Agen Terpercaya   Advertise
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Raped by Them

cerita dilanjut?


  • Total voters
    521

sujatmiko87

Semprot Kecil
Daftar
11 Dec 2013
Post
75
Like diterima
105
Lokasi
Pujasera
Bimabet
Dini namanya. Gadis manis nan ceria yang selalu menganggap semua orang adalah temannya. Nyaris di setiap tempat yang dia kunjungi, selalu ada yang menyapanya. Ya, temannya ada dimana-mana. Karena sifatnya yang selalu ceria dan karena Dini selalu mengikuti organisasi di dalam maupun di luar kampus. Kampus? Ya,Dini adalah gadis 20 tahun yang saat ini tengah menjadi mahasiswi di salah satu kampus ternama di Jakarta. Orang tuanya yang seorang pengusaha logistik yang membiayai Dini sehingga dapat kuliah di PTS ternama di ibukota.
index.md.jpg
594ae790604fb7a30880f8d6105aa43b.jpg

"Rangga,tolong aku!" Terdengar suara rintihan gadis malang yang tengah digumuli setidaknya 6 pria di sekelilingnya. Gadis itu Dini
"Oh jadi nama cowoknya Rangga. Heh Rangga,sekarang lo bisa liat pacar lo diperawani kita. Elo ****** sih, punya dekepan kinyis-kinyis gini dianggurin. Sori deh,keduluan kita. Hahahahaha...." Seloroh pria hitam yg saat itu tengah menikmati vagina Dini dengan penisnya, sedangkan pria lainnya memegangi tangan dan kaki Dini yang kelelahan meronta.

1 minggu sebelumnya....

Seperti biasa, Rangga, pria tampan yang sudah 2 tahun menjadi pacar Dini menjemputnya untuk berangkat kuliah bareng. Dini kuliah di fakultas kedokteran umum, sedangkan Rangga kuliah di kampus yang sama tp di fakultas teknik sipil & perencanaan.
"Permisi mbak, Dini ada?" tanya Rangga ke mbak Rini pembantu Dini yang sedang menyapu halaman depan
"Oh mas Rangga. Sebentar saya panggilkan" Lalu mbak Rini meletakkan sapu dan masuk ke dalam rumah

Tak lama keluarlah sesosok gadis cantik dengan baju kerah warna putih dengan celana jeans ketat menutupi lekuk tubuh langsingnya.
"Yuk mas! Aku ada quiz hari ini jam 10."
"Lah..kok baru bilang,ini dah jam setengah 9. Tau gitu aku jemput lebih awal"
"ga pa pa. Ngebut aja sejam sampe." Kata Dini sambil menarik tangan Rangga menuju motornya

Di perjalanan,
"pegangan yang kuat,sayang! Jangan HPan mulu"
"Iya bentar, aku lagi ngabarin temen buat bawa buku yg kemarin dipinjam dia."
Tanpa menggubris jawaban Dini, tangan kiri Rangga meraih tangan Dini dan diarahkan ke perutnya.

Sesampai di kampus,
"Untung ngga macet. Makasih mas, aku masuk dulu" Lalu Dini mencium tangan Rangga sebelum cowok itu meninggalkannya menuju parkiran motor.

"Lisa!! Mana?" teriak Dini saat melihat teman yang meminjam bukunya dari jarak jauh
"Ada, bentar!" Lisa berlari kecil menuju Dini.

Lisa, cewek chinese-manado yang merupakan salah satu sahabat Dini. Merupakan cewek paling seksi diantara 3 kawannya,termasuk Dini. Wajah yang semi oriental dan kulit yg putih dan selalu mengenakan pakaian "kurang bahan" membuatnya menjadi cewek idaman pria-pria kampus. Lisa sangat feminim, selama berteman dengan Lisa sejak awal kuliah dulu, Dini belum pernah melihatnya memakai celana panjang saat ke kampus. Hanya di rumah saja Lisa memakai celana pendek, setau Dini.
indexa2341.md.jpg

Dari kejauhan Dini agak risih melihat Lisa berlari ke arahnya. Karena dada Lisa yg bergoyang naik turun membuat laki-laki di sekitarnya selalu mengamati Lisa. Kadang risih, kadang iri, itu pikir Dini.
"Nih...sori telat balikin,semalem Rendy main ke kontrakan jadi ngga sempet ke rumah lo" kata Lisa sedikit ngos-ngosan
"Rendy nginep lagi di kontrakan lo? Ah sudahlah, dasar lo mesum mulu. Ayo keburu telat!" Dini menerima bukunya sambil kesal

2 jam kemudian,
"Damn....sulit banget!" Lisa keluar ruangan sambil bergumam jengkel
Plok!! Tangan Dini menepuk punggung Lisa membuatnya kaget
"anjing lo Din. Sakit tauk!" Lisa mengerang kesakitan
Tangan dini mengusap punggung lisa. "Eh napa sih lo" lagi-lagi Lisa mengeluh ke Dini sambil menghindar
"Dasar mesum lo. Lo ngga pake beha lagi?" tanya Dini agak keras sehingga beberapa teman yang keluar ruangan menengok ke mereka berdua.
"Pake TOA aja sekalian non!" Lisa mencubit pipi Dini
"Ayo ah ke kantin dulu. Habis ini gw masih ada kelas "MP" nih." kata Lisa sambil menarik tangan Dini

"MP metodologi penelitian apa Malam Pertama" canda Dini agak garing,karena semua tau buat Lisa udah ngga ada istilah malam pertama, dia dah ngga virgin.
"brisik lo! si Ochi sama Margaret mana?"
"katanya dah keluar duluan tadi" jawab Dini
"wah ngga asyik "keluar duluan". Hahahahhaha..."
"Mulai deh mesumnya"

Tiba-tiba Dini dikagetkan dengan sepasang tangan yang memegang payudaranya dari belakang


bersambung

Disclaimer :
Mulustrasi bukan orang sebenarnya
 
Terakhir diubah:
"Eh apaan sih...Ochiiii....!!" Dini kaget tangan jahil yang tiba-tiba memegang dadanya dari belakang adalah Ochi.
"Hahahaha... Yee si cantik mahasiswi kesayangan Pak Raymond, apa kabaaar..." Margareth yang ada di belakang Ochi berteriak sambil memeluk Dini.
"Ssh...ah kalian berdua nih dah kita tungguin 2 jam. Gimana jadinya? Jadi mau nonton?" Lisa menyela sambil melebih-lebihkan.

Ochi atau Rossi,
Cewek tomboy yang sudah menjadi teman Dini sejak SMP. Kuliah di kampus yg sama dengan Dini dan Lisa tapi mengambil jurusan seni rupa & desain. Cewek paling 'jantan' dari ketiga kawannya. Dini dan Ochi pernah disangka lesbian sewaktu SMA karena kedekatannya. Ochi tomboy dan Dini feminim. Tapi tidak pernah mereka gubris karena mereka sadar 100% mereka normal. Nama Ochi adalah nama kanak-kanak Rossi. Hanya keluarga dan kawan terdekatnya saja yg memanggilnya dengan sebutan Ochi.
index58a3a.md.jpg
http://

Margareth,
Sama dengan Ochi,Margareth mengambil jurusan seni rupa & desain. Dini dan Margareth berteman karena Margareth teman dekat Ochi. Mereka berdua cocok karena sama-sama feminim, sehingga obrolan mereka selalu nyambung terutama seputar kecantikan dan kewanitaan. Margareth memiliki tubuh yg paling proporsional diantara mereka berempat. Wajah cantik, tubuh terawat dengan tinggi badan 173 cm, paling tinggi dari 4 temannya.
index.jpg
http://

"Ya harus jadi dong. Mumpung habis ini nggak ada kuliah lagi nih" Kata Dini
"Iya jadilah kalo gw mah....kalo margareth ngga tau nih,katanya mau jalan ma cowoknya." "Aduh...!!" Ochi menjawab sambil mencubit kecil tangan Margareth
"Ayolah pakai mobil gw aja" lanjut Ochi.
"ya iyalah,kita orang ngga ada yang bawa kendaraan" Sahut Lisa
"Gw disini aja ya,sori nih lain kali gw gabung kalian. Gw ada perlu penting ma cowok gw." Margareth menjelaskan
"Mau ngamar yeee?Hihi..." Lisa menggoda
"gw mah kagak kayak lo njirr...dikit-dikit ngamar, dikit-dikit ngentot. Ngentot kok dikit-dikit"
"Hahahahaha....ayo ah. Bye sayang..." Mereka bertiga pamit ke Margareth

Di mobil,
"Lisa,lo ngga pake beha ya?" tanya Ochi yang merasa aneh dengan baju Lisa, sambil meraba dada Lisa
"Eh apa sih...Nih mau liat?" Lalu Lisa membuka sedikit kancing kemejanya yg kurang bahan itu
"buset....Diliat orang tuh. Ngga malu apa toket diumbar tengah jalan" Dini yg duduk di kursi belakang menimpali sambil menunjuk tukang bakso yang mereka lewati
"Iya loh, mobil gw masih keliatan dari luar,Lis. Tutup gih...risih liatnya" Kata Ochi sambil tetap menyetir mobilnya

Dasar Lisa,dibilangin malah nantangin. Dibukanya semua kancing kemejanya,tapi tetap menutupi putingnya.
"Lis,lo ngga pernah ngga horni ya kayaknya....ckckck...heran gw." Lagi-lagi Dini menimpali

Sesampainya di parkiran mall, security meminta ijin Ochi untuk mengecek mobilnya menggunakan inspection mirror mengelilingi mobil. Saat sampai di sisi kiri, Ochi yang suka jail, membuka jendela kiri depan tempat duduk Lisa.

"Eh apaan sih,Chi!!" Lisa langsung menutupkan kedua tangannya ke dadanya lalu menaikkan kembali jendela di kirinya
"hahahahaaha...mampus..." ejek Ochi. Entah si security sadar tidak kalau Lisa tidak mengenakan bra saat jendela dibuka tadi.

Sesampai di parkiran, sebelum turun Lisa mengancingkan kembali kemejanya.
"Wah gimana tuh ya muka pak satpam tadi. Pasti seneng liat toked lo,Lis. Hehehe..." goda Dini
"Biarin...rejeki dia. Tapi seru loh...Lo mau coba Din?" Lisa balik menggoda Dini dan dibalas Dini dengan muka jijik

Rangga,
Pria tampan yang sudah menjadi pacar Dini selama 2 tahun. Berbeda dengan Dini yang berasal dari keluarga kaya, Rangga berasal dari keluarga biasa saja. Orang tuanya harus bekerja keras untuk dapat membiayai biaya masuk kuliah Rangga di Universitas swasta yang terkenal bonafid di Jakarta tersebut. Tapi beruntungnya mereka, Rangga sering mendapat beasiswa sehingga sedikit mengurangi beban orang tuanya.

Hubungan Rangga dan Dini tidak pernah disetujui papa Dini. Karena Dini sebenarnya sudah dijodohkan orang tuanya dengan salah satu kerabat dekat dari papa Dini. "Harus mencari calon suami yang sederajad" itu kata-kata papa Dini yg selalu diucapkan tatkala Dini menyinggung hubungannya dengan Rangga. Karena pria yang akan dijodohkan dg Dini adalah dokter juga, sama dengan Dini nantinya. Dan orang tua pria tersebut, adalah pengusaha sukses, bahkan lebih sukses dari papa Dini. Nama pria yang akan dijodohkan dengan Dini adalah Andi


Bersambung

Disclaimer :
Mulustrasi bukan orang sebenarnya
 
Terakhir diubah:
"Assalamualaikum Bu,bulan ini Mas nggak bisa pulang. Selain ada kegiatan kampus, uang saku Mas juga lagi mepet. Ibu sama Bapak ngga sah kuatir, uangnya masih cukup kok sampai awal bulan depan. Salam buat Dek Mira."
Biasanya 1 bulan sekali Rangga pulang ke Cirebon, terutama sejak bapaknya sakit-sakitan. Tapi tidak untuk bulan itu, karena sebenarnya Rangga kuliah sambil bekerja sebagai sales counter kendaraan roda 2.
Adik Rangga,Mira, masih duduk di kelas 3 SMP. Sebentar lagi akan masuk SMA, pasti orang tuanya pusing memikirkan biaya SMA Mira nantinya, untuk itulah Rangga bekerja, supaya bisa menabung sehingga bisa sedikit membantu beban orang tuanya di kampung.

Dengan modal wajah rupawan dan badan yang proporsional, terkadang Rangga juga menjadi model foto. Belum banyak job sih, tapi lumayan bisa sedikit menambah uang tabungannya. Karena kondisi ekonomi Rangga yang kurang baik itulah kenapa ayah Dini tidak menyetujui hubungan mereka.

1,5 tahun sebelumnya,
"Papa, kenalin ini teman kampus aku" pertama kalinya Dini mengenalkan Rangga ke orang tuanya setelah 6 bulan pacaran.
"Oh kamu Rangga? Dini cerita banyak. Jadi kamu teman apa pacarnya Dini?"
"Papa....!" bisik Dini ke Papanya. Memang saat itu diantara mereka berdua tidak ada kata-kata pacaran. Mereka jalani hubungan mereka begitu saja, tapi masing-masing sama-sama tahu kalau mereka saling sayang.

"Duduk di depan saja yuk. Dini, panggilin mama kamu.."

"Jadi, dah berapa lama kamu dah berhubungan dengan Dini" Papa Dini langsung membuka pembicaraan.

"Baru sekitar 6 bulan,Om. Dan kita ngga pernah ada kata pacaran sebelumnya, Om"

"Kenapa? Supaya kamu bisa ninggalin Dini kapan aja?"

Rangga sedikit kaget dengan kata-kata papa Dini

"Eh..bukan begitu Om. Saya pengennya jadi teman, kalau saya sudah siap secara materi, saya pengen ke jenjang yg serius tanpa melalui pacaran seperti kebanyakan teman-teman"

"Jadi secara ekonomi sekarang kamu belum mampu?" Rangga hanya tersenyum dan sedikit mengangguk.

"Orang tua kamu dimana? Kerja apa?" Papa Dini ngeberondong Rangga dengan banyak pertanyaan yang mungkin akan sangat sensitif bagi orang seperti Rangga. Beda halnya jika orang tua Rangga adalah orang berada

"Bapak Ibu di Cirebon,Om. Papa petani, lebih tepatnya buruh tani. Mama dagang kecil-kecilan aja di rumah"

Mendengar itu raut muka Papa Dini berubah. Kemudian mama Dini ikut keluar menemani mereka berbincang. Dini sendiri sedang mandi

Dan pembicaraan sensitif itu terus berlanjut dan berakhir dengan "Dini ada rencana saya jodohkan dengan anak teman Om. Jadi hubungan kalian tetap jadi teman seterusnya karena setelah Dini jadi dokter, mereka akan segera Om nikahkan." Lalu papa Dini beranjak pergi meninggalkan Rangga yg speechless. Mama Dini yg lebih bijak meluruskan perkataan papa Dini.

"Itu kalau Dini mau sama anak temen papanya. Kamu jangan khawatir. Kalau kamu serius, kamu harus bisa ambil hati papa Dini dan meyakinkan beliau bahwa Dini cocok dengan kamu."

Tak lama Dini keluar. "Loh,Papa mana,Ma?"
Mama Dini enggan menjawab,"Yaudah kalian terusin ngobrolnya, mama mau masak"

"Lah kok? Eh,Ngga,ini diminum" Dini mempersilakan Rangga meminum minuman di depannya, tapi Rangga yg masih sedikit shock diam saja.

"Eh, ada apa sih? Aku kelewatan apa nih? Kok tiba-tiba mama pergi kamu bengong aja?"
Sambil tersenyum Rangga menjawab,"Ah ngga apa-apa. Mama kamu bijak banget ya. Cantik juga mirip kamu. Oiya,Din,aku pergi dulu ya. Aku mesti ke kosan Heru ngerjain tugas buat besok."

"Lah kok buru-buru?Aku kok jadi curiga..."

"Curiga apa?kebanyakan nonton sinetron sih kamu. Dah ah,pergi dulu ya cantik" Rangga pamit ke pacar cantiknya itu sambil mengelus rambut indah Dini. Sedangkan Dini ditinggalkannya dengan kondisi kebingungan.

Tak berapa lama setelah dari rumah Dini, HP Rangga bergetar. Telpon dari Dini. Dibiarkannya telpon dari Dini sambil Rangga tetap mengendarai motornya. Pikirannya berkecamuk antara ingin mempertahankan hubungannya dengan Dini dan ucapan papa Dini yang terang-terangan tidak menyetujui Rangga dan Dini pacaran. Dini adalah putri tunggal keluarga itu,kayaknya ucapan papanya nggak akan ditarik lagi,pikir Rangga

Setelah sampai di kosan Heru,teman Rangga,Rangga membuka HP. Ada whatsapp dari Dini.
"Aku dah denger dari mama. Omongan papa itu cuma buat mancing Rangga aja seberapa serius sama Dini. Jangan dipikirin ya."

Rangga membalas,"Lah...emang napa harus dipikirin. Kan Rangga bukan siapa-siapa Dini. :p (emoticon melet)"

"eh gitu ya....Jadi selama ini kita bukan siapa-siapa?"

"Emang selama ini kita siapa?hihihi..." Rangga menggoda Dini

"Pacar. Aku sayang sama Rangga. Kirain Rangga juga"

"Jaman sekarang cewek dah berani nembak cowok ya. Hahaha...Asik ada cewek cakep demen sama gue..."

"Apaan sih! Aku lagi serius nih"

":x (emoticon cium)" Rangga menutup dengan hanya mengirim emoticon cium ke Dini. Rangga nggak tau kalau di sisi yg lain, Dini sedang menangis karena tau papanya ngga setuju Dini pacaran dg Rangga.

Back to present
Hari itu Rangga pulang dari kampus dan segera menuju ke kantor tempat dia bekerja. Sebenarnya aturan di kantor itu,sales counter harus standby di kantor. Tapi untuk kasus Rangga ada sedikit kelunakan dari general manager tempat Rangga bekerja. Awalnya Rangga mendaftar di situ untuk jadi sales lapangan supaya bisa sambil kuliah. Tapi GM disitu melihat Rangga yg tampan, dan cocok menjadi sales counter saja. Untuk kuliah, GM mengijinkan Rangga ijin kuliah di waktu-waktu tertentu dengan catatan sudah diplanning 1 bulan sebelumnya. Lagipula tempat kerja Rangga dan kampusnya nggak terlalu jauh. GM di tempat kerja Rangga bernama Ibu Melanie. Wanita karir yg bisa dibilang workaholic sehingga di usianya yang ke 40 tahun masih belum berkeluarga. Padahal Bu Melanie sangat cantik. Banyak anak buahnya di kantor cabang tersebut yg selalu bicarain Bu Melanie. Kadang ngomongin kejengkelannya karena sering diomelin bosnya itu, kadang ngomongin jorok tentang Bu Melanie. Karena memang Bu Melanie terlalu sayang bagi mereka untuk menjadi perawan tua.

Bu Melanie,
Sebenernya GM perempuan satu ini tertarik dengan Rangga dari sejak awal dia menginterview Rangga. Karena selain tampan, Rangga juga baik dan cerdas. Tata bahasanya juga tegas namun nggak terkesan sombong. Itu pula yang menyebabkan bu Melanie memberikan Rangga keleluasaan untuk dapat ijin kuliah di sela-sela jam kerja. Bu Melanie tau kalau anak buahnya yg lain pasti cemburu, karena biasanya Bu Melanie terkenal kurang fleksibel dalam hal pekerjaan anak buahnya. Hampir tiap hari pasti ada saja yg jadi korban kemarahan perawan tua cantik itu. Bu Melanie meniti karirnya dari sejak umur 23 tahun sebagai teller bank,SPG dan terakhir menjadi GM di sebuah show room kendaraan bermotor ternama. Semangat kerjanya itu yang mungkin menjadikan dia sulit berinteraksi dengan pria, dan membuatnya sampai kini belum bersuami. Hubungannya dengan pria tidak pernah berujung di pelaminan. Tapi sejak ada Rangga, bu Melanie ada sedikit harapan tersembunyi kepada pria berondong yg menjadi anak buahnya itu. Hanya saja Rangga tidak sadar, atau lebih tepatnya belum sadar.
0c35a2885395964.jpg
3aea8e885395934.jpg

"Rangga,kamu baru datang?" tanya Bu Melanie ramah.
"Iya Bu,maaf sedikit terlambat."

"Ke ruangan saya sebentar ya" sambil berlalu bu Melanie meminta Rangga ke ruangannya.

"Ada apa,Bu?" tanya Rangga saat sudah di ruangan Bu Melanie

"Duduk,Ngga..."

"Kamu dah hampir 1 tahun ya kerja di sini. Bulan depan kontrakmu habis kan?"

"Iya,Bu. Ibu mau menginterview saya? Bukannya biasanya saya diinterview sama Pak Djoel?" Pak Djoel adalah atasan saya di perusahaan outsourching.

"Iya,saya hanya pengen aja ngobrol sama kamu. Gimana,kamu betah kerja di sini?"

"Betah,Bu. pertama memang saya sudah mulai bisa mengikuti ritme pekerjaan disini, kedua karena saya sudah sangat dekat dengan rekan-rekan di sini."

"Hmm gitu ya. Ada masukan buat atasan kamu?" Atasan langsung Rangga adalah Mas Bayu ,team leader, kemudian Pak Berkah,supervisor. atasannya lagi baru Bu Melanie

"Sejauh ini sih ngga ada masalah Bu. Mungkin kendala-kendala kecil saja,tapi sudah bisa kita atasi."

Lalu Bu Melanie berdiri dan seperti mencari sesuatu di lemari

"terusin Ngga. Kendala apa aja? dan kamu ngatasinnya gimana?"

Rangga menceritakan kendala-kendala kerja di situ sambil matanya tidak lepas dari punggung dan pantat Bu Melanie. Bu Melanie mengenakan rok span hitam. Kadang saat mencari berkas di bawah lemari, rok spannya terangkat, membuat mata pria normal manapun penasaran termasuk Rangga.

Bu Melanie mempunyai kulit kuning langsat khas wanita sunda. Itu membuat betis dan sebagian pahanya sedikit merangsang Rangga.

Tiba-tiba Bu Melanie berbalik badan dan memergoki Rangga masih menatap roknya.

"Kamu liat apa?" Bu Melanie agak salah tingkah sambil membenahi rok,takut ada yang terbuka.

"Oh maaf bu Mel. Ngga apa-apa kok" Lalu Bu Melanie mendekat ke Rangga dan duduk di atas meja kerjanya tepat di hadapan rangga.

"Kalau menurut Rangga, saya bagaimana?"

"Ibu baik orangnya. Atasan mana yg ngasih kelonggaran karyawannya untuk kerja sambil kuliah. Mungkin 1000:1. Ibu yg 1 itu" Puji Rangga

Tiba-tiba tangan Bu Melanie meraih tangan Rangga dan meletakkannya di atas pahanya.

"Menurut Rangga saya terlalu tua?"
Rangga agak kaget dengan yg dilakukan dan diucapkan atasannya itu

"Maksud ibu? Kalau menurut saya muka ibu lebih muda dari umur ibu. Saya ngga liat kerutan di muka ibu,ibu awet muda"
Lalu tiba-tiba wajah Bu Melanie mendekatkan wajahnya ke salesnya itu.

"Coba liat lagi,masa masih keliatan muda?"
Rangga deg-degan. Tiba-tiba lagi bibir Rangga dikecup Bu Melanie.

Rangga membalas dengan kecupan juga
"eh...maaf bu. saya sudah kelewatan." Rangga sedikit mundur dan menunduk.

Tangan Bu Melanie menuntun tangan Rangga ke dadanya.
"Saya tertarik sama kamu Ngga. Sejak awal kamu kerja di sini" Kata Bu Melanie lirih di telinga Rangga

Bersambung


Disclaimer :
Mulustrasi bukan foto pemeran sebenarnya
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd