Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Perjalanan Asmara Aji

Ayo Bantu Om

“Malah gak ngantuk, kalau ngobrol terus aja. Aku mau mandi dulu aja. Biar capek hilang juga,” kata Aji.

Aji pun langsung bergegas ke kamar mandi yang ada di dalam kamar tersebut. Setelah selesai, ia keluar kamar mandi hanya mengenakan celana kolor saja.

“Airnya dingin banget, Kamu udah mandi? Tanya Aji basa-basi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

“Mandi cukup sekali aja sehari,” haha, jawab Tania sambil tertawa.

“Untung kamu cantik, meski belum mandi gak kelihatan,” ujar Aji.

Aji kembali melihat tubuh ponakannya. Matanya fokus ke paha putih itu. Tiba-tiba libidonya naik.

“Pacar kamu pernah mandi di sini? tanya Aji.

“Gak pernah, gak pernah masuk ke kamar ini,” jawab Tania.

“Jangan bo’ong, gak akan kukasih tahu ke papa kamu,” haha, jawab Aji sambil ketawa.

Aji kemudian duduk di samping ponakannya. Ia makan martabak yang ia bawa.

Sambil mengunyah martabak, libidonya makin naik ketika mencium aroma parfum ponakannya. Otaknya yang kotor berpikir ke mana-mana. Ia jadi ingin mendekap ponakannya. Tapi takut memberontak.

Aji coba memancing ponakannya. Ia kini tiduran di samping ponakannya. Penisnya menonjol di balik kolornya. Ia juga memamerkan tubuhnya yang sedikit atletis dengan perut yang agak sixpack. Aji memang cukup rajin nge-gym.

Tania pun secara tidak langsung, melihat tonjolan penis Aji. Ia juga terlihat berkali-kali fokus melihat ke penis dan tubuh Aji.

“Eh, ngapain lihat burungku? tanya Aji bikin Tania kaget.

“Gak, gak,” jawab Tania dengan gelagapan.

“Gak papa. lihat aja Tan,” kata Aji sambil ia memelorotkan celananya, hingga terlihat CD-nya. Penisnya yang mulai tegang terlihat di balik CD.

“Haha,” tawa Aji.

“Eh, om ini, ngapain sih,” jawab Tania malu dan memalingkan mukanya. Tania fokus ke ponselnya kini.

“Punya teman yang bisa dibooking gak? tanya Aji.

“Om ternyata suka gitu ya, cari aja di Michat,” jawab Tania.

“Sapa tahu ada temenmu, atau ada yang ngekos di sini,” jawab Aji.

“Om tiba-tiba pengen nih, udah beberapa hari gak gituan,” lanjut Aji bikin Tania salah tingkah.

“Ternyata om, suka begitu ya,” Tania menulang perkataannya tadi sambil kembali menoleh ke Aji, namun langsung kembali ia palingkan mukanya. Karena Aji masih membuka celananya. Tania mengira omnya bercanda menurunkan celananya. Tapi ia bingung kok gak dinaikkan lagi.

“Kamu pernah gituan gak sama pacarmu, hayo,” tanya Aji bikin Tania malah salah tingkah.

“Apasih om. Gak pernah,” jawab Tania dengan malu.

“Kalau ciuman pernah? kata Aji.

“Apa sih malah bahas gitu terus,” ucap Tania.

“Kalau belum sini, om ajarin,” ucap Aji.

“Hmmm, makin aneh aja om. Sana keluar cari cewek Open BO dulu om, terus ke sini lagi,” kata Tania.

“Gak perlu, kan ada kamu Tan,” jawab Aji dengan nada genit.

“Apaan sih om,” jawab Tania masih berpaling dari Aji.

Aji kemudian memegang tangan Tania dan mengarahkan ke penisnya yang masih terbungkus CD. “Bantu om ya,” kata Aji.

Tania pun kaget. Spontan menarik tangannya.

Penis Aji makin tegang saja. Ia kini berani melepas CD-nya dan menunjukkan penis besarnya ke Tania.

“Lihat ini Tan,” kata Aji sambil memegang penisnya.

“Aduh om ini,” eluh Tania.

“Ayo bantu om ya Tan, nanti kukasih uang jajan,” ucapnya sambil tesenyum.

“Aneh-aneh aja om ini,” jawab Tania.

Aji udah gak tahan, ia langsung mendekap tubuh ponakannya dan bikin Tania kaget. “Loh, om,” jawab Tania sambil mencoba melepas pelukan Aji.

Sambil mendekap ponakannya, Aji mendekatkan bibirnya ke bibir Tania. “Bantu ciuman aja ya,” kata Aji.

Tanpa jawaban dari Tania, dengan cepat bibir Aji menempel di bibir Tania. Tania hanya menggeleng. Ia sungkan sama omnya, tak berani terlalu menolak.

Tania adalah anak muda, bibir dan sentuhan Aji membuat Tania mulai terbuai suasana. Tania juga tak bisa terlalu menolaknya.

(bersambung)
 
Terakhir diubah:
Tania Merinding

Tania hanya diam saja, membiarkan omnya menikmati bibir tipisnya. Aji terlihat pintar sekali memainkan bibir dan lidahnya. Penuh dengan kelembutan, membuat Tania secara tidak langsung mulai merasakan kenikmatan.

Melihat tak ada tanda-tanda penolakan lagi, tangan Aji mulai bergerilya di payudara Tania yang mungil. Dibalik baju Tania, Aji meremas dengan halus payudara Tania.

Tangan Aji kemudian menyelinap di balik baju Tania. Ia tarik BH yang menutup payudara itu, tangannya ingin menyentuh langsung payudara Tania tanpa pembatas. Payudara Tania hanya segenggaman tangan Aji saja.

Tania terlihat mulai terbuai, saat jemari aji memainkan putingnya. Tania sedikit mendongak dan menutup mata. Bibir masih terus dilahap oleh Aji. Pelan-pelan ia menggerakkan bibirnya mengikuti irama lidah Aji.

Pelakukan Aji sungguh membuat ponakannya tak berdaya. Caranya yang lembut, membuat Tania seperti bercumbu dengan pacarnya. Malah ia merasa ciuman dengan pacarnya tak senikmat ini. Aji memang sudah berpengalaman dalam menaklukan wanita. Apalagi cuma ponakannya.

Setelah puas mencium Tania dan memainkan payudaranya, Aji melepas ciumannya. “Cantik ya ponakannya om,” ucap Aji sambil senyum mesum. Tania hanya tersenyum saja.

“Ih, om ini,” kata Tania manja dan malu-malu sambil memukul lengan Aji.

Aji kemudian melepas baju Tania. Ponakannya menurut saja dengan mengangkat tangannya. Lalu BH juga ia lepaskan.

“Indah sekali payudaramu, Tania,” kata Aji yang benar-benar takjub. Mungkin baru kali ini ia melihat payudara mungil, berwarna putih dan puting kemerahan. Karena tubuh Tania memang putih sejak kecil.

Tania kembali tersenyum, tersipu malu. Aji kembali meraih payudara itu. Kemudian mendekatkan bibirnya, dan mulai mencium dan menjilati payudara ponakannya. Tania langsung seperti kesetrum, saat lidah Aji menjilat putingnya.

Tania kembali memejamkan mata dan mendongak. Ia merasakan kenikmatan yang diberikan oleh omnya.

Gigitan-gigitan kecil kadang juga diberikan oleh Aji. Tania pun makin menggelinjang.

“Ahhhh,” desah kecil keluar dari mulut Tania. Ia seperti keceplosan, kemudian dengan malu menutup mulutnya. Aji sejenak melihat wajah Tania dan tersenyum.

Aji kembali menikmati payudara kecil Tania. Kemudian tangan kanannya beranjak dari payudara Tania. Perlahan turun merabah perut Tania. Ia mainkan pusar Tania.

Tania seperti tak karuan rasanya. Sentuhan Aji bikin ia terbawa kenikmatan yang lebih. Tangan Aji kemudian turun perlahan ke celana Tania.

Secara pelan-pelan Aji meraba vagina Tania yang terbungkus CD dan celana. Tania membiarkan omnya, menjamah tubuhnya. Malam itu Tania benar-benar terbuai dengan kenikmatan.

Melihat Tania yang sudah merasakan kenikmatan, Aji pun tak takut menyelinapkan tangannya ke balik celana Tania.

Dari balik CD ia elus perlahan vagina Tania. Ia sentuh garis kemaluan ponakannya dari balik CD warna putih,

“Ahhhh,” Tania kembali mendesah pelan sambil menutup mulutnya. Aji hanya tersenyum saja dengan respon ponakannya.

Kini Aji mulai memasukkan tangannya ke dalam CD Tania. Ia raba kemaluan ponakannya.

Aji merasakan sekitar kemaluan Tania hanya ditumbuhi jembut tipis. Vagina Tania juga terlihat rapat. Meski ada lendir-lendir yang mulai keluar. Aji sudah tahu, itu tandanya Tania juga menikmati permainannya.

Aji tak mau buru-buru melepas celana dan CD ponakannya. Ia juga tak mau buru-buru memainkan vagina ponakannya. Jemarinya ia tahan untuk tak masuk ke vagina Tania.

Kini Aji menghentikan aktivitasnya. Tania yang semula terpejam menikmati, kemudian membuka matanya saat Aji berhenti mencumbunya.

Aji melepas celana dan CDnya. Melihat omnya sudah telanjang dengan penis besar yang tegang, Tania merinding. Ia diam saja, matanya tertuju pada penis omnya.

Aji melihat wajah ponakannya, Tania pun langsung malu membuang mukanya.

“Gak papa, lihat aja, mau ya? Sini pegang,” ucap Aji sambil memegang tangan Tania dan mengarahkan ke penisnya.

(Bersambung)
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd