Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Penghangat Tidur

Bimabet
Ijin pasang penanda untuk mantau dulu , ada prospek cerita menarik
 
Part 3


“Phuah”, hanya suara itu yang terdengar saat wanita ini melepas penis Jerry dari kulumannya. Hanya sebentar saja, kuluman berikutnya dimulai lagi dan lebih cepat. Holy shit, wanita ini liar sekali, pikir Jerry. Wanita yang ia “rekrut” dari Beard and Beauty tadi mabuk-mabukan dulu sebelum masuk ke menu utama. Begitu juga dengan Jerry yang terbawa suasana memabukkan di apartemennya. Semuanya sangat blur bagi Jerry, bahkan nama wanita pemilik mulut yang sedang mengulum penisnya ini dia sudah lupa.

Hampir 10 menit lebih kegiatan mereka “hanya” blow job untuk Jerry. Tiba-tiba wanita ini berlari ke kamar mandi lalu terdengar suara orang muntah. Shit, alamat kentang ini, pikir Jerry. Jerry hanya tidur-tiduran menunggu sang wanita selesai. Besok dia akan berangkat ke Samarinda, sebelum menghabiskan weekend dengan tuan Putri Sonya yang judes itu, sebaiknya dia having fun dulu dengan penghangat tidurnya. Tapi nama perempuan tadi siapa? Dia benar-benar lupa.

“ready for main menu?” tanya wanita tadi saat keluar dari toilet.

“i’m ready”, jawab Jerry sambil jarinya yang membentuk pistol menunjuk ke arah penisnya yang mengacung.

Wanita itu membuka kancing kemejanya, lalu mengeluarkan isi dadanya dari bra. Mengangkat rok spannya siap memasukkan penis Jerry ke sangkarnya. Saat itulah wanita tersebut limbung dan terjatuh ke samping. Jerry memandangi punggung wanita yang membelakanginya. fuck, ketiduran dia, rungut Jerry. Ah yasudahlah, Jerry pasrah. Dirapatkan dirinya dengan punggung wanita tadi. Jerry lalu menempelkan penisnya di belahan pantat milik sang wanita. Dengan keadaan memeluk, Jerry pun akhirnya tidur.

Jam 11

Jerry terbangun kaget saat menyadari sudah jam 11 siang. Shit, penerbangannya jam 3 dan dia harus berangkat ke Cengkareng. Diambil pil aspirin untuk menjernihkan pikirannya. Saat dia sedang sikat gigi di kamar mandi dia melihat sebuah objek menggantung di gantungan dinding. Jerry menghentikan aktivitasnya dan mengambil objek tersebut sambil berpikir. Celana dalam siapa ini?


Sekitar jam 2

Saat sedang dalam perjalanan menuju bandara, tiba-tiba ponsel Jerry berbunyi. Shit, tuan Putri.

“iya mbak, ini lagi di jalan sebentar lagi sampe”, kata Jerry sambil tetap menyetir ngebut di jalan tol. Kali ini dia membawa mobilnya agar lebih hemat dan uang transportasi dari kantor masuk ke kantong pribadinya.

“pesawat kita delay, maybe jam 4 baru berangkat. Yaudah, gue di ruang tunggu ya”.

Yes, rejeki anak soleh, pikir Jerry sambil menormalkan kecepatan mobilnya. Karena senang Jerry ikut menyanyikan lagu yang sedang diputar di radio, Burn it down dari Linkin Park

“we’re building it up, to break it back down... ”

“breaking news... perdamaian perdamaian.. perda”, suara dari radio pun hilang saat dimatikan oleh Jerry.

“aelah” rungut Jerry. Lagi lagu bagus tiba-tiba ada berita, sekalinya diganti lagu kosidah. Jerry lalu lanjut fokus menyetir ke bandara.


Jerry melangkah mendekati makhluk cantik berkacamata yang sedang duduk menatap smartphonenya.

“halo mbak”

“hm, halo”, jawab Sonya sambil menatap sekilas lalu kembali lagi ke smartphonenya.

“jadi masih belum ada perubahan? Delay sampai jam 4?” tanya Jerry.

“iyap belum, atau coba lo tanya lagi deh”

Sebelum Jerry melangkah ke bagian informasi tiba-tiba ada suara teriakan dari bapak-bapak.

“APA-APAAN INI, MASA SEKELAS GA**DA BISA DELAY!”

“SAYA MAU PULANG SEKARANG, KAKAK SAYA MENINGGAL! KALO JAM 6 BERANGKAT KEBURU DIKUBURKAN JASADNYA!”

Sorak-sorakan dari penumpang lainnya mulai terdengar. Petugas bagian informasi hanya mencoba menenangkan bapaknya.

“well, jam 6 kita berangkat” kata Jerry disambut tatapan kesal tuan Putri.

“HALAH MASALAH TEKNIS MASALAH TEKNIS, PESAWAT KAMPUNGAN”, oceh bapak tadi yang ternyata masih berlanjut. Penumpang lain pun juga ikut-ikut menyoraki bagian informasi. Asik sekali sepertinya.


Jam 5

Jerry hanya mendengar musik sambil merilekskan badannya di lounge. Dia melirik ke sebelah melihat bosnya. Kini tuan Putri rambutnya diikat, memperlihatkan leher putih mulusnya. Penampilannya yang menggunakan celana ¾ berwarna hitam serta kemeja putih membuatnya semakin menawan. Untuk body hampir sempurna seperti model-model catwalk, tapi layaknya model semuanya serba sedang dan proporsional tidak ada yang berlebihan.

Baru kali ini Jerry melakukan perjalanan dinas dengan bosnya. Saat mereka masuk ruangan Lounge tadi, Jerry mengamati beberapa pria memperhatikan bosnya saat mereka masuk. Bosnya sendiri seperti sudah terbiasa dan cuek dengan tatapan pria-pria itu. Jerry sendiri memiliki code dalam berburu. Dia hanya mengincar yang kira-kira punya rasa balik ke Jerry. Suka sama suka, cari sama cari, itu yang dia incar. Seperti bosnya ini, Jerry tidak akan melakukan pergerakan. Sama alasan dia anak jenderal sih yang bikin Jerry keder duluan.

“Anjir, Jer coba liat ini”, Sonya tiba-tiba menyodorkan ponselnya ke Jerry.

Jerry yang langsung tanggap melepas headsetnya dan melihat layar ponsel Sonya yang sedang membuka instagram. Disitu terlihat berita “breaking news” dari media luar negeri terpercaya. Mata Jerry membesar membaca beritanya.

KOREA UTARA MENDEKLARASIKAN PERANG KEPADA AMERIKA SERIKAT DAN SEKUTUNYA

“oh my god”

Sonya scroll keatas.

Tiga rudal yang berkekuatan nuklir sudah dilepaskan oleh militer Korea Utara dan membumihanguskan kota Washitngton, New York dan Seoul

It can’t be right, pikir Jerry. Belum jernih pikirannya, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh teriakan ibu-ibu

“ASTAGA!!”

“TENTARA KOREA SUDAH DATANG!”

Jerry langsung membuka twit**ter dan search “korea utara”, sudah banyak tweet-tweet dari warganet yang menginformasikan invasi Korea ke Indonesia. Bahkan ada yang mengatakan jika kawasan Kuningan sudah dikuasai oleh tentara Korea. But how?? Pikir Jerry. Dan kenapa Indonesia?

“Jer, gimana-gimana?” tanya Sonya yang terlihat panik.

“Ini gue baca beneran sih udah sampai dan kita sedang di invasi”

“Oh my god”, Sonya segera menelfon ayahnya. Tapi nada sibuk. Tiba-tiba ponsel Sonya berdering. Siska menelfonnya.

“mbak, kami masih di kantor dan tadi diberitahu oleh tentara untuk jangan keluar dari kantor, bagaimana ini mbak”.

Sonya yang panik karena mendengar karyawannya masih di kantor , terdiam sebentar tidak bisa menjawab.

“halo mbak, halo?”, mendengar itu Jerry segera mengambil ponsel dari tangan Sonya.

“iya halo”

“eh, iya mas, kami masih di kantor sekarang”

“ada siapa aja di kantor sis?” tanya Jerry

“kami ada bertiga disini mas, saya, Tyas dan Ari”

“oke kalian disana dulu, kami akan segera kesana jemput kalian ya”

“baik mas” lalu sambungan telfon terputus.

Disaat seperti ini, pikiran tenang adalah kuncinya. Kantor mereka berada di kawasan Kuningan yang katanya sudah dikuasai oleh tentara Korea. Mereka harus segera kesana untuk mengevakuasi karyawan lain.

“ayo mbak, kita balik ke kantor sekarang”

“oke” jawab Sonya yang masih terlihat panik. Ponselnya kembali berdering, kini ayahnya yang menelpon.

“iya pa... engga aku balik ke kantor.... ada karyawan aku yang masih disana.... yaudah bilang ke...”, tiba-tiba sambungannya mati. Sonya melihat sinyalnya pun hilang.

“Fuck!” umpat Sonya.

“Kenapa, mbak?”

“Kita harus segera ke kantor, pasukan bokap gue juga kesana sepertinya”.

Sesampainya di mobil, Jerry langsung tancap gas meninggalkan parkiran Soekarno Hatta menuju Kuningan, zona panas saat ini. waktu menunjukkan jam 5.45, jika tidak macet, sebelum jam 7 mereka seharusnya sudah sampai.
 
Makin menarik...blum tuntas soal diapartemen, sonya di bandara, invans korea..
ini harus diperjelas hu ada apa sebenarnya...
 
Gue demen nih sama cerita yang model beginian. Lanjutkan Suhu!
 
Before you mentioned I'd already pictured Salma Hayek portraying Laras, just a mere coincidence I guess. LOL
BTW the suspense, it was escalate so quick, it caught me off guard.
Like it already.
Hope not too much gore inside.
Good work.
 
Wah gak ketebak ceritanya kirain bakal ada ss bersama bosnya di luar kota eh ternyata belok ke perang2an dgn korea
 
Part 4

Ketika mereka memasuki kota Jakarta, kota dalam keadaan gelap dan sepi. Jerry baru pertama kali melihat Jakarta yang sepi seperti ini. jam ditangannya menunjukkan angka 7. Tidak ada cahaya apa-apa, hanya rembulan yang bisa dijadikan penerang saat ini. Dua insan ini didalam mobil tidak ada bicara sama sekali. Sinyal di ponsel mereka sama-sama mati dan tidak ada satupun dari mereka yang mau menyalakan musik atau bicara untuk mengisi kekosongan suasana. Keduanya sama-sama tegang sambil meneba-nebak apa yang selanjutnya akan terjadi.

Mereka sampai di depan kantor dalam keadaan selamat. Sebuah bangunan ruko 2 lantai yang tidak terlalu besar tapi cukup untuk perusahaan PR (Public Relation) yang baru dirintis setahun lalu oleh Sonya. Mereka berdua lalu turun dari mobil dan berjalan ke samping gedung setelah melihat pintu depan tertutup rapat. Sonya mengetuk pintu samping sambil memanggil siska.

“siskaaa, ini gue Sonya”, panggilnya.

Beberapa saat kemudian pintu terbuka dan Siska langsung memeluk Sonya sambil menangis.

“mbak, aku takut banget mbak”, kata Siska disela-sela tangisnya.

“sudah-sudah, ayo masuk dulu”. Kata suara dari belakang yang berasal dari sosok berkepala plontos yang ternyata Ari.

Setelah mereka masuk, Ari menutup pintunya dan menguncinya lagi.

“jadi bagaimana sekarang?”, tanya Ari kepada Jerry setelah Siska dan Sonya sudah naik ke lantai 2. Disana sudah ada Tyas yang menunggu mereka berdua.

“tenang dulu Ri, gue baru tau berita ini dari internet. Tadi Sonya udah nelpon bokapnya buat jemput dia. Anak buah bokapnya lagi jalan kemari, semoga saja.”, Jelas Jerry kepada Ari. Ari hanya mangut-mangut.

“tapi jika terlalu lama, gue pikir kita harus segera cari tempat berlindung lain karena katanya Kuningan ini hampir dikuasai musuh”.

“terus gimana cerita lo?”, tanya Jerry yang melihat Ari hanya diam saja.

“dan tadi itu Siska sekretaris barunya Sonya?”, tanya Jerry penasaran karena belum pernah bertatap muka secara langsung dengan Siska.

“ iya, bro”, jawab Ari sambil mengusap kepalanya.

“jadi, kami semua melihat kejadiannya di TV, chaos banget, bom di US, Jepang... dan Jakarta pun ikut diserang, beberapa temen kita langsung pulang ke rumah, Laras juga. Jujur, gue sama Tyas tadi mau langsung pulang, Jer. Tapi ngeliat Siska yang panikan gue sama Tyas coba nenangin dia”.

“loh, si Siska kenapa emangnya?”

“dia shock, orang tuanya lagi di New York, dia udah coba ngehubungi mereka tapi gak ada jawaban”

Jerry hanya mangut-mangut mendengar cerita Ari. Memaklumi kepanikan Siska yang mungkin kehilangan orang tuanya.

Ari lalu melanjutkan, “pas dia udah agak tenang, tiba-tiba ada tentara masuk sambil menginstruksikan ke kita untuk tetap berada di kantor dan jangan keluar, gue gak tau pasti ada apa, sesaat setelah tentara itu keluar kita dengar suara baku tembak. Saat itu juga kita langsung nelpon mbak Sonya”

“Tentara itu gak pernah balik lagi, tapi pintu depan udah gue barikade pake meja dan kursi, gue firasat gak enak Jer, dari tadi suasana kota sepi banget”.

Jerry memutar otaknya untuk menafsirkan apa yang sedang terjadi. sepertinya pasukan Korea telah menguasai daerah ini sesuai tweet yang ia baca tadi. Menurutnya, tidak mungkin semua orang meninggalkan kawasan ini secepat itu. pasti masih banyak karyawan lainnya terjebak di gedung-gedung di seberang mereka atau dekat sini, karena ini memang daerah perkantoran.

“yaudah kita keatas dulu sambil diskusi sama tuan Putri”, ajak Jerry.


Jam 9 malam

“kita tetap disini”, tegas Sonya.

“tapi mbak, kita punya mobil, kita bisa cari daerah aman atau berkumpul dengan karyawan dari kantor lain”, Jerry berusaha memberikan pendapatnya karena pasukan ayah Sonya tidak kunjung datang.

“engga, kita harus tetap disini. Pertama, pasukan bokap gue akan kesini dan evakuasi kita, kedua, selanjutnya setelah kita bergabung dengan karyawan lain lalu apa? mereka juga sedang bersembunyi, sama seperti kita”.

“gue dapat informasi tadi dan dari cerita Ari, menurut gue daerah ini udah dikuasai sama musuh. Tinggal waktu aja mereka menyisir bangunan dan menemukan kita disini”.

“no, Jerry. Percaya gue, kalo kita keluar sekarang kita lebih tidak tahu arah. Kita engga tahu dimana tempat yang aman, dimana tempat yang ada musuhnya. Percaya gue, bokap gue akan ngelakuin apa saja buat nyelamatin kita. Sekarang sinyal engga ada, lokasi yang paling bokap gue tahu adalah kita disini. Jadi kita tunggu saja”.

“gue tau tempat yang aman dimana, kalo kita kesana sekarang, sebelum tengah malam kita udah sampe”, Jerry tetap berusaha menyakinkan atasannya.

“too risky, Jer. Terlalu berbahaya”, Tyas ikut berbicara.

“sudah Jer, gue gak mau dengar apa-apa lagi. Keputusannya kita disini sampai kita dievakuasi. Kalo lo gak setuju, lo boleh pergi”. Sonya menyudahi perdebatan ini.

Jerry merasakan amarah bergejolak didalam dirinya setelah mendengar kalimat terakhir dari Sonya. Dia memang atasannya, tapi dalam kondisi seperti ini Jerry sudah tidak peduli lagi dengan hirarki jabatan. Dia menatap Ari, Tyas dan Siska yang masih terlihat ketakutan. Menurut pengamatannya ketiga orang ini lebih memilih berada di kantor dibandingkan berada di jalan. Jerry menghela nafas panjang karena jika dia keluar pun mungkin hanya dia sendiri.

“baik, gue setuju, kita tunggu evakuasinya”. Jerry berhasil menekan amarahnya dalam-dalam hingga tidak keluar malam ini. Mereka pun pasrah menunggu bantuan hingga malam semakin larut.


Jam 12 malam

Jerry terbangun mendengar suara desah nikmat percintaan dari sudut ruang tengah. Ruangan Finance, pikir Jerry. Jerry lalu bangkit dengan rasa penasaran akan siapa orang gila yang berbuat nekat di tengah malam seperti ini. kondisi yang gelap membuatnya sedikit meraba-raba agar tidak jatuh atau tersandung. Jerry dan Ari tidur dibawah sedangkan para wanita tidur di lantai 2. Ari yang tidak ada disampingnya tadi membuatnya menebak ini pasti kegiatannya si Ari. Jerry semakin mendekat pintu ruangan Finance. Suara desahannya semakin terdengar jelas.

“ssshh, ssst, jangan keras-keras suaranya, nanti pada bangun”, terdengar suara Ari mencoba mengingatkan partner bercintanya.

Jerry sudah berada di depan pintu ruangan Finance yang sudah terbuka, seolah mengundang siapa saja untuk bergabung dengan aktivitas liar didalam. Jerry menyelinap masuk, tidak terlihat apa-apa karena gelap. Pelan-pelan Jerry mengambil ponselnya dari dalam saku celana. Jantungnya berdebar-debar penasaran sambil menebak-nebak siapa partner Ari. Mungkinkah Tyas, Siska atau malah Sonya?

Klik, lampu ponselnya menyala dan langsung menerangi ruangan, memperlihatkan dua insan sedang asik beradu kelamin. Ari yang sadar duluan langsung menutup mulut pasangannya menggunakan tangan. Pasangannya ternyata Tyas. Wanita yang dianggap maniac oleh Laras.

“what the f..”, kata Jerry sambil masih menyorotkan sinar dari ponselnya. Kepala plontos Ari yang berkeringat semakin terlihat mengkilau terkena cahaya.

Tyas yang menoleh kaget langsung berteriak, namun suaranya tertahan tangan Ari.

“anjing, ngapain lu berdua?”, pertanyaan yang Jerry sudah tahu jawabannya. Melihat penis Ari yang tertaut di lubang vagina Tyas, bocah pun tahu apa yang sedang mereka lakukan.

Kedua orang itu masih terdiam, tidak tahu mau bilang apa. Perlahan, Jerry menutup pintu dibelakangnya.

“bisa-bisanya lo berdua di keadaan kayak begini”

“lo pacaran berdua?”, tanya Jerry.

Ari menggeleng dan menjawab,”belum, bro”

“kita berdua stress di situasi kayak begini, so, kenapa engga”, terlalu santai, pikir Jerry. Terlalu santai jawaban dari Ari. Jerry lalu memandangi tubuh Tyas yang sudah polos. Janda keturunan Sunda yang memiliki tubuh menggiurkan. Bayangkan saja, dada dan pinggulnya tergolong gede, hal yang tidak dimiliki Sonya. Kulit putih mulus dan jembut tebal diatas vaginanya mempercepat aliran darah Jerry mengumpul di satu tempat. Apalagi malam sebelumnya dia merasakan kentang.

“lo mau join, Jer?” tanya Tyas sambil tersenyum.

Fuck, yeah, kata Jerry dalam hati. Segera dia membuka celana jeansnya dan menurunkan celana dalamnya.

“ gue join bro hehe” kata Jerry.

“haha monggo, kampret lu gue kaget setengah mati tadi. Penis gue jadi lemes lagi”, kata Ari.

Mendengar itu, Tyas langsung mengocok dan mengulum penis milik Ari yang disambut senyuman diwajah Ari.

“buset, binal banget lo tyas”, kata Jerry saat tangan Tyas satunya mengelus-elus penis Jerry.

Tyas hanya mengerling dan tersenyum kepada Jerry.

“Gue harus mulai dari awal lagi deh”, kata-kata terakhir Tyas sebelum hanya desahan dan erangan yang keluar dari mulutnya.

Suasana yang tadi sedikit tegang kini menjadi lebih tegang karena ada dua senjata yang mengacung tinggi dilumuri oleh air liur Tyas. Jerry mengamati wajah Tyas yang sedang mengulum penisnya. Sekilas mirip dengan pemeran Rose di Game of Thrones, hanya saja rambutnya tidak merah seperti Rose. Untuk dada dan pinggul serta ekspresi wajah sudah cukup mirip. Selagi Tyas masih mengulum penis Jerry, Ari mulai memosisikan berada di belakang pinggul Tyas dan menariknya. Membuat kondisi Tyas kini merangkak sambil mulutnya masih mengulum penis Jerry.

“Gue lanjutin yang tadi dulu, bro” jelas Ari sambil memasukkan penisnya perlahan ke vagina Tyas. Erangan Tyas tertahan penis yang juga mulai digerak-gerakkan oleh Jerry.

“lonte ini liar banget bro” kata Ari disela-sela sodokannya.

“minta terus hehe, tiap hari abis pulang kerja, minta dipuasin..”

“nih gue kasi sekarang”, Ari mempercepat gerakannya, tangannya memegang erat pinggul Tyas sambil paha mereka saling beradu. Jerry melepas penisnya dari mulut Tyas dan desahan dari mulutnya pun semakin terdengar.

“gue keluarin sekarang nih, gak perlu gue tahan-tahan lagi hehe. Udah ada Jerry gantiin gue ntar”. Ari semakin intens dan mempercepat gerakannya. Dibungkukkan tubuhnya dan merapatkannya dengan tubuh Tyas. Kedua tubuh mereka seakan-akan menyatu. Kedua tangan Ari pun ikut beraktivitas meremas-remas dada Tyas yang bergoyang. Hampir menggapai puncak, Ari menancapkan penisnya dalam-dalam.

“rasain sperma gue lonte, ahhhh”, teriak Ari pelan sambil bangkit dan memegang pinggul Tyas. Nafas ari sudah ngos-ngosan setelah ledakan yang pertama tadi. Dia langsung jatuh terduduk di lantai.

“masih kuat lo ty?” Jerry mendekat memosisikan dirinya dibelakang Tyas yang masih dalam posisi merangkak. Tyas hanya mengangguk. Dilihatnya lubang Vagina Tyas yang kembang kempis sehabis pertempuran tadi.

“penis gue memang gak segede Ari, tapi gue bisa bikin lo melayang”, Jerry lalu membalikkan tubuhnya Tyas. Sangat indah, pikir Jerry melihat tubuh mulus Tyas dan ekspresi wajahnya yang tersenyum, seolah mengundang untuk dipuaskan. Tangan Tyas lalu diangkat keatas kepalanya agar Jerry bisa melihat sisi samping tubuh Tyas dan menggelitikinya. Tyas hanya tertawa kecil karena kegelian.

Jerry mencium Tyas di bibir, lalu turun ke leher. Tangannya mengusap-usap dada Tyas sambil sesekali memelintir putingnya untuk memerikasa apakah sudah keras atau belum. Setelah sudah keras, diisap dan dijilatnya pelan puting tyas yang mencuat keatas.

“aaah” desah tyas kegelian.

Melihat Tyas yang sudah horny kembali, Jerry meludah tangannya dan mulai memasukkan jarinnya yang basah ke lubang anus Tyas.

“ah” pekik Tyas kaget akibat gerakan jari Jerry di anusnya.

Disusul, “ooohh” ketika Tyas mulai menikmati tusukan Jerry di lubang anusnya. Diputar-putarnya lubang tersebut semakin dalam sambil melihat ekspresi Tyas yang seakan menahan nafas. Wajahnya sangat menikmati dengan tangannya menutup mulut dan satu tangannya lagi menarik-narik putingnya sendiri. Setelah agak terbuka Jerry langsung memasukkan penisnya kedalam lubang Tyas. Tyas yang sepertinya sudah pernah dianal hanya mendesah keenakan menikmati penetrasi Jerry. Tangan Tyas lalu mengusap-usap celah vaginanya seakan-akan penis yang menyumpal di anusnya belum memberikan kenikmatan.

Fuck, gagal gue, pikir Jerry. Tyas ini memang maniac. Tidak cukup satu penis.

Melihat gelagat Jerry dan wajah Tyas yang seperti meminta lebih, Ari datang membantu. Penisnya yang masih lemas didekatkan ke mulut Tyas untuk dibangunkan kembali. Ari lalu berjongkok diatas wajah Tyas sambil tangannya memainkan dada dan vagina wanita binal ini. Tyas sendiri mengisap-isap penis Ari dari bawah, terkadang bolanya pun tidak luput dari jilatan Tyas.

“cuy, gue ada ide” kata Ari disela-sela aktivitasnya.

“sandwich, gue vagina lo anal”

Jerry yang masih menggenjot anal Tyas hanya mengangguk. Dia lalu melepas penisnya. Kegagalannya untuk memuaskan Tyas seorang diri membuatnya merasa gagal. Dia butuh bantuan dari Ari. Ari lalu membalikkan badannya Tyas. Posisinya sekarang Tyas diatas dan Ari dibawah dengan posisi penis menancap di Vagina. Mengerti maksudnya, Jerry lalu merangkak dan menancapkan penisnya di lubang anal Tyas.

“oooh”, teriak Tyas saat merasakan analnya dipenuhi penis Jerry.

Gerakan keluar masuk penis pun dimulai. Secara simultan dua batang ini memberikan stimulasi untuk kedua lubang sang wanita. penis-vagina-penis-anal-penis, gerakan yang berulang-ulang ini membuat Tyas mendapatkan kenikmatan dobel. Nafasnya terus ngos-ngosan karena kedua penis ini tidak membiarkannya berhenti untuk menarik nafas dalam-dalam.

Jerry yang berada dalam posisi setengah merangkak dan membungkuk mulai pegal. Adrenalin dan capek dilutut yang menopang tubuhnya membuatnya mulai bermain kasar dan hilang kendali. Dijambaknya rambut Tyas sambil penisnya masih keluar masuk. Direngutnya wajah tyas dan dilumatnya bibir merah muda milik Tyas. Tyas hanya pasrah membiarkan semuanya terjadi, kenikmatan ini yang bisa membuatnya melayang. Membuatnya terjun ke dimensi lain, lupa, lupa dengan segala hal di dunia ini.

“lo rasain ini sperma gue pecun, lo rasain ini lonte”, kata Jerry saat dia melepas penis dan bergerak menuju wajah Tyas. Dikocoknya sebentar lalu muncratlah spermanya di wajah Tyas. Adrenaline membuat orgasmenya kali ini berbeda dari sebelumnya, rasa capek, waswas, dan kesal karena gagal melebur menjad satu dan lepas semuanya saat spermanya muncrat. Kini dia sudah puas. Wajah lonte ini sudah berlumur sperma, pikirnya.

“woy, anjing bangsat, bisa netes ke gua itu”, teriak Ari panik karena berada tepat dibawah penis Jerry.

Jerry yang limbung habis orgasme hanya tertawa dan terjatuh sambil mencoba meraih tisu. Tyas yang hanya merem juga ikut tertawa membayangkan sperma Jerry masuk atau terkena wajah Ari. Tyas lalu menampung sperma diwajahnya sambil masih tertawa.

“mau gue tumpahin ke lo ni?” goda Tyas kepada Ari yang berada dibawahnya

Jerry segera mengambil tisu dan memberikannya kepada Tyas. Setelah itu, Jerry ambruk.

“gila lo ty, gue sampe KO”, Jerry mengakui kekalahannya.

“haha payah lo Jer, giliran gue sekarang, mau sampai berapa ronde kita sayang? Berapa ronde?”, kata-kata Ari perlahan mulai menghilang di pendengaran Jerry saat dia mulai jatuh tertidur.


Jam 5 pagi

Jerry terbangun mendengar suara derap tentara disebelah jendela ruangan Finance. Suara ketukan di jendela langsung membuka matanya. Jerry perlahan mendekati jendela yang diketuk oleh seseorang tadi.

“Ibu Sonya, ibu Sonya, ini kami, prajurit”.

Mendengar itu, Jerry yang masih belum memakai apa-apa langsung membuka jendela yang untungnya hanya memperlihatkan setengah badannya.

“saya Jerry, mas, temannya mbak Sonya. Mbak Sonya ada diatas”. Kata Jerry.

“baik, tolong bukakan pintunya”

“siap, mas, pintu samping saja”, Jawab Jerry sambil bergegas memakai pakaiannya. Dibangunkannya Ari dan Tyas yang masih tidak pakai baju.

“ri, ty, buruan bangun, buruan woy”, teriak Jerry sambil mengguncang-guncang badan kedua temannya.

“ayo pakai bajunya, bantuan sudah datang”, kata Jerry saat kedua insan tersebut membuka mata.
 
lanjutin lagi yg tegang2 suhu. Keren ceritanya, berubah jadi apokalip haha
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd