Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA repost copy paste diperkosa sopirku

Mojosari

Semprot Baru
Daftar
3 Nov 2016
Post
25
Like diterima
24
Bimabet
Saat itu awal tahun 2003, sekitar bulan Januari tanggalnya lupa, aku sedang mencuci mobilku sendiri, karena ortuku lagi ke rumah nenek di Bogor dengan mobil dinasnya, dan kebetulan sopir baru keluarga kami, Mang Dedi , sedang mengantar adekku Danti pake mobil papaku ke sekolah. Ketika itu jam 7.30, sementara sambil nunggu waktu kuliah aku cuci mobil sendirian di belakang halaman rumahku, kemudian tak lama ada temenku datang si Asni, yg biasa menemaniku kalo mau kuliah, walopun aku harus sudah bimbingan tugas akhir, namun ada beberapa mata kuliahku yg blum beres memaksa aku harus ambil mata kuliah tersebut lewat smester pendek.

Si Asni mengagetkanku dari belakang dengan menutup mataku kala aku lagi semprotkan air, “Hayooo…cuci mobil pake acara seksi2an segala” katanya saat itu, memang aku saat cuci mobil blom mandi sama sekali, karena sehabis bangun tidur langsung aku cuci mobil, kebiasaanku aku kalo pake baju tidur selalu ga pake BH sama celana dalem, aku menjawab saat itu “eh elo As, ngapain pagi2 bgt kesini??” , jawabnya lagi “yeee….khan mo kuliah barengg” aku tersenyum dan mempersilahkan dia ke kamarku…”ya udah lo ke kamarku aja gih…” sesaat si Asni ke dalam kamarku, tak lama berselang terdengar suara mobil masuk garasi depan yg artinya Mang Dedi sopirku sudah balik ke rumah seusai nganterin adekku sekolah. Mang Dedi adalah sopir baru keluargaku, usianya mungkin sudah 50-an tahun, dengan kepala plontos tanpa rambut dan kulit sedikit gelap. Lalu dia nyamperin aku “Dibantu ya Neng Dita nyuci mobilnya?? Ga ada kerjaan lagi nih saya” kata Mang Dedi dari belakangku menyahut, dan pas aku menoleh ke belakang aku bermaksud mengerjainya dengan meyiramkan selang air ke badannya, tapi dia malah ketawa dan merebut selang di genggamanku dan berbalik menyiramkan air ke tubuhku, otomatis baju tidurku basah kuyup, dan disaat basah itu sudah pasti seluruh tubuhku tercetak oleh air yang membasahi baju tidurku, dan saat aku mau merebut selang air darinya dia terjatuh dan tubuhku menimpa dirinya,”wah Neng Dita mah pake acara tindih2an segala jadi repot nih” katanya “kok repot???” Jawabku, sambil melirik rambutnya yg basah, memang kami udah akrab sejak beberapa bulan terkahir, namun si Mang Dedi itu seperti jaga jarak denganku sejak 4 minggu terakhir ga tau kenapa, mungkin ortuku sudah mencium gelagat hubungan kami yg tidak wajar.

“iya repot, Neng, soalnya anu loh, maaf, dadanya si Neng keliatan pisan kena air”katanya lagi”yeeee, enakan disitu”kataku lagi dengan balas canda. namun tiba2 aku berbisik padanya” mang, jgn begini ah risi ada temenku si Asni di kamar, ntar kalo ngeliat kita kaya gini, maluu atuh” kataku memperingatkan, “ya udah Neng Dita ke kamar saja, biar saya trusin cucinya”katanya lagi, aku menganguk dan aku langsung masuk ke dalem, sementara di dalem si Asni lagi asik cheting dikamarku yg kebetulan online internet aku suruh aja dia kuliah secara tiba2 kawatir dia nunggu terlalu lama”Asni maafin gw dech, lo duluan aja ke kampus biar aku nanti dianterin sama sopirku”kataku berbohong, “ya udah Dit, loe bener ya susul aku?? Neeh gue ngasih surat dari si Edwin kakakku”katanya. “ya udah loe simpen aja di meja belajar, gw basah bgt neh kena air tadi ga usah khawatir dech, aku pasti kok kuliah, lagian jam 11 ini kuliahnya, skarang baru jam 8”.

Lalu dia pamit dan berangkat sendiri ke kampus, sementara aku ambil handuk dan berniat untuk mandi, ketika aku mandi aku harus ke ruangan bawah, karena toiletnya memang deket ruang tamu, setelah selesai mandi, aku lilitkan handuk sampai sedada, sementara ujung bawahnya hanya sepaha karena handukku itu memang ga terlalu panjang, tetapi alangkah kagetnya setelah aku keluar dari kamar mandi, Mang Dedi sopirku itu mendekap dari belakang dan langsung menciumi rambut dan kuping belakangku, aku kaget dan terhenyak sekali sampai berbalik dan mendorong tubuhnya ke belakang, dia malah kaget dan bertanya agak keras “Kenapa Neng kok kaya gituh? Padahal beberapa bulan lalu malah si Neng yg minta di belai sama di pijatin ???”katanya. aku hanya menjawab saat itu”itu dulu Mang, sekarang Dita ga kepengen lagi gitu2an ah, Mang Dedi khan udah punya istri di kampung, lagian Dita saat itu lagi deket sama Edwin kakaknya Asni, ga usah lagi deh kaya gitu2an, kalo tadi kita bercanda2 seeh, ga papa, tapi kalo Mang Dedi kelewatan gitu sementara Dita nya lagi ga mood, jangan dech”kataku lagi sambil bergegas aku menuju tangga menuju ke kamar, sepintas kuliat mang Dedi yang terjatuh tadi hanya menatap heran, mungkin dia merasa aneh dengan perlakuanku saat itu.

Lalu dia seperti yang mau menyusulku ke atas kamar dan saat mau masuk ke kamarku dia malah menarik handukku dari belakang, sehingga terlepas handukku seluruhnya dan otomatis aku telanjang bulat dengan posisi membelakanginya, dan setelah aku berbalik mau menutup pintu kamarku, tangan kuat mang Dedi lebih cepat menahan pintu kamar dan seperti yang berusaha masuk, lalu kami saling dorong dan akhirnya aku nyerah setelah dia nekat masuk ke kamarku sementara aku tutup kedua dadaku dengan tangan karena handuk yang tadi ditarik dia ada diluar, “nah Neng, sekarang saya minta jatah ke Neng Dita setelah beberapa bulan ga dikasih pijatan2 lagi, ini resiko si Neng karena dulu sudah memulainya, jadi saya ketagihan nih minta jatah ”katanya . saat itu aku hanya tertunduk menyesali diri kenapa aku sampai kebablasan kasih dia kesempatan menggerayangi tubuhku, padahal kalo saja aku jaga jarak sama dia mungkin kejadiannya ga akan seperti ini pikirku saat itu menyesali, dengan posisiku mundur trus duduk di pinggiran ranjang kamarku dan menutup dadaku dengan tangan kiri sementara kemaluanku aku tutup dengan tangan kanan memohon ke dia supaya mau keluar kamarku “Mang Dedi, tolong jangan nekat deh, Dita mohon, soalnya Dita lagi deket sama temen laki di kampus”kataku memelas, namun rupanya setan sudah merasuki pikiran mang Dedi saat itu, lalu dia menaiki ranjang tidurku, sementara aku masih duduk di pinggiran ranjang, dan anehnya saat mang Dedi mulai membelai rambut, pipi dan bahuku, aku terdiam tanpa perlawanan, lalu dia berusaha melepaskan tangan kiri yang menutupi dada ini, dan itupun aku terdiam sambil tetap tertunduk, sampai akhirnya dengan posisi aku terduduk telanjang di pinggir ranjangku itulah mang Dedi sopirku itu memulai menyentuh bagian2 tubuhku mulai dari rambut, ke leher, bahu dan ahhh puting payudara kiriku kena sasaran juga apalagi tangan kekarnya itu menjelajah payudara memutar jemarinya di puting dada kiri kanan, merinding sekali rasanya, tangan kiriku dibiarkan tergeletak di atas kasur setelah hampir satu bulan lamanya ga melakukan kegiatan belai2an dengannya sementara tangan kananku masih menutup kemaluan bawahku, namun rupanya mang Dedi lebih berpengalaman dalam membuai wanita, dia masih di ranjangku dengan posisi berlutut meng usap2 bagian atas tubuhku dengan sesekali menciuminya, mungkin dia semakin bernafsu pikirku saat itu karena terlihat dari nafasnya yang ngos2an dan memburu serta wangi sabun yg masih melekat di tubuhku , rambutku yg mulai panjang terlihat seksi hampir menutupi kedua payudaraku saat kutatap cermin disebelah sisi ranjang tempat aku duduk yang mungkin menambah gairah seksnya pikirku lagi, apalagi saat itu aku bertambah berat badan sekitar 55 kg dari 40-an kg dan sudah terlihat padat berisi dengan pinggul yg semakin membulat dan tubuh putih tanpa noda sementara dadaku yg mancung sudah berukuran 34b membuat dia semakin bernafsu kala membaringkan aku tidur di ranjangku sendiri.

Dia diatasku menindih masih menggunakan kaos singlet dan celana jeansnya, sementara aku telanjang bulat dibawah tindihannya, lelaki mana yang akan menolak perempuan yang sudah pasrah sepertiku saat itu, terlintas di pikiranku mau menyudahinya mengingat aku harus kuliah jam 11 tapi dengan segala kepandaian dia mencumbu, akhirnya aku nyerah juga, “ahhhh…Mang Dedi, jangan donk…..ahhhh…sssssaayaaa mmmaau kulliiaahh neehhhh…ahhhhmangng”bgitu seingatku kata2 yg meluncur dari bibir mungilku saat mang Dedi menciumi hampir seluruh tubuhku sampai ke perutku dan akhirnya dia berhasil menepiskan tangan kanan yang memegangi kemaluanku tadi dan saat cumbuan itu datang ber tubi2 akupun terbuai sambil menggigit bibir bawah dan memejamkan mata serta mencengkram seprei kasur yang semula tertata rapi menjadi acak2an dengan kedua tanganku ini.

Setelah beberapa kali aku mengejang dan merapatkan dua paha ini ke atas, mang Dedi membuka baju singletnya dan seperti melepaskan gesper dan celana jeansnya, sehingga saat itu kulihat mang Dedi betul2 dalam keadaan tubuh polos hitam legam namun agak tercium bau badan khas laki-laki dengan kemaluan mengacung ke atas yang tak kalah hitamnya namun berdiameter besar, lebih besar dari kemaluan pacarku, dan kala dia mendekap aku lagi dari atas dia berbisik di sisi telinga kiriku “Neng Dita sayang, saya ga rela kalo tubuh Neng di nikmati si Edwin sialan itu!!”katanya . aku tersentak kaget”kok Mang Dedi seperti itu ngomongnya?”kataku.”emang Mang ini siapanya aku??”kataku lagi, namun aku tetep ga beranjak dari dekapannya mengingat kepala kemaluan mang Dedi sudah menggesek2 paha kananku yang menambah rangsangan semakin tinggi, saat itu mang Dedi mulai gencar lagi mencumbui berbagai bagian2 sensitifku dan aku bener2 dibuat tak berdaya kala sekujur tubuhku dijilati olehnya walaupun mulutnya itu bau, tapi karena jilatan demi jilatan di payudara, perut dan kemaluan, akhirnya aku bener2 dibuat tak berdaya sampai akhirnya dia berbisik lagi”Neng maukah merasakan yang lebih nikmat selain di pijat dan di elus??” aku ga menjawab karena saat itu aku hanya terpejam dan menikmatinya saja tanpa ada pikiran yang lain. Sampai akhirnya hal yang tidak terduga sama sekali, Mang Dedi mencoba menggesek2an kemaluannya di bibir kemaluanku, semula aku beberapa kali menggoyangkan badan ke kiri dan kekanan dengan harapan jangan sampai masuk penis dia ke kemaluanku, namun dengan tangannya yg kekar dia mencengkram pinggulku dua2nya sehingga posisi panggulku berhenti bergerak dan dengan mengangkangkan kakiku dua2nya dengan kaki kanannya secara per lahan2 penisnya itu sedikit demi sedikit berhasil masuk dan ahhhhhhhhhh “sakkitttt maaanggg……jangaaaannnnn ssspertiii ituuuuuuu”teriakku saat itu”ga apa2 neng, tenang saja, hanya sebentar sakitnya”katanya.”

Tahan saja sedikit lagi”katanya lagi. “ahhhhhjgaannnn maaanggg…..”dan akhirnya jebolah pertahananku mulai dari ¼,1/2, dan lama2 100 % masuk seluruh penisnya ke kemaluanku dan dia menggenjot naik turun tubuhnya secara beraturan diatas tubuhku yg kontras sekali hitam diatas putih saat itu namun lama-kelamaan memang terasa enakkk sekali, tapi aku sempet bertanya dalam hati, kok ga sampai keluar darah walaupun dia menggenjotnya keras sekalii, tapi aku ga peduli saking nikmatnya sampai kalo dihitung mungkin 6-7 kali aku mengejang, namun ketika dia semakin cepat menggenjotnya secara tiba2 dia mengeluarkan penisnya dari kemaluanku dan bersamaan dengan itu yg aku tau ada sepercik darah tapi ga banyak sama seperti ketika mens dan dia pun menyemburkan cairan kental dari penisnya di atas perutku…..”Supaya Neng Dita ga hamil jadi saya keluarkan diatas sini” katanya sambil menunjuk perutku…..panas sekali rasanya seperti disiram air termos, namun setelah persetubuhan itu selesai, aku meringgis menahan sakit, karena memang kemaluanku terasa perih ketika dia mencabutnya secara tiba2 itu…lalu dia ke bawah dan membawa air hangat dan dioleskannya air hangat tersebut ke bibir kemaluanku dengan kapas karena masih tersisa bercak2 darah. Sementara aku terkulai lemas tidur terlentang karena capek, nikmat dan perih…..setelah itu jam menunjukan pukul 10.30 aku disuruh Mang Dedi berpakaian.”biar saya anterin Neng ke kampusnya”katanya lagi, aku menganguk lemas saat itu. Tapi setelah kejadian itu kami tidak melakukan hubungan apa2 lagi dengan mang Dedi karena papa menyuruh mang Dedi pulang kampung. Praktis sejak kepulangan Mang Dedi aku sering merasakan kerinduan belaian lelaki dan merasakan hal2 yg luar biasa lagi…

end
 
namaku Dita, kini usiaku menjelang 24 tahun Selama ini saya dan Mang Sardi sudah lama tidak melakukan belaian seperti dulu, mungkin 10 bulan lamanya sejak Dedi kemenakan mang Sardi merengut kegadisanku…dan tanpa saya sadari ternyata setelah kepulangan Dedi ke kampungnya Subang, dia(Dedi)telah menceritakan kisahnya sama mang Sardi pamannya itu yang sampe saat ini kembali kerja sebagai sopir keluarga Kami. Hingga suatu saat Mang Sardi bertanya seperti ini kepadaku “Neng Dita kenapa melakukannya sama keponakan mamang??” Kontan saja saat mang Sardi Tanya itu saya kaget sekali, saya pikir Dedi akan diam seribu bahasa, tapi kenyataannya Dedi malah cerita ke pamannya itu, dan saya malu sekali mendengarnya langsung dari pertanyaan Mang Sardi, padahal beberapa bulan lalu atau mungkin satu tahun lalu Mang Sardi hanya membelai-belai daerah sensitifku dan tidak berani untuk membobol keperawananku yang ternyata keperawananku hancur oleh keponakannya sendiri . saat itu saya hanya tertunduk malu ketika Mang Sardi Tanya masalah itu ke saya yang kira-kira pada awal bulan November 2003 menjelang puasa , yang sudah hampir 10 bulan sejak Dedi membobol keperawananku saya tidak pernah bermain belaian seks sama siapapun termasuk Mang Sardi, karena sejak saya berhubungan badan untuk pertama kalinya itu saya anggap itu yang terakhir kali melakukannya (malah saya sempat bersumpah untuk tidak melakukan kegiatan seks sekecil apapun), tapi terus terang saja kalo saya betul-betul tersiksa dengan gejolak seks yang sudah saya tahan sejak 10 bulan lalu. Dan ternyata Mang Sardi mengungkit lagi masalah itu sehingga terlintas lagi bayangan seks di pikiranku ketika mang sardi bertanya tentang hubungan seks ku dengan keponakannya. Saat mang Sardi Tanya itu saya lagi nonton tivi di ruangan bawah pagi jam 10 dan seperti biasa di rumah sepi karena ortu pada kerja dan adikku sekolah. Saya masih ingat betul saat itu tanggal 4 November 2003 atau 2 hari menjelang puasa. Saya jawab saat itu begini “ah Mang Sardi ….udah ah jangan Tanya masalah itu lagi, dita jadi malu dengernya…” begitu kira-kira jawabku saat itu…lalu mang Sardi tersenyum sambil agak mendekatkan wajahnya ke arahku yang saat itu sedang tiduran di sofa depan tivi dan ngomong seperti ini “dulu neng Dita suka diusap sama mamang….kalo mamang ngajak Neng Dita lagi usap-usapan lagi kira-kira neng Dita mau ga??” Saya tentu saja menggeleng sambil menyuruh mang Sardi meninggalkan ruangan keluarga “udah mang jangan ganggu Dita deh…mending Mamang ke dapur aja gih!!!” kataku setengah menghardik saat itu. karena jenuh nonton tivi saya kepengen mandi pagi saat itu yang kebetulan ada kuliah jam 12 dan langsung menuju kamar mandi dan setelah selesai keramas saya langsung menuju ke atas kamarku sambil pake daster dan di kamar saya langsung pasang hair dryer untuk keringin rambut sambil terlihat pintu kamarku setengah terbuka karena aku anggap ga ada siapa-siapa diatas aku membuka daster yang kebetulan tidak memakai cd dan bh jadi langsung aku buka saat itu dan ternyata mang Sardi mengintip kegiatanku membuka daster yang sudah pasti saat itu saya telanjang bulat. Saya lihat dari cermin kamar bayangan Mang Sardi sedang menyapu tapi tatapannya ke arah tubuhku saya memekik kaget dan menutup kamar dan ternyata Mang Sardi malah lebih nekat memasuki kamarku yang kebetulan ga ada kuncinya itu saya menutup dadaku dengan tanganku saat itu dan memohon ke mang Sardi untuk meninggalkan kamarku saat itu eh dia malah tersenyum sambil bilang gini “neng Dita kenapa jadi penakut begitu padahal beberapa waktu lalu Neng Dita meminta mamang untuk mengusap-ngusap neng Dita, mamang kepengen merasakan seperti yang Dedi rasakan waktu itu boleh kan, dijamin mamang ga akan melakukannya dengan kasar kok ”begitulah katanya dengan tetap melihat bagian tubuhku yang vital, saat itu saya hanya menutup pake tangan kemaluanku dan dadaku dan tentu saja bagian-bagian tubuhku yang lain terlihat jelas putih dan mulus. Saat itu Mang Sardi makin berani mendekatiku sambil mendesakku ke arah dinding kamarku yang membuat saya semakin ketakutan karena saat itu saya berjanji ga akan melanggar sumpahku untuk tidak melakukan kegiatan seks dengan siapapun walau beberapa bulan lalu saya sempet minta di usap-usap sama mang Sardi. O ya saat itu saya masih tetep single ga punya pacar karena takut sama mama kalo punya pacar, dan setelah mang Sardi semakin mendesak ke arah dinding semakin dekat pula hembusan nafasnya di wajahku dan dia mulai membelai rambutku sambil saya memohon ke dia untuk tidak meneruskan aksinya sampai saya bilang begini” mamang jangan teruskan, dita udah janji ga akan lagi seperti dulu-dulu saat sama mamang karena dita takut ketagihan mang, tolong mang hentikan…” sambil sedikit demi sedikit berjongkok sambil tetap tanganku menutup aurat yaitu dada dan kemaluanku dengan keadaan telanjang saat itu , eh mang Sardi malah bilang gini”tenang neng Dita mamang pasti akan lembut melakukannya Neng….soalnya mamang lihat akhir-akhir ini neng Dita sering melamun dan semakin hari neng Dita semakin membuat mamang jatuh cinta dengan kemulusan dan kecantikan neng Dita, apalagi disaat neng Dita dibalut handuk , aduh mamang mah ga kuat melihatnya juga neng…beda sekali dengan beberapa bulan lalu neng….saat ini neng Dita semakin kelihatan cantiknya”katanya dengan logat sunda merayu dan saat saya berjongkok begitu saya memejamkan mata saat dia mulai elus-elus rambut,pipi dan kelopak mata saya yang saat itu agak sedikit air mata,dan tangannya terhenti di telinga dan usap-usap di telinga sambil sesekali melebar usapannya ke leher yang lambat laun merangsang gairah seksku yang saat itu sudah tidak mens lagi sejak 3 hari.Saya pun terdiam disaat mamang ikut jongkok dan membelai tangan yang menutup bagian dada, sambil tetep memejamkan mata ini, dan mamang membukakan tangan ini dari dada dan anehnya saya pun menurut saat itu ketika dadaku mulai terbuka karena mamang menyibakkan tangan yang menghalangi dada ini. Lalu dia menaruh tangan kiri saya ke bawah sehingga di posisi jongkok itu dia bisa secara jelas melihat dadaku kiri dan kanan yang mancung, dan mamang pun mulai membelai dada ini saat itu sambil tetep kami berjongkok berdua dan sesekali dia melihat ke arah kemaluanku yang masih ku tutup dengan tangan kananku dan tangannya menyibakan tangan kanan ku yang saat itu menghalangi kemaluanku dan sayapun seperti dihipnotis menurut dengan lemah saya turunkan tangan kananku saat itu sehingga posisiku waktu itu berjongkok bersandar ke dinding kamar dan tanganku dua-duanya saya turunkan ke bawah yang tentu saja dengan leluasa Mang Sardi melihat pemandangan indah yang akhir-akhir ini ngga pernah lagi dinikmatinya seperti dulu. Dan setelah mang sardi mulai menyentuh kemaluanku dengan posisi berjongkok itu sayapun ikut hanyut menikmatinya karena sudah lama sekali saya tidak melakukannya sejak 10 bulan lalu berhubungan badan pertama kali dengan keponakannya Dedi. Saya memejamkan mata dan mencoba menikmati suasana itu sambil sesekali tak sadar mengeluarkan suara desahan yang mungkin membuat mang Sardi tambah bernafsu saja saat itu. Lalu dia mencoba memangku tubuhku saat itu ke atas ranjangku dan anehnya saya mengulurkan tangan saat itu seperti memberi akses kepadanya untuk lebih jauh lagi melakukan kenikmatan. Saat itu saya betul-betul hanyut dengan sentuhannya dan melihat jam di dinding kamarku sudah jam 12 siang,artinya saya harus kuliah tapi ga kepikir untuk bersiap-siap kuliah hanya perasaan nikmat yang ada dipikiranku saat mang sardi mengangkat tubuhku ke atas kasur…dan adegan berikutnya mang Sardi membuka ghespernya yang usang itu lalu pelan-pelan sekali membuka celananya sendiri yang ternyata dia ga pake celana kolor lagi saat itu dan terlihatlah kemaluannya yang menegang kalo dibandingkan dengan burung keponakan nya lebih kecil diameternya tapi lebih putih warnanya…sambil membuka celananya itu dia masih tetap memakai kemeja lusuhnya dan meminta saya untuk mengusap kemaluan yang tegang itu. Saya pun dengan pelan-pelan meraih kemaluan mang Sardi yang hangat dan berdenyut lalu perlahan mengocoknya seperti yang pernah saya lakukan setahun lalu di mobilku bersamanya. Dia dengan posisi berlutut merem melek ketika saya mengocoknya perlahan sementara saya hanya berbaring saja di kasur dengan posisi tidur terlentang dan sesekali dia melihat ke arahku dan tak lama dia meraih buah dadaku yang putih mulus, memang dadaku ini sedang untuk ukuran cewe hanya 34b nomor bh ku tapi mancung, putih dan mulus tanpa cacat, mungkin itu yang membuat mang Sardi tergila-gila. Lalu kemudian dia mendekatkan wajahnya ke wajahku dan berusaha mencium bibirku tapi aku menolaknya dengan menggelengkan kepala di bantal saat itu dan dia hanya menciumi kening leher dan dadaku lalu ciumannya ke perut dan berakhir di kemaluanku yang sudah basah sekali …ah nikmat sekali rasanya…saya menolak diciumnya karena mang Sardi perokok jadi bau sekali nafasnya dengan bau rokok cerutu kebiasaannya. Tapi saat dia berlama-lama cium daerah kemaluanku saya betul-betul di awang-awang dan mengejang seperti ingin pipis tapi nikmat sekali. Setelah saya orgasme dan tubuhku bersimbah keringat dia menghentikan kegiatannya, lalu Tanya gini ke saya”neng Dita….kalau burungnya mamang dimasukin ke itu nya neng Dita…boleh ga??”katanya lembut Saya hanya menganguk saat itu lalu dia bilang lagi”tapi neng Dita istirahat saja dulu…mamang liat neng Dita kepanasan” Saya menganguk saat itu, memang cuaca di atas sini panas sekali kalo siang-siang apalagi jam 12-an. Tak lama 15 menit kemudian mang Sardi membawakan air putih dingin dari bawah dengan hanya pake baju kemeja lusuhnya saja dan terlihat burungnya mengecil Lalu setelah saya meminumnya dia Tanya begini”neng Dita saat itu pernah mengulum burung nya Dedi ngga?”tanyanya polos,aku pikir saat itu “dasar dari kampung,polos banget pertanyaannya” lalu menggeleng jujur…dan dia tersenyum seakan dia ingin dikulum burungnya. Dan setelah saya menaruh gelas di meja dia naik lagi ke kasur kamarku dan mulai membelai dadaku lagi….saya kemudian berbaring lagi memejamkan mata dan mulai menikmati sentuhannya lagi sambil agak mengangkat kaki kiriku saat itu saya mengerang dan mendesah saking nikmatnya dan burung mang Sardi terlihat berdiri lagi dan mendekatkannya ke arah mulutku saya sempet menggeleng tapi dia setengah memaksa mendekatkan kemaluannya ke arah bibirku sekilas tercium bau keringat di sekitar kemaluannya dan saya berusaha untuk tidak menghirupnya dan mencoba membuka mulut ini saat mamang menyodorkan kemaluan yang diameternya lebar itu dan saat saya mulai menyentuhkan lidah ke liang penisnya terasa asin dan aneh lalu lambat laun saya memasukan agak lebih dalam ke mulutku…dan itu adalah kemaluan laki-laki ke dua yang aku kulum setelah kemaluan Dedi keponakannya beberapa waktu lalu. Agak lama saya memaju mundurkan kepalaku saat mengulum kemaluan mang sardi di mulutku saat itu dan terasa pegal mulutku saat itu dan akhirnya sekitar 15 menit kemudian keluarlah air kental berasa aneh dari kemaluannya yaitu sperma mang Sardi muncrat tepat di mulutku yang mungkin setengahnya termakan olehku saat itu , saya sempat tersedak dan mau muntah tapi ditutupkan mulutku ini sama mang sardi waktu itu, sehingga termakan hampir seluruhnya sperma nya itu. Setelah itu dia mencoba menjilati kemaluanku yang basah sambil sesekali tangannya aktif membelai dadaku dua-duanya lama sekali sehingga saya merasakan orgasme ke 2. Setelah kami istirahat ½ jam sambil sesekali bercerita dengannya, kami mulai melakukan kegiatan lagi yang ketiga kalinya saya liat jam 2 siang artinya saya ga kuliah hari itu, sementara ortuku sama ade ku ada di rumah tepat jam 6 sore. Saat itu sempet terpikir olehku kalo mang Sardi ini ingin mencicipi tubuhku seperti keponakannya membobol keperawananku. Tapi saya ga peduli saat itu yang ada hanyalah kenikmatan demi kenikamatn saat itu yang kami lakukan berdua, betul-betul hari yang melelahkan sekaligus mengasikan. Saat kegiatan yang ke 3 ini kami mulai belai satu sama lain dia belai dada kemaluan paha dan punggung,sementara saya belai penis dada dan sesekali wajahnya dan saat itu kami sempet berciuman bibir rasanya aneh sekali, mang sardi yang usianya 50 tahunan menciumi bibir mungilku yang merah ini tapi saat bermain lidah itu enak rasanya dan saat itulah mang Sardi mengarahkan penisnya ke kemaluanku. mamang terlihat hati-hati dan pelan-pelan memasukannya karena masih sempit dan terasa perih beberapa kali ga berhasil masuk tapi setelah dengan sabar dia mangarahkannya dan saya Bantu dengan mengarahkan penisnya ke kemaluanku akhirnya masuk juga walau agak sedikit nyeri(maklum saya hanya dua kali melakukannya lagi pula rentang waktu 10 bulan cukup lama) yang pada akhirnya saya merasakan nikmat tiada tara yang lebih nikmat melakukannya dibanding dengan keponakannya itu. Setelah sekian lama kami bersenggama akhirnya saya berteriak”ahhhhhhh……mmmmaaammaaaang Ddittttaaaa kellluaaarrrrr”maka saya pun orgasme untuk ke 3 kalinya sementara mang sardi terl;ihat blum keluar dan dia mencabut kemaluannya dan menyuruh saya mengulumnya kali itu agak lama saya mengulumnya dan terasa pegal mulut ini hampir ½ jam akhirnya keluar juga spermanya….dan kami masing-masing berpakaian setelah terlihat jam dinding sudah jam 4 sore…… Sejak saat itu sampe sekarang kami sering melakukan hubungan badan ini yaitu dengan mencuri-curi kesempatan di saat rumah sepi.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd