Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Petruk Harja Sentana

Harta, Kehormatan, Kemuliaan. Tiga candu dunia yang mampu membuat semua orang mabuk di dalamnya.

Mungkin dari ketiga itu bagi Lidya sudah tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Namun di dalam hatinya masih ada satu rongga yang belum mampu ia penuhi. Rongga yang muncul akibat incident tempo hari memberikan kesan bahwa kepuasan tidaklah bisa ia capai meski sudah memiliki banyak harta.

"Bangsat kontol sekarang gak ada yang berasa enak!" umpat Lidya di depan beberapa temannya

"Kenapa jeng? Ini loh aku pinjemin kalau butuh" ucap wanita paruh baya di dalam pelukan pria yang umurnya terlihat jauh lebih muda

"Dia aja biasa aja, apa lagi punya bocah lu" tunjuk Lidya pada lelaki yang baru saja ia nikmati

Teman-teman Lidya tak tahu bahwa Lidya pernah mendapat pelecehan dari seseorang yang memiliki barang tak masuk akal.

"Gue lagi nyari tu orang, nanti lah gue kasih liat kalau dah dapet. Kayak apa yang namanya kontol! Bukan titit!" kata Lidya dengan senyum sinis

Lidya yang masih menyimpan birahinya pun pergi dengan hati kecewa pada teman-teman yang selalu memberikan service dengan menyediakan pemuda perkasa. Sebelumnya ia selalu puas dengan pelayanan para pemuda itu, tapi kini rongga kepuasan hanya tergelitik.

"Gila juga bos kita, kontol segini enaknya dibilang titit. Udah longgar kali ya, maklum kebanyakan dipake" ucap salah satu wanita dewasa ditempat yang Lidya tinggalkan

"Bu Indah bisa aja, bos kita tuh emang perfeksionis. Jadi harap maklum" balas wanita lain

+++

"Wih bagus banget apartemennya, mau dong tinggal bareng disini" ucap Tika sesaat setelah memasuki apartemen Petruk yang ia peroleh dari fasilitas petarung

"Bukan apartemennya kali Tik?"

"Heee.. lebih karena ada Mas Petruk sih" balas wanita bertubuh kecil itu

Petruk yang mendapat fasilitas tersebut hanya celingukan. Ia bingung karena hanya dengan berkelahi saja bisa mendapat pinjaman tempat tinggal yang sangat bagus, bahkan Tika yang menurutnya orang kota saja kagum, apalagi dirinya.

Dewi yang tahu jika Petruk agak kurang paham, lalu menjelaskan tentang Kontrak dan segala fasilitas di apartemen tersebut.

"Malam ini lu istirahat, besok malem elu ada pertandingan. Kalau lu bagus dan menang, kita bakal aman tinggal disini lebih lama" jelas Dewi

Petruk dan Tika mengangguk-angguk mendengar penjelasan Dewi.

"Kita maksudnya gue sama Petruk, elu gak ikutan" ucap Dewi sambil melirik Tika

"Jahat amat kak. Lagian kan aku juga pengen disini terus. Bisa bareng Mas Petruk" balas Tika sambil memeluk tangan Petruk

"Ganjen amat lu. Mentang-mentang dah diewe langsung gak tau malu"

"Ehh" Petruk terkejut Dewi mengetahui perbuatan mereka

"Gue kira lu homo!" ucap Dewi sambil senyum meremehkan

Petruk yang merasa terpojok pun menunduk karena malu.

"Dah kalian kalau mau nerusin ngentotnya disini, gue tidur di sofa sana" ujar Dewi sambil beranjak dari kasur yang mereka duduki

Tika yang diberi kesempatan pun langsung memulai peperangan.

*Anjing malah beneran ngewe mereka* batin Dewi

Dewi yang bersandar santai di sofa selalu mencuri pandang pada pasangan mesum di sana.

*Gila kontolnya asli kayak di foto*
-glukk ia menelan ludah karena melihat kedua manusia tak tahu malu itu sangat mesum meski ada dirinya disana

*Gila si Tika, kontol segede itu masuk mulut, apa gak pegel rahangnya*

*Eh main tusuk aja dia, gila apa gak sobek memeknya?*

Dewi menonton dari sisi samping, dimana Petruk yang berdiri tengah merojokan kontolnya ke Tika yang menungging diatas kasur.

*Duh mana HP gue ketinggalan disana. Eh gapapa lah kesempatan liat dari deket. Segede apa kontol si Petruk*

Dewi pun berjalan pelan sambil memperhatikan keduanya. Suara desahan Tika dan Petruk yang bersahutan main membuatnya pusing.

"Kaaakk ekhh ekhh ekhh"

"Gue mau ambil HP" ucap Dewi

"Gabungggg kakkk.. akhh akhh akhh" ucap Tika diiringi erangan nikmat

Dewi tak menjawab, namun saat Petruk mencabut kontolnya dari memek Tika, lalu Petruk mengangkat Tika untuk digendong. Dewi bergetar melihat ukuran sebenarnya kontol Petruk dari dekat.

Dewi duduk di tepian ranjang, dengan HP yang masih tertancap charger ia pura-pura mengetik sambil melirik keperkasaan Petruk.

Petruk yang tahu kalau ia diperhatikan malah makin besar kepala, ia letakan pantat Tika di meja rias tepat di depan Dewi. Jarak antara mereka hanyalah beberapa jengkal!!

"Okhh okhh okhhh" erang Tika kembali saat Petruk menggempurnya dengan cukup cepat

Dewi tenggelam dalam khayalan, matanya fokus melihat proses keluar masuk kontol besar pada memek Tika yang masih rapat.

"Ekhhhhh" Dewi mendesah dan terkaget saat Tika meremas keras payudara sekalnya

"Kak.. ayoo gabunggg.. akhh akhh akhh" ajak Tika lagi

Dewi yang dilecehkan, untuk pertama kalinya ia tak marah. Malah remasan jemari tika malah ia nikmati.

*Sialan kenapa gue sange gini. Sex tanpa dapet duit apa gunanya?* batin Dewi bentrok

Dewi yang biasa melayani Pak Hen demi uang kini merasa membutuhkan kenikmatan dari persenggamaan.

*Bodo ah.. lagian si kampung bisa hasilin duit buat gue!*

Dewi menepis tangan Tika. Bukan ia marah namun karena itu menghalanginya membuka penutup tubuhnya

"Iyaaakkhhhhhhhh" di hadapan Dewi, Tika menjerit puas diiringi semburan kuat dari liang senggamanya.

Cairan Tika membasahi dada dan perut Petruk. Tika sangat bersemangat saat Dewi melepas bajunya. Ia berhasil membuat wanita bergabung!

Tika dengan muka lemah dan nafas memburu, ia memandang lekat pada pejantan yang menghajar memek gundulnya.

"Mas, tolong bahagiakan Kak Dewi!!"

Petruk yang paham pun tersenyum.

*Sialan, Tika mengingatkanku pada dia!* batin Petruk

Petruk yang penurut pun mencabut kontol supernya.
"Akhh.. lega rasanya" ucap Tika terengah-engah

"Kena sumpal kontol enak" lanjut Tika

Batang Petruk yang telah dibanjiri cairan Tika, makin terlihat mengkilat. Kali ini batang super itu diacungkannya pada Dewi, yang dari tadi terdiam memandangi keperkasaan batang Petruk.

"Kak.. jangan bengong!" kata Tika tiba-tiba

"Eh.. iya.. anu gede.." balas Dewi tergagap

"Jauh kan sama punya Pak Hen?"

"Iya jauh banget, kontol Hen kecil"

"Bukan kontol kalau kecil kak, tapi titit! Hehe"

*Glukpp

Kembali Dewi menelan ludahnya sendiri memandang kontol besar di hadapannya. Ia takut memulai, ia takut jika kontol itu menghajar dan menghancurkannya.

"Gak mau mbak?" tanya Petruk yang merasa dianggurkan

"Eh.. iya"

Grep.. tangan halus Dewi menangkap batang basah milik Petruk.

Baru saja ia tangkap, batang itu ia paksa masuk ke mulutnya!

"Akhhh" erang Petruk mendapat serangan mendadak sampai paha Tika ia remas.

Tika yang merasa sakit, sangat rela karena itu adalah bukti kepuasan sang pejantan.

"Ayo kak, sedot kuat. Biar kapok mas Petruk" bukan mengeluh sakit, Tika malah memberi semangat pada Dewi

+++

"Anjing anjing bangsaaattt!! Dimana pria berkontol balok itu.. akhh memek gue kangen!!!" maki seorang wanita dewasa di dalam mobil yang ia kendarai

"Sumpah kalau sampe ketemu, bakal gue sekep dirumah tu orang. Biar enak kalau mau pake!! Tai!!! Anjing!!! Dildo dipasaran aja gak segede itu!! Gimana gue kalau gak nemuin dia. Bisa mati penasaran gue!!" keluh wanita itu lagi

Telepon wanita itu berbunyi.

"Halo nak. Udah mau dijemput? Iya mama kesana"

"Ini lagi, baru muter bentar dah minta jemput. Gimana bisa nemu kontol itu lagi!!"

+++++

"Buset dah si wibu. Bos besar di suruh jemput! Bawa mobil sendiri sih ngapa. Minta beliin mobil juga pasti dikasih. Gak bakal berasa kalau cuma beliin mobil mah" ujar Rani

"Dia mana bisa bawa nyet.. ngentot aja dia yang pinter. Hahaha" ujar Intan

Nanda yang dari tadi diledek hanya cemberut, tapi jika ada pria yang melihatnya pasti pria itu akan bilang kalau itu adalah ekspresi terimut ala wifu!

"Awas kalian, kalau aku nemuin Mas Pet. Kalian gak akan aku kasih tahu!!" balas Nanda

"Ya elah.. emang lu mau cari dimana? Ga semudah itu cari, emang lu kira download hentai! Dasar wibu" ujar Intan makin membakar tawa Rani

Nanda pun dengan tingkah merajuk khas wifu anime pergi keluar kare jemputan sudah datang.

+++

"Coba lah bawa mobil sendiri nak" keluh sang Ibu

"Nanti lah belajar sama sopir kalau dah masuk"

"Nah atau kursus aja biar langsung dapet izin"

"Hmm"

Mobil mewah itu pun makin menjauhi rumah Intan.

"Ma"

"Iya nak"

"Nanda mau minta tolong"

"Apa sayang?" ucap Lidya senang karena sang anak mulai mau terbuka

"Bantu cari temen Nanda"

"Siap bos! Sebut aja ciri-cirinya. Nanti anak buah mama yg cari"

"Gak jadi"

"Eh kok ga jadi?"

"Anak buah mama jahat. Tukang kelahi"

"Gak kok nak, itu pacar kamu ya? Siapa namanya? Kayak apa orangnya?" tanya Lidya penasaran

"Gak usah, gak jadi"

"Yaudah deh"

Nanda pun kembali menutup mulut, dan fokus memainkan gadgetnya. Ibunya yang mengajak mengobrol pun tak ia hiraukan.

*Salah apa aku? Ini anak apa marah lagi ya* batin Lidya

++++

Petruk pun tersenyum puas, kepuasan yang lama tak ia dapatkan kini kembali datang. Air kenikmatan yang bersarang dalam liang senggama Dewi membuatnya sangat ringan. Seakan beban pikiran ikut keluar dari batang miliknya bersama air kental itu.

"Puas kan kak?" ucap Tika yang dengan santainya menikmati tontonan Dewi dan Petruk bergulat.

"Lemes. Tulang berasa di lolosin semua. Anjing juga lo Truk. Kirain orang kampung yang jago kelahi doang, ternyata jago ngentot juga" ujar Dewi

"Ini kontol lu gak bisa lemes apa gimana? Masih ngeganjel di dalem memek gue" lanjut Dewi

"Betah dia mbak" canda Petruk

"Gapapa sih, gue juga nyaman. Lagian gue dah suntik KB gak perlu takut bunting juga"

Kedua manusia yang masih melekat itu benar-benar seperti tak mau terpisah. Sejak lubang sempit Dewi dijejali kontol monster, lubang sempit itu seakan tak merelakan batang Petruk untuk keluar. Begitu kuatnya mencengkram membuat Petruk betah di dalamnya.

"Kak, aku tinggal di sini juga ya"

"Serah lu aja dah"

++++

"Petruk dimana kamu? Kami merindukanmu. Kenapa kamu gak balik ke pasar? Cuma Johan yang balik? Apa kamu gak rindu dengan aku dan adikku?" gumam wanita paruh baya yang mendekap tubuh adiknya yang tertidur.

++++

"Sayang, lusa kan temenmu nikah. Kamu dateng bareng mama atau mau dianter sopir?" tanya Lidya pada anaknya sambil berjalan memasuki rumah

"Sama sopir aja"

"Kamu kenapa gak seneng sih? Temenmu mau nikah loh? Kamu gak pengen nyusul?"

"Ya elah Ma, mereka paling gak lama nikahnya. Haha" jawab Nanda tertawa karena terbayang wajah kecewa sang lelaki

"Kok gitu?"

"Gapapa" jawab Nanda singkat sambil memasuki kamar

Lidya pun juga memasuki kamarnya sendiri. Ia ingin mandi membersihkan noda-noda dan kotoran dari gigolo yang ia coba.

Raut kekecewaan kembali hinggap padanya.
"Bangsat!! Kalau tahu cuma geli doang, gak bakal gue rela dientot tu bocah" keluhnya sambil menyalakan kran shower

Lidya pun sambil mandi, ia merenung. Meratapi nasibnya. Ia merasa hampir gila karena beberapa kali mencoba kontol pemuda tapi tak ada yang mampu membuatnya puas lagi.

Saat menyabuni tubuhnya, ia sambil berkaca mengamati tubuhnya. Tubuh yang masih terlihat segar karena kepandaiannya merawat diri. Sayangnya memeknya telah rusak akibat benda besar yang pernah memaksa masuk dan membuatnya puas.

"Eh tunggu... Petarung baru itu!! Badannya besar hitam juga. Apa jangan-jangan dia? Aku harus coba dengan dia. Kalau benar, kontrak akan aku ubah meski harus membayar mahal untuk membatalkan kontrak lama" gumamnya mendapat wahyu

Ia tak sabar ingin mencoba ide gila itu, pasalnya jika ia salah orang maka reputasinya sebagai bos dipertaruhkan.

Lidya pun cepat-cepat menyelesaikan mandinya. Ia ingin menghubungi Hen si calon pengantin yang mengurus bar dan club miliknya.

"Hen.. malam ini petarung baru yang kemarin kita tonton apa ada pertandingan?" tanya Lidya

"Oh ok. Atur besok pertandingan pertamanya. Gak, aku tak peduli berapa pengaturan taruhan kalian dan siapa lawannya pun terserah. Aku cuma mau lihat pertandingan orang itu lagi" ucap Lidya yang langsung menutup telepon

Lidya tersenyum sendiri diatas kasurnya. Membayangkan sang petarung yang ia saksikan sebelumnya menghajar memeknya yang gatal.

*Besok bakal aku bungkus!!* batinnya mantap
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd