laki di kampus”kataku memelas, namun rupanya setan sudah merasuki pikiran mang Dedi saat itu, lalu dia menaiki ranjang tidurku, sementara aku masih duduk di pinggiran ranjang, dan anehnya saat mang Dedi mulai membelai rambut, pipi dan bahuku, aku terdiam tanpa perlawanan, lalu dia berusaha melepaskan tangan kiri yang menutupi dada ini, dan itupun aku terdiam sambil tetap tertunduk, sampai akhirnya dengan posisi aku terduduk telanjang di pinggir ranjangku itulah mang Dedi sopirku itu memulai menyentuh bagian2 tubuhku mulai dari rambut, ke leher, bahu dan ahhh puting payudara kiriku kena sasaran juga apalagi tangan kekarnya itu menjelajah payudara memutar jemarinya di puting dada kiri kanan, merinding sekali rasanya, tangan kiriku dibiarkan tergeletak di atas kasur setelah hampir satu bulan lamanya ga melakukan kegiatan belai2an dengannya sementara tangan kananku masih menutup kemaluan bawahku, namun rupanya mang Dedi lebih berpengalaman dalam membuai wanita, dia masih di ranjangku dengan posisi berlutut meng usap2 bagian atas tubuhku dengan sesekali menciuminya, mungkin dia semakin bernafsu pikirku saat itu karena terlihat dari nafasnya yang ngos2an dan memburu serta wangi sabun yg masih melekat di tubuhku , rambutku yg mulai panjang terlihat seksi hampir menutupi kedua payudaraku saat kutatap cermin disebelah sisi ranjang tempat aku duduk yang mungkin menambah gairah seksnya pikirku lagi, apalagi saat itu aku bertambah berat badan sekitar 55 kg dari 40-an kg dan sudah terlihat padat berisi dengan pinggul yg semakin membulat dan tubuh putih tanpa noda sementara dadaku yg mancung sudah berukuran 34b membuat dia semakin bernafsu kala membaringkan aku tidur di ranjangku sendiri.
Dia diatasku menindih masih menggunakan kaos singlet dan celana jeansnya, sementara aku telanjang bulat dibawah tindihannya, lelaki mana yang akan menolak perempuan yang sudah pasrah sepertiku saat itu, terlintas di pikiranku mau menyudahinya mengingat aku harus kuliah jam 11 tapi dengan segala kepandaian dia mencumbu, akhirnya aku nyerah juga, “ahhhh…Mang Dedi, jangan donk…..ahhhh…sssssaayaaa mmmaau kulliiaahh neehhhh…ahhhhmangng”bgitu seingatku kata2 yg meluncur dari bibir mungilku saat mang Dedi menciumi hampir seluruh tubuhku sampai ke perutku dan akhirnya dia berhasil menepiskan tangan kanan yang memegangi kemaluanku tadi dan saat cumbuan itu datang ber tubi2 akupun terbuai sambil menggigit bibir bawah dan memejamkan mata serta mencengkram seprei kasur yang semula tertata rapi menjadi acak2an dengan kedua tanganku ini.
Setelah beberapa kali aku mengejang dan merapatkan dua paha ini ke atas, mang Dedi membuka baju singletnya dan seperti melepaskan gesper dan celana jeansnya, sehingga saat itu kulihat mang Dedi betul2 dalam keadaan tubuh polos hitam legam namun agak tercium bau badan khas laki-laki dengan kemaluan mengacung ke atas yang tak kalah hitamnya namun berdiameter besar, lebih besar dari kemaluan pacarku, dan kala dia mendekap aku lagi dari atas dia berbisik di sisi telinga kiriku “Neng Dita sayang, saya ga rela kalo tubuh Neng di nikmati si Edwin sialan itu!!”katanya . aku tersentak kaget”kok Mang Dedi seperti itu ngomongnya?”kataku.”emang Mang ini siapanya aku??”kataku lagi, namun aku tetep ga beranjak dari dekapannya mengingat kepala kemaluan mang Dedi sudah menggesek2 paha kananku yang menambah rangsangan semakin tinggi, saat itu mang Dedi mulai gencar lagi mencumbui berbagai bagian2 sensitifku dan aku bener2 dibuat tak berdaya kala sekujur tubuhku dijilati olehnya walaupun mulutnya itu bau, tapi karena jilatan demi jilatan di payudara, perut dan kemaluan, akhirnya aku bener2 dibuat tak berdaya sampai akhirnya dia berbisik lagi”Neng maukah merasakan yang lebih nikmat selain di pijat dan di elus??” aku ga menjawab karena saat itu aku hanya terpejam dan menikmatinya saja tanpa ada pikiran yang lain. Sampai akhirnya hal yang tidak terduga sama sekali, Mang Dedi mencoba menggesek2an kemaluannya di bibir kemaluanku, semula aku beberapa kali menggoyangkan badan ke kiri dan kekanan dengan harapan jangan sampai masuk penis dia ke kemaluanku, namun dengan tangannya yg kekar dia mencengkram pinggulku dua2nya sehingga posisi panggulku berhenti bergerak dan dengan mengangkangkan kakiku dua2nya dengan kaki kanannya secara per lahan2 penisnya itu sedikit demi sedikit berhasil masuk dan ahhhhhhhhhh “sakkitttt maaanggg……jangaaaannnnn ssspertiii ituuuuuuu”teriakku saat itu”ga apa2 neng, tenang saja, hanya sebentar sakitnya”katanya.”
Tahan saja sedikit lagi”katanya lagi. “ahhhhhjgaannnn maaanggg…..”dan akhirnya jebolah pertahananku mulai dari ¼,1/2, dan lama2 100 % masuk seluruh penisnya ke kemaluanku dan dia menggenjot naik turun tubuhnya secara beraturan diatas tubuhku yg kontras sekali hitam diatas putih saat itu namun lama-kelamaan memang terasa enakkk sekali, tapi aku sempet bertanya dalam hati, kok ga sampai keluar darah walaupun dia menggenjotnya keras sekalii, tapi aku ga peduli saking nikmatnya sampai kalo dihitung mungkin 6-7 kali aku mengejang, namun ketika dia semakin cepat menggenjotnya secara tiba2 dia mengeluarkan penisnya dari kemaluanku dan bersamaan dengan itu yg aku tau ada sepercik darah tapi ga banyak sama seperti ketika mens dan dia pun menyemburkan cairan kental dari penisnya di atas perutku…..”Supaya Neng Dita ga hamil jadi saya keluarkan diatas sini” katanya sambil menunjuk perutku…..panas sekali rasanya seperti disiram air termos, namun setelah persetubuhan itu selesai, aku meringgis menahan sakit, karena memang kemaluanku terasa perih ketika dia mencabutnya secara tiba2 itu…lalu dia ke bawah dan membawa air hangat dan dioleskannya air hangat tersebut ke bibir kemaluanku dengan kapas karena masih tersisa bercak2 darah. Sementara aku terkulai lemas tidur terlentang karena capek, nikmat dan perih…..setelah itu jam menunjukan pukul 10.30 aku disuruh Mang Dedi berpakaian.”biar saya anterin Neng ke kampusnya”katanya lagi, aku menganguk lemas saat itu. Tapi setelah kejadian itu kami tidak melakukan hubungan apa2 lagi dengan mang Dedi karena papa menyuruh mang Dedi pulang kampung. Praktis sejak kepulangan Mang Dedi aku sering merasakan kerinduan belaian lelaki dan merasakan hal2 yg luar biasa lagi…
end