Tiba-tiba saja pikiran jahat menggelayuti Mang Dadang. Dia berpikir untuk memeras Bu Melanie. Karena ekonomi Mang Dadang yang pas-pasan, dia selalu kesulitan keuangan apalagi hutangnya yg menumpuk tak kunjung usai malah semakin bertambah, namun pemasukkannya tidak bertambah signifikan.
Sorenya,
Tok tok...!
"Iya,masuk" Melanie menjawab ketukan mang Dadang dan mempersilakannya masuk.
"Ada apa,Mang?"
"Bu Mel,emm....mm maaf ganggu." Mang Dadang agak terbata-bata antara takut dan ragu. Ingin mengurungkan niatnya tapi kepalang tanggung.
"Ada masalah? Duduk dulu,Mang."
"Ini Bu...Anu..s sayaa..butuh uang buat keluarga saya." Melanie mendengarkan sambil mengernyitkan dahi
"Bukannya baru minggu kemarin gajian,Mang?" Melanie bertanya agak jengkel.
"Udah buat bayar hutang,Bu. Ini anak minta lagi buat bayar sekolah."
"Nggak Mang,saya ngga percaya. Dah Mang Dadang kerja yg bener,jangan aneh-aneh." sifat judes Melanie keluar lagi
Sebenarnya jawaban ini sudah bisa ditebak Mang Dadang sebelumnya, karena memang sering dijawab seperti itu kalau Mang Dadang ingin pinjam uang ke big bosnya itu. Lalu Mang Dadang mengeluarkan HPnya.
"Nah tuh punya HP android. Kalau bener-bener butuh uang kan tinggal jual aja, ganti yg sesuai sama penghasilan Mamang."
Tanpa berkata-kata, Mang Dadang hanya membuka isi galerinya dan memperlihatkan ke Bu Melanie.
Melanie tersentak kaget saat melihat foto-foto dirinya sedang dioral Rangga siang tadi.
"Apa-apaan nih Mang?Mamang mau memeras saya??" Ujar Melanie lirih
"nggak,Bu. Cuma kasih liat aja badan Bu Mel bagus. Payudaranya gede. Temen-temen pasti suka liatnya."
"kurang ajar kamu,Mang!!" Melanie beranjak dari tempat duduknya sambil emosi. Tapi emosinya tertahan, dia berpikir kalau dia terlalu gegabah, semua orang bakal tau. Melanie bisa dipecat karena melakukan hal tak senonoh di kantornya. Di foto itu jelas terlihat Melani mengenakan seragam perusahaannya dg background lambang perusahaan.
"Mang Dadang butuh berapa?"
"2 juta saja,Bu"
"Saya kasih 5 juta tapi hapus foto itu!"
"nggak Bu,nggak akan saya hapus. Hmm...kecuali...."
"Kecuali apa?kurang duitnya?"
"Kecuali 5 juta plus Bu Mel melayani saya"
"Lancang kamu Dadang!" Suara Melanie yg agak keras membuat Nisa dan Rangga yg kebetulan ada di luar ruangan Melanie segera masuk.
"Ada apa Bu?Mang Dadang kenapa?" Tanya Nisa
"Oh,ngga apa-apa. Saya cuma pinjam uang bu Mel saja. Kalau nggak boleh yasudah,saya pergi dulu" Mang Dadang berdiri dari kursinya dan hendak keluar ruangan.
"Tunggu! Nis,kamu keluar dulu. Dah ngga kenapa-napa. Rangga,kamu di sini aja" Nisa menuruti permintaan bosnya tapi masih penasaran, dia menguping dari luar.
"Nisa,balik ke mejamu sekarang!" teriak Melanie dari dalam ruangan. Buru-buru Nisa kembali ke mejanya.
"Ada apa Bu?" Rangga penasaran. Kenapa Nisa disuruh keluar sedangkan dia disuruh tetap di dalam.
"Mang Dadang tau semuanya. Dia tau yg kita lakukan tadi siang." Rangga terhenyak sambil memandang Mang Dadang.
"Mang Dadang punya foto tadi siang, dan dia meminta uang dan....." Melanie menahan kata-katanya
"Dan saya minta dilayani" Mang Dadang inisiatif bicara
"Dilayani,maksudnya?" Tanya Rangga ke Mang Dadang
"Dilayani seperti suami istri, atau foto-foto ini tersebar dan nama kalian tercoreng"
"Kalau sampai Mamang lakuin itu,saya laporin ke polisi!" gertak Rangga.
"Mamang nggak takut. Mamang dah pernah di kantor polisi (dipenjara). Kenapa sekarang mesti takut. Tapi nama baik dan karir kalian,saya yakin kalian peduli. Apalagi bu Melanie yg dari keluarga terhormat."
Sejenak hening di ruangan itu.
"OK" kata Melanie yg membuat Rangga memandang tajam kepadanya.
"OK akan saya turuti permintaan Mang Dadang" Melanie mengulang kata-katanya dan memberi kode Rangga untuk segera merampas HP di tangan Mang Dadang
Dengan sigap Mang Dadang mengelak ketika Rangga akan merampas HPnya. Ditendangnya muka Rangga hingga hidungnya berdarah.
lagi-lagi suara erangan Rangga membuat Nisa penasaran,dia menduga Mang Dadang dan Rangga pasti bertengkar. Dia lalu meminta security yg didepan untuk melerainya.
Seketika security masuk ke ruangan Bu Melanie dan menyergap Mang Dadang dari belakang. Mang Dadang kalah kekar dari si security,Pak Sodiq. Lalu dengan posisi Mang Dadang yang tak berdaya, Rangga merebut HP mang Dadang.
"Udah gua copy. Kalian tau?bos kalian habis mesum sama cowok ini" kata Mang Dadang membuka aib Melanie di depan Pak Sodiq dan Nisa. Tanpa babibu Rangga menghapus foto-foto Melanie di HP mang Dadang lalu melempar ke arah mang Dadang. HP mang Dadang jatuh ke lantai casingnya porak poranda.
"Kamu saya pecat Dadang!" tegas Melanie
"Awas kalian...awas loe Rangga!" Pak sodiq menyeret Mang Dadang keluar ruangan dan membawanya ke kantor security. Nisa hanya terbengong karena panik,takut dan penasaran tentang apa yg baru saja dia lihat dan dengar.
"Makasih,Nisa. Kamu bisa keluar sekarang. Pastiin Dadang nggak balik ke sini lagi"
"Ibu ngga apa-apa?" Kata-kata Nisa dibalas Melanie dengan gerakan tangan Melanie yg menandakan dia harus keluar ruangannya
"Kenapa Mang Dadang bisa segila itu ya?" Tanya Rangga ke Melanie setelah Nisa keluar ruangan
"Masalah keuangan bisa bikin orang gelap mata. Aku pernah ngalamin yg lebih parah dari ini. Tapi aku juga baru tahu mang Dadang pernah dipenjara."
"Kalau itu semua teman-teman sales tau,Bu. Mang dadang pernah cerita, sebelum kerja di sini,dia pernah dituduh jadi penadah barang curian" Rangga menjelaskan dan Melanie mengangguk paham.
"Rangga,nanti pulang kantor ke apartemenku ya." Melanie mengajak Rangga dan Rangga pun mengerti apa artinya
Setelah jam pulang kerja,Melanie mengendarai mobil dan Rangga mengikuti mobilnya dari belakang.
Sesampainya di apartemen Melanie,Rangga langsung memeluk Melanie dari belakang.
"Besok-besok nggak mau lagi deh ngelakuin di kantor" kata-kata Melanie terhenti karena Rangga mencium bibirnya dari belakang.
Rangga membalikkan badan Melanie sambil menciumi bibir,wajah dan leher Melanie
Dibukanya blazer melanie perlahan dan dilepaskannya rok span yg selalu menghiasi kaki Melanie di kantor.
Dibukanya pula bra dan CD Melanie membuat bos cantik itu dalam keaadaan bugil total di depan bawahan tampannya.
Lalu Rangga membuka semua pakaian yg dikenakannya dan berdirilah sepasang pria wanita yg seharusnya adalah rekan kerja,dalam kondisi tanpa sehelai benangpun.
Rangga menghampiri Melanie dan menggesek-gesekkan dadanya ke payudara melanie. Kedua telapak tangannya memainkan puting melanie perlahan membuat birahi wanita paruh baya yg masih cantik itu meningkat.
Diciumnya leher melanie kemudian menjalar ke payudara dan akhirnya ke puting melanie.
"Berapa ukurannya?" tanya Rangga iseng
"36 B"
"mantablah.."
"Kamu pernah ngeseks,Ngga?" tanya Melanie kemudian sambil menikmati vaginanya dijilatin sang anak buah
"Belum pernah. Kalau boleh, ajarin saya." Kata Rangga dalam posisi jongkok,sambil mendongak ke atas
Melanie menarik tangan si brondong diajaknya masuk ke dalam kamar tidurnya. Lampu kamar yang terang membuat tubuh Melanie yg indah terlihat makin indah. Melanie rajin luluran maupun fitness di sela-sela kesibukannya,tidak heran dia memiliki tubuh sintal dan terawat di usianya yg menginjak kepala 4
Penis Rangga yang sudah mengacung dari tadi diarahkan Melanie menuju liang vaginanya.
"Rangga,hamili aku" kata Melanie lirih dan kemudian Rangga perlahan menggerakkan pinggulnya.
Hmm...begini rasanya ML,pikir Rangga.
Dengan posisi misionaris mereka berdua melanjutkan hubungan terlarang itu. sekitar 5 menit kemudian Melanie meminta Rangga berganti tiduran. Kali ini WOT
Dari bawah,terlihat payudara Melanie yg besar ternyata memiliki tanda lahir,pikir Rangga lagi. Diremasnya payudara putih itu dan dimainkan lagi putingnya,sambil menikmati gerakan maju mundur melanie mengarahkan penis Rangga ke dalam liang kenikmatannya.
Bersambung