Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Perjalanan Seorang Akhwat

Status
Please reply by conversation.
Pov Aziza



Cukup lama aku berdiri di luar, memandangi langit malam ini yang tampak cerah, seakan menggambarkan perasaanku saat ini. Entah apakah aku salah jatuh cinta? Walaupun aku sendiri tidak begitu mengerti apa itu cinta, tapi yang pasti malam ini aku sangat bahagia.

Setelah cukup lama ia menghilang dari pandanganku, dan menata hatiku, barulah aku hendak masuk kedalam rumahku.

Kleeek... Kleeek...

"Eh..."

Kleeek... Kleeek...

Aku mencoba membuka pintu rumahku, tapi terkunci, padahal mobil Pak Pramono masih terparkir di luar, tapi anehnya pintu rumahku malah terkunci. Tidak biasanya mbak Dewi mengunci pintu di saat ada tamu pria, bahkan biasanya Mbak Dewi akan membiarkan pintu rumah kami terbuka lebar untuk menghindari fitnah, tapi kenapa sekarang malah di kunci.

Aku mencoba membuka pintu sekali lagi, tapi tetap saja tidak bisa terbuka.

"Assalam......." Deg...

Baru saja aku hendak memanggil Mbak Dewi, tapi tiba-tiba mataku tertuju kearah jendela yang gorden nya sedikit terbuka, sehingga aku dapat melihat apa yang sedang terjadi di dalam rumahku.





Aku mendekap mulutku tidak percaya dengan apa yang kulihat saat ini.

"Astagfirullah..."

Di dalam rumah kulihat Mbak Dewi sedang berlutut sembari mengoral kelamin Pak Pramono yang hitam legam, dan lagi kulihat wajah cantik Mbak Dewi terdapat bercak putih yang kuyakini adalah sperma Pak Pramono.

Walaupun aku belum pernah melihat sperma, tapi aku sangat yakin itu pasti sperma.

Ya Tuhan...
Kenapa Mbak Dewi melakukan itu, kenapa ia menciumi penis Pak Pramono? Tidak... Mbak Dewi memasukan penis itu kedalam mulutnya.

Tidak mungkin... tidak mungkin... ya Tuhan... ini tidak mungkin, aku pasti salah lihat.

Tapi... tapi... tapi...

Oh!! Sulit sekali aku mempercayai apa yang kulihat saat ini, tapi ini nyata, Mbak Dewi wanita yang sangat kuhormati dalam keadaan telanjang bulat, hanya mengenakan jilbab sedang menghisap penis Pak Pramono.

Kemudian Pak Pramono membawa Mbak Dewi menuju kamarnya, aku yang penasaran segera memutar kearah samping rumahku.

"Alhamdulillah..." Desisku saat menemukan tempat untuk mengintip mereka.

Entah kenapa naluriku mengatakan untuk mengintip mereka di bandingkan melabrak mereka berdua. Seakan aku masih ingin memastikan apa yang akan mereka berdua lakukan di dalam kamar.

"Sudah Pak, nanti Ziza pulang." Sayup-sayup aku mendengar suara Mbak Dewi menyebut namaku.

"Tenang Nak Dewi, temanmu itu masih lama pulangnya." Jawab Pak Pramono, pria tua itu terlihat sangat menjijikan, apa lagi melihat tatapan mesumnya.

Bagaimana mungkin Mbak Dewi bisa menjalin hubungan terlarang dengan seorang pria yang bukan muhrimnya, apa lagi pria itu lebih layak menjadi orang tua Mbak Dewi ketimbang sebagai kekasihnya.

Kulihat Pak Pramono hendak mencium Mbak Dewi, tapi Mbak Dewi berusaha menghindar.

"Jangan Pak..." Tolak Mbak Dewi.

Pak Pramono mendekap tubuh mulus Mbak Dewi yang bermandikan keringat. "Nikmatin saja sayang, aku tau Suamimu tidak mampu memuaskanmu." Bisik Pak Pramono dengan suara yang berat.

"Hmmmpps..."

Ya Tuhan....
Mereka benar-benar berciuman, bibir tebal Pak Pramono mencium bibir merah Mbak Dewi, pemandangan erotis yang ada di hadapanku saat ini terlihat begitu kontras, Mbak Dewi yang masih muda dan cantik, melayani pria tua dan sangat jelek.

Dan Mbak Dewi terlihat sangat menikmati ciuman dari Pak Pramono. Bahkan kulihat tangan Mbak Dewi melingkar di pinggang gemuk Pak Pramono.

"Ya Tuhan Mbak... kenapa Mbak melakukan ini." Gumamku tak jelas.

Mataku terasa perih melihat kelakuan Mbak Dewi, wanita yang sangat ku hormati sedang berzina dengan seorang pria yang seharusnya menjadi panutan kami.

Seharusnya Mbak Dewi tau apa yang ia lakukan saat ini adalah dosa besar, tapi kenapa Mbak Dewi tetap melakukannya, apa yang sebenarnya terjadi... Tuhan... beri aku petunjuk, apa yang harus kulakukan sekarang? Sungguh hambamu sangat bingung.

Setelah berciuman cukup lama, Pak Pramono memutar tubuh Mbak Dewi menghadap kearah dinding dengan posisi menungging, dan pantat telanjang Mbak Dewi yang bulat sekal, menghadap kearah Pak Pramono yang berdiri di belakangnya.

Aku mendekap mulutku ketika melihat benda gemuk itu menerobos liang vagina Mbak Dewi. "Aahkk..." Erang mereka berdua.

"Astagaaa...."

Apa yang Mbak lakukan? Bagaimana dengan Mas Furqon Mbak? Ya Tuhan... ini pasti mimpi.

Aneh...
Mungkin itulah yang tergambar di benakku, bagaimana mungkin seorang wanita soleha seperti Mbak Dewi melakukan perbuatan tercela seperti ini.

Aku ingin sekali menghentikannya, tapi entah kenapa kakiku seakan terpaku di tempat, yang bisa kulakukan hanyalah menonton Mbak Dewi yang sedang melakukan sebuah perbuatan zina di dalam rumah kami, yang seharusnya tidak ia lakukan.

"Gimana sayang... kamu suka kontol sayakan?" Ujar Pak Pramono sembari memukul pantat Mbak Dewi.

Kulihat Mbak Dewi menggelengkan kepalanya. "Sudah Pak... Aahkk... Aahkk... saya gak kuat Pak, Uhkk... pelan-pelan..." Tubuh Mbak tersentak kedepan ketika Pak Pramono mengayunkan pinggulnya.

"Hahahaha..."

"Pak... Aahkkk... saya mau keluar..."

"Keluarkan sayang! Puaskan dirimu..." Ujar Pak Pramono, dia semakin cepat menyodok vagina Mbak Dewi.

Dan sedetik kemudian kulihat tubuh Mbak Dewi gemetar, seiring dengan lelehan cairan cintanya yang mengalir deras jatuh keatas lantai kamarnya.

Kemudian Pak Pramono membawa Mbak Dewi keatas tempat tidurnya, lalu dia membuka kedua kaki Mbak Dewi. "Bleess..." Dengan satu dorongan, kulihat penis Pak Pramono masuk kedalam liang vagina Mbak Dewi yang terlihat sudah becek.

Kemudian kulihat pinggul Pak Pramono bergerak liar maju mundur menyodok vagina Mbak Dewi. "Ploookkss... Ploookss... Ploookkss..." Sayup-sayup aku dapat mendengar suara benturan kelamin mereka berdua.

Dan entah kenapa, melihat adegan live show yang ada di hadapanku saat ini, membuat tubuhku ikut gemetar, seakan aku juga merasakan apa yang di rasakan Mbak Dewi saat ini. "Aahkk..." Tanpa sadar aku mendesah, menatap ngilu melihat penis Pak Pramono keluar masuk di dalam vagina Mbak Dewi.

Walaupun aku belum pernah melakukannya, tapi entah kenapa aku bisa mengambil kesimpulan kalau Mbak Dewi sangat menikmatinya.

"Paak... Oughkkk... Teruuuus...." Erang Mbak Dewi.

"Ha-ha-ha... tadi nolak sekarang keenakan! Apa kita akhiri saja sayang, soalnya Bapak takut Ziza pulang." Ujar Pak Pramono memancing Mbak Dewi, kemudian dia menarik lepas penisnya dari dalam vagina Mbak Dewi.

Kulihat Mbak Dewi menggelengkan kepalanya, sementara pinggulnya mencari-cari penis Pak Pramono. "Pak... tolong jangan berhenti." Melas Mbak Dewi, dia meraih penis Pak Pramono, dan berusaha memasukan penis Pak Pramono kedalam vaginanya.

"Kenapa Nak Dewi? Apa kamu menginginkan kontol Bapak? Kamu mau kontol ini masuk ke memekmu lagi? Apa kamu mau berzina?" Ujar Pak Pramono.

Entah kenapa mendengar ucapan Pak Pramono yang sangat kasar, membuatku sekujur tubuhku seakan di aliri listrik ribuan volt, ada sensasi yang tak bisa digambarkan melihat adegan yang ada di hadapanku saat ini.

Mungkinkah ini juga yang di rasakan Mbak Dewi? Ya Tuhan... lindungilah Mbak Dewi.

"I... iya Pak... Saya mau berzina... masukan kontol Bapak ke memek saya." Pinta Mbak Dewi, aku yang mendengar ucapannya hanya diam terpaku.

"Tapi kamu sudah bersuami?"

"Suami saya tidak ada di sini Pak, tidak apa-apa, saya mau Pak..." Kulihat Mbak Dewi tampak sangat memelas.

Ya Tuhan... sadarlah Mbak, di sini memang Mas Furqon tidak bisa melihat Mbak, tapi Tuhan bisa melihatmu Mbak...

"Baiklah kalau Nak Dewi memaksa." Ujar Pak Pramono.

Kemudian kulihat Pak Pramono kembali memasukan benda besar itu kedalam vagina Mbak Dewi, lalu dengan gerakan perlahan, Pak Pramono kembali menyetubuhi Mbak Dewi.

Kedua tangan Pak Pramono meraih payudara Mbak Dewi, ia meremasnya dengan kasar.

"Pak... Aahkkk... Aahkk...."

Plooookkss... Plooookkkss... Plooookkss... Ploookkss... Ploookkss... Plooookkss...

Plooookkkss... Ploookkss... Plooookkss.... Ploookkkss... Plooookkss.... Ploookkss....

"Nak Dewi, Bapak mau keluaaar..."

"Bareng Pak...."

Dan beberapa detik kemudian kulihat mereka berdua mengerang secara bersamaan. "Aarrtt...." Pada saat bersamaan kedua lututku sudah terasa lemas hingga tidak mampu lagi menahan berat tubuhku.

Aku bersimpuh di lantai, dengan tatapan menerawang memandangi tanah yang kupijak.

Sungguh sulit bagiku mencerna apa yang sedang terjadi saat ini. Hatiku hancur, sehancur-hancurnya, Mbak Dewi wanita yang sangat dihormati, tempatku berbagi cerita, wanita panutanku, tapi malah melakukan sebuah perbuatan tercela.

"Ya Tuhan...." Gumamku pelan.

-------------
 
akhirnya update juga,,,
penasaran sama si ziza kapan di exe nya ya
hehehehehe

semangat gan buat lanjut ceritanya
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
lanjut suhu. bikin ziza melakukan tindakan tercela yaitu masturbasi. nah pas masturbasi ke tahwan sama dewi dan dewi sok sok an nasehatin ziza soal perbuatan tercelanya padahal dia lebih parah
 
Keren huu....
Teruskan imajinasinya.
Bikin penghuni disini susah menebak apa cerita selanjutnya :beer:
 
Wah semoga Azizah ga diperkosa Pak Pramoni, Azizah sama Aldo aja
Hahaha
 
Azizah bingung curhat ke cowok idamannya...dan terjadi apa yang seharusnya terjadi??? Maaf oot suhu

Lanjutkan sesuai kemauan suhu aja deh...q tinggal baca dan nikmati

Makasih update nya suhu
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd