Ketika di perjalanan menuju Jakarta
"Jangan kencang-kencang naik mobilnya bahaya". ibu memperingatiku
"Baik bu". ucapku langsung memperlambat laju mobilku
"Bu?". ucapku
"Kenapa?". ibu
"Aku udah engga sabar mau cepat-cepat hari minggu". ucapku
"Emang kenapa sayang?". ibu
"Gatau aku juga". ucapku
"Ih aneh". ucap ibu
"Hehe". aku sedikit tertawa
"Nanti kalo ada Rest Area kita makan dulu, sekalian istirahat". ucapku
"Kamu capek?". tanya ibu
"Sedikit".
"Yaudah nanti berhenti". ucap ibu
Setelah itu aku mengendarai mobilku dengan kecepatan normal, sekitar 15 KM tibalah kami di Rest Area. Sampainya di Rest Area aku dan ibu makan di sebuah restoran, sekitar setengah jam disana kami lalu melanjutkan perjalanan ke Jakarta.
Setelah kurang lebih enam jam sampailah kami di Jakarta, kami sampai pukul 7 malam karena berangkat siang dari sana.
"Nanti ibu tinggal dimana?". tanya ibu
"Di hotel". ucapku
"Sendiri?". tanyanya
"Sama akulah, masa aku biarin ibu sendirian di hotel". ucapku
"Kirain". ucapnya
Setelah itu aku mencari hotel untuk aku dan ibu tinggal sementara, ketika sudah sampai dihotel lalu memesan kamar.
"Bu pesan berapa kamar?". aku bertanya kepada ibu
"Satu aja kita kan keluarga". aku lalu memesan satu buah kamar
Setelah itu aku diberi kunci, sampai di kamar ibu langsung terlentang di kasur.
"Huh". ia terlihat sangat keletihan
"Sudah lama ibu tidak melakukan perjalanan jauh". ucapnya
Tak lama kami berbincang-bincang tanpa sadar ibu sudah terlelap. Melihatnya sudah tidur aku lalu membenarkan posisi nya agar dia tidak jatuh dari kasur, aku lalu mengangkat tubuhnya ke tengah kasur.
"Berat juga ternyata tubuh ibu". batinku
Aku lalu membuka high heels nya dan menutup tubuhnya dengan selimut.
Bosan tidak ada teman bicara ku putuskan untuk tidur. Aku kemudian tidur di bawah karena malu jika tidur berdekatan dengan ibu, beruntung lantai di hotel ini dilapisi dengan karpet jadinya aku tidak kedinginan walaupun tidur dibawah.
Namaku Marlina Franciska, aku berasal dari Bandung. Aku lahir bukan dari keluarga yang kaya, aku termasuk orang yang beruntung karena bisa mendapatkan lelaki yang merupakan Manager perusahaan besar di Ibukota. Walaupun dia orang kaya bukan berarti aku mencintainya hartanya saja, aku mencintainya karena ia sangat baik terhadapku dan juga keluargaku.
Tapi sifatnya berubah ketika ia berkenalan dengan sekretaris barunya, ia jadi jarang pulang ke rumah. Bahkan ia pernah tidak pulang dua minggu karena berduaan dengan sekretaris barunya, aku bisa mengetahuinya ketika ia pulang ku lihat isi handphone nya penuh dengan foto wanita itu. Karena sudah tertangkap basah akhirnya aku dan suamiku bercerai, ia kemudian membawa anak lelaki kami ke Jakarta.
Setelah resmi bercerai aku tinggal berdua dengan anak perempuanku, ia adalah satu-satunya semangatku disini. Setelah cerai aku kemudian membuka butik dari tabunganku untuk membiayai kehidupanku dan anak perempuanku, sampai akhirnya usahaku sukses dan mampu membiayai anakku sampai kuliah.
Sebelum nikah aku pernah jadi model, tapi setelah menikah aku keluar karena ingin serius merawat suami dan calon anakku.
Ketika Ricky kembali kerumah perasaanku sangat bahagia bercampur sedih, aku tak menyangka ternyata ia tidak melupakanku. Alasanku tidak mengenali wajahnya ketika kembali kerumah bukan karena aku sudah melupakannya, tapi karena ia telah berubah.
Paginya ketika bangun tidur kulihat anakku tidak ada disampingku. Aku lalu berdiri ternyata ia sedang tidur dibawah, akupun langsung membangunkannya.
"Ricky". ucapku menggoyangkan tubuhnya, namun ia masih belum juga bangun
"Sayang". aku terus menggoyangkan tubuhnya, kulihat ia membuka matanya
"Mphhh... Kenapa bu?". tanyanya
"Ngapain kamu tidur dibawah pindah sana ke atas". omelku
"Iya nanti aku masih ngantuk". ucapnya
"Nanti kamu masuk angin". ucapku tapi ia malah kembali menutup matanya
"Kamu ini disuruh pindah malah tidur lagi". ucapku, akupun beranjak ke toilet untuk mandi
Setelah mandi aku keluar memakai handuk karena pakaianku ada di tas.
"Eh, ma.... af sayang". aku sedikit malu ternyata anakku sudah bangun, dengan cepat aku mengambil pakaian ganti dan kembali masuk ke dalam toilet
Setelah selesai memakai baju aku kembali keluar dan menghampiri anakku.
"Maaf, kirain ibu kamu masih tidur". ucapku
"Gapapa bu". ucap anakku
"Ibu jadi malu sayang". ucapku
"Santai aja kali bu, lagian aku kan anak ibu bukan siapa-siapa". ucapnya dengan santai
"Tapi kan tetap aja, apalagi sekarang kamu sudah besar". ucapku
"Udah gapapa, ibu tadi seksi bangat". ucapnya memujiku
Aku tak menyangka anakku ngomong seperti itu, bahkan semenjak cerai tidak ada lelaki yang pernah membahas hal seperti itu padaku kecuali dia dan teman perempuanku. Akupun terdiam untuk beberapa saat.
"Bu?".
"Ibu marah? Aku minta maaf udah bicara kurang ajar sama ibu". ucap anakku
"Eh, engga kok". ucapku
"Bohong".
"Serius, cepat mandi ibu lapar mau sarapan". ucapku mencairkan suasana
Tanpa kata ia pun pergi ke kamar mandi, ketika mau masuk kamar mandi ia bicara padaku.
"Ibu makan duluan aja". ucapnya tanpa menengok ke arahku, mendengar itu aku pun pergi ke lantai bawah untuk sarapan
10 menit aku makan setelah itu kembali ke kamar hotel, aku kemudian memencet bel untuk masuk lalu di buka oleh anakku.
"Udah mandi nya?". tanyaku, ia hanya menganggukan kepalanya saja
"Yaudah cepat sarapan ke bawah". ucapku, tanpa kata-kata ia pun pergi ke bawah
"Sepertinya ia masih merasa bersalah". batinku
Cukup lama ia tak kembali akhirnya aku memutuskan untuk keluar dan mencari nya di tempat makan tapi ketika sampai disana aku tak melihatnya, ku cari ke smoking area tidak ada, aku bingung harus mencarinya kemana lagi, kuputuskan untuk kembali ke kamar hotel.
"Ting-Tung". suara bel berbunyi, aku pun langsung membukakan pintu
"Kamu darimana aja?". ternyata dia adalah anakku
"Dari luar". ucapnya
"Ngapain?". tanyaku
"Ketemu teman". ucapnya