Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Petualangan Istri Pengusaha

Status
Please reply by conversation.
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Minta like duluan, Kita kan nggak tahu ceritanya menarik atau tidak. Ini kaya ngemis like.
 
Minta like duluan, Kita kan nggak tahu ceritanya menarik atau tidak. Ini kaya ngemis like.

Itu bukan ngemis like masboss, sbg penulis kita cuma bisa liat seberapa banyak cerita kita dibaca lewat hide content yg harus di-like sblm dibuka. Semakin banyak readers, bisa jadi penyemangat buat nulis terus.... Gituuu masboss..
 
Mohon maaf baru bisa update, baru sempet nulis setelah euforia lebaran :ampun:

Enjoy suhu!

Part 3


Kebinalanku di Sekolah

Pagi di hari Sabtu ini cukup cerah dan menyejukkan. Semakin indah jika teringat kejadian semalam saat suamiku menggarapku habis-habisan di ranjang pengantinku. Dia menggenjot memekku dua ronde sebelum akhirnya kamu terlelap karena kelelahan.

Hari ini aku dan suamiku harus pergi ke sekolah Tio dan Tian, anak kembar kami. Kedua buah hati yang kusayangi itu telah menjalani ujian dan hari ini kami para orang tua dipanggil untuk pembagian rapor. Meski anakku kembar, namun keduanya berbeda dalam hal intelegensi. Tio lebih cerdas dibandingkan Tian dalam hal akademis. Semenjak SD, rangking 3 Besar tak pernah lepas dari genggaman anak sulungku itu. Sementara Tian, lebih maju dalam hal seni dan olahraga. Tian aktif bermain band dan menjadi kapten tim futsal di sekolahnya.

Dalam undangan kepada wali murid, kami diharuskan datang pukul 10.00. Sekarang jarum jam baru menunjukkan pukul 06.30, masih cukup lama pikirku. Aku pun beranjak bangkit dari kasur dan bersiap untuk mandi.

Aku berjalan ke halaman belakang rumah untuk mengambil handukku. Setibanya di sana, kulihat Tian tengah bertelanjang dada dan merentangkan tangannya ke samping. Dia sedang melakukan pemanasan tampaknya. Posisinya yang membelakangiku membuatku leluasa melihat punggungnya yang tegap. Hmmmm, tipikal pemuda yang bugar.

“Eh, Mah. Kok di situ?” tanya Tian ketika dia mendapatiku di belakang pintu.

“Emmm, ini, Mamah mau ambil handuk,”

Kulihat mata Tian mengamatiku, aku tau pandangan itu terarah ke dadaku yang hanya dibalut tanktop tipis. Aku tak sempat mengenakan bh karena terburu-buru hendak mandi. Aku yakin putingku jelas tercetak jelas di balik tanktop ini. Dipandangi seperti itu oleh anakku sendiri mendadak membuat gairahku bangkit. Timbul keisenganku untuk mengerjai anakku yang nakal itu.

“Kamu mau ke mana jam segini udah bangun?” kataku sambil berkacak pinggang dan membusungkan dada.

Mata Tian terbelalak melihat putingku mengacung seolah menantangnya.

“Anu, Tian mau siap-siap futsal, ada kelas puting, eh maksutnya kelas miting, di sekolah,” jawabnya dengan nada grogi. Hahaha jebakanku tepat sasaran!

“Oh gitu, ajakin pemanasan dong. Badan Mamah pegel semua.”

“Eh. Serius Mah?”

“Iya ayo buruan keburu siang.”

Aku pun memposisikan diriku di hadapannya. Pemanasan dimulai dari peregangan otot kepala, lengan, hingga kaki. Pada satu kesempatan, aku diminta melebarkan kakiku lalu menundukkan badanku dengan tangan bertumpu di tanah. Susuku yang tanpa penutup terlihat jelas oleh Tian dalam posisi ini. Kulirik dia terus memandangi keindahan tubuhku sehingga lupa mengganti posisi.

“Heyyyy, mau sampai kapan begini? Mamah capek!” kataku membuyarkan lamunan joroknya.

“Eh, oh, iya bangun Mah.”

Kuperhatikan celana boxer yang dia kenakan menonjol. Hmmm dia pasti ngaceng melihat susu ibunya sendiri. Dasar anak mesum! Kulihat-lihat tonjolan di boxer Tian begitu besar, ohhhh apa kontolnya sebesar itu ya. Sial! Aku justru terangsang dengan jebakanku sendiri! Aku harus segera menghentikan kegiatan mesum ini.

“Ah udah ah! Mamah mau mandi!” ucapku sambil menyambar handuk dan pergi ke kamar mandi.

Di kamar mandi, pikiranku selalu melayang pada kontol anakku. Aaaahhhh Tiaaaan, Mamah pengen lihat kontolmu naaak! Ughhhh!! Membayangkan kontol anakku, tanganku secara reflek bergerak ke bawah menggosok memekku. Ouuuuuhhhhh, aku masturbasi membayangkan kontol anakku sendiri. Betapa binalnya aku ini. Kulanjutkan aktivitas swalayanku hingga aku mendapatkan orgasme pertamaku pagi itu.

Setelah bersiap-siap, pukul 09.00 aku berangkat ke SMA XX bersama suamiku. Mas Roni mengenakan jas hitam yang membuatnya semakin terlihat gagah. Sementara aku mengenakan tanktop putih super ketat yang kupadukan dengan blazer hitam. Untuk bawahan aku memilih memakai rok yang panjangnya sedikit di atas lutut.

Setelah memarkir mobil di halaman, aku dan Mas Roni sepakat berpisah untuk menghemat waktu. Mas Roni ke kelas Tio dan aku ke kelas Tian. Sebelum sampai ke kelas anakku, aku melihat para siswa berkerumun di lapangan futsal. Oh! Itu anakku tengah bermain bersama teman-temannya. Kuamati di sekeliling lapangan banyak gadis-gadis yang menyorakkan nama Tian. Wah populer juga anakku. Tiba-tiba terlintas bayangan kontol Tian di balik tonjolan celananya pagi tadi. Ah! Nafsuku muncul di saat yang tidak tepat! Aku pun memilih meninggalkan lapangan dan menuju ke ruang kelas untuk menghalau nafsuku pergi.

Saat ku datang, suasana kelas masih belum begitu datang. Mungkin baru separuh wali murid yang datang. Akupun memilih tempat duduk di ujung kanan deretan meja paling belakang. Setengah jam sebelum kegiatan dimulai, para wali murid silih berganti datang. Satu per satu tempat duduk mulai terisi.

Kulihat seorang bapak mengetuk pintu ruang kelas. Nafasnya masih terengah, mungkin dia berlari ke kelas agar tak terlambat datang. Seluruh tempat duduk di kelas itu telah terisi, kecuali satu kursi di sebelahku. Sang bapak pun menempati kursi tersebut. Kuberi senyuman ketika si bapak tadi melihatku. Cukup tampan dan rapi juga bapak ini, pikirku.

“Hai. Saya Samuel, Ayahnya Gilang,” kata bapak tadi mengulurkan tangannya.

“Saya Tisha, Mamanya Tian,” jawabku sambil menyambut jabatan tangan Samuel.

Gilang? Oh aku ingat. Tian pernah bercerita padaku soal kawannya yang bernama Gilang. Dia adalah salah satu murid yang terkenal nakal di sekolah ini. Tian juga menceritakan Gilang yang suka mengintip cewek-cewek ganti baju setelah pelajaran olahraga. Apa Ayah Gilang juga senakal itu yah? Hihihihi.

Acara dimulai ketika Pak Budi, wali kelas Tian, membagikan rapor kepada wali murid. Kulihat nilai Tian tak istimewa, tapi juga tak terlalu bagus. Cuma pelajaran olahraga dan seni musik yang mencapai angka 90. Bagaimana nilai Gilang ya? Kulirik Samuel bermaksud hendak menanyakan nilai anaknya. Namun, pandangan Samuel justru tertuju pada pahaku yang sedikit terbuka. Sepertinya aku sukses membuat satu pria dewasa mengagumiku hahaha.

“Nilai Gilang gimana, Pak?” ucapku tiba-tiba yang membuat Samuel gelagapan.

“Eh, apa? Ooh nilai Gilang ya. Biasa sih Bu, biasanya merah semua hehehe. Nilai Tian gimana?”

“Tian yang bagus Cuma olahraga sama seni pak, lainnya standar.”

“Wah Tian suka olahraga ya, pasti Mamahnya yang ngajarin.”

“Ah engga kok Pak, saya cuma fitness aja palingan olahraganya,” kataku dengan wajah memerah.

“Nah kan, pantes badannya bagus gitu, ternyata rajin fitness,”

“Masa sih Pak? Saya udah 40 tahun masa bagus badannya?”

“Iya Buk, serius. Badan Ibu kaya 20 tahunan.”

Wajahku benar-benar memerah. Samuel tahu bagaimana cara menggoda wanita dengan benar. Nafsuku perlahan-lahan bangkit karena pujian dari Samuel.

“Gerah banget yah Pak, kipas anginnya ga kerasa di belakang,” kataku sambil mengibas-ibaskan blazerku.

Samuel menelan ludah melihat tanktopku tersibak, dia mengamati susuku yang membulat kencang di dalamnya. Kulihat celana kain yang dia kenakan menonjol, oh tidak! Dia ngaceng melihat tubuhku hihihi. Nakal juga Samuel ini. Mungkin aku bisa sedikit bersenang-senang dengannya.

“Btw, Bapak badannya juga kekar gitu. Kuat ya Pak? Kataku mulai menggoda.

“Eh… Kuat apa nih Bu? Kalo cuma angkat galon sih kuat Bu.”

“Cuma galon Pak? Kalo angkat saya kuat ga?” kukedipkan mataku untuk menggodanya.

“Wah kalo ngangkat Bu Tisha pasti kuat saya! Bolak-balikin Bu Tisha juga bisa hahaha.”

“Ah masa sih Pak? Buktiin dong….” kugunakan nada manja untuk meruntuhkan pertahanannya.

“Di.. Di sini Bu?” kata Samuel seolah tak percaya dengan kenakalanku.

“Iya doooong, saya mau buktiin apa Pak Samuel kuat sama saya,” kuelus pahanya perlahan. Samuel terlihat panik dan kebingungan.

“Eh Bu! Ibu yakin?” katanya sambil melihat kondisi sekitar.

“Iya dong Paaaak, kenapa? Takut ya? Takut ketauan kalo Bapak gak kuat? Hihihi,” elusanku mulai naik ke arah kontolnya. Samuel terlihat menahan nafsunya.

Kugenggam kontolnya yang ternyata lebih besar dari milik suamiku. Aaahhhh sudah sangat keras kontol ini!

“Udah keras ya Pak? Ughhh saya jadi ga tahan pengen nyobain,” kukocok pelan kontol Samuel naik dan turun.

Ekspresi keenakan terpancar jelas dari wajah Samuel. Kontol besarnya dimanjakan oleh kocokan tanganku. Kulirik Samuel merem melek menerima seranganku. Ooohhhh aku suka sekali melihat pria menikmati permainanku.

“Paaaaaak, saya boleh liat kontolnya?” bisikku ke telinga Samuel. Kurasakan kontolnya berdenyut saat kukatakan hal itu.

“Bu Tisha, serius?” Samuel masih tak percaya dengan kebinalanku.

“Please Paaaak, saya pengen kontol ini,” aku remas kontol Samuel.

“AAAAAHHHH!” Samuel keceplosan mendesah. Seisi ruangan menengok ke arah kami. Segera kulepaskan tanganku dari kontol Samuel sebelum para orang tua murid curiga.

“Hehehe maaf, kaki saya kepentok meja,” kata Samuel kepada orang-orang yang memandanginya.

Kegiatan lalu dilanjutkan kembali, orang-orang mulai mengacuhkan aku dan Samuel.

“Maaf Bu, saya kaget hehehe tapi enak,” katanya kepadaku.

“Mau yang lebih enak gak Pak? Tapi keluarin dulu kontolnya” tanganku kembali mengocok kontolnya yang masih keras seperti tadi.

Samuel pun bergegas melepas ikat pinggang dan membuka pengait celananya. Kini tampaklah di depan mataku kontol Samuel yang gagah dengan urat-urat menghiasi di batangnya. Shiiiiit! Aku suka sekali kontol ini!

“Wowwww, gede bgt Pak, jadi basah memek saya,” aku menggigit bibir memandang kontol kekar itu.

“Bu Tisha binal bgt, bikin ngaceng kontol saya,”

Samuel pun mengelus pahaku. Ahhh aku terangsang karena tangannya. Kulanjutkan kocokanku pada kontolnya, tapi kali ini tanpa terhalang celana. Kurasakan tekstur kontolnya yang penuh dengan urat dan sangat keras.

Elusan Samuel sudah mencapai memekku, meski masih tertutup celana dalam, aku yakin Samuel bisa merasakan memekku sudah basah karena ulahnya.

“Iyyyyaaaahhh Paaakkkk, gosooookkkk memeeeekk sayaaaa ughhhh. Kontooollll Pak Samuel bikiiiinn mmhhhhh basaaaahhhhhh,”

Tangan Samuel diselipkan di antara celana dalamku. Oooohhhhh badanku bergetar ketika jari Samuel menyentuh klitorisku. Kupercepat kocokanku hingga membuat Samuel semakin keenakan. Tiba-tiba kurasakan telunjuk Samuel menerobos masuk ke lubang memekku. Hampir-hampir aku mendesah jika tak segera kugigit bibirku. Kuremas keras kontol Samuel sebagai tanda bahwa aku sedang dilanda kenikmatan.

“Enak Bu? Nikmatin aja. Saya bakal puasin Ibu pake jari saya,”

Tusukan jarinya semakin intens dan dalam kurasakan. Ahhhhh aku sudah tak sadar lagi dengan keadaan sekitar, aku butuh kenikmatan ini! Samuel pun memasukkan jari tengahnya ke memekku, kini dua jari pria ini mengobel memekku yang sudah sangat gatal.

“AAAAHHHHH” desahku lirih sambil menghempaskan badanku ke sandaran kursi. Aku lepaskan tanganku dari kontol Samuel dan menikmati tusukan jarinya.

Kupegang erat lengan Samuel ketika kurasakan orgasmeku hampir datang. Aku memejamkan mataku untuk menyambut puncak kenikmatan hanya dari jarinya. Tau aku sudah diambang orgasme, Samuel menambahkan jari manis ke dalam memekku. Tiga jari itu dia kocokkan dengan cepat di dalam memekku.

“Cpplaak… Cpplaak… Cplaaaaak,” bunyi memekku yang sudah sangat becek.

“AHHHHHHHHHHHHHH PAAAKKKKKHHHH SAYAAA KELUAAAARRRRRRR OHHHHHHHHH NNGGGGHHHHHH,” kataku sambil menyandarkan kepalaku di pundak Samuel dan berbisik di telinganya.

Kurasakan memekku berkedut dengan kencang menikmati permainan jari Samuel. Kulirik Samuel yang tengah tersenyum setelah berhasil menaklukkanku.

“Enak Bu? Sampe lecet lengen saya diremet Bu Tisha hehehe,”

“Enakkkkkkk bangeeeeetttt. Itu baru jarinya ya Pak, gimana kalo ini yang masuk,” kataku sambil kusentil kontolnya.

“Gantian dong Bu, saya pengen ngecrot,”

Kujatuhkan bolpen ke bawah meja dan beringsut turun menghilang dari kursiku. Kuelus kontol keras yang kini begitu dekat di depan mataku. Mmmhhhh urat-urat ini begitu menggairahkan. Kutelusuri urat itu mengitari batang kontol Samuel.

“Emutin Bu, please. Saya pengen ngerasin mulut Bu Tisha,”

“Mmmhhh Pak, kontolnya gede banget. Saya suka kontol,”

Happp! Kucaplok kontol itu tiba-tiba. Tangan Samuel kini berpindah ke kepalaku. Dia mengelus rambutku sambil kukulum kontolnya. Mmmhhh kuhisap kontol yang membuat mulutku penuh. Kugerakkan kepalaku naik dan turun.

Samuel pun menyandarkan tubuhnya sambil menikmati blowjob dari istri orang hehehe. Kumainkan lidahku menyapu seluruh bagian kontol Samuel. Kuhisap lagi kontolnya dalam-dalam.

“Auuuuhhhh Bu, anget..”

“Hmmmm mmmhhhhh sshhhh sluurpppp,”

Kukeluarkan kontol Samuel dari mulutku, “Cuih” kuludahi kontol itu dan kuratakan dengan tanganku lalu kukocok perlahan.

“Bapak suka hisapan saya?”

“Suka banget Bu, kontol saya gak pernah sekeras ini,”

Kunaikkan tempo kocokanku di kontolnya, semakin licin karena ludah yang membasahi. Kulihat kontolnya berkilau karena sudah sangat basah. Mmmmhhhh aku harus merasakan pejuh Samuel!

“Saya mau dipejuhin Paaaaak,”

“Sluuuurpppp slurppp sluuuurrrpppp mmhhhhhh,”

Gerakan naik turun kepalaku semakin cepat, hisapanku semakin kuat di kontolnya. Aku ingin segera merasakan semprotan pejuh Samuel.

“Ahhh Buuu, saya hampir ngecrot,”

Samuel mengambil alih gerakan kepalaku. Dia mendorong dan menarik kepalaku dengan cepat. Kurasakan denyutan kontolnya tanda orgasme akan segera tiba.

“TERRIIIIMMMAAAA INIIIII BUUUUUUUUUUUU AAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHH UUUUUUUUUUUUUGGGGGGHHHHHHH MMMMMMMMMHHHHHHH NNNGGHHHHHH,”

Kurasakan kontolnya menyemburkan pejuh ke dalam mulutku. Sekitar 10 tembakan pejuh membasahi kerongkonganku. Ahhhh banyak sekali aku menguras pejuh Samuel hihihi.

Aku kembali ke tempat dudukku. Kudekatkan wajahku ke wajah Samuel.

“Bapak mau saya telen calon anak Bapak?” kubuka mulutku yang menampung semprotan pejuh dari Samuel.

“FUCK! Bu Tisha lonte ya?”

“Saya bukan lonte Pak, saya wanit baik-baik. Wanita baik-baik yang doyan pejuh,”

“Glek.”

Ku telan semua pejuh Samuel tanpa sisa, kulap mulutku dan kujilati jari-jariku. Samuel masih tampak takjub dengan kebinalanku.

“Gilaaaaa, Bu Tisha benar-benar gilaaaaa!”

“Hihihihi”

Tak berapa lama acara pembagian rapor selesai. Satu per satu wali murid meninggalkan ruang kelas. Ketika bersalaman dengan Pak Budi, kudengar dia membisikkan kata-kata di telingaku.

“Enak ya Bu pagi-pagi nyepong kontol suami orang?” katanya lirih.

DEG. Pak Budi mengetahui aksi nakalku! Bisa gawat jika dia beritahu Tian soal ini.

“Please Pak jangan bilang siapa-siapa. Saya gak mau Tian tahu.”

“Tenang Bu, bisa diatur.”

Aku terkejut ketika Pak Budi meremas pantatku. Ughhh. Tak apalah, mungkin itu bisa membuatnya tutup mulut.

Kebinalanku semakin tak terkendali. Setelah menunggangi instruktur yogaku, kini aku membuat orang tua kawan anakku muncrat karena mulutku. Aku sungguh merasa seperti cewek murahan, namun aku menikmati kenakalan ini.

Bersambung…
 
Thx updatenya Om

Next ngasih jatah Pak Budi ya? Awas ketahuan Tian atau mungkin seluruh sekolah... :pandaketawa:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd