Update 59
Hari selasa menjelang siang saat aku tiba dirumah rina, di halaman rumah terdapat mobil yg asing bagiku, dan ku lihat pintu rumah terbuka, sepertinya ada tamu. Tp mobil saudara, kerabat atau pun keluarga rina aku pasti ingat meskipun tak hafal, tp mobil itu asing bagiku, mobil putih itu sama denganku mobilku. Aku memasuki rumah, dan
S: assalamuallaikum
Sosok pria duduk di sofa sebrang sofa rina.
R: waalaikumsalam,
Rina menggunakan gamis hitam dan hijab hijau muda
R: kok siang bgt pa
Rina menyambutku dan mencium tanganku, pria itu berdiri dan tersenyum padaku.
S: iyaa
S: ehh siapa ini?
Aku menjabat tangannya
Arif = A
A: sy arif teman rina
S: reno
S: aku masuk dlu ya
Aku menuju kamar utk berganti celana pendek, rina menyusulku
R: udh ngopi pa?
S: udh dong
Rina faham dan menyiapkan baju rumahan untukku.
S: siapa itu?
R: ya itu yg di kenalin susi
S: kok ketemu dirumah sih
R: ehehehe maaf dia ngajak ketemu di luar, aku mau pamit km g enak sm istrimu ngehubunginya, jd aku suru dia kerumah saja
R: males keluar jg ehehe
R: gpp ya?
S: udh terlanjur, jd ya lanjutin saja
S: yauda sana temuin, aku mau tiduran.
R: awas kalo tidur
Cukup lama rina menemui arif hingga aku tertidur.
Kemudian rina membangunkanku
S: jm brp ini?
R: stengah 2
S; udh pulang temenmu?
R: udh drtd, dia titip salam pa
Aku bangkit ke kmr mandi cuci muka, tp aku kembali rebahan di kasur, rina menarik ku
R: eh ayo jgn tidur lg
R: ayo kluar
S: kmn?
R: waktunya jemput kakak
R: aku pengen beli makanan jg ini
Aku dan rina menjemput si kakak pulang sekolah.
Saat di mobil ku tanyakan perihal arif td, ngapain aj, ngobrolin apa aj
R: g ngapa²in lah, emg mau ngapain?!
R: ngobrol jg hanya bercanda, banyak ngomongin soal susi
S: udh makin deket apa blm km sm dia?
R: semakin akrab iya, deket nggak sih
R: biasa aj.
Rina jg mengaku di tegur oleh ibu krn nerima tamu pria dan tak ada hal penting, di tambah aku g ada diruma saat itu.
Ternyata meskipun g ada aku ibu tetap mengontrol soal status rina sbg istri, dan sering mengingatkan.
Malam hr sperti biasa aku duduk berdua di halaman belakang, obrolan tentang arif mengalir begitu saja.
Menurut penuturan rina arif seorang staf di sebuah kantor, hanya saja dia tdk mau menceritakan kpd rina. Arif sudah berkeluarga dan mempunyai 2 org anak, pdhl aku menebak pria itu belum menikah.
Baik, royal, dan perhatian, menurut cerita rina sikap itu yg di berikan arif kpd rina, bagiku itu sudah pertanda jika arif benar² menyukai rina, di tambah cerita rina sebelum²nya.
Aku jg menanyakan kpd rina apakah dia tertarik dg arif, rina hanya menjawab sbg teman biasa, tak lebih. Rina jg menuturkan usianya udh tak muda lg jd tak mau bermain main, krn baginya aku udh lbh dr cukup.
Aku jg membujuk rina agar lbh dekat dg arif, rina kembali menekankan jika arif hanya teman biasa, rina jg masi takut kejadian dg robi terulang lg. Aku tak mau memaksa, cpt atau lambat rina jg akan terbawa perasaan yg di miliki arif.
Selepas malam itu rina semakin sering bermain HP, chat, kdg tlp dg gelak tawa, aku tak menegurnya, krn menegur jg krn apa? Pekerjaan rumah ada yg mengerjakan, anak jg lg tidur.
Berminggu minggu berlalu, aku jg menjalani kehidupan seperti biasa, rina sudah berani bertemu berdua dg arif dan rina mengaku sudah 2x mwnemuinya, arif jg mulai membelanjakan brg².
Aku hanya mengatakan, jgn minta² krn arif jg punya keluarga yg lbh perlu uang arif.
Hingga suatu malam sekitar jm 8 setelah kami pulg dr jalan² dan makan malam dg anak², dan ibu jg minta menginap dirumah keponakannya dg kata lain sepupu rina, si kakak jg turut ikut neneknya, jd aku dan rina lsg mengantarnya. Menurut rina memang sepupunya udh beberapa kali meminta ibu rina agar menginap krn ortunya pengen beberapa hr dg ibu rina. Setelah itu aku dan rina membawa reno jr kembali pulang, saat di mobil rina bertanya padaku
R: arif mengajak ketemu, boleh?
S: dmn? Udh jm segini bru mau kluar, blm perjalanannya
S: g takut kejadian kyk robi?
S: dirumah aja
R: gpp?
S: iya gpp kn ibu jg g ada
R: yauda aku nanti g ush ganti baju kalo gt
S: ganti lah yg hot ahahaha
R: eeehhh, sambil mencubit perutku
S: biar betah dia
Rina akhirnya mengaku saat itu jika arif mengajak rina menjalin hubungan, hanya saja rina menolak krn sama² sudah punya keluarga, rina jg mengatakan cukup berteman. Rina jg mengatakan bole menaruh perasaan padanya krn itu hak semua org suka kpd org lain, tp rina tak mau menjalin hubungan.
Dan saat itu aku bertanya dan menyuruh menjawab jujur, apakah km jg suka dg arif?
R: nggak pa, sumpah
R: aku cm nyaman aj
R: mgkn km yg udh g cinta sm aku?!
S: salah, aku syg bgt sm km, aku gamau km kesepian, makanya aku nyuruh km dekat sm arif
S: biar adil jg kn, aku punya ana km punya arif
S: aku gamau egois
S: hidup ini cm sekali, bikin have fun aj
R: have fun caramu itu sesat!! Rina kembali mencubit perutku
Saat tiba di gerbang, kami berpesan kpd penjaga jika ada tamu agar lsg disuru masuk saja.
Jam 9 kurang kami di dlm rumah, rina meletakkan reno jr di kmr kami, dan aku berganti baju. Rina terlihat menelpon arif.
Setelah dr kmr mandi
R: bnrn boleh arif ksni malam²?
S: gpp, cm kalo reno jr nangis ya tidurin lg
R: yauda, dia mau brgkt katanya
S: yauda ganti baju sana
R: nggak ah gini aj
S: kasi pertunjukan lah ahahaha
R: gila, kalo dia nekat gmn?
S: g mgkn berani lah, ini dirumahmu dan ada aku jg
S: nanti kalo aku ngantuk aku tidur duluan yaa
Akhirnya rina hanya melepas hijabnya, tp dr balik kemeja rina samar² terlihat bh berwarna gelap, di tambah leging yg membentuk kaki dan pahanya, untungnya kemeja itu panjangnya di bawah pantat.
Rina hanya merapikan rambutnya dan kembali menguncirnya.
Kami berdua duduk diruang keluarga menyalakan TV, pintu kamar kami buka agar tau keadaan reno jr.
Lumayan lama bell rumah berbunyi pertanda ada org di luar pintu.
Rina bangkit membuka pintu.
Kemudian terdengar suara basa basi dr rina dan arif, rina mempersilahkan arif duduk di ruang tamu kemudian dtg kpd ku
R: g km temuin dlu pa?
S: g ush lah, dia kan ngapelin km ehehe
R: mestiiii, mencubit lg
Rina ke dapur membuat minuman utk arif dan mengambil beberapa makanan kemudian kembali ke ruang tamu, mereka terdengar mengobrol.
Arif jg menanyakan aku lg dmn, rina menjawab aku di kmr.
Posisi kmr kami agak tak terlihat dr ruang tamu, perlu berjalan beberapa langkah agar terlihat dr ruang tamu, sedangkan ruang keluarga jg lbh kedalam lg dr pd kmr kami, dan di antara ruang keluarga dan kamar kami terdapat beberapa lemari dan buffet berisi hiasan dan foto² kecil.
Aku tak fokus kpd TV, aku lbh fokus menguping pembicaraan rina dan arif.
Terkadang ngobrol keras, tertawa, terkadang pelan sampai tak terdengar jelas.
Aku berniat pindah utk mengintip mereka berdua dr sela² lemari, krn obrolan mereka semakin lama semakin tak terdengar, krn aku jg tak mau mengecilkan suara TV.
Dg langkah mengendap aku mencari posisi yg pas agar mereka tak bisa melihatku, setelah dapat posisi pas ku lihat rina dan arif duduk berdampingan di sofa sisi tembok, jelas sekali kulihat mereka dr dpn.
Pintu rumah tertutup krn rina menyalakan AC.
Rina hanya bersandar pd sandaran sofa di sisi ujung dan menyilangkan kakinya, arif berada di tengah sofa, masi banyak space sebenarnya di belakang arif.
Dr pandangan arif ku lihat memang dia jelas suka dg rina, tp rina hanya acuh tk menunjukan respon berlebihan.
Beberapa kali terlihat rina mendorong pundak arif kdg terlalu dekat dan kdg krn obrolan. Aku jg beberapa kali menoleh sisi kanan takut ada art yg melihatku, meskipun aku yakin mereka smua sudah tidur.
Saat yg ku tunggu akhirnya tiba, arif memegang tangan rina, rina menepisnya.
Hal itu terjadi beberapa kali, hingga yg terakhir rina membiarkan arif memegang tangannya.
Pembicaraan mereka tak bisa ku dengar, tp terlihat ekspresi muka arif terlihat serius sekali, sedangkan rina jg wajahnya seolah sperti orang "kamu mau apa?"
Cukup lama tangan rina di pegang arif.
Momen itu mengingatkan ku saat pacaran dlu dg mantan²ku, hal lumrah yg terjadi pd lelaki yg merayu wanitanya.
Soalnya reno jr menangis, rina melepas tangan arif dan berjalan meninggalkan ruang tamu, dg cepat aku memasuki kmr berpura pura menenangkan reno jr
R: knp pa?
S: gatau nih tiba² nangis
Rina memeriksa pampers kemudian menggantinya, rina berbaring menidurkan lg. Saat itu ku tanyakan mengobrol apa
R: biasa lah, dia blg suka lg
S: trs?
Rina memegang tanganku
R; maaf, dia memegang tanganku pa
S: oalah yauda gpp
S: kasi dia oleh² pulang nanti
Kening rina menyerngit bertanya
S: kasi ciuman atau apa kek ahahaha
Rina kembali mencubit ku
R: kalo aku kasih beneran awas marah
S: paling km yg g berani
R: aku cm pengen tau sih seberapa suka dia suka sm aku yg semakin tua gini ahahaha
Akhirnya rina kembali ke ruang tamu, tp ku lihat kondisi bajunya bagian bawah agak terangkat di pantat sebelah kanan hingga terlihat bentuk pantat dan cd rina.
Aku jg dg cepat kembali ke tempatku mengintip td.
Obrolan mereka kembali keras, arif bertanya aku ngapain, dan jawaban rina membuatku kaget ”udh tidur dia" Aku tak tau apa mksd rina menjawab seperti itu.
Aku jg mendengar rina menyuruh arif pulang, mengingatkan istrinya dirumah menunggu. Tp arif menolak utk pulang.
Arif kembali memegang tangan rina, tp kali ini kedua tangan arif memegang tangan rina, yg satu mengelus punggung tangan rina, saat itu rina sudah tak menepis arif lg.
Penisku mulai memegang, imajinasiku melayang jauh berharap mereka bercumbu di sofa itu, tp aku agak pesimis krn rina seperti tak mau berhubungan lbh serius dg arif.
Mgkn rina wanita setengah baya, tp melihat momen itu seperti dua muda mudi yg lg berpacaran.
Arif semakin berani merangkul pundak rina, duduk mereka semakin mepet. Obrolan semakin pelan dan rina beberapa kali mendorong pipi arif.
Hingga yg ku tunggu² pun terjadi, bibir mereka bertemu tp hanya sebuah kecupan, aku kira akan berhenti. Tp mereka kembali berciuman, rina terlihat pasif tak mengimbangi ciuman arif, penisku benar² mengeras melihat adegan itu.
Lumayan lama hampir 10menit ciuman itu, kepala rina di rebahkan arif ke sandaran sofa, saat arif memegang payudara kiri rina, rina lsg menepis dan melepas ciumannya. Rina kembali duduk seperti awal dan melihat ke arah kamar beberapa kali. Wajah rina saat itu terlihat murung dan bibirnya manyun, arif memegang tangan rina dan seperti berbicara serius.
Tak sampai 15mnt mereka berdua berdiri, arif berpamitan, dan arif kembali nekat melumat bibir rina sesaat, tp rina mendorongnya, rina hanya mengantar sampai pintu, aku menuju kasur dan merebahkan bdnku, dan lsg tidur. Tak lama aku mendengar suara pintu kamar tertutup pertanda rina memasuki kamar.
Aku berniat menegur rina menanyakan arif, tp setelah berpikir akhirnya ku batalkan dan aku berniat lsg tidur dg reno jr di sebelah kananku.
Esoknya hr rabu yg cerah, aku menikmati kopi buatan rina di dekat kolam, kemudian rina mendatangiku.
S: pulg jm brp smalem temenmu?
Wajah rina terlihat sedikit tegang.
R: sekitar stengah 11an pa
S: kok g bangunin aku
R: km kayaknya tidur lelap sekali, jd aku gamau bangunin
S: ngobrolin apa aj?
R: ya sperti yg aku critain smalem, dia masi ngerayu² gt, makin risih deh
Timbul perasaan curiga terhadap rina krn dia sedikit menutupi, apa yg keluar dr mulutnya berbeda dg yg kulihat semalam.
S: seberani apa dia ngerayu?
Rina terdiam dg pandangan kosong menghadap kolam beberapa saat
S: ma, kok diem?
R: maaf pa
Kemudian dia bangkit dan berpindah duduk di pangkuanku, tangannya nelingkar di leherku, ku jauhkan tanganku yg memegang rokok, pipi rina di tempelkan pd keningku, tangan kiriku ikut melingkar di pinggang rina.
R: aku harap km g marah dg kejadian smalem
R: aku jg sangat berharap rasa cinta mu tak berubah ke aku
S: emg ada apa semalam?
Tanyaku berpura pura, aku yakin rina akan bercerita sepenuhnya.
R: jangan marah ya pa
Tangan kiri rina mengelus dadaku
S: ada apa coba cerita saja
R: arif menciumku
S: ahahahaha makin berani dia, trs?
Rina menceritakan sesuai dg apa yg kulihat smalam tanpa ada yg di tutupi. Aku mengapresiasi kejujuran rina, dia tau aku bakal marah tp rina tetap menceritakan semuanya.
Mata rina mengeluarkan air mata.
S: km ikut larut kan saat itu?
Rina mengangguk dan meminta maaf.
S: yauda gpp
S: jadikan dia teman terdekatmu
S: km mau ngapain aja terserah, asal km jujur ke aku
S: meskipun aku marah, aku akan tetap memaafkanmu
Aku mengecup bibir rina.
R: km mulai kumat lg ya mau berbagi tubuhku?
S: g ada niat kyk gt
S: aku cm merasa g adil aj aku di luar rumah ini hidup dg ana, sedangkan km sndirian
S: jika suatu saat nanti km sudah jauh dg dia, km sampai berhubungan bdn, meskipun berat aku akan ttp nerima, aku gamau egois
R: sebetulnya banyak cara agar km g terkesan egois
S: udalah gpp itu aj
S: aku janji g akan merubah perasaanku ke km
S: aku minta maaf jg semenjak menikah jd jrg ada buat km dan keluarga
Aku mencium tangan rina.
Rina memelukku dan menangis.
R: aku takut kondisi kita akan berubah suatu saat nanti
R: aku makin takut jika km bener² ninggalin aku
Rina semakin terisak dlm tangisnya.
Aku mencoba menenangkannya. Setelah lumayan lama rina kembali diam dan bs tersenyum krn candaan ku dan rayuan ku.
R: gatau knp ya pa semenjak aku ketemu km di villa itu
R: aku yakin km lelaki terbaik buat aku
R: sejak itu jg aku berusaha ingin jd yg terbaik buat km dan aku berusaha mendapatkanmu
Kami berpelukan, saat itu seketika pikiranku teringat dmn saat rina minta aku hamili, jika di lihat mulai saat itu hingga masa kini alasan rina ingin hamil dr aku hanyalah di buat², dia hanya ingin mengikatku.
Apa lg soal materi, dia menggelontorkan segitu banyaknya buat aku, itu pun slh satu cara dia utk meluluhkan ku.
Tp aku memilih tak membahas itu, nasi berubah menjadi bubur.
Tp untungnya semua itu membawa dampak positif bagi kehidupanku dan keluargaku.
Tanpa ada rina mgkn aku tak akan memiliki mobil pribadi, aku tak akan bs membangun rumah dan kos utk ortuku, aku tak akan bisa menguliahkan adikku.
Hidup dg ana jg bakal pas²an jika tdk bertemu rina.
Aku jg mgkn hanya buruh pabrik biasa hidup dlm keterbatasan ekonomi.
Aku melamun lama, rina menyadarkanku.
R: aku boleh menjalin hubungan dg arif?
R: bukan niatku seperti itu, hanya saja aku takut terbawa suasana dan lepas kontrol
S: km lbh tua dr aku, aku rasa km bs memilah dan mengambil keputusan sndiri
R: batas dr km apa?
S: bebas, cm jgn sampai menikah dengannya
R: gila!!
R: pacaran aja ogah
S: yauda brati km udh tau sndiri sperti apa.
Rina kemudian mengajakku berganti baju utk ke sekolah kakak mengantar kan surat izin stelah itu menjemput ibunya dan si kakak dr rumah sepupunya.
Hari² berlalu begitu cepat, rina merespon chat dan tlp dr arif, tp rina tdk melupakan tugasnya dr seorang istri dan seorang ibu, rina tetap menjadi yg terbaik utk keluarganya, itu yg membuatku salut pd diri seorang rina.
Continue...........