Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Priscilla, gadis manja yang perlahan binal

Bimabet
Melipir kemari dulu ngecek situasi kondisi.
Mana nih neng Priscilla? Udah ditunggu abang-abang pada disini.
:remas:
 
PART VIII
TANTANGAN

Selamat menunaikan ibadah puasa dari Non Cilla, mohon maaf lahir dan batin :
girl-1.jpg

Hampir seminggu ini aku bisa beristirahat dikarenakan on my period alias mens. Untunglah periode ini datang di saat yang sangat tepat. Selain dapat mengistirahatkan tubuhku, aku bisa fokus menyelesaikan tugas akhir yang diminta oleh sekolahku. Aku benar-benar menyusun secara rapi tugas tersebut agar dapat nilai tertinggi. Benar saja, saat aku mempresentasikan konsepku di depan kelas, beberapa guru yang membawahi bidang kemasyarakatan tertarik dengan konsep yang aku dan Arum kerjakan. Memang tidak bisa instan dan harus menunggu beberapa minggu untuk melihat hasilnya, namun aku sendiri menyakini Pak Burhan dan kawan-kawan mampu mengimplementasikan hal ini dengan baik. Dari desa Wawan aku seperti memiliki tujuan hidup yang baru. Saat ditanya oleh guruku apa yang aku dapat di sana, aku mengatakan bahwa aku sangat menyukai kehidupan disana, terlepas kegiatan seksual yang aku lakukan dengan penduduk disana, ya kali aku ceritakan. Tiga hari disana membuatku memiliki pandangan yang jelas jurusan apa yang ingin aku masuki.


“Pricil sudah tahu mau masuk jurusan apa?” Pungkas guru kelasku.​
“Sudah tahu bu, saya ingin masuk jurusan pertanian atau peternakan,” Ucapku.
“Heh? Ga salah?” Balas seseorang dari arah belakang.
“Beneran. Aku benar-benar menikmati mengerjakan tugas ini,” Balasku lagi.

“Begini Pricil, tugasmu sudah ibu baca dan tunjukan ke kepala sekolah. Minggu lalu kepala sekolah setuju untuk mengirimkan hasil yang kamu kerjakan ini ke univ *** yang memang ada jurusan pertanian dan peternakan, hasilnya luar biasa, mereka ingin memfollow up hasil proyekmu, jika berjalan kamu bisa mendapatkan beasiswa full di kampus tersebut,” Lanjut wali kelasku itu.

Hah? Beasiswa? Semenarik itukah konsepku sehingga bisa mendapatkan beasiswa dari kampus tersebut. Namun memang pada saat aku dan Arum mempresentasikannya, warga desa tersebut langsung tertarik dengan ide kami. Namun kini sudah lewat dari seminggu dan tidak ada kabar sama sekali dari Arum dan kawan-kawannya. Ada perasaan kangen dengan mereka semua. Namun, tugas-tugas yang diberikan akhir-akhir ini membuatku lupa akan kehidupan yang berbeda di desanya Wawan. Beberapa minggu kedepan akupun sibuk dengan ujian tengah semester yang sangat menentukanku akan melanjutkan studi dimana setelah kuliah nanti. Ada beberapa universitas yang aku sukai seperti Universitas Prasetya Mulia di Jakarta atau Universitas Ciputra di surabaya, namun akupun masih berkeinginnan untuk masuk universitas negeri yang bergengsi seperti UGM atau UI di Jakarta. Berkat kerja kerasku mengembangkan desanya Wawan, akhirnya aku diterima di jurusan peternakan Universitas Indonesia di Jakarta dengan beasiswa penuh. Aku begitu gembira mendengar hal ini. Aku langsung sampaikan hal ini kepada kedua orang tuaku. Mereka juga begitu gembira mendengar anaknya mendapatkan beasiswa penuh karena prestasinya. Untunglah kedua orang tuaku bukan orang tua yang memaksakan kehendak anaknya harus melanjutkan bisnisnya. Pernah satu waktu orang tuaku ditanya oleh rekannya, kalau-kalau aku tidak mau melanjutkan, dengan santai orang tuaku berkata akan diberikan kepada professional. Jadi tidak ada beban sama sekali bagiku untuk melanjutkan usahanya. Justru aku malah didukung habis-habisan jika bisa benar-benar bisa menyejahterakan desanya Wawan dengan konsepku itu. Namun ada hal lain yang membuatku cukup sedih. Yakni aku melewati hari-hariku dengan hampa. Apalagi bulan-bulan ini kedua orang tuaku sangat sibuk. Pak Imam dan Wawan adalah dua orang yang selalu mengisi hari-hariku entah dengan melakukan hubungan seksual ataupun sekedar menemaniku nonton netflix. Seperti pada saat ini, aku asyik menonton serial korea bersama supir kesayanganku ini.


“Wan, bosen nih.. ngapain ya enaknya?” Aku berkata pada Wawan.​
“Non Cilla mau ngapain? Ngewe? Kan udah jam 11 malam? Ngga ngantuk? Balasnya.
“Bosen ah kalo ngewe gitu-gitu aja, kamu ga bosen tah Wan?” Ucapku.
“Ya sudah, non Cilla mau apa nanti aku temenin,” Wawan kebingungan.
“Apa ya? Challange aja yuk, biar seru,” Kataku.
“Challange apa non?” Balasnya.
“Terserah kamu Wan, malem ini aku boleh kamu suruh-suruh deh,” Aku kegirangan.
“Beneran non? Tanya Wawan penasaran.
”Iya beneran,” Ucapku.

Akhirnya Wawan mengajakku ke kamarku. Aku disuruhnya duduk di kasur dan dia langsung membuka lemari bajuku. Dia sepertinya sedang memilih baju sembaru membongkar laci yang berisi koleksi braku. Setelah dia lihat-liaht beberapa menit, dia mengambil salah satu T-shirt putihku yang sangat tipis dan ketat, lalu setelah itu dia mengambil celana hotpants pendek dan braku yang berwarna hitam. Aku disuruh memakai baju itu dan aku langsung berganti baju di hadapannya. Wawan duduk di sofa dekat jendela menungguku berganti baju.

“Wan, ini sih sama aja aku ga pake baju, bh ku ngecap bener ini?” Ucapku keheranan.​
“Biarin non, katanya Challenge,” Sanggah Wawan.
“Dasar, ini sih memanjakan mata lelaki aja, mana susuku agak gede nih kayak gondal gandul gini,” Ucapku.
”Justru itu asiknya non, udah siap? Kalo udah siap yuk jalan, kita muter-muter surabaya,” Balas Wawan.

Selanjutnya aku dan Wawan menuju garasi mengeluarkan motornya dan kami keliling kota tengah malam ini. Ini adalah pengalaman pertama aku melihat indahnya kota Pahlawan di malam hari. Kami terus berjalan menuju pusat kota, menuju jalan tunjungan dan berhenti sejenak di sana, kita duduk di pinggir jalan membeli sedikit jajanan sambil berseda gurau. Beberapa mata melihat kearah kami, dua insan yang berbeda ngobrol dan bermanja layaknya orang yang sedang berpacaran. Beberapa kali aku senderkan kepalaku di bahunya yang bidang sambil menyantap jagung panas yang kami beli dari bapak-bapak yang lewat. Setelah puas, kami kembali jalan menuju arah timur ke arah rungkut, daerah rumah penduduk yang hampir tidak pernah aku lewati. Wawan mengatakan di daerah pondok tjandra ada warmindo yang sangat terkenal. Kita menuju kesana dan benar saja, antriannya panjang sekali. Bahkan bukan motor yang parkir tapi mobil, banyak sekali mobil yang parkir berjajar di pinggir jalan. Setelah memarkir sepeda motornya, kita masuk ke dalam depot yang berada di pojokan itu dan melihat banyak sekali anak-anak muda baik pribumi maupun chindo makan disana. Aku merasa tidak terlalu canggung makan disana berdua dengan Wawan. Supirku ini menyantap indomie dengan STMJ yang memang terkenal disana. Aku hanya menemani supirku makan dan mencoba sedikit dari mangkuknya. Setelah makan, kami lanjutkan berkeliling surabaya.

“Gimana non? Udah ga bosen kan? Seru kan?” Wawan bertanya.​
“Iya Wan, thanks ya udah ajak aku jalan-jalan keliling surabaya,” Ucapku.
“Mau kemana lagi non?” Ucapnya.
“Ga tau Wan, terserah kamu aja,” Balasku
“Ikut ke kosan temen bentar mau ngga?” Balas Wawan.
“Terserah kamu aja Wan, bosen di rumah,” Ucapku sekenanya.

Wawan langsung memacu sepeda motornya menuju arah Rungkut Industri, kita melewati beberapa pabrik besar seperti Unilever dan Aqua hingga menuju ke sebuah pemukiman di belakang lokasi industri ini yang aku lihat bernama berbek. Ini kali pertama aku menginjakan kaki di daerah sini. Tidak lama kemudian sampailah disebuah lokasi kos-kosan yang berjajar. Aku lihat kamar kos ini cukup lega untuk ditinggali keluarga. Ukurannya 5x5 meter persegi dengan kamar mandi di dalam, kos teman Wawan ini disekat sehingga ada ruang tamu kecil di depan kamarnya. Kita berkenalan dengan temannya yang bernama Ari dan Wirya. Ternyata mereka berdua berasal dari desa yang sama. Baru beberapa menit disini kita sudah sangat nyambung, terlebih Ari dulunya pernah menjalin asmara dengan Arum, hanya saja Pak Burhan tidak mengijinkan mereka berpacaran karena latar belakang agama yang berbeda. Aku melihat beberapa kali mereka berdua mencuri-curi pandang ke arah tubuhku. Aku yang sudah mengetahui niat mereka bertiga mencoba memancing nafsunya sedikit dengan mengambil sebuah buku untuk dijadikan kipas.

“Widih, gerah banget ya disini?” Ucapku.​
“Ya jelas non ini kan bukan di rumahnya non yang pake AC central,” Celetuk Wawan.
“Ke dalem aja yuk non, disana ada kipas, ngobrol di dalem aja,” Ajak Ari mulai terpancing dengan ucapanku.

Aku sendiri langsung beranjak berdiri menuju ke dalam kamar dengan dua kasur terpisah, berarti Ari dan Wirya ini membagi kamar kos agar biayanya menjadi lebih murah. Wawan langsung duduk di salah satu kasur begitu pula Ari dan Wirya. Aku sendiri mengambil posisi duduk disebelah Wawan dan melanjutkan ngobrol dari obrolan normal sampai menjurus hal-hal berbau seksual. Aku sendiri menanggapi celotehan mereka dengan santai dan terbuka hingga membuat nafsu Wirya meningkat. Dia langsung memeluk tubuhku dan mencium bibirku dengan sangat bernafsu. Aku mencoba memukul pundaknya pelan untuk menghentikan ciumannya namun tanganku diraih oleh Wawan. Supirku membuat tangaku ke atas dan langsung membuka kaos tipis dan braku. Di buangnya kaos dan bra itu ke sudut kamar hingga aku tidak bisa menjangkaunya. Ari yang tadinya hanya melongo melihat kamipun ikut menciumi kakiku hingga aku kegelian. Wawan kini memelukku dari belakang dantangannya mulai nakal masuk ke dalam hotpantsku. Perlahan diabuka celana hotpantsku beserta celana dalamnya. Wirya yang ada di depanku langsung menggosok vaginaku yang sudah terlihat lalu dihisap dan dijilatinya vaginaku itu. Napasku makin memburu dan aku memejamkan mata mendapatkan perlakuan dari Wirya. Tubuhku kemudian dibaringkan di kasur lalu Wawan dan Ari langsung memainkan payudaraku. Mereka bergantian memainkan payudara kanan dan kiriku, serta menciumi bibirku. Dirangsang seperti ini membuatku orgasme yang tidak berkesudahan. Badanku bergetar hingga orgasme ku ini selesai. Sejenak aku dibiarkan untuk beristirahat, menikmati orgasmeku di ruangan yang sempit ini, setelah itu Wawan langsung bersiap untuk memasukkan penisnya itu ke dalam vaginaku. Ari dan Wirya melihat kelakuan kami kini sudah tidak sungkan-sungkan lagi untuk menyerbu diriku. Ari kini menikmati bibirku yang dia lumat perlahan, sambil menjilati seluruh rongga mulutku dan membuat lidah kami saling beradu. Mataku sedikit terpejam karena liang vaginaku mulai dipompa oleh supirku tersayang ini. Wirya kini memainkan kedua payudaraku dengan lembut membuatku benar-benar hampir gila. Perlakuan mereka bertiga membuatku kembali harus merasakan orgasme yang tidak berkesudahan. Namun bukannya berhenti dan membiarkanku mengambil napas, Wawan terus menggenjotku dengan irama yang cukup cepat membuat aku semakin larut dalam permainan mereka bertiga. Hampir 15 menit lamanya Wawan memainkan nafsuku membuatku dua kali orgasme bahkan orgasmeku yang terakhir sedikit membasahi kasur ini.

“Shh. Wann..,” Ucapku sambil mendesis tertahan.

Aku tidak bisa banyak berkata-kata karena mulutku masih saja jadi bulan-bulanan Ari. Baru setelah Wawan mencabut penisnya, Wirya menggantikan posisi Wawan untuk menyetubuhi diriku. aku benar-benar dibuat kewalahan oleh mereka bertiga. Bahkan Wawan belum mencapai ejakulasi saat mencabut penisnya itu. Tangan kananku kini diarahkan menuju penisnya Wawan sehingga aku secara reflek langsung menggenggam dan mengocok penisnya. Sesaat aku melihat Wirya terlihat menikmati sekali, dia maju mundurkan penisnya secara perlahan, menikmati setiap pompaannya membuatku kegelian, seakan penis itu dia garukkan di liang kewanitaanku. Puas dengan bermain-main seperti itu, Wirya memintaku untuk membelakanginya dengan posisi doggy style, Ari dan Wawan langsung menghentikan kegiatannya membiarkan aku membenahi posisi. Setelah Wirya memasukkan penisnya, mereka berdua kembali memainkan titik-titik sensitif tubuhku yang membuat pemiliknya ini bergetar merasakan kenikmatan yang tiada tara. Tubuhku kini bergantian dirangsang oleh mereka bertiga hingga akhirnya Wirya menumpahkan spermanya di dalam vaginaku. Aku sebetulnya cukup shock saat lahar panas itu memenuhi vaginaku namun untungnya aku sudah rutin mengkonsumsi pil kb apalagi setelah kegiatan seksku ini meningkat. Mungkin kedepannya aku perlu pasang IUD agar lebih aman dalam berhubungan selain mengkonsumsi pil KB tersebut. Setelah puas, Wirya mencabut penisnya dan tergeletak di kasur, akupun tersungkur dan mencoba mengatur napas.

“Aduh Wir, memeknya becek nih jadinya,” Ucap Ari yang sedang memposisikan penisnya.​
“Biar lah, biar licin.. kasian non Cilla kalo kering,” Balas Wirya sekenanya.

Tanpa pikir panjang, Ari memasukkan penisnya itu ke dalam vaginaku yang masih berkedut akibat hujaman penis Wirya. Kini suara tepukan antar selangkangan kami semakin nyaring. Penis Wawan yang kini berada tepat di depan wajahku membuatkau langsung melumat barang itu, aku mainkan bolanya dan juga aku kocok perlahan sambil aku jilat penisnya itu. Pemiliknya hanya merem melek keenakan. Malam ini betul-betul melelahkan buatku, namun di satu sisi juga sangat menyenangkan bermain dengan mereka bertiga. Ari cukup tau bagaimana memainkan tempo permainan, ini membuatku takluk tidak berdaya menghadapi staminanya yang begitu jago. Selama dia menghijamkan penisnya aku harus menyerah 3 kali orgasme. Bahkan yang ketiga aku mengeluarkan squirt yang cukup banyak hingga membuat kasur ini basah. Walau dia membiarkanku menikmati squirt ini agak lama, Ari tetap merangsangku dengan menicumiku dari belakang dan memainkan payudaraku yang menggantung. Setelah dia rasa aku sudah cukup menikmati squirtku tadi, dia melanjutkannya hingga akhirnya dai menumpahkan spermanya juga di dalam vaginaku. Membuat vaginaku terasa hangat kembali. Cairan sperma itu meleleh seiring dengan dicabutnya penisnya Ari. Aku langsung ambruk ke kasur ini. Wawan melihatku kepayahan ternyata tidak langsung menusukku seperti yang lain, namun memelukku dan mengusap rambutku. Dia peluk tubuhku sambil meletakkan kepalaku di pundaknya layaknya seorang pacar. Aku merasa nyaman dengan perlakuannya walaupun kami semua masih dalam keadaan bugil, namun kini aku sudah tidak terlalu memperdulikannya.

Beberapa saat kemudian, setelah Wawan merasa aku sudah memiliki cukup energi, baru dia menidurkan tubuhku dan memasukkan penisnya perlahan ke dalam vaginaku. Walau berhenti beberapa saat, vaginaku masih becek akibat sperma-sperma mereka yang ditumpahkan ke dalam vaginaku dan membuat liang senggamaku tidak memerlukan waktu lama untuk kembali licin. Kini Ari dan Wirya sudah kembali berpakaian dan meninggalkan kami berdua. Aku dan wawan layaknya orang yang sedang berpacaran mulai saling melumat dan merangsang. Mulai dari lidah yang beradu hingga kecupan Wawan turun ke payudaraku yang kembali menjadi bulan-bulanan supirku ini. Berdua bersama Wawan di ruangan yang sempit ini membuat keringat Wawan mengucur deras membasahi tubuhku yang berada di bawahnya. Supirku ini tetap memompa vaginaku dengan lembut saat aku usap wajahnya yang penuh keringat itu dan sebagai hadiahnya aku diberi kecupan hangat di bibirku. Perlakuan perlakuan ini membuat akhirnya aku harus merasakan orgasme untuk yang kesekian kalinya. Namun kali ini Wawan memompa penisnya lebih cepat agar dapat berejakulasi karena melihatku yang sudah benar-benar kepayahan. Akhirnya dia lepas penisnya itu dan menyuruhku mengulum penisnya. Aku tahu dia akan berejakulasi di mulutku sehingga aku sudah mempersiapkan diri dan benar saja, sperma itu menyemprot deras ke setiap sudut rongga mulutku membuatku hampir tersedak. Aku hanya bisa cepat-cepat menelan sperma itu karena Wawan tetap memaju mundurkan penisnya yang perlahan makin mengecil. Aku sendiri langsung ambruk di kasur ini dengan terlentang sambil mengambil napas yang tadi sempat terengah-engah.

“Enak ya non Cilla? Capek?” Kata Ari dari balik pintu kamar ini.​
“Emph.. iya nih pegel banget,” Balasku.
“Nginep sini aja, pulang besok pagi,” Ujar Wirya menambahkan.
“Eh jangan, besok ga bisa kerja loh ada cewek cantik di kosan,” Jawabku sambil memeletkan lidah.
“Iya dong, udah cantik bisa muasin lagi,” kelakar Ari.

Wawan kini sudah menggunakan pakaiannya kembali. Aku sendiri beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diriku. Airnya begitu dingin karena berbeda dengan rumahku yang memiliki water heater, disini hanyalah bak mandi dengan air yang membuatku mengigil. Selama aku mandi mereka bertiga asyik menontonku seperti melihat cewek yang sedang live di aplikasi. Sebetulnya aku sangat malu dilihat seperti itu, tapi aku berusaha cuek saja. Setelah mandi aku membersihkan diriku dan memakai seluruh pakaianku dan mengajak Wawan pulang ke rumah.​
 
Update uga neng Priscilla. Pertamek yak. :papi:
Mantul neng Cilla lawan tiga cowo. Wakaka.
Trims suhu @BunnyRocket
maap yah agak lama awal tahun sibuk banget ini. jadi agak terkendala penulisannya. tapi masih banyak kok ide2 yang belum dikeluarin dari kepala. ditunggu dengan sabar ya Cillerz wkwkw Fans nya Non Cilla kita sebut Chillerz aja ya? dingin bikin merinding wkwkwk
 
non cilla come back 😍🤤 suwun om udah di update yuk lah bikin non cilla jadi maniak / hyper 🤭
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd