BrownBunny1998
Adik Semprot
Part 1. Sebuah kesalahan.
Aku tahu ini salah, tapi nikmat.
Namaku Tyara, dikenal dengan Brownbunny1998. Panggil Tyara saja ya. Sebenarnya aku hanya kesepian, maklum baru nge-kost di Surabaya.
Jauh dari rumah aku kira enak, ternyata enggak. Apa-apa sendiri ternyata berat juga. Hampa, daerah ketintang kalau malam memang ramai, hatiku sepi.
Sepupang ngampus aku memutuska gabung gym. Yah hitung-hitung killing time dengan sesuatu yang positif. Itu pikiranku, nyatanya .... .
Sepulang dari gym aku mengenakan kaos longgar tanpa lengan, bawahan celana jeans. Yayan, pacar teman satu kos menunggu Dewi di teras kost, maklum Malam Minggu. Basa-basi aku menegur ramah.
"Mas Yan, mana Dewi?"
Kala itu bajuku basah. Dan walau dadaku kecil, tetap dari sela lengan nampak mencuat. Jakun Yayan naik turun ketika matanya tak berkedip memandang tadi, bukit kembar.
Aku enggak mau membuat dia malu, jadi kutinggalkan saja. "Mari Mas."
"O-oh iya Dik."
Dari pantulan kaca jrlas dia tak menoleh ke yang lain. Itu hal yang salah. Kenapa menyapa Yayan? Dia playboy. Dan tak butuh waktu lama untuk membuktikan fellingku.
Kamar mandi berada di lantai satu paling ujung. Aku bersiap mandi, baru mau menutup pintu Yayan masuk. Dia membekapku, mendorong ke dinding.
Aku bisa apa? Tubuhnya menghimpit badanku. Dia berbisik, "Diam, nikmati. Atau lo mau seisi kost tahu akan hal ini? Lo yang rugi, diusir dari sini, mau?"
Tentu tidak, tapi mau apa Yayan?
Dia mulai meremas dadaku dari luar kaos. Dia menjilat leherku dengan rakus, menyedot keringat. Apa ini? Kok aneh, ada getaran nikmat saat dengkulnya mengusap lembut selangkanganku.
Aku mulai mendesis dan dia tahu, jika berhasil menjinakkanku. Kami berdiuman dengan lembut. Lidahnya bermain di rongga mulut. Tuhan, enak.
Tanganku penasaran denga tubuh Yayan, si badboy kampus. Ternyata biasa saja, perutnya datar, dada pun datar. Hanya ... Kontolnya panjang, menusuk-nusuk perut.
Bibirnya mengecup dadaku. Dia gigit lembut, sebelum menarik kaos ke atas. BH ku dia turunkan. Pentilku masih kecil, mencuat seperti kacang polong. Cara dia memainkan lidah begitu erotis, berkeliling di sekitar pentil sebelum dikenyot kencang.
Ampun enak banget, aku sampai mendongak. Dia memasukkan jari telunjuk ke mulutku, sudah basah dia masukkan ke lubang nikmat.
"Argsss Kaahk."
"Ssst ntar ketahuan."
Dia membungkamku dengan mulut. Jari itu sangat cepat keluar masuk, lalu jari tengak ikut masuk. Sementara jempol tangan menekan kelentin. Aku klenjotan tak karuan dan hanya dengan itu, dia membuatku klimaks.
Aku terduduk di lantai kamar mandi, dia jongkok membuatku mengulum jarinya yang basah.
"Enak?"
Aku mengangguk. Entah, aku ingin lagi.
"Senin di kampus, aku tunggu di ruang FMIPA 101. Sekarang aku mau malam mingguan dulu. Bye."
Sebelum pergi dia mengecup bibirku.
Ini adalah awal. Dia membuka hasratku. Dia membuatku ingin lebih.
Sebuah kesalahan. Sebuah sapa kecil yang berakhir dosa. Dosa nikmat.
To be continue ....
Aku tahu ini salah, tapi nikmat.
Namaku Tyara, dikenal dengan Brownbunny1998. Panggil Tyara saja ya. Sebenarnya aku hanya kesepian, maklum baru nge-kost di Surabaya.
Jauh dari rumah aku kira enak, ternyata enggak. Apa-apa sendiri ternyata berat juga. Hampa, daerah ketintang kalau malam memang ramai, hatiku sepi.
Sepupang ngampus aku memutuska gabung gym. Yah hitung-hitung killing time dengan sesuatu yang positif. Itu pikiranku, nyatanya .... .
Sepulang dari gym aku mengenakan kaos longgar tanpa lengan, bawahan celana jeans. Yayan, pacar teman satu kos menunggu Dewi di teras kost, maklum Malam Minggu. Basa-basi aku menegur ramah.
"Mas Yan, mana Dewi?"
Kala itu bajuku basah. Dan walau dadaku kecil, tetap dari sela lengan nampak mencuat. Jakun Yayan naik turun ketika matanya tak berkedip memandang tadi, bukit kembar.
Aku enggak mau membuat dia malu, jadi kutinggalkan saja. "Mari Mas."
"O-oh iya Dik."
Dari pantulan kaca jrlas dia tak menoleh ke yang lain. Itu hal yang salah. Kenapa menyapa Yayan? Dia playboy. Dan tak butuh waktu lama untuk membuktikan fellingku.
Kamar mandi berada di lantai satu paling ujung. Aku bersiap mandi, baru mau menutup pintu Yayan masuk. Dia membekapku, mendorong ke dinding.
Aku bisa apa? Tubuhnya menghimpit badanku. Dia berbisik, "Diam, nikmati. Atau lo mau seisi kost tahu akan hal ini? Lo yang rugi, diusir dari sini, mau?"
Tentu tidak, tapi mau apa Yayan?
Dia mulai meremas dadaku dari luar kaos. Dia menjilat leherku dengan rakus, menyedot keringat. Apa ini? Kok aneh, ada getaran nikmat saat dengkulnya mengusap lembut selangkanganku.
Aku mulai mendesis dan dia tahu, jika berhasil menjinakkanku. Kami berdiuman dengan lembut. Lidahnya bermain di rongga mulut. Tuhan, enak.
Tanganku penasaran denga tubuh Yayan, si badboy kampus. Ternyata biasa saja, perutnya datar, dada pun datar. Hanya ... Kontolnya panjang, menusuk-nusuk perut.
Bibirnya mengecup dadaku. Dia gigit lembut, sebelum menarik kaos ke atas. BH ku dia turunkan. Pentilku masih kecil, mencuat seperti kacang polong. Cara dia memainkan lidah begitu erotis, berkeliling di sekitar pentil sebelum dikenyot kencang.
Ampun enak banget, aku sampai mendongak. Dia memasukkan jari telunjuk ke mulutku, sudah basah dia masukkan ke lubang nikmat.
"Argsss Kaahk."
"Ssst ntar ketahuan."
Dia membungkamku dengan mulut. Jari itu sangat cepat keluar masuk, lalu jari tengak ikut masuk. Sementara jempol tangan menekan kelentin. Aku klenjotan tak karuan dan hanya dengan itu, dia membuatku klimaks.
Aku terduduk di lantai kamar mandi, dia jongkok membuatku mengulum jarinya yang basah.
"Enak?"
Aku mengangguk. Entah, aku ingin lagi.
"Senin di kampus, aku tunggu di ruang FMIPA 101. Sekarang aku mau malam mingguan dulu. Bye."
Sebelum pergi dia mengecup bibirku.
Ini adalah awal. Dia membuka hasratku. Dia membuatku ingin lebih.
Sebuah kesalahan. Sebuah sapa kecil yang berakhir dosa. Dosa nikmat.
To be continue ....
Terakhir diubah:
sambil ngemil 
