Update 55
Pagi hr aku bangun di bangun kan oleh mbak mila yg sudah cantik dan rapi, aku kembali bangun paling belakang, krn mas Hendra dan keluarga adiknya jg sudah rapi, hanya adik mas Hendra merawat anaknya yg balita sehabis mandi.
Kami sarapan bersama, mbak mila jg membuatkan kopi untukku.
Aku mas Hendra ngopi bareng di teras depan. Suasana yg sejuk dan ayem suasana pedesaan menemani kopi kami.
Kami bersantai sejenak di pagi itu, ngobrol dg mbak mila dan mas Hendra beserta adik dan iparnya.
Terkadang kami semua tertawa atas tingkah laku bocah keponakan mas Hendra itu. Aku di perkenalkan kpd adik mas Hendra sbg yunior mas Hendra di tempat kerja.
Pagi itu kami akan pergi ke suatu tempat dan jika bisa selesai dg cpt kami akan balik ke kota kami, jika selesai sore kami akan bermalam lg dan pulang esok paginya.
Rencana awal sperti itu, tp ternyata mas Hendra akan brgkt sndiri ke tempat itu dg adik dan ipar nya serta turut jg keponakannya. Aku dan mbak mila di tinggalkan berdua, memang maksud mas Hendra baik, agar aku bs beristirahat sebelum aku menyetir pulang.
Di rumah itu kami hanya berempat dg mertua mbak mila dan sepupu mas Hendra yg menunggu rumah.
Memang saat itu aku dan mbak mila sempat bersetubuh dg singkat, dan tak perlu aku ceritakan.
Singkat cerita skitar jam 12 lbh mas Hendra sudah kembali dan menawarkan ke mbak mila apa pulg skrg jg dan mbak mila menjawab setuju utk pulang.
Jam 1 kurang kami sudah siap utk berangkat pulang, mas Hendra membawa oleh² khas perkebunan pedesaan, kami berpamitan dan pulang.
Sesampainya di kota mas Hendra meminta berhenti utk mengisi perut dan minum kopi agar tidak mengantuk, jujur saja berpergian jika tdk dg rina tak ada yg memperhatikan ku ttg kopi, mbak mila jg kelupaan utk membawa kopi dr rumah, untung saja kopi di desa mas Hendra agak lumayan rasanya.
Singkat cerita kami kembali melanjutkan perjalanan, mas Hendra di belakang sperti saat kami brgkt.
Dlm perjalanan pulang mas Hendra bercerita soal warisan dan wasiat yg telah di urus, kemudian cerita tentang keluarganya dulu, tak sedikit pun menyenggol soal aku menyetubuhi mbak mila, udh hal biasa sih, mas Hendra menyenggol pun utk membully atau menggoda kami berdua.
Hanya saja sempat bertanya kpd mas Hendra perihal odyssey milik adiknya, syg sekali aku tak dapat mencobanya.
Singkat cerita sekitar stengah 8 aku kami sampai di rumah mas Hendra.
M; masuk dlu mas
S: ya mbak
Mas Hendra membawa semua brg bawaan ke dlm rumah.
Aku di ruang tamu, mas Hendra dan mbak mila berganti pakaian dan bercengkrama sebentar dg anak²nya, kemudian saudara yg menunggu anak²nya lsg berpamitan pulang.
Aku di buatkan kopi oleh mbak mila, kemudian mbak mila kembali masuk ke dlm rumah, mas Hendra menemaniku ngobrol.
Tak terlihat anak mbak mila yg gede.
Setelah sekitar setengah jam berdua dg mas Hendra, mbak mila ikut gabung bersama kami, menggunakan daster rumahan bertali kecil pd pundaknya yg sering di gunakan menemuiku, tak terlihat tali bh di pundaknya.
Setelah sekitar 10menit aku kemudian pamit undur diri
M; loh mbak baru gabung kok pulang
H: nggak nambah lg yg kemarin?
H: mbakmu udh mancing tuh ahahaha, sambil mencolek lengan istrinya, mbak mila hanya tersenyum
S: ehehehe maaf mas kasian rina kalo lama² aku tinggal, krn waktuku udh kebagi dg ana jg
H: oh iya sih istrinya udh 2 ya ahahaha
M: mas mulutnya!
M; yauda makasi banyak ya mas, sering² mampir kesini lg, nanti sampe rumah lsg istirahat blablabla
Aku berdiri dan mencium tangan beliau berdua, dg mbak mila sperti biasa beliau memelukku dan mencium ku, tp ketika menciun bibirku beliau melumat beberapa menit dan memelukku lg serta mengelus ngelus punggungku, payudara besarnya menempel pd dadaku.
Mas Hendra berlari masuk kamar dan dg cepat keluar memberikan amplop coklat.
Ya, aku di beri uang atas jasa ku mengantar beliau. Tp ku tolak, dan mbak mila mas Hendra memaksaku utk menerimanya. Sempat terjadi debat dan dorong²an dg amplop itu, tp aku ttp gamau menerimanya, krn aku ikhlas menolong.
Hingga aku lari sampai mobil pun di kejar dg pasutri itu, aku menyalakan mobil dg kaca terbuka mbak mila terdengar ngedumel aku hanya tertawa. Aku pun kembali pulang kerumah rina.
Sekitar stengah 9 aku sampai dirumah rina, rumah sepi seperti biasa, aku lsg menuju kamar.
S; asslamuallaikum
Tak ada jawaban, sepi. Aku membuka kmr mandi, tak ada jg. Aku kembali keluar kamar, hendak menuju dapur berpapasan dg ibu, aku mencium tangannya.
S: rina kmn buk?
Ir; keluar dr sore td sm temennya
Ir: g ngabari nak reno?
S: nggak bu, yauda aku tlp aj.
Aku kemudian menuju halaman belakang, aku duduk di tmpt biasa ngopi, ku nyalakan rokok dan ku buka hpku ternyata ada chat dr rina
R: pa jd pulang kpn?
Aku lsg memencet tombol bergambar gagang tlp
R: hallo, assalamualaikum pa
S: waalaikumsalam
S: lg dmn?
R: ehehehe lg kluar sm temenku
R: jd pulg kapan?
S: ini aku udh dirumah
R; loh.....
R: kok g blg pulg hr ini, tunggu aku pulang skrg
Setelah tlp dg rina aku jg sempat menelpon ana, setelah sebatang habis aku menuju kamar, ganti baju, cuci kaki dan tangan, aku rebahan di kasur setelah men charger hpku.
Sempat tertidur jg, rina membangunkanku, rina mencium tanganku dan mencium pipiku.
Aku pun duduk di tepi ranjang, rina memelukku
R: maaf ya pa aku keluar td, km pulang g bilang
S: dr mana?
R: nanti aj aku ceritain, rina mencium pipiku
Dia lantas melepas hijab dan baju atasannya, kemudian ke kmr mandi utk cuci kaki.
Rina dr kmr mandi hanya mengenakan celana putih dan bh biru dongker.
Aku berdiri dan mengambil HP dan rokok ku
R: loh mau kmn?
S: ke belakang, bikinin minuman, jgn kopi
Rina dg cepat berganti daster.
Saat di belakang rina membawakan ku jahe panas.
Rina menanyai ku kegiatan selama di desa mas Hendra, aku jg menyampaikan aku menolak pemberian amplop dr mas Hendra, dan respon rina mendukung tindakanku, menolak pemberian mas Hendra.
Kemudian ganti aku yg bertanya padanya dr mana dan kegiatan apa.
Rina dr sore keluar dg 2 teman yg berbeda, yg pertama dg beberapa teman sekolah mereka ingin rina bergabung dg kumpulan ibu² pengajian dr temen² sekolahnya dan jg beberapa teman akrab dr mereka. Yg kedua aku agak syok jg ternyata rina menemui susi, dan parahnya susi mengenalkan seorang pria kpd rina, rina mengaku hanya merespon seperti berkenalan biasa, tp muncul sisi genit rina, rina mengakui kegantengan yg di kenalkan pd rina. Aku hanya merespon "nanti ganteng² kayak robi"
Dan aku jg bertanya apa mksdnya mengenalkan, tp rina mengaku hanya berkenalan biasa.
Aku jg menyampaikan jika esok atau lusa aku kembali ke rumah ana, mengingat weekend kmrn sudah di tempat rina, tp kali ini rina merespon negatif
R: kpn ada waktu buat aku?
R: km 2hr ngantar mas Hendra, bru disini beberapa jam udh blg mau ke tempat ana
S: eh weekend kmrn kan aku udh disini
R: sebelum weekend km kesini hr apa?
R: waktumu disini lebih sedikit skrg pa blablabla
S: ana skrg punya bayi, dan aku jrg bgt loh afa waktu buat dia, aku jg hampir g perna dg anakku
R: reno jr jg anakmu pa, dia jg jrg km ajak main pas km disini
Keadaan semakin keruh waktu itu, perdebatan nerambat kmn² hingga menuduhku dan mbak mila punya perasaan.
Tak ada penyelesaian sampai rina ngambek pergi ke kamar, ku biarkan saja, wanita jika di tekan utk menyelesaikan masalah saat itu jg akan semakin keruh ke ada annya.
Agak lama aku masuk kmr, ku biarkan rina, aku malah menghubungi ana utk menanyakan kondisi anak dan kondisi rumah.
Selesai menghubungi ana aku masuk ke kmr, rina blm tidur, sempat melirik ku kemudian menarik selimutnya utk menutupi kepalanya.
Aku pun lsg tidur di sebelahnya dg memunggunginya.
Sebelum aku tertidur rina sempat melakukan gerakan tak jelas bwrtujuan memancing ku utk menegurnya, tp tak ku hiraukan sm sekali, maklum kondisi bdn jg lelah.
Pagi hr rina membangunkanku.
R: sayang, bangun yuk udh pagi ini, sambil menepuk dan mengelus pipiku,
Aku hanya membuka mata, wajah rina sangat dekat dg wajahku.
Ketika aku membuka mata rina tersenyum padaku
R: bangun yuk, mandi, aku udh siapin sarapan
Aku lsg menembaknya perihal semalam
S: tumben nih, semalam ngambek skrg kyk gni
R: ehehehe maaf pa, aku tuh kangen sm km, rina memelukku dg sedikit menindih tubuhku
S: yauda aku mandi dlu.
Setelah mandi dan sarapan dan tak lupa jg ngopi + udud aku kembali ke dlm rumah dan duduk di ruang keluarga. Rina duduk di sebelahku
R: jd pulg hr ini?
S: km ngijinin g?
Aku menjawab sperti itu krn tlp dg ana smalem ana tk memberikan kabar buruk atau dia mengatakan kangen, jd aku agak santai meskipun tetap tinggal di tempat rina.
R: ya apa boleh buat meskipun kangen
S: emang mau ngapain sih kalo aku g balik hr ini?
R: sebenernya mau minta anter ke pabrik, tp udh kesiangan kalo jm segini, jd males deh
Tak ada yg spesial setelah itu, beberapa minggu dan hingga sebulan lebih, hanya suatu hr mbak mila dan mas Hendra berkunjung ke rumah rina saat aku di tempat ana, beliau bermaksud memberi ku amplop yg sempat jd perdebatan, rina menolak, dan mas Hendra memaksa jg, akhirnya rina menyuruh amplop itu agar di sumbangkan ke mushola sekitar tempat mas hendra.
Setelah sebulan lebih, aku hanya menemani ibu rina dan rina utk membeli hewan qurban. Ibu rina membeli utk keluargaku jg. Setelah itu tak ada yg spesial.
Hingga beberapa minggu setelah idul adha rina akan bertemu dg seorang pria tanpa sepengetahuan ku.
Rina bercerita saat aku sudah kembali ke rumahnya.
Saat itu selasa pagi aku ngopi di blkg dan rina menghampiriku, aku hanya bertanya weekend kmrn kmn dg anak²? Atau hanya dirumah?
Rina menatapku sesaat dan kemudian memandang kolam seperti memikirkan sesuatu.
S: kok diam?
R: aku mau cerita, tp jgn marah
S: ada apa emang?
Rina bercerita jika teman lelaki yg pernah di kenalkan susi mengajaknya bertemu, dan saat itu aku tidak dirumah.
Rina lsg mengiyakan ajakan lelaki itu
S; ketemu dmn?
S: trs kmn aja? Ngapain aja?
R; pa, pelan² dong, masa blm slesai udh emosi gt?
R: aku benar² minta maaf, aku tau ini salahku nerima ajakan lelaki lain, blablabla
Rina bertemu dg lelaki itu di sebuah mall dan makan siang, setelah makan hanya berjalan jalan, lelaki itu sempat menawarkan membelanjakan rina tp rina menolaknya, aku jg bertanya apa aj yg di lakuin dg lelaki itu, rina menjawab lelaki itu hanya beberapa kali menggenggam tangan rina saat berjalan, tp rina melepaanya setiap lelaki itu menggenggam tangannya.
S: seneng?
R: pa, maaf aku tau aku salah
R: jujur aku memang lg kesepian saat itu, di tambah sebelum km pulang kondisi kita lg g akur kan?
R: aku butuh refreshing
Mata rina berkaca kaca
Aku memang menyadari jika aku beberapa waktu jrg menemani rina, aku lbh srg dg ana. Kasian jg pikirku, tp aku krg suka dg cara dia menghibur dirinya knp hrs dg lelaki lain? Terlebih lelaki itu teman susi, dan aku udh bs nebak jika di teruskan larinya akan kemana.
Tp aku jg egois, slama ini aku bermain dg mbak mila tanpa sepengetahuan rina.
Dalam diam ku rina bangkit duduk menyampinh di pangkuanku dan memelukku, dia menangis.
Aku memutuskan akan membebaskan dia, apa pun yg akan dia lakukan, aku tak akan membatasi.
S: aku g akan marah lg
S: mulai skrg aku bebasin km mau ngapain, mau ketemu siapa, mau keluar sm siapa
R: paaa, plisss maafin aku,
R: aku gamau km cuekin gt
R: aku janji kmn² akan ijin km dan akan blg km
S: janji itu udh perna km ucapin kan sebelumnya?
R; maaaaffffff, rina semakin terisak
Kami terdiam lama dlm posisi itu, aku membiarkan masalah itu berlalu dan ku anggap selesai, tp entah rina menganggap gmn.
S: jgn gini, g enak kalo di liat ibu, rina kemudian turun dan duduk di kursinya lg
R: maafin aku ya pa, rina menggenggam tanganku.
Hari itu berlalu dg cepat.
Hingga saat bersantai di ruang keluarga HP rina di meja berdering ada tlp masuk, ku lihat nama lelaki teman susi yg tertera pd layar.
S: tuh pacarmu tlp, aku kemudian bangkit mengambil HP dan rokok ku, aku berjalan ke blkg meninggalkan rina
R: pa, kmn? Rina memegang hpnya dg melihatku
Saat di blkg rina menyusulku dg membawa HP nya
S: udh tlp nya? Cpt bgt?
R: aku matiin
S: knp?
Rina hanya menggeleng
Tak ada obrolan apa pun, setelah sebatang habis aku meninggalkan rina ke kmr dan aku akan tidur. Aku berpikir egois sekali aku, pdhl rina hanya bertemu dg lelaki lain, sedangkan aku? Aku masi berhubungan bdn dg mbak mila.
Rina menyusulku ke kmr dan mengajakku bicara, rina memang tipe wanita tak tenang jika ada masalah dg pasangannya, dia selalu pengen cepat selesai jika ada masalah.
Aku memberi keputusan kpd rina sperti yg aku ucapkan kpd nya td pagi, aku membebaskan rina, krn cukup adil jika di lihat dr posisiku yg sudah menikahi ana dan punya anak lg. Dg catatan rina harus memberi tahu ku jika bertemu dg lawan jenis urusan apa pun. Akhirnya rina menerima keputusanku yg awal nya sempat bertanya padaku, apakah aku yakin dg keputusanku.
Aku jg menyampaikan kalimat
S: km udh makin tua, aku rasa pikiranmu lbh matang dr pd aku
S: km jg bs memilah sendiri mana yg baik dan nggak
Akhirnya aku tertidur memunggungi rina.
Beberapa minggu kemudian aku tak ingat hr apa, aku bangun belakangan seperti biasa, stelah mandi aku berniat ingin cepat² sarapan krn lapar. Keluar dr kamar terdengar sayup² beberapa org sedang bicara dr arah ruang tamu, aku memutuskan melihatnya krn tak melihat rina di ruang tengah.
Setelah terlihat ternyata mantan suami rina, dan rina duduk berdampingan dg ibunya. Aku berlalu menuju meja makan. Setelah kenyang sarapan aku membuat kopi sendiri, ada art tp aku hanya meminta di rebus kan air panas, aku lbh cocok bikin sndiri drpd buatan art rina, dan ku bawa ke belakang. Saat berjalan menuju pintu belakang aku sempat menengok ke ruang tamu, rina melihatku.
Hampir sebatang habis rina berjalan mendekatiku.
R: ada ayahnya kakak pa
S: iya tau
Kami berdiam
R: sarapan pake ap td?
Rina lsg menanyakan sperti itu krn dia hafal aku tak akan brani minum kopi jika belum sarapan.
Rina bercerita jika mantan suaminya bertamu krn ingin tau kabar anaknya dan menjaga silaturahmi. Mantan rina jg memberi uang utk jajan anaknya. Tp mantannya itu tak sempat bertemu anaknya krn sudah berangkat ke sekolah.
Rina jg bercerita kondisi mantan nya, kehidupannya jatuh miskin, rina merasa kasian, tp rina ingat ketika dia di terlantarkan sekitar 7th rina masi tak bisa menerima kejadian itu, menghilang tanpa ada kabar.
Aku membelokkan topik pembicaraan, menanyakan ttg lelaki yg di kenalkan susi. Rina mengaku hanya beberapa chat, tidak intens.
Dan lelaki itu mengajak rina bertemu, hanya rina masi menolaknya krn rina sibuk mengurus perusahaan barunya.
Menyenggol perusahaan rina teringat ada janji dg salah satu manager di perusahaannya.
Dan pagi itu jg rina minta ku antar ke perusahaannya.
Rina berlari menuju kamar utk bersiap, aku jg menyusulnya.
Tak sampai setengah jam rina sudah siap, rina menggunakan baju terusan berwarna hijau kering bermotif bunga dg di padu hijab coklat, make up tipis di berikan aksen lipstik merah agak muda. Rina jg menggunakan slh satu tas branded nya berwarna putih tulang.
Rina jg menggunakan beberapa perhiasan di jari dan pergelangan tangannya, jrg sekali rina seperti itu, cincin pemberian ku pun masi tetap di pakai dan tak pindah posisi nya.
Kami pun berangkat menggunakan suv rina.
Hampir satu jam kami sampai di sebuah gedung agak tinggi di tengah kota, rina mengatakan kantornya terpisah dg pabriknya, di pabrik ada kantor hanya saja berurusan dg pemasaran dsb.
Rina memintaku utk masuk menemaninya, sejak turun dr mobil, masuk gedung, lift, hingga di sebuah ruangan tangan rina tak lepas menggandeng lenganku.
Kami di Terima dan di antar masuk ke ruangan manager, dan ternyata manager keuangan.
Seluruh pegawai di sana terlihat hormat sekali kpd kami, mgkn sudah tau rina sang pemilik.
Manager itu jg sangat hormat, cara bicara jg di tata agar tak salah dlm penyampaian kpd rina.
Saat manager itu berdiri mengambil berkas, mataku berkeliling ke seluruh ruangan itu, dan berhenti pd kursi yg di duduki rina, krn di situ baju rina ternyata lumayan tipis, sehingga di bagian pantat rina ngecap cd yg rina pakai, hanya tak terlihat warnanya, mgkn cd gelap di tambah motif bunga dr baju itu.
Setelah ttd beberapa berkas bermaterai kami bersalaman dg manager itu dan keluar ruangan, pegawai yg berpapasan dg kami selalu menyapa dan menundukkan kepala, rina tetap menggandeng lenganku dan tersenyum.
Ketika keluar dr gedung mobil kami sudah berada di lobi gedung itu, ternyata rina memberikan kunci mobil td ke security pintu utama, pantas saja td rina meminta kunci mobil, tak biasanya seperti itu.
Saat di mobil
S: km pake cd apa ma?
R: knp emg?
S: warna gelap?
R: iya biru dongker, knp sih?
S: ngecap itu di pantatmu, utg motifnya rame jd g sbrp keliatan.
Rina shock, dan ngedumel krn beli baju online yg terkadang jrg sesuai dg ekspetasi kita.
Continue.........